Laporan_ischialgia_3.docx.docx

  • Uploaded by: Setiawati Pinem
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan_ischialgia_3.docx.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,170
  • Pages: 22
LAPORAN PRAKTEK KLINIK RS.TK II PELAMONIA

“PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA GANGGUAN AKTIVITAS FUNGSIONAL PINGGANG BAWAH AKIBAT ISCHIALGIA KARENA SPASME M. PIRIFORMIS”

Oleh: INDAH YULIANI PO.714241141014

KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN PRODI DIV FISIOTERAPI

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Klinik dengan judul “Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Gangguan Aktifitas Fungsional Pinggang Bawah Akibat Ischialgia karena Spasme Musculus Piriformis” atas nama INDAH YULIANI Nim : PO. 714241141014 Telah disetujui untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan praktek klinik di RS. Tk. II PELAMONIA tanggal 9 Oktober - 3 November 2017.

Makassar, 26 Oktober 2017

Mengetahui,

Pembimbing Klinik

Andi Adriana, S,Ft.Physio Nip: 197606202007122001

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Ischialgia 1. Pengertian dan Prevelensi Ischialgia atau sciatica secara umum diartikan sebagai nyeri menjalar ke bawah sepanjang perjalanan saraf ischiadiskus. (Cailliet, 1981).Rasa nyeri sering ditimbulkan setelah melakukan aktifitas yang berlebihan, terutama banyak membungkukkan badan atau banyak berdiri dan berjalan. Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat. Kadang nyeri menjalar dari pantat sampai ke bawah tungkai dan kaki.Nyeri terasa disertai kasemutan dan pegal-pegal pada pantat dan tungkai. Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan anggota badan bawah / tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya otot-otot tungkai bawah tersebut. Nyeri yang terasa sepanjang tungkai dinamakan Ischialgia. Di tinjau dari arti katanya, maka Ischialgia ialah nyeri yang terasa sepanajang nervus ischiadiskus. Berkas saraf yang memilki nama tersebut seberkas sensorik dan motorik yang meninggalkan pleksus lumbosakralis dan menuju ke foramen infrapiriforme dan keluar pada permukaan belakang tungkai di pertengahan lipatan pantat. Pada aspek spasium poplitea bercabang dua dan lebih jauh ke distal sehingga tidak ada berkas saraf yang memilki nama nervus ischiadiskustersebut. Nama kedua cabang itu yang meruapakan lanjutan nervus ischiadiskusialah nervus peroneus komunis dan nervus tibialis.Oleh karena itu Ischialgia harus didefinisikan sebagai nyeri yang terasa sepanajang nervus ischiadiskus dan lanjutannya sepanjang tungkai. Nyeri punggung bawah dan iskialgia adalah nyeri atau hipoestesi di area pantat dan paha bagian posterior dengan sesekali menjalar ke tungkai bawah; merupakan keluhan umum dengan insidensi sekitar 60–90% selama hidup seseorang.Frekuensi sindrom piriformis diperkirakan hampir 6% dari total kasus Ischialgiadalam praktek dokter keluarga di AS, sementara di Indonesia belum ada dataBeberapa laporan menunjukkan rasio angka kejadian perempuan disbanding laki-laki 6:1.

BAB II ANATOMI TERAPAN

Saraf spinalis L4-S3 pada fossa poplitea membelah dirinya menjadi saraf perifer yakni N. tibialis dan N. poreneus.N ischiadicus keluar dari foramen ischiadicus mayor tuberositas anterior 1/3 bawah dan tengah dari SIPS kebagian dari tuberositas ischii. Tengah 2 antara tuberositas ischii dan trochanter yaitu pada saat n. ischiadicus keluar dari gluteus maximus berjalan melalui collum femoris.Sepanjang paha bagian belakang sampai fossa poplitea. Musculus piriformis berbentuk piramida, rata, berasal dari permukaan

