Laporan Home Visit Winarya Gastritis.docx

  • Uploaded by: Oka Kurniawan Ponda
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Home Visit Winarya Gastritis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,878
  • Pages: 11
LAPORAN HOME VISITE

1. Identitas Pasien/klien: Nama

: Winarya

Umur

: 44 tahun

BB / TB

: 61 kg / 171 cm

Jenis kelamin

: laki-laki

Pendidikan terakhir

: SMK

Pekerjaan

: Honorer tata usaha SMK

Alamat

: Jln. Panglima Polim RT 18 Kelurahan Rajawali

Suku

: Jawa

Bangsa

: Indonesia

2. Anamnesis Keluhan Utama : Nyeri ulu hati

Riwayat penyakit sekarang: Pasien mengeluh nyeri ulu hati hilang timbul sejak 3 tahun yang lalu disertai mual, muntah, pusing, pandangan menjadi kabur, lemas dan keringat dingin. Rasa nyeri ulu hati ini meningkat ketika pasien banyak pikiran. Pasien memiliki kebiasaan minum kopi sehari 2 cangkir. Pasien memiliki kebiasaan dari kecil makan tidak teratur dan jarang sarapan. Pasien sering mengkonsumsi makanan ringan lebih banyak dibandingkan makanan pokok, seperti snack. Pasien juga suka minum air dingin, pasien mengatakan bahwa dengan hanya mengkonsumsi air putih ia sudah merasa kenyang.

Riwayat Penyakit Dahulu Pasien pernah dirawat di rumah sakit karena penyakit typoid.

Riwayat Penyakit Keluarga: Di keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama.

1

Riwayat Sosial Ekonomi Pasien Tinggal di rumah bersama istri dan 5 orang anaknya.

Riwayat Kebiasaan: Minum kopi 2 cangkir sehari, makan tidak teratur dan perokok. . 3. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum

: Tampak sehat.

Kesadaran

: Komposmentis.

Tanda vital

: T : 90/60mmhg N: 72x/menit R: 19x/menit S: 37 C

Kepala

: Konjungtiva : anemis (-) Sklera : Ikterik (-)

Leher

: Pembesaran KGB (-)

Dada

: Inspeksi: Dinding dada simetris kanan kiri Palpasi : Ekspansi paru dada sama-sama mengembang saat inspirasi. Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru Auskultasi : Vesikular.

Abdomen

: Inspeksi: Abdomen simetris kanan kiri. Auskultasi: Bising usus 3 kali permenit. Palpasi : Hepar tidak teraba. Perkusi : Timpani

Anggota gerak

: dalam batas normal

4. Diangnosis Gastritis kronik

2

5. Terapi: Non Farmakologis : Mengurangi komsumsi kopi. Farmakologis : Ranitidin.

6. Prognosis

: dubia ad bonam.

7. Pengamatan Rumah: Pasien tinggal di rumah permanen (bersama istri dan anaknya). Rumah terbuat dari batu bata. Lantai rumah ini terbuat dari semen. Luas bangunan rumah 7 m x 12 m. Keadaan dalam rumah ini tergolong rapi. Rumah ini memiliki 1 ruang tamu yang sekaligus digunakan untuk ruang keluarga, 4 kamar tidur, 1 dapur yang terdapat kompor dan peralatan untuk makan dan minum, serta memiliki 1 kamar mandi dan jamban yang layak.

Ventilasi dan pencahayaan rumah ini bersumber dari 2 buah pintu (depan dan belakang) serta 9 buah jendela di ruang tamu dan ruang keluarga. Masing masing kamar tidur tedapat jendela. Biasanya jendela dibuka ketika siang hari. Tetapi untuk ruang dapur pencahayaan hanya berasal dari pintu belakang. Sirkulasi udara dan pencahayaan baik untuk ruang tamu, ruang keluarga dan kamar

3

sedangkan ruangan dapur sirkulasi udara dan pencahayaan kurang, masih terkesan gelap dan lembab.

Sumber air bersih keluarga diperoleh dari sumur. Disinilah pasien/keluarga mengambil air untuk mencuci pakaian, mencuci piring, mandi, memasak dan air minum.

Saluran pembuangan limbah sekitar rumah sudah baik, dimana limbah tersebut dibuang ke kolam penampungan bawah tanah yang kolamnya tertutup rapat. Saluran air (parit) sekitar rumah tidak ada yang tergenang. Saat diobservasi parit dalam keadaan kering. Di rumah memiliki tempat pembuangan sampah sementara, yang nantinya dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir.

