Lapsus-nastiti.docx

  • Uploaded by: Nastiti Widoretno
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lapsus-nastiti.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,531
  • Pages: 21
LAPORAN KASUS ILMU KESEHATAN JIWA

Oleh: Nastiti Bekti Utami NIM 142011101087

Dokter Pembimbing: dr. Alif Mardijana, Sp.KJ

Disusun untuk melaksanakan tugas Kepaniteraan Klinik Madya KSM Psikiatri di RSD dr.Soebandi Jember

KSM PSIKIATRI RSD DR. SOEBANDI JEMBER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2018

LAPORAN KASUS

disusun untuk melaksanakan tugas Kepaniteraan Klinik Madya SMF/Lab. Psikiatri RSD dr. Soebandi Jember

Oleh:

Nastiti Bekti Utami NIM 142011101087

Dokter Pembimbing:

dr. Alif Mardijana, Sp.KJ

KSM PSIKIATRI RSD dr. SOEBANDI JEMBER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2018

LAPORAN KASUS ILMU KEDOKTERAN JIWA RSD DR.SOEBANDI JEMBER

Nama

: Nastiti Bekti Utami

NIM

: 142011101087

Pembimbing : dr. Alif Mardijana, Sp.KJ

I.

Identitas Pasien Nama

: Tn. D

Umur

: 17 th

Jenis kelamin

: Laki-laki

Pendidikan

: SMP

Pekerjaan

: Pelajar SMA

Agama

: Islam

Perkawinan

: Belum menikah

Suku Bangsa

: Jawa

Alamat

: Wuluhan

No. Rekam medis

: 210518

Status Pelayanan

: BPJS NPBI

Tanggal Pemeriksaan

: 23 April 2018 dan 28 April 2018

II. Anamnesis (23 April 2018) Riwayat Penyakit a. Keluhan Utama: Pasien sering merasa bingung dan marah tanpa sebab

b. Riwayat Penyakit Sekarang: Autoanamnesis : Ketika pemeriksa datang, pasien dalam posisi duduk di atas kursi dengan menggunakan baju kemeja dan celana panjang berwarna coklat, mata

menatap ke bawah. Pasien datang ke poli psikiatri bersama ibu kandungnya. Saat ditanyai oleh pemeriksa, awalnya pasien enggan untuk bercerita namun setelah pemeriksa mempersilahkan ibunya untuk menunggu di luar akhirnya pasien bersedia untuk bercerita. Selanjutnya pemeriksa menanyakan apa yang dirasakan pasien, pasien menjawab sering merasa kebingungan sejak kelas 3 SMP (2 tahun lalu), saat ini pasien sudah kelas 2 SMA. Saat kebingungan pasien sering merasa pusing dan marah pada dirinya sendiri sehingga pasien memukul-mukul kepalanya. Saat merasa pusing pasien tidak membeli obat apapun untuk mengatasi keluhannya. Pasien juga sering merasa cemas dan ketakutan tanpa ada penyebab yang jelas. Saat ini pasien masih mengikuti kegiatan organisasi di sekolahnya. Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dengan temannya di sekolah, namun pasien memiliki masalh internal dengan keluarganya. Ayah dan ibu pasien bercerai saat pasien kelas 1 SMP (4 tahun yang lalu). Pasien sering melihat kedua orang tuanya bertengkar di hadapannya. Pasien merasa kedua orang tuanya tidak peduli dengannya sehingga ia merasa sendirian dan tidak memiliki keluarga. Pasien memiliki kakak perempuan namun ia mengaku tidak dekat dengan kakaknya tersebut karena kakaknya kuliah di luar kota. Saat mengalami masalah pasien lebih sering menyimpan masalahnya sendiri dan jarang menceritakan ke orang lain. Pasien merasa percuma menceritakan masalahnya dengan orang lain karena hal tersebut dirasa tidak memberikan solusi. Pasien mengeluh nilai sekolahnya menurun karena sering merasa kebingungan sehingga sulit berkonsentrasi untuk belajar. Saat ini pasien tinggal di asrama sekolah sehingga hanya sekali dalam seminggu bertemu dengan ibunya. Pola makan pasien normal, nafsu makan sedikit menurun dan tidak mengeluhkan gangguan pencernaan. Akhir-akhir ini pasien sering merasa putus asa, cenderung ingin berdiam sendiri di kamar atau di masjid biasanya jam 17.3019.00. pasien mengeluh sulit tidur, biasanya bisa tidur di atas jam 10 malam dan pagi bangun jam 4.