ventrolateral

vertebrae sacrum 2 sampai 4, kemudian melewati foramen ischiadicum majus dan berada di sebelah dorsal nervus ischiadicus sebelum berinsersi di bagian superomedial trochanter major os femur. Musculus piriformis merupakan otot rotator panggul paling proksimal. Dengan panggul ekstensi, musculus piriformis berfungsi untuk rotasi eksternal panggul. Bila panggul fleksi, maka otot ini berfungsi sebagai abductor panggul.6 Cabang saraf dari L5, S1, dan S2 menginervasi musculus piriformis. Musculus gemellus superior, musculus gemellus inferior, musculus quadrates femoris, dan musculus obturator internus bekerja sinergis dengan musculus piriformis. Banyak variasi hubungan antara nervus ischiadicus dan musculus piriformis. Nervus ischiadicus terdiri dari cabang radix nervi L3 sampai S3; biasanya berjalan anterior dari musculus piriformis dan

dorsal dari musculus gemellus setelah keluar dari pelvis melalui foramen ischiadicum majus (Gambar 1)

Cakupan dari regio pinggang sebagai berikut : 

Thoraco lumbal ( Th 12-L1 )



Lumbal ( Pinggang Atas )



Lumbal sacral ( Pinggang bawah )



Sacroiliaca Joint ( tulang pantat )



Hip Joint ( Sendi Bongkol Paha )

Adapun komponen – komponen dari regio pinggang adalah kulit, otot, ruas, tulang sendi, bantalan sendi, facet joint. Dan apabila semuanya ini mengalami gangguan

maka sangat

berpotensi untuk terkena NPB yang bisa berlanjut menjadi ishialgia. Tulang belakang merupakan bangunan yang kompleks yang dapat dibagi menjadi 2 bagian.Dibagian ventral terdiri dari korpus vertebra yang dibatasi satu dengan lainnya oleh diskus intervertebra dan ditahan satu dengan lainnya oleh ligamentum longitudinal ventral dan dorsal. Bagian dorsal tidak begitu kuat dan terdiri atas arkus vertebra dengan lamina dan pedikel yang diikat satu dengan lainnya oleh berbagai ligamen diantaranya ligamen interspinal, ligamen intertranversa dan ligamen flavum. Pada procesus spinosus dan tranversus melekat otot-otot yang turut menunjang dan melindungi kolum vertebra. Seluruh bangunan kolum vertebra mendapat inervasi dari cabang-cabang saraf spinal yang sebagian besar keluar dari ruangan kanalis vertebra melalui foramen intervertebra dan sebagian dari ramus meningeal yang menginervasi duramater.

Diskus intervertebra dan nukleus pulposus tidak mempunyai inervasi sensibel biarpun berbatasan langsung dengan ligamen longitudinal yang mengandung serabut sensibel. Bagian lumbal merupakan bagian tulang punggung yang mempunyai kebebasan gerak yang terbesar. Tarikan tekanan dan torsi yang dialami pada gerakan-gerakan antara bagian toraks dan panggul menyebabkan daerah ini dapat mengalami cedera lebih besar daripada daerah lain, biarpun tulang-tulang vertebra dan ligamen di daerah pinggang relatif lebih kokoh. Perbedaan hentakan antara tulang dengan jaringan dalam peranan mereka sebagai sendi pendukung akan menyebabkan penyakit yang karakteristik unik pada daerah yang bersangkutan. Sebagian besar lesi pada diskus lumbal adalah mengenai jaringan lunak dan sering sekali menghasilkan protrusi inti (nucleus) yang kemudian menekan akar saraf.

