Laporan Prakerin Aura Syifa ( Isi).docx

  • Uploaded by: Kholifatu Syahadah
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Prakerin Aura Syifa ( Isi).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 7,444
  • Pages: 48
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sarana kesehatan yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembangunan kesehatan adalah sarana rumah sakit. Rumah sakit merupakan sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan untuk kepentingan masyarakat serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan atau penelitian. Oleh karena itu, dalam rangka merealisasikan program pendidikan yang telah digariskan pada kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), maka setiap siswa SMK diwajibkan untuk melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin) di suatu perusahaan farmasi, baik swasta, pemerintah atau instansi-instansi lainnya. Program praktik kerja industri merupakan salah satu kegiatan dan pelatihan untuk siswa-siswi SMK. Program ini memadukan antara teori-teori di sekolah dengan dunia kerja secara nyata di lapangan, juga mempersiapkan siswa-siswi lulusan SMK supaya lebih kompeten dan ahli dalam bidang kefarmasian. Program praktik kerja industri juga dilaksanakan untuk memperkenalkan kepada siswa-siswi tentang dunia kefarmasian secara nyata di lapangan, sehingga menghasilkan lulusan yang profesional untuk bekerja di dunia kerja.

1

1.2 Tujuan Prakerin Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) bertujuan agar siswa dapat mengaplikasikan kompetensi yang telah diperoleh selama mengikuti pendidikan pada dunia kerja sesuai dengan kondisi sebenarnya di tempat kerja. Di samping itu melalui pendekatan pembelajaran ini Praktikan diharapkan: a. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia kerja yang sesungguhnya. b. Memiliki tingkat kompetensi standart sesuai yang dipersyaratkan oleh dunia kerja. c. Menjadi tenaga kerja yang berwawasan mutu, ekonomi, bisnis, kewirausahaan dan produktif. d. Dapat menyerap perkembangan teknologi dan budaya kerja untuk kepentingan pengembangan diri. e. Mempelajari tugas dan fungsi rumah sakit dan instalasi rumah sakit. f. Mempelajari cara pelayanan perbekalan farmasi, yaitu pasien rawat jalan, pasien rawat inap, pasien OK dan pasien IGD. g. Mempelajari cara pengolahan perbekalan farmasi di rumah sakit, yaitu perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan pendistribusian.

2

1.3 Manfaat Prakerin Kerjasama antara SMK Kesehatan Wijaya Husda dengan RS Aura Syifa dilaksanakan dalam prinsip saling membantu, saling mengisi, dan saling melengkapi untuk keuntungan bersama. Berdasarkan prinsip ini, pelaksanaan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) akan memberi nilai tambah atau manfaat bagi pihak-pihak yang bekerjasama, sebagai berikut: a. Manfaat Bagi Instalasi Farmasi Penyelenggaraan Prakerin memberi keuntungan nyata bagi Instalasi Farmasi antara lain: 1. Instalasi Farmasi dapat mengenal kualitas praktikan yang belajar dan bekerja di tempat Prakerin. 2. Umumnya praktikan telah ikut dalam proses pelayanan secara aktif sehingga pada pengertian tertentu praktikan adalah tenaga kerja yang memberi keuntungan. 3. Instalasi Farmasi dapat memberi tugas kepada praktikan untuk kepentingan pelayanan sesuai kompetensi dan kemampuan yang dimiliki. 4. Selama proses pendidikan melalui kerja lapangan, praktikan lebih mudah diatur dalam hal disiplin berupa kepatuhan terhadap peraturan Instalasi Farmasi. Karena itu, sikap praktikan dapat dibentuk sesuai dengan ciri khas kerja di Instalasi Farmasi. 5. Memberi kepuasan bagi Instalasi Farmasi karena diakui ikut serta menentukan masa depan anak bangsa melalui Praktik Kerja Industri (PRAKERIN). b. Manfaat Bagi Sekolah Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian professional bagi peserta didik lebih terjamin pencapaiannya. Terdapat kesesuaian yang lebih pas antara program pendiddikan dengan kebutuhan lapangan kerja (sesuai dengan prinsip Link and Match). Memberi kepuasan bagi penyelenggaraan pendidikan sekolah karena tamatannya lebih terjamin memperoleh bekal yang bermanfaat, baik untuk kepentingan tamatan, kepentingan dunia kerja, dan kepentingan bangsa.

3

c. Manfaat Bagi Praktikan / Peserta PKL Hasil belajar prakikan akan lebih bermakna, karena setelah tamat akan betulbetul memiliki keahlian profesional sebagai bekal untuk meningkatkan taraf hidupnya dan sebagai bekal untuk pengembangan dirinya secara berkelanjutan. Keahlian profesional yang diperoleh dapat mengangkat harga diri dan rasa percaya diri tamatan, yang selanjutnya akan mendorong mereka untuk meningkatkan keahlian profesionalnya pada tingkat yang lebih tinggi.Praktikan akan dapat menambah wawasan yang diperoleh dari dunia kerja di Rumah Sakit.

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Rumah Sakit Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Secara singkat rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan untuk melakukan pelayanan kesehatan. Rumah Sakit dapat dipandang sebagai suatu struktur terorganisasi yang menggabungkan berbagai profesi kesehatan dengan tugasnya masing-masing. 2.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit 1. Tugas Rumah Sakit Menurut Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tugas rumah sakit adalah memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

5

2. Fungsi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang No 44 Tahun 2009 fungsi rumah sakit adalah sebagai berikut: a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar. b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna sesuai kebutuhan medis. c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan. d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan teknologi di bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan. RUMAH SAKIT AURA SYIFA VISI Menjadi Rumah Sakit Pilihan Utama Masyarakat Se- Eks Karesidenan Kediri Berdasarkan Pelayanan Kesehatan yang Berpusat Kepada Pasien dengan Mengutamakan Mutu dan Keselamatan Pasien. MISI 1. Memberikan Pelayanan Kesehatan Kepada Masyarakat Secara Profesional, Manusiawi, dan Mengikuti Kemajuan Teknologi Kedokteran. 2. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang Berpusat Kepada Pasien Dengan Mengutamakan Mutu dan Keselamatan Pasien. 3. Mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) Secara Utuh yang Memiliki Kemampuan Bekerjasama Dalam Tim, Integritas, dan Sejahtera. TUJUAN UMUM Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Kepada Masyarakat Secara Optimal dan Terjangkau oleh Seluruh Lapisan Masayarakat. MOTTO “Bersama Menuju Kesembuhan Sempurna”

6

2.3 Definisi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Instalasi farmasi rumah sakit atau IFRS adalah bagian dari fasilitas yang disediakan rumah sakit untuk menyelenggarakan kegiatan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu sendiri. Instalasi farmasi rumah sakit dikepalai oleh seorang apoteker senior dan dibantu asisten apoteker serta apoteker – apoteker yang memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku serta kompeten dan profesional. 2.4 Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit 1. Tugas Instalasi Farmasi Rumah Sakit Berdasarkan Kepmenkes No. 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, tugas pokok instalasi farmasi rumah sakit adalah sebagai berikut: a. Memberikan pelayanan farmasi yang optimal. b. Menyelenggarakan

kegiatan

pelayanan

farmasi

profesional

berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi. c. Melaksanakan komunikasi, informasi dan edukasi atau KIE. d. Memberi pelayanan bermutu melalui analisa dan evaluasi untuk meningkatkan mutu pelayanan farmasi. e. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi. f. Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi. g. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium rumah sakit. 2. Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Berdasarkan Kepmenkes No. 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, fungsi instalasi farmasi rumah sakit adalah sebagai berikut: a. Pengelolaan perbekalan farmasi. b. Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan.