Heteroanamnesis :

Menurut ibu pasien, pasien merupakan anak yang pendiam. Pasien jarang bercerita kepada ibu dan keluarga ketika ada masalah. Pasien tinggal di asrama sekolah sementara ibu tinggal di rumah, sehingga frekuensi bertemu hanya sekali dalam seminggu. Sejak perceraian ibu dengan ayah pasien, pasien lebih pendiam dan terkadang marah-marah tanpa sebab, mengeluh pusing dan memukul-mukul kepalanya. Ibu pasien mengaku kurang memberi perhatian karena ibu juga bekerja sebagai karyawan sehingga waktu untuk anak kurang, ditambah lagi sekarang sudah bercerai dengan suami yang saat ini tinggal di Surabaya dan jarang menjenguk anaknya. Sejak masalah perceraian dengan ayahnya, nilai akademik pasien di sekolah menurun, padahal pasien sebelumnya merupakan siswa yang rajin belajar. Pasien masih terlihat mengikuti ekstrakulikuler. Ibu pasien tidak mengetahui secara persis mengenai keluhan pasien yang sulit tidur dan poola makannya selama di asrama sekolah. Ibu pasien merasa bersalah karena perceraiannya anaknya menjadi lebih pendiam dan prestasinya menurun.

c. Riwayat Penyakit Dahulu: Pasien tidak pernah mengalami gejala yang sama sebelumnya. d. Riwayat Pengobatan: Pasien belum pernah berobat sebelumnya. e. Riwayat Penyakit Keluarga: Disangkal f. Riwayat Sosial Status

: Belum menikah

Pendidikan

: SMP

Pekerjaan

: pelajar SMA

Premorbid

: Pasien merupakan pribadi yang pendiam dan tertutup.

Faktor Organik

:-

Faktor Keturunan

:-

Faktor Pencetus

: masalah perceraian kedua orang tuanya

Faktor Psikososial

: hubungan pasien dengan keluarga kurang baik, pasien tidak memiliki teman dekat

III. Pemeriksaan 1. Status interna singkat Keadaan Umum  Kesadaran

: kompos mentis

 Tensi

: 110/70 MmHg

 Nadi

: 88x/menit

 RR

: 16x/menit

 Suhu

: 36,3°C

Pemeriksaan Fisik  Kepala – leher :a/i/c/d -/-/-/ Jantung

:ictus cordis tidak tampak dan teraba pada ICS V MCL sinistra, redup, S1S2 tunggal, e/g/m = -/-/-

 Paru

:Simetris, retraksi -/-, fremitus n/n, vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-

 Abdomen  Ekstremitas

: flat, BU (+) normal, timpani, soepel : Akral hangat di keempat ekstremitas dan tidak ada edema di keempat ekstremitas

2. Status Psikiatri  Kesan Umum

: Pasien berpakaian rapi dan sesuai gender. Pasien memakai baju kemeja dan celana panjang. Rambut pasien rapi, pendek, dan tidak acak-acakan.

 Kontak

: Mata (+) verbal (+) relevan, lancar

 Kesadaran

: kompos mentis

 Afek/emosi

: depresi

 Proses berpikir Bentuk

: realistik

Arus

: koheren

Isi

: isolasi diri

 Persepsi

: Halusinasi (-)

 Intelegensi

: konsentrasi terganggu

 Kemauan

: menurun

 Psikomotor

: dbn

 Tilikan

: Derajat 4 (menyadari penyakitnya disebabkan

karena sesuatu yang tidak dikaetahui dalam diri pasien)  Skor HARS  18  kecemasan ringan  Skor HDRS  18  depresi sedang

3. Status Neurologik  GCS

: 4-5-6

 Nervus Cranialis: o

N III

: Pupil bulat isokor, 3/3 mm, RC +/+

o N VII

:

diam/gerak  Motorik: KO 555 555

: simetris / simetris

555

TO +2

+2

555

+2

+2

 Sensorik: hipoestesi (-), parestesi (-), anaesthesia (-) Otonom: BAK (+), BAB (+)

IV. Diagnosis a. Diagnosis Multiaxial Axis I

: F32.11 Episode Depresif sedang dengan gejala somatik

Axis II

: Z03.2 Tidak ada

Axis III

: Tidak ada

Axis IV : Masalah dengan lingkungan keluarga Axis V

: GAF scale 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik)

Diagnosis Banding F43.2 Gangguan penyesuaian F43.21 Reaksi Depresi berkepanjangan F51.0. Insomnia non organik

V.