BAB III PATOLOGI TERAPAN Ischialgia merupakan nyeri menjalar sepanjang perjalanan N. Ischiadicus. Sebenarnya seberkas saraf yang menyandang nama nervus ischiadicus itu ialah seberkas saraf yang meninggalkan pleksus lumbosakralis dan menuju ke foramen infrapiriformis. Setelah keluar dari foramen tersebut ia langsung menurun ke bagian belakang paha sampai bercabang dua. Tempat percabangan di sekitar apeks spasium poplitea. Kedua cabang yang melanjutkan perjalanan ke perifer dikenal sebagai nervus peroneus dan nervus tibialis. Definisi ischialgia harus bermakna nyeri yang terasa bertolak dari bokong dan menjalar sampai pertengahan bagian belakang paha sampai tungkai. Otot-otot yang di persarafi adalah: 1) M.Piriformis 2) M.Bisep femoris 3) M.Semi tendinosus 4) M.Semi membranosis 5) M.Gastronemeus 6) M.Soleus 7) M.Tibialis anterior A. Gejala Adapun gejala dari ischialgia ini adalah : 1. Terasa nyeri pada punggung bag. bawah, seperti terbakar dan tajam, serta dalam beberapa hari akan menyebar sepanjang perjalanan saraf ischiadicus. 2. Rasa sakit pada saat terulur/tertekan, misalnya pada saat duduk, berdiri tegak dan gerakan shalat. 3. Pada saat berjalan hanya menumpu dengan ujung jari, saat ankle plantar fleksi, hip dan knee (pincang) dan timbul rasa sakit atau keram pada saat berjalan.

B. Perubahan Patologi 1. Ischialgia bermula dari femoral/foramen intrapiriformis dan menjalar menuju perjalanan N. Ischiadicus, unsur-unsur N. Ischiadicus yang tercakup dalam radiks dorsal L3, L4, L5 dan S1 mengalami gangguan (perangsangan) oleh karena terjebak, baik oleh tumor, nucleus pulposus yang menonjol kedalam kanalis vertebralis maupun oleh osteofit atau peradangan (rematoid spondilitis angkilopoetika, herpes zoster, tuberkulosa). Akibat jebakan itu, yang dapat bersifat menindihi, meregang, menjerat dan sebagainya terjadi radikulitis/radikulopatia. Pada umumnya ischialgia itu adalah nyeri seperti sakit gigi atau nyeri non-nod-an seperti bisul mau pecah atau linu-nyeri hebat dirasakan bertolak dari vertebra lumbosakralis dan menjalar menurut perjalanan n. ischiadicus dan lanjutannya pada N. peroneus atau N. tibialis. 2. Umumnya low back pain atau dikenal dengan nyeri pinggang bawah selalu mendahului ischialgia dan kegiatan-kegiatan seperti batuk, bersin, mengejan memprovokasi terasanya ischialgia karena menimbulkan peningkatan/ peninggian tekanan intraspinal.

BAB IV STATUS KLINIK A.

Laporan Status Klinik

Tanggal

: 26 Oktober 2017

B.

Data-data Medis

1.

Diagnosa Medis

: Nyeri Pinggang bawah

2.

Catatan Klinis

:-

3.

No. Rekam Medik

: 616664

C.

Keterangan Umum Penderita



Anamnesis Umum

Nama

: Ny. Rismawati

Umur

: 44 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Pekerjaan

: IRT

Agama

: Islam

Alamat

: Jln. Rajawali Makassar-Sulsel

 Anamnesis Khusus a.

Keluhan utama

: Nyeri dan keram

b.

Letak keluhan

: Pinggang bawah hingga tungkai kanan.

c.

Lama keluhan

: 2 bulan yang lalu

d.

Sifat Keluhan

: Menjalar

e.

RPP

: Dialami sejak 2 bulan yang lalu, pasien sedang menjemur

pakaian sambil melompat lalu pasien merasakan bunyi klik disertai nyeri pada pinggang bawah, 2 jam kemudian pasien merasakan nyeri hebat dan tidak bisa berjalan. Pasien kemudian dibawa ke RS.Bayangkara dengan diagnosa penyempitan saraf, seminggu setelah pasien pulang kerumah pasien kembali dibawa ke RS.UIT , Lalu 4 hari setelah pulang pasien dibawa lagi ke RS.Pelamonia setelah itu pasien dirujuk ke poli fisioterapi hingga sekarang.

f.

Riwayat sekarang

: -

g.