8. Pengamatan Lingkungan: Pasien tinggal dalam lingkungan yang padat penduduk, dalam 1 RT terdapat 116 kepala keluarga, antar satu rumah dengan rumah lain letaknya tidak berdempetan. Ada pekarangan di depan rumah dan tampak bersih. Saluran pembuangan limbah menuju ke kolam penampungan limbah di bawah tanah yang tertutup rapat. Keluarga biasanya mengumpulkan sampah dahulu di rumah menggunakan

kotak

sampah,

lalu

membuangnya di tempat pembuangan umum. Di depan rumah pasien, terdapat parit yang kering, terdapat juga kandang burung yang di perkarangan rumahnya, sehingga terkesan lingkungannya baik.

4

Jamban a. Jamban yang digunakan adalah jamban umum. b. Luas slab jamban sekitar 1 meter. c. Konstruksi rumah jamban tidak menimbulkan kecelakaan. d. Lantai jamban bersih. e. Jamban dilengkapi bak air. f. Tidak ditemukan kecoa di sekitar jamban

9. Hasil wawancara /pengamatan Keluarga /hubungan keluarga: a. Hubungan pasien – anggota keluarga Hubungan pasien terhadap anggota keluarganya baik. b. Hubungan pasien – tetangga dan sekitarnya Hubungan pasien dengan tetangga dan lingkungan sekitar juga baik.

Pasien tinggal dirumah dengan jumlah anggota keluarga 7 orang, yaitu Ibu bernama Misriyanti (42 tahun), dan anaknya bernama Ika Purwanti (19 tahun), Ikhsan (14 tahun), Irfan (13 tahun), Irwan (10 tahun) dan Ikbal (8 tahun). Di keluarga tersebut tidak memiliki penyakit yang serius. Berdasarkan hal ini didapatkan bahwa tidak ada hubungan dengan penyakit keluarga.

10. Hasil wawancara /pengamatan perilaku kesehatan: Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa penyakit yang di derita oleh pasien ini karena kebiasaannya mengkomsumsi kopi 2 cangkir, makan tidak teratur.

11. Analisis pasien secara holistik (item 1-10) •

Hubungan anamnesis, diagnosis dengan keadaan rumah Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi

kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas

5

lelah setelah bekerja seharian, namun didalamnya terkandung arti yang penting sebagai tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat dan sejahtera. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni. Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Untuk menciptakan rumah sehat maka diperlukan perhatian terhadap beberapa aspek yang sangat berpengaruh, antara lain : a) Tipe rumah b) Ventilasi c) Pencahayaan rumah d) Saluran pembuangan limbah e) Sumber air bersih f) Jamban memenuhi syarat g) Tempat sampah tertutup h) Rasio luas bangunan rumah dengan jumlah anggota keluarga 8m2/orang Pada kasus ini, keadaan rumah pasien masih tergolong rumah yang cukup sehat, karena pencahayaan dan pertukaran udaranya masih mencukupi untuk syarat rumah sehat, selain itu ukuran luas rumah juga memenuhi syarat rumah sehat, namun keadaan/kondisi rumah tidak mempengaruhi atau memperberat penyakit yang diderita oleh pasien saat ini. •

Hubungan diagnosis dengan lingkungan sekitar Pada kasus ini, Diagnosis penyakit pada pasien ini tidak ada pengaruh

terhadap lingkungan disekitarnya, karena penyakit pasien ini tidak termasuk kedalam perilaku hidup bersih dan sehat. Pada kasus ini, bisa diperberat jika tidak diikuti dengan pola hidup/perilaku hidup yang sehat, seperti mengatur menu makanan dan olah raga yang teratur.

6



Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan keluarga Diagnosis penyakit pasien saat ini tidak ada berhubungan dengan keluarga.

Hanya untuk mencegah terjadinya penyakit ini, misalnya menerapkan perilaku makan makanan yang bergizi dengan memenuhi syarat. •

Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan

lingkungan sekitar Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung. Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk perilaku manusia. Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku hidup sehat sangat diperlukan dalam pencegahan diagnosis penyakit ini. •

Hubungan kausal antara beberapa masalah dengan diagnosis Secara umum dapat disimpulkan bahwa penyakit yang diderita pasien ini

ada hubungan dengan kebiasaan mengkonsumsi kopi dimana didalam kopi tersebut mengandung kafein yang dapat menyebabkan terangsangnya asam lambung dan terjadi gastritis, selain itu juga pasien ini memiliki kebiasaan makan tidak teratur dan memiliki banyak pikiran sehingga dapat merangsang asam lambung sehingga terjadi gastritis.

7



Analisis kemungkinan berbagai faktor resiko atau etiologi penyakit Faktor

penyebab langsung terjadinya gastritis adalah makanan yang

dikonsumsi yaitu makanan yang dapat meningkatkan asam lambung (seperti makanan yang asam atau pedas) yang mengakibatkan sekresi asam lambung meningkat yang akhirnya dapat berdampak terhadap timbulnya ghastritis. •

Analisis untuk mengurangi paparan dengan faktor resiko atau etiologi Untuk mencegah timbulnya episode gastritis, pasien harus ditunjang oleh

tingkat pengetahuan mengenai jenis makanan yang aman untuk dikonsumsi. Pada kasus ini, yang menjadi perhatian adalah pola makan, seperti makan makanan yang tidak mengandung asam, minuman bersoda, kopi, serta makan tepat waktu.