Terapi a. Somatoterapi Farmakoterapi 

Iglodep 50 mg 1x1 (0-1-0)



Depakote 2 x 250mg (1-0-1)

b. Psikoterapi Suportif  Katarsis atau Ventilasi dengan membiarkan pasien bercerita mengeluarkan isi hati sesukannya, agar pasien lega dan kecemasannya berkurang. Dokter melakukan dengan sikap penuh pengertian (empati) dan dengan anjuran, tidak terlalu banyak memotong.  Persuasi dengan menerangkan yang masuk akal tentang timbulnya gejala-gejala serta baik-buruknya atau fungsi gejala-gejala itu.  Sugesti dengan cara halus dan tidak langsung menanamkan pikiran pada pasien atau membangkitkan kepercayaan padanya bahwa gejalagejala akan hilang. Dokter sendiri harus mempunyai sikap yang meyakinkan dan otoritas profesional.  Bimbingan dengan memberi nasihat-nasihat praktis dan khusus (spesifik) yang berhubungan dengan masalah kesehatan jiwa pasien agar ia lebih sanggup mengatasinya, mengadakan hubungan antarmanusia, cara berkomunikasi, belajar dan sebagainya.  Terapi keluarga, menjelaskan kepada keluarga pasien tentang gangguan yang dialami pasien agar keluarga pasien dapat menerima dan mendukung terapi yang diberikan pada pasien serta mengingatkan untuk kontrol. Motivasi keluarga pasien untuk lebih sering

berkomunikasi dengan pasien agar pasien lebih terbuka dan merasa nyaman

VI. Follow Up (28 April 2018) a.

Keluhan Utama:

Pasien masih merasa bingung dan marah tanpa sebab

b. Riwayat Penyakit Sekarang: Autoanamnesis : Ketika pemeriksa datang, pasien dalam posisi duduk di atas kursi runag tamu dengan menggunakan kaos biru dan celana panjang. Pasien di rumah bersama ibu dan neneknya. Saat ditanya bagaiman kabar pasien, pasien mengatakan kondisinya lebih baik daripada kemarin, namun pasien masih merasa bingung dan marah tanpa sebab sehingga masih sulit berkonsentrasi untuk belajar. Pasien mengatakan pusing yang dulu sering dialami sekarang mulai sedikit berkurang dan nafsu makan mulai membaik. Pasien mengeluh masih sulit untuk tidur, biasanya bisa tidur di atas jam 10 malam dan pagi bangun jam 4. Pasien masih sering berdiam diri di kamar. Pasien mengaku meminum oabt dengan rutin.

Heteroanamnesis : Ibu pasien tidak mengetahui secara persis mengenai perkembangan keluhan pasien karena pasien tidak pernah bercerita dan jika ditanya pasien hanya menjawab ala kadarnya. Menurut ibu pasien, pasien minum obat dengan rutin, nafsu makan baik dan tidak ada masalah dengan teman di sekolah. Sementara ini ibu pasien baru bertemu pasien satu kali ini karena baru satu minggu setelah datang ke poli dan pasien tinggal di asrama sementara ibu tinggal di rumah.

c. Riwayat Penyakit Dahulu: disangkal

d. Riwayat Pengobatan: Iglodep 50 mg 1x1 (0-1-0) Depakote 2 x 250mg (1-0-1) e. Riwayat Penyakit Keluarga: Disangkal f. Riwayat Sosial Status

: Belum menikah

Pendidikan

: SMP

Pekerjaan

: pelajar SMA

Premorbid

: Pasien merupakan pribadi yang pendiam dan tertutup.