Riwayat penyakit penyerta : -

D. Pemeriksaan Vital sign 1) Tekanan darah

: 110 / 80 MmHg

2) Denyut nadi

: 80 x /menit

3) Pernapasan

: 26 x / menit

4) Temperatur

: 36,5 ‘C

E. Inspeksi a. Statis - ekspresi wajah pasien tampak menahan rasa sakit, - Pasien kesulitan untuk merubah posisi saat diminta naik ke atas bed. - Pada saat berjalan pasien terlihat pincang, dan menumpu berat badan pada sisi yang sehat - pelvic tampak simetris. - tidak nampak ada atropi atau oedem pada daerah sekitar pinggang sisi kanan, - tidak ada perbahan warna kulit pada daerah sekitar pinggang sisi kanan. b. dinamis - Pasien kesulitan dan terasa sakit bila digerakkan tungkainya mendekati dada. F.

Tes Orientasi

-

Pasien sedikit kesulitan melakukan aktifitas jongkok –berdiri (squad and bounching)

-

Flexi trunk (gerakan membungkuk) pasien merasa nyeri



Tes VAS : 0

Hasilnya

7

10

: nilai 7

G . Pemeriksaan Gerakan Fungsi Dasar Aktif Lumbal -

Fleksi

: Nyeri, keterbatasan gerak

-

Ekstensi

: Nyeri, keterbatasan gerak

-

Lateral Fleksi kanan kiri : Tidak nyeri, tidak ada keterbatasan gerak

-

Rotasi kanan/ kiri

-

Fleksi Hip

: Nyeri, keterbatasan gerak

-

Ekstensi Hip

: Tidak nyeri, tidak ada keterbatasan gerak

-

Abduksi

: Tidak nyeri + keterbatasan gerak sendi bahu

-

Adduksi

: Tidak nyeri + keterbatasan gerak sendi bahu

: Nyeri, tidak ada keterbatasan gerak

Hip

Pasif Lumbal -

Fleksi

: Nyeri, keterbatasan gerak

-

Ekstensi

: Nyeri, keterbatasan gerak

-

Lateral Fleksi kanan kiri : Tidak nyeri, tidak ada keterbatasan gerak

-

Rotasi kanan/ kiri

-

: nyeri, tidak ada keterbatasan gerak

-

Fleksi Hip

: Nyeri, keterbatasan gerak

-

Ekstensi Hip

: Tidak nyeri, tidak ada keterbatasan gerak

-

Abduksi

: Tidak nyeri + keterbatasan gerak sendi bahu

-

Adduksi

: Tidak nyeri + keterbatasan gerak sendi bahu

Hip

TIMT Lumbal -

Fleksi

: Nyeri

-

Ekstensi

: Nyeri

-

Lateral Fleksi kanan kiri : Tidak nyeri

-

Rotasi kanan/ kiri

-

Fleksi Hip

: Nyeri

-

Ekstensi Hip

: Tidak nyeri

-

Abduksi

: Tidak nyeri

-

Adduksi

: Tidak nyeri

: nyeri

Hip

H.

Pemeriksaan Spesifik Straigt Leg Raising (Lasegue’s Test) Tes ini adalah tes pasif dilakukan dalam posisi pasien tidur terlentang dengan medial rotasi hip,adduksi dan ekstensi knee. selanjutnya fleksikan hip joint sampai timbul rasa nyeri atau ketegangan. Unilateral Straight leg raising sampai 700 menyebakan saraf terulur maksimal 2-6mm, terutama akar saraf L5, S1, dan S2. nyeri timbul sebelum 70o fleksi hip, cidera mungkin pada sacroiliaca joint dan jika tes ini menimbulkan nyeri diatas 70o mungkin cidera pada lumbal spine. Tujuan: tes untuk mengindetifikasi patologi disc herniation dan /atau penekanan pada jaringan syaraf. Prosedur tes -

Pasien terlentang dengan posisi kedua hip endorotasi dan adduksi,serta knee ekstensi,rileks.