7

2.5 Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Pengelolaan

perbekalan

farmasi

menurut

Kepmenkes

RI

No.

1197/Menkes/SK/X/2004 merupakan suatu siklus kegiatan dimulai dari pemilihan,

perencanaan,

pengadaan,

penerimaan,

penyimpanan,

pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan. Adapun penjelasan dari kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan Pemilihan adalah proses kegiatan sejak dari meninjau masalah kesehatan yang terjadi di rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk

dan

dosis,

menentukan

kriteria

pemilihan

dengan

memprioritaskan obat esensial, standardisasi sampai menjaga dan memperbaharui standar obat. 2. Perencanaan Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran. Untuk menghindari kekosongan obat atau Alkes di IFRS ada hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam proses perencanaan antara lain: a. Kebutuhan Perencanaan yang baik harus sesuai dengan kebutuhan IFRS, perhitungan kebutuhan yang benar akan mencegah pengadaan perbekalan farmasi yang berlebihan.

8

b. Persediaan atau stok sisa Lihat berapa jumlah stok sisa yang ada maka dari data tersebut dapat dijadikan acuan jumlah yang akan dibeli untuk satu jenis perbekalan farmasi. c. Prioritas Perbekalan farmasi yang sering dibutuhkan pasien di rumah sakit hendaklah diprioritaskan paling utama untuk diadakan. d. Waktu Tunggu Proses pengiriman perbekalan farmasi dari distributor ke IFRS memerlukan waktu. Pengadaan melalui tender memerlukan waktu yang lama berbeda dengan pengadaaan melalui pembelian langsung mungkin waktu pengiriman akan lebih cepat. e. Metode Perencanaaan Metode perencanaan yang dapat dipergunakan antara lain metode konsumsi, metode epidemiologi dan metode kombinasi dari metode konsumsi dan epidemiologi. 1) Metode Konsumsi Metode konsumsi merupakan metode paling mudah karena berdasarkan data obat yang banyak dipakai pasien, data ini dapat diperoleh dari kartu stok masing-masing perbekalan farmasi. 2) Metode Epidemiologi Metode yang menggunakan data dari penyakit yang banyak diderita oleh pasien. 3) Metode Kombinasi Metode kombinasi adalah metode gabungan dari metode konsumsi dan epidemiologi, umumnya dilakukan untuk kasus-kasus yang dapat diprediksi biasanya rencana perbekalan yang akan dipesan dicatat di buku defecta, yaitu buku yang digunakan untuk menulis barang yang habis dan akan habis.

9

3. Pengadaan Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan dengan membuat surat pesanan (SP) yang ditujukan kepada distributor atau PBF. Surat pesanan tersebut disusun berdasarkan perencanaan yang telah dilakukan. Proses pengadaan dapat dilakukan dengan pembelian baik pembelian secara langsung atau melalui tender. a. Pembelian 1) Pembelian secara langsung Pembelian secara langsung ini merupakan metode yang paling mudah karena perbekalan farmasi yang dipesan datang dengan cepat dan dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan instalasi farmasi rumah sakit. Pembelian cara ini dilakukan dengan mengirimkan langsung surat pesanan ke PBF atau distributor. 2) Pembelian secara tender Pembelian secara tender yaitu pembelian dengan menyenggarakan kompetisi pengadaan perbekalan farmasi dengan harga paling murah. Pihak yang dapat menyediakan harga paling murah akan ditunjuk untuk menyediakan kebutuhan perbekalan farmasi di IFRS. Metode ini merupakan metode terbaik tetapi pelaksanaannya rumit dan butuh waktu yang lama. b. Produksi pembuatan sediaan farmasi. c. Sumbangan atau droping. 4. Penerimaan Penerimaan adalah kegiatan menerima perbekalan farmasi yang telah dipesan ke PBF atau unit gudang pelayanan kesehatan sesuai dengan aturan kefarmasian.

10

5. Penyimpanan Penyimpanan merupakan kegiatan pengamanan barang dengan menempatkan obat-obatan atau Alkes sesuai metode penyimpanan. Metode penyimpanan diantaranya: a. Metode FIFO (First In First Out) FIFO adalah metode penyimpanan berdasarkan barang yang pertama masuk, maka yang lebih dahulu dikeluarkan. b. Metode FEFO (First Exfire First Out) FEFO adalah metode penyimpanan berdasarkan barang yang masa kadaluarsanya paling dekat, maka yang paling dahulu dikeluarkan. c. Berdasarkan Bentuk Sediaan Metode ini lebih tepat dalam penyimpanan obat-obatan, misalnya sediaan tablet dipisah dengan sedian syrup dan disimpan di rak atau etalase yang berbeda. d. Berdasarkan Golongan Obat Metode ini dilakukan dengan cara memisahkan obat-obatan tiap golongan dan tidak mempertimbangkan bentuk sediaan atau efek farmakologinya, yang terpenting obat tertata sesuai golongannya. e. Berdasarkan Alfabetis Perbekalan farmasi ditata sesuai namanya secara berurutan dari A sampai Z. Keuntungan metode ini adalah obat atau alkes akan lebih mudah dicari dan kelemahannya gudang tidak digunakan secara maksimal. f. Berdasarkan Efek Farmakologi Metode ini dilakukan dengan cara menata obat sesuai khasiatnya misalnya obat untuk batuk berdahak ditempatkan berbeda dengan obat untuk batuk kering. 6. Pendistribusian Pendistribusian adalah kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien serta untuk menunjang pelayanan medis.

11

7. Pengendalian Pengendalian adalah kegiatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kelebihan dan kekosongan perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan. 8. Pemusnahan Pemusnahan adalah kegiatan penyelesaian terhadap perbekalan farmasi yang tidak terpakai karena kadaluwarsa, rusak dan tidak memenuhi standar. 9. Administrasi dan Pelaporan a. Administrasi Administrasi bertujuan memonitor transaksi perbekalan farmasi yang masuk dan keluar. Pencatatan bisa dilakukan secara manual dan komputer. b. Pelaporan Pelaporan berisi kumpulan catatan pendataan kegiatan administrasi perbekalan farmasi. 10. Evaluasi Evaluasi merupakan salah satu upaya untuk terus mempertahankan mutu pengelolaan perbekalan farmasi.

12

2.6 Penggolongan Obat Obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksutkan untuk digunakan untuk mendiagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia. (kep. Menkes ri no. 193/kab/ b.vii/71) Penggolongan obat dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan dan ketetapan penggunaan serta pengamanan distribusi. Penggolongan obat ini terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat psikotropika, obat narkotika dan obat wajib apotek (OWA). Penggolongan obat ini tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 917/Menkes/Per/1993

yang

kini

diubah

menjadi

Permenkes

No.