Faktor Organik

:-

Faktor Keturunan

:-

Faktor Pencetus

: masalah perceraian kedua orang tuanya

Faktor Psikososial

: hubungan pasien dengan keluarga kurang baik, pasien tidak memiliki teman dekat

VII. Pemeriksaan 1. Status interna singkat Keadaan Umum  Kesadaran

: kompos mentis

 Tensi

: 120/70 MmHg

 Nadi

: 84x/menit

 RR

: 16x/menit

 Suhu

: 36,5°C

Pemeriksaan Fisik  Kepala – leher :a/i/c/d -/-/-/ Jantung

:ictus cordis tidak tampak dan teraba pada ICS V MCL sinistra, redup, S1S2 tunggal, e/g/m = -/-/-

 Paru

:Simetris, retraksi -/-, fremitus n/n, vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-

 Abdomen  Ekstremitas

: flat, BU (+) normal, timpani, soepel : Akral hangat di keempat ekstremitas dan tidak ada edema di keempat ekstremitas

2. Status Psikiatri  Kesan Umum

: Pasien berpakaian rapi dan sesuai gender. Pasien memakai kaos dan celana panjang. Rambut pasien rapi, pendek, dan tidak acak-acakan.

 Kontak

: Mata (+) verbal (+) relevan, lancar

 Kesadaran

: kompos mentis

 Afek/emosi

: depresi

 Proses berpikir Bentuk

: realistik

Arus

: koheren

Isi

: isolasi diri

 Persepsi

: Halusinasi (-)

 Intelegensi

: konsentrasi terganggu

 Kemauan

: menurun

 Psikomotor

: dbn

 Tilikan

: Derajat 4 (menyadari penyakitnya disebabkan

karena sesuatu yang tidak dikaetahui dalam diri pasien)  Skor HARS  18  kecemasan ringan  Skor HDRS  18  depresi sedang

3. Status Neurologik  GCS

: 4-5-6

 Nervus Cranialis: o

N III

o N VII

: Pupil bulat isokor, 3/3 mm, RC +/+ :

diam/gerak

: simetris / simetris

 Motorik: KO 555

555

TO +2

+2

555

555

+2

+2

 Sensorik: hipoestesi (-), parestesi (-), anaesthesia (-) Otonom: BAK (+), BAB (+)

VIII Diagnosis a. Diagnosis Multiaxial Axis I

: F32.11 Episode Depresif sedang dengan gejala somatik

Axis II

: Z03.2 Tidak ada

Axis III

: Tidak ada

Axis IV : Masalah dengan lingkungan keluarga Axis V

: GAF scale 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik)

b. Diagnosis Banding F43.2 Gangguan penyesuaian F43.21 Reaksi Depresi berkepanjangan F51.0. Insomnia non organik

IX Terapi a. Somatoterapi Farmakoterapi 

Iglodep 50 mg 1x1 (0-1-0)



Depakote 2 x 250mg (1-0-1)

b. Psikoterapi Suportif  Katarsis atau Ventilasi dengan membiarkan pasien bercerita mengeluarkan isi hati sesukannya, agar pasien lega dan kecemasannya berkurang. Dokter melakukan dengan sikap penuh pengertian (empati) dan dengan anjuran, tidak terlalu banyak memotong.

 Persuasi dengan menerangkan yang masuk akal tentang timbulnya gejala-gejala serta baik-buruknya atau fungsi gejala-gejala itu.  Sugesti dengan cara halus dan tidak langsung menanamkan pikiran pada pasien atau membangkitkan kepercayaan padanya bahwa gejalagejala akan hilang. Dokter sendiri harus mempunyai sikap yang meyakinkan dan otoritas profesional.  Bimbingan dengan memberi nasihat-nasihat praktis dan khusus (spesifik) yang berhubungan dengan masalah kesehatan jiwa pasien agar ia lebih sanggup mengatasinya, mengadakan hubungan antarmanusia, cara berkomunikasi, belajar dan sebagainya.  Terapi keluarga, menjelaskan kepada keluarga pasien tentang gangguan yang dialami pasien agar keluarga pasien dapat menerima dan mendukung terapi yang diberikan pada pasien serta mengingatkan untuk

kontrol.

