ANALISIS PENGARUH LINGKUNGAN BISNIS TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI BAGI USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DI TENGGARONG oleh HERU SUPRAPTO NIM : MSi-IEKD-V-2004-0012
I Latar Belakang ..1
Pertumbuhan usaha Mikro Kecil dan Menengah jika dilihat dari perkembangan permintaan kredit di Kabupaten Kutai Kartanegara nampak bahwa dari total kredit yang diberikan bank umum dan BPR kepada UMKM setiap tahun selalu meningkat. Jika permintaan kredit Usaha di Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2006 mencapai Rp 144,950,000 maka tahun 2007 mencapai Rp 183,842,000 (Statistik BI 2008) Sebagian besar kredit disalurkan pada sektor perdagangan, dan diberikan sebagian besar kepada usaha Mikro. Jika besaran kredit yang diberikan bank sebagai tolok ukur pertumbuhan UMKM, maka terjadi peningkatan pertumbuhan UMKM secara signifikan
Latar Belakang ..2
Dalam dunia bisnis pertumbuhan usaha dipengaruhi oleh lingkungan bisnis. Kondisi lingkungan bisnis tersebut selalu dinamis, dan perubahannya seringkali tidak bisa diperkirakan sebelumnya. Lingkungan bisnis dimaksud terdiri dari lingkungan eksternal dan lingkungan internal usaha. Lingkungan bisnis eksternal dapat dibedakan menjadi lingkungan eksternal langsung /industri dan lingkungan eksternal umum. Sedangkan lingkungan internal berkaitan dengan dinamika fungsifungsi yang ada pada perusahaan. Lingkungan eksternal umum yang meliputi ; masalah kepastian hukum, kondisi perekonomian secara makro, situasi politik dan keamanan, serta masalah sosial budaya masyarakan di lingkungan perusahaan menjadikan tantangan tersendiri (Supriyono, 1998: 105). Lingkungan eksternal langsung/industri yang mempengaruhi perusahaan seperti kondisi persaingan, perilaku konsumen produk dari perusahaan, kekuatan suplier, maupun dukungan lembaga keuangan merupakan masalah yang relatif tidak bisa dikendalikan perusahaan (Porter, 1994: 7). Sedangkan lingkungan internal usaha meliputi : faktor finansial dan akuntansi, faktor pemasaran dan distribusi, faktor produksi dan operasi, faktor personel dan hubungan perburuan dan faktor sumber-sumber corporate. (Supriyono, 1998: 138) Aspek lingkungan bisnis tersebut dijadikan pertimbangan perusahaan dalam melakukan investasi. (Umar, 1999:17)
Perumusan Masalah 1. Apakah lingkungan eksternal umum mempunyai pengaruh yang positif terhadap UMKM dalam melakukan keputusan investasi ? 2. Apakah lingkungan eksternal umum mempunyai pengaruh yang positif terhadap Lingkungan Eksternal Industri ? 3. Apakah lingkungan eksternal umum mempunyai pengaruh yang positif terhadap Lingkungan Internal Usaha ? 4. Apakah lingkungan eksternal industri mempunyai pengaruh yang positif terhadap UMKM dalam melakukan keputusan investasi ? 5. Apakah lingkungan eksternal industri mempunyai pengaruh yang positif terhadap Lingkungan Internal Usaha ? 6. Apakah Lingkungan internal usaha mempunyai pengaruh yang positif terhadap UMKM dalam melakukan keputusan investasi ?
