BAB I PENDAHULULUAN 1.1 Latar Belakang Barium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ba dan nomor atom 56. Contoh kristal yang dihasilkan Barium antara lain Barium sulfat(BaSO4) dan contoh basa yang mengandung Barium antara lain Barium hidroksida (Ba(OH)2). Barium adalah logam putih berwarna perak yang ditemukan di alam. Senyawa barium dapat diproduksi oleh industri, seperti industri minyak dan gas untuk membuat lumpur pengeboran. Barium juga digunakan untuk membuat cat, batu bata, ubin, kaca, dan karet dari barium sulfat. Selain itu, barium digunakan oleh dokter dalam melakukan tes medis dan pengambilan foto sinar-x. Barium masuk ke dalam udara selama proses pertambangan, pemurnian, produksi senyawa barium, dan dari pembakaran batubara serta minyak. Beberapa senyawa barium mudah larut dalam air dan ditemukan di danau atau sungai. Barium merupakan unsur metalik, lunak, dan barium murni bewarna perak keputih- putihan seperti timbal. Ia masuk golongan grup alkali dan mirip kalsium secara kimia. Logam ini teroksida dengan mudah dan harus disimpan dalam bensin atau bahan cair lainnya yang tidak mengandung oksigen. Barium terdekomposisi oleh air atau alkohol. Barium ditemukan hanya terkombinasi dengan unsur lainnya, terutama dengan sulfat dan karbonat dan dipersiapkan secara elektrolisis dengan klorida. Kelimpahan barium di alam merupakan campuran dari tujuh isotopnya yang stabil. Ada dua puluh isotop barium yang diketahui, tapi kebanyakan bersifat sangat radioaktif dan memiliki waktu
paruh yang sangat pendek. Contoh isotop barium antara lain adalah 133Ba yang memiliki waktu paruh 10,51 tahun dan 137Ba yang memiliki waktu paruh 2,55 menit. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara mengidentifikasi adanya barium dalam sampel? 2. Bagaimana dampak barium bagi kesehatan? 1.3 Tujuan Maksud dan tujuan dari pemeriksaan barium yaitu untuk mengetahui cara mengidentifikasi barium dalam sampel dan mengetahui dampak barium bagi kesehatan. 1.4 Manfaat Agar mahasiswa dapat mngetahui dari pemeriksaan Barium yaitu untuk mngetahui cara mengidentifikasi barium dalam sampel dan mengetahui dampak barium bagi kesehatan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Toksikologi Toksikologi merupakan ilmu atau pemahaman tentang pengaruh berbagai macam zat-zat kimia yang merugikan bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Toksikologi menurut para ahli kimia merupakan ilmu yang bersangkut paut dengan berbagai macam efek dan mekanisme kerja yang dapat merugikan dari agen kimia terhadap binatang dan manusia. Toksikologi menurut para ahli farmakologi adalah cabang dari farmakologi yang berhubungan dengan efek samping zat kimia di dalam sistem biologik. Dalam toksikologi terdapat unsur – unsur yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lain dengan suatu cara tertentu sehingga dapat menimbulkan suatu respon pada sistem biologi yang dapat menimbulkan kerusakan terhadap sistem biologi tersebut (Darmono, 2009). 2.2 Toksikologi Lingkungan Toksikologi lingkungan merupakan suatu bidang ilmu yang bersifat multi disiplin yang berhubungan dengan pengaruh-pengaruh merusak dari berbagai agen-agen kimia, biologi dan fisik terhadap organisme hdiup. Duffus (1980), memberi definisi tentang toksikologi lingkungan sebagai ilmu yang mempelajari pengaruh-pengaruh senyawa racun yang terjadi di alam dan lingkungan buatan manusia. Llomis (1978), memberi definisi tentang toksikologi lingkungan, yaitu ilmu yang mempelajari pengaruh-pengaruh merusak dari berbagai bahan kimia yang berhadapan dengan manusia, apakah secara kebetulan karena berada di atmosfer atau melalui kontak lewat
pekerjaan
atau
aktivitas
rekreasi,
karena
makanan-makanan
yang