-

Praktikan meletakkan satu tangan pada ankle pasien. praktikan selanjutnya secara pasif memfleksikan hip pasien hingga pasien merasakan nyeri atau tightness pada

pinggangang atau bagian posterior. Praktekkan kemudian secara perlahan dan hati hati menurunkan tungkai pasien sehingga pasien tidak merasakan nyeri atau tightness. Posisi tes Jika nyeri terutama di rasakan pada pinggang, maka lebih kea rah disc herniation atau penyebab patologi penekanan pada sisi sentral. jika nyeri terutama pada tungkai, maka patologi akan menyebabkan penekanan terhadap jaringan saraf lebih pada sisi lateral. Interpritasi Positif tes mengindikasikan patologi disc herniation dan/ atau penekanan pada jaringan saraf. Hasil

: Negative nyeri

Bragard Test Tujuan Tes untuk mengidentifikasi patologi pada durameter atau lesi pada spinal cord. Prosedur Test Prosedur sama seperti Lasegue’s test. Bedanya pada Bragard’s test, praktikkan menambahkan fleksi cervical pasien secara pasif, disertai dorsofleksi ankle pasien (tension yang terjadi pada area cervicothoracic junction adalah normal dan tidak semestinya menimbulkan gejala. Jika gejalah timbul pada lumbar, tungkai, atau lengan, berarti jaringan saraf terlibat). Praktikkan kemudian secara perlahan dan hati-hati menurunkan kepala dan tungkai pasien sehingga pasien tidak merasakan nyeri atau tightness. Positif Test Peningkatan nyeri dengan fleksi cervical, dorsofleksi ankle, atau keduanya mengindikasikan penguluran pada dura meter dari spinal cord atau lesi pada spinal cord ( seperti; disc heniation, tumor, meningitis). Nyeri yang tidak meningkat dengan fleksi servical mengindikasikan lesi pada area hamstring (tight hamstring) atau pada lumbosacral atau area sacroiliac joint.

Interpretasi Posisi test mengindikasikan patologi pada dura meter atau lesi pada spinal cord. Hasil

: positive

Patrick Test Tujuan Tes untuk mendeteksi patologi pada hip, lumbar, atau S1 joint dysfunction. Prosedur Tes -

Pasien telentang dalam posisi comfortable.

-

Praktikkan selanjutnya secara pasif menggerakkan tungkai pasien yang di tes kearah flexi knee dengan menempatkan ankle di atas knee pada tungkai pasien yang satunya

-

Praktekkan kemudian memfiksasi SIAS pasien pada tungkai yang tidak di tes dengan menggunakan satu tangan dan tangan satunya pada sisi medial knee pasien yang di tes, lalu menekan tungkai pasien kearah abduksi.

-

Ulangi prosedur tes yang sama pada tungkai pasien yang satunya.

Positif Test Nyeri di bagian dalam hip, lumbal, atau SI. Interpretasi Lokasi nyeri berkorespondensi terhadap disfungsi pada area tersebut. Tujuan : Untuk mengetahui apakah ada joint blok pada ligament sacroiliaca anterior Hasil

: tidak nyeri

Palpasi (musculus Piriformis) teknik palpasi

:

-

posisi pasien prone lying

-

lokalisir tepi lateral sacrum dengan thumb anda

-

geser thum secara lateral dan ke arah distal trochanter major

-

(ingat : muscle sciatic menggeletak dekat muscle belly piriformis,untuk menghindari penekanan pada nervus ini, palpasi mengikuti serabut olique otot .

palpasi dan telusuri serabut otot sebagaimana keseluruhannya menyatu dan

-

berinsersio pada permukaan superior dari trochantor major. untuk merasakan kontraksi piriformis, minta pasien secara perlahan melakukan

-

eksorotasi hip secara aktif. Tujuan : Untuk mengetahui adanya spasme Hasil

: spasme pada M. Piriformis

J. DIAGNOSIS FISIOTERAPI “Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Gangguan Aktifitas Fungsional Pinggang Bawah Akibat Ischialgia karena Spasme Musculus Piriformis”

K. PROBLEMATIK Anatomical Impairment -

Adalah berbagai problem yang menyerang body functions atau body structures seperti adanya deviasi atau penurunan/hilang yang signifikan.

