Ekola Safar.docx

  • Uploaded by: irfan afia
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ekola Safar.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,488
  • Pages: 10
BAB I. PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut ke arah darat

meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran. Lautan merupakan habitat terbesar di bumi. Dibalik selubung kebiruannya, masih tersimpan banyak rahasia yang belum terungkap. Hingga kini sebagian besar kehidupan di laut dalam belum benar-benar diketahui. Masalah ini menunjukkan betapa luasnya lautan dan begitu kompleksnya struktur serta kehidupan organisme di dalamnya (Abdillah, 2015). Lautan merupakan ekosistem alamiah yang produktif, unik dan mempunyai nilai ekologis dan ekonomis yang tinggi. Kawasan laut memilki sejumlah fungsi ekologis berupa penghasil sumberdaya, penyedia jasa kenyamanan, penyedia kebutuhan pokok hidup dan penerima limbah(Bengen, 2002). Ekosistem pesisir dan lautan merupakan sistem akuatik yang terbesar di planet bumi. Ukuran dan kerumitannya menyulitkan kita untuk dapat membicarakannya secara utuh sebagai suatu kesatuan. Akibatnya dirasa lebih mudah jika membaginya menjadi sub-bagian yang dapat di pahami serta di pelajari, selanjutnya masing-masing dapat dibicarakan berdasarkan prisip-prinsip ekologi yang menentukkan kekhasannya. Tidak ada suatu cara pembagian laut yang telah diajukan yang dapat diterima secara universal (Abdillah, 2015). 1

Cara pembagian wilayah lingkungan laut yang telah banyak dipakai oleh para ilmuwan dan pakar kelautan diseluruh dunia pada umumnya di landaskan pada berbagai dasar seperti di bagi berdasarkan letaknya yakni ada laut tepi, laut tengah dan laut dalam. Selain itu yang paling sering di gunakan dalam kajian hidrobiologi adalah pembagian wilayah lautan atau yang lebih dikenal dengan zonasi, menggunakan pembagian zona berdasarkan faktor-faktor fisik dan penyebaran komunitas biotanya yakni daerah pelagik yang meliputi kolom air dan daerah bentik yang meliputi dasar laut dimana biota laut hidup. Pembagian zonasi lingkungan laut tersebut sangat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya hidrobiologi, karena dengan memahami sifat fisik-kimia pada tiap-tiap zona dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kehidupan berbagai organisme yang ada pada tiap-tiap zona. (Abdillah, 2015).

B.

Rumusan Masalah

1.

Pengertian dari zona neritik

2.

Karakteristik dari zona neritik

3.

Ekosistem yang terdapat dalam zona neritik

4.

Hubungan zona neritik dengan kehidupan manusia

2

BAB II. PEMBAHASAN

A.

Pengertian Zona Neritik Zona neritik merupakan bagian lautan yang relatif dangkal sebelum batas

landas kontinen, dengan kedalaman sekitar 200 meter (660 ft). Dari sudut pandang biologi kelautan zona ini terdiri dari lingkungan kehidupan laut yang cenderung stabil dan mendapatkan cahaya matahari yang cukup, mulai dari plankton, ikan dan terumbu karang, sedangkan oseanografi fisik melihatnya sebagai wilayah dimana sistem laut berinteraksi dengan pesisirnya.

Dalam biologi kelautan, zona neritik disebut juga perairan pesisir , laut pesisir atau zona sublitoral. Mengacu kepada zona lautan dimana sinar matahari mencapai dasar, tempat dimana air tidak terlalu dalam dan keluar dari zona fotik. Zona neritik membentang dari batas surut terendah hingga ke ujung landas kontinen, dengan kedalaman hingga 200 meter (667 kaki). Diatas zona neritik terdapat zona intertidal (atau zona eulitoral) dan zona supralitoral, dibawahnya adalah permulaan dari lereng benua dan zona pelagic.

3

B.

