BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG Setiap orang harus menjaga kesehatannya supaya memiliki jasmani dan rohani yang kuat dan sehat, sehingga dapat menjalani hidup dan kehidupannya. Untuk menjaga jasmani yang kuat dan sehat diperlukan rohani yang kuat dan sehat pula artinya rohani yang tidak mudah tergoda oleh berbagai godaan yang dapat menjerumuskan diri pada perbuatan yang merusak jasmani. Salah satu hal yang menjadi faktor rusaknya kesehatan jasmani dan rohani adalah merokok . Kita harus berpikir jauh ke depan bahwa merokok dapat merusak kesehatan. Caranya dengan menghindari mengkonsumsi atau melakukan kebiasaan-kebiasaan yang dapat mengganggu kesehatan, seperti merokok. Karena kebiasaan merokok dapat mengakibatkan ketergantungan yang dapat menganggu kesehatan. Rokok sendiri adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah . Dan merokok pada awalnya adalah keperluan spiritual, seperti memuja dewa atau roh dari suku bangsa Indian di Amerika. Saat ini, terdapat 1.100 juta penghisap rokok di dunia. Tahun 2025 diperkirakan akan bertambah hingga mencapai 1.640 juta orang. Setiap tahunnya, 4 juta orang meninggal dunia karena kasus yang berhubungan dengan tembakau. Tahun 2030, gambaran ini akan meningkat mencapai angka 10 juta. Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1999, sekitar 250 juta anak-anak di dunia akan meninggal karena tembakau apabila konsumsi tembakau tidak dihentikan Merokok sangat berbahaya bagi kesehatan, karena di dalam rokok sendiri terdapat ribuan unsur zat kimia yang terkandung. Dengan merokok, sama saja dengan menggunakan zat kimia secara tidak langsung dan juga menghancurkan organ-organ tubuh. Secara garis besarnya, merokok dapat membahayakan kesehatan tubuh. Berdasarkan penelitian, berbagai jenis kerugian merokok, yaitu: 1. Timbulnya penyakit kanker (kanker darah, kanker otak, kanker kulit) 2. Terjangkitnya penyakit jantung (kelainan jantung) 3. Timbulnya bercak-bercak di paru-paru (paru-paru berlubang) 4. Penyakit ginjal (karena tidak berfungsinya ginjal) Menurut survei di beberapa SMP di Jakarta, setiap siswa di sekolahnya mulai mengenal bahkan mencoba merokok dengan presentase 40% sebagai perokok aktif yang terdiri atas 35% putra dan 5% putri. Dan berdasarkan pemantauan lanjutan kepada para pelajar yang merokok
itu
sebanyak
25%
Drop
Out.
Kebiasaan merokok bagi para pelajar bermula karena kurangnya informasi dan kesalahpahaman informasi, termakan iklan atau terbujuk rayuan teman. Diperoleh dari hasil
angket Yayasan Jantung Indonesia sebanyak 77% siswa merokok karena ditawari teman. Sehingga Yayasan Jantung Indonesia mendapat kesimpulan: 1. Dengan merokok dapat membuat pandai bergaul 2. Orang yang merokok terkesan lebih keren 3. Merokok meningkatkan prestasi belajar 4. Merokok dapat menghangatkan tubuh 5. Merokok membuat kelihatan dewasa 6. Merokok membuat penampilan lebih keren. Hasil kesimpulan itu tidak benar, karena orang merokok tidak akan mungkin mendapat prestasi, penampilan dan lain sebagainya. Justru orang yang merokok mukanya terlihat pucat, mata agak merah dan berair, giginya kuning kehitam-hitaman, bibirnya tidak merah terang
agak
kehitaman,
bau
mulut
dan
bau
badan.
