Laporan Praktikum Penerbanga n Pesawat Gentra Aditya Putra XI.IPA.4
Tujuan Untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi laju dan kestabilan pesawat kertas pada saat terbang, serta untuk memahami cara untuk memperpanjang jangka waktu penerbangan pesawat kertas. Alat Dan Bahan • •
Stopwatch Kertas A4 70 gsm
Pembuatan Pesawat Kertas Pada awalnya, penulis ingin menggunakan model pesawat kertas yang telah penulis temukan pada suatu sumber, namun dikarenakan terdapat kerusakan pada pesawat kertas tersebut sesaat sebelum praktikum dimulai, penulis membatalkan rencana tersebut dan memutuskan untuk menggunakan pesawat kertas cadangan yang telah penulis buat sebelumnya. Pesawat kertas yang kemudian penulis gunakan untuk praktikum ini adalah pesawat kertas model biasa. Walaupun menggunakan model pesawat kertas biasa, pesawat kertas ini telah penulis rancang sedemikian rupa untuk tetap bergerak lurus dan seimbang dengan tujuan untuk mendapatkan jangka waktu terbang yang lama. Modifikasi-modifikasi yang telah penulis lakukan pada pesawat kertas ini adalah sebagai berikut : 1. Memperlebar sayap pesawat agar gaya dorong ke atas oleh angin dan energi panas bumi yang diterima pesawat lebih besar dari sebelumnya. 2. Membengkokkan sayap pesawat sedikit condong ke atas agar pesawat lebih seimbang dan stabil dalam arah vertikal ketika melayang di
Gentra Aditya Putra | XI.IPA.4
1
udara. Sehingga pesawat tidak akan mendaki maupun menukik tajam saat terbang.
3. Membengkokkan sekitar 0,5 cm pada ujung sayap pesawat kertas tersebut untuk dijadikan wingtip dari pesawat tersebut. Wingtip ini berguna untuk menjaga keseimbangan dan kestabilan dalam arah horizontal dari pesawat kertas tersebut. Atau dalam kata lain untuk menjaga gerakan dari pesawat tersebut agar tetap lurus ke depan. Hal ini dilakukan untuk mencegah resiko menabraknya pesawat kertas ke objek yang berada di sekitarnya. 4. Memperlancip bagian depan pesawat guna mengurangi gesekan pesawat kertas dengan udara (aerodinamis) sehingga pesawat dapat terbang dengan jauh dan dalam jangka waktu yang lebih lama. Modifikasi-modifikasi tersebut telah penulis coba sendiri beberapa hari sebelumnya dan hasilnya cukup memuaskan serta sesuai harapan. Namun hasil uji coba tersebut masih tidak akurat. Hal ini disebabkan karena uji coba tersebut dilakukan pada ruangan tertutup sehingga ruang terbang yang dimiliki pesawat sangatlah terbatas. Hal ini menyebabkan pesawat kertas tersebut tidak pernah menyelesaikan penerbangannya karena selalu menabrak dinding ruangan. Hasil Praktikum Pada penerbangannya yang pertama, pesawat kertas terbang dengan mulus dengan gerakan yang lurus ke depan dan berhasil mencatat waktu 3,40 sekon hingga ia turun. Pada penerbangan yang pertama ini pesawat tidak mengalami gerakan dalam arah vertikal yang signifikan, pesawat hanya bergerak menurun dengan lambat sesuai yang diharapkan. Namun landasan dimana pesawat kertas ini turun tidaklah menguntungkan karena landasan tersebut sangat basah dan hal ini tentu akan mengurangi performa dari pesawat kertas tersebut dalam penerbangan berikutnya. Penerbangan yang kedua ini tidak sebaik penerbangan yang pertama. Sesuai dengan yang telah diduga, kondisi pesawat yang basah menyebabkan menurunnya kualitas terbang dari pesawat kertas ini. Pesawat basah pada bagian sayap kirinya. Namun pesawat tetap terbang lurus tanpa berbelok ke kiri walaupun pesawat lebih berat pada bagian kirinya dikarenakan air yang membasahi sayap kirinya. Penerbangan kedua ini mencatat waktu 0,64 sekon lebih cepat daripada sebelumnya. Berikut merupakan tabel catatan waktu yang ditempuh oleh pesawat kertas sejak mulai terbang hingga turun. Penerbangan 1 Penerbangan 2 Total Rata-Rata
3,40 2,76 6,16 3,08
sekon sekon sekon sekon
Kesimpulan
Gentra Aditya Putra | XI.IPA.4
2
Dari praktikum tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi laju terbang pesawat kertas. Dan pada praktikum tersebut, hal yang paling berpengaruh pada pesawat kertas penulis adalah kendala air. Air yang membasahi sayap kiri pesawat kertas penulis sangat mempengaruhi laju terbang pesawat. Karena basah yang terdapat pada pesawat kertas tersebut tergolong banyak, sehingga pesawat tidak lagi terbang mulus seperti pada penerbangan pertama. Bagian pesawat yang basah tersebut menyebabkan pesawat kertas lebih berat dari sebelumnya. Selain itu pesawat juga menjadi tidak sekokoh sebelumnya, pesawat menjadi lunak karena basah tersebut sehingga pesawat menjadi lebih mudah rusak. Bentuk sayap pesawat juga berubah sehingga pesawat sudah tidak aerodinamis lagi. Selain kendala air tersebut, kemungkinan laju dari pesawat kertas tersebut juga terpengaruhi oleh kesalahan dalam teknik menerbangkannya. Pada kedua penerbangan tersebut, penulis menerbangkannya dengan gerakan yang agak mengarah ke atas dan dengan tenaga yang sedang. Mungkin seharusnya dalam kondisi kecepatan angin yang pelan tersebut, pesawat kertas diterbangkan dengan gerakan yang lebih cepat. Selain kendala-kendala tersebut, penulis kira tidak terdapat kendala lainnya yang mempengaruhi laju pesawat kertas penulis tersebut.
Gentra Aditya Putra | XI.IPA.4
3