2017
BAB II ISU PRIORITAS LINGKUNGAN HIDUP INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (IKLPHD) KABUPATEN PATI TAHUN 2017
KATA PENGANTAR LAPORAN IKPLHD KABUPATEN PATI TAHUN 2017
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami sampaikan kehadirat
ALLAH SWT karena atas izin dan rahmat Nya, kami dapat menyelesaikan Dokumen Laporan Informasi Kinerja
Pengelolaan
(IKPLHD)
Kabupaten
Lingkungan Pati
Hidup
Tahun
Daerah
2017
yang
merupakan laporan tentang gambaran kinerja daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup.
IKPLHD disusun guna menjalankan amanat : Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Bab VIII tentang Sistem Informasi pasal 65 ayat 1 – 3. Pasal tersebut menjelaskan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah mengembangkan system informasi lingkungan hidup untuk mendukung pelaksanaan dan pengembangan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Sistem informasi lingkungan hidup dilakukan secara terpadu, terkoordinasi dan wajib dipublikasikan kepada masyarakat. Sistem informasi lingkungan hidup paling sedikit memuat informasi mengenai status lingkungan hidup, peta rawan lingkungan hidup dan informasi lingkungan hidup lain. Informasi ini juga untuk memenuhi kewajiban untuk menyediakan, memberikan dan atau menerbitkan informasi yang berkaitan dengan kepentingan public sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) pasal 7 mengamanatkan bahwa badan public wajib menyediakan, memberikan dan menerbitkan informasi publik, membangun dan mengembangkan system informasi dan dokumentasi yang disediakan secara berkala, diumumkan serta merta dan tersedia setiap saat.
KATA PENGANTAR| ii
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, Tentang Pemerintahan Daerah juga telah melimpahkan kewenangan Pengelolaan Lingkungan Hidup kepada Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik diharapkan akan semakin meningkatkan kepedulian terhadap pelestarian lingkungan hidup. IKPLHD tidak hanya menyajikan gambaran status atau kondisi lingkungan hidup tetapi juga menyajikan informasi tentang perubahan penduduk dengan kualitas dan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraannya, yang merupakan factor tekanan terhadap lingkungan. Dimana dengan keterbatasan sumber daya alam dan teknologi, tekanan tersebut harus tetap dikendalikan sehingga tidak menimbulkan bencana ekologi. Upaya-upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan pemerintah dalam bentuk kebijakan dan program untuk pengendalian dan penanganan dampak lingkungan yang terjadi, menjadi respon penting untuk menjagak keberlanjutan lingkungan. Dukungan dan peran serta masyarakat termasuk para pelaku usaha dan/ atau kegiatan dalam merespon hal tersebut juga menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian dan fungsi lingkungan hidup. Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah disusun oleh Tim yang dibentuk oleh Kepala Daerah yang keanggotaannya melibatkan unsur-unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Perguruan Tinggi dan Lembaga Masyarakat, yang dikukuhkan dengan Surat Keputusan Kepala Daerah. IKPLHD disusun berdasarkan isu prioritas guna memperbaiki kualitas lingkungan hidup di daerah. Penetapan isu prioritas didasarkan proses secara administratif yang melibatkan pemangku kepentingan di daerah dengan menggunakan pendekatan PSR (Pressure State and Response). Kami menyadari bahwa penyusunan Dokumen Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2017 ini tidak terlepas dari kekurangan. Saran dan masukan dari berbagai pihak akan sangat membantu dalam mengoptimalkan fungsi laporan IKPLHD sebagai acuan dalam menetapkan kebijakan rencana dan KATA PENGANTAR| iii
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
program perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di wilayah Kabupaten Pati. Akhirnya, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Pati tahun 2017 ini. Mudahmudahan kerja sama dan koordinasi yang telah terbina dengan baik ini dapat meningkat lagi, selain itu kami berharap kedepan kebutuhan akan data Pendukung guna menyusun Tabel Data Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Pati dapat diakses dengan mudah serta senantiasa dilaksanakan up date data.
KATA PENGANTAR| iv
LEMBAR PERNYATAAN LAPORAN IKPLHD KABUPATEN PATI TAHUN 2017
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
LEMBAR PERNYATAAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Pati disusun sebagai system informasi lingkungan untuk mendukung pelaksanaan dan pengembangan kebijakan Pengendalian Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Pati, dalam perumusan isu prioritas daerah terkait pengelolaan lingkungan hidup perlu melibatkan para pihak terkait, bersama ini saya sebagai Bupati Pati menyatakan bahwa Penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Pati Tahun 2017 ini telah dirumuskan dan disusun dengan sebenarnya dan dapat dipertanggung jawabkan.
Pati,
April 2018
v
• • • •
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
LAPORAN IKPLHD KABUPATEN PATI TAHUN 2017
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
DAFTAR ISI Halaman Halaman Sampul…………….……………………………………...…………………
i
Kata Pengantar….………………………………………………………………..…….
ii
Lembar Pernyataan ……………………………………………………………………
v
Daftar Isi……………………………………………………………………….............
vi
Daftar Tabel……….…………………………………………………………………...
viii
Daftar Gambar……………………………….…….…………………………………..
x
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………………...
1
1.1. LATAR BELAKANG...........……………………..…………..………........
1
1.2. KEADAAN UMUM DAERAH …………………..………………….……
3
1.2.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah ………………………………...
3
A. Luas dan Batas Wilayah ………………..………………………
3
B. Topografi ………………………………...……………………..
6
C. Geologi …………………………………..……………………..
8
D. Hidrologi ………………………………..………………………
8
E. Klimatologi ……………………………...……………………...
13
1.2.2. Potensi Unggulan Daerah ……………….………………………….
23
A. Potensi Pertanian ……………….………………………………
23
B. Potensi Peternakan …………………….……………………….
24
C. Potensi Perikanan ……………………………………………….
25
D. Potensi Industri………………………………………………….
25
E. Potensi Pertambangan……………….……………….………….
27
F. Potensi Pariwisata …. …………………………………………..
27
1.3. PENETAPAN ISU PRIORITAS….…………….………………………….
28
vi
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
1.4. MAKSUD DAN TUJUAN…..……………………………………………..
33
1.5. RUANG LINGKUP PENULISAN…..……………………………………..
34
BAB II. ISU PRIORITAS LINGKUNGAN HIDUP …………..…………………… BAB III.
37
3.1.
ANALISIS PRESSURE STATE DAN RESPONSE ISU LINGKUNGAN HIDUP DAERAH …………………………………… TATA GUNA LAHAN …...……………………………….……………
48 48
3.2.
KUALITAS AIR SUNGAI …………………………………………….
54
3.2.1. Air Permukaan Tanah ……………………………………………
55
3.2.2. Air Bawah Tanah …………...……………………………………
56
3.2.3. Potensi Air Tanah …………...……...……………………………
57
3.2.4. Evaluasi Hasil….. …………...……………………………………
61
3.3.
KUALITAS UDARA ……………………………………………...……
74
3.4.
RESIKO BENCANA ……………………………………………………
83
3.5.
PERKOTAAN…………………………………………………………..
91
3.5.1. Persampahan ………….………………………………………….
92
3.5.2. Limbah B3 ……………………………………………………….
93
INOVASI DAERAH DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP ………………………..…………………………………………
96
4.1.
INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH ……………………………….
97
4.2.
INOVASI DI BIDANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK RUMAH TANGGA ……………………………………………………
118
4.3.
INOVASI DI BIDANG PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI
119
4.4.
INOVASI DI BIDANG MANGROVE …………………………………
121
4.5.
ANGGARAN ……………………………………………………………
122
4.6.
KELEMBAGAAN ………………………………………………………
122
PENUTUP ……………….…..…………………………………………
125
BAB IV.
BAB V.
LAMPIRAN – LAMPIRAN………………………………………………..................
vii
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 1.1.
Jumlah Desa dan Kelurahan Menurut Kecamatan …………………....
5
Tabel 1.2.
Rata-rata Ketinggian Kecamatan dalam Wilayah Kabupaten Pati …...
7
Tabel 1.3.
Daerah Banjir di Kabupaten Pati ……………………………………..
9
Tabel 1.4.
Rata-rata Curah Hujan Per hari (mm) Kabupaten Pati Tahun 2012 – 2016 …………………………………………………………………..
13
Peristiwa Bencana Alam dan Wabah Penyakit di Kabupaten Pati 2012-2016 …………………………………………………………….
19
Tabel 1.6.
Kepadatan Penduduk di Kabupaten Pati ……………………………...
20
Tabel 1.7.
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Pati 2012-2016 ………………………………...
21
Tabel 1.8.
Penduduk Usia Kerja Kabupaten Pati Tahun 2012-2016 …………….
22
Tabel 1.9.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten Pati Tahun 2012-2016 …………………………………………………………….
22
Tabel 1.10.
Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Pati Tahun 2012-2016…..
23
Tabel 2.1.
Sasaran Pertumbuhan Ekonomi, Angka Kemiskinan dan TPT Kabupaten Pati Tahun 2017-2018 ……………………………………
45
Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Wilayah Wanarakuti Aspek Lingkungan Hidup …………………………………………….
46
Tabel 3.1.
Luas Jenis Lahan di Kabupaten Pati Berdasarkan Kecamatan ……….
48
Tabel 3.2.
Titik Pengambilan Sampling Sungai Sani ............................................
63
Tabel 3.3.
Titik Pengambilan Sampling Daerah yang Memberikan Kontribusi Pencemaran ...........................................................................................
64
Tabel 3.4.
Hasil Analisis Sungai Sani pada Musim Penghujan .............................
64
Tabel 3.5.
Hasil Analisis Sungai Sani pada Musim Kemarau . .............................
66
Tabel 3.6.
Daftar Hasil Analisis Cemaran Berasal dari Sumber-sumber Kontributor ............................................................................................
67
Tabel 1.5.
Tabel 2.2.
viii
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 3.7.
Kualitas Udara Ambien Kabupaten Pati Tahun 2017 dengan Metode Infinger dengan Durasi Pengukuran kurang lebih 2 jam ......................
76
Kualitas Udara Ambien Kabupaten Pati Tahun 2017 dengan Metode Passive Sampler ....................................................................................
77
Tabel 3.9.
Tabel Penjualan Kendaraan Bermotor ..................................................
81
Tabel 3.10.
Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana ............................
91
Tabel 3.8.
ix
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1.
Peta Batas Administrasi Kabupaten Pati ………………………........
4
Gambar 1.2.
Peta Hidrologi Kabupaten Pati ……………………………………...
9
Gambar 1.3.
Kawasan Pesisir Kabupaten Pati ……………………………………
12
Gambar 1.4.
Penanaman Mangrove di Pantai Kertomulyo ……………………….
13
Gambar 1.5.
Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Pati ……………………………
15
Gambar 1.6.
Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Pati ………………………….
17
Gambar 2.1
Skema Visi Kabupaten Pati …………………………………………
42
Gambar 3.1.
Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Pati ……………………………
50
Gambar 3.2.
Peta Citra Satelit Pantai Kabupaten Pati Tahun 2001 dan 2014
52
Gambar 3.3.
Peta Potensi Air Tanah di Wilayah Kabupaten Pati ………………...
59
Gambar 3.4.
Titik Pengambilan Sampling Air Sungai Jiglong Berdasarkan Tata Guna Lahan ……………………………………… ………………...
68
Titik Pengambilan Sampling Air Sungai Lengkowo Berdasarkan Tata Guna Lahan ………………………………………….. ……….
69
Titik Pengambilan Sampling Air Sungai Sani Berdasarkan Tata Guna Lahan ……………………………………… ………………...
70
Gambar 3.7.
Lokasi Pemantauan Kualitas Udara Tahun 2017 ...............................
79
Gambar 3.8.
Peta Rawan Banjir ..............................................................................
84
Gambar 3.9.
Peta Rawan Longsor ...........................................................................
85
Gambar 3.10.
Peta Resiko Rawan Kekeringan .........................................................
86
Gambar 3.11.
Peta Rawan Angin Puting Beliung ....................................................
87
Gambar 4.1.
Instalasi Penangkapan Gas Metan di TPA Sukoharjo ........................
99
Gambar 4.2.
Pipa Saluran Gas Metan dari TPA Sukoharjo Menuju Rumah Warga .................................................................................................
99
Gambar 3.5.
Gambar 3.6.
x
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gambar 4.3.
Pemanfaatan Gas Metan Menjadi Bahan Bakar Alternatif (Biogas) untuk Keperluan Memasak ................................................................
99
Gambar 4.4.
Pemanfaatan Gas Metan Menjadi Energi Listrik di TPA Sukoharjo
101
Gambar 4.5.
Lokasi Pengolahan sampah Plastik melalui alat Destilator menjadi Bahan Bakar Alternatif Pengganti BBM di TPA Sukoharjo Kec. Margorejo Kab. Pati ...........................................................................
102
Gambar 4.6.
Alat Destilator di TPA Sukoharjo Kec. Margorejo Kab. Pati ............
103
Gambar 4.7.
Bahan Bakar Hasil Proses Destilasi ...................................................
103
Gambar 4.8.
Pintu Masuk Menuju TPA Sukoharjo Kab. Pati ...............................
105
Gambar 4.9.
Jalan di Area TPA Sukoharjo Kab. Pati ............................................
105
Gambar 4.10.
Fasilitas Pendukung di TPA Sukoharjo Kab. Pati .............................
106
Gambar 4.11.
Kunjungan dari Mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang ke TPA Sukoharjo Kab. Pati ...................................................................
106
Kunjungan dari Peerta Diklat Pengelolaan TPA Balai Teknis Air Minum dan Sanitasi untuk Indonesia Wilayah Timur ke TPA Sukoharjo Kab. Pati ............................................................................
107
Gambar 4.13.
Kunjungan dari Siswa/i Sekolah ke TPA Sukoharjo Kab. Pati ..........
107
Gambar 4.14.
Pelatihan Kader Lingkungan Kabupaten Pati di TPA Sukoharjo Kab. Pati .............................................................................................
107
Gambar 4.15.
Rumah Kompos di Pemukiman dan di Pasar .....................................
108
Gambar 4.16.
Pengolahan Sampah Organik Melalui Biomethagreen ......................
109
Gambar 4.17.
Biogas dan Pupuk Organik dari Hasil Pengolahan Sampah Ortganik Melalui Biomethagreen ......................................................................
109
Pemasaran Handycraft dari Sampah Anorganik di Pasar Pragola (Pasar Unggulan) di Kab. Pati ............................................................
110
Pemasaran Handycraft dari Sampah Anorganik Melalui Keikutsertaan dalam Kegiatan Pameran .............................................
111
Gambar 4.20.
Workshop Daur Ulang Sampah menjadi Kerajinan ...........................
112
Gambar 4.21.
Bimbingan Teknis Pembuatan Kompos .............................................
112
Gambar 4.22.
Kerja Bakti Massal Membersihkan Pantai Banyutoro Kec. Dukuhseti Kab. Pati ............................................................................
113
Gambar 4.12.
Gambar 4.18.
Gambar 4.19.
xi
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gambar 4.23.
Aksi Pungut sampah dan Pengambilan Paku di Pohon oleh Saka Kalpataru Kab. Pati ............................................................................
113
Gambar 4.24.
Gerakan Semar (Sebelas Maret) Jumput Sampah ..............................
114
Gambar 4.25.
Pelaksanaan Lombah Inovasi Pengelolaan Lingkungan ....................
115
Gambar 4.26.
Gerakan Penghijauan Lingkungan di RW 8 Desa Kutoharjo Kec. Pati Kab. Pati .....................................................................................
116
Gambar 4.27.
Aktivitas di Bank Sampah Asri Raharjo ............................................
116
Gambar 4.28.
a.Pemanfaatan Energi Surya untuk Penerangan Taman, b. IPAL Domestik Rumah Tangga ...................................................................
116
Gambar 4.29.
Pembinaan Kader Lingkungan Kabupaten Pati ..................................
117
Gambar 4.30.
Kader Lingkungan Memberikan Pelatihan Daur Ulang Sampah ke Masyarakat .........................................................................................
118
Gambar 4.31.
Pemanfaatan IPAL Domestik untuk Menyiram Tanaman .................
119
Gambar 4.32.
a.IPAL Industri Tapioka di Ds. Sekarjalak Kec. Margoyoso, b. IPAL Biogas Tahu Tempe.............................................................
120
Pengaduan secara Online ....................................................................
121
Gambar 4.33.
xii
BAB I PENDAHULUAN LAPORAN IKPLHD KABUPATEN PATI TAHUN 2017
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG Dasar dari kebijakan Pembangunan Nasional yang telah diterapkan selama ini adalah pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Pola pembangunan tersebut mengandung makna mengusahakan hasil yang sebaikbaiknya dari sumber alam yang tersedia seperti sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan, dengan cara memelihara keberlanjutan kualitas dan potensi sumber daya alam itu sepanjang masa. Oleh karena itu negara, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan berkewajiban untuk melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan agar lingkungan hidup dapat tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi seluruh rakyat serta makluk hidup lain. Oleh sebab itu ancaman degradasi lingkungan harus diwaspadai, tidak hanya oleh Pemerintah sebagai pengambil kebijakan, tetapi setiap kita sebagai pemangku kepentingan -(stake holder)- juga mempunyai tanggung jawab yang sama dalam menjaga kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan untuk diwariskan kepada anak cucu kita. Pembangunan segala aspek di era globalisasi dan otonomi daerah berkembang sangat pesat dan cepat, namun hal itu tidak saja memberikan dampak positif berupa peningkatan kesejahteraan penduduk, akan tetapi juga memberikan dampak negative berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Kondisi ini memperlihatkan bahwa pelaksanaan pembangunan tidak dapat dilepaskan dari aspek pelestarian lingkungan hidup. Keterkaitan antara pembangunan dan lingkungan hidup perlu diakomodasikan ke dalam suatu kebijakan pembangunan dan pengelolaan lingkungan baik dalam skala lokal, regional, nasional, maupun global, sehingga akan menciptakan pembangunan yang mengedepankan prinsip pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini pemerintah daerah pun tidak dapat terlepas dari orientasi kebijakan pembangunan berkelanjutan tersebut, karena pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan lingkungan pembangunan yang BAB I Pendahuluan| 1
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
mengedepankan prinsip pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini pemerintah daerah pun tidak dapat terlepas dari orientasi kebijakan pembangunan berkelanjutan tersebut, karena pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan lingkungan hidup tidak dapat berlangsung secara optimal, apabila tidak ada campur tangan. pemerintah daerah melalui kebijakan yang jelas dan terarah baik di tingkat propinsi maupun kabupaten/kota. Permasalahan lingkungan hidup pada umumnya menyangkut dimensi yang luas, yaitu lintas ruang, lintas pelaku, dan lintas generasi. Dimensi lintas ruang adalah suatu kondisi permasalahan lingkungan hidup yang melewati batas wilayah administrasi. Sebagai contoh pada kejadian banjir, permasalahannya mungkin tidak terbatas pada satu daerah administrasi tertentu. Oleh karena itu pengembangan informasi yang berhubungan dengan masalah banjir memerlukan suatu jaringan informasi lingkungan hidup antar wilayah administrasi, sedikitnya di satu Daerah Aliran Sungai (DAS). Dimensi kedua, bahwa fenomena lingkungan hidup selalu berkaitan dengan lintas pelaku. Salah satu contoh adalah pencemaran sungai dimana sumber pencemar tersebut dapat berasal dari berbagai pihak misalnya sektor industri, permukiman, dan pertanian. Dimensi ketiga, permasalahan lingkungan hidup selalu menyangkut lintas generasi. Hal ini sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan dimana sumberdaya alam dan lingkungan hidup harus dikelola untuk generasi sekarang dan masa datang. Permasalahan lingkungan hidup di Kabupaten Pati saat ini dan pada masa mendatang, terdapat empat permasalahan lingkungan hidup yang menjadi fokus perhatian akibat akselerasi pembangunan yang mengakibatkan perlindungan terhadap kualitas lingkungan hidup itu terabaikan. Keempat permasalahan lingkungan hidup itu ialah: 1) kurangnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah sejak dari sumbernya atau lemahnya praktek 3R, yaitu: reused, reduced and recycled); dan 2) Masih rendahnya pengelolaan air limbah domestik rumah tangga; 3) Masih rendahnya pengelolaan limbah industri, 4) Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan hutan dan mangrove, Keempat kondisi di atas saat ini dipandang perlu untuk segera mendapatkan perhatian secara serius dari Pemerintah Kabupaten Pati. Dengan demikian keempat permasalahan di atas juga merupakan permasalahan lingkungan hidup 2
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
yang dijadikan program atau kebijakan prioritas pembangunan Kabupaten Pati dalam rangka melaksanakan perbaikan serta peningkatan kualitas lingkungan hidup guna mencapai kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam mengantisipasi kondisi lingkungan hidup hingga masa mendatang. Oleh
karenanya,
Pemerintah
Kabupaten
Pati
berkewajiban
menyediakan informasi lingkungan hidup dan menyebarluaskan informasi tersebut kepada masyarakat dalam rangka pengelolaan lingkungan dan mewujudkan akuntabilitas publik. Informasi tersebut harus menggambarkan keadaan/kondisi lingkungan hidup, penyebab dan dampak permasalahannya, serta respon pemerintah daerah dan masyarakat dalam menanggulangi permasalahan lingkungan hidup tersebut. Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (IKPLHD) Kabupaten Pati Tahun 2017 disusun sebagai langkah awal dalam memenuhi kewajiban Pemerintah Kabupaten Pati dalam penyediaan informasi kondisi lingkungan hidup. Tujuan utamanya adalah untuk menilai, menentukan prioritas permasalahan, membuat rekomendasi bagi penyusunan kebijakan, rencana dan program guna mendukung Pemerintah Daerah Kabupaten Pati dalam melaksanakan
perlindungan
dan
pengelolaan
lingkungan
hidup
serta
pembangunan secara berkelanjutan.
1.2. KEADAAN UMUM DAERAH 1.2.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah A. Luas dan Batas Wilayah Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 daerah kabupaten/kota di Jawa Tengah yang berada di wilayah pesisir pantai utara jawa pada sisi bagian timur wilayah provinsi Jawa Tengah. Secara geografis, wilayah Kabupaten Pati, terletak diantara 110° 50’ - 111° 15’ bujur timur dan 6° 25’ – 7° 00’ lintang selatan. Adapun secara administratif, batas-batas wilayah adalah sebagai berikut : • Sebelah utara : dibatasi wilayah Kab. Jepara dan Laut Jawa. • Sebelah barat : dibatasi wilayah Kab. Kudus dan Kab. Jepara. • Sebelah selatan : dibatasi wilayah Kab. Grobogan dan Kab. Blora. 3
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
• Sebelah timur : dibatasi wilayah Kab. Rembang dan Laut Jawa. Kabupaten
Pati
mempunyai
luas wilayah 150.368 Ha yang terdiri dari 59.332 Ha lahan sawah, 66.086 Ha lahan bukan sawah dan 24.950 ha lahan bukan pertanian. Secara
administratif
kewilayahan, Kabupaten Pati sejak tahun
2006
terdiri
atas
21
Kecamatan, 5 Kelurahan, 401 Desa, Gambar 1.1. Peta Batas Administrasi Kabupaten Pati
1.484
Rukun Warga (RW) dan
7.586 Rukun Tetangga (RT). Pusat
pemerintahan Kabupaten Pati berada di Kecamatan Pati. Berikut rincian jumlah desa/kelurahan, jumlah RW dan jumlah RT per kecamatan di Kabupaten Pati.
4
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 1.1. Jumlah Desa dan Kelurahan Menurut Kecamatan NO.
