Laporan Investasi Analisis Portofolio Saham Perusahaan Aces.jk.docx

  • Uploaded by: Uchi Taragusa
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Investasi Analisis Portofolio Saham Perusahaan Aces.jk.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,044
  • Pages: 28
LAPORAN INVESTASI ANALISIS PORTOFOLIO SAHAM PERUSAHAAN

Nama : Astri Sari Firdausa NIM : 10116339

BAB 1 – PROFIL PERUSAHAAN 1. Profil Perusahaan

Visi : Menjadi peritel terdepan di Indonesia untuk produk home improvement dan lifestyle. Misi : Menawarkan ragam produk berkualitas tinggi dengan harga bersaing dan didukung oleh layanan terpadu dari tim profesional. PT ACE Hardware Indonesia Tbk (AHI) didirikan pada tahun 1995 sebagai entitas anak PT Kawan Lama Sejahtera. Gerai pertama ACE Hardware dibuka pada tahun 1996 di Karawaci, Tangerang, Banten. AHI mengoperasikan jaringan gerai modern dengan menyediakan produk-produk berkualitas selama lebih dari dua dekade. AHI telah dikenal sebagai one-stop shopping untuk produk-produk home improvement dan lifestyle berkualitas. AHI terus menngkatkan efisiensi usaha sejak dari pengadaan dan pergudangan hingga distribusi dan pemasaran. Dengan demikian, perseroan dapat menciptakan nilai tambah produk melalui harga jual yang bersifat value for money. Pengelolaan usaha secara terintegrasi ini tidak hanya menjadikan perseroan sebagai the helpful place, namun juga sebagai the valuable place bagi pelanggan maupun pemangku kepentingan lain. AHI memiliki komitmen untuk menawarkan produk terbaik dengan didukung oleh program pembukaan gerai. Hingga akhir 2017, perseroan telah memiliki 144 gerai ACE Hardware dengan luas total mencapai lebih dari 371.600 meter persegi dan tersebar di 36 kota di Indonesia. Gerai flagship ACE yaitu ACE Living World Alam Sutera, Banten dengan luas 15.000 meter persegi meraih dua penghargaan sekaligus yaitu sebagai "The Biggest Lifestyle and Home Improvement Store" dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dan sebagai "The Largest ACE Store on Earth" dari ACE Hardware Corporation, USA. Keduanya di tahun 2011. Sejak tanggal 6 November 2007, AHI menjadi emiten di Bursa Efek Indonesia dengan kode bursa "ACES". AHI menawarkan saham perseroan sebesar 30% kepada publik melalui mekanisme Initial Public Offering. Saat ini, jumlah

saham free float perseroan adalah 40%. Selain itu, likuiditas perdagangan dan perluasan kepemilikan saham juga ditingkatkan melalui pemecahan saham dengan rasio 1:10 sejak 1 November 2012. 2. Struktur Organisasi

3. Profil Manajemen A. Dewan Komisaris 1) Presiden Komisaris: Kuncoro Wibowo Warga negara Indonesia, lahir di Jakarta, 1956. Kuncoro Wibowo menjadi Komisaris Utama PT Ace Hardware Indonesia, Tbk. sejak tahun 1995. Beliau menyelesaikan pendidikan di London Business School, Non-Diploma Program, UK, tahun 1977, dan di Universitas Terbuka, Jurusan Manajemen Ekonomi, tahun 1993. Peran beliau antara lain merumuskan rencana pengembangan strategis Perseroan. Posisi Sales Manager di PT Kawan Lama Sejahtera tahun 1977 merupakan karier pertamanya di Kawan Lama Group. Selain sebagai Komisaris Utama, beliau juga memegang posisi kunci di beberapa perusahaan Kawan Lama Group.

2) Komisaris : Ijek Widyakrisnahadi Warga negara Indonesia, lahir di Jakarta, 1958. Ijek Widyakrisnadi meraih gelar Diploma dari Akademi Pendidikan Kejuruan Jakarta (APK), tahun 1982. Beliau menjabat sebagai Komisaris di PT Ace Hardware Indonesia, Tbk. sejak tahun 1995, dengan peran turut merancang rencana strategis

pengembangan

Perseroan.

Bersama

Kuncoro Wibowo, beliau adalah pendiri Perseroan. Karirnya dimulai di Kawan Lama Group sebagai Sales Manager untuk PT Kawan Lama Sejahtera, tahun 1981. Selain posisi Komisaris, saat ini beliau juga memegang beberapa jabatan penting di beberapa perusahaan Kawan Lama Group.

3) Komisaris Independed : Letjen. TNI (Purn) Tarub

Warga negara Indonesia, lahir di Malang, Jawa Timur, 1942. Letjen TNI (Purn.) Tarub menamatkan pendidikan di Akademi Militer Nasional, tahun 1965, dan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Reguler, tahun 1991. Beliau bergabung dengan PT Ace Hardware Indonesia, Tbk. sebagai Komisaris Independen, tahun 2008. Beliau juga merupakan Komisaris untuk PT Cipta TPI sejak 1993. Beliau pernah menjabat Pangkostrad (1994-1995) dan Kasum ABRI (1996-1998), kemudian diangkat sebagai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia dan Ketua Komisi Pertahanan dan Keamanan (1998-2003).

4) Komisaris Independen : Teddy Setiawan Warga negara Indonesia, lahir di Jember, 1957. Teddy Setiawan lulus sebagai Sarjana Ekonomi dari Universitas Katolik Parahyangan Bandung jurusan Ekonomi tahun 1983. Beliau bergabung dengan Perseroan sejak Mei 2011 dan diangkat sebagai Komisaris Independen dalam RUPST 2012. Sebelumnya, beliau berkarir sebagai Konsultan Independen, kemudian sebagai Direktur Utama di PT Inkamart Retailindo (2009-pertengahan 2011), Direktur di Graha Group (2006-2009), dan beberapa jabatan eksekutif di perusahaan dalam Matahari Group (1984-2003).