Gubernur DKI Jakarta mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 402/Tahun 1990 yang isinya bahwa sekolah di DKI Jakarta bebas rokok. Berdasarkan Peraturan daerah No.2 tahun 2005 ditetapkan larangan merokok di tempat-tempat umum di DKI Jakarta ,Pemerintah juga diharapkan membuat kebijakan mengenai distribusi dan promosi rokok di masyarakat, karena menurut hasil survei Sensus Nasional tahun 2004 jumlah perokok di usia 19 tahun meningkat menjadi 78,2% dari 68,8% pada tahun 2001. 1.2
RUMUSAN MASALAH a. Apa definisi dari Remaja dan Rokok ? b. Efek Dan dampak apa saja yang ditimbulkan dari pemakaian Rokok? c. Faktor apa saja yang menjadi penyebab penggunaan Rokok ? d. Bagaimana Penanggulangan dan pencegahan yang dilakukan ? e. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien dengan ketergantungan Rokok?
1.3
TUJUAN DAN MAKSUD PENULISAN a. Mengetahui definisi dari Remaja dan Rokok b. Mengetahui Penyalahgunaan dari Rokok c. Mengetahui dan memahami Efek Dan dampak apa saja yang ditimbulkan dari pemakaian d. Mengetahui Faktor apa saja yang menjadi penyebab penggunaan Rokok e. Memahami dan dapat mengaplikasikan Penanggulangan dan pencegahan yang dilakukan terhadap ketergantungan Rokok f. Memahami asuhan keperawatan pada klien dengan ketergsntungan Rokok
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi 1. Remaja Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan sosial. Di sebagian besar masyarakat dan budaya masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun (Notoatdmojo, 2007). Menurut Soetjiningsih (2004) Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak yang dimulai saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu masa menjelang dewasa muda. 2. Rokok Rokok sendiri adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daundaun tembakau yang telah dicacah . B. Tahap – tahap Perkembangan Remaja Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan remaja: 1) Remaja awal (early adolescent) Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongandorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap ego menyebabkan para remaja awal ini sulit dimengerti dan dimengerti orang dewasa. 2) Remaja madya (middle adolescent) Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan.
Ia
senang
kalau
banyak
teman
yang
mengakuinya. Ada
kecenderungan narsistis yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya, selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis atau materialis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri dari oedipus complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa anak-anak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan. 3) Remaja akhir (late adolescent)
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian 5 hal yaitu: a) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek. b) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman- pengalaman baru. c) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi. d) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain. e) Tumbuh ”dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum (Sarwono, 2010). C. Ciri – ciri remaja Menurut Widyastuti dkk (2009), Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat perlu untuk mengenal perkembangan remaja serta ciri-cirinya. Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap yaitu: 1) Masa remaja awal (10-12 tahun) a) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya. b) Tampak dan merasa ingin bebas. c) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (abstrak). 2) Masa remaja tengah (13-15 tahun) a) Tampak dan ingin mencari identitas diri. b) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis. c) Timbul perasaan cinta yang mendalam. 