-

Yaitu: Adanya rasa nyeri pada punggung bagian bawah dan menjalar sampai ke tungkai kanan. Sering merasa kesemutan dari daerah pinggang sampai ujung kaki.

Activity limitation -

Adalah kesulitan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitasnya.

-

Yaitu: Karena pasien seorang muslim, jadi pada saat melakukan sholat (khususnya rukuk dan sujud) pasien mengalami kesulitan. Pasien juga mengalami kesulitan dalam hal MCK karena tidak bisa berjokngkok.

Participation Restricted -

Adalah problem-problem yang dialami dalam keterlibatan pada kehidupan seharihari.

-

Yaitu: Pasien tidak bisa duduk dan berdiri lama sewaktu membersihakan rumah serta tidak bisa berjalan jauh. Pasien juga mengalami kesulitan dalam hal mengambil benda yang berada di tempat yang tinggi dan mengambil benda yang berat

L. PROGRAM FISIOTERAPI - Tujuan Fisioterapi 1. Jangka panjang : Mengembalikan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional pinggang bawah dan tungkai serta Activity daily Living pasien. 2. Jangka pendek : 

Nyeri pada pinggang bawah (M. Piriformis)



Spasme M.Piriformis



Gangguan ADL Berjalan.

M.RENCANA TINDAKAN FISIOTERAPI 

MWD( MICRO WIVE DIATERMY)



INTERFERENSI



FRICTION



STRETCHING PASIVE DAN AKTIVE

M.Intervensi Fisioterapis MWD Tujuan

: Meningkatkan metabolisme sel ,melancarkan sirkulasi darah dan meningkatkan elastisitas jaringan.

Prosedur Kerja

: Setelah persiapan alat dan pasien telah selesai maka

pelaksanaan terapi dapat dimulai. Pasang kondensator tepat di atas otot piriformis tungkai kanan, jarak antara kondensator dan tubuh pasien adalah ± 5 cm. Intensitas dinaikkan perlahan sesuai dengan toleransi pasien, dengan menggunakan arus

continus, dengan waktu 10 menit. Dan fisioterapi harus tetap mengontrol keadaan pasien selama terapi berlangsung. Dosis : -

Frekuensi

: 2x/minggu

-

Intensitas

:

-

Teknik

: coplanar

-

Time

: 10 menit

MHz

INTERFERENSI Tujuan Teknik

: Mengurangi nyeri dan meransang jaringan saraf : Posisi pasien tidur terlentang, pad dipasang pada lumbal dan M. Piriformis

Dosis : -

Frekuensi : 2 x seminggu

-

Intensitas: 70 MHz

-

Teknik

: coplanar dengan 2 pad

-

Time

: 10 menit

FRICTION Tujuan

: Untuk mengurangi spasme pada otot piriformis

Teknik

: Pasien tengkurap diatas bed dan Fisioterapi berada disamping bed, selanjutnya Ft melakukan Friction dengan menggunakan thumb/ ibu jari pada M. Piriformis

Dosis Frekunsi

: 2x/minggu

Intensitas

: toleransi pasien

Teknik

: transversal priction

Time

: 15-30x repitisi

STRETCHING AKTIVE Tujuan : Untuk mengurangi spasme pada M. Piriformis dan meningkatkan fleksibilitas otot Teknik : Posisi pasien terlentang lalu fleksikan hip dan knee kanan mendekati dada kontralateral. Dosis

:

-

Frekuensi

: 2 x seminggu

-

Intensitas

: Penguluran maksimal

-

Teknik

: aktiv stretching

-

Time

: 8 x repetisi

STRETCHING PASSIVE Tujuan : Untuk mengurangi spasme pada M. Piriformis dan meningkatkan fleksibilitas otot Pelaksanaanya: -

Posisi pasien tidur terlentang, posisi terapis berada disamping pasien pada

sisi kontralateral dari tungkai yang terlibat. -

Kemudian gerakan fleksi dan adduksikan hip disertai internal rotasi hip

dengan menggunakan kedua tangan terapis. Dosis

:

-

Frekuensi

: 2 x seminggu

-

Intensitas

: Penguluran maksimal

-

Teknik

: Pasif stretching

-

Time

: 8 x repetisi

N.