KECAMATAN
1
Sukolilo
Jumlah Jumlah RT Desa/Kelurahan Number of RT 12 478
Jumlah RW
2
Kayen
17
433
70
3
Tambakromo
18
341
63
4
Winong
30
474
81
5
Pucakwangi
20
333
68
6
Jaken
21
311
81
7
Batangan
18
273
53
8
Juwana
29
370
88
9
Jakenan
23
356
59
10
Pati
29
569
99
11
Gabus
24
401
76
12
Margorejo
18
318
65
13
Gembong
11
267
82
14
Tlogowungu
15
322
70
15
Wedarijaksa
18
318
58
16
Trangkil
16
374
60
17
Margoyoso
22
336
80
18
Gunungwungkal
15
241
47
19
Cluwak
13
310
77
20
Tayu
21
395
75
21
Dukuhseti
12
343
46
Jumlah/Total
406
7.585
1.484
86
Sumber: Bagian Pemerintahan Daerah Pati Source: Governmental Division of Pati Regency Office Catatan/Note:*5 kelurahan dan 24 desa/5 kelurahan and 24 villages
5
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
B. Topografi Topografi Kabupaten Pati sangat beragam, mulai dari pesisir, dataran rendah, dataran tinggi, perbukitan, gunung dan sungai. Kawasan pesisir pantai terletak di wilayah timur dan utara Kabupaten Pati yang merupakan pesisir pantai utara, membentang mulai dari Kecamatan Batangan, Juwana, Wedarijaksa, Trangkil, Margoyoso, Tayu sampai Dukuhseti. Wilayah dengan kontur datar terletak sebagian besar di Kecamatan Pati, Margorejo, Batangan, Juwana, Wedarijaksa, Trangkil, Margoyoso, Tayu, Dukuhseti, Winong, Jaken, Jakenan, Kayen, Gabus, Pucakwangi Tambakromo Kondisi topografis dataran tinggi pada ketinggian 250 – 500 meter dari permukaan laut (dpl) terletak di bagian barat laut dan utara wilayah Kabupaten
Pati
yaitu
Kecamatan
Gembong,
Tlogowungu,
Gunungwungkal, Cluwak. Wilayah yang mempunyai ketinggian 380 dpl yaitu Kecamatan Gembong. Daerah yang sebagian wilayahnya masuk dalam Kawasan Bentang Alam Karst Sukolilo yaitu Sebagian Kecamatan Sukolilo, Kayen dan Tambakromo yang berada di bagian Selatan Kabupaten Pati pada ketinggian sekitar ± 200 meter dari permukaan laut (dpl) yang merupakan pegunungan kendeng utara. Berdasarkan struktur
fisik
dan
geografis
Kabupaten Pati
dapat
dikelompokan sebagai berikut: 1) Bagian utara, barat dan tengah merupakan daerah yang relatif subur; 2) Bagian selatan merupakan pegunungan kapur yang memiliki potensi tambang cukup besar, tentunya untuk wilayah yang tidak masuk dalam Kawasan Bentang Alam Karst Sukolilo, selain itu memiliki poitensi wisata alam gua; 3) Bagian timur merupakan daerah pesisir yang mempunyai potensi perikanan dan produk garam yang relative menjanjikan. Bagian Barat Daya dan Utara memiliki potensi holtikultura, perkebunan, hutan, tambang dan pariwisata agrowisata. Kondisi topografi Kabupaten Pati terbagi menjadi 2 (dua) aspek antara lain:
6
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Ketinggian Lahan Secara topografi wilayah daratan Kabupaten Pati dibedakan menjadi beberapa wilayah ketinggian sebagaimana tabel di bawah ini
NO.
Tabel 1.2. Rata-rata Ketinggian Kecamatan dalam Wilayah Kabupaten Pati KECAMATAN Tinggi tempat (m dpl) Tertinggi
Terendah
Rata-rata
1
Sukolilo
262
5
85.69
2
Kayen
245
5
67.71
3
Tambakromo
375
13
79.22
4
Winong
320
6
33.73
5
Pucakwangi
223
15
51.15
6
Jaken
53
15
30.05
7
Batangan
18
2
9.00
8
Juwana
9
2
4.86
9
Jakenan
26
4
12.83
10
Pati
21
4
11.83
11
Gabus
8
2
3.92
12
Margorejo
123
5
34.39
13
Gembong
298
107
219.36
14
Tlogowungu
624
38
172.87
15
Wedarijaksa
18
2
10.50
16
Trangkil
90
2
19.06
17
Margoyoso
113
2
21.59
18
Gunungwungkal
600
49
214.67
19
Cluwak
467
6
205.00
20
Tayu
61
1
12.90
21
Dukuhseti
72
2
12.67
Jumlah/Total Sumber: BPS Kabupaten Pati Source: BPS-Statistics Pati Regancy
7
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
C. Geologi Jenis tanah di Kabupaten Pati terdiri dari Kondisi Tanah Bagian utara terdiri dari tanah Red Yellow, Latosol, Aluvial, Hidromer dan Regosol. Sedangkan bagian selatan terdiri tanah Aluvial, Hidromer, dan Gromosol. Rincian menurut kecamatan sebagai berikut : • Batangan, Sukolilo, Gabus dan Jakenan merupakan tanah Aluvial. • Cluwak, Gunungwungkal dan Gembong merupakan tanah Latosol. • Juwana dan Margoyoso merupakan tanah Aluvial dan Red Yellow mediteran. • Pati dan Margorejo merupakan tanah Red Yellow mediteran, Latosol, Aluvial dan Hidromer. • Kayen dan Tambakromo merupakan tanah Aluvial dan Hidromer. • Pucakwangi dan Winong merupakan tanah Gromosol dan Hidromer • Wedarijaksa merupakan tanah Red Yellow mediteran, Latosol dan Regosol. • Tayu merupakan tanah Aluvial, Red Yellow dan regosol. • Tlogowungu merupakan tanah Latosol dan Red Yellow mediteran.
D. Hidrologi Ketersediaan sumber air di Kabupaten Pati cukup besar didukung keberadaan sungai yang tersebar di seluruh wilayah. Sungai di Kabupaten Pati pada umumnya berfungsi dalam pengairan atau irigasi. Aquifer produktif tersebar di sebagian besar Kecamatan Gembong, Tlogowungu, dan Gunungwungkal serta sebagian kecil Kecamatan Cluwak. Adapun aquifer produktif tinggi yang sudah termanfaatkan tersebar di sebagian Kecamatan Pati, Wedarijaksa, Margoyoso, dan Dukuhseti. Wilayah Kabupaten Pati diidentifikasi terdapat 33 sungai yang merupakan DAS Juwana
dan 62 sungai yang merupakan non DAS Juwana, yang
sebagian besar merupakan sungai-sungai kecil. Sungai-sungai di Kabupaten Pati pada
musim kemarau kebanyakan dari sungai-sungai yang ada
8
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
mengalami kekeringan. Sedangkan pada musim penghujan, beberapa sungai justru meluap.
Sumber: Dokumen RTRW Kab. Pati 2010-2030. Gambar 1.2 Peta Hidrogeologi Kabupaten Pati Meluapnya sungai-sungai yang ada, sering menyebabkan banjir di daerah hilir, yang disebabkan adanya pendangkalan dan penyempitan sungai pada bagian hilir. Pendangkalan dan penyempitan ini terjadi akibat adanya sedimentasi oleh material bawaan air sungai pada musim penghujan, menyebabkan sungai tidak dapat menampung debit air sungai yang datang dari hulu ke hilir. Beberapa daerah banjir yang terdapat di Kabupaten Pati berdasarkan kompilasi data dari tiap ranting adalah sebagai berikut : Tabel 1.3. Daerah Banjir di Kabupaten Pati No. Nama Sungai Lokasi Banjir Dukuh Cangkring Desa Payang 1. Kersulo Kec. Pati Dukuh Purworejo Desa Gadingrejo 2. Simo Kec. Pati 3. Sani Kecamatan Pati 4.
Gadu
Kecamatan Tayu (Desa Margomulyo, Desa Jepat Lor, Desa Jepat Kidul, Desa Tunggulsari) dan
Keterangan
Akibat Pendangkalan Akibat Pendangkalan Akibat Jebol atau rusak nya tanggul pada Sungai Gandul pada 2 9
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
No.
Nama Sungai
Lokasi Banjir Kecematan Margoyoso (Desa Margotuhu Kidul, Desa Semerak)
5.
Kuro
Daerah hilir sungai
6.
Sat
Desa Cebolek desa Waturejo Kec. Tayu
7.
Suwatu
Desa Bulumanis Kec. Margoyoso
8.
Pangkalan
9.
Pangarep
Daerah hilir sungai pada daerah tambak dan sawah Daerah hilir sungai Desa Mantingan tengah, Sembatur Agung, Tondokerto, Glonggong, Bungasrejo Kec. Jakenan
10.
Sentul
11.
Kedunglo
Kec. Winong
12. 13.
Triguno Gono
14.
Tumpang
Kec. Winong Kec. Winong Desa Pulorejo dan Bumuharjo Kec. Winong
15.
Maling
16.
Randugunting
17.
Widodaren
18.
Bapoh
19.
Gungwedi
20.
Mangin
Kecamatan Jakenan Desa Tamansari, Majang dan Sumber Agung Kec. Jaken Dukuh Triwil dan Masong, Desa Margorejo, Ngepungrejo, Sinoman Kec. Wedarijaksa Desa Wedari, Pagerharjo, Desa Gempol persawahan; dan desa Ngurenrejo, Margomulyo, Ngurensiti perkampungan, Kec. Wedarijaksa Desa Kayen, Trimulyo Kec.
Keterangan titik.
Menggenangi tambak dan pertanian Penyatuan Sungai Sagen, Sumber dan Galarum Tanggul bobol dan pendangkalan
Perlu normalisasi sungai dan tanggul sungai Tidak ada tanggul, penyempitan sungai Meluap sampai ke jalan
Berbatasan langsung dengan jalan raya yang menuju Desa Semabatur Agung Sering banjir bandang, sedimentasi tinggi Sering meluap Menggenangi persawahan dan permukiman
Pendangkalan
Banjir bandang terjadi 10
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
No.
Nama Sungai
Lokasi Banjir Kayen
21.
Slungkep
Desa Kayen, Kec. Kayen
22.
Karang
Pasuruhan, Srikaton
23.
Cilik
Pasuruhan
Keterangan pendangkalan Akibat pendangkalan dan penyempitan Akibat pendangkalan dan penyempitan Akibat pendangkalan dan penyempitan
Sumber : Data Ranting Kabupaten Pati, 2016
Berdasarkan data tersebut diatas, maka permasalahan banjir di daerah Pati sebelah selatan patut diwaspadai, karena banjir hampir selalu terjadi tiap tahunnya, terutama pada saat curah hujan tinggi yang terjadi di Kecamatan Juwana, Gabus, Jaken, Pati, Sukolilo, Trangkil, Margoyoso, Tayu dan Dukuhseti. Permasalahan banjir ini ternyata masih belum mampu dikendalikan sebagaimana mestinya, walaupun telah diupayakan pembenahan terhadap sarana dan prasarana untuk pengendalian banjir. Hal tersebut, terbukti pada awal tahun 2016 tepatnya pada bulan Januari masih terjadi bencana banjir bandang cukup parah di 2 (dua) Kecamatan, Yaitu : Kecamatan Tayu dan Kecamatan Margoyoso, dengan total area terendam pada Kecamatan Tayu seluas ± 904,150 ha sedangkan pada Kecamatan Margoyoso seluas ± 181.028 ha dikarenakan rusaknya atau longsornya tanggul pada Sungai Gadu di dua titik. Sedangkan bencana Banjir tahun 2017 terjadi di Kecamatan Sukolilo, Gabus, Juwana, Jakenan dan Pati, yang disayangkan BPBD Kabupaten Pati tidak mendata wilayah terendam seperti yang diminta pada Penyusunan Buku Data Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup, tetapi hanya mendata jumlah pengungsi dan jumlah kerugian. Sedangkan data yang kami peroleh dari Dinas Pertanian adalah sebagai berikut : 1. Data tergenang banjir di Kecamatan Dukuhseti adalah sebagai berikut : • Desa Kembang seluas 65 ha umur 7 – 30 hst (hari setelah tanam); • Desa Dukuhseti seluas 10 ha umur 7 – 30 hst (hari setelah tanam); • Desa Grogolan seluas 10 ha umur 7 – 30 hst (hari setelah tanam); • Desa Tegalombo seluas 7 ha umur 7 – 30 hst (hari setelah tanam); Jumlah 92 ha varietas chrang, Ir 64, Inpari 32, Membramo. 11
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
2. Data Puso yang diakibatkan oleh Bencana Banjir Kecamatan Dukuhseti : • Desa Kembang 51 ha • Desa Grogolan 5,5 ha • Desa Tegalombo 2 ha • Jumlah 58,5 ha umur 15 - 40 hst (hari setelah tanam); Permasalahan banjir merupakan fenomena alam dan termasuk bencana geologi yang tidak dapat dipisahkan dari permasalahan lingkungan hidup dan aktifitas manusia. Sedangkan permasalahan utama yang terjadi di wilayah pesisir yaitu abrasi , akibat rusaknya hutan bakau dan adanya alih fungsi lahan pengaman pantai menjadi areal pertambakan. Upaya pemulihan garis pengaman pantai, baik melalui upaya teknis maupun vegetatif telah dilakukan dibeberapa tempat. Gambar dibawah ini merupakan salah satu contoh upaya pengamanan garis pantai.
Gambar 1.3. Kawasan Pesisir Kabupaten Pati Pada kawasan pesisir telah terjadi degradasi lingkungan yang sangat parah, hutan bakau rusak berat. Kawasan sempadan pantai sudah beralih fungsi menjadi tambak, dibeberapa tempat terjadi abrasi dan hampir sepanjang pantai terjadi akresi yang disebabkan karena tingginya erosi pada daerah hulu, sehingga diperlukan pengelolaan lingkungan yang komprehensif dari hulu ke hilir. Pengelolaan lingkungan hidup untuk daerah hulu dilakukan dengan cara penanaman pohon untuk penghijauan di daerah tangkapan air sehingga akan mengurangi erosi di daerah hulu. Selain itu diadakan penanaman mangrove secara
12
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
masal yang dilaksanakan oleh komunitas peduli lingkungan kerja bareng dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pati.
Gambar 1.4 Penanaman Mangrove di Pantai Kertomulyo E. Klimatologi Temperatur tertinggi di Kabupaten Pati adalah 34˚C dan terendah 23˚C. Berdasarkan data iklim diketahui rata-rata curah hujan bulanan di Kabupaten Pati berkisar 283,92 mm. Rata-rata curah hujan (mm) dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.4 Rata-Rata Curah Hujan Perhari (mm) Kabupaten Pati Tahun 2012-2016 Tahun No.
Bulan
2012 2013 1 Januari 20,20 20,80 2 Februari 16,25 24,44 3 Maret 18,43 23,39 4 April 23,50 26,04 5 Mei 17,63 28,13 6 Juni 14,00 19,55 7 Juli 0,00 15,88 8 Agustus 0,00 21,24 9 September 0,67 52,52 10 Oktober 13,67 13,67 11 Nopember 14,78 17,62 12 Desember 15,43 33,41 Sumber: Kabupaten Pati dalam Angka, 2017
2014 42,05 17,33 16,78 14,60 16,00 16,86 21,00 5,38 11,00 8,00 22,14 25,59
2015 21,85 24,46 23,38 26,08 28,10 19,50 15,86 74,33 4,04 13,60 17,64 33,39
2016 76,06 175,66 106,42 119,93 67,23 75,13 49,97 22,97 55,23 158,97 121,27 141,45
Kabupaten Pati memiliki iklim tropis dengan rata – rata curah hujan di Kabupaten Pati di tahun 2016 sebanyak 2.142 mm dengan 116 hari hujan, 13
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
untuk keadaan hujan cukup, sedangkan untuk temperatur terendah 23ºC dan tertinggi 39ºC. A. Penggunaan Lahan Lahan di Kabupaten Pati digunakan sebagai kawasan budidaya dan kawasan lindung. 1) Kawasan Budidaya Penggunaan lahan untuk kawasan budidaya di Kabupaten Pati dapat dikategorikan menjadi: peruntukan permukiman, pertanian, perkebunan, dan perikanan. Peruntukan permukiman tersebar di seluruh kecamatan dengan konsentrasi tertinggi terdapat di Kecamatan Pati dan Juwana. Peruntukan pertanian untuk persawahan irigasi tersebar di daerah dataran rendah, sedangkan untuk persawahan tadah hujan terdapat di sebagian Kecamatan Tambakromo dan Cluwak, serta tegalan terdapat di sebagian Kecamatan Tlogowungu, Gembong, Margorejo, Trangkil, Margoyoso, dan Gunungwungkal. Peruntukan perkebunan tersebar di sepanjang kawasan Pegunungan Kendeng dan sebagian Kecamatan Dukuhseti. Peruntukan perikanan budidaya tersebar di sepanjang wilayah pantai. 2) Kawasan Lindung Peruntukan kawasan lindung meliputi kawasan hutan lindung di lereng Gunung Muria yang terdapat di sebagian Kecamatan Tlogowungu, Cluwak, Gembong, dan Gunungwungkal. Kawasan tersebut juga berfungsi sebagai kawasan resapan air yang melindungi kawasan di bawahnya. Kawasan lindung lainnya adalah Kawasan Bentang Alam Karst Sukolilo yang terdapat di sebagian Kecamatan Sukolilo, Kayen dan Tambakromo. Kawasan perlindungan setempat meliputi: sempadan pantai di sepanjang kawasan pantai; sempadan sungai di sepanjang sungai yang terdapat di seluruh wilayah Kabupaten Pati; sempadan waduk di sekitar Waduk Gunungrowo dan Seloromo di Kecamatan Gembong; sempadan mata air di sekitar mata air di seluruh wilayah Kabupaten Pati.
14
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gambaran penggunaan lahan di Kabupaten Pati ditampilkan pada peta berikut:
Sumber: Dokumen RTRW Kab. Pati 2010-2030. Gambar 1.5 Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Pati
3) Potensi Pengembangan Wilayah Potensi wilayah di Kabupaten Pati sebagaimana disebut dalam Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Pati Tahun 2010-2030 yang dikembangkan sebagai kawasan budidaya dan kawasan lindung. a) Pengembangan kawasan budidaya • Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Pengembangan kawasan peruntukan hutan produksi dibagi menjadi hutan produksi terbatas dan hutan produksi tetap. • Kawasan Peruntukan Pertanian Pengembangan pertanian ditujukan untuk pertanian lahan basah (sawah) dan hortikultura. • Kawasan Peruntukan Perkebunan Pengembangan kawasan peruntukan perkebunan meliputi kecamatan
:
Margorejo,
Gembong,
Margoyoso,
Gunungwungkal, Cluwak, dan Dukuhseti. 15
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
•
Kawasan Peruntukan Perikanan Pengembangan kawasan peruntukan perikanan terdiri atas: perikanan tangkap, perikanan budidaya tambak, perikanan budidaya air tawar, dan pengolahan ikan.
•
Kawasan Peruntukan Pertambangan Kawasan peruntukan pertambangan mineral meliputi: -
Potensi bahan tambang besi di Kecamatan Dukuhseti dan Kecamatan Tayu.
-
Potensi bahan tambang fosfat di Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Kayen, dan Kecamatan Tambakromo.
-
Potensi bahan tambang kalsit di Kecamatan Kayen
-
Potensi bahan tambang batu gamping untuk semen di Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Kayen, dan Kecamatan Tambakromo.
-
Potensi bahan tambang tras di Kecamatan Tlogowungu dan Kecamatan Cluwak.
-
Potensi bahan tambang sirtu di Kecamatan Cluwak, Kecamatan
Tayu,
Kecamatan
Gunungwungkal,
Kecamatan Gembong, Kecamatan Tlogowungu dan Kecamatan Winong.
b) Kawasan Peruntukan Industri Pengembangan kawasan peruntukan industri terdiri dari industri besar, menengah, kecil dan industri rumah tangga. -
Pengembangan industri besar dan menengah, industri manufaktur berlokasi di Kecamatan Margorejo dan Kecamatan Pati.
-
Industri manufaktur dan perikanan yang berlokasi di Kecamatan Batangan dan Kecamatan Juwana.
-
Industri agro dan pertambangan yang berlokasi di Kecamatan
Tayu,
Kecamatan
Trangkil,
Kecamatan
Margoyoso, Kecamatan Tambakromo, Kecamatan Kayen, dan Kecamatan Sukolilo. 16
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
-
Pengembangan
industri
kecil
dan
rumah
tangga
dikembangkan di seluruh wilayah Kabupaten Pati. c) Kawasan Peruntukan Pariwisata Pengembangan
kawasan
peruntukan
pariwisata
meliputi
pariwisata alam, pariwisata budaya, pariwisata religi, dan pariwisata buatan. d) Kawasan Peruntukan Permukiman Kawasan peruntukan permukiman tersebar di seluruh wilayah Kabupaten
Pati,
dengan
penyebaran
mengikuti
pola
perkampungan di masing-masing kecamatan yang terdiri atas kawasan permukiman perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan. e) Pengembangan Kawasan Lindung Pengembangan kawasan lindung diarahkan untuk pengelolaan kawasan lindung tanpa mengganggu fungsi alam dan tidak mengubah bentang alam serta ekosistem alam. Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Pati ditampilkan pada gambar berikut:
Sumber: Dokumen RTRW Kab. Pati 2010-2030
Gambar 1.6 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Pati 17
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
B. Wilayah Rawan Bencana Kabupaten Pati merupakan salah satu Kabupaten dengan risiko tinggi terhadap bencana. Berdasarkan data IRBI 2013, indeks risiko bencana Kabupaten Pati sebesar 174 dengan kategori sangat tinggi. Sedangkan berdasarkan Peta Daerah Rawan Bencana Kabupaten Pati 2014, terdapat beberapa potensi bencana di Kabupaten Pati yaitu, banjir, tanah longsor, kekeringan, angin puting beliung, gempa bumi, dan gelombang pasang. Adapun persebaran potensi bencana berdasarkan wilayah adalah sebagai berikut: 1) Kawasan rawan banjir di Kabupaten Pati, Potensi bencana banjir di Kabupaten Pati secara umum tinggi karena tersebar hampir di tiap kecamatan di Kabupaten Pati terutama yang berada di sepanjang pesisir pantai diantaranya Kecamatan Dukuhseti, Tayu, Wedarijaksa, Trangkil, Margoyoso, dan Batangan, serta kecamatan yang dilalui Sungai Juwana diantaranya, Kecamatan Jakenan, Juwana, Pati, Winong, Tambakromo, Margorejo, Gabus, Kayen, dan Sukolilo. 2) Kawasan rawan bencana tanah longsor, Ancaman bencana longsor di Kabupaten Pati secara umum terdapat di dua area yaitu area Utara yang berada di lereng Gunung Muria di antaranya Kecamatan Gunungwungkal, Cluwak, Tlogowungu dan Gembong, serta area Selatan yang terdapat pada perbatasan Selatan Kabupaten Pati dengan kabupaten lain diantaranya Kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, Jaken, dan Pucakwangi. 3) Kawasan rawan kekeringan di Kabupaten Pati Wilayah dengan ancaman bencana kekeringan meliputi beberapa wilayah di sisi Selatan yaitu, di sebagian Kecamatan Kayen, Jaken, dan Gabus. 4) Kawasan rawan angin puting beliung di Kabupaten Pati meliputi: Wilayah dengan status risiko tinggi tersebar di wilayah Selatan terutama di Kecamatan Tambakromo Kecamatan Kayen, Gabus, Jakenan, dan Sukolilo.
18
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
5) Kawasan rawan gempa di Kabupaten Pati Beberapa wilayah di Kabupaten Pati dilewati oleh patahan, sehingga berpotensi mengalami bencana gempa bumi, meliputi sebagian wilayah Kecamatan Wedarijaksa, Juwana, Pati, Gabus, Margorejo, Kayen, dan Sukolilo. 6) Kawasan rawan bencana gelombang pasang Kawasan rawan bencana gelombang pasang terdapat di sepanjang pesisir pantai, meliputi Kecamatan Dukuhseti Kecamatan Tayu, Margoyoso, Trangkil, Wedarijaksa, Juwana, dan Batangan. Gambaran peristiwa bencana alam dan wabah penyakit serta perkiraan kerugian yang ditimbulkan di Kabupaten Pati selama periode Tahun 2012-2016 ditampilkan berikut. Tabel 1.5 Peristiwa Bencana Alam dan Wabah Penyakit di Kabupaten Pati Tahun 2012 -2016
Tahun No
Keterangan 2012
2013
2014
2015
2016
Jumlah Lokasi Bencana 1.