3) Masa remaja akhir (16-19 tahun) a) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri. b) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif. c) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya. d) Dapat mewujudkan perasaan cinta. e) Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak. D. Gambaran perilaku merokok pada remaja Masalah rokok pada hakikatnya sudah menjadi masalah nasional, bahkan internasional. Sering sekali kita melihat orang merokok dimana-mana dalam kehidupan sehari-hari, dipasar ataupun ditempat umum lainnya atau bahkan dikalangan rumah tangga sendiri. Mulai dari orang dewasa sampai dengan anak kecil mengkonsumsi rokok. Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan, baik untuk diri sendiri maupun orang disekelilingnya. Pengaruh bahan-bahan kimia yang dikandung seperti nikotin, CO, dan tar dapat menimbulkan dampak negatif bagi orang yang berada disekeliling perokok. Resiko yang ditanggung perokok pasif lebih berbahaya dari pada perokok aktif karena daya tahan terhadap zat-zat yang berbahaya sangat rendah. Perilaku merokok banyak dilakukan pada usia remaja. Masa remaja adalah masa peralihan dari usia kanak-kanak ke usia dewasa. Erikson (Papalia, 2008) mengatakan
bahwa
remaja
mengalami
krisis
aspek
psikososial
pada
masa
perkembangannya yaitu masa ketika mereka sedang mencari jati dirinya. Remaja sering berusaha memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa dengan bertingkah laku seperti orang dewasa, yaitu merokok, minum minuman keras dan menggunakan
obat-obatan. Perokok laki-laki jauh lebih tinggi dibandingkan perempuan dimana jika diuraikan menurut umur, prevalensi perokok laki-laki paling tinggi pada umur 15-19 tahun. Hal ini dapat dikaitkan dengan stres yang dialami oleh remaja. Faktor penyebab perilaku merokok pada remaja adalah pengaruh orang tua, teman sebaya, faktor kepribadian, dan pengaruh iklan. Keempat faktor ini menyebabkan remaja menjadi merokok, memiliki teman sebaya yang merokok dan adanya iklan rokok mempengaruhi mereka untuk merokok. Adapun paradigma perilaku merokok pada remaja laki-laki antara lain :
Remaja
Ciri-ciri remaja Masa remaja awal (10-12 tahun) Masa remaja tengah (13-15 tahun) Masa remaja akhir Gambar 2.1 Faktor penyebab Adistiperilaku Amelia (2009) merokok pada remaja Pengaruh orang tua
(16-19 tahun) Merokok
Tidak merokok
Pengaruh teman sebayaGambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-laki Faktor kepribadian E. Bahaya merokok Iklan a. Penyakit jantung di antara penyakit yang tentu timbul dari merokok yaitu penyakit Tahap Merokok Sikap teguh terhadap jantung, dikarenakan sebagianPersiapan zat yang dikandung oleh rokok seperiakibat nikotin serta dari rokok tar bisa turunkan kinerja dari jantung itu sendiri hingga kerentanan penyakit jantung Permulaan dapat makin tinggi. Menjadidikarenakan seorang paru paru kita terlampau banyak b. Kanker paru-paru, kanker ini timbul perokok mengangkut hawa yang berbentuk karsinogenik dari asap rokok yang mengakibatkan berlangsungnyaMempertahankan disfungsi pada organ paru-paru. perilaku survey merokok c. Mempercepat kematian dari beragam dari tahun ke tahun. Seseorang yang mati akibat merokok makin meningkat, perihal ini menunjukkan bahwa dengan kata lain merokok bisa memepercepat kematian seseorang. d. Membahayakan kesehatan orang lain (perokok pasif) janganlah disangka merokok cuma mangancam kesehatan kita sendiri tetapi dengan tidak segera ada sudah merugikan kesehatan orang lain dikarenakan seseorang yang ada di sekitar kita juga turut menghisap asap rokok tersebut yang lantas kita kenal dengan perokok pasif.
janganlah dikira perokok pasif ini tidak beresiko untuk kesehatan jadi perihal ini dapat jadi ancaman untuk orang tersebut. e. Beresiko untuk kesehatan janin (untuk beberapa wanita),merokok untuk seorang wanita apakah perokok aktif atau pasif itu sangat beresiko terhadap kesehatan janin .