mengandung senyawa beracun alami atau residu kimia atau air minum yang mengandung bahan pencemar kimia atau biologis. Di katakan bahawa toksikologi lingkungan memberi fokus terhadap dampak dari pencemar kimia dalam lingkungan terhadap organisme, terutama mempelajari tentang dampak dari bahan kimia terhadap organisme, seperti ikan, burung dan hewan-hewan terestrial. Toksikologi lingkungan juga merupakan suatu bidang ilmu dari ilmu lingkungan yang mempelajari bagaimana racun kimia dapat secara langsung mengubah kesehaatan suatu individu atau secara tidak langsung memengaruhi manusia dengan mengganggu isi dari danau, laut., hutan dan atmosfer. Toksikologi lingkungan merupakan ilmu yang baru berkembang sejak 40 tahun lalu, tetapi kini menjadi suatu ilmu yang mendapat perhatian penting bagi masyarakat terutama ilmuan dan para ahli lingkungan karena pencemaran lingkungan dari berbagai sumber bahan pencemar di dunia kini semakin lama semakin meningkat. Dufus (1980), mengatakan bahwa tugas ahli toksikologi lingkungan adalah untuk mempelajari secara objektif resikoresiko yang dihasilkan dari adanya senyawa-senyawa beracun tersebut di dalam lingkungan (Dantje, 2019) 2.3 Definisi Barium Barium adalah suatu unsur kimiadalam tabel periodikyang memiliki lambang Ba dan nomor atom56. Contoh kristal yang dihasilkan Barium antara lain Barium sulfat(BaSO4) dan contoh basayang mengandung Barium antara lain Barium hidroksida(Ba(OH)2). (Sugiyarto & Kristian, 2004)
Barium adalah logam putih berwarna perak yang ditemukan di alam. Senyawa bariumdapat diproduksi oleh industri, seperti industri minyak dan gas untuk membuat lumpurpengeboran. Barium juga digunakan untuk membuat cat, batu bata, ubin, kaca, dan karet daribarium sulfat. Selain itu, barium digunakan oleh dokter dalam melakukan tes medis danpengambilan foto sinar-x. (Sugiyarto & Kristian, 2004) Barium merupakan unsur metalik, lunak, dan barium murni bewarna perak keputih-putihan seperti timbal. Ia masuk golongan grup alkali dan mirip kalsium secara kimia. Logamini teroksida dengan mudah dan harus disimpan dalam bensin atau bahan cair lainnya yangtidak mengandung oksigen. Barium terdekomposisi oleh air atau alkohol. (Sugiyarto & Kristian, 2004) Barium ditemukan hanya terkombinasi dengan unsur lainnya, terutama dengan sulfatdan karbonat dan dipersiapkan secara elektrolisis dengan klorida (Sugiyarto & Kristian, 2004) 2.4 Sifat Barium a. Sifat Fisika Nomor Atom
56
Fase
Solid
Densitas (g/cm3)
3,59
Energi ionisasi I (kJ/mol)
453
Energi ionisasi II (kJ/mol)
908
Elekttronegatifitas
0,89
Potensi reduksi standar
-2,90
Jari-jari atom, A0
2,22
Kapasitas panas, J/gK
0,204
Potensi ionisasi, Volt
5,212
Konduktivitas listrik, ohm cm
2,8 x 106
Massa jenis (suhu kamar)
3,51 g/cm3
Massa jenis cair pada titik lebur
3,338 g/cm3
Titik lebur
1000 K
Titik didih
2170 K
Kalor peleburan
7,12 kJ/mol
Kalor penguapan
140,3 kJ/ mol
Kapasitas kalor
28,07 J/mol-K (Safei purnama, dkk. 2015)
b. Sifat Kimia Dapat bereaksi dengan air, klor, hidrogen, udara, Bereaksi dan asam Sifat oksida asam
Basa
Kestabilan peroksida
Makin stabil sesuai dengan arah panah
Ikatan
Ion
Warna nyala
Hijau
Kestabilan karbonat
Suhu pemanasan antara 550o – 1400o C (Safei purnama, dkk. 2015)
2.5 Kegunaan Barium Barium memiliki beberapa fungsi dalam bidang industri :
a.
Senyawa barium, khususnya barit (BaSO4), memiliki peran yang sangat penting dalam industri minyak bumi. Barit digunakan dalam pengeboran sumur minyak.
b.
Barium karbonat dapat digunakan untuk racun tikus dan juga dapat digunakan dalam pembuatan batu bata. Berbeda dengan sulfat, karbonat akan melarut di dalam perut, sehingga menjadi racun bagi tubuh. .
c.
Barium oksida digunakan untuk melapisi elektroda pada lampu fluoresensi, yang dapat melepaskan elektron.
d.