B. Dewan Direksi 1) Presiden Direktur : Prabowo Widyakrisnadi

Warga negara Indonesia, lahir di Jakarta, Indonesia, 1962. Prabowo Widyakrisnadi meraih gelar Bachelor of Science dari University of Houston dalam bidang Tehnik Mesin di tahun 1987. Beliau memegang posisi Direktur Utama PT Ace Hardware Indonesia, Tbk. sejak tahun 1996.Beliau bertanggung jawab penuh dalam semua aspek manajemen Perseroan. Memulai karier di Kawan Lama Group sebagai Asisten Manager di PT Kawan Lama Sejahtera tahun 1987, beliau kini juga menjabat Komisaris di perusahaan tersebut. Selain itu, beliau memegang beberapa jabatan penting di perusahaan Kawan Lama Group.

2) Direktur Keuangan : Hartanto Djasman Warga negara Indonesia, lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 1957. Beliau menamatkan pendidikan di Fakultas Teknik Sipil Universitas Gajah Mada Yogyakarta tahun 1982. Hartanto Djasman menjabat sebagai Direktur Keuangan di PT Ace Hardware Indonesia, Tbk. sejak tahun 2005. Beliau bergabung dengan Kawan Lama Group sebagai Finance Manager di PT Kawan Lama Sejahtera tahun 1987. Saat ini, beliau memegang berbagai jabatan eksekutif di beberapa perusahaan di Kawan Lama Group.

3) Direktur Merchandising : Tarisa Widyakrisnadi

Warga negara Indonesia, lahir di Jakarta, Indonesia, 1968. Beliau meraih gelar Bachelor of Science in Banking and Finance dari Oregon State University tahun 1991. Tarisa Widyakrisnadi memulai karir sebagai Purchasing Manager di PT Ace Hardware Indonesia, Tbk sejak tahun 1995 hingga diangkat sebagai Direktur Merchandising Perseroan pada RUPS tahun 2011. Beliau bertanggung jawab mengelola semua aspek merchandising untuk operasional Perseroan dan memperkenalkan produk baru ke pasar. Pernah bekerja di PT Fastoolindo (1993-1994) sebelum bergabung dengan Perseroan.

4) Direktur Operasional, Direktur Tidak Terafiliasi : Sugiyanto Wibawa

Warga Negara Indonesia, lahir di Gombong, 1958.

Sugiyanto Wibawa

memiliki gelar MBA dari LPPM tahun 1988 dan Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta. Sugiyanto Wibawa bergabung dengan Perseroan sejak tahun 2014. Beliau memiliki berbagai pengalaman di bidang ritel, di antaranya sebagai Direktur di PT Supra Boga Lestari, Tbk. (2011-2014) dan sebagai Direktur Operasional di PT Hero Supermarket Tbk (2007-2011). Saat ini beliau juga merupakan staf pengajar aktif di bidang Manajemen Marketing pada Fakultas Manajemen dan Ekonomi Universitas Atma Jaya, Jakarta, baik pada program S1 maupun S2. 4. Sejarah Pencatatan Saham Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Ace Hardware Indonesia Tbk adalah PT Kawan Lama Sejahtera (59,97%), merupakan perusahaan yang 99,99% sahamnya dimiliki oleh PT Kawan Lama Internusa. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ACES meliputi usaha perdagangan umum termasuk kegiatan ekspor impor serta menjalankan usaha sebagai agen dan distributor. Kegiatan usaha utama ACES adalah penjualan eceran (ritel) barang-barang untuk kebutuhan rumah tangga dan lifestyle. Selain itu, ACES memiliki anak usaha dengan kepemilikan 59,9988%, yaitu PT Toys Game Indonesia yang bergerak dibidang industri dan perdagangan. Pada tanggal 30 Oktober 2007, ACES memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) ACES kepada masyarakat sebanyak 515.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp820,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 06 Nopember 2007.

Jenis Pecatatan

Saham Perdana @ Rp820,Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing) Pemecahan Saham (Stock Split)

Saham

Tgl Pencatatan

515.000.000

06-Nop-2007

1.200.000.000

06-Nop-2007

15.435.000.000

01-Nop-2012

BAB 2 - BERITA A.

Berita / isu sebanyak-banyaknya berkaitan dengan perusahaan yang dapat menjadi informasi bagi investor ketika akan membeli saham tersebut 1. Berita 1 Kinerja impresif, saham Ace Hardware (ACES) layak dikoleksi KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) membukukan kinerja yang positif pada kuartal III 2018 ini. ACES membukukan kenaikan pendapatan 22% menjadi Rp 5,16 triliun pada periode Januari-September 2018 dari Rp 4,22 triliun pada periode yang sama di tahun lalu. Pendapatan konsinyasi bersih Rp 78,34 miliar atau naik 89% dari Rp 41,34 miliar pada periode September 2017.

ACES pun membukukan kenaikan laba bersih 32% menjadi Rp 697,37 miliar pada kuartal III 2018 dari Rp 526,46 miliar pada kuartal III 2017. Berdasarkan catatan kontan, realisasi gerai baru ACES sudah melampaui target. Sebelumnya, perusahaan menargetkan membuka 15 gerai baru pada tahun ini. Namun sampai Oktober lalu, ACES telah membuka 20 gerai baru. Dengan penambahan lima gerai lagi hingga tutup tahun, total gerai ACES akan bertambah menjadi 174 gerai. Tahun ini, Ace Hardware mengalokasikan dana belanja modal sebesar Rp 175 miliar untuk ekspansi gerai baru. Perusahaan ini juga mencatat penambahan gerai lebih besar pada tahun lalu yang cuma 17 gerai dari target 15 gerai. Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra mengatakan, kinerja ACES impresif dan berpotensi untuk terus bertumbuh hingga akhir tahun ini. "Hingga akhir kuartal III lalu ACES sudah mengumpulkan sekitar 95% dari akumulasi laba bersih di tahun 2017. Jadi sangat mungkin terlampaui di akhir tahun 2018 nanti," kata Aditya, Minggu (4/11). Sementara dari sisi saham, Aditya bilang masih ada potensi kenaikan harga saham sebagai efek dari pembukaan gerai same store sales growth (SSSG) dan efisiensi biaya yang telah dilakukan oleh manajemen. Maka, ia merekomendasikan untuk beli saham ACES dengan target harga hingga akhir tahun di level Rp 1.500 per saham dan di 2019 ditargetkan mencapai Rp 1.650 per saham.