NA
217
333
63
85
NA
19.157,49
1.643.413,66
756.354,45
890.467
b. Demam Berdarah
303
569
280
923
1.226
c. Hepatitis
NA
NA
71
92
158
d. Tuberkolosis
633
544
495
372
104
di Kabupaten Pati Perkiraan kerugian 2. akibat bencana (juta rupiah) Jumlah wabah/Endemi 3. pada manusia (kasus)
Sumber: Dinas Kesehatan dan BPBD Kabupaten Pati, 2017.
19
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa bencana terjadi setiap tahun dan menimbulkan kerugian yang cukup besar. Nilai kerugian akibat bencana pada tahun 2014 terlihat paling besar dibanding tahun-tahun lainnya. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2014 terjadi bencana banjir besar di Kabupaten Pati yang melanda 182 desa/kelurahan yang tersebar di 16 kecamatan mengakibatkan 48.846 rumah terendam dan 45.697 jiwa penduduk mengungsi. Bencana ini diikuti bencana tanah longsor yang mengakibatkan kerusakan pada talud jalan maupun tanggul sungai. Besarnya nilai kerugian akibat bencana maupun banyaknya penduduk terdampak bencana menunjukkan bahwa indek kerentanan dalam menghadapi bencana tinggi, sedangkan indek kapasitas daerah dalam penanggulangan bencana masih rendah. Oleh karena itu untuk menurunkan indek risiko bencana diperlukan strategi peningkatan kapasitas daerah dalam penanggulangan bencana.
C. Kondisi Demografi Berdasarkan proyeksi BPS Kabupaten Pati, jumlah penduduk pada tengah tahun 2016 sebanyak 1.239.989 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 825 jiwa/km2. Semakin tinggi kepadatan penduduk mengindikasikan tingkat kerapatan penggunaan lahan untuk kawasan terbangun, sehingga beban lingkungan hidup juga semakin tinggi. Kepadatan penduduk di Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.6 Kepadatan Penduduk di Kabupaten Pati Tahun 2011-2016 Tahun
Jumlah Penduduk (jiwa)
Kepadatan Penduduk (jiwa / km2)
2012
1.207.399
803
2013
1.218.016
810
2014
1.225.594
815
2015
1.232.889
820
2016*
1.239.989
825
Sumber: BPS Kabupaten Pati 2013-2017
Perbandingan kepadatan penduduk kabupaten di Provinsi Jawa Tengah menunjukkan Kabupaten Pati memiliki kepadatan penduduk relatif rendah. 20
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Berdasarkan Jawa Tengah dalam Angka Tahun 2017, kepadatan penduduk Kabupaten Pati (825 jiwa/km2) menempati urutan ke-8 kepadatan penduduk terendah dari 29 kabupaten lainnya, setelah Kabupaten Blora (475), Wonogiri (521), Rembang (611), Grobogan (684), Purworejo (686), Wonosobo (789), dan Cilacap (792). Sex Ratio penduduk Kabupaten Pati Tahun 2016 sebesar 93,97, artinya setiap 100 perempuan dalam suatu kawasan di Kabupaten Pati, akan terdapat pula sebanyak 94 pria di dalamnya sehingga bisa dikatakan cukup seimbang. Gambaran jumlah penduduk Kabupaten Pati berdasarkan jenis kelamin periode 2012-2016 ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 1.7 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Pati Tahun 2012-2016 Jenis Kelamin
2012
2013
Tahun 2014
Laki-Laki
586.531
590.181
Perempuan
620.529
Jumlah Total Laju Pertumbuhan (%)
2015
2016*
593.810
597.314
600,723
627.835
631.784
635.598
639,266
1.207.060
1.218.016
1.225.594
1.232.912
1.239.989
0,71
0,91
0,60
0,57
0,62
Sumber: BPS Kabupaten Pati 2013-2017
Berdasarkan Jawa Tengah dalam Angka tahun 2017, laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Pati menempati urutan ke-14 diantara 35 kabupaten/kota yang ada di Jawa Tengah. Dalam kurun waktu 2012-2016, laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Pati cenderung menurun. Tingkat kesejahteraan masyarakat dan kegiatan perekonomian di suatu daerah sangat tergantung pada sumber daya yang dimiliki daerah tersebut. Salah satu sumber daya daerah yang sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat adalah penduduk. Banyaknya penduduk yang bekerja akan berdampak pada peningkatan kemampuan daya beli. Peningkatan pendapatan penduduk sangat menentukan pemenuhan kebutuhan hidup yang lengkap dan tingkat kesejahteraan penduduk. Berikut adalah gambaran penduduk usia kerja di Kabupaten Pati periode 2012-2016. 21
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 1.8 Penduduk Usia Kerja Kabupaten Pati Tahun 2012-2016 Angkatan Kerja (orang)
Penduduk Bukan Usia Kerja/
Tahun
Angkatan Mencari Kerja
Tenaga Kerja
Bekerja
Kerja (orang) (Pengangguran)
(orang)
2012
562.487
78.177
262.503
903.167
2013
594.736
46.863
259.583
901.182
2014
607.933
41.390
293.015
942.338
2015
617.299
28.613
306.283
952.195
2016*
627.652
26.979
307.294
961.925
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, 2013–2016 dan Disnaker Kabupaten Pati 2017. Catatan: 2016* data diolah Pusdatin Kemnaker RI.
Berdasarkan gender, sekitar 75% bukan angkatan kerja adalah perempuan, dimana persentase tersebut yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga adalah sekitar 75%, menunjukan produktivitas perempuan rendah. Beberapa indikator yang menggambarkan kondisi ketenagakerjaan adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Semakin tinggi TPAK menunjukkan semakin tinggi pula pasokan tenaga kerja yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian, sedangkan TPT yang tinggi menunjukkan terdapat banyak angkatan kerja yang tidak terserap pada pasar kerja. Tabel 1.9 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten Pati Tahun 2012-2016 Tahun
Penduduk Usia Kerja / Tenaga Kerja (orang)
Angkatan Kerja (orang)
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%)
2012
903.167
640.664
70,94
2013
901.182
641.599
71,20
2014
942.338
649.323
68,91
22
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
2015
952.195
645.912
67,83
2016*
961.925
654.631
68,05
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, 2013 – 2016 dan Disnaker Kab. Pati 2017. (Catatan: 2016* data diolah Pusdatin Kemnaker RI).
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) selama 5 (lima) tahun terakhir cenderung mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan penurunan angkatan kerja. Penurunan drastis tingkat pengangguran terjadi di tahun 2013. Hal ini dikarenakan survey di tahun 2012 dilakukan berdekatan dengan hari raya, sehingga penduduk usia kerja yang merantau ke luar wilayah Kabupaten Pati berada di rumah dan meningkatkan persentase pengangguran. Tabel 1.10 Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Pati Tahun 2012-2016 Mencari Kerja
Tingkat Angkatan
Tahun
(pengangguran) (orang)
Kerja (orang)
Pengangguran Terbuka (TPT) (%)
2012 2013 2014
78.177 46.863 41.390
640.664 641.599 649.323
12,20 7,30 6,37
2015
28.613
645.912
4,43
2016* 26.979 654.631 4,12 Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, 2013 – 2016 dan Disnaker Kab. Pati 2017. (Catatan: 2016* data diolah Pusdatin Kemnaker RI).
1.2.2. Potensi Unggulan Daerah A.
Potensi Pertanian Kondisi daerah Pati dengan karakteritik yang beragam menjadikan beragam pula potensi pertanian yang ada di Kabupaten Pati. Potensi pertanian di wilayah Kabupaten Pati beraneka ragam dan tersebar di seluruh kecamatan. Bidang pertanian unggulan meliputi tanaman pangan, perkebunan, sayuran, peternakan dan perikanan. Unggulan tanaman pangan padi, jagung, kedelai, kacang tanah, ketela pohon, dan ubi jalar. Sedangkan untuk tanaman yang 23
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
dipanen berkali kali meliputi : kacang panjang, cabe besar, cabe rawit, jamur, tomat, terung, buncis, ketimun, labu siam,kangkung, semangka dan blewah. Tanaman yang dipanen hanya sekali yaitu : Bawang merah bawang putih, bawang daun, kentang, kol, kupis, sawi, wortel, lobak dan kacang merah. Sedangkan unggulan perkebunan tebu, kopi, kakao, durian dan kelapa. Terdapat komoditas khas Kabupaten Pati yaitu: kelapa kopyor, Jeruk Pamelo. Berkaitan dengan program nasional pemerintah terkait dengan ketahanan pangan, maka difokuskan terhadap peningkatan produksi dan produktivitas padi. Untuk produksi dan rata-rata produksi padi dan palawija tahun 2017 adalah sebagai berikut : Komoditas Padi sawah luas panen 111.094 ha, Produksi 652.675, rata-rata produksi 58,75. Sedangkan komunitas padi ladang adalah sebagai berikut : luas panen 3.308, produksi 13,669 rata-rata produksi 41,23. Beberapa strategi yang telah dilaksanakan melalui beberapa aspek yaitu penyediaan sumber-sumber air, perbaikan pola tanam, peningkatan jalan usaha tani yang diharapkan dapat membatu distribusi hasil pertanian serta peningkatan ketersediaan faktor-faktor produksi. Program kegiatan ini didukung oleh beberapa sumber dana anggaran APBN, APBD Provinsi dan APBD Daerah. B.
Potensi Peternakan Potensi peternakan di wilayah Kabupaten Pati meliputi ternak besar dan ternak
kecil.
Ternak
besar
yang
dominan
keberadaannya
dan
pengembangannya di seluruh wilayah Kabupaten Pati adalah sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, domba dan Babi. Data BPS pada Kabupaten Pati Dalam Angka Tahun 2017 menunjukkan jumlah sapi potong sebanyak 94.619, sapi perah 148 ekor dan kerbau sebanyak 1.436 ekor, Kambing 179.552 ekor, domba 23.792, babi 588. Potensi
pengembangan
ternak kecil
di
Kabupaten Pati
saat
ini
memungkinkan adanya pengembangan kawasan-kawasan peternakan di areal-areal pertanian yang kurang produktif dengan skala besar dengan 24
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
system close house yang tidak begitu menganggu lingkungan sekitar melalui kerjasama antara pemilik modal (swasta) dan masyarakat (pemilik tanah pertanian) dengan sistem bagi hasil. Dilihat dari klimatologi, pengembangan ternak kecil dapat dialokasikan di seluruh kecamatan. Sedangkan kawasan peternakannya sendiri dialokasikan di areal pertanian yang kurang produktif seperti tegalan atau di lahan dengan peruntukan holtikultura. Ternak kecil didominasi ayam buras dan ayam kampung. Kabupaten Pati Dalam Angka Tahun 2017 menyebutkan jumlah ayam buras sebanyak 7.402.065 ekor, ayam kampong sebanyak 969.644 ekor. C.
Potensi Perikanan Potensi bidang perikanan baik perikanan darat maupun perikanan laut di Kabupaten Pati sangat potensial dan prospektif, hal ini sesuai dengan semboyan Kabupaten Pati yaitu Pati Bumi Mina Tani. Kabupaten Pati mempunyai luas wilayah pesisir seluas 37.943 Ha yang meliputi 7 Kecamatan yaitu Kecamatan Batangan, Juwana, Wedarijaksa, Trangkil, Margoyoso, Tayu dan Dukuhseti. Sedangkan jumlah desa pesisir sebanyak 136 desa. Panjang pantai relative panjang yaitu sepanjang 60 km, luas tambak pesisir 10.193.116 ha, luas tambak garam 2.838.111 ha, (dari 4 kecamatan pesisir yaitu Kecamatan Batangan, Juwana, Wedarijaksa, dan Trangkil) produksi garam tahun 2017 sebanyak 115.638,86 ton. Produksi perikanan
tangkap
sebanyak
27.654.878
kg
bila
dirupiahkan
Rp.239.573.812.700,00, produksi perikanan budidaya tambak sebanyak 31.755.940 kg bila dirupiahkan Rp. 503.875.470.000,00, produksi perikanan budidaya
kolam
sebanyak
10.257.690
kg
bila
dirupiahkan
Rp.165.222.865.000,00, produksi perairan umum (sungai) sebanyak 108.249 kg bila dirupiahkan Rp.203.338.000,00, produksi perairan umum (waduk) sebanyak 19.010 kg bila dirupiahkan Rp.987.245.000,00. Selain produksi sector perikanan di Kabupaten Pati juga dikembangkan produk olahan ikan berupa pemindangan, ikan asin, pemanggangan, trasi, krupuk ikan, pengolahan segar, dan diverifikasi pengolahan lain. (Data selayang pandang perikanan 2017)
25
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
D.
Potensi Industri Bidang industri di Kabupaten Pati berkembang seiring dengan kemudahan aksesibilitas. Bidang industri ini tumbuh khususnya pada daerah Kecamatan Juwana yang dilalui jalur Pantura dan berdekatan dengan pelabuhan Juwana. Industri di wilayah Juwana sangat beragam sebagian besar merupakan produksi industri kuningan, industri olahan ikan. Di Kecamatan Juwana juga terdapat industri batik Bakaran. Selain itu di Kecamatan Margoyo adalah merupakan sentra industri tapioka yang memberikan kontribusi terhadap pencemaran lingkungan. Industri besar umumnya berlokasi pada jalan utama atau kolektor primer sedangkan industri kecil tersebar di kawasan permukiman penduduk. Menurut Data BPS Pati Dalam Angka Tahun 2017 membagi jenis industri menjadi industry besar dan sedang yang dirinci menurut jenis industri menjadi sebagai berikut : indsuti makanan minuman jumlah 181 buah, indsutri tembakau 4 buah, industri tekstil 14 buah , industri kertas dan percetakan 4 buah, indsutri kimia dan barang dari kimia 5 buah, industri karet dan barang dari karet 4 buah, indsutri galian bukan logam 10 buah, industri
kuningan 24 buah, industri lainnya 9 buah.
Pengembangan industri pada tahun-tahun mendatang harus diprioritaskan pada kawasan Pati Selatan untuk memeratakan pertumbuhan dan perkembangan wilayah. Kegiatan industri nantinya dapat berupa pengolahan hasil tambang sebagai bahan dasar bangunan seperti semen, dimana bahan bakunya banyak tersedia di daerah Pati Selatan. E.
Potensi Pertambangan Kabupaten Pati memiliki potensi pertambangan yang cukup besar dan terdapat
di
Kawasan
Pati
Selatan.
Lokasi
kawasan
peruntukan
pertambangan mineral dan batubara meliputi : (1) Potensi bahan tambang besi di Kecamatan Dukuhseti dan Kecamatan Tayu dengan luas kurang lebih 0,35 Ha (nol koma tiga puluh lima hektar). (2) Potensi bahan tambang fosfat di Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Kayen, dan Kecamatan Tambakromo dengan luas kurang lebih 13,2 Ha (tiga belas koma dua hektar). (3) Potensi bahan tambang kalsit di Kecamatan 26
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Kayen dengan luas kurang lebih 0,03 Ha. (nol koma nol tiga hektar) (4) Potensi bahan tambang batu gamping untuk semen di Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Kayen, dan Kecamatan Tambakromo dengan luas kurang lebih 9.101 Ha (sembilan ribu seratus satu hektar). (5) Potensi bahan tambang tras di Kecamatan Tlogowungu dan Kecamatan Cluwak dengan luas kurang lebih 81,5 Ha (delapan puluh satu koma lima hektar). (6) Potensi bahan tambang sirtu di Kecamatan Cluwak, Kecamatan Tayu, Kecamatan Gunungwungkal, Kecamatan Gembong, Kecamatan Tlogowungu dan Kecamatan Winong dengan luas kurang lebih 334,3 Ha (tiga ratus tiga puluh empat koma tiga hektar). (7) Potensi bahan tambang tanah liat terdapat di Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Kayen, Kecamatan Tambakromo, Kecamatan Winong, Kecamatan Pucakwangi, Kecamatan Jakenan dan Kecamatan Jaken dengan luas kurang lebih 18.600 Ha (delapan belas ribu enam ratus hektar). Potensi bahan tambang minyak dan gas bumi adalah pertambangan minyak bumi yang terdapat di seluruh Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Pati. Namun demikian potensi tambang yang cukup besar ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan manfaat bagi masyarakat Kabupaten Pati serta tidak mengabaikan fungsi kelestarian lingkungan hidup. F.
Potensi Pariwisata Kabupaten Pati memiliki potensi pariwisata yang apabila dikembangkan memiliki prospek yang bagus. Jenis Pariwisata di Kabupaten Pati dibedakan menjadi 3 yaitu :
1.
Wisata Alam meliputi : a.
kawasan agrowisata berada di sepanjang lereng Gunung Muria bagian timur meliputi Kecamatan Tlogowungu, Kecamatan Gembong, Kecamatan Gunungwungkal dan Kecamatan Cluwak;
b.
kawasan pariwisata Air berada di Kecamatan Kayen;
c.
kawasan pariwisata Gua Pancur berada di Kecamatan Kayen; 27
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
d.
kawasan pariwisata Air Terjun Nggrenjengan Sewu berada di Kecamatan Gunungwungkal; dan
e.
kawasan pariwisata Air Terjun Tadah Hujan, Gua Wareh, Sendang Widodari berada di Kecamatan Sukolilo;
2.
Wisata Budaya meliputi : a.
kawasan pariwisata Genuk Kemiri di Kecamatan Pati;
b.
kawasan pariwisata Pintu Gerbang Majapahit berada di Kecamatan Margorejo; dan
c.
kawasan pariwisata Religi berada Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Kayen, Kecamatan Margoyoso, Kecamatan Tayu.
3.
Wisata Buatan meliputi : a.
kawasan pariwisata Waduk Gunung Rowo di Kecamatan Gembong;
b.
kawasan pariwisata Sendang Tirta Marta Sani berada di Kecamatan Tlogowungu; dan kawasan pariwisata pendidikan lingkungan di TPA Margorejo. Selain itu Kabupaten Pati juga kaya akan keindahan alam dan peninggalan sejarah yang memungkinkan pertumbuhan dan pengembangan wilayah berbasis pariwisata, dengan ditunjang oleh sumberdaya alam dan bidang-bidang unggulan seperti pertanian, peternakan,
perikanan,
industri,
pertambangan
dan
bidang
pariwisata itu sendiri.
Pengembangan pariwisata dilaksanakan melalui pengembangan paket wisata, jalur wisata, pengadaan sarana dan prasarana penunjang seperti hotel dan penginapan serta meningkatkan aksesibilitas dengan meningkatkan kondisi jalan dan menyediakan sarana transportasi menuju obyek wisata.
1.3. PENETAPAN ISU PRIORITAS Pemerintah Kabupaten Pati mempunyai komitmen yang kuat untuk melaksanakan pembangunan dengan tetap memperhatikan kualitas lingkungan 28
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
hidup, karena memperhatikan kualitas lingkungan hidup menjadi hal yang sangat krusial dilakukan saat ini mengingat kerusakan lingkungan hidup mulai berdampak dalam skala lokal dan berkontribusi terhadap skala global. Penyebabnya adalah pembangunan dan industrialisasi yang selama ini kurang mempertimbangkan
aspek
lingkungan
hidup.
Menjadikan
Sustainable
Development Goals (SDGs) sebagai agenda global yang fokus menangani masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan, merupakan agenda yang harus dilaksanakan guna meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Guna lebih memfokuskan pembangunan yang memperhatikan kualitas lingkungan, maka perlu dilakukan indentifikasi isu-isu prioritas lingkungan hidup yang terjadi di Kabupaten Pati. Sebagaimana telah diuraikan pada bagian depan (lihat 1.1), isu prioritas yang konkrit sesuai dengan kondisi permasalahan lingkungan hidup di Kabupaten Pati bisa ditegaskan lagi menjadi ada empat isu, yaitu: 1.
Kurangnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah sejak dari sumbernya atau lemahnya praktek 3R, yaitu: reused, reduced and recycled) Bertambah jumlah penduduk, perubahan perilaku dan gaya hidup disertai pertumbuhan ekonomi, bertambahnya daerah permukiman mengakibatkan bertambahnya volume jumlah sampah setiap harinya lengkap dengan jenis sampah yang dihasilkan. Sarana dan prasarana persampahan yang terbatas akan menimbulkan permasalahan yang semakin kompleks sehingga banyak masyarakat dalam mengelola sampah kurang memperhatikan kaidah-kaidah pengelolaan sampah yang akhirnya membuang sampah di jalan, saluran selokan, sungai dan lahan-lahan terbuka. Sumber-sumber sampah biasanya diperoleh dari sisa sampah rumah tangga, sampah pertanian, sampah dari pasar, sampah perkantoran, sampah rumah sakit, sampah sekolah, sampah industri, sampah konstruksi bangunan gedung, sampah peternakan dan sampah perikanan. Dimana masing-masing sumber penghasil sampah mempunyai kewajiban untuk mengelola sampah yang dihasilkan sejak dari sumber timbulan sampah. Oleh sebab itu penanggulangan sampah bukan hanya urusan pemerintah semata namun juga membutuhkan partisipasi 29
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
seluruh elemen lapisan masyarakat dan industri swasta. Laju produksi sampah sering kali tidak sebanding dengan proses penangannya sehingga perlu dipikirkan
bagaimana
pemerintah
daerah
Kabupaten
Pati
untuk
menanggulangi masalah persampahan serta bagaimana masyarakat difasilitasi dan dimotivasi dalam melaksanakan program 3R (reused, reduced and recycled). 2.
Masih rendahnya pengelolaan limbah domestik rumah tangga Hampir sama dengan isu yang pertama, rendahnya pengelolaan limbah domestik rumah tangga yang dihasilkan oleh sumber-sumber sampah banyak yang tidak dikelola dengan benar. Sumber- sumber pencemaran air dan tanah di bumi berasal dari kegiatan manusia . Dan sumber pencemaran tersebesar berasal dari limbah industri dan rumah tangga. Kedua limbah tersebut, jika diolah dengan baik, maka dapat mengurangi pencemaran pada air maupun tanah. Pengolahan limbah domsetik sangat dibutuhkan. Hal ini untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan limbah yang baik. Pengolahan limbah domestik, adalah pengolahan limbah, sehingga air yang dibuang bukan lagi air yang tercemar zat perusak, melainkan air yang lebih bersih. Pengolahan limbah domestik masih tergolong rendah, karena masih banyak rumah tangga yang membuang limbah domestiknya tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu sehingga akan mencemari lingkungan sekitar yang berakhir dengan permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh limbah domestik rumah tangga.
3.
Masih rendahnya pengelolaan limbah industri Limbah industri adalah limbah yang dihasilkan dari suatu industri. Jenis dan karakteristik limbah industri sangat beragam sesuai dengan jenis industri itu sendiri. Limbah industri membutuhkan pengolahan bila ternyata mengandung senyawa pencemaran yang berakibat menciptakan kerusakan terhadap lingkungan atau paling tidak berpotensial menciptakan pencemaran. Untuk itu, diperlukan teknologi-teknologi pengolahan limbah yang baik. Kondisi di Kabupaten Pati relatif masih banyak industri yang belum mengelola limbah indutrinya, kalau pun mengelola masih belum memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan. Jumlah pelaku usaha yang sudah memiliki IPLC (Izin Pembuangan Limbah Cair) saat ini baru 23 (dua puluh tiga) 30
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
pelaku usaha. Hal ini akan mempengaruhi kualitas lingkungan hidup kalau limbah industri tidak dikelola dengan baik. Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat dibagi menjadi empat bagian: a. Limbah cair biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air. Komponen pencemaran air pada umumnya terdiri atas bahan buangan padat, bahan buangan organik, dan bahan buangan anorganik. b. Limbah padat. Limbah padat adalah limbah yang sesuai dengan sifat benda padat merupakan sampingan hasil proses produksi. Pada beberapa industri tertentu, limbah ini sering menjadi masalah baru sebab untuk proses pembuangannya membutuhkan satu pabrik pula. c. Limbah gas dan partikel. Limbah gas dan parikel adalah limbah yang memanfaatkan udara sebagai media. Pabrik mengeluarkan gas, asap, partikel, debu melalui udara, dibantu angin memberikan jangkauan pencemaran
yang
cukup
luas.