Barium karbonat digunakan dalam pembuatan kaca. Karena beratnya, barium dapat meningkatkan indeks bias dan kilau kaca.
e.
Barit digunakan secara ekstensif dalam pembuatan karet. (Sujudi, 1995)
2.6 Dampak Barium Bagi Kesehatan Jumlah barium yang terdeteksi pada makanan dan air biasanya tidak cukup tinggi untuk membahayakan kesehatan. Orang yang terkena paparan barium akan lebih beresiko untuk mempengaruhi tingkat kesehatan. Biasanya yang bisa terkena adalah mereka yang bekerja di industri barium. Sebagian besar risiko kesehatan yang bisa mereka alami disebabkan oleh pernapasan di udara yang mengandung barium sulfat atau barium karbonat. (Slamet, 2004) Banyak tempat limbah berbahaya mengandung sejumlah barium tertentu. Orang yang tinggal di dekat itu mungkin memiliki resiko terkena tingkat kadar yang berbahaya. Paparan akan mulai masuk dari debu yang melalui saluran pernapasan, juga bisa melalui makan atau tanaman, atau air minum yang tercemar dengan barium. Kontak kulit juga bisa terjadi. (Slamet, 2004)
Efek kesehatan barium tergantung pada kelarutan air senyawa. Senyawa barium yang larut dalam air bisa berbahaya bagi kesehatan manusia. Serapan barium dalam jumlah sangat besar yang larut dalam air dapat menyebabkan lumpuh dan bahkan dalam beberapa kasus menyebabkan kematian. (Slamet, 2004) Sejumlah kecil barium yang larut dalam air dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan bernafas, tekanan darah meningkat, ganguan jantung, iritasi lambung, kelemahan otot, perubahan refleks saraf, pembengkakan otak dan kerusakan hati, ginjal serta jantung. (Slamet, 2004) Barium belum terbukti menyebabkan kanker pada manusia. Tidak ada bukti bahwa barium dapat menyebabkan ketidaksuburan atau cacat lahir. (Slamet, 2004) 2.7 Kelimpahan Barium di Alam Dibandingkan logam yang lain, kelimpahan Barium di alan sangatlah sedikit, yaitu terdapat sebagai barit (BaSO4) dan witerit ( BaCO3 ). 1. Baurit Pada umumnya, barit (BaSO4) mengandung campuran unsur Cr, Ca, Pb, dan Ra, yang senyawanya mempunyai bentuk kristal yang sama. Unsur pengotor barit adalah besi oksida, lempung, dan unsur organik, yang semuanya dapat memberikan beragam warna pada warna kristal barit murni adalah putih atau abu-abu. Sebagai unsur Barium (Ba), barit juga dijumpai sangat terbatas mengandung feldspar (3% BaO), plagioklas (7,3% BaO), muskovit (9,9% BaO), dan biotit (6-8% BaO). Kerak bumi rata-rata mengandung unsur barium sekitar 0,05%. Barit juga dijumpai
sebagai mineral ikutan (gangue mineral) terutama pada cebakan logam sulfida, seperti timah. Sebagian besar produksi barit dunia digunakan dalam industri perminyakan. Pemakaian ini mencapai sekitar 85-90% dari produksi barit secara keseluruhan. Sisanya digunakan sebagai bahan baku dalam industri kimia barium, sebagai bahan pengisi dan pengembang (filler dan extender), dan agregat semen. (Sujudi, 1995) 2. Barit Barit adalah suatu mineral yang terdiri atas barium sulphate BaSO4.Pada umumnya berwarna putih seerti susu, tetapi tergantung pada ketidakmurnian kristal selama formasi mereka. Barit secara relatif lembut, mengukur 3-3.5 pada skala kekerasan Mohs'. untuk suatu mineral yang berat/lebat tidak metalik. kepadatan Yang tinggi adalah bertanggung jawab untuk nilai nya di dalam banyak aplikasi. Barit secara kimiawi tidak dapat larut tanpa daya. Kebanyakan barit ditambang dari lapisan sedimentary batu karang yang membentuk ketika barit mempercepat ke alas/pantat dari samudra. Beberapa tambang/ranjau/aku lebih kecil menggunakan barit dari pembuluh darah, yang membentuk ketika barium sulfate dipercepat dari perairan di bawah tanah panas. Dalam beberapa hal, barit adalah suatu hasil sampingan pekerjaan tambang, seng, perak, atau bijih metal lain. (Sujudi, 1995)
Kenggunaan utama Barit adalah sebagai “ agen menimbang” dalam gas-alam dan minyak [yang] mengebor; drill. Di dalam proses ini, barit dihancurkan dan bergaul dengan air dan material lain. Berat/Beban dari
