Laporan Praktikum Lettering dan Tata Letak Peta Seorang Pelajar Laporan Praktikum Laporan
Praktikum
Lettering
dan
Tata
Letak
Peta
I.TUJUAN Melatih praktikan untuk dapat merancang tata letak (layout) dan menmpatkan nama- nama geografi dalam suatu peta sesuai dengan komposisi yang benar. II. 1. 2. 3. 4.
BAHAN Peta Sumatra sebagai Kertas blad Rapidograph
guide (kalkir, dan Mistar
DAN map beserta ozetec, alat
ALAT nama-nama geografi. atau sejenisnya) tulis lainya Sablon
III. DASAR TEORI Lay out atau tata letak adalah menyusun atau mengatur informasi (marginal information) peta supaya posisi masing- masing elemen secara bersama- sama nampak harminis. Informasi tepi peta meliputi : judul, skala peta, orientasi, legenda, sumber, graticule ( lintang- bujur), penyusun peta, bingkai, nomor seri peta dan insert. Semua informasi yang akan di masukan ke dalam peta perlu di pertimbangkan terlebih dahulu bagian kosong dari lembar peta. Sehingga akan di dapatkan hasil peta yang lebih menarik dan seimbang. Komposisi peta tergantung pada ruangan yang ada pada peta dan juga seni dari si pembuat peta. Halhal yang perlu di perhatikan dalam layout peta : 1. Judul peta a. Menunjukan daerah yang di gambarkan dalam waktu tertentu atau di sebut pula jenis petanya. Misal : peta migrasi penduduk jawa tahun 1984. Judul dapat di letakan di sebelah kanan atas, kiri atau tengah atas dari peta, tergantung pada komposisi peta. b. Tulisan judul lebih menyolok daripada nama daerah penelitiannya, sehingga pembaca peta dapat dengan mudah dan jelas mengerti judul peta tersebut. Ukuran huruf antara tema, daerah penelitian dan skala tidak sama, dan ukuran huruf di sesuaikan dengan ukuran peta. c. Di bawah judul biasanya disertakan skala peta baik skala numeric maupun skala grafis. Tulisan skala lebih kecil dari teman dan daerah penelitaian. 2. Orientasi a. Biasanya diletakan di tyempat yang kosong dan dibuat kira-kira tegak lurus ke atas tepat dibawah judul. Sebenarnya posisi orientasi ini tidak harus di bawah judul, tetapi tergantung dari posisi peta dan ruang yang memungkinkan sehingga memungkinkan sehingga memberikan kesan yang menarik dan harminis. Bila telah ada grid-gridnya, maka panah utara tidak perlu. 3. Legenda a. Legenda ini merupakan kunci peta, sehingga harus mengandung keterangan simbol- simbol yang di pergunakan baik simbol titik, garis maupun area. Disamping itu arti singkatan di dalam peta harus di cantumkan pula. Legenda di letakan di dalam garis tepi peta bagian kiri atau kanan bawah. 4.
