Laporan Bleeding Time Metode Ivy.docx

  • Uploaded by: Darmin Hasania
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Bleeding Time Metode Ivy.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,369
  • Pages: 26
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum Hematologi II Dengan judul Pemeriksaan Bleeding Time Metode Ivy yang disusun oleh Nama

: Fransiskawati Polangitan

NPM

: 85AK17046

Prodi

: D-III ANALIS KESEHATAN

Pada hari ………… Tanggal, ….. bulan,………… Tahun,……….telah diperiksa dan disetujui oleh asisten, maka dengan ini dinyatakan diterima dan dapat mengikuti percobaan berikutnya.

Gorontalo ,

2019 Asisten

Kasim Tanua, Amd. AK

iv

LEMBAR ASISTENSI

Laporan lengkap ini kami susun sebagai salah satu syarat mengikuti praktikum Hematologi II selanjutnya T.A 2018 / 2019 Nama

: Fransiskawati Polangitan

NPM

: 85AK17046

Prodi

: D-III ANALIS KESEHATAN

NO

Hari / Tanggal

Perbaikan

iv

Paraf

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan kehendak-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul ”Pemeriksaan Bleeding Time Metode Ivy” ini dengan baik. Laporan kegiatan praktikum ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat yang wajib di lalui seorang mahasiswa setelah menyelesaikan satu praktikum dan merupakan syarat untuk mengikuti praktikum berikutnya. Dalam menyelesaikan laporan kegiatan praktikum ini penulis tidak terlepas dari berbagai kendala, namun atas segala bantuan serta dorongan positif dari berbagai pihak, penulis akhirnya dapat menyelesaikan laporan kegiatan praktikum ini pada waktu yang telah di tetapkan. Untuk itu saya sebagai penulis menyampaikan

ucapan

terimakasih

kepada

Dosen

Pembimbing/Asisten

Laboratorium yang telah membimbing dalam penyusunan laporan ini. Dan tak lupa ucapan terimakasih kepada teman-teman yang telah mendukung dalam penyelesaian laporan ini. Semoga laporan ini memberikan banyak manfaat kepada para pembacanya. selanjutnya, demi kesempurnaan laporan ini sangat diharapkan segala masukan dan saran yang sifatnya membangun.

Gorontalo,

Maret 2019

Penyusun

iv

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................... i DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii DAFTAR TABEL ............................................................................................iii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 2 1.3 Tujuan Praktikum ................................................................................ 2 1.4 Manfaat Praktikum .............................................................................. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Darah .................................................................................... 3 2.2 Bleeding Time .................................................................................... 4 2.3 Hemostasis .......................................................................................... 5 2.4 Faktor Pembekuan .............................................................................. 7 2.5 Proses Pembekuan ............................................................................ 10 2.6 Pemeriksaan Bleeding Time (Metode Ivy ........................................ 12 2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemeriksaan ........................... 13 BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Waktu Dan Tempat Praktikum ........................................................ 14 3.2 Tujuan .............................................................................................. 14 3.3 Metode ............................................................................................. 14 3.4 Prinsip .............................................................................................. 14 3.5 Pra Analitik ....................................................................................... 14 3.6 Analitik ............................................................................................. 14 3.7 Pasca Analitik ................................................................................... 15 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ............................................................................................... 16 4.2 Pembahasan .................................................................................... 16 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 18

iv

5.2 Saran ................................................................................................ 18 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 19 LAMPIRAN ..................................................................................................... 20

iv

DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bleeding Time Metode Ivy .................................. 16

iv

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.3 Metode Immunoassay Chromatography ......................................... 6 Gambar 4.1 Hasil Pemeriksaan Hormon hCG ................................................... 11 Gambar 1.1 Alat dan bahan yang digunakan ...................................................... 16 Gambar 1.2 Pemeriksaan Metode Immunoassay Chromatography .................... 16 Gambar 1.3 Hasil Pemeriksaan Hormon hCG .................................................... 16

iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bleeding time merupakan lamanya proses perdarahan terjadi, yaitu sejak keluarnya darah dari pembuluh darah hingga darah berhenti mengalir di tempat tusukan. Hemostasis normal memerlukan sejumlah trombosit yang berfungsi baik dalam sirkulasi.Pada orang normal jumlah trombosit didalam sirkulasi berkisar antara 150.000-450.000/ul, trombosit rata-rata berumur 7-10 hari. Jika terjadi penurunan jumlah trombosit atau kurang dari 150.000/µl dalam sirkulasi darah disebut trombositopenia dan dapat memicu terjadinya perdarahan. Trombositopenia dapat terjadi akibat kurangnya produksi trombosit oleh sumsum tulang atau akibat peningkatan penghancuran trombosit. Manifestasi perdarahan yang paling sering dijumpai adalah hilangnya intergritas dinding pembuluh darah, yang memungkinkan darah keluar. Pada umumnya pasien trombositopeniadapat tejadi perdarahan apabila sudah terjadi gangguan fungsi. Meskipun jumlah trombosit rendah, namun fungsi trombosit masih berfungsi dengan baik, kemungkinan perdarahan tidak terjadi. Kasus yang sering menyebabkan trombositopenia adalah infeksi virus, anemia aplastik, leukemia, sindrom mielodisplastik, anemia megaloblastik mieloma multipel, ITP, DIC, trombositopenia karena obat heparin, dan splenomegali. Akan

iv

tetapi pada kasus Demam Berdarah Dengue yang mengalami trombositopenia tidak selalu disertai dengan perdarahan Perdarahan mungkin diakibatkan oleh kelainan pembuluh darah, trombosit atau sistem pembekuan darah. Bleeding time memanjang pada trombositopenia oleh sebab apapun,

pada

sebagian besar penyakit

disfungsional dan setelah ingesti aspirin. Bleeding time merupakan pemeriksaan hemostasis dilakukan sebelum operasi. Beberapa klinisi memebutuhkan pemeriksaan hemostasis untuk semua penderita pre operasi, tetapi ada juga membatasi hanya pada penderita dengan riwayat gangguan hemostasis. Salah satu upaya untuk mengetahui masa perdarahan pada pasien yaitu dengan dilakukannya pemeriksaan blooding time salah satunya menggunakan metode ivy. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada praktikum kali ini ialah bagaimana cara mengetahui lama waktu perdarahan seseorang menggunakan metode ivy? 1.3 Tujuan Praktikum Adapun tujuan pada praktikum kali ini ialah untuk mengetahui lama waktu perdarahan seseorang dengan mengggunakan metode ivy. 1.4 Manfaat Praktikum Adapun manfaat pada praktikum kali ini ialah agar mahasiswa dapat mengetahui lama waktu perdarahan seseorang dengan menggunakan metode ivy.

iv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Darah Darah adalah cairan yang terdapat pada semua tingkat tinggi yang berfungsi

mengirimkan

zat-zat

dan

oksigen

yang

dibutuhkan

oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah. Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen (Suriantika, dkk, 2013). 2.2 Bleeding Time Bleeding time (waktu perdarahan) adalah uji laboratorium untuk menentukan lamanya tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara laboratoris. Pemeriksaan ini mengukur hemostasis dan koagulasi. Masa perdarahan tergantung dari ketepatgunaan cairan jaringan dalam memacu koagulasi, fungsi pembuluh darah kapiler dan trombosit. Pemeriksaan ini terutama mengenai trombosit, yaitu jumlah dan kemampuan untuk adhesi pada jaringan sub endotel dan membentuk agregasi (Suriantika, dkk, 2013). Bleeding Time (waktu perdarahan) merupakan pemeriksaan rutin yang dilakukan untuk mengetahui jalur koagulasi intrinsik dan ekstrinsik.