Karakteristik Zona Neritik Zona neritik adalah wilayah perairan dangkal yang letaknya dekat dengan

pantai. Adapun karakteristik dari zona ini yaitu sebagai berikut. 1. Memiliki kedalaman hingga 200 meter 2. Zona ini menerima cukup sinar matahari dan memiliki tekanan air yang rendah 3. Memiliki suhu, tekanan, cahaya, dan salinitas yang cenderung stabil 4. Mengandung banyak oksigen 5. Zona ini menjadi tempat atau rumah bagi banyak spesies ataumakhluk hidup yang sangat dibutuhkan oleh manusia

C.

Ekosistem Yang Terdapat Pada Zona Neritik Zona neritik merupakan zona perairan dangkal dimana sinar marahari

masih bisa menembus dasar perairan. Hal ini menyebabkan zona neritik menjadi lokasi dimana mayoritas kehidupan laut berada. Ini terjadi karena karena adanya hasil dari tingginya produksi primer dari hasil fotosintesis seperti fitoplankton, sargassum terapung, zooplankton, makhluk yang terpung bebas mulai dari ukuran mikroskopis seperti foraminitera hingga ke ikan kecil dan udang yang memakan fitoplankton (atau sama lainnya) yang kemudian berubah menjadi dasar jaringan rantai makanan hingga menyangga kebutuhan ikan besar. Sebagian besar terumbu karang juga ditemukan dizona neritik, dibandingkan dengan zona intertidal dikarenakan pergerakan ayang yang relatif lebih kecil. 1)

Ekosistem terumbu karang

4

Ekosistem terumbu karang merupakan habitat hidup sejumlah spesies bintang laut, tempat pemijahan, peneluran dan pembesaran anak-anak ikan. Dalam ekosistem ini terdapat banyak makanan bagi ikan-ikan kecil dan ikan-ikan kecil tersebut merupakan mangsa bagi predator yang lebih besar. 2)

Ekosistem pantai batu Ekosistem

pantai

granit yang

besar

batu terbentuk atau

dari

berupa batuan

bongkahan-bongkahan batu padas yang

terbentuk

dari

proses konglomerasi (berkumpul dan menyatunya) antara batu-batu kecil atau kerikil dengan tanah liat dan kapur. Ekosistem tersebut biasanya didominasi vegetasi jenis Sargassum atau Eucheuma. Ekosistem ini dapat dijumpai di wilayah pesisir berbukit yang berdinding batu mulai dari sepanjang pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sampai pantai selatan Maluku. 3)

Ekosistem pantai lumpur Ekosistem pantai lumpur terbentuk dari pertemuan antara endapam lumpur sungai dengan laut yang berada di muara sungai dan sekitarnya. Apabila sungainya besar, lumpur tersebut membentang luas sampai menjorok ke laut. Ekosistem pantai lumpur terdapat di muara yang disebut sebagai monsun estuaria. Habitatnya berbagai jenis biota ikan gelodok. Komunitas tumbuhannya adalah Tricemia, Skeratia, dan rumput laut/Enhalus acoroides. Binatang-binatang ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Biasanya ekosistem pantai lumpur dapat kita jumpai di pantai-pantai pada pulau cukup

besar

yang

memiliki

sungai-sungai

lebar

seperti

di

Pulau Kalimantan, Irian Jaya, Sumatra, dan Jawa.

5

D.

Hubungan Zona Neritik Dengan Manusia Pada zona neritik terdapat banyak sekali kegiatan yang dilakukan oleh

manusia dalam kawasan zona ini. Zona ini dimanfaatkan oleh manusia tidak hanya sebagai upaya pemanfaatan biota lautnya dalam pemenuhan sebagai makanan tapi juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan lainnya seperti berikut. 1.

Pemanfaatan dalam bidang perikanan dan pertanian Di dalam laut terdapat berbagai jenis ikan yang jumlah sangat banyak.

Secara geografis perairan yang kaya berbagai jenis ikan antara lain tepian Laut Cina Selatan, tepian Samudra Pasifik, dan tepian samudra Hindia. Di Indonesia, laut yang kaya akan ikan antara lain Laut Natuna, Laut Sulawesi sampai Papua, laut di sebelah barat Pulau Sumatra sampai sebelah selatan Nusa Tenggara Timur. Beberapa usaha yang dapat dilakukan di bidang perikanan dan pertanian laut sebagai berikut: 

Sumber mata pencaharian, dengan mengambil kekayaan alam yang ada di dalamnya seperti ikan, udang, kepiting, cumicumi, dan teripang.