B. ASUHAN KEPERAWATAN a. Pengkajian Tahap pengkajian terdiri atas kumpulan data yang meliputi data biologis, psikologis, social, dan spiritual. Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah sebagai berikut : a) Kaji situasi kondisi penggunaan zat
Kapan zat digunakan
Kapan zat menjadi lebih sering digunakan/mulai menjadi masalah
Kapan zat dikurangi/dihentikan, sekalipun hanya sementara
b) Kaji pola penggunaan
Waktu penggunaan dalam sehari (pada waktu menyiapkan makan malam)
Penggunaan selama seminggu
Tipe situasi (setelah berdebat atau bersantai di depan TV)
Lokasi (timbul keinginan untuk merokok )
Kehadiran atau bertemu orang-orang tertentu (mantan pacar, teman)
Adanya pikiran-pikiran tertentu (“Ah, sekali nggak bakal ngerusak” atau “Saya udah nggak tahan lagi nih, saya harus merokok”)
Adanya emosi-emosi tertentu (cemas atau bosan)
Adanya faktor-faktor pencetus (jika capek, labil, lapar, tidak dapat tidur atau stress yang berkepanjangan)
c) Kaji hal baik/buruk tentang penggunaan zat maupun tentang kondisi bila tidak menggunakan Pohon Masalah
b. Diagnosa Keperawatan Koping individu tidak efektif: belum mampu mengatasi keinginan menggunakan zat c. Tindakan Keperawatan Strategi Pertemuan 1- Klien: 1) mendiskusikan dampak penggunaan rokok bagi kesehatan, cara meningkatkan motivasi berhenti, dan cara mengontrol keinginan. 2) melatih cara meningkatkan motivasi dan cara mengontrol keinginan. 3) membuat jadwal latihan Latihan SP 1-Klien Orientasi “Selamat pagi Dik, perkenalkan saya suster M”. “Nama adik siapa?” “Lebih senang dipanggil apa” “Bagaimana keadaan kamu pagi ini?” “Kalau A tidak keberatan, selama 20 menit kedepan kita akan bercakap-cakap tentang kesehatan A?” “Bagaimana kalau kita bercakap-cakap di teras depan ruangan A?” Kerja “Apa yang biasa A pakai sebelum masuk ke pusat rehabilitasi ini?” “Rokok?” “Apakah ada keluhan dengan kesehatan A?” “Bagaimana hubungan A dengan teman-teman A?” “Bagaimana dengan sekolah A?” “Sejak kapan A menggunakan rokok?” “Pada situasi yang bagaimana timbul keinginan A menghisap rokok?” “Apa saja akibat yang A rasakan kalau menghisap rokok? “Apakah A ingin berhenti?” “Bagus!” “Berapa kali A mencoba berhenti?” “Bagaimana perasaan A ketika tidak menghisap rokok?” “Apa yang menyebabkan A menghisap rokok lagi?” “Baiklah kalau begitu, Suster akan jelaskan akibat kesehatan yang dapat terjadi. (Jelaskan sesuai jenis rokok yang dipakai, tabel 1 dan 2). “Yang mana yang sudah A alami?” “Jadi A ingin coba berhenti?”
“Sekarang mari kita bicarakan apa-apa saja yang masih dapat dibanggakan dari A, kita mulai dari: * Diri A: “Coba A lihat aspek positif yang masih A miliki.” “Betul A masih sangat muda, punya pendidikan, sehat, dan masa depan yang cerah sedang menunggu kamu, bagus sekali.” * Keluarga A: “A masih punya ayah, ibu, dan saudara-saudara kamu yang begitu perhatian dengan kamu”. “Ternyata banyak sekali hal positif yang ada pada A” “Sekarang bagaimana kalau A berlatih mensyukuri hal positif yang ada pada A” “Katakan saya masih muda, saya harus berhenti!” “Bagaimana kalau kita teruskan diskusi tentang cara-cara menghindari penggunaan rokok.” “Ada beberapa cara yaitu: 1. Hindari teman-teman A yang menawarkan rokok 2. Kunjungi teman-teman yang tidak menggunakan 3. Bicara pada teman-teman yang berhasil berhenti 4. Kalau pergi keluar dari rumah sebaiknya ditemani keluarga “Selain itu lakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.” “Apa contohnya A?” “Bagus!” “Mari kita buat jadwal kegiatannya.”