949/Menkes/Per/2000. Penggolongan obat itu terdiri dari: 1. Obat Bebas Obat bebas yaitu obat yang bisa dibeli bebas di apotek, toko obat bahkan di warung. Obat bebas ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam. Contoh obat bebas adalah paracetamol, antasida dan obat batuk hitam. Penandaan obat bebas diatur berdasarkan SK Menkes RI Nomor 2380/A/SK/VI/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas dan obat bebas terbatas. 2. Obat Bebas Terbatas Obat bebas terbatas atau yang masuk dalam daftar “W”, menurut bahasa Belanda “W” singkatan dari “Waarschuwing” artinya peringatan. Jadi, maksudnya obat yang pada penjualannya disertai dengan peringatan tertentu yang ditandai dengan lingkaran biru bergaris tepi hitam. Contoh obat bebas terbatas adalah paratusin, proris dan CTM.

13

Obat-obatan yang masuk kedalam daftar obat “W” atau obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan kepada konsumen tanpa resep dokter, dalam penyerahannya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari pabriknya atau pembuatnya. b. Pada

penyerahannya

oleh

pembuat

atau

penjual

harus

mencantumkan tanda peringatan yang tercetak sesuai contoh. Tanda peringatan tersebut berwarna hitam, berukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih. 3. Obat Keras Obat keras disebut juga obat daftar “G” dalam bahasa Belanda “G” singkatan dari “Gevaarlijk” yang berarti berbahaya. Maksudnya, obat adalah obat yang ada di apotek dan hanya dapat diberikan dengan resep dokter. Penandaannya adalah lingkaran berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dan terdapat huruf K yang menyentuh garis tepi. Contoh obat keras adalah dexametason, amoxicillin dan ambroxol. 4. Obat Narkotika Menurut UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, yang dimaksud dengan narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik

sintetis maupun semisintetis,

yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Penandaan obat narkotika yaitu palang medali merah. Obat narkotika dibagi menjadi tiga golongan: a. Narkotika Golongan I Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak untuk terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh obat narkotika golongan I yaitu opium dan kokain.

14

b. Narkotika Golongan II Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan untuk terapi atau pengembangan ilmu pengetahuan serta berpotensi tinggi

mengakibatkan

ketergantungan.

Contoh

obat

narkotika

golongan II adalah petidin. c. Narkotika Golongan III Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau pengembangan ilmu

pengetahuan

serta

berpotensi

ringan

menimbulkan

ketergantungan. Contoh obat narkotika golongan III adalah kodein. 5. Obat Psikotropika Menurut UU No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, yang dimaksud psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Penandaan obat psikotropika hampir sama dengan penandaan obat keras yaitu lingkaran merah dengan garis tepi berwarna merah dengan huruf K yang menyentuh garis tepi. Obat psikotropika dibagi menjadi empat golongan: a. Psikotropika Golongan I Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh obat psikotropika golongan I yaitu lisergida. b. Psikotropika Golongan II Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan digunakan dalam terapi atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh obat psikotropika golongan II yaitu amfetamin.

15

c. Psikotropika Golongan III Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau untuk tujuan pengembangan

ilmu

pengetahuan

serta

berpotensi

sedang

mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh obat psikotropika golongan III yaitu amobarbital dan pentobarbital. d. Psikotropika Golongan IV Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh psikotropika golongan IV yaitu penobarbital, alprazolam dan diazepam. 6. Obat Wajib Apotek Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker kepada pasien di apotek tanpa resep dokter, tetapi harus diserahkan langsung oleh seorang apoteker kepada pasien disertai informasi lengkap tentang penggunaan obat. Contoh obat wajib apotek yaitu asam mefenamat, lidokain HCl dan Omeprazole. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 347/Menkes/SK/VII/1990 yang telah diperbaharui

dengan

Keputusan

Menteri

Kesehatan

No.

924/Menkes/Per/X/1993 menyatakan bahwa: a. Obat wajib apotek boleh diserahkan tanpa resep dokter. b. Peningkatan peran apoteker di apotek dalam pelayanan Komunikasi Edukasi Informasi (KIE). c. Peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk swamedikasi. Dafar Obat Wajib Apotek (DOWA) terbagi menjadi tiga daftar, yaitu: 1) DOWA No. 1 berdasarkan Kepmenkes RI No. 347 Tahun 1990 a) Obat kontrasepsi

: linesterol (etinil estradiol) dan desogestrel.

b) Obat saluran cerna

: antasida.

c) Obat alergi

: hidrokortison dan betametason.

d) Obat saluran nafas

: aminofilin supp

16

2) DOWA No. 2 berdasarkan Permenkes RI No. 924 Tahun 1993 a) Dexamethason

: mengatasi alergi, mengobati inflamasi atau peradangan, meredakan pembengkakan otak,

mengatasi

mual

muntah

akibat

kemoterapi, dll b) Omeprazole

: mencegah dan mengobati gangguan pencernaan atau nyeri ulu hati dan tukak lambung.

c) Albendazol

: mengatasi infeksi akibat infeksi cacing.

3) DOWA No. 3 berdasarkan Kepmenkes RI No. 1176 Tahun 1999 a) Allopurinol

: untuk mencegah pengendapan asam urat

b) Diklofenak Natrium

: obat anti inflamasi non steroid

c) Ranitidin

: untuk obat saluran cerna (tukak lambung)

H. Pengelolaan Narkotika Pengelolaan narkotika di IFRS diatur secara khusus dari pemesanan, penyimpanan, pelaporan, pelayanan resep, pemusnahan hingga saluran distribusi obat narkotika. Tujuan dari pengelolaan tersebut untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika. 1. Pemesanan Narkotika UU No. 9 tahun 1976 menyatakan bahwa Menteri Kesehatan memberikan izin kepada apotek dan IFRS untuk membeli, meracik, menyediakan, menyimpan untuk

persediaan, menguasai,

menjual,

menyalurkan, menyerahkan, mengirimkan, membawa atau mengangkut narkotika untuk kepentingan pengobatan. Pengadaan narkotika di apotek dilakukan dengan pesanan tertulis melalui surat pesanan narkotika kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF). PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Surat pesanan narkotika harus ditandatangani

oleh

Apoteker

Pengelola

Apotek

(APA)

dengan

mencantumkan nama jelas, nomor Surat Izin Kerja (SIK), Surat Izin Apotek (SIA) dan stempel apotek. Satu pesanan terdiri dari empat rangkap dan hanya dapat untuk memesan satu jenis obat narkotika.