EVALUASI - Sesaat : pasien merasa lebih nyaman dan nyeri agak berkurang - Berkala : setelah beberapa kali terapi pasien merasakan adanya perubahan , walaupun belum signifikan -

VAS: 0 Hasil

6

10

:Adanya penurunan nyeri dari 7 menjadi 6.

Hasil Terapi No.

1

Problematik Fisioterapi Nyeri

Sebelum Diterapi

Setelah Diterapi

Nyeri sedang

Nyeri sedang

Tes vas : 7

Tes Vas : 6

2

Spasme M. Piriformis

Spasme

Spasme berkurang

3

Gangguan ADL

Pincang

Agak pincang

berjalan Melihat perkembangan pasien belum terlalu significan, maka dianjurkan untuk melanjutkan fisioterapi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Ischialgia adalah nyeri menjalar sepanjang nervus ischiadicus atau nyeri yang dirasakan menjalar dari pinggang sampai tungkai bawah sesuai dengan perjalanan sarafnya. Spasme yang terjadi pada musculus piriformis, selain mengiritasi dapat pula menekan nervus ischiadicus. Hal tersebut terjadi karena apabila otot piriformis memendek, maka n.ischiadicus terjebak. Akibatnya aliran / suplai darah ke .ischiadicus pun terhambat, sedangkan iritasi terjadi akibat tekanan oleh otot piriformis tersebut. Penekanan pada serabut N. Ischiadicus ini akan memberikan perangsangan, sehingga akan menimbulkan nyeri yang bertolak dari daerah otot piriformis menjalar sampai tungkai dan nyeri ini dirasakan hanya pada satu tungkai saja, karena ada nyeri kemudian timbul spasme pada otot-otot yang dilewati seperti m.Gluteus, m. Triscep Surae, m. Hamstring dan otot-otot para vertebra lumbosakra. B. Saran 1. Ischialgia memiliki prognosis yang baik jika ditangani sedini mungkin dengan penanganan yang sesuai. 2. Pasien disarankan menghindari gerakan/posisi yang memprovokasi timbulnya nyeri.

FOLLOW UP

No. 1

Tanggal Kamis

Problematik

20- - Nyeri

10- 2017

Modalitas -

- Spasme M. piriformis dan erector

-

spine

Evaluasi

MWD

- Nyeri mulai

Tujuan :

berkurang

Pre eleminary

Pre :

TENS

Nilai VAS 7

Tujuan:

Post :

mengurangi nyeri

Nilai VAS 6,5

dan meransang

- Spasme sudah

saraf -

berkurang

Friction Tujuan : relaksasi otot

-

Streatching otot piriformis Tujuan : Penguluran otot

2

Selasa 25 – - Nyeri

-

MWD

10- 2017

- Spasme

-

Interverensi

berkurang

M.Piriform

-

Friction

VAS : 6

is

-

Streatching

- Gangguan ADL berjalan

-

- Nyeri

otot

- Spasme

piriformis

M.Piriformis

Passive Exercise

menurun - ADL

mulai

membaik

DAFTAR PUSTAKA

-

Aras, Djohan dkk. 2014. Tes Spesifik Muskuloskeletal Disorder. Makassar: PhysioCare

Pulishing -

Hasnia, Ahmad dkk. 2011. Pemeriksaan Fisioterapi Pada Ekstremitas. Kementerian RI

Politeknik Kesehehatan Makassar http://imphysicaltherapist.blogspot.com/2013/03/ischialgia-akibat-spasme-ototpiriformis.html -

Mardjono, Mahar dkk. 2010. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat

More Documents from "Setiawati Pinem"