II TINJAUAN PUSTAKA
Lingkungan Bisnis
Lingkungan perusahaan dapat diartikan sebagai kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja perusahaan. Tripomo dan Udan (2005: 107) membedakan struktur lingkungan bisnis menjadi tiga bagian yaitu General Environment (lingkungan umum atau lingkungan makro), Operating Environment (lingkungan operasi atau lingkungan mikro), dan Internal Environment (lingkungan internal). Ammirullah & Haris Budiyono, 2004 membedakan menjadi Lingkungan Umum, Ling. Eksternal langsung dan Internal Manajemen
Hubungan Antar Lingkungan Bisnis
Lingkungan eksternal umum menuntun pada kesempatan dan ancaman (Supriyono, 1998: 105) Lingkungan umum merupakan lingkungan yang berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja organisasi. (Amirullah & Haris Budiyono, 2004: 55) Lingkungan umum berpengaruh secara tidak langsung dalam jangka pendek mupun jangka panjang. (Hariyadi, 2003: 9)
Keseluruh kekuatan yang ada dalam lingkungan makro memiliki pengaruh yang langsung terhadap prospek perusahaan, namun disaat yang sama juga memiliki pengaruh tidak langsung melalui lingkungan industri (Suwarsono, 2000; 23). Pengaruh tidak langsung ini dapat terjadi jika masing-masing komponen lingkungan makro berpengaruh terlebih dahulu pada lingkungan industri sebelum gilirannya berpengaruh pada perusahaan.
Lingkungan eksternal langsung / industri berpengaruh secara langsung terhadap kinerja organisasi dan manajemen. (Amirullah & Haris Budiyono, 2004: 53) Lingkungan eksternal langsung mencakup elemen-elemen atau kelompok-kelompok yang tindakan maupun keinginannya mempengaruhi perusahaan secara langsung. Mereka ini seperti suplier, pelanggan, pesaing dan pemerintah (Amirullah & Haris Budiyono, 2004: 53-54).
Lingkungan internal atau sering disebut lingkungan manajemen merupakan aspek-aspek yang terdapat dalam sistem organisasi perusahaan. Hal ini seperti aspek Produksi, Keuangan, SDM, Pemasaran, Riset dan Pengembangan. Kondisi lingkungan internal usahan ini tentu saja akan dijadikan pertimbangan yang penting dalam menentukan kebijakan investasi
Pendekatan Pengukuran Lingkungan Bisnis
Ada dua pendekatan untuk mengukur lingkungan bisnis eksternal, yaitu ukuran obyektif (obyectif environmental measures) dan ukuran subyektif/ persepsi (perceptual environmental measures) (Boyd et al., 1993). Pengukuran lingkungan bisnis eksternal dengan pendekatan obyektif dilakukan dengan menggunakan data-data industri seperti, pertumbuhan penjualan industri dan rasio konsentrasi industri Boyd et al., 1993). Pengukuran lingkungan bisnis eksternal dengan pendekatan subyektif dilakukan dengan menggunakan atensi dan interpretasi manajer sebagai informan kunci (key informan) dari lingkungan yang dihadapi perusahaan. Hal ini memungkinkan para peneliti menggambarkan lingkungan bisnis berdasarkan perspektif anggota organisasi dalam hal ini manajer dan top manajer (Boyd & Fulk, 1996; Boyd et al., 1993). (Yurniwati, 2005: 4546)
Pendekatan Pengukuran Lingkungan Bisnis… lanjutan
Dalam proses pengambilan keputusan (decision making), untuk mempelajari perilaku dan tindakan manejerial serta formulasi dan perencanaan strategik ukuran subyektif lebih relevan digunakan (Boyd & Fulk, 1996
Pengertian Investasi Investasi merupakan pengeluaran atau perbelanjaan penanaman-penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barangbarang modal dan perlengkapanperlengkapan produksi untuk menambah kemampuan produksi barang-barang dan jasajasa yang tersedia dalam perekonomian. (Sukirno, 2003: 107) Dornbusch dan Fischer : Permintaan barang dan jasa untuk menciptakan atau menambah kapasitas produksi/ pendapatan dimasa yang akan datang”. Sedangkan Samuelson dan Nordhaus menyatakan bahwa investasi netto hanya terjadi bila ada tambahan modal riil. (Samuelson dan Nordhaus, 1996).
Pengambilan Keputusan Investasi
Keputusan merupakan hasil pemecahan masalah secara tegas berkaitan dengan jawaban atas pertanyaanpertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan dalam unsur-unsur perencanaan, terutama terhadap kesalahan maupun penyimpangan serius yang terjadi terhadap rencana yang telah ditetapkan. (Umar, 1999: 17). Salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pembuatan keputusan strategi khususnya investasi adalah persepsi manajerial terhadap ketergantungan eksternal. (Supriyono, 1998: 242) Berkaitan dengan keputusan investasi ada tiga faktor yang mempengaruhi seseorang dalam suatu pengambilan keputusan yaitu : kondisi internal dan eksternal organisasi, kesediaan informasi, ketrampilan pengambilan keputusan. (Umar, 1999:17).
Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Merupakan usaha ekonomi produktif yang bukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri, baik berbadan hukum maupun yang bukan berbadan hukum Kriteria mikro jika aset bersih maksimal Rp 50 Juta dan/atau omset maksimal Rp 100 Juta per tahun. Kriteria kecil jika aset bersih diatas Rp 50 juta sampai Rp 200 Juta dan/atau omset diatas Rp100 Juta sampai Rp 1000 Juta per tahun. Menengah jika aset bersih Rp 200 Juta sampai Rp 10.000 Juta dan/atau omset per tahun antara Rp 1000 Juta sampai Rp 50.000.
Kerangka Pikir
III METODE PENELITIAN Jangkauan penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan Tenggarong pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2008. Yang menjadi responden adalah pemilik usaha atau pimpinan perusahaan dalam kategori UMKM. Kecamatan Tenggarong
Penentuan Sampel Tabel 1. Kriteria Usaha
Keterangan Sumber : *Sumber : Data Monitoring dan Evaluasi Penyaluran Dana Bergulir tahun 2006 per 31 Desember 2007, Disperindakop Kutai Kartanegara , Subdin Koperasi. ** Sumber : Daerah Dalam Angka 2008, BPS Kutai Kartanegara.
Alat analisis Dalam penelitian ini analisis data menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS) dengan menggunakan solfware Smart PLS. Menurut Ghozali (2006) PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis covariance menjadi berbasis varian. SEM yang berbasis covariance umumnya menguji kausalitas/teori sedangkan PLS lebih bersifat predictive model.
Alat analisis …….lanjutan
Oleh karena PLS tidak mengasumsikan adanya distribusi tertentu untuk estimasi parameter, maka teknik parametric untuk menguji signifikasi parameter tidak diperlukan (Chin, 1998). Model evaluasi PLS berdasarkan pengukuran prediksi yang mempunyai sifat nonparametric. Model pengukuran atau outer model yang indicator refleksif dievaluasi dengan konvergen dan validasi diskriminan dari indikatornya dan composite reliability untuk blok indicator. Sedangkan outer model dengan formatif indicator dievaluasi berdasarkan pada substantive contennya yaitu dengan membandingkan besarnya relative weight dan melihat signifikansi dari ukuran weight tersebut. Model structural atau inner model dievaluasi dengan melihat nilai R2 untuk konstruk laten respon dan juga melihat besarnya koefisien jalur strukturalnya. Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan statistic uji-t yang didapat dari prosedur bootstrapping. (Ghozali, 2006: 24) Model struktural dievaluasi menggunakan R-square untuk konstruk dependen, Stone-Geisser Q-square untuk predictive relevance dan uji t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur srtuktural. (Gozali, 2006: 26) Stone-Geisser Q-square dapat dituliskan dengan formula sebagai berikut : Q2 = 1 – (1 – R21 ) (1-R22) (1 – R23) …. (1 – R 2n) (Jaya et.al, 2008,I-14)
IV Hasil Penelitian
Identitas Responden Karateristik responden berdasarkan usia dari 235 responden adalah sebagai berikut, responden termuda berumur 27 tahun dan tertua berumur 68 tahun. Usia 27 sampai 40 tahun sebesar 43,83 % sedangkan yang berusia 41 sampai 68 tahun sebesar 56,17 %. Dengan demikian berdasarkan usia responden lebih banyak yang berusia diatas 41 tahun. Berdasarkan jenis kelamin, 83,40 % adalah Pria sedangkan sisanya sebesar 16,60 % adalah Wanita. Hal ini menunjukkan bahwa usaha kategori UMKM tersebut sebagian besar merupakan usaha utama keluarga, dimana pria sebagai kepala keluarga sekaligus tulang punggung keluarga. Berdasarkan pendidikan, terbesar adalah responden yang berpendidikan SLTA kedua berpendidikan SD, ketiga berpendidikan SLTP, keempat adalah Sarjana (S1) dan terkecil dengan latar belakang pendidikan Diploma. Secara umum berdasarkan pendidikan telah memadai, lulusan SLTA sebesar 40,43 %.