17

2. Penyimpanan Narkotika Narkotika harus disimpan sesuai ketentuan yaitu Permenkes RI No. 28/Menkes/Per/I/1978 tentang Tata Cara Penyimpanan Narkotika, yaitu pada pasal 5 yang menyebutkan bahwa apotek harus mempunyai tempat khusus untuk penyimpanan narkotika yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat. b. Harus mempunyai kunci yang kuat. c. Lemari dibagi dua masing-masing dengan kunci yang berbeda. d. Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari ukuran kurang dari 40/80/100 cm, maka lemari tersebut harus dibuat menempel pada tembok atau lantai. 3. Pelaporan Narkotika Apotek atau IFRS berkewajiban menyusun dan mengirimkan laporan narkotika setiap bulan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Dalam laporan tersebut diuraikan mengenai pembelian atau pemasukan dan penjualan atau pengeluaran narkotika yang ada dalam tanggung jawabnya dan ditandatangani oleh APA. Laporan tersebut ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota dengan tembusan: a. Balai POM setempat b. Arsip 4. Pelayanan Resep yang Mengandung Narkotika Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pengobatan dan ilmu pengetahuan. Narkotika dapat digunakan untuk kepentingan pengobatan hanya dapat diberikan berdasarkan resep dokter. Untuk resep dokter dan salinan resep yang mengandung narkotik, apotek atau IFRS dilarang: a. Melayani salinan resep yang mengandung narkotika, untuk resep narkotika yang baru dilayani sebagian, apotek boleh membuat salinan resep tetapi salinan resep tersebut hanya boleh dilayani di apotek yang menyimpan resep asli.

18

b. Melayani salinan resep dari resep narkotika dengan tulisan iter, dengan demikian dokter tidak boleh menambahkan tulisan iter pada resep yang mengandung narkotika. 5. Pemusnahan Narkotika Pasal 9 Permenkes RI No. 28/Menkes/Per/1978 disebutkan bahwa APA dapat memusnahkan narkotika yang rusak atau tidak memenuhi syarat lagi. Pelaksanaan pemusnahan narkotika di apotek atau IFRS harus disaksikan oleh petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota. APA yang memusnahkan narkotika harus membuat berita acara pemusnahan narkotika yang memuat: a. Hari, tanggal, bulan dan tahun pemusnahan. b. Nama Apoteker Pengelola Apotek (APA). c. Nama seorang saksi dari pemerintah dan seorang saksi lain dari apotek tersebut. d. Nama dan jumlah narkotika yang dimusnahkan. e. Cara pemusnahan. f. Tanda tangan penanggung jawab apotek dan saksi-saksi. Kemudian berita acara tersebut dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota dengan tembusan: a. Balai POM setempat. b. Arsip. 6. Saluran Distribusi Obat Narkotika Secara umum bentuk saluran distribusi obat narkotika adalah : Produsen (PT Kimia Farma) → Pedagang Besar Farmasi ( PBF Kimia Farma) → Apotek atau IFRS → Pasien. Secara khusus pemerintah mengatur penyaluran obat narkotika hanya boleh diproduksi dan disalurkan oleh PT. Kimia Farma, dengan tujuan agar obat tersebut dapat terkendali dan diawasi dengan ketat sehingga tidak membahayakan masyarakat akan penyalahgunaannya.

19

I. Pengelolaan Psikotropika Ruang lingkup pengaturan psikotropika dalam UU No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, bahwa segala hal yang berhubungan dengan psikotropika

yang

dapat

mengakibatkan

ketergantungan.

Tujuan

pengaturan psikotropika sama seperti dengan narkotika, yaitu mencegah terjadinya penyalahgunaan dan peredaran gelap psikotropika serta menjamin

ketersedian

psikotropika

untuk

pengobatan

dan

ilmu

pengetahuan. Pengelolaan psikotropika di apotek atau IFRS adalah sebagai berikut: 1. Pemesanan Psikotropika Obat psikotropika dipesan dengan surat pesanan psikotropika yang ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan SIPA. Surat pesanan tersebut dibuat rangkap empat dan setiap surat pesanan dapat digunakan untuk memesan beberapa jenis psikotropika. 2. Penyimpanan Psikotropika Obat golongan psikotropika disimpan terpisah dengan obat lain dalam suatu rak atau lemari khusus dan tidak harus dikunci, tetapi lebih baik dikunci. 3. Penyerahan Psikotropika Obat golongan psikotropika diserahkan oleh apotek, hanya dapat dilakukan kepada apotek lainnya, rumah sakit, puskesmas balai pengobatan dan dokter kepada pasien berdasarkan resep dokter. 4. Pelaporan Psikotropika Obat psikotropika dilaporkan setahun sekali dengan ditandatangani oleh APA dilakukan secara berkala setiap tahun. Pelaporan ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota dengan tembusan: a.

Balai POM setempat.

b. Arsip.

20

5. Saluran Distribusi Obat Psikotropika Secara umum bentuk saluran distribusi obat psikotropika adalah sebagai berikut: Produsen → Pedagang Besar Farmasi (PBF) → Apotek atau IFRS → Pasien. Obat Psikotropika dapat diproduksi oleh perusahaan farmasi selain PT Kimia Farma.

21

BAB III TINJAUAN TEMPAT PRAKERIN 3.1 Waktu, Tempat Dan Teknis Pelaksanaan  Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) pada tanggal 15 Mei 2017 sampai dengan tanggal 10 Juni 2017.  Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) bertempat Rumah Sakit Umum Aura Syifa yang beralamat di Jl. Joyoboyo No. 42 Dlopo Telp. 0354- 671939 Kediri. Kami ditempatkan di depo rawat jalan, depo rawat inap dan gudang.  Di pelayanan (depo rawat inap dan depo rawat jalan) RSU Aura Syifa kami dibagi menjadi 3 shift, yaitu jam 07.00- 14.00 shift pagi, jam 14.0021.00 shift siang, dan untuk shift malam dimulai pukul 21.00- 07.00. sedangkan untuk gudang hanya ada satu shift, yaitu mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 14.00. 3.2 Sejarah Berdirinya RSU Aura Syifa Semula lahir sebagai BPS (Bidan Praktek Swasta) yang didirikan oleh Ibu Kiki Kuncoro pada tahun 1991, kemudian berubah menjadi Rumah Bersalin Aura Syifa pada tahun 2002, dengan maksud menambah pilihan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dengan standar kualitas tinggi dan pelayanan paripurna. Sejak Juli 2007 dipimpin oleh dr. Beni Cahyo Kuncoro dibawah yayasan Aura Nurani berdasarkan Akte Notaris Dyah Proborini,SH (tahun 2005), Rumah Bersalin ((RB) Aura Syifa berubah menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Aura Syifa yang merupakan bentuk persembahan kalangan swasta dan praktisi kesehatan untuk melengkapi infrastruktur pelayanan kesehatan di Kabupaten Kediri. Perubahan ini sebagai tuntutan client dan untuk mengakomodasi keinginan masyarakat agar Aura Syifa bisa merawat pasien anak.