iv

Pemeriksaan ini telah dilakukan beberapa dekade dengan menggunakan metode Duke. Modifikasi metode pemeriksaan waktu perdarahan dan banyak digunakan pertengahan tahun 1980-an, sehingga muncul pertanyaan mengenai validitas pemeriksaan (Suriantika, dkk, 2013). Decterina melakukan analisis regresi linier untuk mengetahui sensitifitas, nilai prediktif positif dan negatif dari Bleeding Time (waktu perdarahan). Nilai dari hasil pemeriksaan Bleeding Time (waktu perdarahan) dipengaruhi oleh jumlah trombosit, dinding pembuluh darah, hematokrit, kualitas kulit, dan juga teknik yang digunakan (Suriantika, dkk, 2013). Pemeriksaan bleeding time (waktu perdarahan) merupakan pemeriksaan skrining (penyaring) untuk menilai gangguan fungsi trombosit dan mendeteksi adanya kelainan von willebrand. Pemeriksaan ini secara langsung dipengaruhi oleh jumlah trombosit terutama dibawah 50.000/mm3 , kemampuan trombosit membentuk plug, vaskularisasi dan kemampuan konstriksi pembuluh darah. Mekanisme koagulasi tidak mempengaruhi waktu perdarahan secara signifikan kecuali terjadi penurunan yang cukup parah. Pemeriksaan bleeding time (waktu perdarahan) tidak boleh dilakukan apabila penderita sedang mengkonsumsi antikoagulan atau anti nyeri aspirin, karena dapat menyebabkan waktu perdarahan memanjang. Pengobatan harus ditunda selama 3-7 hari atau jika memungkinkan pasien diberitahu agar tidak mengkonsumsi aspirin atau obat penghilang rasa nyeri tanpa resep selama 5 hari sebelum pemeriksaan. Pemeriksaan Bleeding Time (waktu perdarahan) terdapat dua metode yaitu Ivy dan Duke (Suriantika, dkk, 2013).

iv

2.3 Hemostasis Proses hemostasis adalah mekanisme keseimbangan dalam menghentikan dan mencegah perdarahan. Vasokontriksi pembuluh darah akan terjadi apabila pembuluh darah luka, kemudian trombosit berkumpul dan melekat pada pembuluh darah yang luka membentuk sumbat trombosit. Faktor koagulasi akan diaktifkan sehingga membentuk benang fibrin yang membuat sumbat trombosit menjadi stabil maka dari itu pendarahan dapat dihentikan (Astiawati, 2008). 1. Peran Vasokonstriksi Cedera pada pembuluh darah arteri yang besar atau sedang atau vena akan memerlukan tindakan bedah yang cepat untuk mencegah perdarahan. Akan tetapi, ketika pembuluh yang lebih kecil, seperti arteriol, venula, atau kapiler terluka, maka terjadi kontraksi untuk kendali mengurangi perdarahan.

Kontraksi

dari

dinding

pembukuh

darah

disebut

vasokonstriksi. Vasokonstriksi adalah reaksi refleks yang singkat dari otot polos pad dinding pembuluh yang berasal dari cabang simpatis dari sistem saraf otonom. Penyempitan atau stemosis dari lumen pembuluh darah akan mengurangi aliran darah pada pembuluh yang luka dan disekitar vaskular, dan memungkin cukup untuk menutup kapiler yang luka (Astiawati, 2008). 2. Peran Endotel Endotel mengandung jaringan ikat kolagen dan elastin. Matriks jaringan ikat ini mengatur permcabilitas dinding darah dan memberikan

iv

rangsangan utama terhadap cedera yang diikuti terjadi trombosis pada pembuluh darah. Endotel sangat aktif secara metabolik dan terlibat dalam proses pembekuan. Endotel juga kaya dengan aktivator plasminogen yang jika dirangsang akan dengan tepat dilepaskan untuk mengaktifkan plasminogen, yang selanjutnya melisis bekuan fibrin dengan cepat. Selain itu, endotelium menguraikan prostasiklin, yang disintesis oleh endotelium dari prokusor prstaglandin yang bersifat sangat menghambat agregasi dan adhesi trombosit. Kolagen, khususnya, memulai aktivasi faktor XII, yang mengawasi terjadinya pembekuan darah. Perubahan struktur dan fungsi endotel, diprovakasi oleh rangsangan yang dapat mengakibatkan perubahan lokal, akut, dan kronis dalam intraksi endotelium. Perubahan ini dapat mencakup peningkatan permeabilitas terhadap lipoprotein plasma, hiperadhesi

terhadap

leukosit,

dan

ketidak

keseimbangan

faktor

protrombotik dan anti- trombotik lokal (Astiawati, 2008). 3. Peran Trombosit Trombosit biasanya bergerak bebas melalui lumen pembuluh darah sebagai salah satu komponen dari sistem peredaran darah. Pemeliharaan pembuluh darah normal melibatkan nutrisis melalui endotel oleh beberapa konstituen trombosit. Untuk berlangsung hemostasis, trombosit tidak hanya ada dalam jumlah normal, tetapi juga harus berfungsi dengan baik (Astiawati, 2008). Setelah kerusakan pada endotelium pembuluh darah, terjadi serangkain peristiwa, termasuk adhesi ke pembuluh darah yang terluka,