Sekadar info, pada akhir perdagangan hari ini harga saham ACES menguat 2,90% ke level 1.420 per saham. Harga saham ACES naik 22,94% secara year to date (ytd). Sumber : https://investasi.kontan.co.id/news/kinerja-impresif-saham-ace-hardwareaces-layak-dikoleksi 2. Berita 2

Harga Saham Tembus Level Tertinggi Sepanjang Masa, Ini Prospek ACES Saham ACES ditutup moroket 9,85 persen dengan berakhir di level Rp1.560 per saham pada Jumat lalu

Bareksa.com - Harga saham PT Ace Hardware IndonesiaTbk (ACES) pada perdagangan Jumat, 21 September 2018, ditutup moroket 9,85 persen dengan berakhir di level Rp1.560 per saham. Saham ACES bergerak cukup atraktif pada perdagangan Jumat dengan ditransaksikan sebanyak 1.333 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp24,24 miliar. Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham ACES pada perdagangan Jumat antara lain Mandiri Sekuritas (CC) dengan nilai pembelian Rp7,87 miliar, Maybank Kim Eng Sekuritas (ZP) Rp6,17 miliar, dan CLSA Sekuritas (KZ) Rp5,76 miliar. Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi saham ACES secara keseluruhan yaitu 32,47 persen, 25,45 persen, dan 23,76 persen. Kantongi Penjualan Rp500 Miliar hingga Agustus 2018 Emiten peritel, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) berhasil mengantongi penjualan hingga Agustus 2018 senilai Rp500 miliar. Sekretaris Perusahan Ace Hardware Helen Tanzil mengungkapkan meskipun rupiah dalam tren melemah, penjualan perseroan terbilang stabil. Dia juga mengatakan hingga saat ini perseroan belum melakukan penaikan harga. Sementara itu, pertumbuhan rata-rata penjualan tiap toko (same store sales growth/SSSG) sepanjang Januari hingga Agustus mencapai 14,3 persen. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, emiten dengan kode saham ACES itu mencatatkan kenaikan 0,6 persen. Sebagai informasi, SSSG ACES sepanjang Januari hingga Juli 2018 mencapai 13,7 persen. ACES optimistis SSSG tetap terjaga di level dua digit seiring dengan membaiknya ekonomi domestik. Sebelumnya, peritel Grup Kawan Lama itu memproyeksi SSSG hanya tumbuh 5 persen hingga akhir tahun. Namun, perseroan merevisi naik SSSG menjadi 8 persen dan meyakini akan melampaui target SSSG yang ditetapkan tersebut.

Helen menambahkan perseroan gencar melakukan pembukaan gerai baru sejak awal tahun. Pembukaan gerai baru tersebut telah berhasil membuat pertumbuhan penjualan dan laba perseroan tumbuh dua digit. Pada semester I 2018, perseroan membukukan laba periode berjalan senilai Rp422,41 miliar, tumbuh 27,27 persen dari posisi Rp331,88 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan laba Ace Hardware lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan penjualan. Pada semester I 2018, nilai penjualan ACES mencapai Rp3,23 triliun, tumbuh 21,88 persen dari posisi Rp2,65 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham ACES pada perdagangan Jumat membentuk white marubozu yang sangat besar menggambarkan saham ini bergerak positif dalam rentang yang lebar hingga berakhir pada level tertingginya. Selain itu, kenaikan saham ACES pada Jumat membuat harga sahamnya mencetak level tertinggi sepanjang masa (all time high). Volume sedikit mengalami penurunan, namun terlihat masih cenderung besar seperti hari-hari sebelumnya. Di sisi lain, investor asing masih tampak mengoleksi saham ini dengan membukukan pembelian bersih (net buy) senilai Rp10,76 miliar pada perdagangan Jumat. Selain itu, indikator relative strength index (RSI) terpantau bergerak naik meskipun mulai mendekati area jenuh beli, mengindikasikan sinyal kenaikan yang kuat terutama sejak rally mulai dari 12 September lalu. Sumber : https://www.bareksa.com/id/text/2018/09/24/harga-saham-tembus-leveltertinggi-sepanjang-masa-ini-prospek-aces/20379/news 3. Berita 3

Kenaikan PPh impor tak berefek besar pada bisnis Ace Hardware (ACES) KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan pemerintah yang menaikkan tarif Pajak Penghasilan (PPh) impor yang naik dari 2,5% menjadi 10% tak membuat kinerja PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) terseret. Helen Tanzil, Sekretaris Perusahaan kinerja PT Ace Hardware Indonesia Tbk menyampaikan, bisnis ACES tidak terdampak dengan tarif PPh impor. "Sejak awal produk-produk ACES sudah dikenakan PPh impor, jadi kenaikan PPh impor tidak berpengaruh signifikan bagi perusahaan sehingga tidak berpengaruh bagi ekspansi dan investasi ke depannya," jelasnya, Senin (10/9).

Helen menambahkan, lantaran kenaikan PPh impor tak berpengaruh signifikan bagi ACES, maka tidak ada perubahan proyeksi kinerja untuk tahun 2018 ini. Hingga akhir tahun ini ACES menargetkan penjualan sebesar Rp 6,8 triliun atau naik 15% dari Rp 5,9 triliun pada akhir tahun lalu. Sementara itu, laba bersih diharapkan naik 16% menjadi Rp 900 miliar dari Rp 777,7 miliar pada akhir 2017. "Kalau untuk kinerja tahun depan, kami belum memiliki proyeksinya," imbuhnya. Sumber : https://investasi.kontan.co.id/news/kenaikan-pph-impor-tak-berefek-besarpada-bisnis-ace-hardware-aces 4. Berita 4

Kinerja impresif, saham Ace Hardware (ACES) layak dikoleksi KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) membukukan kinerja yang positif pada kuartal III 2018 ini. ACES membukukan kenaikan pendapatan 22% menjadi Rp 5,16 triliun pada periode Januari-September 2018 dari Rp 4,22 triliun pada periode yang sama di tahun lalu. Pendapatan konsinyasi bersih Rp 78,34 miliar atau naik 89% dari Rp 41,34 miliar pada periode September 2017. ACES pun membukukan kenaikan laba bersih 32% menjadi Rp 697,37 miliar pada kuartal III 2018 dari Rp 526,46 miliar pada kuartal III 2017. Berdasarkan catatan kontan, realisasi gerai baru ACES sudah melampaui target. Sebelumnya, perusahaan menargetkan membuka 15 gerai baru pada tahun ini. Namun sampai Oktober lalu, ACES telah membuka 20 gerai baru. Dengan penambahan lima gerai lagi hingga tutup tahun, total gerai ACES akan bertambah menjadi 174 gerai. Tahun ini, Ace Hardware mengalokasikan dana belanja modal sebesar Rp 175 miliar untuk ekspansi gerai baru. Perusahaan ini juga mencatat penambahan gerai lebih besar pada tahun lalu yang cuma 17 gerai dari target 15 gerai. Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra mengatakan, kinerja ACES impresif dan berpotensi untuk terus bertumbuh hingga akhir tahun ini. "Hingga akhir kuartal III lalu ACES sudah mengumpulkan sekitar 95% dari akumulasi laba bersih di tahun 2017. Jadi sangat mungkin terlampaui di akhir tahun 2018 nanti," kata Aditya, Minggu (4/11). Sementara dari sisi saham, Aditya bilang masih ada potensi kenaikan harga saham sebagai efek dari pembukaan gerai same store sales growth (SSSG) dan efisiensi biaya yang telah dilakukan oleh manajemen.