Indentitas Usaha Berdasarkan bidang usaha responden, paling besar adalah di bidang perdagangan yakni sebesar 48,51 %, kedua dibidang JasaJasa sebesar 23,40 %, ketiga dibidang Pertanian dan perikanan, keempat dibidang Industri sedangkan sisanya masing-masing kurang dari 2 % adalah dibidang Konstruksi, Pertambangan / galian dan bidang Lainnya Berdasarkan jumlah kekayaan bersih/ aset neto dengan kekayaan bersih dibawah Rp 50 juta sebesar 69,36 % kelompok ini merupakan Usaha Mikro, responden dengan kekayaan bersih antara Rp 50 Juta sampai Rp 200 Juta sebesar 27,23 % kelompok ini merupakan Usaha Kecil dan responden dengan kekayaan bersih diatas Rp 200 juta sampai kurang dari Rp 1 Milyard sebesar 3,40 % kelompok ini merupakan usaha Menengah. Berdasarkan omset penjualan bulanan sebagian besar atau sebesar 76,60 % dibawah Rp 5 juta kelompok ini masuk dalam kategori usaha mikro, yang masuk ke dalam kelompok usaha kecil yakni dengan omset antara Rp 5 sampai Rp 85 Juta sebesar 21,70 %, sedangkan yang masuk kedalam kelompok usaha menengah yakni dengan omset diatas Rp 85 juta perbulan sebesar 1,70 %.
Jawaban Responden Atas Kuisioner
Tanggapan responden atas variabel Lingkungan Eksternal Umum rata-rata sebesar 2,997 hal ini berarti bahwa persepsi responden atas variabel Lingkungan Eksternal Umum dinyatakan cukup baik dengan mutu indikator C. Tanggapan responden atas faktor lingkungan eksternal langsung rata-rata sebesar 3,257 hal ini berarti bahwa persepsi responden atas variabel lingkungan eksternal industri dinyatakan cukup baik dengan mutu indikator C. Tanggapan responden atas Faktor Internal Perusahaan berdasarkan rata-rata sebagaimana terdapat pada tabel 4.10, sebesar 3,404 dinyatakan Baik atau dengan mutu indikator B Tanggapan responden atas keputusan investasi berdasarkan rata-rata sebesar 3.162 atau dipersepsikan mungkin dilakukan atau dengan mutu indikator C.
V Analisis Data Validitas Data Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 18 indikator yang dimasukkan, berdasarkan tingkat kepercayaan 95 % atau dengan uji t dengan α = 0,05 hanya terdapat 15 indikator yang dinyatakan diatas 0,5 atau valid. Validnya suatu indikator dapat diketahui nilai loadingnya, untuk penelitian yang bersifat eksploratif 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup (Chin, 1998; Pirouz, 2006). Indikator yang dikeluarkan dari analisis tersebut adalah tingkat persaingan (Y1.1), produktivitas karyawan (Y2.1), dan ketersediaan tenaga kerja (X.3).
Penduga Indikator Tidak Valid
Indikator tingkat persaingan (Y1.1) yang dikeluarkan dari analisis, disebabkan dimana penumbuh usaha baru UMKM yang bersifat informal berupa : Kekerabatan baik dengan Famili maupun bukan famili, Membuka Usaha sendiri sejenis dengan tempat dimana ia pernah bekerja, Kebetulan karena seseorang menganggap kesempatan usaha terbuka lebar, dan Keterpaksaan untuk memenuhi kebutuhan hidup (SMECDA, 2006: 8285). Indikator produktivitas karyawan (Y2.1), dan ketersediaan tenaga kerja (X.3). yang tidak valid tersebut disebabkan oleh karateristik responden yang dijadikan sampel yaitu sebanyak 69.36% responden merupakan usaha mikro dengan aset maksimal Rp. 50 Juta. Kondisi ini menyebabkan kelompok kategori usaha mikro dalam menjalankan usahanya tidak memerlukan karyawan , cukup rumahtangga yang mengelola.