Graticule
(letak
lintang
–
bujur)
a. Angka ditulis dengan garis tepi, antara garis tepi luar dan dalam, Tanda- tanda kordinat graticule ditambahkan dengan garisgaris memotong peta insert. 5. Pencatatan sumber a. Biasnya diletakan di dalam bingkai di bagian kanan bawah dengan menyebutkan nama sumber. 6. Garis tepi a. Peta dibatasi dengan kerangka yang garis-garis tidak terlalu tipis. Bentuk empat persegi panjang yang terdiri dari dua buah garis yang sejajar lebih kurang ¼ inchi. 7. Penyusunan / pengamabr peta a. Untuk menunjukan siapa yang bertanggung jawab dalam pembuatan peta harus di tulis nama penyusun / penggambar peta berikut: tahun pembuatannya. Ditulis di sebelah di luar bingkai peta. 8. Nomor seri a. Ditulis di bagian atas diluar bingkai peta. 9. Inset a. Apabila diperluakan dapat dibuat inset, peta yang letaknya tersendiri). Diletakan di bagian bawah kanan di sebelah kanan dari legenda. Inset ini dapat menunjukan: b. ü Suatu bagian peta pokok yang di anggap penting, di perbesar skalanya c. ü Lokasi daerah yang dipetakan terhadap daerah lain dalam peta pokok, dapat digambarkan suatu inset yang bersekala kecil. d. ü Bagian lain dari peta pokok karena kauangannya kurang atau menghemat ruangan, maka dipindahkan kedalam bagian tersendiri yaitu pada inset dengan skala yang sama. 1. Lettering Lettering bukan merupakan unsur yang dipetakan, melainkan sebagai tambahan untuk memberikan identitas obyek yang dipetakan. Pada pekerjaan lettering suatu peta di perlukan pertimbangan- pertimbangan yang cermat dari seorang kartografer, karena hasilnya akan mempengaruhi kenampakan suatu peta. Kesalahan karena lettering dapat menyebabkan peta tidak enak dipandang, sulit dibaca/ dimengerti dan nampak padat dengan huruf-huruf . Untuk menghindari masalah telah dibuat aturan- aturan penempatan besrta tipe huruf yang digunakan dalam mewakili suatu kenampakan. Faktor- faktor yang dapat diperhatikan dalam pekerjaan lettering suatu peta adalah; 1. Corak/Macam dari huruf 2. Bentuk huruf 3. Ukuran huruf 4. Kontras antara huruf dengan latar belakang 5. Metode lettering 6. Penempatan nama 7. Hubungan antara lettering denagn reproduksinya. Tipe huruf yang sering digunakan dalam pembuatan peta antara lain adalah sebagai berikut: 1. Roman, yaitu tegak, tebal tipis, bersirip, biasanya digunakan untuk made featur 2. Italic, yaitu miring, tebal tipis, bersirip, biasanya untuk hidrograpic (tumbuh air) 3. Gothic, yaitu tegak, sama tebal, tanpa sirip, biasanya untuk kenampakan relief(lembah gunung) 4. Gothic italic, yaitu miring, sama tebal, tanpasirip biasa digunakan untuk jaringan
perhubungan
atau
komunikasi(telepon
dan
sebagainya).
2. Penempatan nama Penempatan nama sering merupakan pekerjaan yang sukar teutama untuk peta yang padat dengan nama- nama. Maksud dari aturan- aturan penempatan nama ialah agar mudah dibaca dan tidak membingungkan bagi si pemakai peta, nama- nama yang diwakilinya. Aturan penempatan nama: a. Nama- nama dalam suatu lembar peta harus teratur susunannya. Harus sejajar dengan tepi bawah peta (untuk peta bersekala besar) atau sejajar dengan garis paralel/grid (untuk peta skala kecil). Apabila hal diatas tidak dapat dipenuhi, maka nama- nama harus ditulis atau ditempatkan dari bawah ke atas untuk nama- nama di bagian kiri peta dari atas ke bawah. Untuk nama- nama di kanan peta. Hal ini berlaku juga bagi nama- nama yang sejajar dengan meridian. b. Nama- nama dapat memberi keterangan dari unsur- unsur berbentuk titik, garis dan luasan/ area. i. Nama untuk unsur titik (misalnya kota, gunung, dan sebagainya) sebaiknya di letakan bagian samping kanan agak ke atas dari unsur tersebut. ii. Nama untuk unsur yang terbentuk memanjang (misalnya sungai, pantai, batas, dan sebagainya) sebaiknya di letakan sejajar unsur tersebut. Apabila cukup lebar nama diletakan di dalam (misalnya sungai yang lebar). Untuk sungai yang berupa garis sebaiknya ditempatkan sedikit di atas obyeknya (misalnya 0,5mm). Nama- nama unsur yang memanjang sebaiknya diulang dengan jarak tertentu. iii. Nama unsur luasan/area (misal negara, pegunungan, dan sebagainya). Sebaiknya ditempatkan memanjang sehingga menempati ⅔ dari panjang daerah. Penempatan dari hurufhuruf sedapat mungkin menunjukan karakteristik dari bentuk daerah itu. c. Nama- nama harus terletak bebas satu sama lain. Dan sedapat mungkin tidak tergangguoleh simbol- simbol lainya. Nama-nama tidak bolehsaling berpotongan, kecuali ada nama yang letak huruf- hurufnya melengkung, lengkungannnya harus teratur dan tidak boleh terlalu tajam lengkungannya. d. Dalam hal ini banyak nama yang trpusat di suatu daerah, harus di atur sedemikian rupa sehingga terlihat distribusi nama- nama di tempat itu tidak terlalu padat dibanding dengan daerah lain di peta. Tetapi harus di jaga jangan sampai ada keraguan unsur- unsur mana yang di wakili oleh namanama tersebut. e. Angka ketinggian dari garis kontur di tempatkan di celah- celah tiap kontur dan penempatanya harus sedemikian rupa sehingga tiap angka ada arah mendaki lereng. Penyimpangan dari aturan ini boleh dilakukan apabila terjadi angka-angka menjadi terbalik dari arah pembaca peta, sehingga sulit untuk dibaca. f. Pemilihan (jenis) huruf tergantung sepenuhnya pada perencana (kartografer) sendiri. Akan tetapi jenis- jenis huruf haruslah fit pada keseluruhan isi peta. Ada beberapa aturan mengenai pemakaian jenis huruf ini. Misalnya huruf tegak lurus untuk nama- nama unsur buatan manusia (kota, jalan, dan lain- lain) serta huruf miring untuk nama-nama unsur alam (sungai, danau, dan lain-lain). Tetapi pada dasarnya tidak ada aturan yang pasti tentang hal ini. Dan tetap pemilihan jenis huruf diserahkan sepenuhnya pada kartografer.
IV. LANGKAH KERJA · Dihadapan saudara telah tersedia peta pulau kalimantan yang belum diberi keterangan apapun. · Salinlah peta tersebut pada kertas blad (kalkir). · Berikan keterangan semau unsur yang dipetakan(kota,sungai, pulau, selat, samudra, dan sebagainya) sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditentukan. · Berikan informasi tepi, (judul, skala, orientasi, legenda, nama, penyusun, dan sebagainya,) dengan susunan yang seimbang sesuai dengan ruang yang ada. V. PEMBAHASAN Menggambar Peta perlu memperhatikan tata letak suatu daerah yang ada pada gambar peta atau atlas. Tata letak adalah menyusun atau mengatur informasi (marginal posisi). Supaya posisi masing – masing elemen nampak jelas dan rapi. Dalam menggambar sebuah peta. Perlu diperhatikan beberapa hal yang penting yaitu : 1. Judul Peta 2. Skala Peta 3. Legenda 4. Sumber 5. Garis Lintang /Bujur 6. Insert dll Judul Peta menunjukkan daerah yang digambarkan dalam waktu tertentu ada juga Jenis Peta yang digambar. Judul Peta biasanya terlihat diatas dan terlihat mencolok dari peta yang lainnya. Skala peta untuk mengetahui jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya yang ada di lapangan. Legenda merupakan kunci peta. Sehinggah harus mengandung keterangan simbol – simbol yang digunakan baik simbol titik, garis maupun area. Disamping itu legenda terletak dibagian kiri atau kanan bawah. Sumber peta biasanya tercantum didalam kanan bawah dengan menyebutkan nama sumber. Angka ditulis dengan garis tepi. Garis lintang dan bujur untuk mengetahui berapa derajat letak suatu wilayah di peta. Insert Peta diperlukan dapat dibuat. Peta yang letaknya tersendiri diletakkan di bagian bawah sebelah kanan legenda. VI.
KESIMPULAN
Ada beberapa manfaat dalam menyalin atau menggambar sebuah peta yaitu: 1. Melatih merancang atau menggambar peta dengan ketelitian yang tinggi 2. Warna pada setiap elemen berbeda – berbeda dan Setiap ketinggian beda kita dapat membedakan daerah sutau tempat atau vegetasidengan warna yang diberikan pada gambar. 3. Melatih ketelitian mewarnai dengan tepat dan rapi. 4. Mengatur pemilihan huruf saat memberi keterangan kurva atau denah secara rapi sejajartidak terlihat terlalu mepet atau bergerombol. 5. Dapat mengetahui lebih jauh lagi suatu daerah yang ada pada pulau yang digambar. Laporan Praktikum Lettering dan Tata Letak Peta visit Facebook Twitter Google+ 0 COMMENTS Newer PostOlder PostHome