Budi daya perikanan tambak (udang dan bandeng) dan pembuatan garam di daerah pantai.



Budi daya mutiara dan pertanian rumput laut, sebagai bahan pembuat agaragar dan bahan dasar kosmetika

 2.

Usaha pertanian padi dan tanaman bakau di daerah pasang surut. Pemanfaatan sebagai sumber mineral Beberapa material laut antara lain sebagai berikut.

6



Fosfat berasal dari tulang-belulang ikan dan kotoran burung pemakan ikan. Fosfat dapat dimanfaatkan sebagai bahan pupuk.



Endapan metalik, seperti timah dan bauksit.



Garam, kegiatan penambangan garam di Indonesia antara lain di pantai Pulau madura (Sumenep, Kalianget) serta di pantai Pulau Jawa (Rembang).



Bahan baku obat-obatan, berbagai bahan kimia yang terkandung dalam biota laut dapat digunakan untuk bahan baku obat-obatan.

3.

Sebagai tempat olahraga dan wisata Pemandangan laut yang indah baik di pantai maupun di dalam laut

menarik perhatian, seperti taman laut Bunaken (Sulawesi Utara) dan terumbuterumbu karang di Lombok. Laut juga merupakan sarana untuk olahraga air seperti menyelam, selancar air, dan berlayar, sehingga menarik menarik minat para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. 4.

Sarana transportasi Laut merupakan sarana lalu lintas air yang murah, karena hampir tidak

diperlukan biaya pembuatan dan pemeliharaan. Melalui laut, bermacam-macam hasil dapat didistribusikan dari satu tempat ke tempat lain. Laut dapat juga dijadikan sarana untuk menjalin hubungan timbal balik antara negara yang satu dengan negara yang lain. 5.

Alat pertahanan dan keamanan Sejarah telah membuktikan bahwa penguasaan laut sangat menentukan

pertahanan dan keamanan negara. Bagi negara kepulauan seperti Indonesia, laut

7

dapat digunakan untuk mengamankan dan mempertahankan keutuhan seluruh wilayah tanah air dari berbagai ancamanyang datang dari negara lain. 6.

Sumber bahan tambang Sumber bahan tambang yang terdapat di laut di antaranya minyak, gas

bumi, endapan timah, dan bauksit. Di Indonesia terdapat sekitar 50 cekungan dasar laut yang potensial menghasilkan minyak dan gas bumi. 7.

Wahana konservasi alam Laut mempunyai sifat khusus untuk melindungi dan melestarikan

lingkungan. Pemerintah Indonesia telah melaksanakan pengembangan kawasan konservasi laut di Indonesia seluas 10 ribu ha pada tahun 2000.

8

BAB III. PENUTUP

A.

Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1.

Zona neritik merupakan bagian lautan yang relatif dangkal sebelum batas landas kontinen, dengan kedalaman sekitar 200 meter (660 ft).

2.

Ekosistem yang terdapat dalam zona neritik meliputi ekosistem terumbu karang, ekosistem pantai batu dan ekosistem pantai lumpur.

3.

Zona neritik memiliki banyak manfaat dimana pada zona ini mengandung makhluk hidup yang dapat dimanfaatkan dalam pemenuhan sumber makanan serta dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang yang dapat berguna bagi manusia

B.

Saran Adapun saran yang dapat saya ajukan dalam makalah ini adalah sebaiknya

mahasiswa dapat menyelesaikan tugas sebaik–baiknya dan secepatnya.

9

DAFTAR PUSTAKA

http://mspkelompok2.blogspot.com/2015/06/tugas-biologi-laut.html?m=1 (diakses pada 27 Februari 2019) http://id.m.wikipedia.olg/wiki-zona_neritik (diakses pada 27 Februari 2019)

10

Related Documents

Ekola Safar.docx
June 2020 8
Ekola 1 2.docx
December 2019 8

More Documents from "Rama Anggada"