Reliabilitas Data
Reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikatorindikator sebuah variabel bentukan yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah variable bentukan yang umum. Dalam menghitung reliabilitas menggunakan composite (construk) reliability dengan cut off value adalah minimal 0,7. Namun untuk penelitian bersifat eksploratori, reliabilitas sedang adalah 0,5 – 0,6 telah cukup menjustifikasi hasil penelitian (Ferdinand, 2002: 192).
Hubungan Antar Konstruk Tabel 2. Hubungan antar Konstruk
X : Lingkungan Eksternal Umum Y1 : Lingkungan Eksternal Langsung/Industri Y2 : Lingkungan Internal Y3 : Keputusan Investasi
Gambar Hubungan Antar Konstruk
Hasil Pengujian Hipotesis 1.
Hipotesis Pertama, Lingkungan eksternal umum mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap UMKM dalam melakukan keputusan investasi (H1). Dari hasil output PLS sebagaimana disampaikan dalam tabel 2 tersebut nilai inner weight sebesar -0.015 dengan signifikansi 95 % atau α = 0.05 t hitung sebesar 0.064 lebih kecil dari t tabel 1,960 (t hitung < t tabel) dengan demikian bahwa hipotesis pertama tidak diterima. 2. Hipotesis Kedua Lingkungan eksternal umum mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Lingkungan Eksternal Langsung / Industri (H2). Dari hasil output PLS sebagaimana disampaikan dalam tabel 2 tersebut nilai inner weight sebesar 0.544 dengan signifikansi 95 % atau α = 0.05 t hitung sebesar 6.146 lebih besar dari t tabel 1,960 (t hitung > t tabel) dengan demikian bahwa hipotesis kedua diterima. 3. Hipotesis Ketiga Lingkungan eksternal umum mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Lingkungan Internal Usaha. (H3) Dari hasil output PLS sebagaimana disampaikan dalam tabel 2 tersebut nilai inner weight sebesar 0.412 dengan signifikansi 95 % atau α = 0.05 t hitung sebesar 3.041 lebih besar dari t tabel 1,960 (t hitung > t tabel) dengan demikian bahwa hipotesis ketiga
Pengujian hipotesis … lanjutan 4. Hipotesis Keempat Lingkungan eksternal Langsung (Industri) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap UMKM dalam melakukan keputusan invertasi (H4). Dari hasil output PLS sebagaimana disampaikan dalam tabel 2 tersebut nilai inner weight sebesar 0.385 dengan signifikansi 95 % atau α = 0.05 t hitung sebesar 2.472 lebih besar dari t tabel 1,960 (t hitung > t tabel) dengan demikian bahwa hipotesis keempat diterima. 5. Hipotesis Kelima Lingkungan eksternal Langsung (Industri) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Lingkungan Internal Usaha (H5). Dari hasil output PLS sebagaimana disampaikan dalam tabel 2 tersebut nilai inner weight sebesar 0.279 dengan signifikansi 95 % atau α = 0.05 t hitung sebesar 2.472 lebih besar dari t tabel 1,960 (t hitung > t tabel) dengan demikian bahwa hipotesis kelima diterima. 6. Hipotesis Keenam Lingkungan internal usaha mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap UMKM dalam melakukan keputusan investasi (H6). Dari hasil output PLS sebagaimana disampaikan dalam tabel2 tersebut nilai inner weight sebesar 0.055 dengan signifikansi 95 % atau α = 0.05 t hitung sebesar 0.342 lebih besar dari t tabel 1,960 (t hitung < t tabel) dengan demikian bahwa hipotesis keenam tidak diterima.