Terminasi “Bagaimana perasaan A setelah bercakap-cakap?” “Bagus sekali.” “Nah, suster mau tanya lagi: “Coba A sebutkan kembali hal-hal positif yang masih A miliki!” “Bagus sekali” “Yang mana yang mau dilatih?” “Saya bisa berhenti.” (Afirmasi). “Sekarang coba sebutkan kembali cara menghindari penggunaan rokok!” “Benar” “Yang mana yang mau dilatih” “Nah, masukkan dalam jadwal latihannya dan dicoba” “Besok pagi suster akan datang kembali, kita akan diskusikan lagi hasil latihannya dan kita latih cara yang lain.” “Bagaimana A” “Baiklah kalau begitu besok jam 11.00 kita ketemu ya.” “Sampai jumpa” Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat untuk membantu klien mengatasi craving/nagih (keinginan untuk menggunakan kembali rokok adalah sebagai berikut:
identifikasi rasa nagih muncul, ingat diri sendiri, rasa nagih normal muncul saat kita berhenti, ingatlah rasa nagih seperti kucing lapar, semakin lapar, semakin diberi makan semakin sering muncul, cari seseorang yang dapat mengalihkan dari rasa nagih, coba menyibukkan diri saat rasa nagih datang, tundalah penggunaan sampai beberapa saat, bicaralah pada seseorang yang dapat mendukung, lakukan sesuatu yang dapat membuat rileks dan nyaman, kunjungi teman-teman yang tidak menggunakan narkoba, tontonlah video, ke bioskop atau dengar musik yang dapat membuat rileks, dukunglah usaha anda untuk berhenti sekalipun sering berakhir dengan menggunakan lagi, bicara pada teman-teman yang berhasil berhenti, dan bicaralah pada teman-teman tentang bagaimana mereka menikmati hidup atau rilekslah untuk dapat banyak ide.
Menurut Keliat dkk. (2006), tujuan tindakan keperawatan untuk keluarga adalah sebagai berikut: 1) Keluarga dapat mengenal masalah ketidakmampuan anggota keluarganya berhenti menggunakan rokok 2) Keluarga dapat meningkatkan motivasi klien untuk berhenti 3) Keluarga dapat menjelaskan cara merawat klien rokok Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan pada keluarga antara lain: 1) Diskusikan tentang masalah yang dialami keluarga dalam merawat klien 2) Diskusikan bersama keluarga tentang penyalahgunaan/ketergantungan zat (tanda, gejala, penyebab, akibat) dan tahapan penyembuhan klien (pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi). 3) Diskusikan dan latih keluarga merawat klien ketergantungan rokok dengan cara: menganjurkan keluarga meningkatkan motivasi klien untuk berhenti atau menghindari sikap-sikap yang dapat mendorong klien untuk memakai rokok lagi (misalnya menuduh klien sembarangan atau terus menerus mencurigai klien memakai lagi); mengajarkan keluarga mengenal ciri-ciri klien ketergantungan rokok lagi (misalnya memaksa minta uang, ketahuan berbohong, ada tanda dan gejala); ajarkan keluarga untuk membantu klien menghindar atau mengalihkan perhatian dari keinginan untuk memakai rokok lagi; anjurkan keluarga memberikan pujian bila klien dapat berhenti walaupun 1 hari, 1 minggu atau 1 bulan; Strategi Pertemuan dengan Pasien dan Keluarga Penyalahgunaan dan Ketergantungan Rokok Kemampuan Keluarga
No.