Gas,
asap,
dan
lain-lain
berakumulasi/bercampur dengan udara basah mengakibatkan partikel tambah berat dan malam hari turun bersama embun. d. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat, konsentrasinya, dan jumlahnya secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak, dan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Pengelolaan Limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup
reduksi,
penyimpanan,
pengumpulan,
pengangkutan,
pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan limbah B3. Pengelolaan Limbah B3 ini bertujuan untuk mencegah, menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan, memulihkan kualitas lingkungan tercemar, dan meningkatan kemampuan dan fungsi kualitas lingkungan. 4.
Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan hutan dan mangrove Kabupaten Pati yang memiliki garis pantai sepanjang 60 km, seharusnya mempunyai potensi yang cukup besar di sektor perikanan berikut kegiatan budidaya yang dapat dilakukan di wilayah pesisir. 31
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Demikian halnya dengan mangrove sudah seharusnya dipelihara dengan baik, karena mngrove merupakan tanaman yang sangat bermanfaat untuk kelestarian lingkungan di wilayah pesisir Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di air payau ,dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan
ini
tumbuh
pelumpuran
dan
khususnya akumulasi
di
tempat-tempat
bahan organik. .
di
Hutan
mana
terjadi
mangrove
di
Kabupaten Pati mulai terancam dengan banyaknya lahan mangrove yang ditebang dan dijadikan lahan area pertambakan. Permasalahan lingkungan yang timbul karena pengrusakan mangrove selama tahun 2017 berjumlah .... kasus. Penurunan kualitas lingkungan hidup yang disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan hutan dan mangrove yaitu : a. Terjadinya abrasi disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia,penyebab
faktor
alam
karena
adanya
arus
gelombang yang terjadi akibat pasang surut air laut, sehingga lamakelamaan mengikis tepian pantai, dan pemanasan global yang mengakibatkan suhu di permukaan bumi meningkat, sehingga membuat permukaan air diseluruh kemudian
merendam
daerah
dunia yang
meningkat
dan
permukaannya rendah.
Sedangkan abrasi yang disebabkan oleh faktor
manusia, yaitu
pengambilan batu karang dan pasir di pesisir pantai sebagai bahan bangunan, dan penebangan pohon-pohon pada hutan mangrove atau hutan pantai Hutan mangrove penting terhadap lingkungan dikarenakan hutan mangrove memiliki peranan atau fungsi yang penting baik fungsi fisik,
fungsi kimia, fungsi biologi, fungsi ekonomi dan
fungsi wisata, apabila hutan mangrove rusak atau bahkan hilang, banyak kerugian yang harus ditanggung manusia ataupun makhluk hidup lainnya serta lingkungan, seperti moluska, kepiting, ikan, udang, dan biota lainnya dan kerusakan pantai, dan lain-lainnya
32
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
1.4. MAKSUD DAN TUJUAN MAKSUD : Dokumen informasi Kienerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah dimaksudkan untuk mendokumentasikan perubahan/kecenderungan kondisi lingkungan
hidup,
permasalahan,
solusi
pemecahan
permasalahan
lingkungan hidup yang ada di Kabupaten Pati dengan kekuatan yang dimiliki serta menyediakan informasi yang dapat memberikan gambaran tingkat keberhasilan kinerja pengelolaan lingkungan hidup di wilayah Kabupaten Pati Tahun 2017. TUJUAN : Tujuan penyusunan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah di Kabupaten Pati adalah: 1.
Menyediakan basis data untuk meningkatkan mutu informasi tentang pengelolaan lingkungan hidup yang merupakan bagian dari sistem pelaporan publik dan sebagai bentuk dari akuntabilitas publik;
2.
Menyediakan informasi kinerja yang menggambarkan keberhasilan kinerja dan sebagai acuan perencanaan pembangunan daerah jangka pendek dan menengah sebagai upaya perbaikan berkesinambungan untuk peningkatan kinerja pengelolaan lingkungan hidup;
3.
Menyediakan sumber informasi sebagai dasar peningkatan kualitas pengambilan
kebijakan/keputusan,
dengan
memperhatikan
dan
mempertimbangkan aspek lingkungan dengan daya dukung dan daya tampungnya; 4.
Menyediakan informasi kinerja pengelolaan lingkungan hidup sebagai sarana publik untuk melakukan pengawasan dan penilaian Tata Praja Lingkungan (Good Environmental Governance) daerah serta sebagai landasan publik untuk ikut berperan dalam menentukan kebijakan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
33
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
1.5. RUANG LINGKUP PENULISAN Ruang
lingkup
penulisan
Informasi
Kinerja
Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah ini, terdiri atas: I.
Bab I Pendahuluan Pendahuluan ini memuat mengenai latar belakang penyusunan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Pati. Pada bab ini juga dipaparkan mengenai profil dan keadaan umum Kabupaten Pati secara garis besar. Gambaran singkat proses penyusunan dan perumusan isu prioritas juga dicantumkan. Bab ini juga menyebutkan maksud dan tujuan dari penulisan IKPLHD serta ruang lingkup penulisan laporan ini.
II.
Bab II Isu Prioritas Lingkungan Hidup Daerah Pada bab ini disebutkan gambaran mengenai tiga isu prioritas Kabupaten Pati yaitu Kurangnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah sejak dari sumbernya atau lemahnya praktek 3R, yaitu: reused, reduced and recycled), Masih rendahnya pengelolaan limbah domestik rumah tangga, Masih rendahnya pengelolaan limbah industri dan Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan hutan dan mangrove. Muatan yang dituangkan pada bab isu prioritas adalah yang berkaitan dengan proses perumusan isu prioritas, mulai dari tahapan penyaringan isu hingga proses analisis yang digunakan untuk memperoleh isu prioritas.
III. Bab III Analisa Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah Bab ini memuat analisis Pressure, State, dan Response untuk masingmasing isu lingkungan hidup di Kabupaten Pati, yang meliputi: a.
Tata Guna Lahan Data yang dituangkan dalam sub bab ini adalah yang berkaitan dengan tataguna lahan yang juga mencakup perubahan lahan seperti luas penggunaan lahan berdasarkan tata ruang wilayah,
34
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
luas wilayah yang digunakan untuk usaha pemanfaatan hutan, perkebunan, pertambangan, pariwisata dan lain sebagainya. b.
Kualitas Air Data yang disajikan meliputi kualitas air sungai, air tanah, dan air laut di Kabupaten Pati dengan parameter yang telah ditentukan.
c.
Kualitas Udara Data yang dituangkan meliputi status mutu udara ambien, Indeks Pencemaran Udara (IPU), kebakaran hutan dan lahan, ISPA, sumber pencemar (bergerak dan tidak bergerak), konsumsi BBM, dan bahan tercemar yang terjadi di Kabupaten Pati.
d.
Resiko Bencana Data yang dimasukan berupa informasi rawan bencana atau kekhususan sumber daya alam yang berpotensi menimbulkan bencana alam seperti gempa tektonik, gempa vulkanik, gempa runtuhan, banjir, dan longsor. Selain itu mencantumkan juga sumber daya alam yang berpotensi terjadi bencana non alam seperti gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, wabah penyakit, dan bencana sosial.
e.
Perkotaan Perkembangan daerah perkotaan di Kabupaten Pati merupakan tuntutan sekaligus jawaban dari perkembangan penduduk maupun
kegiatan
kecenderungannya seringkali
masyarakat
semakin
menimbulkan
sulit persoalan
perkotaan di
kontrol yang
yang sehingga
menyangkut
persoalan lingkungan. Kemunduran lingkungan perkotaan indikasinya dapat dilihat dari aspek fisik yang meliputi pencemaran air, udara, kerusakan lahan, dan timbulan sampah. Selain itu dapat dilihat juga di aspek sosial ekonomi yang meliputi dampak dari manusia yang membuat kehidupan tidak nyaman. 35
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
IV. Bab IV Inovasi Daerah dalam Pengelolaan Ligkungan Hidup Pada bab ini memuat inisiatif-inisiatif yang dilakukan oleh Kepala Daerah Kabupaten Pati dalam upaya meningkatkan kualitas lingkungan
hidup.
Inisiatif
yang dilakukan
dalam
bentuk
peningkatan kapasitas lembaga daerah. Selain itu pada bab ini juga mencantumkan inisiatif yang dikembangkan oleh masyarakat Kabupaten Pati. V. Bab V Penutup. Bab ini memuat intisari dari bab II sampai dengan bab IV dan rencana tindak lanjutnya termasuk yang berimplikasi kepada kebijakan kepala daerah.
36
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
BAB II ISU PRIORITAS LINGKUNGAN HIDUP LAPORAN IKPLHD KABUPATEN PATI TAHUN 2017
BAB III ANALISIS PSR| 1
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
BAB II ISU PRIORITAS LINGKUNGAN HIDUP Penetapan Isu Prioritas Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Pati akan mempermudah konsentrasi dalam penanganan permasalahan lingkungan hidup di Kabupaten Pati, dengan memperhatikan kondisi alam, kecenderungan lingkungan yang sering terjadi, tipologi masyarakat serta ketersediaan sumber daya, baik sumber daya alam, sumber daya manusia maupun sumber dana.Hal lain yang turut menentukan penanganan isu prioritas lingkungan hidup yaitu kewenangan daerah. Seiiring dengan sistem Desentralisasi yang mengarah kepada penyerahan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada daerah berdasarkan asas otonomi. Sejalan dengan pelaksanaan desentralisasi perlu dilakukan penataan, peningkatan kemampuan dan kinerja daerah. Penataan daerah ini bertujuan untuk mewujudkan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah. Tujuan lainnya adalah untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat, peningkatan kualitas pelayanan publik, dan meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan. Upaya penataan daerah ini juga ditujukan kepada kemampuan meningkatkan daya saing nasional dan daya saing daerah, serta dapat memelihara keunikan adat istiadat, tradisi, dan budaya daerah. Penyelenggaraan pembangunan di Kabupaten Pati dalam lima tahun terakhir telah menunjukkan capaian yang positif antara lain Penghargaan Adipura untuk kota kecil, sampai dengan tahun 2017 ini merupakan penghargaan Adipura yang ke -11, penghargaan Adipura Kencana tahun 2014, penghargaan Adipura Buana tahun 2016, penghargaan Adiwiyata Nasional, Adiwiyata Mandiri dari tahun 2008 – 2016, penghargaan yang diraih oleh Pasar Puri yaitu plakat pasar terbaik pada tahun 2013 , Penghargaan Wahana Tata Nugraha yang diberikan untuk Kabupaten yang berhasil menata transportasi dan lalu lintas dan memiliki kinerja baik dalam pengelolaan sistem transportasi kota juga dalam hal manajemen lalu lintas parkir dan pengelolaan terminal yang diperoleh dari tahun 2012 -2016, penghargaan Satya Lencana Karya Bhakti Praja sebagai 10 besar BAB II ISU STRATEGIS| 37
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
penyelenggaran pemerintahan terbaik tahun 2017, Juara 1 lomba Lingkungan Bersih Sehat (LBS) tingkat Provinsi Jawa Tengah. Juara 1 lomba 3R (Reduse Reuse Recycle) tingkat provinsi yang diwakili oleh siswa SD N Ngarus 02, Penghargaan sebagai kabupaten dengan ketahanan pangan no 3 nasional, TPA terbaik untuk kota kecil., Namun demikian serentetan penghargaan di atas belum bisa dikatakan Pemerintah Kabupaten Pati telah berhasil dalam pencapaian sasaran pembangunan daerah yang relative kompleks. Guna memenuhi kebutuhan warga Kabupaten Pati dengan wilayah yang cukup luas dengan kekhasan masing-masing wilayah diperlukan kerja keras dan cerdas untuk memperoleh tatanan kehidupan, masyarakat yang sejahtera dengan tetap memperhatikan kondisi lingkungan hidup. Masalah Pembangunan Kabupaten Pati dapat diidentifikasikan dalam beberapa bidang. Penentuan permasalahan pembangunan sebagai bahan proses identifikasi isu strategis dimulai dari: (i) identifikasi prioritas sasaran pembangunan di RPJPD Kabupaten Pati; (ii) Evaluasi RPJMD 2012-2016; (iii) sinergitas
RTRW;
(iv)
pengelompokan
permasalahan
menurut
urusan
pemerintahan; dan (v) analisis lingkungan strategis regional, nasional, dan internasional. Dari proses identifikasi tersebut kemudian diperoleh daftar calon isu strategis. Selanjutnya, dilakukan pembobotan melalui konsultasi publik, sehingga dihasilkan daftar isu strategis daerah. Sebagaimana hasil identifikasi yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Pati Tahun 2017 – 2022, urusan lingkungan hidup masuk dalam Urusan Pemerintahan Wajib yang Tidak Berkaitan dengan Pelayanan Dasar. Isu startegis lingkungan hidup di Kabupaten Pati meliputi : 1)
Pemantauan status mutu air di bawah 50%. Hal ini menyebabkan indeks kualitas air masih rendah (46,67). Oleh karena itu, diperlukan upaya penanganan limbah domestik dan industri sebagai kontributor pencemar air.
2)
Persentase penanganan sampah masih rendah (12,20%). Hal tersebut disebabkan oleh kemampuan masyarakat untuk mengurangi volume sampah. Oleh karena itu perlu upaya untuk menangani sampah mulai dari sumbernya.
BAB II ISU STRATEGIS| 38
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
3)
Rasio ruang terbuka hijau masih di bawah standar (20%). Oleh karena itu diperlukan adanya upaya untuk menambah ketersediaan ruang terbuka hijau di masyarakat.
Selain memperhatikan isu strategis yang berkaitan dengan bidang lingkungan yang ada di Kabupaten Pati, juga memperhatikan tantangan isu dari kewenangan daerah Kabupaten Pati sebagai berikut 1)
Mandat RPJPD Kabupaten Pati yaitu: (i) Kualitas SDM yang berkualitas dan berbudaya; (ii) pertumbuhan ekonomi; (iii) lingkungan hidup yang berkelanjutan; (iv) tata pemerintahan yang baik; (v) prasarana dan sarana yang kondusif; (vi) daya tarik dan daya saing daerah.
2)
Mandat dari RTRW kabupaten Pati yaitu: (i) melayani PKL; (ii) sebagai salah satu kawasan lindung geologi.
3)
Mandat Visi misi Kepala Daerah Terpilih Kabupaten Pati, yaitu: (i) isu kesejahteraan masyarakat; (ii) Isu pelayanan publik.
4)
Tantangan isu dari Kajian Lingkungan Hidup Strategis, diidentifikasi isu pembangunan berkelanjutan prioritas, yaitu: (i) Isu kemiskinan; (ii) Isu penurunan produktivitas tanaman pangan; (iii) Isu penambangan tanpa izin; (iv) Isu rawan bencana alam dan iklim; (v) Isu penurunan kualitas dan kuantitas air; (vi) Isu pengelolaan limbah domestik belum optimal; (vii) Isu pengelolaan limbah industri belum optimal; (viii) Isu pengelolaan persampahan belum optimal; (ix) Isu kurang sadarnya masyarakat dalam pengelolaan hutan; (x) Isu menurunnya tutupan lahan hijau.
Setelah melakukan analisis SWOT isu, dilakukan proses pembobotan isu, dan konsultasi publik, maka ditarik kesimpulan bahwa payung besar isu strategis Kabupaten Pati meliputi: 1) Isu sarana prasarana wilayah dan kerja sama antar daerah; 2) Isu pembangunan lingkungan hidup yang berkelanjutan dan ketahanan bencana; 3) Isu Pembangunan Kualitas Sumber Daya Manusia, Kemiskinan dan kesejahteraan sosial; 4) Isu Penguatan ekonomi dan daya saing daerah; BAB II ISU STRATEGIS| 39
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
5) Isu tata kelola pemerintahan yang bersih, profesional dan akuntabel dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi
Dari hasil indentifikasi permasalahan tersebut selanjutnya ditetapkan isu strategis yang salah satunya adalah isu pembangunan lingkungan hidup yang berkelanjutan dan ketahanan bencana. Lingkungan hidup yang sehat menjadi isu strategis menjawab tantangan pembangunan berkelanjutan dan analisis Kajian Lingkungan Hidup Strategis. Berikut ini adalah isu-isu yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pembangunan terkait lingkungan hidup berkelanjutan.
Kondisi topografi dan geologi, sebagian besar wilayah Pati merupakan daerah rawan bencana sehingga bencana hampir terjadi setiap tahun. Pola hidup masyarakat yang tidak peduli terhadap pengurangan risiko bencana yang ditandai dengan besarnya kerugian akibat bencana menunjukkan bahwa kapasitas daerah dalam penanggulangan bencana masih rendah. Penurunan kualitas sumberdaya air diakibatkan oleh pencemaran dan aktivitas penduduk yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan. Diantaranya buangan limbah industri dan domestik yang belum terolah dengan baik. Selain itu perilaku masyarakat yang masih BABS terutama di badan air, turut berkontribusi meningkatkan cemaran air. Penurunan kuantitas sumberdaya air disebabkan karena berkurangnya kawasan tangkapan air. Hal ini terkait alih fungsi lahan, dan rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan hutan. Terjadinya alih fungsi lahan hijau menjadi lahan terbangun juga akan berakibat pada peningkatan emisi karbon yang akan meningkatkan kerawanan bencana iklim yang berdampak pada anomali cuaca. Secara ringkas isu keberlanjutan lingkungan hidup terkait dengan dampak perubahan iklim yang berisiko pada kejadian bencana alam. Fokus isu lingkungan mencakup: (i) Isu kelestarian lingkungan hidup dan pengendalian pencemaran; (ii) Isu peningkatan lingkungan permukiman dan sanitasi sehat. Isu Lingkungan hidup direspon dengan misi ke delapan yaitu "Meningkatkan kualitas lingkungan hidup guna mendukung pembangunan yang berkelanjutan".
BAB II ISU STRATEGIS| 40
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
kualitas lingkungan yang semakin menurun di wilayah Kabupaten Pati. Isu-isu lingkungan tersebut terutama berkaitan dengan masih kurangnya kesadaran masyarakat
akan
pentingnya
pelestarian
lingkungan,
pengarusutamaan
pembangunan yang berwawasan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) bagi seluruh sektor yang ditempuh dalam setiap kebijakan pembangunan dalam rangka menciptakan terjaminnya keseimbangan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup, serta menurunnya kualitas dan kuantitas sumber daya air. Untuk mencapai tujuan dan sasaran daerah, kabupaten Pati merencanakan serangkaian strategi yang akan dijalankan selama 5 (lima) tahun ke depan untuk mewujudkan visi: "Mewujudkan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dan Pelayanan Publik". Hubungan visi dan misi kabupaten Pati 2017-2022 digambarkan melalui gambar II.1. bahwa Visi Kabupaten Pati adalah mencapai dua keadaan ideal yaitu: (i) meningkatnya kesejahteraan rakyat dan (ii) meningkatnya kualitas pelayanan publik. Pencapaian kedua keadaan ideal tersebut memerlukan landasan kokoh yang harus dibangun selama kurun 2017-2022. Landasan dasar sebagai komponen utamanya adalah: (i) pemerintah yang berkemampuan dan akuntabel, serta (ii) masyarakat yang berdaya. Pemerintah memainkan peran sebagai regulator, distributor, dan alokator sumberdaya untuk menyediakan pelayanan publik yang berkualitas dan akuntabel. Sementara, warga memainkan peran sebagai produsen, mitra, dan juga pengawas pembangunan dan penyelenggaraan pelayanan publik. Sinergitas kerjasama antara pemerintah dan masyarakat akan menghasilkan kesejahteraan masyarakat. Pencapaian kondisi tersebut memerlukan serangkaian strategi dan arah kebijakan untuk menjalankan ke-8 misi secara sinergis.
BAB II ISU STRATEGIS| 41
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Pengatur/ Penyedia
Pemerintah yang berkemampuan & akuntabel
Masyarakat yang berdaya
Pelayanan publik
Regulasi/Pengaturan Pelayanan Administratif • Pengontrol Mitra
Kesejahteraan Masyarakat
Pelayanan Dasar
Gambar 2.1 Skema Visi Kabupaten Pati
Perumusan strategi dan arah kebijakan harus memperhatikan hasil analisis KLHS supaya mendukung pembangunan berkelanjutan. Adapun Analisis KLHS untuk penyusunan strategi dan arah kebijakan pembangunan Pati tahun 2017-2022 dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Penurunan daya dukung air terhadap akses air bersih; a.
Pengurangan jasa ekosistem ketersediaan pangan, air bersih, dan keanekaragaman hayati;
b.
Dampak perubahan iklim mengancam peningkatan erosi, longsor dan sedimentasi serta menurunnya fungsi pengendali air sehingga pada musim hujan terjadi banjir dan musim kemarau terjadi kekeringan. Hal tersebut memunculkan adanya wilayah rawan bencana alam dan iklim.
c.
Intensifikasi untuk mengejar produktivitas dengan bahan kimia secara tidak langsung mengancam kesehatan manusia dari konsumsi produk pangan pertanian;
d.
Penanggulangan kelompok miskin rentan terhadap isu pembangunan berkelanjutan, dengan beberapa penyebabnya adalah: Pemanfaatan hasil ekstraksi alam tanpa kontrol untuk penyediaan pangan dan energi berisiko menurunkan keragaman hayati; Persentase masyarakat miskin terbesar merupakan petani. Hal tersebut diantaranya karena penerapan sistem budidaya pertanian yang kurang efektif serta adanya perubahan iklim yang berpotensi menyebabkan gagal panen. BAB II ISU STRATEGIS| 42
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
e.
Diperlukan penambahan strategi untuk: (i) Peningkatan pengelolaan sampah, limbah industri, dan limbah domestik; (ii) Peningkatan kualitas dan kuantitas air dengan mempertahankan tutupan lahan hijau; (iii) Peningkatan kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan.
Dengan mempertimbangkan analisis KLHS tersebut, maka Rangkaian strategi untuk mencapai Misi ke 8 dijalankan dengan strategi : (i) Pemerintah menegakkan regulasi dan (ii) Masyarakat
berperilaku
menjaga
lingkungan sehat. Kondisi ini diharapkan menjadi pemacu mengurangi risiko kerusakan lingkungan dan potensi bencana sehingga menciptakan kesejahteraan rakyat. Berdasar analisis KLHS, strategi ini dilengkapi dengan tindak lanjutnya berupa: 1. Pengembangan perencanaan, kebijakan fiskal dan keberpihakan 2. Pengembangan skema insentif dan disinsentif dalam pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan; 3. Pengembangan infrastruktur ramah lingkungan dan mendukung mitigasi bencana; 4. Peningkatan pengelolaan sampah, limbah industri dan limbah domestik; 5. Peningkatan kualitas dan kuantitas air dengan mempertahankan tutupan lahan hijau; 6. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan; 7. Pemasyarakatan mitigasi bencana. Rangkaian strategi untuk mencapai Visi "Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat dan Pelayanan Publik" digerakkan melalui beberapa arah kebijakan, arah kebijakan yang berkaitan dengan lingkungan hidup adalah Kemitraan pemerintah daerah dan masyarakat dalam untuk mengurangi kerusakan lingkungan dan risiko bencana; Kemitraan pemerintah, dunia usaha, masyarakat dan Pemerintah Kabupaten sekitar dalam kawasan wilayah pengembangan Wanarakuti untuk Perluasan pasar dan variasi komoditas industri kreatif dan industri berbahan baku lokal dari masyarakat dengan memperhatikan keselamatan lingkungan dan mengurangi risiko bencana.