Maka, ia merekomendasikan untuk beli saham ACES dengan target harga hingga akhir tahun di level Rp 1.500 per saham dan di 2019 ditargetkan mencapai Rp 1.650 per saham. Sekadar info, pada akhir perdagangan hari ini harga saham ACES menguat 2,90% ke level 1.420 per saham. Harga saham ACES naik 22,94% secara year to date (ytd). Sumber : https://investasi.kontan.co.id/news/kinerja-impresif-saham-ace-hardwareaces-layak-dikoleksi 5. Berita 5

Pendapatan Ace Hardware (ACES) tumbuh 22% pada kuartal III 2018 KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) membukukan kinerja yang cukup positif pada kuartal III 2018 ini. Berdasarkan laporan keuangan yang tidak diaudit pada Rabu (31/10), ACES membukukan kenaikan pendapatan 22% menjadi Rp 5,16 triliun pada periode Januari-September 2018 dari Rp 4,22 triliun pada periode yang sama di tahun lalu. Di mana pendapatan konsinyasi bersih sebesar Rp 78,34 miliar atau naik 89% dari Rp 41,34 miliar pada periode September 2017. Adapun pendapatan ACES ditopang oleh segmen produk perbaikan rumah yang berkontribusi Rp 2,79 triliun atau naik 18% year on year (yoy) dari Rp 2,36 triliun. Lalu dari segmen gaya hidup menyumbang sebesar Rp 2,12 triliun atau naik 25% dari Rp 1,69 triliun. Sementara dari segmen mainan anak-anak berkontribusi sebesar Rp 162,28 miliar atau naik 34% dari Rp 120,94 miliar. Sedangkan dari sisi penjualan konsinyasi berkontribusi sebesar Rp 267,07 miliar atau naik 73% dari Rp 154,05 miliar. Adapun biaya konsinyasi sebesar Rp 188,72 miliar atau naik 67% yoy dari Rp 112,71 miliar. Beban pokok pendapatan ACES pun ikut naik 23% menjadi Rp 2,68 triliun dari Rp 2,18 triliun pada Periode sembilan bulan pertama 2017. Meskipun demikian, ACES tetap membukukan kenaikan laba bersih 32% menjadi Rp 697,37 miliar pada kuartal III 2018 dari Rp 526,46 miliar pada kuartal III 2017. Sumber : https://investasi.kontan.co.id/news/pendapatan-ace-hardware-aces-tumbuh22-pada-kuartal-iii-2018

6. Berita 6

Realisasi gerai baru Ace Hardware Indonesia (ACES) tahun ini melampau target KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi gerai baru PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) sudah dipastikan melampaui target. Sebelumnya, perusahaan menargetkan membuka 15 gerai baru pada tahun ini, namun sampai pekan lalu perusahaan sudah membuka 20 gerai baru. Helen Tanzil, Sekretaris Perusahaan ACES menyampaikan bahwa pekan ini perusahaan akan menambah dua gerai di Bekasi dan Sumatera Utara. Artinya total gerai perusahaan 166 gerai yang tersebar diberbagai wilayah. Jumlah tersebut pun masih berpotensi bertambah sampai akhir tahun nanti. "Saya belum dapat jadwal (pembukaan gerai) lagi untuk kuartal IV. Nanti kami akan umumkan via (keterbukaan informasi) Bursa Efek Indonesia," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (8/10). Bila dihitung dengan gerai yang akan dibuka pekan ini, maka sampai minggu kedua Oktober perusahaan sudah membuka 22 gerai baru. Jumlah tersebut jauh lebih banyak ketimbang rencana ekspansi awal yang hanya menargetkan 15 gerai baru. Tak hanya format Ace Hardware saja yang dibuka, perusahaan juga sudah membuka 5 gerai Ace Express sesuai target. Sampai akhir tahun, dirinya belum membeberkan berapa gerai baru lagi yang akan dibangun oleh perusahaan. "Sejauh ini belum ada rencana penambahan Ace Express. Total ekspansi kami (sudah) melampaui target awal 15 gerai baru," ujarnya. Catatan Kontan.co.id, perusahaan mengalokasikan dana belanja modal sebesar Rp 175 miliar untuk ekspansi gerai baru. Perusahaan juga mencatat penambahan gerai lebih besar pada tahun lalu, dengan merealisasikan 17 gerai baru dari target 15 gerai. Sumber : https://industri.kontan.co.id/news/realisasi-gerai-baru-ace-hardwareindonesia-aces-tahun-ini-melampau-target 7. Berita 7

Rupiah tergerus, kinerja Ace Hardware (ACES) masih positif KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah diprediksi akan terus berlangsung hingga akhir tahun. Melihat rupiah yang loyo, kinerja sejumlah emiten pun akan terpengaruh. Salah satunya PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES). Namun, analis memproyeksi ACES masih akan menorehkan kinerja dan prospek saham yang positif. Kalau melihat kinerja keuangan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) di medio 2018 cukup mentereng. Perusahaan ritel ini mampu membukukan pendapatan sebesar