22

Dengan berkembangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan membuat kebutuhan sarana dan pelayanan kesehatan yang baik pun semakin meningkat. Pelayanan yang dibutuhkan juga semakin menuntut spesialisasi dan penyesuaian secara terus menerus. Penyesuaian ini tidak hanya terhadap penyebaran dan ketersediaan fasilitas kesehatan saja, juga pelayanan yang memenuhi keterpaduan (one stop health shoping) dengan standar kualitas pelayanan tinggi. Tahun 2011 tgl 27 April berdasarkan penetapan kelas dari Dinkes Propinsi Jatim menjadi RSU 3.3 Tujuan Pendirian Instalasi Farmasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Aura Syifa didirikan dengan tujuan: 1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kefarmasian baik kepada penderita dan masyarakat maupu pihak Rumah Sakit. 2. Memberikan alternatif pilihan bagi masyarakat pengguna layanan dalam menjamin kepuasan layanan. 3. Memperluas jangkauan komunikasi dan informasi kepada mayarakat perihal obat dan penyakit sehingga dapat meningkatkan kesadaran hidup sehat bagi masyarakat. 4. Meningkatkan jangkauan pelayanan kefarmasian baik kepada penderita dan masyarakat maupu pihak Rumah Sakit. 5. Memberikan alternatif pilihan bagi masyarakat pengguna layanan dalam menjamin kepuasan layanan. 6. Memperluas jangkauan komunikasi dan informasi kepada mayarakat perihal obat dan penyakit sehingga dapat meningkatkan kesadaran hidup sehat bagi masyarakat.

23

BAB IV KEGIATAN PRAKERIN 4.1 Depo Rawat Inap 1. Membantu mengambilkan obat sesuai dengan resep 

Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang digunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun bagian luar, guna mencegah, meringankan, maupun menyembuhkan penyakit.



Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dokter hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada Apoteker Pengelola Apotek (APA) untuk menyiapkan dan atau membuat, meracik serta menyerahkan obat Rumah Sakit AURA SYIFA Jl.Joyoboyo No. 42 Dlopo Telp 0354 – 677939 Email [email protected] Tgl : 22/517

Alergi : Tidak/Ya

( dr. Nur Ali ) Nama Terang

R/ Neurosanbe 5000 No X S 2 dd 1 R/ Ranitidine tab No X S 2 dd 1 Pro : Retno Widowati, Ny Nomor RM : 100711 Tgl. Lahir : 01-01-1963 (53) Alamat : Mrican 3/6 Mojoroto Berat Badan : ( kg untuk pasien anak )

Etiket Obat

Dispensing

Menyerahkan

Nama Terang

Nama Terang

Nama Terang

24

a) Kelengkapan Resep Komponen Resep

Ada

Nama Dokter



Tanggal dan tempat penulisan resep



Tanda R/



Nama obat, jumlah dan cara membuatnya



Aturan pakai



Nama pasien



Paraf dokter Umur pasien dan alamat

Tidak

X 

b) Narkotika/Psikotropika: c) Dispensi/Usulan: d) Resep Standart: e) Perhitungan Dosis: f) Penimbangan -

Neurosanbe 5000 sebanyak 10

-

Ranitidine 150 mg sebanyak 10 tablet

g) Cara Kerja -

Ambil Neurosanbe plus sebanyak 10 tablet, sisihkan

-

Ambil Ranitidine 150 mg sebanyak 10 tablet, sisihkan

-

Masukkan masing-masing obat kedalam plastik klip, beri etiket warna putih

25

h) Etiket 

Neurosanbe plus Rumah Sakit AURA SYIFA Jl.Joyoboyo No. 42 Dlopo Telp 0354 – 671939 Kediri 64182 Tanggal : 22/5 17

No RM : Nama : Ny. Retno widowati Tgl Lahir :

Nama Obat Neurosanbe Plus Diminum 2 X 1 tablet Jam 06.00 pagi

sore 18.00 malam

Keterangan : - Harus diminum sampai habis  Diminum setelah makan - Dikocok dahulu sebelum diminum  Tidak boleh diminum dengan susu dan teh - 10 tablet  Ranitidine tab Rumah Sakit AURA SYIFA Jl.Joyoboyo No. 42 Dlopo Telp 0354 – 671939 Kediri 64182 Tanggal : 22/517

No RM : Nama : Ny. Retno widowati Tgl Lahir :

Nama Obat Ranitidin Diminum 2 X 1 tablet Jam 06.00 pagi

sore 18.00 malam

Keterangan : - Harus diminum sampai habis  Diminum sebelum makan - Dikocok dahulu sebelum diminum  Tidak boleh diminum dengan susu dan teh  10 tablet

26

i) Singkatan Latin -

R/ : recipe => ambillah

-

S 2 dd 1 : Signa 2 de die 1 => Tandai 2 kali sehari 1 tablet

-

Pro => untuk

h) Deskripsi Obat 

Neurosanbe Plus

-

Indikasi : Gangguan sistem saraf perifer, defisiensi vitamin B

-

Kontraindikasi : -

-

Efek samping: 

-

Ranitidin tab

Indikasi : Pengobatan jangka pendek tukak usus 12 jari aktif, tukak lambung

aktif,

mengurangi

gejala

refluks

esofagus.

Terapi

pemeliharaan setelah penyembuhan tukak usus 12 jari, tukak lambung. Pengobatan keadaan hipersekresi patologis. -

Kontraindikasi : Hipersensitif

-

Efek Samping: Sakit kepala, gangguan kardiofaskuler, gangguan gastriontestinal, gangguan muskuloskeletal, gangguan hematologik, gangguan endokrin

27

Rumah Sakit AURA SYIFA Jl.Joyoboyo No. 42 Dlopo Telp 0354 – 677939 Email [email protected] Tgl : 22/517

Alergi : Tidak/Ya

( dr. Nur Ali ) Nama Terang

R/ Bimaflox Asam Mefenamat Hufabionic S 3 dd 1 Pro : Ny Sutri Nomor RM : Tgl. Lahir : Alamat : Berat Badan :

X X X

( kg untuk pasien anak )

Etiket Obat

Dispensing

Menyerahkan

Nama Terang

Nama Terang

Nama Terang

a. Kelengkapan Resep Komponen Resep

Ada

Nama Dokter



Tanggal dan tempat penulisan resep



Tanda R/



Nama obat, jumlah dan cara membuatnya



Aturan pakai



Nama pasien



Paraf dokter



Umur pasien dan alamat

Tidak

X

28

a. Narkotika/Psikotropika :b. Dispensi/Usulan:c. Resep Standart:d. Perhitungan Dosis:e. Penimbangan -

Ambil Bimaflox sebanyak 10 tablet

-

Ambil Asam Mefenamat sebanyak 10 tablet

-

Ambil Hufabionic sebanyak 10 tablet

f. Cara Kerja -

Ambil Bimaflox sebanyak 10 tablet, sisihkan

-

Ambil Asam Mefenamat sebanyak 10 tablet, sisihkan

-

Ambil Hufabionic sebanyak 10 tablet, sisihkan

-

Masukkan masing-masing obat ke dalam plastik klip, beri etiket warna putih

-

Serahkan kepada pasien

g. Etiket *Bimaflox Rumah Sakit AURA SYIFA Jl.Joyoboyo No. 42 Dlopo Telp 0354 – 671939 Kediri 64182 Tanggal : 22/517

No RM : Nama : Ny. Sutri Tgl Lahir :

Nama Obat Bimaflox Diminum 3 X 1 tablet Jam 06.00 pagi 14.00 sore 22.00 malam Keterangan :  Harus diminum sampai habis  Diminum setelah makan - Dikocok dahulu sebelum diminum  Tidak boleh diminum dengan susu dan teh - 10 tablet 29