campuran ini yang kekuatan dari minyak dan gas ketika bebas dari landasan. Ini mengijinkan minyak dan gas rig (minyak) operator untuk mencegah bahan peledak melepaskan dari minyak dan gas dari landasan. Sekarang ini, mayoritas konsumsi barit di Amerika Serikat adalah untuk ini mengebor drill aplikasi. Bagaimanapun, konsumsi dalam pengeboran " lumpur" berubah-ubah dari tahun ke tahun, karena adanya bergantung pada jumlah explorasi yang mengebor drill untuk minyak dan gas, yang mana pada gilirannya tergantung pada minyak dan gas harga. Di luar ini, barit digunakan sebagai suatu aditip ke cat, email, dan plastik, dalam produksi yang disebut "petunjuk/ ujung/ laju-awal" kristal atau "leaded" gelas/kaca, radiasi perhentian dari komputer memonitor dan tabung televise, dan seperti sebagai ketika sumber bahan kimia barium. (Sujudi, 1995) 2.8 Aplikasi Barium dalam Kehidupan Sehari-hari Beberapa kegunaan dari barium, yaitu : 1. Logam barium digunakan sebagai pelapis konduktor listrik. 2. Barium sulfat digunakan dalam industry karet, cat dan linolium 3. Barium nitrat digunakan untuk membuat petasan dan kembang api. 4. Digunakan untuk pengujian system gastroinstinal sinar X. 5. BaSO4 untuk pembuatan foto sinar X pada perut 6. Dalam industri perminyakan 7. Bahan pengisi dan pengembang (filler dan extender), dan agregat semen 8. Sebagai “ agen menimbang” dalam gas-alam dan minyak yang mengebor 9. Logam ini digunakan dalam tabung vakum.
10. Lithopone, pigmen yang mengandung barium sulfat dan seng sulfida memiliki sifat penutup yang kuat dan tidak menjadi gelap atau hitam oleh sulfida. 11. Barite sering digunakan sebagai agen pemberat dalam fluida pengebor sumur minyak dan digunakan dalam pembuatan karet. 12. Barium karbonat digunakan dalam racun tikus. 13. Pembersih boiler, pada industri gula, memperbaiki minyak hewan dan nabati, melunakkan air, membuat gelas, lukisan langit-langit. 14. Pembuat kertas foto, pengisi untuk karet, untuk diagnosa dengan sinar X dipakai barium sulfat extra pure 15. Dalam industri kimia barium sulfat digunakan pada pembuatan kertas fotografik dan berwarna, fiber dan resin, bahan pengisi karet, cat dan tekstil, penahan radiasi pada bangunan, pemberat pada pengeboran minyak, sebagai fluks untuk meningkatkan titik leleh pada industri gelas dan keramik, sebagai peredam dalam industri karpet. (Slamet, 2004) 2.9 Air Air adalah satu - satunya substansi umum yang ditemukan di alam dalam tiga wujud fisik materi yaitu padat, cair dan gas. Menurut Undang-Undang Rerublik Indonesia Nomer. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Bab I, Pasal I), butir 3 menyebutkan air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan atau batuan dibawah permukaan tanah. (Dwijosaputro, 1981) 2.10 Pencemaran Air Banyak sumber yang dapat mengakibatkan pencemaran air di antara nya dalah limbah industri, limbah domestik, sampah organik, bahan-bahan kimia,
seperti pupu, petsisida, klorin yang berasal dari perlakuan air bersih (perusahaan air minum) atau dari perlakuan pembuangan kotoran dan eutrofikasi. (Dantje, 2019). Sumber air minum untuk daerah-daerah perkotaan dan sebagian daerah kecamatan serta kelurahandan desa di indonesia berasal dari perusahaan air minum (PAM), air sumur dalam dan sumur dangkal. Sumber air bersih atau air minum banyak di pedesaan bahka juga sebagian masyarakat perkotaan berasal dari air sumur dangkal, sumur dangkal ini sangat rawan tercemar dengan kotoran manusia terutama di musim hujan atau pun lewat penyerapan melalui air tanah. Pengalaman menunjukan bahwa air bersih yang bersala dari air PAM sering terjadi kebocoran, sehingga mengakibatkan air PAM menjadi keruh dan kotor serta sumber infeksi patogen. Demikian pula pada waktu musim hujan air PAM sering menjadi keruh dan kotor karena tercampur dengan air hujan, selokan atau sungai yang keruh dan kotor akibat sistem penjernihan yang tidak sempurna. Air sumur dangkal yang di gunakan oleh masyarakat sering tidak memenuhi syarat karena di bangun dekat WC, dapur, dan kamar mandi, sehingga mudah terjadi perembesan yang bersumber dari tempat-tempat pembuangan kotoran air kotor. Demikian pula pada musim hujan banyak air kotor yang masuk ke dalam sumur, sehingga sumu-sumur sering menjadi penuh dan terkontaminasi dengan berbagai bahan-bahan pencemar, bukan hanya bahan pencemar domestik tetapi untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman serta pengendalian vektor-vektor penyakit di daerah perkotaan. (Dantje, 2019).