iv

perubahan bentuk, agregasi, dan sekresi. Setiap perubhan struktural dan fungsional disertai dengan serangkain reaksi biokimia yang terjadi selam proses aktivasi trombosit. Memran plaasma trombosit adalah fokus dari interaksi antra lingkungan ekstraselular dan intraselular. Salah satu kegiatan yang berbeda yang berhubungan dengan aktivitas trombosit dalam menanggapi kerusakan vaskular adalah pemeliharaan secara terusmenerus keutuhan vaskular oleh adhesi trombosit yang cepat pada endotel yang rusak. Selain itu, trombosit menyebar, menjadi aktif, dan membentuk agregat besar, dengan terbentuknya plug trombosit. Adhesi dan agregasi trombosit di lokasi pembuluh darah yang rusak memungkinkan untuk terjadi pelepasan molekul yang melibatkan dalam hemostasis dan penyembuhan luka dan memungkinkan permukaan membran untuk membentuk enzim koagulasi yang mengarah ke pembentukan fibrin. Penyembuhan pembuluh darah didukung oleh rangsangan migrasi dan proliferasi sel endotel dan sel otot polos medial melaui reaksi pelepasan (Astiawati, 2008). 2.4 Faktor Pembekuan Faktor pembekuan adalah komponen penting dalam pembentukan trombus. Sel hati dalah tempat utama dari sintesis faktor koagulasi. Namun , sel-sel lain seperti sel-sel endotel, juga berperan penting dalam proses normal hemostasis dan trombosis. Secara kasik, faktor koagulasi digambarkan sebagai reaksi dalam urutan kaskade. Modifikasi dari urutan ini sekarang diketahui terjadi karena faktor koagulasi darah salinf vberinteraksi untuk membentuk

iv

trombus akhir yang larut. Masing-masing faktor koagulasi memiliki beberapa karakteristik yang unik. Karakteristik ini meliputi: (Maria, 2013) 1. Faktor I (Fibrinogen). Fibrinogen adalah protein globulin berukuran berat yang stabil (berisi molekul 341.000 ). Fibrinogen adalah prekursor fibrin yang menghasilkan bekuan. Ketika fibrinogen bereaksi dengan trombin, dua peptida memisahkan diri dari molekul fibrinogen, menghasilkan fibrin monomer. Monomer-monomer agraget bersama-sama membentuk produk terpolimerisasi bekuan fibrin akhir. 2. Faktor II (Protrombin). Protrombin adalah protein yang stabil (berat molekul 63.000). dengan dipengaruhi oleh kalsium teronisasi, protrombin diubah menjadi trombin oleh aksi enzimatik tromboplastin dari kedua jalur ekstrinsik dan intransik. Protrombin memiliki waktu paruh hampir 3 hari dan

digunakan

kira-kira

70%

selama

pembekuan.Kalsium

terionisasi adalah istila untuk menggantikan faktor IV. Kalsium terionisasi diperlukan untuk aktivitasi tromboplastin dan untuk konversi protrombin . kalsium trionisasi adalah bentuk fisiologis aktif dari kalsium. 3. Tromboplastin jaringan (sebelumnya disebut faktor III). Tromboplastin jaringan adalah istila yang diberikan untuk setiap substansi nonplasma yang mengandung kompleks lipoprotein jaringan. Jaringan ini dapat berasala dari otak, paru-paru, endotel pembuluh darah, hati, plasenta, atau ginjal, yang merupakan jenis jaringan yang mampu mengonversi protrombin menjadi trombin.

iv

4. Faktor IV (kalsium). Fungsinya digunakan disemua proses pembekuan darah 5. Faktor V (Proaccelerin). Faktor V adalah protein globulin yang sangat labil, berupah dengan cepat, memiliki waktu paruh 16 jam. Faktor V digunkan dalam proses pembekuan dan sangat penting untuk tahap selanjutnya, yaitu pembentukan tromboplastin.