A
Pasien
dan Tanggal/Bulan
Pasien Sp 1
1
Membina hubungan saling percaya
2
Mendiskusikan dampak rokok
3
Mendiskusikan motivasi
4
Mendiskusikan keinginan
5
latihan cara meningkatkan motivasi
6
Latihan cara mengontrol keinginan
7
Membuat jadwal aktivitas
cara
meningkatkan
cara
mengontrol
Sp 2 1
Mendiskusikan masalah
cara
menyelesaikan
2
Mendiskusikan cara hidup sehat
3
Latihan cara menyelesaikan masalah
4
Latihan cara hidup sehat
5
Mendiskusikan tentang obat
B
Keluarga Sp 1
1
Mendiskusikan masalah yang dialami
2
Mendiskusikan tentang rokok
3
Mendiskusikan tahapan penyembuhan
4
Mendiskusikan cara merawat
5
Mendiskusikan kondisi yang perlu dirujuk
6
Latihan cara merawat Sp 2
1
Mendiskusikan motivasi
cara
meningkatkan
2
Mendiskusikan minum obat
pengawasan
dalam
(Sumber: Keliat dkk. 2006) d. Evaluasi Evaluasi yang diharapkan dari klien adalah sebagai berikut: 1. Klien mengetahui dampak rokok 2. Klien mampu melakukan cara meningkatkan motivasi untuk berhenti menggunakan rokok 3. 4. 5. 6.
Klien mampu mengontrol kemampuan keinginan menggunakan rokok kembali Klien dapat menyelesaikan masalahnya dengan koping yang adaptif Klien dapat menerapkan cara hidup yang sehat Klien mematuhi program pengobatan
Evaluasi yang diharapkan dari keluarga adalah sebagai berikut: 1. Keluarga mengetahui masalah yang dialami klien 2. Keluarga mengetahui tentang rokok 3. Keluarga mengetahui tahapan proses penyembuhan klien 4. Keluarga berpartisipasi dalam merawat klien 5. Keluarga memberikan motivasi pada klien untuk berhenti merokok S: Klien berjanji akan menghindari temantemannya yang masih menggunakan rokok O: Klien tampak tidak mau menemui teman kelompoknya ketika berkunjung untuk menjenguknya di panti rehabilitasi A: Keinginan untuk menggunakan kembali rokok
terkadang muncul P: Menganjurkan klien untuk menambah kegiatan yang bersifat positif seperti aktif dalam kegiatan ibadah di panti rehabilitasi, olahraga melanjutkan kembali membuat jadwal kegiatan klien
BAB III PENUTUP
3.1
KESIMPULAN Masalah penyalahguanaan NARKOBA / ROKOK khususnya pada remaja adalah ancaman yang sangat mencemaskan bagi keluarga khususnya dan suatu bangsa pada umumnya. Pengaruh rokok sangatlah buruk, baik dari segi kesehatan pribadinya, maupun dampak sosial yang ditimbulkannya. Masalah pencegahan ketergantungan rokok bukanlah menjadi tugas dari sekelompok orang saja, melainkan menjadi tugas kita bersama. Upaya pencegahan penyalahgunaan rokok yang dilakukan sejak dini sangatlah baik, tentunya dengan pengetahuan yang cukup tentang penanggulangan tersebut.
3.2 SARAN -
Kita sebagai generasi penerus bangsa seharusnya sadar akan pentingnya bahaya narkoba di lingkungan sekitar kita.
-
Memahami dan mendalami ilmu pengetahuan yang cukup tentang bahaya merokok.
-
Adanya penyuluhan yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait mengenai bahaya merokok dalam kehidupan sehari-hari kepada masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAK A
Anderson,E and McFarlane, J. (2000). Community AS Partner (Theory and Practice in Nursing) : Lippincott. Asbanu. (2000). Mengapa Remaja Menggunakan NAPZA (Riset kualitatif) : Tidak dipublikasikan. Depkes RI. (2003). Kemitraan Menuju Indonesia Sehat 2010 . Jakarta. Buku Pedoman Tentang Masalah Medis Yang Terjadi Ditempat Rehabilitasi Pada Pasien Ketergantungan NAPZA , Jakarta. Buku Pedoman Praktis Bagi Petugas Puskesmas Mengenai Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya (NAPZA). Jakarta. Informasi Penanggulangan NAPZA Secara terpadu (Pedoman Bagi keluarga). Jakarta. Pedoman Kemitraan : Promosi Kesehatan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat. Jakarta