Motivasi

keluarga

pasien

untuk

lebih

sering

berkomunikasi dengan pasien agar pasien lebih terbuka dan merasa nyaman

X. Prognosis Dubia ad bonam karena: a. Kepribadian Premorbid

: kepribadian tertutup

 buruk

b. Patogenesis

: kronis

 buruk

c. Umur permulaan

: muda

 baik

d. Kecepatan terapi

: lambat

 buruk

e. Faktor keturunan

: tidak ada

 baik

f. Faktor pencetus

: diketahui

 baik

g. Perhatian keluarga

: kurang

 buruk

h. Ekonomi

: menengah ketas

 baik

i. Kepatuhan dlm pengobatan : patuh

 baik

LAMPIRAN HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale ) No Uraian 1 Perasaan Ansietas - Cemas - Firasat Buruk - Takut Akan Pikiran Sendiri - Mudah Tersinggung 2 Ketegangan - Merasa Tegang - Lesu - Tak Bisa Istirahat Tenang - Mudah Terkejut - Mudah Menangis - Gemetar - Gelisah 3 Ketakutan - Pada Gelap - Pada Orang Asing - Ditinggal Sendiri - Pada Binatang Besar - Pada Keramaian Lalu Lintas - Pada Kerumunan Orang Banyak 4 Gangguan Tidur - Sukar Masuk Tidur - Terbangun Malam Hari - Tidak Nyenyak - Bangun dengan Lesu - Banyak Mimpi-Mimpi - Mimpi Buruk - Mimpi Menakutkan 5 Gangguan Kecerdasan - Sukar Konsentrasi - Daya Ingat Buruk 6 Perasaan Depresi - Hilangnya Minat - Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi - Sedih - Bangun Dini Hari - Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang Hari

Nilai 2

2

0

3

3

2

7

8

9

10

11

12

Gejala Somatik (Otot) - Sakit dan Nyeri di Otot-Otot - Kaku - Kedutan Otot - Gigi Gemerutuk - Suara Tidak Stabil Gejala Somatik (Sensorik) - Tinitus - Penglihatan Kabur - Muka Merah atau Pucat - Merasa Lemah - Perasaan ditusuk-Tusuk Gejala Kardiovaskuler - Takhikardia - Berdebar - Nyeri di Dada - Denyut Nadi Mengeras - Perasaan Lesu/Lemas Seperti Mau Pingsan - Detak Jantung Menghilang (Berhenti Sekejap) Gejala Respiratori - Rasa Tertekan atau Sempit Di Dada - Perasaan Tercekik - Sering Menarik Napas - Napas Pendek/Sesak Gejala Gastrointestinal - Sulit Menelan - Perut Melilit - Gangguan Pencernaan - Nyeri Sebelum dan Sesudah Makan - Perasaan Terbakar di Perut - Rasa Penuh atau Kembung - Mual - Muntah - Buang Air Besar Lembek - Kehilangan Berat Badan - Sukar Buang Air Besar (Konstipasi) Gejala Urogenital - Sering Buang Air Kecil - Tidak Dapat Menahan Air Seni - Amenorrhoe - Menorrhagia - Menjadi Dingin (Frigid) - Ejakulasi Praecocks - Ereksi Hilang

2

0

0

0

0

0

- Impotensi Gejala Otonom - Mulut Kering - Muka Merah - Mudah Berkeringat - Pusing, Sakit Kepala - Bulu-Bulu Berdiri 14 Tingkah Laku Pada Wawancara - Gelisah - Tidak Tenang - Jari Gemetar - Kerut Kening - Muka Tegang - Tonus Otot Meningkat - Napas Pendek dan Cepat - Muka Merah Total Skor 13

Skoring 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 = berat 4 = berat sekali Total Skor : < 14 14 – 20 21 – 27 28 – 41 42 – 56

= tidak ada kecemasan = kecemasan ringan = kecemasan sedang = kecemasan berat = kecemasan berat sekali

Kesimpulan: Kecemasan Ringan

3

1

18

SKALA NILAI DEPRESI DARI HAMILTON HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS)