BAB II ISU STRATEGIS| 43
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Keterkaitan antara Visi, Misi, Sasaran, dan Strategi Karena bidang lingkungan hidup masuk pada Misi ke delapan guna mencapai Visi “Mewujudkan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dan Pelayanan Publik" maka keterkaitan antara Visi, Misi dan strategi difokuskan pada Misi, sasaran dan Strategi kedelapan sebagai berikut : MISI 8:
Meningkatkan kualitas lingkungan hidup guna mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
Tujuan Tujuan 8.1. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup
8.2. Menurunnya risiko bencana
Sasaran 8.1.1. Menurunnya kerusakan lingkungan
8.2.1. Meningkatnya kesiagaan masyarakat untuk mitigasi bencana
Strategi 8.1.1.1. Peningkatan indeks kualitas air melalui peningkatan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah dan limbah domestik, penguatan fungsi pengawasan lingkungan; 8.1.1.2. Peningkatan luasan tutupan lahan melalui perluasan dan pengelolaan ruang terbuka hijau. 8.2.1.1. Peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana melalui Desa tangguh Bencana; 8.2.1.2. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam menanggulangi bencana melalui penguatan kelembagaan.
Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Kewilayahan Berdasarkan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Tengah 2013-2018, Kabupaten Pati masuk dalam wilayah pengembangan Wanarakuti (JuwanaJepara-Kudus-Pati) yang meliputi Kabupaten Jepara, Kudus dan Pati. Wilayah ini diarahkan sebagai PKW dan PKL dengan simpul utama berada di kawasan perkotaan Kudus, didukung oleh perkotaan Jepara, Pecangaan, Tayu Pati dan Juwana. Potensi regional yang dimiliki adalah potensi : (i) primer berupa perikanan; (ii) sekunder meliputi furniture, pengolahan tembakau, pengolahan ikan; dan (iii) tersier berupa pariwisata. Khusus untuk Kabupaten Pati, potensi unggulan yang dikembangkan adalah industri tapioka, batik dan kuningan; Minapolitan TPI Bajomulyo I dan Bajomulyo II di Kecamatan Juwana, dengan BAB II ISU STRATEGIS| 44
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
komoditas unggulan cumi, kakap merah dan pindang; Agropolitan dengan komoditas jeruk pamelo dan kelapa kopyor. Adapun arah pengembangan klaster di Kabupaten Pati meliputi klaster tapioca, pengolahan hasil laut, kerajinan kuningan, konveksi, buah-buahan, budidaya bandeng air tawar, kopi, sutera alam, makanan ringan, batik tulis bakaran, handycraft, dan kapuk. Sementara itu untuk destinasi wisata yang dikembangkan adalah destinasi wisata Waduk Gunungrowo, Kebon Kopi Jolong, Goa Pancur dan Wareh. Secara khusus, sasaran yang diharapkan dapat dicapai Kabupaten Pati terkait pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, dan TPT tahun 2017-2018 adalah sebagaimana tercantum dalam tabel berikut : Secara khusus, sasaran yang diharapkan dapat dicapai Kabupaten Pati terkait pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, dan TPT tahun 2017-2018 adalah sebagaimana tercantum dalam tabel berikut : Tabel 2.1 Sasaran Pertumbuhan Ekonomi, Angka Kemiskinan, dan TPT Kabupaten Pati Tahun 2017-2018
No
Indikator
1
Pertumbuhan Ekonomi
2 3
Angka Kemiskinan TPT
2017
2018
5,50 – 5,90
5,90 – 6,30
8,98 7,44
7,99 7,27
Sumber: Perubahan RPJMD Jawa Tengah 2013-2018
Memperhatikan potensi dan keunggulan wilayah Wanarakuti yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, serta memperhatikan arah pengembangan wilayah Jawa Tengah ke depan, maka ditetapkan konsep pengembangan wilayah Wanarakuti adalah Pengembangan Wilayah Wanarakuti yang Lestari Berbasis Industri, Pariwisata, dan Agrominapolitan. Potensi industri pengolahan yang berada di Kudus dan Pati dapat memberikan kontribusi terhadap ekonomi wilayah dan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, sedangkan pariwisata yang ada di Kudus maupun Jepara, dimana saat ini Jepara sebagai destinasi wisata nasional bahkan akan bertaraf internasional. Agrominapolitan merupakan konsep BAB II ISU STRATEGIS| 45
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
penggabungan antara potensi perikanan yang ada disepanjang pesisir Wanarakuti terutama di wilayah Pati bagian utara dan pertanian yang diharapkan dapat memberikan kontribusi bahan pokok industri pengolahan, pertanian ini berada di Jepara dan Pati bagian selatan. Guna mendukung konsep tersebut maka arah kebijakan dan strategi pengembangan
wilayah
Wanarakuti
utamanya
aspek
lingkungan
hidup
sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.2 Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Wilayah Wanarakuti Aspek Lingkungan Hidup
Konsep Pengembangan Pengembangan Wilayah Wanarakuti yang Berbasis Konsep Pengembangan Industri pariwisata dan Agrominapolitan
Aspek Lingkungan Hidup
Kebijakan Terwujudnya wilayah Wanarakuti yang ramah lingkungan dan berkelanjutan
Strategi Menjaga kondisi dan fungsi kawasan hulu (Muria) dan kawasan Kars (Kendeng, Sukolilo) sebagai kawasan lindung Menertibkan pembangunan tidak berijin pada kawasan lindung Menjaga kelestarian Wilayah pesisir sebagai daerah lindung luapan air laut Menertibkan penambangan liar Menjaga kelestarian DAS
Dari uraian diatas setelah dilakukan analisis dengan metode SWOT diperoleh Isu Lingkungan Stategis yang kemudian dilakukan FGD bersama pemangku kepentingan dan elemen masyarakat serta pemerhati lingkungan diperoleh Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas yang tertuang dalam KLHS RPJMD sebagai berikut:
BAB II ISU STRATEGIS| 46
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
1.
Isu Kemiskinan
2.
Isu penurunan produktivitas tanaman pangan
3.
Isu Penambangan Tanpa Izin
4.
Isu Rawan Bencana Alam dan Iklim
5.
Isu Penurunan Kualitas dan Kuantitas Air
6.
Isu Pengelolaan Limbah Domestik belum optimal
7.
Isu Pengelolaan Limbah Industri belum optimal
8.
Isu Pengelolaan Persampahan belum optimal
9.
Isu Kurang sadarnya masyarakat dalam Pengelolaan Hutan
10.
Isu Menurunnya Tutupan lahan hijau
Dari kesepuluh Isu Pembangunan Berkelanjutan prioritas, dengan mekanisme Musrenbang, laporan masyarakat, saran masukkan dan pengaduan warga serta diskusi dengan Tim Pembahas Dokumen IKPLHD yang terdiri dari OPD terkait serta mengikutkan kalangan akademis Isu Prioritas Lingkungan Hidup Daerah meliputi : 1) kurangnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah sejak dari sumbernya atau lemahnya praktek 3R, yaitu: reused, reduced and recycled); dan 2) Masih rendahnya pengelolaan air limbah domestik rumah tangga; 3) Masih rendahnya pengelolaan limbah industri, 4) Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan hutan dan mangrove.
BAB II ISU STRATEGIS| 47
BAB III ANALISIS PRESSURE STATE RESPONSE ISU LINGKUNGAN HIDUP DAERAH LAPORAN IKPLHD KABUPATEN PATI TAHUN 2017
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
BAB III ANALISIS PRESSURE STATE DAN RESPONSE ISU LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
3.1. TATA GUNA LAHAN Penggunaan lahan di Kabupaten Pati pada tahun 2017 seluas 59.270 hektar atau sekitar 39,42% merupakan lahan pertanian sawah dan seluas 60.314 hektar atau 40,11% merupakan lahan pertanian kering, kemudian luas lahan bukan pertanian seluas 30.755 hektar atau 20,45%. Tabel 3.1. Luas Jenis Lahan di Kabupaten Pati Berdasarkan Kecamatan Luas Lahan Luas Lahan No
Kecamatan
Lahan
Jumlah
Pertanian
Pertanian
Bukan
Luas
Sawah
Kering
Pertanian
Lahan
1
Sukolilo
7.292
4.825
3.796
15.913
2
Kayen
4.937
2.365
2.301
9.603
3
Tambakromo
2.947
2.979
1.321
7.247
4
Winong
4.221
3.720
2.053
9.994
5
Pucakwangi
5.023
6.345
915
12.283
6
Jaken
3.595
2.355
902
6.852
7
Batangan
2.088
2.121
857
5.066
8
Juwana
1.536
2.956
1.101
5.593
BAB III ANALISIS PSR| 48
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
9
Jakenan
3.963
268
1073
5.304
10
Pati
2.558
270
1.421
4.249
11
Gabus
4.075
108
1.368
5.551
12
Margorejo
2.750
2.300
1.131
6.181
13
Gembong
823
4.675
1.232
6.730
14
Tlogowungu
1.829
6.114
1.503
9.446
15
Wedarijaksa
2.178
874
1.033
4.085
16
Trangkil
1040
2.246
998
4.284
17
Margoyoso
1.265
3.055
1.677
5.997
18
Gunungwungkal
1.627
2.983
1.570
6.180
19
Cluwak
1.344
3.830
1.757
6.931
20
Tayu
2.184
1.309
1.266
4.759
21
Dukuhseti
2.063
4.616
1.480
8.159
59.270
60.314
30.755
150.368
Jumlah
Sumber : Kabupaten Pati Dalam Angka Tahun 2017
Berdasarkan jenis penggunaan lahannya, Kecamatan Pucakwangi didominasi oleh lahan kering seluas 6.345 hektar. Hal ini disebabkan karena wilayahnya yang berada pada perbukitan dengan bentuk lahan struktural, sedangkan Kecamatan Gabus memiliki lahan kering tersempit seluas 108 hektar, disebabkan karena Kecamatan Gabus berada pada wilayah bentuk lahan fluvial dimana sebagian besar wilayahnya berupa lahan sawah. Lahan BAB III ANALISIS PSR| 49
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
basah terluas berada di Kecamatan Sukolilo dengan luas 7.292 hektar, sedangkan lahan basah tersempit seluas 823 hektar yaitu di Kecamatan Gembong.
Gambaran kondisi Penggunaan Lahan Kabupaten Pati disajikan pada Gambar 3.1.
BAB III ANALISIS PSR| 50
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gambar 3.1. Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Pati
BAB III ANALISIS PSR| 50
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Selain itu Kabupaten Pati memiliki wilayah pesisir sepanjang 60 km, yang meliputi
7 Kecamatan yaitu Kecamatan Batangan, Juwana, Wedarijaksa,
Trangkil, Margoyoso, Tayu dan Dukuhseti. 1.
Analisis State Penggunaan lahan di Kabupaten Pati pada 2017 mengalami perubahan dari tahun-tahun sebelumnya.
Data penggunaan lahan hasil olahan data
spasial diperoleh data sebagai berikut luas lahan sawah irigasi menunjukkan penurunan dari yang semula 59.494,458 Ha turun menjadi 58.290,374 Ha pada tahun 2017 atau turun sebesar 0,97%. Luas sawah tadah hujan juga mengalami penurunan dari luasan 10.589,809 Ha menjadi 6.654,225 Ha. Atau mengalami penurunan seluas 0,62%. Luas perkebunan juga menunjukkan penurunan 22.677,673 Ha menjadi 19.628,124 atau turun sebesar 0,86%. Sebaliknya luas lahan permukiman yang semula 13.000 Ha meningkat menjadi 15.239,527 Ha pada tahun 2017, atau naik sebesar 0,85% Pertambahan penduduk akan menimbulkan timbulan sampah yang apabila tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan cemaran tanah yang mempengaruhi kualitas tanah sehingga tidak bisa dimanfaatkan sebagai lahan produktif pertanian. Simpangan penggunaan lahan yang terjadi pada beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Pati yang meliputi Kecamatan Juwana, Margoyoso, Tayu, Sukolilo, Kayen, Margorejo (Pati Dalam Angka 2017). Luasan pesisir yang meliputi 7 kecamatan terdapat kegiatan antara lain : budidaya tambak, pengolahan garam, dan pertanian pasang surut serta pelabuhan pendaratan ikan. Dibawah ini gambar Peta Citra Satelit Pantai Kabupaten Pati Tahun 2001 dan 2014.
BAB III ANALISIS PSR| 51
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gambar 3.2 Peta Citra Satelit Pantai Kabupaten Pati Tahun 2001 dan 2014
2.
Analisis Pressre Tekanan tata guna lahan paling utama adalah terjadi akibat angka pertumbuhan penduduk yang pada 5 tahun belakang berkisar 0,68% (tahun 2011 sampai dengan tahun 2017) dan pergeseran pola pikir masyarakat dan tututan
kebutuhan
untuk
memaksimalkan
produktivitas
lahan
yang
dimilikinya, sehingga berakibat terhadap perubahan fungsi lahan yang semula berupa lahan pertanian, tegalan atau perkebunan menjadi lahan permukiman, maupun home industri. Perubahan fungsi lahan sebagian besar berdampak pengurangan tutupan lahan atau vegetasi karena sebagian besar lahan dimanfaatkan untuk permukiman, kegiatan industri rumahan/home industri dan industri manufaktur. Hal ini akan berdampak pada penurunan kualitas air, kualitas udara maupun permasalahan persampahan. Permasalahan pesisir yang ada di Kabupaten Pati yaitu : Abrasi/Erosi, Akresi/Sedimentasi, Kerusakan dan Mangrove. 3.
Analisis Response Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pati untuk meningkatkan indeks kualitas lingkungan hidup adalah dengan membuat beberapa strategi, salah satunya berkaitan dengan penggunaan lahan. Strategi tersebut antara lain: meningkatkan pengawasan lingkungan, pengawasan tata BAB III ANALISIS PSR| 52
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
ruang, meningkatkan pengawasan hutan lindung melaksanakan program penghijauan dengan pengadaan bibit tanaman dan benih sehingga akan meningkatkan
indeks tutupan lahan, serta melakukan kegiatan preventif
untuk para pelaku usaha dan/atau kegiatan yang akan memohon izin lingkungan.
Setiap
pemrakarsa
yang
mengajukan
permohonan
izin
lingkungan diharuskan melampirkan informasi kesesuaian ruang terkait dengan lokasi yang akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan dan/atau usaha. Dari informasi kesesuaian ruang tersebut akan diketahui sesuai atau tidaknya lokasi yang akan digunakan dengan peruntukan ruang. Kalau tidak sesuai maka tidak akan diterbitkan izin lingkungan. Untuk mewujudkan strategi tersebut, Pemerintah Kabupaten Pati membuat beberapa program yaitu: (1) Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan, Usaha dan/atau kegiatan
yang sudah memiliki izin lingkungan (2) Program
Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam (SDA), dan (3) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan, serta Program penyampaian informasi Pengelolaan Lingkungan berkaitan dengan kegiatan preventif sebelum usaha dan/atau kegiatan itu dilaksanakan. Terkait dengan perubahan tata guna lahan ini, upaya untuk tetap mempertahankan kualitas lingkungan dalam kaitan dengan tutupan lahan terus dilakukan. Dengan mewajibkan alokasi ruang terbuka hijau sebesar 20% untuk kegiatan publik untuk privat sebesar 10.% Ditinjau dari indeks tutupan lahan di Kabupaten Pati masih mencapai 50,57 (Lampiran Tabel 3 dan Lampiran Perhitungan IKLH). Melalui pelaksanaan program perlindungan dan konservasi SDA Pemerintah Kabupaten Pati menargetkan pemenuhan indeks tutupan lahan terus meningkat sehingga dapat memberikan dukungan peningkatan IKLH sesuai target lima tahun mencapai 68,5. Kondisi persentase penanganan pada kawasan lindung saat ini sebesar 2,19%, dengan adanya pembuatan program perlindungan dan konservasi sumber daya hutan ditargetkan persentase penanganan pada kawasan lindung meningkat menjadi 13,15% pada lima tahun mendatang sesuai dengan penjabaran pada RPJMD Kabupaten Pati Tahun 2017-2022. Pencapaian target tersebut juga didorong BAB III ANALISIS PSR| 53
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
melalui peningkatan peran serta masyarakat termasuk dunia usaha melalui kegiatan penghijauan dan reboisasi. Sesuai data Menuju Provinsi Hijau Kabupaten Pati tahun 2017, telah terealisasi penghijauan sebanyak 2.482 pohon. Dengan asumsi 1 pohon dapat mengcover 5 m2 sehingga luas tutupan lahan Kabupatrn Pati pada tahun 2017 bertambah seluas 12.410 m2 atau seluas 12,41 Ha. Respon pemerintah Kabupaten Pati untuk permasalahan kawasan pesisir adalah : Pembangunan breakwater (pemecah ombak), groin dan , jetty sepanjang kurang lebih sepanjang lebih dari 200 meter, pembangunan kolam tambat kapal, Penanaman masal mangrove.
3.2. KUALITAS AIR SUNGAI
Pencemaran air ditimbulkan oleh adanya kegiatan industri baik industri kecil skala rumah tangga ataupun industri menengah selain itu kegiatan domestik dan pertanian juga memberikan kontribuasi terhadap terjadinya pencemaran air. Sumber daya air merupakan salah satu sumber daya terpenting bagi kehidupan manusia dalam melakukan berbagai aktivitas kegiatannya, termasuk kegiatan pembangunan. Meningkatnya jumlah penduduk dan kegiatan pembangunan telah meningkatkan kebutuhan akan air. Di lain pihak, ketersediaan sumber daya air semakin terbatas, bahkan di beberapa tempat sudah dapat dikategorikan berada dalam kondisi kritis. hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti penurunan kualitas air akibat adanya pencemaran dan berbagai aktivitas manusia yang mengabaikan kelestarian lingkungan, serta
berkurangnya
ketersediaan
sumberdaya
air
akibat
aktivitas
penggundulan hutan dan berbagai bentuk perubahan fungsi lahan, sehingga menyebabkan berkurangnya fungsi daerah tangkapan air. Di banyak daerah terjadi kecenderungan penurunan kuantitas dan kualitas air bersih, bahkan sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan.
BAB III ANALISIS PSR| 54
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Berbagai aktivitas manusia telah menurunkan daya dukung dan kualitas lingkungan, sehingga turut mempengaruhi ketersediaan air bersih. Disamping itu, berbagai limbah dan cemaran yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia tersebut, juga menurunkan kualitas air yang ada, sehingga tidak lagi dapat memenuhi syarat sesuai dengan peruntukannya. Kondisi tersebut tentu dapat menyebabkan penurunan fungsi dan pemanfaatan sumberdaya air tersebut, sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia maupun makhluk hidup lainnya akan menjadi terbatas. Bertitik tolak dari kenyataan tersebut diatas, maka dalam rangka memenuhi kebutuhan air untuk berbagai aktivitas kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, maka kelestarian sumber daya air perlu terus dijaga. Prinsip dasar yang berkaitan dengan pemanfaatan air secara efisien perlu untuk terus digalakkan, dengan mengedepankan aspek daya dukung dan konservasi sumber daya air yang tersedia. Kebutuhan air terbesar berdasarkan sektor kegiatan dapat dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu kebutuhan domestik, pertanian (irigasi), dan industri. 3.2.1. Air Permukaan Tanah Air permukaan tanah pada prinsipnya berasal dari air hujan yang masuk ke dalam tanah dan keluar kembali ke sungai atau badan air lainnya melalui aliran intra (interflow) dan sebagian lagi tetap tersimpan sebagai air tanah (ground water) yang secara bertahap juga akan keluar ke permukaan di daerah rendah dalam jangka waktu yang cukup lama sebagai limpasan air tanah (run off). Air permukaan meliputi; mata air, air sungai, air danau/situ alamiah, air danau/situ buatan, bendungan dan rawa. Air permukaan tanah di Kabupaten Pati berupa sungai-sungai yang berpotensi sebagai sumber air, seperti Sungai Sani, Simo, Kersulo, Bapoh, Tayu, Sat, Brati dan Juwana. Sedangkan sungai-sungai yang berada di Pati Selatan BAB III ANALISIS PSR| 55
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
adalah Sungai Widodaren, Brati, Lembang, Godo, Gono, Kedonglo, dan Sentul. Selain sungai, di Kabupaten Pati terdapat dua waduk yaitu Gembong dan Gunungrowo, serta terdapat 31 bendungan, 28 embung dan 440 daerah irigasi meskipun sebagian tidak sepanjang tahun dialiri air. Peranan sungai di wilayah Pulau Jawa termasuk Kabupaten Pati cukup besar, terutama untuk memenuhi kebutuhan irigasi pertanian yang menjadi pemasok kebutuhan air bagi sawah/ lahan pertanian. Sungai-sungai di Kabupaten Pati yang dibagi menjadi wilayah Daerah Aliran Sungai, yang termasuk dalam DAS Jratunseluna (Jragung, Tuntang, Serang, Lusi dan Juana). Aliran sungai ini diarahkan pada pemanfaatan secara optimal sekaligus rehabilitasi terhadap sumber daya alam/ hutan, tanah dan air yang rusak serta untuk meningkatkan kegiatan pertanian sehingga dapat memberikan pengaruh pada sektor-sektor lain. 3.2.2. Air Bawah Tanah Air bawah tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah (aquiter) dan atau cekungan di dalam tanah. Air bawah tanah tersebut dapat dibedakan menjadi : a.
Air Tanah Bebas Air tanah bebas adalah air tanah yang terdapat pada lapisan pembawa air yang tidak tertekan dan tidak tertutup oleh lapisan kedap air. Permukaan ini sangat dipengaruhi oleh musim dan mutunya tergantung pada keadaan lingkungan sekitar. Pada daerah dekat pantai kedalaman muka air tanah paling dangkal 0,10-2,5 meter, sedang pada dataran pantai dekat pegunungan berkedalaman 1–3 meter. Air tanah bebas dimanfaatkan pada sumur gali yang banyak terdapat di daerah Kecamatan Pati.
b.
Air Tanah Tumpang/Semi Tertekan/Artetis Air tanah tumpang adalah air tanah semi tertekan yang terbentuk di atas lapisan kedap air (permeable zone) namun masih di dalam zone aerasi BAB III ANALISIS PSR| 56
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
(tidak jenuh air). Air ini tidak dapat dimanfaatkan karena pengaruh variasi rembesan dan volume cukup besar. c.
Air Tanah Tertekan Air tanah tertekan adalah air tanah yang terkandung didalam suatu lapisan pembawa air yang berada pada lapisan aquater yang diapit oleh lapisan kedap air. Air tanah tertekan merupakan sumber-sumber air yang hampir tetap debitnya. Debit air sedikit sekali dipengaruhi oleh musim dan keadaan disekelilingnya.
3.2.3. Potensi Air Tanah Potensi air tanah di Kabupaten Pati diklasifikasikan menjadi 4 (empat) yaitu: a.
Air Tanah Besar Debit maksimum mencapai 7 l/dt. Kedalaman aquiter terbatas sekitar 30 meter. Penyebaran aquiter luas, ketebalan berkisar 2 – 10 meter di bagian barat dan menipis di bagian timur.
b.
Air Tanah Sedang Debit maksimum mencapai 3,5 l/dt. Kedalaman aquiter 30 – 90 meter arah miring ke laut.
c.
Air Tanah Kecil Debit maksimum mencapai 1,5 l/dt. kedalaman aquiter 50 - 120 meter makin ke dalam kearah utara.
d.
Air Tanah Setempat-tempat Debit maksimum mencapai 10 l/dt. Kedalaman aquiter tidak berbedabeda tergantung pada topografi 75 - 100 meter. Penyebaran aquiter tidak merata. Potensi air tanah bervariasi, terdapat setempat-setempat. Berdasarkan peta sebaran potensi air tanah, sebagaimana tersaji pada Gambar 2.4, maka wilayah Pati Selatan pada bagian atas (perbukitan Karst Kendeng) untuk bagian Selatan ketersediaan air tanah relatif kurang, dimana potensi air tanah dalam kondisi terbatas sampai dengan langka. Sedangkan pada bagian utara relatif cukup baik sampai dengan BAB III ANALISIS PSR| 57
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
terbatas, mengingat pada wilayah tersebut banyak terdapat sungai dan mata air. Adapun wilayah Pati selatan bagian bawah sudah terpengaruh oleh intrusi air laut, sehingga air tanah sudah terasa payau/ asin. Kondisi wilayah yang relatif datar dan adanya aliran sungai Juwana turut mempengaruhi intrusi air laut. Untuk wilayah Pati Utara, ketersediaan air tanah dipangaruhi oleh daerah tangkapan air yang berada di sekitar lereng gunung Muria. Lereng gunung Muria yang relatif masih alami dan banyak terdapat hutan, memberikan keuntungan bagi wilayah dibawahnya dalam ketersediaan air tanah. Berdasarkan sebaran potensi air tanah, maka bagian wilayah Pati Utara terdapat 4 zona potensi air tanah. Bagian Barat yang merupakan pegunungan air tanah relatif langka, sedangkan pada wilayah perbukitan yang merupakan lereng gunung Muria kondisi air tanah cukup baik. Adapun pada wilayah dataran rendah sebagian besar cukup baik, walaupun pada daerah-daerah tertentu sudah mulai terbatas. Untuk wilayah pesisir, kondisi air tanah sudah terpengaruh oleh intrusi air laut sehingga air tanah sudah terasa payau sampai dengan asin.