Evaluasi Model 1. Evaluasi Konstruk Dependen Evaluasi model menggunakan R-square (R2) untuk konstruk dependen, Nilai R-square tersebut mencerminkan kekuatan prediksi dari keseluruhan model (Falk dan Miller, 1992; Pirouz, 2006) dengan batasan nilai R-square lebih besar dari 0,10 atau lebih besar dari 10 persen
2. Evaluasi Predictive Relevance Stone-Geiser Q-Square test untuk predictive relevance. Dari nilai R2 selanjutnya dimasukkan ke dalam persamaan Q-square berikut: Q2 = 1 – (1 – R21 ) (1-R22) (1 – R23) = 1 – (1 - 0.296) (1 - 0.373) (1 - 0.165) = 1 – (0.704) (0.627) (0.835) = 1 – 0.368576 Q2 = 0.631424 Nilai Q-Square lebih besar dari 0 (nol) menunjukkan bahwa model mempunyai predictive relevance, sedangkan nilai Q-Square kurang dari 0 (nol) menunjukkan bahwa model kurang memiliki predictive relevance (Imam Gozali, 2006: 26). Hasil diatas menunjukan bahwa model mempunyai predictive relevance dimana semakin mendekati 1 berarti model semakin baik.
VI Kesimpulan & Rekomendasi 1. Terdapat enam hipotesis yang diajukan, namun hanya empat hipotesis yang diterima. Keempat hipotesis tersebut merupakan hubungan antar variabel eksogen dengan endogen, dan endogen dengan endogen. Adapun hubungan antar variabel yang diterima tersebut adalah : Hubungan Variabel Lingkungan Eksternal Umum (ξ) dengan Variabel Lingkungan Eksternal Langsung (Industri) (η1). Hubungan Variabel Lingkungan Eksternal Umum (ξ) dengan Variabel Lingkungan Internal (η2). Variabel Lingkungan Eksternal Langsung (Industri) (η1) dengan Variabel Lingkungan Internal (η2). Variabel Lingkungan Eksternal Langsung (Industri) (η1) dengan Variabel Keputusan Investasi (η3).
Kesimpulan….lanjutan 2. Keputusan investasi UMKM dipengaruhi oleh faktor lingkungan eksternal umum setelah melalui lingkungan eksternal langsung/ industri. Lingkungan ekternal umum tidak bisa mempengaruhi secara langsung bagi keputusan investasi. 3. Model struktural yang terbentuk adalah dimulai dari Lingkungan Eksternal Umum (ξ) mempengaruhi Lingkungan Eksternal Langsung (industri) (η1) baru mempengaruhi Keputusan Investasi (η3), jadi Lingkungan Eksternal Umum (industri) merupakan variabel antara (intervening).
Kesimpulan … lanjutan 3. Evaluasi model menggunakan R-square (R2) untuk konstruk dependen yaitu : lingkungan eksternal langsung (industri) sebesar 0.296, lingkungan internal sebesar 0.373 dan keputusan investasi sebesar 0.165. 4. Sedangkan evaluasi Stone-Geiser Q-Square (Q2 test) untuk predictive relevance menghasilkan nilai 0.631424, hal ini memberikan makna bahwa model struktural mempunyai predictive relevance yang tinggi.
Rekomendasi Guna memperbaiki lingkungan eksternal umum, maka pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dapat melakukan hal-hal sebagai berikut: Perbaikan pelayanan perijinan bagi dunia usaha dengan penetapan standar biaya administrasi perijinan yang jelas dan dengan memperpendek waktu pelayanan perijinan tersebut dengan pelayanan satu atap; Perbaikan dalam bidang distribusi pendapatan melalui pemerataan pembangunan di seluruh wilayah yang mengarah pada peningkatan penghasilan masyarakat; Perbaikan di bidang pasokan kebutuhan energi khususnya bagi UMKM seperti listrik, minyak dan air guna memenuhi kebutuhan produksi; Peningkatan dan perbaikan fasilitas fisik seperti sarana transportasi jalan dan jembatan guna memperlancar arus barang maupun modal, dan; Peningkatan keamanan di lingkungan dengan mengikutsertakan keterlibatan masyarakat setempat serta memfasilitasi hubungan masyarakat dengan dunia usaha.