Rp 3,33 triliun, naik 22,34% dibandingkan periode yang sama di 2017 senilai Rp 2,75 triliun. Sejalan dengan itu, laba bersih ACES melesat 30% menjadi Rp 426 miliar di semester I-2018. Pada semester I-2017 laba ACES sebesar Rp 328 miliar. Analis RHB Sekuritas Michael Wilson Setjoadi melihat, dengan rupiah sebesar Rp 15.043 tentu akan mempengaruhi margin perusahaan. Apalagi harga jual barangbarang ACES yang tidak naik. “ACES semua pass on karena sampai saat ini belum ada kenaikan harga jual barang. Pass on melihat kenaikan dollar AS sekitar 70%-80% dari jumlah barang yang dijual akan diikuti kenaikan harga jual agar margin naik,” ujar Michael kepada Kontan.co.id, Rabu (3/10). Tetapi Michael bilang, lantaran ACES belum menaikkan harga di tengah pelemahan rupiah akan membuat margin ACES tergerus. Dengan penurunan nilai tukar rupiah sebesar 10% tanpa ada kenaikan harga jual barang ACES, Michael memproyeksi margin perusahaan akan tergerus sekitar 2%. “Tetapi di satu sisi same sales store growth (SSSG) pertumbuhan penjualan juga menopang margin,” tambahnya. Asal tahu saja, sepanjang semester I-2018, ACES berhasil mencatatkan kenaikan same store sales growth atau pertumbuhan penjualan di toko yang sama sebesar 13,4%. Paling besar SSSG di luar Pulau Jawa yang mencapai 15%-16% hingga saat ini. Kenaikan harga komoditas menjadi salah satu hal yang menyetir pertumbuhan toko di luar Jawa. SSSG ACES tersebut sudah melebihi target perusahaan yang dipatok pada awal tahun ini, yakni 5%. Karena itulah, Michael masih optimistis kinerja perusahaan masih akan bertumbuh di tengah pelemahan rupiah. Buktinya, dia menargetkan pendapatan ACES akhir tahun 2018 mencapai Rp 6,95 triliun dan akan naik lagi pada akhir tahun 2019 sebesar Rp 7,87 triliun. Sementara target laba bersih ACES pada akhir tahun 2018 mencapai Rp 962 miliar dan naik akhir tahun 2019 sebesar Rp 1,11 miliar. Hanya saja, jika menilik dari harga sahamnya, Michael menilai bahwa valuasinya masih cukup mahal. Sampai saat ini, harga saham ACES Rp 1.395 per saham. Sehingga ia merekomendasikan netral dengan target harga Rp 1.500 per saham. Berbeda dengan Michael, analis Panin Sekuritas, Cheria Widjaja menyebut pelemahan rupiah akan lebih berdampak ke SSSG perusahaan dari pada ke grossmargin perusahaan. Hal ini dikarenakan 80% produk ACES diimpor dan kenaikan biaya raw materials sepenuhnya di pass on ke pelanggan. “Sehingga kenaikan harga jual produk saya perkirakan dapat menurunkan volume penjualan ACES ke depannya. Sedangkan untuk gross margin ACES akan relatif lebih stabil meskipun rupiah mengalami depresiasi,” sebut Cheria. Bicara dampak depresiasi rupiah secara langsung ke SSSG. Cheria mengaku sulit untuk menentukan besaran pengaruhnya. “Karena ada faktor lain yang mempengaruhi

SSSG seperti daya beli masyarakat. Tetapi sebagai gambaran saja, di tahun 2015 waktu rupiah mengalami depresiasi dari AVG USD/IDR 2014 Rp 11.856 menjadi Rp 13.390 di 2015, SSSG di 2015 tercatat sebesar 0,5% turun dari 3,1% di 2014,” beber Cheria. Namun, Cheria melihat bahwa dampak ini tidak akan menggerus kinerja ACES. Cheria optimistis sampai akhir tahun 2018, kinerja ACES positif dan dampak depresiasi rupiah diestimasikan akan lebih terasa pada tahun 2019. Cheria memproyeksi pendapatan ACES akhir tahun 2018 tumbuh 16,05% year on year (yoy) menjadi Rp 6,89 triliun dan laba bersih akhir 2018 tumbuh 18,20% yoy sebesar Rp 919 miliar. “Kalau saya masih positif dengan kinerja ACES sampai akhir tahun dikarenakan kinerja perseroan yang baik sampai delapan bulan ini. Karenadidukung oleh SSSG yang kuat dan double digit revenue growth yang didorong oleh ekspansi ACES yang sudah buka 15 gerai. Belum lagi, akhir tahun nanti ada year end sales yang merupakan event penjualan terbesar perseroan,” pungkas Cheria. Berbeda dengan Michael, Cheria merekomendasi beli saham ACES dengan harga Rp 1.660 untuk satu tahun ke depan. Analis PT Indo Premier Sekuritas, Elbert Setiadharma juga merekomendasikan beli saham ACES dengan harga Rp 1.540 per saham. Sumber : https://investasi.kontan.co.id/news/rupiah-tergerus-kinerja-ace-hardwareaces-masih-positif

B.

Berita / data / informasi lain (ekonomi makro) yang menunjang atau dapat mempengaruhi dalam melakukan keputusan investasi 1. Berita 1

Bank Dunia Perkirakan Ekonomi Indonesia 2018 Tumbuh 5,2 Persen JAKARTA, KOMPAS.com - World Bank Group atau Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 mencapai 5,2 persen. Hal tersebut berdasarkan pada pertumbuhan ekonomi kuartal I yang mencapai 5,1 persen sebagaimana laporan Bank Dunia edisi Juni serta dorongan dari investasi yang semakin meningkat. "Prospek ekonomi Indonesia terus positif selama sisa tahun ini dengan pertumbuhan PDB diproyeksikan mencapai 5,2 persen pada 2018 karena permintaan domestik yang lebih kuat," kata Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Rodrigo A Chaves, melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Rabu (6/6/2018). Chaves menjelaskan, harga komoditas