Untuk setiap nomor di bawah ini, pilihlah keadaan yang paling tepat menggambarkan tentang pasien. 1.Keadaan Perasaan sedih ( sedih, putus asa, tak berdaya, tak berguna) 0 = tidak ada 1 = perasaan ini ada hanya bila ditanya 3 = perasaan ini dinyatakan spontan secara verbal 4 = perasaan ini dinyatakan spontan secara verbal dan non verbal maupun non verbal 2.Perasaan bersalah 0 = tidak ada 1 = menyalahkan diri sendiri, merasa telah mengecewakan orang lain 2 = Ide-ide bersalah atau renungan tentang perbuatan salah satu atau berdosa pada masa lalu 3= sakit ini merupakan suatu hukuman, waham bersalah 4= mendengar suara-suara tuduhan atau kutukan dan/atau Mengalami halusinasi penglihatan yang mengancam 3.Bunuh diri 0 = tidak ada 1 = merasa hidup tidak berharga 2 = mengharapkan kematian atau segala pikiran tentang kemungkinan tersebut 3 = ide-ide atau gerak-gerak tentang bunuh diri 4 = percobaan bunuh diri (segala percobaan yang serius diberi nilai 4) 4.Insomnia(early) 0 = tidak ada kesulitan jatuh tidur 1 = kadang-kadang mengeluh sulit tidur, misalnya lebih dari 15menit 2 = mengeluh sulit jatuh tidur tiap malam 5.Insomnia (middle) 0 = tidak ada kesulitan mempertahankan tidur 1 = mengeluh gelisah dan terganggu sepanjang malam 2 = terjaga sepanjang malam (segala keadaan bangkit dari tempat tidur diberi nilai 2 kecuali untuk buang air kecil) 6.Insomnia (late) 0 = tidak ada kesulitan

1 = bangun terlalu pagi tetapi dapat tidur kembali 2 = bila telah bangun/bangkit dari tempat tidur, tidak dapat tidur kembali 7.Kerja dan kegiatan 0 = tidak ada kesulitan 1= pikiran dan perasaan tentang ketidakmampuan, keletihan atau kelemahan sehubungan dengan kegiatan, kerja atau hobi 2 = hilangnya minat dalam melakukan kegiatan, hobi atau pekerjaan, baik dilaporkan secaralangsung oleh pasien atau secara tidak langsung melalui kelesuan/tidakbergairah keragu-raguan dan kebimbangan (merasa harus mendorong diri untuk bekerja atau melakukan kegiatan 3 = berkurangnya waktu aktual yang dihabiskan dalam melakukan kegiatan atau menurunnya produktivitas. Di rumah sakit, beri nilai 3 bila pasien tidak menghabiskan waktu paling sedikit 3 jam sehari dalam melakukan kegiatan (tugas rumah sakit atau hobi) diluar tugas-tugas bangsal 4 = berhenti bekerja karena sakitnya sekarang. Di rumah sakit , beri nilai 4 bila pasien tidak melakukan kegiatan apapun kecuali tugastugas bangsal, atau bila pasien gagal melaksanakan tugas-tugas bangsal tanpa dibantu 8. Retardasi (lambat dalam berpikir dan berkonsentrasi , penurunan aktivitas motorik) 0 = normal dalam berbicara dan berpikir 1 =sedikit lamban dalam wawancara 2 =jelas lamban dalam wawancara 3 =sulit diwawancarai 4 =stuporlengkap

berbicara,

kemampuan

9. Agitasi 0 = tidak ada 1 = memainkan tangan, rambut dan lain-lain 2 = meremas tangan, menggigit kuku, menarik kuku, menggigit bibir 10.Anxietas psikis 0 = tidak ada kesulitan 1 = ketegangan dan mudah tersinggung yang bersifat subyektif 2 = menguatkan hal-hal kecil 3 = sikap khawatir yang tercermin di wajah atau pembicara 4 = ketakutan di ekspresi tanpa ditanya 11.Anxietas somatik 0 = tidak ada 1 = ringan