BAB III ANALISIS PSR| 58
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gambar 3.3. Peta Potensi Air Tanah di wilayah Kabupaten Pati Analisa State, Pressure dan Response Kualitas Air 1.
State Kualitas Air Sungai Secara umum, suatu pencemaran air banyak disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia. Berdasarkan hal tersebut, maka sumber pencemaran air di wilayah Kabupaten Pati dapat diklasifikasikan dalam tiga kegiatan utama, yaitu : 1. Kegiatan Agro Industri Sumber pencemaran kegiatan agro industri berasal dari usaha peternakan dan pertanian. Beban pencemaran untuk limbah agro industri adalah untuk parameter-parameter BOD5, TSS dan Nitrogen anorganik. 2. Kegiatan Industri Pengolahan Sumber pencemaran industri pengolahan (berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pati) terdiri dari industri makanan, minuman dan tembakau, industri kuningan, industri galian
BAB III ANALISIS PSR| 59
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
bukan logam, industri konveksi termasuk batik, industri kayu dan bahan bangunan dari kayu, industri kertas dan percetakan. Beban pencemaran untuk industri pengolahan adalah untuk parameterparameter BOD5, COD, TSS, TDS, minyak dan lemak serta Nitrogen anorganik. 3. Kegiatan Limbah Domestik Beban pencemaran kegiatan limbah domestik adalah untuk parameterparameter BOD5, COD, TSS, minyak dan lemak serta Nitrogen anorganik. Kualitas air sungai di Jawa Tengah pada umumnya telah dipengaruhi oleh limbah dari berbagai aktivitas manusia, baik itu berupa limbah domestik, industri, pertanian, dan peternakan, tidak terkecuali dengan kualitas air sungai di Kabupaten Pati. Untuk mengetahui kondisi kualitas air sungai di wilayah Kabupaten Pati, maka dilakukan pengujian kualitas air Sungai Sani, Jiglong dan Sungai Lengkowo. Ketiga sungai tersebut adalah sungai yang melintas Kota Pati. Sungai Sani merupakan salah satu sungai di Kabupaten Pati yang melintas di kota Pati. Kondisi fisik Sungai Sani mempunyai panjang sungai 13,2 km, debit air maksimum 5.000 L/detik dan debit air minimum 100 L/detik, mempunyai ratarata lebar dasar 12,7 m, rata-rata lebar permukaan 9,8 m, kedalaman rata-rata 3 - 4 m. Air Sungai Sani adalah tempat hidup (habitat) ikan-ikan air tawar seperti jenis sepat, wader dan lele. Adapun permasalahan yang ada yaitu adanya penyempitan dan pendangkalan alur sungai, banyak tanggul kritis, pembuangan sampah. Sungai Sani melintasi daerah hulu yang relatif belum tercemar, daerah cascade river (zona terjadinya turbulensi), permukiman daerah perkotaan dan kegiatan industri yang memanfaatkan air sungai ini maupun yang menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan limbah. Jenis kegiatan yang ada di sekitar Sungai Sani antara lain kegiatan pertanian, industri, perbengkelan, rumah makan, perumahan dan permukiman.
BAB III ANALISIS PSR| 60
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Secara umum, berdasarkan SNI 06-2421-1991, lokasi pengambilan sampel pada daerah pengaliran sungai (DPS) adalah sebagai berikut : •
Pada sumber alamiah, diambil pada lokasi di tempat yang belum mengalami pencemaran atau mengalami pencemaran ringan.
•
Sumber air yang dimanfaatkan, yaitu lokasi pada tempat dimana terdapat kontribusi sumber-sumber pencemar dari kegiatan rumah tangga, kegiatan domestik lainnya dan kegiatan industri.
•
Sumber air tercemar diambil pada lokasi yang telah mengalami perubahan atau di hilir sumber pencemaran.
3.2.4. Evaluasi Hasil. Hasil pengamatan dan inventarisasi kegiatan dan/atau usaha yang ada di sepanjang Sungai Sani dievaluasi, sehingga diperoleh informasi keadaan lingkungan di sekitar Sungai Sani. Sedangkan evaluasi kualitas air sungai menggunakan kriteria baku mutu air sesuai dengan PP. No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Pengambilan Sampel diakukan di tiga tempat yang merepresentasikan keseluruhan panjang Sungai Sani yang meliputi daerah hulu, tengah, hilir dan di daerah yang memberikan kontribusi pencemaran terhadap sungai sani yaitu di daerah yang mewakili daerah pemukiman, daerah industri dan daerah perbengkelan. Waktu yang dipilih adalah waktu siang hari, sampel air sungai yang diambil dua kali yaitu pada saat musim penghujan dan musim kemarau. Metode Pengambilan sampling di tiga tempat tersebut adalah sebagai berikut : Daerah Hulu : Pengambilan Sampel air sungai Sani di daerah hulu pada Waduk Seloromo Kec. Gembong diambil dari daerah yang masih terjaga secara alamiah dimana masih belum terdapat kegiatan dan/atau usaha. Alur Sungai ini berujung BAB III ANALISIS PSR| 61
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
pada beberapa sumber mata air yang berada di daerah atasnya yang masih terjaga unsur alamiahnya. Disamping itu lebar sungai juga sangat kecil, dengan demikian diasumsikan air sungai dalam kondisi relatif tercampur sempurna (homogen), maka metode pengambilan sampel-nya secara grab, yaitu pengambilan sampel pada titik tertentu dan waktu yang tertentu pula dikarenakan campuran sudah homogen. 2. Daerah Tengah (Ruas Sungai Sani yang terletak di Desa Sidokerto) Sedangkan
metode
pengambilan
sampling
di
Sungai Sani yang terletak di Desa Sidokerto Kecamatan Pati,
yang mewakili
ruas
Sungai Sani di daerah tengah, menggunakan komposit, Sungai
metode karena
Sani
di
dasar Desa
Sidokerto Kecamatan Pati merupakan daerah dangkal, maka dimungkinkan homogenitas air sungainya kurang. 3. Daerah Hilir (Ruas Sungai Sani yang terletak di Dukuh Gilis, Kecamatan Pati) Untuk
metode pengambilan
sampel air Sungai Sani di daerah hilir yang berada di Dukuh Gilis Kecamatan Pati menggunakan komposit
dua
metode titik
pada
kedalaman pengambilan yang sama. Untuk melihat kualitas air sungai maka pemilihan titik sampling sungai dilakukan dengan pertimbangan, bahwa air sungai pada titik tersebut telah benar-benar homogen atau tercampur dengan baik. Untuk memverifikasi bahwa pada titik tersebut sudah terjadi pencampuran air sungai yang baik, maka perlu dilakukan pemeriksaan BAB III ANALISIS PSR| 62
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
homogenitas dengan cara pengambilan beberapa sampel pada titik sepanjang lebar dan kedalaman sungai untuk dianalisis beberapa parameter yang khas seperti pH dan temperatur. Apabila hasil tidak berbeda, maka satu titik sampling dapat ditentukan di tengah aliran atau titik lain yang mudah pengambilannya. Bila hasil analisis berbeda nyata dari satu titik dengan yang lainnya, maka perlu diambil sampling dari beberapa titik yang melewati aliran. Umumnya semakin banyak sampel yang dikumpulkan akan semakin banyak mewakili. Oleh karena itu penghambilan sampel air Sungai Sani di daerah hilir yang berada di Dukuh Gilis Kecamatan Pati dilakukan dengan metode komposit. Secara umum, berdasarkan SNI 06-2421-1991, lokasi pengambilan sampel pada aliran sungai adalah sebagai berikut : • Pada sumber alamiah, diambil pada lokasi di tempat yang belum mengalami pencemaran atau mengalami pencemaran ringan. • Sumber air yang dimanfaatkan, yaitu lokasi pada tempat dimana terdapat kontribusi sumber-sumber pencemar dari kegiatan rumah tangga dan kegiatan domestik lainnya. • Sumber air tercemar diambil pada lokasi yang telah mengalami perubahan atau di hilir sumber pencemaran. • Titik Lokasi pengambilan sampel Sungai Sani dapat disajikan sebagai berikut : Tabel 3.2 Titik Pengambilan Sampling Sungai Sani Titik Pengambilan Sampel Hulu S 060 41’ 47,6” E 1100 57’ 30,1” Tengah S 060 44’ 05,6” E 1110 01’ 51,2” Hilir S 060 45’ 25,3” E 1110 04’ 29,3”
Nama Tempat
Keterangan
Waduk Seloromo Daerah Hulu sungai Sani Kecamatan Gembong Pati Desa Sidokerto Daerah tengah sungai Sani ada Kecamatan Pati pengaruh kegiatan domestik perkotaan Dukuh Gilis Pengaruh kegiatan industri tahu, Kecamatan Pati domestik perkotaan, perbengkelan dan Daerah setelah menerima beban pencemaran kota Pati
BAB III ANALISIS PSR| 63
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Titik
Pengambilan
Sampel
daerah
yang
memberikan
kontribusi
pencemaran terhadap sungai Sani diambil di 3 titik yaitu : Tabel 3.3 Titik Pengambilan Sampling Daerah yang Memberikan Kontribusi Pencemaran Titik Pengambilan Sampel
Keterangan
Ruas Sungai Sani S 060 44’ 18,8” E 1110 02’ 10,1” Ruas Sungai Sani S 060 44’ 47,8” E 1110 02’ 41,5”
Mewakili daerah yang memberikan kontribusi pencemaran untuk kegiatan pemukiman /domestik Mewakili daerah yang memberikan kontribusi pencemaran untuk kegiatan industri Mewakili daerah yang memberikan kontribusi pencemaran untuk kegiatan perbengkelan/Rumah Makan
Ruas Sungai Sani S 060 45’ 15,6” E 1110 02’ 56,1”
Data Pemantauan Kualitas Air Sungai Sani Pengambilan sampel di musim penghujan dilaksanakan di tiga tempat yaitu di sungai Sani yang berlokasi di Kecamatan Gembong (Hulu), Desa Sidokerto Kecamatan Pati (Tengah) dan di Dukuh Gilis Kecamatan Pati (Hilir). Hasil analisis air Sungai Sani di tiga titik sampling yang diambil pada musim kemarau adalah sebagai berikut : Tabel 3.4 Hasil Analisis Sungai Sani pada Musim Penghujan NO.
PARAMETER
SATUAN
BAKU MUTU
(1)
(2)
(3)
(4)
Nama Lokasi Data Sungai
Koordinat Waktu Pemantauan
HASIL ANALISA (TITIK SAMPLING) (5)
(6)
(7)
Sungai Sani (Hilir) S 06◦45'25,3" E 111◦04'29,3"
Sungai Sani (Tengah) S 06◦44'04,9" E 111◦01'51,2"
Sungai Sani (Hulu)
1 Februari 2017
1 Februari 2017
1 Februari 2017
S 06◦41’47,6” E 110◦57’30,1”
FISIKA 1
Temperatur
2
Residu Terlarut
◦C
Deviasi 3
27,7
27,4
28
mg/ L
1000
203
1146
127
BAB III ANALISIS PSR| 64
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
NO.
PARAMETER
SATUAN
BAKU MUTU
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
mg/ L
50
82
263
15
mg/ L
4
5,2
5,3
4,4
6-9
7,5
6,5
7,93
-
-
-
-
-
-
-
3 4
Residu Tersuspensi Oksigen Terlarut (DO)
HASIL ANALISA (TITIK SAMPLING)
KIMIA 1
pH
2
Arsen (As)
mg/L
1
3
Raksa (Hg)
mg/L
0,002
4
Barium (Ba)
mg/L
(-)
5
Kadmium (Cd)
mg/L
0,01
0,0067
0,0099
0,0070
6
Tembaga (Cu)
mg/L
0,02
0,0009
0,0009
0,0008
7
Seng (Zn)
mg/L
0,05
0,0960
0,0411
0,0354
8
Krom (VI)
mg/L
0,05
0,0001
0,0002
0,0002
9
Timbal (Pb)
mg/L
0,03
0,1052
0,0789
0,1052
10
Besi (Fe)
mg/L
0,3
0,0119
0,0123
0,0036
11
Total Fosfat sebagai P
mg/L
0,2
-
-
-
12
Kobalt (Co)
mg/L
0,2
-
-
-
13
Sulfida (H2S)
mg/L
0,002
0,0003
0,0038
0,0054
14
Sianida (CN)
mg/L
0,02
-
-
-
15
Mangan (Mn)
mg/L
0,1
0,0015
0,0112
0,0008
16
Nitrat (NO3-N)
mg/L
10
3,7649
4,1089
0,3587
17
Nitrit (NO2-N)
mg/L
0,06
0,0075
0,0060
0,0059
18
Fenol
mg/L
1
-
-
-
19
Amoniak bebas
mg/L
(-)
0,0229
0,0555
0,0160
20
Sulfat (SO4)
mg/L
(-)
37,89
53,68
8,0
21
Minyak & Lemak
mg/L
1
-
-
-
22
Klorida
mg/L
(-)
19,494
9,9969
9,9969
23
BOD5
mg/L
3
13
18
16
24
COD
mg/L
25
25,069
37,138
34,034
-
MIKROBIOLOGI 1
Fecal Coliform
Jml/ 100ml
1000
43
28
39
2
Total Coliform
Jml/ 100ml
5000
120
150
120
BAB III ANALISIS PSR| 65
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Berdasarkan pengamatan di lapangan yang dilaksanakan pada tanggal 1Februari 2017 dan telah dilakukan pengambilan sampel atas beberapa tempat yang mewakili keberadaan lingkungan tertentu yaitu hulu, tengah, hilir yang masing-masing lokasi pengambilan dianalisis dengan 29 parameter kunci, baik fisika, kimia dan biologi berdasarkan peraturan yang berlaku. Adapun tanggal 1 Februari 2017 merupakan representasi dari waktu/ musim Penghujan. Tabel 3.5 Hasil Analisis Sungai Sani pada Musim Kemarau NO.
PARAMETER
SATUAN
BAKU MUTU
(1)
(2)
(3)
(4)
Nama Lokasi Data Sungai
Koordinat Waktu Pemantauan
HASIL ANALISA (TITIK SAMPLING) (5)
(6)
(7)
Sungai Sani (Hilir) S 06◦45'25,3" E 111◦04'29,3"
Sungai Sani (Tengah) S 06◦44'04,9" E 111◦01'51,2"
Sungai Sani (Hulu) S 06◦41’47,6” E 110◦57’30,1”
14 Sept 2017
14 Sept 2017
14 Sept 2017
FISIKA 1
Temperatur
2
Residu Terlarut
3 4
Residu Tersuspensi Oksigen Terlarut (DO)
◦C
Deviasi 3
27
25,8
28
mg/ L
1000
20.400
265
162
mg/ L
50
191
59
26
mg/ L
4
2,07
3,96
4,10
6-9
6,26
6,04
7,17
-
-
-
-
-
-
-
KIMIA 1
pH
2
Arsen (As)
mg/L
1
3
Raksa (Hg)
mg/L
0,002
-
4
Barium (Ba)
mg/L
(-)
5
Kadmium (Cd)
mg/L
0,01
0,0017
0,0073
0,0105
6
Tembaga (Cu)
mg/L
0,02
0,0052
0,0157
0,0170
7
Seng (Zn)
mg/L
0,05
0,0047
0,0095
0,0011
8
Krom (VI)
mg/L
0,05
0,0001
0,0001
0,0001
9
Timbal (Pb)
mg/L
0,03
0,0753
0,0642
0,0863
10
Besi (Fe)
mg/L
0,3
0,0681
0,2061
0,2693
11
Total Fosfat sebagai P
mg/L
0,2
-
-
-
12
Kobalt (Co)
mg/L
0,2
-
-
-
13
Sulfida (H2S)
mg/L
0,002
0,0114
0,0095
0,0114
14
Sianida (CN)
mg/L
0,02
-
-
-
BAB III ANALISIS PSR| 66
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
NO.
PARAMETER
SATUAN
BAKU MUTU
HASIL ANALISA (TITIK SAMPLING)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
15
Mangan (Mn)
mg/L
0,1
0,0441
0,0017
0,0024
16
Nitrat (NO3-N)
mg/L
10
1,0592
0,6441
0,5456
17
Nitrit (NO2-N)
mg/L
0,06
0,0510
0,0265
0,0207
18
Fenol
mg/L
1
-
-
-
19
Amoniak bebas
mg/L
(-)
0,0449
0,0223
0,0472
20
Sulfat (SO4)
mg/L
(-)
157,96
7,7434
3,8496
21
Minyak & Lemak
mg/L
1
-
-
-
22
Klorida
mg/L
(-)
439,491
16,449
10.821
23
BOD 5
mg/L
3
47
4
38
24
COD*
mg/L
25
92,55
6,55
75,55
Berdasarkan pengamatan di lapangan yang dilaksanakan pada tanggal 14 September 2017 dan telah dilakukan pengambilan sampel atas beberapa tempat yang mewakili keberadaan lingkungan tertentu yaitu hulu, tengah, hilir yang masing-masing lokasi pengambilan dianalisis dengan 28 parameter kunci, baik fisika, kimia dan biologi berdasarkan peraturan yang berlaku. Adapun tanggal 14 September 2017 merupakan representasi dari waktu/musim Kemarau. Tabel 3.6 Daftar Hasil Analisis Cemaran Berasal dari Sumber-Sumber Kontributor
PARAMETER
SATUAN
pH Temperatur TSS
BAKU MUTU
INDUSTRI
PERBENGKELAN
PERUMAHAN
6-9
6,13
5,98
6,02
25,5
28
25,8
34
574
28
0C
mg/lt
50
Untuk lebih detail mengenai daerah-daerah yang memberikan kontribusi pencemaran terhadap kualitas air Sungai Sani, DLH Kabupaten Pati juga telah memonitor dan mengambil sampel air pada daerah-daerah tertentu yang mereprentasikan sebuah kegiatan dan atau usaha yaitu daerah industri, usaha perbengkelan dan perumahan. BAB III ANALISIS PSR| 67
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gambar 3.4 Titik Pengambilan Sampling Air Sungai Jiglong Berdasarkan Tata Guna Lahan
PETA LOKASI SAMPLING SUNGAI JIGLONG
Hulu Sungai Jiglong Ds. Kedungbulus Kec. Gembong Tengah Sungai Jiglong
Hilir Sungai Jiglong
Kel. Pati Kidul Kec. Pati
Ds. Panjunan Kec. Pati
BAB III ANALISIS PSR| 68
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gambar 3.5. Titik Pengambilan Sampling Air Sungai Lengkowo Berdasarkan Tata Guna Lahan
PETA LOKASI SAMPLING SUNGAI LENGKOWO
Hulu Sungai Lengkowo Ds. Metaraman mbong
Tengah Sungai Lengkowo Kel. Pati Kidul Kec. Pati
Hilir Sungai Lengkowo Ds. Panjunan Kec. Pati BAB
III ANALISIS PSR| 69
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gambar 3.6. Titik Pengambilan Sampling Air Sungai Sani Berdasarkan Tata Guna Lahan
PETA LOKASI SAMPLING SUNGAI SANI
Hulu Sungai Sani Waduk Seloromo Kec. Gembong Tengah Sungai Sani Desa Sidokerto Kec. Pati
Hilir Sungai Sani Dukuh Gilis Kec. Pati
BAB III ANALISIS PSR| 70
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
2.
Analisis Pressure
Dari hasil pemantauan secara rutin yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pati terhadap 3 sungai yang melintasi Kota Pati, yaitu Sungai Sani, Jiglong dan Lengkowo. Masing-masing Sungai diambil 3 titik pantau yang mewakili daerah hulu, sebagai representasi dari catchment area atau daerah yang belum tercemar, Bagian tengah mewakili bagian budidaya pertanian, peternakan, maupun permukiman. Bagian hilir merupakan bagian yang mengalami akumulasi dari dua bagian sebelumnya. Penekanan yang timbul dari ketiga sungai tersebut adalah : untuk bagian hulu bahan-bahan organik yang belum terdekomposisi terbawa aliran sungai sehingga mempengaruhi kualitas air sungai terutama parameter BOD5 dan COD. Untuk parameter BOD5 yang berada diatas baku mutu dikarenakan adanya proses biologis dan proses pelapukan alamiah yang terbawa aliran air hujan dan masuk ke Sungai / perairan setempat. Di daerah hulu terjadi peningkatan parameter BOD5 dikarenakan adanya kegiatan zat-zat organik di kegiatan domestik dan perkotaan yang memberikan kontribusi zat pencemar organik sehingga menaikkan derajat BOD5 yang ada. Di daerah tengah H2S dan Kadmium masih berada diatas baku mutu hanya saja terjadi peningkatan H2S dari aliran sungai hulu ke tengah, hal ini dikarenakan adanya kontribusi industri yang ada di daerah hulu utamanya area pemukiman, perkantoran dan kegiatan domestik lainnya yang memberikan kontribusi H2S yang berasal dari penguraian zat-zat organik di perairan tersebut. Untuk daerah hilir, peningkatan beban pencemaran berasal dari kegiatan domestik warga sekitar yang memicu dan/atau berkontribusi dengan peningkatan parameter timbal dan sulfida dimana titik ini merupakan akumulasi dua segman diatas sebelumnya. Hal ini disebabkan masih banyaknya
usaha
dan/atau
kegiatan
yang
belum
optimal
dalam
BAB III ANALISIS PSR| 71
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
pengoperasional IPAL nya. Sebagai contoh berikut ini kami sajikan hasil analisa kualitas air Sungai Sani : ➢ Untuk sungai sani daerah Hulu : dari hasil analisa laboratorium uji kualitas air sungai meliputi 28 parameter yang dipersyaratkan untuk kualitas air sungai, maka masih ada 5 (lima) parameter yang tidak memenuhi standart baku mutu yang dipersyaratkan, yaitu : - Cd (Cadmium) : 0,0105 mg/L - Pb (Timbal)
: 0,0863 mg/L
- H2S (Sulfida) : 0,0114 mg/L - COD
: 75,55 mg/L
- BOD5
: 38 mg/L
➢ Untuk sungai sani daerah Tengah : dari hasil analisa 28 parameter yang dipersyaratkan untuk kualitas air sungai masih ada 6 (enam) parameter yang tidak memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan yaitu : -
Residu Tersuspensi = 59 mg/L
-
BOD5 = 4 mg/L;
-
H2S = 0,0095 mg/L
-
Oksigen terlarut = 3,96 mg/L
-
COD = 6,55 mg/L
-
Pb (Timbal) = 0,0642 mg/L
➢ Untuk sungai sani daerah Hilir : hasil dari 28 parameter yang dianalisa masih ada 7 (tujuh) parameter yang tidak memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan yaitu : -
H2S = 0,0114 mg/L
-
Residu Tersuspensi = 191 mg/L
-
BOD5 = 47 mg/L;
-
Oksigen terlarut = 2,07 mg/L
-
COD = 92,55 mg/L
-
Pb (Timbal) = 0,0753 mg/L
-
Residu Terlarut = 20400 mg/L BAB III ANALISIS PSR| 72
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Berdasarkan hasil analisa laboratorium kualitas air Sungai Sani, baik terhadap kuantitas maupun kualitasnya dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kualitas air sungai telah mengalami penurunan sehingga terdapat beberapa parameter yang melebihi baku mutu, apabila dibandingkan dengan kualitas air sungai untuk kelas II atas dasar beberapa parameter penentu kualitas air sesuai dengan PP 82 Tahun 2001. 2. Penurunan kualitas air sungai terutama terjadi pada daerah aliran sungai bagian hulu dan tengah, hal ini dapat terjadi terkait dengan berbagai aktivitas kegiatan domestik di area permukiman penduduk, perkantoran dan kegiatan industri yang sangat potensial menjadi sumber pencemar di daerah ini. 3. Parameter sifat-sifat air yang telah berada di atas ambang batas untuk kelas tertentu adalah H2S dan Kadmium. Ini menunjukkan aktifitas mikroorganisme air cukup tinggi yang merupakan indikasi tingginya gugus-gugus organik terlarutkan sehingga sangat menurunkan kadar oksigen di dalam air. Untuk mencegah penurunan kualitas air lebih lanjut, perlu
di tingkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak
membuang limbah, baik limbah rumah tangga, terlebih lagi limbah industri langsung dibuang ke dalam sungai, tanpa adanya proses pengolahan limbah.