12. Rencana Promosi dan pendidikan kesehatan kepada pasien dan kepada keluarga: a. Menjelaskan kepada pasien tentang pola makan yang baik dan sehat. b. Menjelaskan kepada pasien akan pentingnya makan-makanan yang sehat bagi tubuh. c. Menjelaskan kepada pasien tentang akibat dari tidak makan secara teratur. d. Menjelaskan kepada pasien jenis makanan yang mengandung asam, agar dapat dikurangi ataupun dihindari seperti kopi yang sering dikonsumsi oleh pasien.

a. Rencana Edukasi penyakit kepada pasien dan kepada keluarga: 

Menjelaskan bahwa gastritis atau nyeri ulu hati atau maag adalah inflamasi dari mukosa dan submukosa dalam lambung yang ditandai dengan adanya radang pada daerah tersebut yang disebabkan karenan mengkonsumsi makanan yang meningkatkan asam lambung (seperti makanan yang asam atau pedas) yang mengakibatkan sekresi asam lambung (HCL) meningkat kemudian mengikis dinding lambung terjadi iritasi pada lambung kemudian terjadi peradangan yang biasa disebut gastritis. 8



Menjelaskan klasifikasi dari gastritis beserta penyebabnya. Untuk gastritis akut sering disebabkan oleh diit yang tidak benar, sering mengkonsumsi minuman beralkohol, dan mengkonsumsi obat-obatan seperti aspirin. Sedangkan untuk gastritis kronik (inflamasi lambung yang lama) dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter Pylori.



Menjelaskan bahwa gejala-gejala gastritis yaitu untuk gastritis akut gejalanya nyeri epigastrium (nyeri ulu hati) yang disebabkan karena adanya peradangan pada mukosa lambung; mual, kembung, muntah ini dikarenakan lambung kosong terlalu lama sehingga sekresi HCL (asam lambung) meningkat sehingga apabila makanan masuk terjadi peradangan dinding perut yang mengakibatkan lambung menjadi membengkak sehingga membuat reseptor tegang terangsang (dikirim ke hipotalamus) dan terjadilah mual.



Menjelaskan agar pasien mau mengatur pola makan.



Berkonsultasi dengan dokter bila menemukan gejala sakit maag



Memelihara tubuh. Problem saluran pencernaan seperti rasa terbakar di lambung, kembung, dan konstipasi lebih umum terjadi pada orang yang mengalami kelebihan berat badan (obesitas). Oleh karena itu, memelihara berat badan agar tetap ideal dapat mencegah terjadinya gastritis.



Memperbanyak olahraga. Olahraga aerobik dapat meningkatkan detak jantung yang dapat menstimulasi aktifitas otot usus sehingga mendorong isi perut dilepaskan lebih cepat. Disarankan aerobik dilakukan setidaknya 30 menit setiap harinya.



Menjelaskan tentang manajemen stres. Stres dapat meningkatkan serangan jantung dan stroke. Kejadian ini akan meningkatkan produksi asam lambung 9

dan menekan pencernaan. Tingkat stres seseorang berbeda-beda untuk setiap orang. Untuk menurunkan tingkat stres disarankan banyak mengkonsumsi makanan bergizi, cukup istirahat, berolahraga secara teratur, serta selalu menenangkan pikiran. Menenangkan pikiran dapat dilakukan dengan meditasi atau yoga untuk menurunkan tekanan darah, kelelahan dan rasa letih.

b. Anjuran-anjuran promosi kesehatan penting yang dapat memberi semangat/mempercepat penyembuhan pada pasien: 

Anjurkan

pasien

mengkonsumsi

makanan-makanan

yang

bergizi,

mengurangi makan makanan yang pedas, asam dan bersantan, serta banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung serat, mengandung karbohidrat dan makanan yang mudah dicerna dan jangan mengkonsumsi banyak jajanan ringan .



Anjurkan pasien agar selalu makan setiap pagi, siang dan malam hari secara teratur.



Anjurkan pasien makan dalam jumlah kecil tapi sering serta memperbanyak makan makanan yang mengandung tepung, seperti nasi, jagung, dan roti, akan menormalkan produksi asam lambung.

10



Anjurkan kepada pasien untuk memilih jenis makanan yang tidak mengandung ph asam seperti minuman soda, minuman berenergi, cokelat, kopi, dll.



Anjurkan kepada pasien untuk mengurangi konsumsi obat sakit kepala yang dapat meningkatkan asam lambung.

11

Related Documents


More Documents from "Zanty Rakhmania Putri"