*Asam Mefenamat Rumah Sakit AURA SYIFA Jl.Joyoboyo No. 42 Dlopo Telp 0354 – 671939 Kediri 64182 Tanggal : 22/517

No RM : Nama : Ny. Sutri Tgl Lahir :

Nama Obat Asam Mefenamat Diminum 3 X 1 tablet Jam 06.00 pagi 14.00 sore 22.00 malam Keterangan : - Harus diminum sampai habis  Diminum setelah makan - Dikocok dahulu sebelum diminum  Tidak boleh diminum dengan susu dan teh  10 tablet *Hufabionic Rumah Sakit AURA SYIFA Jl.Joyoboyo No. 42 Dlopo Telp 0354 – 671939 Kediri 64182 Tanggal : 22/517

No RM : Nama : Ny. Sutri Tgl Lahir :

Nama Obat Hufabionic Diminum 3 X 1 tablet Jam 06.00 pagi 14.00 sore 22.00 malam Keterangan : - Harus diminum sampai habis  Diminum setelah makan - Dikocok dahulu sebelum diminum  Tidak boleh diminum dengan susu dan teh  10 tablet

30

h. Singkatan Latin -

R/ : recipe => ambillah

-

S 3 dd 1 : Signa 3 de die 1 => Tandai 3 kali sehari 1 tablet

-

Pro => untuk

i. Deskripsi Obat 

Bimaflox ( ISO hal : 107 ) -Indikasi : Antibiotik -Kontraindikasi : Hipersensitif, wanita hamil dan menyusui, anak pada masa pertumbuhan -Efek

samping

:

Mual,

muntah,

diare,

nyeri

perut,

anoreksia,pusing, sakit kepala, insomnia, ruam kulit . 

Hufabionic ( ISO hal : 519 ) -Indikasi : Membantu kebutuhan zat besi, vitamin, dan mineral pada keadaan hamil, menyusui, menutrisi, masa penyembuhan setelah operasi dan setelah melahirkan -Kontraindikasi : Gangguan penumpukan / penggunaan Fe berlebih -Efek Samping : Mual, nyeri lambung, konstipasi, diare, kolik



Asam Mefenamat ( ISO hal : 5-6 ) -indikasi : Mengurangi rasa sakit kepala, sakit gigi , dismenore primer, nyeri sesudah operasi -Kontraindikasi : hipersensitif terhadap asam mefenamat dengan asetosal mengalami bronkospasme, alergi rinitis dan urtikaria, tukak lambung dan usus, gangguan ginjal yang berat -Efek

Samping:

Gangguan

sistem

pencernaan,

sistem

hematopoetik, sistem saraf.

31

2. Menata dan mengecek obat dari gudang - Mefinal tab

- Nucral

-CendoTobroson

- Levofloksasin

- Episan

-Asam Mefenamat

- Sanmag

-Novamag

- Cendo Lyteers

3. Menyetok obat Narkotika dan Psikotropika setelah mengambil obatnya 

Miloz



Codein



Valdimex



MST

4. Mengambilkan cairan infus, obat, alkes yang dibutuhkan perawat 

Ringer Laktat



Oxytosin



Infuset



Spuit



Masker Nebulizer



Nasal Canul

32

4.2 Depo Rawat Jalan 1.

Mengambilkan obat sesuai dengan resep dokter. Obat Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang digunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun bagian luar, guna mencegah, meringankan, maupun menyembuhkan penyakit. Resep Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dokter hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku kepada Apoteker Pengelola Apotek (APA) untuk menyiapkan dan atau membuat, meracik serta menyerahkan obat kepada pasien. Rumah Sakit AURA SYIFA Jl.Joyoboyo No. 42 Dlopo Telp 0354 – 677939 Email [email protected] Tgl : 16/517 ( dr. Bella ) Nama Terang

Alergi : Tidak/Ya

R/ Cefadroxil S 2 dd 1 R/ Mefinal S 3 dd 1 R/ Cetop Zink S1dd1

No X No X No V

Pro : Pungki Ayu Kartika S. NN Nomor RM : 100424 Tgl. Lahir : 10-06-1997 / 19 Th Alamat : Kedungsoko 03/01 Sukomoro Berat Badan : ( kg untuk pasien anak ) Etiket Obat

Dispensing

Menyerahkan

Nama Terang

Nama Terang

Nama Terang

33

a. Kelengkapan Resep Komponen Resep Nama Dokter Tanggal dan tempat penulisan resep Tanda R/ Nama obat, jumlah dan cara membuatnya Aturan pakai Nama pasien Paraf dokter Umur pasien dan alamat b. Narkotika / Psikotropika:-

Ada      

Tidak

 

c. Dispensi / Usulan:d. Resep Standart:e. Perhitungan Dosis:f. Penimbangan 

Cefadroxil Sebanyak 10 Kapsul



Mefinal Sebanyak 10 Tablet



Cetop Zink Sebanyak 5 Tablet

g. Cara Kerja 

Ambil Cefadroxil Sebanyak 10 Kapsul => Beri etiket putih



Ambil Mefinal Sebanyak 10 Tablet => Beri etiket putih



Ambil Cetop Zink Sebanyak 5 Tablet => Beri etiket putih



Serahkan kepada pasien, Berikan KIE



Masukkan dalam plastik

34

h. Etiket Rumah Sakit “AURA SYIFA” Jl. Joyoboyo No.42 Dlopo Tlp:0354-671939 Kediri 64182 No RM : Nama : Pungki Ayu K.S Tgl Lahir :

Tgl : 16-5-2017 Tgl ED :

Nama Obat : Cefadroxil DIHABISKAN Diminum : 2 x sehari 1 kaps Jam 06.00 Pagi 18.00 Sore Malam Keterangan :  Harus diminum sampai habis  Diminum setelah makan  Dikocok dahulu sebelum diminum  Tidak boleh diminum dengan susu/teh  10 kapsul

Rumah Sakit “AURA SYIFA” Jl. Joyoboyo No.42 Dlopo Tlp:0354-671939 Kediri 64182 No RM : Nama : Pungki Ayu K.S. Tgl Lahir :

Tgl : 16-5-2017 Tgl ED :

Nama Obat : Mefinal Diminum : 3 x sehari 1 tablet Jam 06.00 Pagi 14.00 Sore 22.00 Malam Keterangan :  Harus diminum sampai habis  Diminum setelah makan  Dikocok dahulu sebelum diminum  Tidak boleh diminum dengan susu/teh  10 tablet

35

Rumah Sakit “AURA SYIFA” Jl. Joyoboyo No.42 Dlopo Tlp:0354-671939 Kediri 64182 No RM : Nama : Pungki Ayu K.S. Tgl Lahir :

Tgl : 16-5-2017 Tgl ED : Nama Obat : Cetop Zink Diminum : 1 x sehari 1 tablet Sore Malam

Jam 07.00 Pagi Keterangan :  Harus diminum sampai habis  Diminum setelah makan  Dikocok dahulu sebelum diminum  Tidak boleh diminum dengan susu/teh  5 tablet i. Singkatan Latin

- S 2 d d 1 => Signa bis de die 1 => tandai 2 kali sehari 1 kapsul - S 3 d d 1 => Signa ter de die 1 => tandai 3 kali sehari 1 tablet - S 1 d d 1 => Signa 1 de die 1

=> tandai 1 kali sehari 1 tablet

- R/ => Recipe => ambillah - Pro => untuk - No => nomero => sebanyak j. Pemerian Cefadroxil (ISO Hal 130) 

Pemerian : Kapsul



Indikasi : Untuk infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitf, terutama untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif anaerob dan beberapa golongan sefalosporin.