3. Analisis Response Respons dari Pemerintah Kabupaten Pati untuk meningkatkan kualitas air sungai dilakukan langkah-langkah teknis dan non teknis yaitu : 1.
Sosialisasi pengelolaan lingkungan, sampah, yang dilaksanakan di masyarakat sekitar sungai;
2.
Sosialisasi pengelolaan limbah yang dilaksanakan di pelaku usaha yang ada di sekitar sungai;
3.
Pembinaan dan pengawasan kinerja IPAL; BAB III ANALISIS PSR| 73
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
4.
Pelaksanaan Program Prokasih;
5.
Pelaksanaan Proper;
6.
Pelaksanaan Adipura;
7.
Informasi pengelolaan lingkungan melalui website dan media lainnya;
8.
Penerbitan izin lingkungan.
3.3. KUALITAS UDARA
Sama halnya dengan air, udara mempunyai fungsi yang sangat penting dalam
kehidupan makhluk hidup dan keberadaan benda-benda
lainnya. Karena peran dan fungsinya yang sangat penting itulah maka udara merupakan sumber daya alam yang harus dilindungi untuk hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Kondisi dan kualitas udara sudah sepatutnya dikelola dengan baik sehingga akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik, yang akan dapat menopang peri kehidupan baik saat ini maupun generasi mendatang. Pengendalian pencemaran udara menjadi sangat penting dilakukan guna mendapatkan kualitas udara yang sesuai dengan tingkat kualitas yang diinginkan. Pencemaran udara akan berkaitan dengan sumber yang menghasilkan pencemaran udara yaitu sumber yang bergerak (kendaraan bermotor) dan sumber yang tidak bergerak (kegiatan industri) sedangkan pengendaliannya selalu terkait dengan serangkaian kegiatan pengendalian dengan tujuan akhir sesuai dengan batasan baku mutu udara yang dipersyaratkan. Dengan baku mutu yang dipersyaratkan inilah yang
dijadikan
acuan
dalam
melaksanakan
kegiatan
pengendalian
pencemaran udara. Aktivitas manusia yang berpotensi menimbulkan pencemaran udara, khususnya di Kabupaten Pati ini didominasi oleh kegiatan sektor industri, dan transportasi, namun tidak menutup kemungkinan kegiatan domestik rumah tangga adakalanya mempunyai kontribusi dalam pencemaran kualitas udara, misalnya pembakaran sampah yang yang dihasilkan. BAB III ANALISIS PSR| 74
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Pencemaran udara adalah menurunnya kualitas lingkungan akibat masuknya atau dimasukannya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lainnya ke dalam lingkungan udara, berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alami sehingga kualitas lingkungan turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukanya. Sumber pencermaran udara yang berasal dari proses alam maupun dari akitivitas manusia dibedakan menjadi : a. Sumber gerak, yaitu sumber tidak tetap pada suatu tempat yang berasal dari kendaraan bermotor, maupun kendaraan mobil pribadi. b. Sumber bergerak spesifik, yaitu sumber tidak tetap pada suatu tempat yang berasal dari kereta api, pesawat terbang, kapal laut dan kendaraan berat lainnya. c. Sumber tidak bergerak, yaitu sumber emisi yang tetap pada suatu tempat. d.
S
umber tidak bergerak spesifik, yaitu sumber emisi yang tetap pada suatu tempat yang berasal dari kebakaran hutan dan pembakaran sampah. Walaupun kegiatan industri besar di wilayah Kabupaten Pati relatif sedikit, tetapi faktor pencemaran udara yang ditimbulkan oleh sektor industri cukup berpotensi memberikan kontribusi yang menimbulkan tekanan bagi kualitas udara. Seiring dengan perkembangan
ada beberapa kegiatan di sektor
pengolahan ikan menimbulkan permasalahan lingkungan terkait dengan bau yang ditimbulkan dari kegiatan pengolahan ikan, yang sampai dengan akhir tahun 2016 belum ditemukan bagaimana solusinya mengurangi bau yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut. Hasil Pemantauan Kualitas Udara di Kabupaten Pati Tahun 2017 Indeks kualitas udara di Kabupaten Pati dihitung berdasarkan kualitas udara ambien di wilayah permukiman, kawasan industri, dan padat lalu lintas yang diwakili oleh 2 (dua) parameter, yaitu parameter SO2 dan
BAB III ANALISIS PSR| 75
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
NO2. Kualitas udara ambien Kabupaten Pati Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.7 Kualitas Udara Ambien Kabupaten Pati Tahun 2017 Dengan Metode Infinger dengan durasi Pengukuran kurang lebih 2 jam No
Lokasi
SO2
Koordinat
NO2
1.
Alun-alun Pati
3 3 S=06°45’25” E=111°62.398’ (µg/m 0,515) (µg/m 0,730)
2.
Perempatan Puri
S=06°44’899” E=111°01’709”
0,460
0,666
3.
Alun-Alun Tayu
S=06°32’441” E=111°03’128”
0,439
0,614
4.
Alun-Alun Juwana
S=06°43’159” E=111°08’777”
0,613
1,188
0,51
0,80
Rata-rata
* Angka sebenarnya adalah < 26 karena keterbatasan alat dalam membaca, sehingga diambil nilai terkecil 0,25 Baku Mutu : SO2 = 632 µg/m3; NO2 = 316 µg/m3 per 1 jam
Sumber : Laporan Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Pati 2017
Dari nilai rata-rata kualitas udara untuk parameter SO2 dan NO2 tersebut di atas, maka dengan menggunakan formulasi dapat dihitung Indeks Kualitas Udara Kabupaten Pati dengan menggunakan metode infinger pada tahun 2017 adalah sebesar 105,10 Parameter SO2 didominasi berasal dari wilayah yang terkena dampak dari industri. Sedangkan parameter NO2 didominasi oleh wilayah yang padat kendaraan bermotor. Hasil Analisa kualitas udara ambient dengan metoda Pasive sampler sebagai berikut :
BAB III ANALISIS PSR| 76
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 3.8 Kualitas Udara Ambien Kabupaten Pati Tahun 2017 Dengan Metode Passive Sampler No
Lokasi
Koordinat
Tahap I
Tahap II
NO2 (µg/m3)
NO2 (µg/m3)
E=111º01' 18,04"
32,10
26,70
10,38
9,69
SO2 (µg/m3)
SO2 (µg/m3)
1.
Transportasi (Perempatan Puri Pati)
2.
Industri (Desa Bajomulyo RT 03/ RW 01, S=06º 42'42,65" Kec. Juwana, Kab. Pati)
E=111º09'02,72"
19,00
14,50
6,12
9,10
3.
Permukiman (Perumahan Griya Kencana, S=06º44' 22,18" Desa Sidokerto, Kec. Pati - Pati
E=111º02' 06,77"
10,30
10,40
12,93
11,82
4.
Perkantoran (Kantor DLH S=06°44' 49,0" Kab. Pati)
E=111º 01'18,04"
11,60
10,50
4,48
6,16
18,25
54,22
8,48
9,19
S=06º44' 9,0"
Rata-rata
* Angka sebenarnya adalah < 26 karena keterbatasan alat dalam membaca, sehingga diambil nilai terkecil 0,25 Baku Mutu : SO2 = 632 µg/m3; NO2 = 316 µg/m3 per 1 jam
Sumber : Laporan Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Pati 2017
Dari nilai rata-rata kualitas udara untuk parameter SO2 dan NO2 tersebut di atas, maka dengan menggunakan formulasi dapat dihitung Indeks Kualitas Udara BAB III ANALISIS PSR| 77
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Kabupaten Pati dengan menggunakan metode infinger pada tahun 2017 adalah sebesar 81,55 Parameter SO2 didominasi berasal dari wilayah yang terkena dampak dari permukiman. Sedangkan parameter NO2 didominasi oleh wilayah yang padat kendaraan bermotor. Analisa State, Pressure, dan Response Pencemaran Udara di Kabupaten Pati Tahun 2017 1.
Analisa State Kualitas udara, sangat dipengaruhi oleh kegiatan transportasi. Data kualitas udara didapatkan dari pemantauan di 4 lokasi yatu alun-alun Pati, Tugu Adipura Perempatan Puri, Alun-Alun Juwana, Alun-alun Tayu. Keempat lokasi tersebut diatas dilaksanakan dengan metode infinger dengan durasi pengukuran kurang lebih 2 jam. Selain itu di tahun 2017 ditambah dengan titik sample yang biaya analisanya dibiayai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebanyak 5 titik di daerah (mewakili kawasan transportasi : Perempatan Puri, Industri : Pabrik kuningan PT. Khrisna (Desa Bajomulyo RT.03/RW.01 Kecamatan Juwana Kab. Pati, Permukiman : Griya Kencana 2 Desa Sidokerto Kec. Pati, Perkantoran : Kantor DLH Kabupaten Pati). Dilakukan satu kali per tahun di lokasi-lokasi yang mewakili daerah permukiman, perkantoran, industri, dan padat lalu lintas kendaraan bermotor. Kelima titik sample yang difasilitasi oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup dengan menggunakan metode passive sample Sedangkan parameter yang diukur adalah SO2 dan NO2. Lokasi pemantauan kualitas udara tahun 2017 adalah sebagai berikut.
BAB III ANALISIS PSR| 78
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gambar 3.7. Lokasi Pemantauan Kualitas Udara Tahun 2017
Lokasi Titik Sample Udara Ambient dengan Metode Passive Sampler NO. 1
KAWASAN Kantor
TITIK KOORDINAT BT
111O 01' 18,04"
LS
06O 44' 49,0"
PUKUL/JAM PEMASANGAN PENGAMBILAN 13.10
10.49
10.15
Perumahan Griya Kencana, Desa Sidokerto, Kec. Pati - Pati Desa Bajomulyo RT 03/ RW 01, Kec. Juwana, Kab. Pati Perempatan Puri
Pemukiman
BT111O 02' 06,77" LS 06O 44' 22,18"
3
Industri
BT LS
111O 09' 02,72" 06O 42' 42,65"
11.36
11.15
4
Transportasi BT
111O 01' 41,42"
10.34
9.45
06O 44' 55.74"
Kantor DLH Pati
13.20
2
LS
KETERANGAN
BAB III ANALISIS PSR| 79
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Pengukuran kualitas udara yang dilakukan sebanyak satu kali per tahun dianggap mewakili kualitas udara tahunan untuk masing-masing parameter. Nilai konsentrasi tahunan setiap parameter adalah rata-rata dari nilai konsentrasi seluruh wilayah. Selanjutnya nilai konsentrasi rata-rata tersebut dikonversikan menjadi nilai indeks dalam skala 0 – 100. Pengukuran indeks dilakukan berdasarkan pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep- 45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Pencemar Udara. Sedangkan Pemantauan kualitas udara emisi di cerobong dan ambient di sekitar lingkungan usaha adalah kewajiban dari pemrakarsa.
Berpijak
kenyataan
tersebut,
Pemerintah
Kabupaten
melalui Hidup
Dinas
dari maka Pati
Lingkungan
Kabupaten
Pati
melaksanakan pemantauan kualitas udara di lokasi dimana kegiatan sektor transportasi akan memberikan pengaruh yang cukup signifikan. Berdasarkan hal tersebut, maka lokasi pemantauan kualitas udara ambient, dipilih pada lokasi padat lalu-lintas yang dianggap dapat mewakili areal yang mendapat tekanan dari kegiatan sektor transportasi.
2.
Analisis Pressure Lokasi padat lalu lintas, ditetapkan di Alun-alun Pati; Alun-Alun Tayu; Alun-Alun Juwana dan Perempatan Puri dekat Pujasera, dengan metode sampling cuplikan sesaat. Adapun parameter kualitas udara yang diuji, meliputi temperatur, kelembaban, SO2, CO, NO2, kebisingan, O3, debu, Pb, dan H2S. Berdasarkan hasil pemantauan kualitas udara ambien di enam lokasi, menunjukkan bahwa untuk parameter SO2, CO, NO2, O3, Pb dan TSP BAB III ANALISIS PSR| 80
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
(debu) di semua lokasi yang diuji memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan. Dari keempat lokasi titik sampling, parameter kebisingan alun-alun Juwana dan perempatan dekat pujasera untuk parameter kebisingan telah melampaui parameter yang ditetapkan namun demikian kebisingan tersebut disebabkan oleh aktivitas kendaraan apabila kendaraan berkurang tentunya akan berkurang pula kebisingan. Semakin bertambah banyaknya jumlah kendaraan bermotor akan meningkatkan resiko pencemaran udara oleh gas buang kendaraan. Bahan pencemar yang terutama terdapat di dalam gas buang kendaraan bermotor adalah karbon monoksida (CO), berbagai senyawa hindrokarbon, berbagai oksida nitrogen (NO2) dan sulfur dioksida (SO2), dan partikulat debu termasuk timbal (Pb). Bahan bakar tertentu seperti hidrokarbon dan timbal organik dilepaskan ke udara karena adanya penguapan sistem bahan bakar. Lalu lintas kendaraan bermotor juga dapat meningkatkan kadar partikulat debu yang berasal dari permukaan jalan, komponen ban, dan rem. Jumlah pertambahan kendaraan bermotor sepanjang tahun 2017 adalah sebagai berikut Tabel 3.9 Tabel Penjualan Kendaraan Bermotor No
Jenis Kendaraan Bermotor
(1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
(2) Mobil Penumpang (Plat Hitam) Mobil Penumpang (Plat Kuning) Mobil Penumpang (Plat Merah) Mobil Microbus (plat Hitam) Mobil Microbus (plat Kuning) Mobil Microbus (plat Merah) Mobil barang (plat Hitam) Mobil barang (plat Kuning) Mobil barang (plat Merah)
10.
Mobil Kendaraan alat berat (plat merah)
11 12
Sepeda Motor Plat Hitam Sepeda Motor Plat Merah
2015 (3) 1.904 0 20 12 7 1 863 257 8 0 30.662 108
Jumlah (Unit) 2016 (4) 2.041 0 23 7 4 4 836 39 8 0 28.908 426
2017 (5) 2.091 8 17 6 5 0 962 79 6 10 26.795 100
Sumber : Satlantas Pati
BAB III ANALISIS PSR| 81
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Dari Data tersebut di atas pertambahan jumlah kendaraan bermotor sepanjang tahun 2017 relatif besar untuk mobil penumpang plat hitam sebanyak 2.091, Mobil barang plat hitam sebanyak 962, sepeda motor plat hitam 26.795, sepeda motor plat merah 100.
(Satlantas Pati, 2017).
Bertambahnya jumlah kendaraan ini secara langsung akan menambah tingkat pencemaran udara di Kabupaten Pati yang diakibatkan oleh emisi gas buang kendaraan-kendaraan tersebut Tingkat pencemaran udara sebanding dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor menjadi salah satu faktor utama penurunan kualitas udara. Perubahan kualitas udara dapat berupa perubahan sifat-sifat fisis ataupun sifat-sifat kimiawi. Perubahan kimiawi dapat berupa pengurangan ataupun penambahan salah satu komponen kimia yang terkandung dalam udara atau tercampurnya unsur berbahaya ke dalam atmosfer yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan kesehatan manusia secara umum, dan penurunan kualitas lingkungan. Jumlah kendaraan bermotor yang tentu sangat berpengaruh pada kepadatan lalu lintas. Kondisi seperti ini menyebabkan peningkatan emisi gas buang yang berpengaruh terhadap penambahan gas-gas pencemar penyebab penurunan kualitas udara ambient. 3.
Analisis Response
Dalam upaya untuk meningkatkan indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH), pemerintah Kabupaten Pati membuat strategi pemenuhan persentase baku mutu udara dengan membuat kebijakan peningkatan kualitas udara melalui pengawasan dan pengendalian pencemaran udara pada kegiatan usaha. Dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Pati membuat Program Pengendalian Polusi dengan indikator kinerja persentase pemenuhan baku mutu kualitas udara. Saat ini indeks kualitas udara di Kabupaten Pati masih mencapai 81,45. Dengan dibuatnya program ini, pemerintah Kabupaten Pati berusaha mencapai diangka 82 untuk tahun 2018. Upaya yang lain yang akan dilakukan Pemerintah Kabupaten Pati yaitu membuat strategi meningkatkan angka Indeks Kualitas Udara dengan membuat kebijakan peningkatan kualitas udara melalui kegiatan penghijauan dan BAB III ANALISIS PSR| 82
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
pengawasan terhadap pencemaran udara sumber emisi bergerak maupun tidak bergerak. Sumber bergerak dilakukan oleh Dinas Perhubungan melalui pengukuran emisi kendaraan bermotor, sedangkan emisi sumber tidak bergerak dilakukan melalui pemantauan udara emisi industri dari industri yang mempunyai cerobong sebagaimana ketentuan dalam standar pelayanan minimal bidang lingkungan hidup, pemantauan udara emisi cerobong genset untuk setiap pelaku usaha yang memiliki dan menggunakan sumber energi genset, pelaksanaan kegiatan Car Free Day, Kebijakan ramah lingkungan disekolah dengan program Adiwiyata yang ditindaklanjuti dengan kegiatan ramah lingkungan misalnya bike to school, penanaman pohon, pengelolaan sampah. Sosialisasi untuk tidak membakar sampah, menggunakan transportasi umum. Target capaian indeks kualitas udara Kabupaten Pati sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Pati Tahun 2017 – 2022 telah menetapkan target indikator kerja berupa Indeks Kualitas Udara tahun 2017 sebesar 81,45 dan diharapkan akan naik menjadi 95 pada lima tahun mendatang sesuai dengan penjabaran pada RPJMD Kabupaten Pati Tahun 2017-2022. Hasil perhitungan Indeks Kualitas Udara (IKU) berdasar data hasil pengujian kualitas udara ambien dengan pengukuran selama 24 jam (dengan metode impinger) menunjukkan hasil nilai indeks sebesar 105. Adanya perbedaan dalam metode pengukuran kualitas udara ambien yang disarankan (metode passive sampler) dengan yang digunakan dalam pengukuran dan belum adanya ketetapan tentang konversi rumus yang digunakan dalam penghitungan indeks dengan metode samplihng yang berbeda tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan adanya perbedaan hasil perhitungan nilai indeks kualitas udara.
3.4. Resiko Bencana Kabupaten Pati merupakan salah satu Kabupaten dengan risiko tinggi terhadap bencana. Berdasarkan data IRBI 2013, indeks risiko bencana Kabupaten Pati sebesar 174 dengan kategori sangat tinggi. Sedangkan berdasarkan Peta Daerah Rawan Bencana Kabupaten Pati 2014, terdapat BAB III ANALISIS PSR| 83
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
beberapa potensi bencana di Kabupaten Pati yaitu, banjir, tanah longsor, kekeringan, angin puting beliung, gempa bumi, dan gelombang pasang. Adapun persebaran potensi bencana berdasarkan wilayah adalah sebagai berikut: 7) Kawasan rawan banjir di Kabupaten Pati Potensi bencana banjir di Kabupaten Pati secara umum tinggi karena tersebar hampir di tiap kecamatan di Kabupaten Pati terutama yang berada di sepanjang pesisir pantai diantaranya Kecamatan Dukuhseti, Tayu, Wedarijaksa, Trangkil, Margoyoso, dan Batangan, serta kecamatan yang dilalui Sungai Juwana diantaranya, Kecamatan Jakenan, Juwana, Pati, Winong, Tambakromo, Margorejo, Gabus, Kayen, dan Sukolilo. Gambar 3.8 Peta Rawan Banjir
BAB III ANALISIS PSR| 84
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
8) Kawasan rawan bencana tanah longsor, Ancaman bencana longsor di Kabupaten Pati secara umum terdapat di dua area yaitu area Utara yang berada di lereng Gunung Muria di antaranya Kecamatan Gunungwungkal, Cluwak, Tlogowungu dan Gembong, serta area Selatan yang terdapat pada perbatasan Selatan Kabupaten Pati dengan kabupaten lain diantaranya Kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, Jaken, dan Pucakwangi. Dibawah ini adalah Peta Rawan Longsor di Kabupaten Pati. Gambar 3.9 Peta Rawan Longsor
9) Kawasan rawan kekeringan di Kabupaten Pati Wilayah dengan ancaman bencana kekeringan meliputi beberapa wilayah di sisi Selatan yaitu, di sebagian Kecamatan Kayen, Jaken, dan Gabus. Dibawah ini Peta Resiko Rawan Kekeringan.
BAB III ANALISIS PSR| 85
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gambar 3.10 Peta Resiko Rawan Kekeringan
10) Kawasan rawan angin puting beliung di Kabupaten Pati meliputi: Wilayah dengan status risiko tinggi tersebar di wilayah Selatan terutama di Kecamatan Tambakromo Kecamatan Kayen, Gabus, Jakenan, dan Sukolilo. Dibawah ini Gambar Peta Rawan Angin Puting Beliung
BAB III ANALISIS PSR| 86
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gambar 3.11 Gambar Peta Rawan Angin Puting Beliung
11) Kawasan rawan gempa di Kabupaten Pati Beberapa wilayah di Kabupaten Pati dilewati oleh patahan, sehingga berpotensi mengalami bencana gempa bumi, meliputi sebagian wilayah Kecamatan Wedarijaksa, Juwana, Pati, Gabus, Margorejo, Kayen, dan Sukolilo. 12) Kawasan rawan bencana gelombang pasang Kawasan rawan bencana gelombang pasang terdapat di sepanjang pesisir pantai, meliputi Kecamatan Dukuhseti Kecamatan Tayu, Margoyoso, Trangkil, Wedarijaksa, Juwana, dan Batangan. Hasil Analisis State, Pressure, dan Response Bencana di Kabupaten Pati 1.
Analisis State Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Pati bencana yang terjadi di Kabupaten Pati pada tahun 2017 telah terjadi bencana banjir di 5 kecamatan meliputi Kecamatan Sukolilo, Gabus, Juwana, Jakenan dan Pati dengan total BAB III ANALISIS PSR| 87
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
kerugian mencapai Rp.580.000.000,00. Penduduk yang mengungsi dengan adanya banjir di 5 kecamatan tersebut mencapai 548 pengungsi. Bencana banjir yang mempengaruhi kegiatan pertanian di tahun 2017 adalah sebagai berikut : Desa Kembang tergenang 65 Ha umur padi 7-30 hari setelah tanam; Desa Dukuhseti tergenang 10 Ha umur padi 7-30 hari setelah tanam; Desa Grogolan tergenang 10 Ha umur padi 7-30 hari setelah tanam; Desa Tegalombo tergenang 7 Ha umur padi 7-30 hari setelah tanam; Jumlah 92 Ha. Var chrang, ir 64, inpari 32 Membramo Data puso bencana banjir Kec. Dukuhseti Desa Kembang 51 Ha Desa Grogolan 5,5 Ha Desa Tegalombo 2 Ha Jumlah 58,5 Ha . umur 15-40 hari setelah tanam. Selain banjir, bencana alam yang sering terjadi di Kabupaten Pati adalah berupa bencana kekeringan yang mengakibatkan kesulitan dalam memperoleh air yang mencapai luasan terdampak bencana kekeringan seluas 731 Ha (Tabel 38) . Tahun 2017 juga terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan yang menelan kerugian sebesar Rp.6.750.000,00. 2.