Jenis-jenis bahan pencemar yang dapat masuk ke dalam air PAM di antaranya adalah klorin dalam proses penjernihan air, bahan-bahan kimia lainnya yang berasal dari sumber air yang dilakukan penjernihan, sperti air sungai dan air danau yang biasanya sudah tercemar dengan patogen-patogen penyakit dan bahan-bahan limbah pertanian serta limbah yang bocor. Sedangkan jenis-jenis bahan pencemar dari air sumur adalah limbah domestik, kotoran hewan dan manusia, residu-residu pestisida dan bahanbahan kimia lainnya. (Dantje, 2019). Pencemaran air minum menyebabkan sekita 14.000 orang di negra-negara berlkembang meninggal per hari karena mengkonsumsi air minum yang terkontaminasi oleh kotoran manusia dan sekkita 5.00 juta orang-orang india tidak memiliki toilet memenuhi syarat. Di laporakan juga bahwa hampir 500 juta penduduk cina tidak memiliki akses untuk air minum (Dantje, 2019).
BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan tempat pratikum Pelaksanaan praktikum toksikologi dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 19 maret 2019. Bertempat dilaboratorium Kimia STIKES Bina Mandiri Gorontalo. 3.2 Pra Analitik 1. Prinsip : Barium jika direaksikan dengan asam sulfat (H2SO4) akan membentuk endapan putih barium sulfat (BaSO4) yang tidak larut dengan penambahan HCl atau HNO3 2. Alat : Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu tabung reaksi, rak tabung, gelas ukur, dan pipet tetes. 3. Bahan : Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu sampel air sumur bor, H2SO4 0,1N, HCl 10% dan HNO3 10%. 3.3 Analitik 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Pipet sampel air sumur bor dan sampel lab sebanyak 2 ml pada masingmasing tabung. 3. Tambahkan H2SO4 sebanyak 2-3 tetes pada tabung I dan II. 4. Amati perubahan yang terjadi pada masing-masing tabung. 5. Tambahkan HCl sebanyak 2 tetes pada masing-masing tabung. 6. Amati perubahan yang terjadi.
3.4 Pasca Analitik 3.4.1 Negatif Sampel yang tidak mengandung barium (Ba
2+
) jika direaksikan
dengan H2SO4 tidak membentuk endapan putih. 3.4.2 Positif Sampel mengandung barium (Ba
2+
) jika direaksikan dengan
H2SO4 akan membentuk endapan putih (BaSO4) yang tidak larut dengan penambahan HCl atau HNO3.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan pada pemeriksaan barium antara lain: Tabel 4.1 hasil uji barium Sampel
V Sampel
Pereaksi
Air sumur
2 ml
H2SO4
bor
Reaksi
Tidak terjadi perubahan
Terjadi perubahan H2SO4
(terdapat endapan putih)
Larutan
2 ml
Keterangan
Sampel tidak mengandung Ba2+
Sampel tidak mengandung Ba2+ Sampel
BaCl2 HCl
Tidan terjadi perubahan
mengandung Ba2+ , karena Barium tidak larut.