Rekomendasi .. lanjutan Guna memperbaikai lingkungan eksternal langsung/industri, maka pemerintah dapat melakukan : Memperbaiki tingkat permintaan konsumen terhadap hasil produksi UMKM seperti Program Promosi dan Pemasaran, membentuk sentra-sentra pengembangan UKM; Memperbaiki kondisi suplay bahan baku produksi melalui Program Peningkatan Akses kepada sumber daya produktif seperti pembentukan kluster-kluster industri yang saling berhubungan; Perbaikan dukungan lembaga keuangan terhadap UMKM dengan peningkatan kapasitas dan kualitas lembaga keuangan mikro.
Rekomendasi.. lanjutan
Guna peningkatan kapasitas UMKM dalam melakukan investasi, maka pemerintah dapat melakukan : Pembuatprogram Pemasaran dan Pengembangan Pusat Informasi bisnis; Program Pengembangan Sistem Kemitraan Usaha untuk Meningkatkan Produktivitas Efisiensi Kerja; Perlu ditingkatkan pemberian latihan dan penyuluhan terhadap UMKM baik secara langsung maupun tidak langsung terutama yang berkenaan dengan pengelolaan perusahaan, pemasaran dan kualitas produk yang dihasilkan, serta menyalurkan produkproduk usaha kecil dan menengah tersebut; Perlu didirikan suatu pasar khusus untuk menampung hasil-hasil komoditi UMKM agar pemasaran hasil-hasil UMKM tersebut dapat segera diketahui dan dikenal oleh masyarakat setempat dan masyarakat luar. Dengan demikian dapat diperoleh pendapatan yang lebih besar.
Keterbatasan Penelitian dan Penelitian Lebih Lanjut
1. Dalam penelitian ini penentuan sampel dilakukan dengan tehnik non probability sampling dimana tehnik ini tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur. Penentuan sampel menggunakan sampling aksidental yaitu, yaitu siapa saja bila dipandang cocok sebagai sumber maka penelitian dapat menggunakan sebagai sampel. Implikasinya adalah sampel yang tidak diketahui tingkat proporsionalitas berdasarkan sektor usaha UMKM yang menjadi populasi. Penelitian kedepan populasi hendaknya di listing dahulu berdasarkan sektor usaha, selanjutnya diambil sampel secara proporsional. 2. Kriteria UMKM yang digunakan dalam penelitian ini adalah kriteria sebelum terbitnya UU Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah pada Tanggal 4 Juli 2008. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya kriteria UMKM menyesuaikan dengan ketentuan UU dimaksud. 3. Dengan keterbatasan referensi terkait dengan keputusan investasi bagi UMKM maka penelitian ini bersifat penelitian awal dari pengembangan (ekploratif) skala pengukuran loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup. Oleh karena itu perlu dikembangkan lebih lanjut dengan menggunakan variabel-variabel yang relevan dan skala pengukuran loading dinaikkan menjadi 0,7 keatas.
Daftar Pustaka BUKU : Ammirullah & Haris Budiyono. 2004. Pengantar Manajemen. Graha Ilmu. Yogyakarta. Hakim, Abdul. 2005. Analisis Investasi Edisi 2. Salemba Empat. Jakarta. Hariyadi, Bambang. 2003. Strategi Manajemen, Strategi Memenangkan Persaingan Bisnis. Bayumedia. Malang. Badan Pusat Statistik (BPS). 2007. Berita Resmi Statistik No. 05/01/Th. X, 2 Januari 2007 Hasil Pendaftaran (listing) Perusahaan/Usaha Sensus Ekonomi 2006. Jakarta. Chin, W.W, Marcolin,B.L dan Newsted, P.R.1996. A Partial Least Squares Laten Variabel Modeling Approach for Measuring Interaction Efects: Results From A Monte Carlo Simulation Study And Voice Mail Emotion/Adoption Study. Proceedings Of The Seventeenth International Conference On Information Systems. December 16-18. Cleveland. Ohio. Falk R. F. & Miller, N. B. 1992. A Primer for Soft Modeling. Akron, Ohio: The University of Akron Press. Ferdinand, Augusty. 2002. Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen: Aplikasi Model – Model Rumit Dalam Penelitian untuk Tesis Magister & Doktor. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Ghozali, Imam. 2006. Structural Equaation Modeling Metode Alternatif Dengan Partial Least Square (PLS). Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Ghozali, Imam. 2005. Structural Equaation Modeling Metode Alternatif Dengan Lisrel 8.54. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Kuncoro, M. 2002. Analisis Spasial dan Regional: Studi Aglomerasi dan Kluster Industri Indonesia. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. . 2000. Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah, dan Kebijakan. UPP-AMP YKPN. Yogyakarta. Partomo dan Tiktik S. dan Abdurahman Soejoedono. 2002. Ekonomi Usaha Kecil/Menengah. dan Koperasi. Galia Indonesia. Jakarta Pirouz, Dante, M. 2006. An Overview of Partial Least Squares. The Paul MerageSchool of Business University of California. Irvine Porter, Michael E. 1994. Keunggulan Bersaing. Alih Bahasa Tim penterjemah Binarupa Asara. Binarupa Aksara. Jakarta. Sarmanu, et.al. 2006. Materi Pelatihan Structural Equal Modeling (Permodelan Persamaan Struktural). Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Unair. Surabaya. Stern, N.H. (2002). A Strategy for Development, World Bank, Washington, D.C. Sugiyono. 2000. Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. Sukirno, Sudono. 2003. Ekonomi Macro. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Supriyono. 1998. Manajemen Strategi Dan Kebijaksanaan Bisnis edisi 2. BPFE Yogyakarta. Tedjo Tripomo Dan Udan. 2005. Manajemen Strategi. Yayasan Rekayasa Sains. Bandung. WEF (World Economic Forum). 2005. The Global Competitiveness Report 2005-2006. Geneva. World Bank (2005a). Iklim Investasi yang Lebih Baik bagi Setiap Orang, Laporan Pembangunan Dunia 2005. The World Bank. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
PENELITIAN : Jaya, IGNM et al. 2008. Partial Least Square-Mixed Ammi Dalam Analisis Interaksi Genotipe X Lingkungan. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung. Lampung. KPPOD 2002. Pemeringkat Daya Tarik Investrasi Kabupaten/Kota (Studi Kasus 90 Kab/ Kota di Indonesia. Jakarta. KPPOD 2003. Daya Tarik Investasi 200 Kab/Kota Di Indonesia (Persepsi Dunia Usaha). Jakarta. SMECDA. 2006b. Kajian Model Penumbuhan Unit Usaha Baru. Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UMKM. Kementrian Koperasi dan UMKM. Jakarta. Yurniwati. 2001. Disertasi. Pengaruh Lingkungan Bisnis External Dan Perencanaan Strategi Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur. Studi Ilmu Pertanian Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran. Bandung.
PRODUK HUKUM : Instruksi Presiden RI No.10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah. Kementrian Koperasi dan UMKM. 2003. Renstranya tahun 2004-2009. Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003 tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil. JURNAL/ BULETIN : Berry, A., E. Rodriquez, dan H. Sandeem. 2001. Small and Medium Enterprises Dynamics in Indonesia. Bulletin of Indonesian Economic Studies. Hal. 37. Hidayat. 1978. Peranan Sektor Informal dalam Perekonomian Indonesia. Ekonomi Keuangan Indonesia, Vol. XXVI, No. 4, Desember 1978. hal. 415-443. SMECDA, 2006b. Jurnal Pengkajian Koperasi Dan UKM Nomor 2 Tahun I – 2006. Kementrian Koperasi dan UMKM Jakarta SURAT KABAR : Bisnis Indonesia, 9 Agustus 2003 Kompas. Rabu 15 Februari, hal. 19. 2006. Daya Saing Industri Kritis Tanpa Perbaikan. Bisnis & Keuangan. PT Gramedia Perkasa. Jakarta WEBSITE : Bank Indonesia. 2008 .Statistik Ekonomi dan Keuangan Regional Kaltim. (www.bi.go.id) Rahayu, Sri Lestari. 2005. Kajian Ekonomi dan Keuangan, Edisi Khusus, Depkeu, Jakarta. (www.depkeu.go.id) Tambunan, Tulus. 2006. Iklim investasi di indonesia: masalah, tantangan dan potensi. Kadin-Indonesia. (www.kadin-indonesia.or.id)
TERIMA KASIH