1
RESUME KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA TN. Y DENGAN MELENA DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP. DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Belajar Klinik III yang dibimbing oleh Bapak Angga Wilandika,S.Kep.,Ners.,M.Kep)
Disusun Oleh: Reni Tria Febriani (012016011)
PROGRAM STUDI VOKASI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG
JL. KH. Ahmad Dahlan (Banteng Dalam) No. 6 Bandung , 4026 Phone 022 7312423/fax 022 7305269 2019
2
LAPORAN PENDAHULUAN HEMATEMESIS MELENA 1.
2.
Latar belakang definisi Hematemesis adalah muntah darah dan melena adalah pengeluaran feses atau tinja yang berwarna hitam seperti teh yang disebabkan oleh adanya perdarahan saluran makan bagian atas. Warna hematemesis tergantung pada lamanya hubungan atau kontak antara darah dengan asam lambung dan besar kecilnya perdarahan, sehingga dapat berwarna seperti kopi atau kemerahmerahan dan bergumpal-gumpal (Sjaifoellah Noor Dkk, 2013). Etiologi Hematemesis melena terjadi bila ada perdarahan di daerah proksimal jejenum dan melena dapat terjadi tersendiri atau bersama-sama dengan hematemesis. Paling sedikit terjadi perdarahan sebanyak 50-100 ml, baru dijumpai keadaan melena. Banyaknya darah yang keluar selama hematemesis atau melena sulit dipakai sebagai patokan untuk menduga besar kecilnya perdarahan saluran makan bagian atas. Hematemesis melena merupakan suatu keadaan yang gawat dan memerlukan perawatan segera dirumah sakit. (Sjaifoellah Noor Dkk, 2013). Etiologi yang biasa terjadi pada hematemesis melena adalah: a. Kelainan Esofagus: Varises, Esofagitis b. Kelainan lambung: Tukak lambung c. Penyakit darah: Leukimia, dll d. Penyakit sistemik lainnya: Uremik, dll e. Pemakaian obat-obatan, alkohol, dll Penting sekali menentukan penyebab dan tempat asal perdarahan saluran makan bagian atas karena terdapat perbedaan usaha penanggulangan setiap macam perdarahan saluran makan bagian atas. Penyebab saluran makan bagian atas yang terbanyak dijumpai di Indonesia adalah pecahnya varises esophagus dengan rata-rata 45-50% seluruh perdarahan saluran makan bagian atas (Hilmy, 2010).
3.
Manifestasi klinis Tanda gejala terjadi akibat perubahan morfologi dan lebih menggambarkan beratnya kerusakan yang terjadi daripada etiologinya. Didapatkan tanda dan gejala sebagai berikut: a. Anoreksia, mual, muntah, diare b. Demam, berat badan turun, lekas lelah c. Edema d. Ikterus, kadang-kadang urine menjadi lebih tua warnanya atau kecoklatan
3
e. f. g.
4.
Hematomegali, bila terjadi lebih lanjut hati bisa mengecil karena fibrosis. Kelainan pembuluh darah seperti kolateral-kolateral didinding. Koput medusa, wasir, dan varises esophagus. Kelainan endokrin
Patofisiologi Penyebab terjadinya hematemesis melena salah satunya yaitu stress, rokok, asam lambung dan penyakit lainnya yang dapat mengakibatkan erosi pada mukosa lambung sampai mencapai mukosa muskularis disertai dengan kerusakan kemampuan mukosa untuk mensekresi muskus sebagai pelindung. Hal ini akan menimbulkan peradangan pada sel yang akan menjadi granulasi dan akhirnya menjadi ulkus dan dapat mengakibatkan hemoragi gastrointestinal. Penyebab hematemesis melena yang lainnya adalah alkohol dan hipertensi portal berat dan berkepanjangan yang dapat menimbulkan suara kolateral bypass: melalui vena koronaria lambung ke dalam vena esophagus dan akan menjadi varises pada vena esophagus. Vena yang melebar dan berkeluk-keluk terutama terletak di submucosa esophagus distal dan lambung proksimal, disertai penonjolan tidak teratur mukosa diatasnya ke dalam lumen. Dapat mengalami ulserasi superficial yang menimbulkan radang, beku darah yang melekat dan kemungkinan rupture, mengakibatkan hemoragi gastrointestinal. Gagal hepar sirosis kronik, kematian sel dalam hepar termasuk penyebab hematemesis melena yang dapat mengakibatkan peningkatan tekanan vena porta. Sebagai akibatnya terbentuk saluran kolateral pada dinding abdominal anterior. Dengan meningkatnya tekanan dalam vena ini, maka vena tersebut menjadi mengembang oleh darah dan membesar. Pembuluh yang berdilatasi ini disebut varises dan dapat pecah, mengakibatkan hemoragi gastrointestinal. Hemoragi gastrointestinal dapat menimbulkan hematemesis melena. Hematemesis biasanya bersumber di atas ligamen Treitz (pada jungsi denojejunal). Dari hematemesis akan timbul muntah darah. Muntah dapat berwarna merah terang atau seperti kopi, tergantung dari jumlah kandungan lambung pada saat perdarahan dan lamanya darah telah berhubungan dengan sekresi lambung. Asam lambung mengubah hemoglobin merah terang menjadi hematin coklat dan menerangkan tentang warna seperti kopi drainase yang dikeluarkan. Cairan lambung yang berwarna merah marun atau merah
4
terang diakibatkan dari perdarahan hebat dan sedikit kontak dengan asam lambung. Sedangkan melena terjadi apabila darah terakumulasi dalam lambung dan akhirnya memasuki traktus intestinal. Feses akan seperti ter. Feses ter dapat dikeluarkan bila sedikitnya 60 ml darah telah memasuki traktus intestinal.
Pathway Terbentuknya varises esophagus, lambung, pembesaran limfe dan asites Sesak
Pembuluh ruptur
Penurunan ekspansi paru
Perdarahan dilambung Muntah dan berak darah
Pola nafas tidak efektif
Mual, muntah, dan nafsu makan menurun
Hb menurun>anemis Plasma darah menurun
Kelemahan
Kurangnya pengetahuan tentang perawatan
Intoleransi aktifitas
Resiko syok. Cemas
Resiko Perdarahan Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan gastrointestinal
6.
Kebutuhan nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh
Pemeriksaan penunjang a.
Laboratorium
5
a. b. c. d. e. f. b.
Radiologik a. b. c.
7.
Cek darah SGOT, SGPT Albumin Pemeriksaan CHE Pemeriksaan kadar elektrolit Pemeriksaan Kadar gula darah
USG Esofagus Angiograpi
Penatalaksanaan Keperawatan dan Medis a. b. c. d. e.
Istirahat cukup di tempat tidur Diet rendah protein, rendah garam Antibiotik Memperbaiki keadaan gizi, bila perlu dengan pemberian asam amino esensial berantai cabang dan glukosa Vitamin B kompleks