http://ditlin.hortikultura.deptan.go.id/makalah/peng_tan_obat.htm.
HASIL IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIAN OPT TANAMAN OBAT Morfologi dan daur penyakit Sclerotium rolfsii Sel hifa primer di tepi koloni yang berkembang mempunyai lebar 4 - 9 µm dengan panjang sampai 350 µm, dengan 1 atau lebih hubungan apit (clamp connection) pada sekatnya. Hifa sekunder timbul tepat dibawah sekat pangkal dan sering tumbuh menempel pada hifa primer. Cabang tersier dan seterusnya lebih sempit (lebar 1,5 – 2µm), dengan sel-sel pendek, percabangannya membentuk sudut yang besar, letaknya kurang terikat dengan sekat, dan biasanya tidak mempunyai apit. Cendawan mempunyai miselium yang terdiri atas benang-benang berwarna putih, tersusun seperti bulu atau kipas. Cendawan tidak membentuk spora. Untuk pemencaran dan mempertahankan diri cendawan membentuk sejumlah sklerotia yang semula berwarna putih kelak menjadi coklat dengan garis tengah kurang lebih 1 mm. Butir-butir ini mudah sekali terlepas dan terangkut oleh air. Sklerotium bentuknya hampir bulat, bergaris tengah 1 – 2 mm, dengan pangkal yang agak datar, mempunyai kulit luar (rind), kulit dalam (cortex), dan teras (medulla). Sklerotium mempunyai kulit yang kuat sehingga tahan terhadap suhu tinggi dan kekeringan. Di dalam tanah sklerotium dapat bertahan selama 6 - 7 tahun. Dalam cuaca yang kering sklerotium akan mengeriput, tetapi akan berkecambah dengan cepat jika kembali berada dalam lingkungan yang lembab. Gejala serangan • Botryotrichum sp. menyebabkan kulit akar rimpang keriput dan layu. Pada bekas potongan atau luka-luka terdapat bercak coklat tua yang kering. Bila akar rimpang dipotong membujur, tampak bahwa di dalamnya terdapat bercak yang tidak teratur, berwarna coklat muda sampai coklat tua tergantung umur tanaman. Akhirnya seluruh akar menjadi busuk kering dan keropos. • Fusarium sp. menyebabkan terjadinya bercak coklat-kehitaman pada permukaan akar rimpang, akar rimpang akan terpotong. Bagian yang berbercak ini membusuk dan agak kebasah-basahan, pusatnya agak melekuk, berwarna kelabu keputih-putihan. Akhirnya bagian pusat akar rimpang busuk basah dan keropos. • S. rolfsii menyebabkan kulit akar rimpang keriput, tunas-tunas muda busuk dan mengering berwarna coklat-kehitaman. Pada permukaan kulit yang berkeriput terdapat miselium jamur tipis, berwarna putih, teratur seperti bulu. Pada miselium ini terdapat butir-butir sklerotium, yang semula berwarna putih, akhirnya berwarna coklat muda sampai coklat tua. Sklerotium ini banyak terdapat di sekitar luka-luka akibat akar rimpang yang terpotong. Sklerotium ini adalah sumber inokulum dan stadia bertahannya cendawan. Tanaman inang lain S. rolfsii adalah cendawan yang kosmopolit, dapat menyerang bermacam-macam tumbuhan, terutama yang masih muda, diantaranya lidah buaya, srikaya, kacang tanah, keladi bias, kacang asu, cabai, pepaya, kembang cengger, tapak dara, krisan, jeruk, nona makan sirih, kopi, ketimun, kedelai, kapas, rosella, kenaf, amarilis, hortensia, pacar banyu, kangkung, ubi jalar, melati, cocor bebek, duku, lantana, ubi kayu, kacang babi, pisang, tembakau, anggrek, kacang hijau, kacang buncis, kecipir, tebu, terung, tagetes, kakao, gandum, jagung.