6. Faktor VI. Faktor ini sudah tidak dipakai lagi karena fungsinya sama seperti faktor V. 7. Faktor VII (Proconvertin). Faktor VII, beta-globulin, bukan merupakan komponen penting dari mekanisme yang mengahasilkan tromboplastin dalam jalur instrinsik.fungsi faktor VII adalah aktivasi tromboplastin jaringan dan percernaan pembentukan trombin dari protrombin. Faktor ini dihambat oleh antagonis vitamin K. 8. Faktor VIII (faktor Antihemofilik). Faktor ini adalah reaktan pada fase akut, digunkan selama proses pembentukan dan tidak ditemukan dalam serum. Faktor VIII sangat labil, dan berukurang sebanyak 50% dalam waktu 12 jam pada suhu 4oC in vitro. Faktor VII dapat dibagi ke dalam berbagai komponen fungsional. 9. Faktor IX (plasma Thromboplastin component). Faktor IX adalah faktor protein yang stabil yang tidak dipakai selama pembekuan. Ini adalah komponen penting dari sistem pembangkit tromboplastin jalur intrinsik, di mana dapat mempengaruhi laju pembentukan tromboplastin.

iv

10. Faktor X (Stuart factor). Merupakan alfa-globulin, faktor yang relatif stabil. Bersama dengan faktor V, faktor X bereaksi dengan ion kalsium membentuk jalur akhir yang umumnya di mana produk-produk bergabung untuk membentuk tromboplastin akhir yang mengubah protrombin menjadi trombin. Aktivitas faktor X tanpaknya terkait dengan faktor VII. 11. Faktor XI (Tromboplastin plasma). Faktor XI, beta-globulin, dapat ditentukan dalam serum karena hanya sebagian yang digunkan selama proses pembekuan. Faktor ini sangat penting untuk mekanisme yang menghasilkan tromboplastin dalam jalur instrinsik. 12. Faktor XII (faktor hageman). Faktor XII merupakan faktor yang stabil absorbsi faktor XII dari kininogen (dengan prekallikrein terikat dan faktor XI) pada permukaan pembuluh darah yang cedera akan memulai koagulasi dalam jalur istriksik. Karena mekanisme umpat balik, kallikrein (diaktifkan faktor flechter) memotong sebagian aktivitas molekul XIIa untuk menghasilkan bentuk yang lebih kinetik efektif XIIa. 13. Faktor XII (fibrin- stabilizing faktor, faktor penstabilisasi fibrin). Faktor ini bersama kalsium terionisasi menghasilkan bekuan fibrin yang stabil. 2.5 Proses Pembekuan 1. Jalur Ekstrinsik Koagulasi Merupakan

jalur

ekstinsik

yang

diperkarsai

oleh

masuknya

tromboplastin jaringan ke dalam sirkulasi darah. Tromboplastin jaringan berasal dari fosfolipoprotein dan membran organel dari sel-sel jaringan yang terganggi. Fosfolipid trombosit tidak diperlukan untuk aktivasi pada

iv

jalur ekstrinsik karena faktoe jaringan mempunyai pasokan fosfolipid sendiri. Faktor VII akan mengikat fosfolipid dalam membaran sel dan jaringan membentuk faktor VIIa, yang merupakan enzim kuat yang mempunyai mengaktifkan faktor VII jaringan adalah kompleks dan tampaknya sebagai besar terganggu pada konsentrasi tromboplastin jaringan. Faktor VII hanya berperan dalan jakur ekstrinsik. Langkah terakhir adalah konversi fibrinogen manjadi fibrin oleh trombin (Lestari, 2014). 2. Jalur Intrinsik Koagulasi Jalur intrinsik melibatkan aktivasi faktor kontak prekallikrein, HMWK, faktor XII, dan faktor XI, faktor- faktor ini berinteraksi pada permukaan untk mengaktifkan faktor XI menjadi Ixa. Faktor Ixa bereaksi dengan faktor VIII, PF3, dan kalsium untuk mengaktifkan faktor X menjadi faktor Xa. Bersama faktor V, faktor Xa mengaktifkan protrombin (faktor II) menjadi trombin, yang selanjutnya mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Kolagen terpapar karena cedera pembuluh darah sangat mempengaruhi keceptan reaksi (Lestari, 2014). 3. Jalur Bersama Setelah faktor X diaktikan menjadi Xa, jalur ekstrinsik dan intrinsik memasuki jalur bersama. Faktor II (protrombin), diaktifakan menjadi trombin (faktor Iia), yang biasanya beredar dalam darah sebagai faktor yang aktif. Faktor XIIIa menyebabkan ikatan peptidak dalam jaringan fibrin terpolimerisasi. Reaksi silang ini membentuk fibrin yang lebih