2 = sedang 3 = berat 4 = inkapasitas Keadaan fisiologis yang mengiringi anxietas seperti : gastrointestinal : mulut, sulit mencerna, diare, kram, sendawa -kardiovaskuler: palpitasi, nyeri kepala -pernapasan :hiperventilasi, menghela nafas panjang -sering-sering buang air kecil-berkeringat 12.Gejala somatik (gastrointestinal) 0 = tidak ada 1= tidak ada nafsu makan tetapi dapat makan tanpa dorongan orang lain. Perut terasa penuh 2 = Sulit makan tanpa dorongan orang lain, meminta atau membutuhkan pencahar atau obat-obatan untuk buang air besar atau obat-obatan untuk simtom gastrointestinal 13.Gejala somatic (umum) 0 = tidak ada 1 = anggota gerak punggung atau kepalaberat. Nyeri punggung, nyeri kepala, nyeri otot, hilang tenaga dan kelelahan 2 = segala simtom di atas yang jelas diberi nilai 2 14.Gejala genital (misalnya: hilangnya libido, gangguan menstruasi) 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = berat 15.Hipokondriasis 0 = tidak ada 1 = dihayati sendiri 2 = preokupasi tentang kesehatan diri 3 = sering mengeluh, meminta pertolongan, dan lain-lain 4 = waham hipokondriasis 16.Kehilangan berat badan (pilih antara A atau B) A.Bila dinilai berdasarkan riwayat 0 = tidak ada kehilangan berat badan 1 = kemungkinan berat badan berkurang sehubungan dengan sakit sekarang 2 = berat badan jelas berkurang B.Bila diukur perubahan berat aktual, dinilai setiap minggu oleh psikiater bangsal 0 = kehilangan berat badan kurang dari 0,5 kg seminggu 1 = kehilangan berat badan lebih dari 0,5 kg seminggu 2 = kehilangan berat badan lebih dari 1 kg seminggu

17.Tilikan 0 = mengetahui dirinya depresi dan sakit 1 = mengetahui dirinya sakit tetapi disebabkan oleh makanan yang buruk, iklim, kerja berlebihan, virus, perlu istirahat, dan lainlain. 2 = menyangkal sepenuhnya bahwa dirinya sakit 18.Variasi diurnal Pagi (AM)Sore (PM) 0= tidak ada 1 = ringan 2 = berat. Dicatat apakah simtom lebih berat pada pagi atau sore hari dan dinilai keparahan variasi tersebut. 19.Depersonalisasi dan derealisasi(misalnya: merasa tidak nyata, ide nihilistik) 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = sedang 3 = berat 4 = inkapasitas 20.Gejala paranoid 0 = tidak ada 1 = kecurigaan ringan 2 = kecurigaan sedang 3 = ide referensi 4 = waham 21.Gejala obsesif dan kompulsif 0 = tidak ada 1 = ringan 2 = berat 22.Ketidak berdayaan 0 = tidak ada 1 = perasaan subyektif yang diperoleh hanya ditanya 2 = perasaan tidak berdaya dinyatakan langsung oleh pasien 3 = memerlukan dorongan, bimbingan dan penentraman hati untuk menyelesaikan tugas bangsal atau higiene diri 4 = memerlukan bantuan fisik untuk berpakaian, makan, bedside task atau higene diri 23.Keputusasaan

0 = tidak ada 1 = sering-sering merasa ragu bahwa „keadaan akan membaik‟ tetapi masih dapat ditentramkan 2 = merasa putus asa secara konsisten tetapi masih menerima penentraman 3 = mengekspresikan perasaan putus asa, hilang harapan, pesimis tentang masa depan, yang tidak dapat dihilangkan 4 = keteguhan spontan dan tidak sesuai bahwa „saya tidak akan pernah sembuh‟ atau padanannya 24.Perasaan tidak berharga (terentang dari hilangnya harga diri, perasaan rendah diri, mencela diri yang ringan sampai waham tentang ketidakberhargaan) 0 = tidak ada 1 = menunjukkan perasaan tidak berharga (kehilangan harga diri) hanya bila ditanya. 2 = menunjukkan perasaan tidak berharga (kehilangan harga diri) secara spontan 3 = berbeda dengan nilai 2 di atas berdasarkan derajat. Pasien secarasukarela menyatakan bahwa dia „tidak baik‟, „rendah‟ 4 = waham tentang ketidakberhargaan, misalnya „Saya adalah tumpukan sampah‟ atau padanannyaInterpretasi ( rentang nilai 0-50) Nilai keseluruhan < 7 : normal Nilai keseluruhan 8 –13 : depresi ringan Nilai keseluruhan 14 –18 : depresi sedang  18 Nilai keseluruhan 19 –22 : depresi berat Nilai keseluruhan >23 : depresi sangat berat Kesimpulan: Depresi sedang

More Documents from "Nastiti Widoretno"

Ujian Kasus Neno.docx
November 2019 29
Referat Fix.docx
November 2019 23
Lapsus-nastiti.docx
November 2019 22
1. Anemia.pdf
August 2019 27
English Quiz 1.docx
May 2020 13