global yang tinggi menyebabkan tingkat investasi di Indonesia ikut meningkat. Dorongan investasi utamanya pada mesin, peralatan dan kendaraan yang dinilai menghasilkan pertumbuhan modal tercepat dalam periode lebih dari lima tahun terakhir. Baca juga: Triwulan I 2018, Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Naik Jadi 6,02 Persen Lebih lanjut, Chaves menilai meski prospek ekonomi Indonesia ke depan masih positif, namun tetap ada risiko yang mengintai. Risiko terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia utamanya dari gejolak di pasar keuangan global serta gangguan dari ketidakpastian perdagangan internasional. Untuk menghadapi risiko tersebut, Indonesia dinilai perlu tetap memperkuat fundamental ekonomi makro sebagai penyangga terhadap dampak dinamika global. Fundamental ekonomi Indonesia yang kuat nampak dalam upaya dalam menjaga tingkat inflasi yang tetap terkendali serta tingkat utang yang hanya setengah dari ambang batas hukum yang berlaku. "Ke depan, kemajuan Indonesia akan bergantung pada kebijakan struktural yang penting seperti upaya untuk menyediakan keterampilan yang tepat untuk masa depan bagi masyarakat," tutur Chaves. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) untuk pertumbuhan ekonomi kuartal I 2018 sebesar 5,06 persen, komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi memang mengalami pertumbuhan signifikan, di mana kuartal I 2017 (year on year) pertumbuhan PMTB hanya 4,77 persen. PMTB tumbuh 7,95 persen di mana struktur dalam pertumbuhan ekonomi sebesar 32,12 persen atau faktor kedua terbesar setelah konsumsi rumah tangga sebesar 56,80 persen. Video Pilihan Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bank Dunia Perkirakan Ekonomi Indonesia 2018 Tumbuh 5,2 Persen", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/06/06/204000526/bank-duniaperkirakan-ekonomi-indonesia-2018-tumbuh-5-2-persen. Penulis : Andri Donnal Putera Editor : Erlangga Djumena 2. Berita 2

Indonesia Peringkat 2 Negara Terbaik untuk Investasi di Dunia WASHINGTON, KOMPAS.com - Baru-baru ini, sebuah daftar diterbitkan oleh US News bertajuk 2018 Best Countries yang berdasarkan pada survei terhadap 21.000 orang di seluruh dunia. Salah satu topik dalam survei tersebut adalah negara terbaik untuk berinvestasi di dunia. Untuk menyusun peringkat negara terbaik tersebut, US

News hanya fokus pada 8 dari 65 atribut, yakni kewirausahaan, stabilitas ekonomi, lingkungan pajak yang baik, inovasi, tenaga kerja terampil, keahlian teknologi, dinamis, dan korupsi. Peringkat disusun berdasarkan hasil survei terhadap 6.000 responden. Mereka adalah pembuat kebijakan di dunia usaha di seluruh dunia. Yang membanggakan, Indonesia berada pada peringkat 2 dari 20 negara terbaik untuk investasi di dunia. Mengutip Business Insider, Selasa (6/3/2018), berikut ini adalah 10 besar negara terbaik untuk investasi di dunia. 1. Filipina Populasi: 103,3 juta jiwa Total PDB: 304,9 miliar dollar AS Pertumbuhan ekonomi: 6,9 persen 2. Indonesia Populasi: 261,1 juta jiwa Total PDB: 932,3 miliar dollar AS Pertumbuhan ekonomi: 5 persen 3. Polandia Populasi: 37,9 juta jiwa Total PDB: 469,5 miliar dollar AS Pertumbuhan ekonomi: 2,9 persen 4. Malaysia Populasi: 31,2 juta jiwa Total PDB: 296,4 miliar dollar AS Pertumbuhan ekonomi: 4,2 persen 5. Singapura Populasi: 5,6 juta jiwa Total PDB: 297 miliar dollar AS Pertumbuhan ekonomi: 2 persen 6. Australia Populasi: 24,1 juta jiwa Total PDB: 1,2 triliun dollar AS Pertumbuhan ekonomi: 2,8 persen 7. Spanyol Populasi: 46,4 juta jiwa Total PDB: 1,2 triliun dollar AS Pertumbuhan ekonomi: 3,3 persen 8. Thailand Populasi: 68,9 juta jiwa Total PDB: 406,8 miliar dollar AS Pertumbuhan ekonomi: 3,2 persen 9. India Populasi: 1,3 miliar jiwa Total PDB: 2,3 triliun dollar AS Pertumbuhan ekonomi: 7,1 persen 10. Oman Populasi: 4,4 juta jiwa Total PDB: 66,3 miliar dollar AS Pertumbuhan ekonomi: 0,1 persen Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Indonesia Peringkat 2 Negara Terbaik untuk Investasi di Dunia", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/06/082703426/indonesiaperingkat-2-negara-terbaik-untuk-investasi-di-dunia. Penulis : Sakina Rakhma Diah Setiawan Editor : Aprillia Ika

3. Berita 3

Meski Rupiah dan IHSG Tertekan, Makro Ekonomi Indonesia Dinilai Positif JAKARTA, KOMPAS.com - Mata uang rupiah telah melemah 2,99 persen sejak awal tahun (ytd/year to date) terhadap dollar AS, atau berada pada level 13.960 pada akhir pekan, Jumat (11/5/2018) lalu. Mengikuti pergerakan rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG) terkoreksi 6,28 persen (ytd) atau pada level 5.956,83. Begitu pula Indonesia Composite Bond Index (ICBI) yang melemah 1,73 persen (ytd). Meskipun volatilitas masih membayangi pasar finansial Indonesia, Bahana menilai kondisi makro ekonomi nasional masih tetap positif dalam jangka panjang. Hal ini tercermin dari penerimaan pajak di kuartal satu yang meningkat 16,21 persen dibandingkan kuartal satu tahun lalu. “Penerimaan pajak ini memberi efek positif bagi pertumbuhan ekonomi, terutama dapat mengurangi supply risk obligasi negara,” ujar Direktur Strategi dan Kepala Makroekononi PT Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat melalui keterangan persnya Selasa, (15/5/2018). Baca juga: Menjawab Twitter Fadli Zon soal Pelemahan Rupiah Selain itu, kenaikan peringkat kredit dari Moodys Investors Service dari Baa3 menjadi Baa2 dengan proyeksi stabil juga menjadi payung positif bagi kestabilan ekonomi Indonesia, khususnya mengurangi risiko gagal bayar. Daya beli masyarakat pun berangsur membaik, ditandai dengan penjualan sepeda motor di bulan Maret yang naik hampir 22 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Hal itu juga diperkuat dari pertumbuhan M1 (uang beredar), berhubungan positif dengan penjualan kendaraan hingga kinerja IHSG. Sehingga, diharapkan pemerintah segera menyalurkan belanja untuk mendorong konsumsi masyarakat. Melihat fenomena pelemahan rupiah, Budi menuturkan pelemahan yang terjadi pada kurs rupiah terhadap dollar AS cenderung disebabkan dari faktor eksternal bukan dari dalam negeri, baik itu kebijakan fiskal maupun moneter. “Dari segi fiskal, baik itu pemasukan, pengeluaran, dan pembiayaan menunjukkan angka yang bagus. Bank Indonesia pun juga melakukan intervensi dengan melepas valas hingga 7 miliar dollar AS," sebutnya. Menurut dia, BI memperlihatkan kebijakan yang mempertimbangkan faktor stabilisasi dan pertumbuhan, sehingga ditempuh dalam bauran kebijakan (policy mix). Selain itu, masalah yang kini menimpa mata uang rupiah adalah sentimen eksternal, baik itu dari stimulus Pemerintah AS Donald Trump yang memangkas pajak korporasi, sehingga berpeluang bagi bank sentral AS (The Fed) dalam menaikkan suku bunga. Di samping itu, dollar AS menguat dan berbalik arah (unwind position) hampir terhadap sejumlah kurs mata uang asing. Sehingga, publik perlu untuk lebih teredukasi menyikapi pelemahan rupiah. Karena secara global, koreksi rupiah tidak terlalu dalam