Dosis : 500 mg per kapsul

36

Mefinal (ISO Hal 26) 

Pemerian : Tablet



Indikasi : Untuk menghilangkan rasa sakit dan nyeri



Dosis

: Anak >6 bln : 3-6,5mg/kgBB/hari setiap 6 jam Dewasa dan Anak >14 thn : mula-mula 500mg kemudian 250mg setiap 6 jam.

Cetop Zink 

Pemerian : Tablet



Indikasi : - Suplemen untuk difensiensi vitamin C dan B kompleks karena peningkatan kebutuhan vitamin C dan B kompleks.  Asupan yang tidak mencukupi atau gangguan absorpsi nurien.  Untuk memenuhi kebutuhan harian vitamin E, kalsium dan zink.

37

Rumah Sakit AURA SYIFA Jl.Joyoboyo No. 42 Dlopo Telp 0354 – 677939 Email [email protected] Tgl : 08/617 ( dr. Fairus ) Nama Terang

Alergi : Tidak/Ya

R/

Ranitidin tab S 3 dd 1 Ondansentron tab S 3 dd 1 Neurodex tab S 2 dd 1

X X X

Pro : Ruris Nomor RM : Tgl. Lahir : Alamat : Berat Badan :

( kg untuk pasien anak )

Etiket Obat

Dispensing

Menyerahkan

Nama Terang

Nama Terang

Nama Terang

a. Kelengkapan Resep Komponen Resep

Ada

Nama Dokter



Tanggal dan tempat penulisan resep



Tanda R/



Nama obat, jumlah dan cara membuatnya



Aturan pakai



Nama pasien



Tidak



Paraf dokter Umur pasien dan alamat



38

b. Narkotika / Psikotropika c. Dispensi / Usulan d. Resep Standart e. Perhitungan Dosis f. Penimbangan  Ambil Ranitidin sebanyak 10 tablet  Ambil Ondansentron sebanyak 10 tablet  Ambil Neurodex sebanyak 10 tablet g. Cara Kerja 

Ambil Ranitidin sebanyak 10 tablet , sisihkan



Ambil Ondansentron sebanyak 10 tablet, sisihkan



Ambil Neurodex sebanyak 10 tablet

h. Etiket Rumah Sakit “AURA SYIFA” Jl. Joyoboyo No.42 Dlopo Tlp:0354-671939 Kediri 64182 No RM : Nama : Ruris Tgl Lahir :

Tgl : 8-06-2017 Tgl ED :

Nama Obat : Ranitidin Diminum : 3 x sehari 1 tab Jam 06.00 Pagi 14.00 Sore 22.00 Malam Keterangan :  Harus diminum sampai habis  Diminum sebelum makan  Dikocok dahulu sebelum diminum  Tidak boleh diminum dengan susu/teh  10 tablet

39

Rumah Sakit “AURA SYIFA” Jl. Joyoboyo No.42 Dlopo Tlp:0354-671939 Kediri 64182 No RM : Nama : Ruris Tgl Lahir :

Tgl : 8-06-2017 Tgl ED :

Nama Obat : Ondansentron Diminum : 3 x sehari 1 tab Jam 06.00 Pagi 14.00 Sore 22.00 Malam Keterangan :  Harus diminum sampai habis  Diminum sebelum makan  Dikocok dahulu sebelum diminum  Tidak boleh diminum dengan susu/teh  10 tablet

Rumah Sakit “AURA SYIFA” Jl. Joyoboyo No.42 Dlopo Tlp:0354-671939 Kediri 64182 No RM : Nama : Ruris Tgl Lahir :

Tgl : 8-06-2017 Tgl ED :

Nama Obat : Neurodex Diminum : 2 x sehari 1 tab Jam 06.00 Pagi 18.00 Sore Malam Keterangan :  Harus diminum sampai habis  Diminum setelah makan  Dikocok dahulu sebelum diminum  Tidak boleh diminum dengan susu/teh  10 tablet

40

i. Deskripsi Obat  Ranitidin -

Komposisi : Ranitidin 150 mg/tablet

-

Indikasi : Pengobatan jangka pendek tukak usus 12 jari aktif, tukak lambung aktif, mengurangi gejala refluks esofagus. Terapi pemeliharaan setelah penyembuhan tukak usus 12 jari, tukak lambung. Pengobatan keadaan hiper sekresi patologis.

-

Kontraindikasi : Hipersensitif

-

Efek Samping : Sakit kepala, gangguan kardiovaskular, gangguan musculoskeletal, gangguan hematologik, gangguan endokrin.



Ondansentron -

Komposisi : Tiap tablet salut selaput mengandung ondansentron hydrochloride 5,2 mg setara dengan ondansentron setara dengan 4 mg.

-

Indikasi : mual dan muntah akibat kemoterapi dan radioterapi, pencegahan mual dan muntah pasca operasi.

-

Kontraindikasi : hipersensitivitas, sindroma perpanjangan interval QT bawaan.

-

Efek Samping : sakit kepala, umum : sensasi hangat atau kemerahan, konstipasi.

 Neurodex -

Tiap tablet salut selaput mengandung :

-

vitamin B1 mononitrate 100 mg

-

vitamin B6 HCl 200 mg

-

vitamin B12 200 mcg

-

Indikasi : untuk pengobatan kekurangan vitamin B1, B6, dan B12 seperti pada polyneuritis.

-

Kontra Indikasi : hipersensitif terhadap komponen obat ini

-

Efek Samping : pemakaian vitamin B6 dosis besar dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan sindrom neuropatik.

41

j. Singkatan Latin -

R/ : Recipe : Ambillah

-

S. 3 dd 1 : Signa ter de die 1 : Tandai 3 x sehari 1

-

S. 2 dd 1 : Signa bis de die 1 : Tandai 2 x sehari 1

-

Pro : Untuk

2. Mengambilkan Alkes sesuai Resep -

Urine bag => Untuk wadah urine

-

Mess => Silet

-

Folley cath 16 => Untuk saluran pengeluaran urine

-

Surflo 24, 16, 22, 18 => Alat bantu untuk memasukkan selang

-

Alcohol swabs => Untuk membersihkan kulit sebelum melakukan penginfusan.