iv

elastis dan kurang rentan terhadap agen fibrinolitik. Fibrin membentuk penutup yang longgar di daerah luka yang akan memperkuat sumbat trombosit dan menutup luka. Setelah dalam waktu yang singkat, gumpalan mulai menjadi lebih kecil dan lebih padat (Lestari, 2014). 4. Pembekuan Fibrin Pembekuan adalah hasil nyata dari konversi fibrinogen plasma menjadi bekuan fibrin yang stabil. Trombin memiliki peran uatama dalam mengkonversi faktoer XIII menjadi XIIIa dan dalam mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin. Pembentukan fibrin terjadi dalam tiga tahap, yaitu prtoteolisis, polimerisasi, dan stabilisai, awalnya trombin, enzim protease, akan menghasilkan finrin monomer, fibrinopepetida A, dan fibrinopeptida fragmen B. Pada langkah kedua, fibrin monomer berpolimerisasi secara spontan. Akhirnya, fibrin nomomer dihubungkan secara kovalen oleh faktor XIIIa menjadi fibrin polimer (Lestari, 2014). 2.6 Pemeriksaan Bleeding Time (Metode Ivy) Ikatan spigmomanometer dikenakan pada lengan atas dengan tekanan 40 mmHg. Penusukan bagian lenganbawah kira-kira 3 jari dibawah lipat siku dengan kedalaman tusukan 3mm. Volar bagian bawah lengan harus dibuat di tempat yang sudah dibersihkan, bebas dari penyakit kulit dan jauh dari vena. Prinsip metode Ivy yakni dibuat perlukaan standar pada permukaan volar lengan bawah. Lamanya perdarahan sampai berhenti dicatat sebagai waktu perdarahan (Wirawan, 2011). 2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemeriksaan

iv

Faktor-faktor yang memepengaruhi waktu perdarahan suatu darah pada saat pemeriksaan menurut (Yanti, Mira. 2014) yaitu: 1. Tidak sedang mengonsumsi obat-obat seperti antikoogulan, aspirin dan obat anti inflamasi 2. Besar kecilnya luka 3. Suhu 4. Status kesehatan 5. Umur 6. Besarnya tubuh 7. Dan aktivitas kadar hemoglobin dalam darah

iv

BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum Pelaksanaan praktikum Hematologi II dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 27 maret 2019. Bertempat dilaboratorium Fitokimia STIKES Bina Mandiri Gorontalo. 3.2 Tujuan Adapun tujuan praktikum kali ini ialah untuk menentukan lamanya tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara laboratoris. 3.3 Metode Adapun metode yang digunakan untuk pemeriksaan bleeding time yakni metode ivy. 3.4 Prinsip Adapun prinsip pemeriksaan bleeding time menggunakan metode ivy yakni dibuat perlakuan standar pada volar lengan bawah, lamanya perdarahan sampai berhenti dicatat. 3.5 Pra Analitik Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yakni lancet steril, tensimeter, auto klik, kapas alkohol 70%, dan tissue. 3.6 Analitik 1. Pasang manset tensimeter pada lengan atas dan pompakan tensimeter sampai 40 mmHg selama pemeriksaan. 2. Bersihkan permukaan volar lengan bawah dengan kapas alkohol 70%, tunggu sampai mengering.

iv

3. Pilih daerah kulit yang tidak ada vena superficial, kira-kira 3 jari dari lipatan siku. 4. Rentangkan kulit dan tusuk kulit dengan menggunakan lancet steril. 5. Amati dan setiap 30 detik hapuslah bintik darah yang keluar dari luka, jangan sampai menyentuh luka. 6. Bila perdarahan yan telah terjadi berhenti dengan diameter < 1 mm hentikan stopwatch dan lepaskan manset tensimeter. Catat waktu perdarahan dengan pembulatan 0,5 menit. 3.7 Pra Analitik Nilai rujukan dari bleeding time metode ivy yakni 1-7 menit.