dibandingkan sejumlah mata uang negara berkembang lainnya. “Pengelolaan makroekonomi Argentina yang kurang bagus melandasi koreksi nilai tukar dan kenaikan suku bunga tertinggi di dunia. Sebagai contoh, mata uang Argentina peso terkoreksi 24,6 persen (ytd), Filipina peso terkoreksi 4,93 persen (ytd), India rupee melemah 5,42 persen (ytd), mata uang Brazil melemah 8,69 persen (ytd),” jelas Budi. Sementara dengan harga minyak dunia yang terus melambung, turut memicu defisit impor minyak pada kuartal I-2018. Kenaikan harga minyak telah memicu defisit minyak naik 13 persen year on year (yoy). Sementara itu, neraca dagang Indonesia di kuartal yang sama membukukan surplus 280 juta dollar AS, turun signifikan hingga 93 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu dengan surplus sebesar 4,08 miliar dollar AS. Pelemahan rupiah juga dipengaruhi faktor kebutuhan valuta asing yang dikumpulkan oleh korporasi nasional sebagai pembayaran dividen ke luar negeri. Pola pembayaran dividen berupa valuta asing, yang umum terjadi di kuartal dua telah menyebabkan rupiah tertekan. Dana asing yang terus keluar (capital outflow) dari pasar obligasi dan IHSG juga merupakan dampak dari pelemahan rupiah. Secara global, dugaan Fed rate naik lebih banyak memicu kenaikan yield T-bond, yang berisiko memicu kenaikan yield obligasi, akibat aksi ambil untung investor asing.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Meski Rupiah dan IHSG Tertekan, Makro Ekonomi Indonesia Dinilai Positif", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/15/083706326/meski-rupiah-danihsg-tertekan-makro-ekonomi-indonesia-dinilai-positif. Penulis : Mutia Fauzia Editor : Erlangga Djumena 4. Berita 4

Kondisi Makro Ekonomi Indonesia Rentan terhadap Sentimen Negatif JAKARTA, KOMPAS.com - Fluktuasi kondisi pasar keuangan Indonesia tidak kunjung mereda. Pada Rabu (16/5/2018) siang, rupiah sempat menyentuh level Rp 14.100 dan ditutup menguat tipis menjadi Rp 14.097 per dollar AS. Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menyentuh titik terendah di level 5.738,57 meski kemudian merangkak naik menjadi 5.841,46. Chief Economist Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih mengakui, ekonomi Indonesia sangat rentan terhadap sentimen. Sudah begitu, dollar AS pun sedang pada posisi tren menguat karena perbaikan ekonomi di Amerika Serikat dan sejumlah dinamika geopolitik

global. Senada dengan Lana, analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada dalam kesempatan berbeda beranggapan mudahnya perekonomian Indonesia dipengaruhi oleh sentimen negatif. Dirinya menambahkan, rilis Badan Pusat Statistik pada Selasa (14/5/2018) lalu terkait defisit neraca perdagangan turut membuat pelaku pasar merasa ragu terhadap kondisi perekonomian Indonesia. "Rilis neraca perdagangan yang defisit itu kan langsung memperlihatkan kondisi ekonomi kita," ujarnya ketika dihubingi Kompas.com, Rabu (16/5/2018). Kejelasan Regulasi Menurut Reza, pemerintah perlu untuk memperjelas regulasi untuk memperbaiki iklim investasi dan optimisme pelaku pasar. "Kalau sekarang enggak jelas. Ketika nanya orang BI atau pemerintah kan mereka hanya jawab ini faktor global untuk rupiah menuju keseimbangan baru, tapi keseimbangan barunya di berapa? Apakah di Rp 13.800 atau Rp 14.000 (per dollar AS)?" ujar Reza. Menurutnya, dengan memberikan kejelasan, rupiah memiliki kesempatan untuk menjadi lebih kuat. Sebagai contoh, saat inflasi Amerika Serikat diumumkan tak sesuai ekspektasi, dollar AS pun melemah terhadap euro. Uni Eropa kemudian mengeluarkan kebijakan yang berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan. "Dengan adanya statemen yang berimbas positif ke euro, orang melepas dollar AS (dan beralih) ke euro, sementara rupiah kita ditinggalkan. Ketika dollar AS melemah, rupiah kita tidak ada pergerakan (di tren pelemahan)," imbuh dia. Memonitor Transaksi Valas Retail Sementara itu Lana beranggapan, pemerintah perlu untuk melakukan kontrol terhadap transaksi valuta asing (valas) yang bersifat retail (perseorangan). Menurut dia, kebijakan moneter atau fiskal apapun tidak akan berjalan efektif jika permintaan domestik terhadap valas tidak dijaga. "Kita perlu kontrol orang-orang yang beli (valas) di money changer, ibu rumah tangga antri beli dolar ini buat apa? Ini memang tidak terlalu material, tapi efek psikologisnya yang menganggu," jelasnya ketika dihubungi Kompas.com Rabu, (15/4/2018). Menurutnya, jumlah transaksi retail ini tidak terkendali, sehingga cukup mengganggu. Sehingga, dirinya menyarankan kepada pemerintah agar menjaga permintaan valas dalam negeri secara ketat. "Saya jumlahnya ngga tau pembelian retail di money changer ini. Walau ada batasnya tapi kan dia bisa beli lagi di kesempatan atau money changer lain. Sehingga demand dari dalam negeri (terhadap dollar AS) perlu di monitor dengan ketat," tukasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kondisi Makro Ekonomi Indonesia Rentan terhadap Sentimen Negatif", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/17/101100726/kondisi-makroekonomi-indonesia-rentan-terhadap-sentimen-negatif. Penulis : Mutia Fauzia Editor : Bambang Priyo Jatmiko