3. Menata Obat dan Alkes yang datang dari gudang, dan sudah dicocokan sesuai formulir permintaan barang. -

Lansoprazole 30 mg : Obat untuk lambung

-

Taxegram : serbuk inj : Antibiotik

-

Pro IV : Untuk melekatkan selang infus

-

Surflo 22 : Alat bantu untuk memasukkan selang

-

Norages inj : Analgesik

-

Amlodipine 5mg : Untuk Hipertensi

-

Hufabionic : Untuk Anemia

-

Nasal canula : Oxigen

-

Handscoon Maxter 7 : Sarung Tangan

4. Memberikan Etiket sesuai Resep -

Zink dispersibel : Obat untuk diare : 1x sehari 1 tab : sesudah makan

-

Metronidazole : Antibakteri : 3 x sehari 1 tab : sesudah makan

-

Molagit : Obat untuk diare :3 x sehari 1 tab : sesudah makan

-

Cotrimoksazole : Antimikroba : 2 x sehari 2 tab : sesudah makan

42

4.3 Gudang Gudang farmasi adalah tempat penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, dan juga pemeliharaan persediaan farmasi berupa obat, alat kesehatan, dan perbekalan kesehatan lainnya. Gudang farmasi memiliki tugas untuk melaksanakan pengelolaan, penerimaan, penyimpanan, dan pendistribusian perbekalan farmasi dan alat kesehatan dalam rangka mencukupi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat di kabupaten atau kota. Selain memiliki tugas yang jelas, gudang farmasi juga memiliki beberapa fungsi, yaitu : 1. Melakukan penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan, dan pendistribusian obat, alat kesehatan serta perbekalan farmasi. 2. Melakukan penyiapan, penyusunan rencana, pencatatan dan pelaporan mengenai mutasi (keluar masuknya) perbekalan farmasi 3. Melakukan pengamatan mutu dan khasiat obat secara umum 4. Melakukan urusan tata usaha dan berbagai urusan administrasi yang mencakup pengelolaan sediaan farmasi

Penyimpanan sediaan farmasi dan perbekalan farmasi di RSU Aura Syifa sudah sesuai dengan ketentuan (aturan) yang berlaku yaitu penyimpanan obat sesuai dengan golongannya (obat bebas, obat bebas terbatas, psikotropika, narkotika, LASA, High Alert), sesuai dengan bentuk sediaan ( cairan, tablet, injeksi, syrup, suppo), sesuai dengan sifat fisika dan kimianya (temperature yang sesuai, terlindung dari cahaya, tertutup rapat, bahan mudah terbakar). Tiap- tiap golongan obatnya secara alfabetis untuk mempermudah dalam penataan dan memudahkan kami menghafal tempat obatnya. System penyimpanan yang dipakai adalah FEFO ( First ED First Out). Untuk distribusi obat dari gudang ke depo yaitu sesuai dengan surat permintaan barang dari depo. Gudang berfungsi untuk menyediakan kebutuhan obat di depo.

43

Tugas, wewenang dan tanggung jawab pelaksana Farmasi Sub Unit gudang adalah : 1. Menerima , menyimpan, memelihara, dan mengeluarkan ( untuk di distribusikan ke depo) obat- obatan , alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya. 2. Mengamati mutu obat yang ada dalam persediaan dan yang akan di distribusikan. 3. Melaporkan bila terdapat kerusakan obat , serta obat yang tak memenuhi syarat (rusak). 4. Mencatat segala penerimaan dan pengeluaran barang. 5. Memesan persediaan obat yang hampir habis kepada PBF dengan surat pesanan obat.

44

Alur Barang Masuk

Barang Habis

Pengiriman Surat

Barang disimpan dan ditulis di kartu stock

PBF membawa barang telah dipesan dan faktur

penandatanganan dan pemberian stempel gudang untuk bukti PBF

Pemeriksaan faktur dan penerimaan barang dilakukan oleh petugas gudang

Distribusi obat dari gudang ke depo pelayanan

Penerimaan formulir pemesanan barang dari Depo

Gudang memberikan obat sesuai surat permintaan barang

pengecekan obat

obat diserahkan ke Depo

45

Alur Penerimaan Resep Resep Datang

Skrinning resep

Resep diberi harga

Pasien Tidak Setuju

Pasien Setuju

Diajukan obat alternative dengan jenis, jumlah item dan harga sesuai kemampuan

Pasien Kurang Setuju

Diberikan berdasakan kemampuan/ dicopy resep

Pasien Setuju

Penyiapan peracikan obat Pemeriksaan Akhir Penyerahan Obat

Pemberian KIE kepada pasien

Monitoring penggunaan obat

46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan praktek kerja lapangan di Rumah Sakit Aura Syifa Kediri, maka penyusun dapat menyimpulkan : 1. Pengelolalan apotek yang meliputi pengelolaan obat, pengelolaan resep dan pengelolaan administrasi yang ada di RS Aura Syifa sudah hampir sama dengan yang ada pada teori dan sesuai dengan undang-undang yang telah ditetapkan. 2. Golongan obat yang ada di RS Aura Syifa meliputi obat generik, obat paten, obat tetes mata, obat salep mata, obat antibiotik, obat narkotika dan obat psikotropika. 3. Dengan adanya praktek kerja lapangan akan membina dan menambah pengalaman bagi siswa untuk untuk menjadi tenaga kerja kesehatan yang terampil, disiplin, teliti, dan handal dalam bidang kefarmasian. 4. Praktek Kerja Industri merupakan sarana bagi siswa untuk menerapkan ilmu yang di pelajari di sekolah. 5. Praktek kerja industri dapat melatih keterampilan siswa dalam penyelesaian resep serta dapat membandingkanya dengan teori yang ada di sekolah. 6. Praktek kerja industri merupakan sarana bagi siswa dalam mengenal lapangan kerja. 7. Praktek kerja industri merupakan sarana bagi siswa untuk mengetahui lebih dalam lagi dalam dunia kefarmasian. 8. Praktek kerja industri dapat menambah pengetahuan siswa dan menerapkan ilmu yang telah didapat di sekolah.

47

5.2 Saran  Depo Rawat Jalan Dan Rawat Inap 1. Pelayanan di depo harus di tingkatkan lagi, karena dengan adanya pelayanan yang baik, ramah, dan santun kepada pasien akan menambah kepercayaan masyarakat. 2. Sebaiknya pihak instalasi tempat atau ruangannya agar lebih diperluas lagi. 3. Sebaiknya apoteker dan pegawai bagian admin diberi ruangan sendiri agar tidak terjadi kesalahan 4. Sebaiknya tempat wadah obat diperbanyak lagi agar penataanya lebih mudah, rapi dan saat obat diambil tidak berantakan 5. Sebaiknya meja untuk meracik obat diperluas agar saat meracik obat bisa dilakukan dengan nyaman.  Gudang 1. Sebaiknya Gudang Farmasi agak diperluas lagi agar barang datang bisa leluasa ditempatkannya . 2. Penyimpanan obat

LASA dan High Alert sebaiknya diberi label dan

penyimpanannya diberi sekat 3. Sebaiknya disediakan transporter untuk mengantarkan obat ke depo Rawat Inap dan Rawat Jalan atau ruangan-ruangan 4. Sebaiknya Gudang Farmasi dan Gudang Barang tidak dijadikan satu 5. Sebaiknya disediakan tempat khusus untuk penyimpanan Narkotika Dan Psikotropika

48

Related Documents


More Documents from "Beni"