4.2 Pembahasan Barium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ba dan nomor atom 56. Barium termasuk logam berat yang berwarna putih perak seperti timah. Barium adalah salah satu logam bumi alkalin. Permukaan logam barium ditutupi dengan lapisan tipis oksida yang membantu melindungi logam dari serangan udara. Barium adalah suatu unsur
kimia logam yang menyerupai kalsium tetapi lebih reaktif. Barium tidak pernah ditemukan di alam dalam bentuk murni karena sifatnya reaktifitas atau cepat mengoksidasi di udara.Barium juga bereaksi dengan air dan karbon dioksida dan tidak ditemukan sebagai mineral. Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan unsur Ba+ menggunakan sampel air sumur bor dan larutan BaCl2, dan pereaksinya menggunakan larutan H2SO4 dan HCl. Pada pemeriksaan unsur Ba+ perlakuan yang pertama dilakukan yaitu sampel air sumur bor di ukur sebanyak 2 ml kemudian di masukkan pada tabung reaksi yang sudah diberi label. Tambahkan larutan H2SO4 sebanyak 23 tetes. Setalah ditambahkan pereaksi H2SO4 tidak terjadi perubahan atau tidak terdapatnya endapan putih pada sampel air sumur bor tersebut. Artinya jika tidak terjadi perubahan pada sampel tersebut, maka sampel air sumur bor tidak mengandung unsur Ba+. Kemudian untuk sampel larutan BaCl2
perlakuan sampelnya sama
dengan perlakuan sampel air sumur bor. Di ukur sebanyak 2 ml kemudian di masukkan pada tabung reaksi yang sudah diberi label. Tambahkan larutan H2SO4 sebanyak 2-3 tetes. Setalah ditambahkan pereaksi H2SO4 terbentuk endapan putih, terjadi perubahan pada sampel sebab sampel tersebut memang sudah mengandung unsur Ba+. Seperti pada prinsipnya yang mana bahwa ketika barium jika direaksikan dengan H2SO4 akan membentuk endapan berwarna putih. Tujuan utama mereaksikan barium klorida (BaCl2) dengan asam sulfat (H2SO4) adalah untuk mengikat Ba dengan SO4 sehingga menghasilkan senyawa barium klorida (BaSO4) yang membentuk endapan
putih. Kemudian di tambahkan larutan HCl tujuan dari penambahan larutan HCl ini untuk memastikan bahwa pada sampel tersebut memang terdapat unsur Ba+ karena ketika ditambahkan HCl endapan putih yang terbentuk dari reaksi BaCl2 dan H2SO4 tidak akan larut. Hasil reaksi kimianya yaitu : BaCl2 + H2SO4
BaSO4 + 2HCl (endapan putih)
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum barium yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada pemeriksaan unsur barium menggunakan dua sampel, yakni sampel air sumur bor dan sampel dari laboratorium BaCl2. Untuk sampel air tidak terdapat unsur barium. Sebab pada saat penambahan larutan H2SO4 0,1 N tidak terjadi perubahan atau tidak adanya endapan putih. Sedang untuk sampel laboratorium BaCl2 terjadi perubahan atau adanya endapan putih saat ditambahkan H2SO4 0,1 N. Artinya sampel laboratorium BaCl2 mengandung unsur barium. 5.2 Saran Adapun saran yang dapat disampaikan pada praktikum kali ini ialah agar mahasiswa lebih memperhatikan sampel yang akan dilakukan pemeriksaan. Agar pada saat praktikum hasil yang didapatkan lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA Dantje T. Sembel, 2019. TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN, Yogyakarta : CV. Andi Offset. Darmono, 2009. Penerapan Teknologi Produksi Bahan Bangunan Berbahan Pasir Bagi Korban Gempa di Kulonprogo Serta Analisis Mutu dan Ekonominya, Universitas Indonesia, Jakarta Dwijosaputro, 1981, Dasar – dasar Mikrobiologi, Jakarta : Djambatan. Safei purnama, dkk. 2015 (Pembuatan Bahan Magnetik Barium Heksaferit). J kimia Kemasan, vol. 37 No. 2 : 95-102 Slamet, 2004, Kesehatan Lingkungan, Yogyakarta: UGM press. Sugiyarto, Kristian H. 2004. Kimia Anorganik I. Sujudi, 1995, Mikrobiologi Kedokteran. Edisi Revisi, Jakarta: Bina Rupa Aksara.
LAMPIRAN
Alat dan bahan pada pemeriksaan barium
Sampel yang dicelupkan Lempeng besi
Pemeriksaan barium pada saat sampel A dan B ditambahkan H2SO4
Saat lempeng besi diteteskan dengan HNO3
Pemeriksaan barium pada saat sampel A dan B ditambahkan HCL