BAB 3 – HISTORICAL PRICE 1. Data historical price saham yang diinvestasikan dan grafik dari analisis teknikal serta lakukan analisis fundamental selama periode pengamatan. Lakukan analisis teknikal dan analisis fundamental dari data-data yang merujuk. Amati selama 30 hari periode pengamatan berapa return tertinggi yang pernah dicapai dan return terendah / loss yang pernah dicapai (buktikan dengan screen shoot yang ada selama 30 hari pengamatan)

(13-14 Oktober, 20-21 Oktober, 27-28 Oktober, 3-4 Novembe tidak tercatat karena sabtu minggu bursa saham tutup, tapi tetap terhitung hari ke- )

Senin, 5 November 2018

Rabu, 7 November 2018

Selasa, 6 November 2018

Jum’at, 9 November 201

Sabtu, 10 November 201

Minggu, 11 November 2018

BAB 4 - OPINI 1.

Mengapa mengambil keputusan berinvestasi di perusahaan tersebut ? (Lakukan berdasarkan analisis fundamental dan teknikal) 

Analisis Fundamental Saham Berdasarkan laporan keuangan ACES per 30 Juni 2018, dalam rupiah penuh. (https://acehardware.co.id/files/uploads/financialreport/file/2018/Au g/03/5b63e1645ee7a/aces-fs-1h18.pdf) a) Revenue Jumlah Penjualan = 3,334,198,070,071 Jumlah Pendapatan = 434,594,713,034 b) Dividen Perusahaan ini selalu membagi dividenya sejak 2008 c) EPS Maka dapat kita ketahui pendapatan persaham perusahaan ini adalah Rp. 24,99/ lembar saham selama periode Januari – Juni 2018. Kalau kita buat dalam proyeksi 1 tahun maka angka ini harus di kali 4 lalu dibagi 3 = 33,32. (EPS tidak pernah negatif) d) Working Capital Aset Lancar = 3,439,957,894,500 Utang Lancar = 60,763,615,095 Rasio ini bagus karena asset lancar lebih besari daripada utang lancar e) Asset to Debt Ratio Total Liabilitas = 982,444,124,994 Total Asset = 4,533,592,896,126 Rasio ini bagus karena Total Aset / Total Liabilitas = 4,6 artinya total asset lebih besar 4,6x disbanding dari total liabilitas

f) Debt to Equity Ratio Total Liabilitas = 982,444,124,994 Total Ekuitas = 3,551,148,771,132 Rasio ini bagus karena total liabiltas / total ekuitas kurang dari 100% sehingga total ekuitas lebih tinggi dari total liabilitas.

Kesimpulan : 1. Revenue Bagus 2. Dividen Bagus 3. EPS Bagus 4. Working Capital Bagus 5. Asset to Debt Rasio Bagus 6. Debt To Equity Rasio Bagus 

Analisa Teknikal Berdasarkan grafik saham ACES pada saat saya menentukan ingin membelinya, grafik terlihat naik secara berkala. Grafik ini menunjukkan saham ACES bagus untuk dibeli pada saat itu.

2.

Kapan waktu yang tepat ketika membeli portofolio saham tersebut? Berapa expected return yang anda tetapkan untuk portofolio tersebut ? Apa dasar dari anda menetapkan expected return tersebut ? Pada saat grafik terlihat naik dan harga juga mengikuti semakin naik, maka saat itu adalah saat yang tepat untuk membelinya. Jika kita berorientasi pada investasi jangka panjang. Expected return paling tidak 1,5 kali dari harga saham yang dibeli karena paling tidak kita dapat breakeven, atau jika bisa mendapat keuntungan lebih. Tetapi jika saham semakin menurun, saya akan menjual saham tersebut daripada saya merugi lebih banyak.

3.

Selama periode pengamatan berapakah return tertinggi yang didapatkan dan pada hari keberapa tersebut terjadi ? Pada hari ke 28, Jum’at 9 November 2018 Return = (1445x100) – (1280x100) = Rp. 16.500

4.

Selama periode pengamatan berapakah return terendah yang didapatkan dan pada hari keberapa tersebut terjadi ? Pada hari ke-6, 16 Oktober 2018 Return = (1340x100) – (1280x100) = Rp. 6.000

5.

Selama melakukan pengamatan 30 hari apakah ada peristiwa perusahaan / pasar yang mempengaruhi harga saham secara signifikan ? Menurut saya untuk saham ACES meningkat karena pada tanggal 7 November diberitakan bahwa Ace Hardware Indonesia (ACES) masih akan menambah lima gerai baru hingga tutup tahun sehingga pada hari Jum’at 9 November 2018 ACES mencapat harga tertingginya dan juga ACES membukukan kinerja yang positif pada kuartal III 2018 ini. ACES membukukan kenaikan pendapatan 22% menjadi Rp 5,16 triliun pada periode Januari-September 2018 dari Rp 4,22 triliun pada periode yang sama di tahun lalu. Pendapatan konsinyasi bersih Rp 78,34 miliar atau naik 89% dari Rp 41,34 miliar pada periode September 2017. ACES pun membukukan kenaikan laba bersih 32% menjadi Rp 697,37 miliar pada kuartal III 2018 dari Rp 526,46 miliar pada kuartal III 2017. Berdasarkan catatan kontan, realisasi gerai baru ACES sudah melampaui target. Sebelumnya, perusahaan menargetkan membuka 15 gerai baru pada tahun ini.

6.

Setelah melakukan pengamatan investasi 30 hari apakah saham yang dipilih cocok untuk dilakukan investasi jangka panjang ? Mengapa ? Atau lebih cocok untuk dilakukan taking profit / trading ? Mengapa ? Untuk saham ACES, saya rasa cocok untuk investasi jangka panjang, karena harganya stabil naik tidak terlalu tinggi namun saat turun juga tidak terlalu turun, tapi masih tergolong meningkat secara berkala.

Related Documents


More Documents from "Viista Giri"