iv

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Berdasarkan praktikum pemeriksaan bleeding time metode ivy yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut. Tabel 4.1. Pemeriksaan Bleeding Time Metode Ivy Sampel

Metode

Hasil

Nilai Normal

Keterangan Nilai waktu

Waktu

Waktu

perdarahan masih

perdarahan 1

perdarahan 1-7

dalam ambang

menit

menit

batas normal

Darah Ivy Kapiler

yakni 1-7 menit

4.2 Pembahasan Bleeding time (waktu perdarahan) adalah uji laboratorium untuk menentukan lamanya tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara laboratoris. Pemeriksaan ini mengukur hemostasis dan koagulasi. Masa perdarahan tergantung dari ketepatgunaan cairan jaringan dalam memacu koagulasi, fungsi pembuluh darah kapiler dan trombosit. Pemeriksaan ini terutama mengenai trombosit, yaitu jumlah dan kemampuan untuk adhesi pada jaringan sub endotel dan membentuk agregasi. Pada pemeriksaan bleeding time menggunakan metode ivy hal yang pertama dilakukan yakni pembendungan menggunakan tensi meter sampai 40 mmHg selama pemeriksaan. Fungsi pembendungan tensi meter 40 mmHg

iv

yakni agar pemeriksaan terstandarisasi sehingga dilakukan penyamaan tekanan pembuluh darah. Setelah pembendungan bagian volar lengan bawah dibersihkan menggunakan kapas alkohol 70%, tunggu hingga mongering. Kemudian dipilih daerah kulit yang tidak ada vena superficial, kira-kira 3 jari dari lipatan siku. Kemudian ditusuk menggunakan lancet steril yang telah terpasang pada autoklik dengan kedalaman 2-3 mm. Amati dan setiap 30 detik hapuslah bintik darah yang keluar dari luka, dan jangan sampai menyentuh luka tusukan. Bila perdarahan yang telah terjadi berhenti dengan diameter < 1 mm, hentikan stopwatch dan lepaskan manset tensimeter. Catat waktu perdarahan dengan pembulatan 0,5 menit. Pada hasil pemeriksaan didapatkan waktu perdarahan menggunakan metode ivy Ny, MD yakni 1 menit dan masih dalam batas nilai normal yakni 1-7 menit. Adapun kelebihan dari metode ivy yakni lebih teliti dan akurat dibandingkan dengan metode duke. Sedang kekurangannya yakni kesulitan dalam membuat luka standar.

iv

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan bleeding time dapat dilakukan menggunakan metode ivy. Nilai normal dari metode ivy yakni 1-7 menit. Pada hasil praktikum didapatkan nilai perdarahan Ny. MD yakni 1 menit dan masih dalam batas normal. 5.2 Saran Adapun saran yang dapat disampaikan pada praktikum kali ini yaitu agar praktikan lebih memperhatikan prosedur kerja yang baik dan benar, agar hasil yang didapatkan lebih akurat.

iv

DAFTAR PUSTAKA Astiawati, Prima. 2008. Perbedaan Pola Gangguan Hemostasis Antara Penyakit Ginjal Kronik Prehemodialisis Dengan Diabetes Mellitus dan Non Diabetes Mellitus. Semarang: Universitas Diponegoro. Lestari, Gangsar Indah. 2014. Analisis Hubungan Anemia Dengan Perdarahan Postpartum Di RSUD Jendral AHMAD Yani Kota Metro. Stikes Mitra Lampung. Maria, Jenie. 2013. Hubungan Partus Lama dan Riwayat Seksio Sesaria Dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Di RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro. D-IV Kebidanan Poltekkes Tanjung Karang. Suriantika, C. dan Kurniawan, A. F. 2013. Bleeding Time, Fibrin Time, dan Clotting Time. Fakultas Farmasi dan Sains. Universitas Muhammadiyah. Tersedia: https://ciptosuriantika.files.wordpress. com/2013/12/bleeding-timefibrintime-clotting-time.pdf. Diakses pada tanggal 23 Maret 2019. Wirawan, R. 2011. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Edisi 1. FKUI: Jakarta. Yanti, Mira. 2014. Pemeriksaan Bleeding Time. https://id.scribe.com.doc

iv

Related Documents


More Documents from "Rika Laila"