Analisis Pressure Penyebab utama banjir berasal dari curah hujan yang tinggi. Jika hujan besar turun terus menerus, air tidak akan langsung masuk ke saluran pembuangan air, melainkan air yang turun akan menjadi genangan. Genangan air tersebut lama-lama akan semakin tinggi dan mengakibatkan banjir yang akan merusak aspal dan jalanan yang terkikis oleh air. Penyebab bencana banjir di Kabupaten Pati sebagian besar banyak disebabkan oleh berkurangnya vegetasi di daerah hulu, kecenderungan warga yang menanam tanaman semusim di daerah dengan tingkat kelerengan kritis, pembuangan sampah di sepanjang aliran sungai.
BAB III ANALISIS PSR| 88
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Potensi bencana banjir di Kabupaten Pati secara umum tinggi karena tersebar hampir di tiap kecamatan di Kabupaten Pati terutama yang berada di sepanjang
pesisir
pantai
diantaranya
Kecamatan
Dukuhseti,
Tayu,
Wedarijaksa, Trangkil, Margoyoso, dan Batangan, serta kecamatan yang dilalui Sungai Juwana diantaranya, Kecamatan Jakenan, Juwana, Pati, Winong, Tambakromo, Margorejo, Gabus, Kayen, dan Sukolilo. Kabupaten Pati selain rawan banjir juga terdapat Kawasan rawan bencana tanah longsor, Ancaman bencana longsor di Kabupaten Pati secara umum terdapat di dua area yaitu area Utara yang berada di lereng Gunung Muria di antaranya Kecamatan Gunungwungkal, Cluwak, Tlogowungu dan Gembong, serta area Selatan yang terdapat pada perbatasan Selatan Kabupaten Pati dengan kabupaten lain diantaranya Kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, Jaken, dan Pucakwangi. Penyebab bencana longsor di Kabupaten Pati antara lain : faktor alam (geologi), penebangan liar di kawasan hutan, penambangan liar. Kawasan rawan kekeringan juga terdapat di Kabupaten Pati, Wilayah dengan ancaman bencana kekeringan meliputi beberapa wilayah di sisi Selatan yaitu, di sebagian Kecamatan Kayen, Jaken, dan Gabus. Bencana kekeringan banyak disebabkan oleh faktor iklim, banyaknya alih fungsi lahan yang mengakibatkan terjadinya run off. Sedangkan kawasan rawan gempa disebabkan oleh faktor geologi dan faktor alam di mana daerah daerah tertentu dilewati oleh patahan sehingga berpotensi mengalami bencana gempa bumi, meliputi sebagian wilayah Kecamatan Wedarijaksa, Juwana, Pati, Gabus, Margorejo, Kayen, dan Sukolilo. Di daerah pesisir rawan bencana gelombang pasang meliputi Kecamatan Dukuhseti Kecamatan Tayu, Margoyoso, Trangkil, Wedarijaksa, Juwana, dan Batangan.
BAB III ANALISIS PSR| 89
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
3.
Analisis Response Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Pati telah melakukan identifikasi dan memetakan daerah-daerah yang rawan bencana. Selain itu juga sudah ada kanjian peta rawan bencana di Kabupaten Pati. Sehingga sudah bisa diidentifikasi bencana apa yang relative sering terjadi di Kabupaten Pati yaitu bencana banjir, kekeringan, tanah longsor, angin puting beliung, gempa dan gelombang pasang yang melanda daerah pesisir. yang mengakibatkan banyak kerugian. Upaya Pemerintah Kabupaten Pati untuk menangani masalah bencana alam banjir dan tanah longsor adalah dengan meningkatkan jumlah desa tangguh bencana. Desa tangguh bencana tersebut antara lain telah terbentuk di Desa Kosekan, Banjarsari, Babalan (Kecamatan Gabus), Desa Karangrowo Kecamatan Jakenan, Desa Sugiharjo Kecamatan Pati. Persentase penduduk yang terlayani untuk pembangunan desa tangguh bencana pada saat ini adalah 15 Desa dan akan ditingkatkan sampai 21 Desa pada tahun 2022. Meningkatkan bantuan sosial terhadap korban bencana dengan program kedaruratan dan logistik penanggulangan bencana. Presentase penanganan bencana pada saat ini 81 % dan akan ditingkatkan sampai 87 % pada tahun 2022. Penanganan bencana dilakukan oleh BPBD bekerjasama dengan semua organisasi perangkat daerah di lingkup Pemerintah Kabupaten Pati serta para relawan (pelaku usaha, perguruan tinggi, LSM, masyarkat). Telah terbentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) penanggulangan bencana dengan jumlah anggota 50 personil. Selain itu telah dibentuk juga Satgas Penanggulangan Bencana di tingkat Kecamatan yang terdiri dari unsur MUSPIKA Kecamatan, Perangkat Kecamatan, Dunia Usaha, Tokoh Masyarakat, Unsur Profesi dan LSM di masing-masing kecamatan (21 kecamatan).
BAB III ANALISIS PSR| 90
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 3.10 Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana JUMLAH NO
INSTANSI / UNSUR PERSONIL
1
BPBD KAB. PATI
19
2
PAITER KODIM 0718 PATI
1
3
KASAT SABARI POLRES PATI
1
4
KASI KAWASAN PERMUKIMAN & KAWASAN KUMUH PADA DISPERKIM
1
5
KASUBAG SOSIAL, TENAGA KERJA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA BAGIAN KESRA SETDA KAB. PATI
1
5
KASI SURVAILANS DAN IMUNISASI PADA DINAS KESEHATAN
1
6
KASI PUPUK, PESTISIDA DAN PERLINDUNGAN TANAMAN PADA DINAS PERTANIAN
1
7
KASI PEMBANGUNAN PENGAIRAN PADA DPUTR
1
TOTAL
26
Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Pati, 2017 Di tingkat desa daerah rawan bencana juga telah dibentuk satgas dengan jumlah anggota mencapai 100 orang. Satgas tersebut dibentuk pada 15 kecamatan rawan yang merupakan daerah rawan bencana. Untuk penanganan bencana di kawasan pesisir pantai juga telah dibentuk petugas pengaman pantai di Kecamatan Batangan, Juwana, Wedarijaksa, Trangkil, Margoyoso, Tayu, dan Dukuhseti. 3.5. PERKOTAAN Wilayah Kabupaten Pati terdiri dari 21 Kecamatan dengan Luas wilayah 150.368 Ha dengan jumlah penduduk 1.239.989 jiwa dan Pertumbuhan penduduk BAB III ANALISIS PSR| 91
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
0,58 %. Kepadatan penduduk terbesar saat ini berada di Kecamatan Pati dengan jumlah penduduk 107.028 jiwa dan luas wilayah 4.249 Ha, Kecamatan dengan kepadatan penduduk nomor 2 yaitu Kematan Juwana dengan jumlah penduduk 95.597 jiwa dengan pertumbuhan penduduk 0,20 % dan luas wilayah 5.593 3.5.1. Persampahan Sampah tidak bisa dipisahkan dari proses dan aktivitas masyarakat, dan kehadirannya sulit untuk dihindarkan. Selain itu, penggunaan produk oleh masyarakat akan menghasilkan residu. Pada banyak kasus, jenis-jenis bahan ini tidak bisa dipakai kembali dengan cara-cara lain dan mungkin juga tidak bisa untuk dijual. Bahan-bahan ini secara khusus didefinisikan sebagai sampah dan diberikan kepada pihak ketiga untuk pengolahan lebih lanjut. Sumber-sumber sampah di Kabupaten Pati berasal dari sisa sampah rumah tangga, sampah pertanian, sampah dari pasar, sampah perkantoran, sampah rumah sakit, sampah sekolah, sampah industri, sampah konstruksi bangunan gedung, sampah peternakan dan sampah perikanan. Besarnya produksi sampah di Kabupaten Pati berbanding lurus dengan jumlah penduduk di masing-masing kecamatan. Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pati tahun 2017, Jumlah produksi sampah di Kabupaten Pati dalam satu tahun mencapai 398.568 ton (Lampiran Tabel 42). Dari jumlah produksi sampah utamanya di wilayah perkotaan yang bisa terlayani dan diproses lebih lanjut ke TPA sekitar 31,37 % atau 125.030,78 ton Sisanya sebesar 68,63% dari produksi sampah tersebut masih memerlukan pengolahan supaya tidak mencemari lingkungan. Pemerintah Kabupaten berupaya mengembangkan pengelolaan sampah melalui adanya Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) yang ada di beberapa desa. Selama ini warga menangani sampah dengan membuang sampah ke sungai atau pinggir-pinggir jalan. Padahal, hal ini bertentangan dengan undang-undang dan Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Sampah. Pemerintah Kabupaten Pati terus berupaya mendorong masyarakat melakukan pengelolaan sampah secara benar melalui sosialisasi pengelolaan sampah 3R serta pembentukan bank-bank sampah. Hasil inventarisasi data oleh BAB III ANALISIS PSR| 92
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tim Penggerak PKK Kabupaten Pati menunjukkan jumlah bank sampah terbentuk telah mencapai 139 unit bank sampah dan 1 (satu) Bank Sampah Induk yang terletak di Desa Kutoharjo Kecamatan Pati. Di wilayah Kabupaten Pati, rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk pada tahun 2011-2015 mengalami peningkatan walaupun skalanya masih kecil. Hal ini disebabkan karena pola penanganan sampah di Kabupaten Pati bertumpu pada kawasan perkotaan khususnya Ibu Kota Kecamatan, sedangkan sebagian besar lainnya dikelola secara mandiri oleh masyarakat baik melalui pengelolaan rumah kompos, TPS 3R maupun Bank sampah. Pada kawasan-kawasan perdesaan, penanganan sampah dilakukan secara konvensional yaitu melalui sistem gali urug terkendali. Hal ini disebabkan karena masih tersedianya lahan untuk pembuangan sampah dengan model galian. 3.5.2 Limbah B3 Limbah Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi dan/atau komponen lai yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Salah satu upaya pengelolaan limbah B3 yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pati mulai tahun 2011 hingga saat ini adalah dengan melakukan pengawasan, memonitor, serta mengeluarkan izin TPS Limbah B3. Pada tahun 2017, sebanyak 44 perusahaan mendapatkan izin TPS Limbah B3. Pemerintah Kabupaten Pati juga melakukan pengawasan lingkungan pada industri dan/atau kegiatan usaha terhadap pengelolaan IPAL, ijin lingkungan (dokumen
pengelolaan
lingkungan)
dan
kualitas
limbah
cair
dengan
diterbitkannya Izin Pembuangan Limbah Cair (Lampiran Tabel 36). Hasil pengawasan yang dilakukan selama tahun 2017 pada 44 industri dan/atau kegiatan usaha menunjukkan masih ada beberapa perusahaan yang belum memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam dokumen pengelolaan lingkungan (dokumen UKL-UPL), belum mempunyai IPAL atau hasil uji kualitas BAB III ANALISIS PSR| 93
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
limbah cairnya belum memenuhi baku mutu kualitas limbah cair. Aktivitas perusahaan yang belum memperhatikan aspek lingkungan seperti pengolahan air limbah termasuk limbah B3 dengan baik dapat merusak kondsi lingkungan hidup di Kabupaten Pati. Hasil Analisis State, Pressure, dan Response Persampahan di Kabupaten Pati 1.
Analisa State Besarnya produksi sampah di Kabupaten Pati berbanding lurus dengan jumlah penduduk pada masing-masing kecamatan. Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pati tahun 2017, produksi sampah di Kabupaten Pati diperkirakan mencapai 398.568 ton per tahun yang tersebar pada 21 kecamatan. Jumlah timbulan sampah terbesar adalah di Kecamatan Pati yaitu sebesar 34.402 ton/tahun.
2.
Pressure Tekanan persampahan paling utama adalah banyaknya jumlah penduduk. Wilayah Kabupaten Pati terdiri dari 21 Kecamatan dengan Luas wilayah 150.368 Ha dengan jumlah penduduk 1.239.989 jiwa dan Pertumbuhan penduduk 0,58 %. Kepadatan penduduk terbesar saat ini berada di Kecamatan Pati dengan jumlah penduduk 107.028 jiwa dan luas wilayah 4.249 Ha. . Kondisi ini salah satunya dipicu dari banyaknya perpindahan penduduk di wilayah tersebut. Tercatat terjadi perpindahan dari penduduk yang datang dan pergi dengan selisih sebesar 840 jiwa. Perpindahan terbesar terjadi di Kecamatan Juwana Faktor geologi Kota Pati dan topografi yang relative datar sehingga mengakibatkan kerawanan timbulnya bencana banjir. Elevasi dataran di Kota Pati berada diantara terendah 4 meter dan tertinggi 21 meter dpl. Selain itu Pola perilaku dalam mengkonsumsi barang sehari-hari menimbulkan sampah yang tidak dapat diolah kembali sehingga timbul sampah residu; BAB III ANALISIS PSR| 94
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
3.
Analisa Response Dengan adanya permasalahan dan kondisi geografis Kota Pati maka Pemerintah Kabupaten Pati melaksanakan program dan kegiatan guna menanggulangi permasalahan perkotaan sebagai berikut : •
Melaksanakan sosialisasi, pembinaan dan dampingan pada masyarakat tentang pengelolaan sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Masyarakat di tingkat RT/RW didorong untuk membentuk bank-bank sampah agar dapat melakukan pengelolaan sampah secara mandiri. Pengelolaan sampah berbasis masyarakat ini diharapkan dapat mereduksi sampah dari tingkat sumbernya. Hal ini juga mengingat wilayah layanan persampahan Kabupaten Pati yang cukup luas yang cukup sulit untuk dapat dijangkau semuanya. Sehingga peran aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah secara mandiri sangat dibutuhkan tidak hanya untuk mereduksi jumlah sampah tetapi yang juga agar lingkungan terjaga tidak tercemar oleh sampah. Jumlah bank sampah yang telah terbentuk menurut hasil identifikasi oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten Pati adalah sebanyak 139 unit.
•
Memfasilitasi infrastruktur yang mendukung pengelolaan sampah seperti TPS 3R, Rumah Kompos dan Bank Sampah;
•
Pemasangan papan larangan pembuangan sampah secara sembarangan;
•
Penegakan Perda Pengelolaan Sampah dan pelaksanaan operasi yustisi;
•
Pelaksanaan program prokasih, sepanjang sungai
yang melintasi
perkotaan; •
Normalisasi sungai-sungai besar;
•
Pemasangan talud – talud;
•
Penerapan
RTH
dan
pembuatan
biopori
untuk
mengurangi
BAB III ANALISIS PSR| 95
ru
BAB IV INOVASI DAERAH DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP LAPORAN IKPLHD KABUPATEN PATI TAHUN 2017
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
BAB IV INOVASI DAERAH DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Meningkatnya pembangunan di Kabupaten Pati pada berbagai sektor dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dapat menimbulkan dampak positif serta dampak negatif. Dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari adanya pembangunan salah satunya adalah terjadi masalah lingkungan. Pemerintah Kabupaten Pati berkomitmen untuk melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan atau disebut dengan pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan yang berkelanjutan memuat makna mengolah sumberdaya untuk meningkatkan kesejahteraan masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi masa depan mengolah sumber daya untuk meningkatkan kesejahterannya. Pemanfaatan sumber alam perlu memperhatikan patokan-patokan bahwa daya guna dan hasil guna yang dikehendaki dan harus dilihat dalam batas-batas yang optimal tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian sumber alam lain yang berkaitan dalam ekosistem dan memberikan kemungkinan untuk mengadakan pilihan penggunaan dalam pembangunan di masa depan. Karena itu dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan sumber alam harus dimanfaatkan secara rasional, tidak merusak tata lingkungan hidup manusia, dan memperhitungkan kebutuhan generasi yang akan datang. Pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup diarahkan agar dalam segala usaha pendayagunaan tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan serta kelestarian fungsi dan kemampuannya sehingga dapat memberi manfaat bagi pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Komitmen Pemerintah Kabupaten Pati dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan tertuang dalam RPJMD Kabupaten Pati Tahun 2017 – 2022. Dimana terdapat delapan misi pembangunan yang salah satu misi tersebut berkaitan tentang lingkungan hidup. Misi tersebut adalah misi ke 8 yang berbunyi “Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Guna Mendukung Pembangunan Yang Berkelanjutan”. Dalam mencapai misi tersebut sekaligus dapat menjadi solusi dalam penanganan isu utama permasalahan lingkungan, pemerintah Kabupaten Pati beserta berbagai pihak mencanangkan berbagai macam program inovasi di bidang lingkungan hidup. Inovasi BAB IV. Inovasi Daerah | 96
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
dalam pengelolaan lingkungan hidup ini akan terus dikembangkan dan ditingkatkan sehingga menciptakan Kabupaten Pati dengan pembangunan di berbagai sektor demi kesejahteraan masyarakat namun tetap menjaga kualitas lingkungan hidup.
4.1 INOVASI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Meningkatnya jumlah penduduk Kabupaten Pati setiap tahunnya akan sejalan dengan peningkatan sampah yang dihasilkan sehingga diperlukan berbagai inovasi dalam pengelolaan sampah agar tidak memicu permasalahan lingkungan yang lebih besar akibat sampah. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Inovasi-inovasi yang sudah dilaksanakan di Kabupaten Pati dalam pengelolaan persampahan meliputi :
A. Methanogenesis Sampah Organik menjadi Biogas TPA yang dulu merupakan tempat pembuangan akhir, berdasarkan Undang - Undang No. 18 Tahun 2008 menjadi tempat pemrosesan akhir didefinisikan sebagai pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman. TPA Sukoharjo adalah Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang berlokasi di Ds. Sukoharjo Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati yang memiliki luas sebesar ±12,5 Ha dengan metode yang digunakan saat ini adalah Sanitary Landfill. Sanitary landfill didefinisikan sebagai sistem penimbunan sampah secara sehat dimana sampah dibuang di tempat yang rendah atau parit yang digali untuk menampung sampah, lalu sampah ditimbun dengan tanah yang dilakukan lapis demi lapis sedemikian rupa sehingga sampah tidak berada di alam terbuka. Beberapa hal yang sangat diperhatikan dalam operasional sanitary landfill adalah adanya pencemaran yang mungkin timbul selama operasional salah satunya adalah adanya gas yang terbentuk dari aktivitas mikroorganisme dalam mendekomposisi sampah.
BAB IV. Inovasi Daerah | 97
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Komposisi terbesar dari gas yang dihasilkan dari proses dekomposisi sampah adalah gas metan (CH4) dan karbon diokasida (CO2). Gas metan dan CO2 merupakan salah satu gas yang mempunyai kontribusi terhadap Gas Rumah Kaca (GRK). Berdasarkan penelitian yang telah banyak dilakukan gas metan mempunyai kekuatan 21 kali lebih kuat dalam menyimpan panas dibandingkan dengan gas CO2. Kondisi ini yang menyebabkan pengelolaan sampah di landfill merupakan salah satu kontributor dalam penyebab pemanasan global. Terkait dengan hal tersebut sebagai salah satu upaya mitigasi untuk mengurangi pemanasan global, gas metan yang dihasilkan di TPA Sukoharjo Pati dikelola dan dimanfaatkan sebagai sumber energi salah satunya adalah sebagai bahan bakar alternatif. Di zona aktif sanitary landfill serta sebagian zona non aktif yang menghasilkan gas metan dari control landfill di TPA Sukoharjo tertanam pipa-pipa yang merupakan instalasi penangkapan gas metan. Pipa-pipa tersebut diberi lubang kemudian ditanam dengan posisi vertikal dan horizontal, gas metan tersebut akan ditarik oleh mesin compressor dengan posisi selang penyedot yang terpasang dari atas tumpukan sampah yang ada di TPA sehingga pori-pori pipa yang telah diberi lubang tersebut akan menghisap gas metan yang ada di dalam tumpukan sampah tersebut. Gas metan yang ditangkap kemudian ditampung di dalam pipa separator biogas dengan tujuan proses pemurnian agar dihasilkan gas metan yang murni karena bersama gas metan yang ditangkap masih tercampur dengan air lindi dan komponen lainnya. Pengelolaan gas metan ini dilakukan dengan mengikuti S.O.P (Standart Operating Prosedure) dan sistem instalasi pipa yang sesuai dengan standarisasi serta beberapa eksperimen sehingga gas metan yang ada di TPA Sukoharjo tersebut dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif (biogas) untuk memenuhi kebutuhan memasak masyarakat di sekitar lokasi TPA. Bahan bakar alternatif ini telah disalurkan ke rumah warga di sekitar TPA Sukoharjo sebanyak 32 KK dan digunakan pula sebagai bahan bakar Alat destilator sampah plastik di TPA Sukoharjo. Apabila dikalkulasi nilai ekonomi yang didapatkan dari pemanfaatan Gas Methan TPA menjadi bahan bakar alternatif (biogas) adalah sebesar Rp. 2.304.000,- /bulan.
BAB IV. Inovasi Daerah | 98
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gambar 4.1 Instalasi Penangkapan Gas Metan di TPA Sukoharjo
Gambar 4.2 Pipa Saluran Gas Metan dari TPA Sukoharjo menuju Rumah Warga
Gambar 4.3 Pemanfaatan Gas Metan menjadi bahan bakar alternatif (biogas) untuk keperluan memasak BAB IV. Inovasi Daerah | 99
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
B. Methanogenesis Sampah Organik menjadi Energi Listrik Skala Mikro
Gas metan memiliki nilai kalor 50,1 MJ/kg, apabila densitas metan 0,717 kg/m3 maka 1 m3 gas metan akan memiliki energi setara dengan 35,9 MJ atau sekitar 10 kWh. Melihat potensi tersebut gas metan hasil dekomposisi dari tumpukan sampah di TPA Sukoharjo dimanfaatkan pula menjadi energi listrik skala mikro. Gas metan yang ditangkap kemudian ditampung dalam tangki yang berfungsi sebagai pemisah / pemurni gas metan atau separator biogas. Perubahan biogas menjadi energi listrik dilakukan dengan memasukkan gas metan hasil pemurnian ke dalam tabung penampungan kemudian masuk ke conversion kit yang berfungsi menurunkan tekanan gas dari tabung sesuai dengan tekanan operasional mesin dan mengatur debit gas yang bercampur dengan udara di dalam mixer, dari mixer bahan bakar bersama dengan udara masuk kedalam mesin dan terjadilah pembakaran yang akan menghasilkan daya untuk menggerakkan generator yang menghasilkan energi listrik. Pemanfaatan gas metan di TPA Sukoharjo menjadi energi listrik ini digunakan untuk penerangan taman, listrik kios PKL/ kantin dan penggerak pompa air taman yang berada di area TPA Sukoharjo. Apabila dikalkulasi dengan adanya inovasi ini dapat menghemat pemakaian listrik di TPA Sukoharjo sebesar 129 KWH atau Rp. 193.500,- / bulan.
BAB IV. Inovasi Daerah | 100
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gambar 4.4 Pemanfaatan Gas Metan menjadi energi listrik di TPA Sukoharjo
C. Pyrolysis Sampah Plastik Residual menjadi Bahan Bakar Minyak Agar volume sampah yang ditimbun dalam zona akif berkurang sehingga menambah umur TPA, telah dilakukan pula kegiatan daur ulang sampah dari sampah yang masuk ke dalam TPA Sukoharjo baik sampah organik maupun anorganik. Salah satu inovasi di TPA Sukoharjo dalam rangka mengurangi timbunan sampah adalah mengolah sampah anorganik berupa plastik menjadi bahan bakar alternatif. Minat masyarakat dalam penggunaan plastik untuk aktivitas sehari-hari semakin meningkat sehingga jumlah sampah plastik yang dihasilkan juga semakin meningkat. Dampaknya adalah banyaknya volume sampah plastik yang terangkut ke TPA padahal sampah plastik memerlukan waktu ratusan tahun untuk bisa terurai di alam. Di dalam TPA Sukoharjo terdapat aktivitas pemilahan oleh sejumlah pemulung untuk mengambil sampah plastik dan lainnya yang dapat dijual kembali/di daur ulang. Untuk jenis plastik yang tidak laku dijual inilah yang
BAB IV. Inovasi Daerah | 101
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
kemudian diolah lebih lanjut di TPA Sukoharjo menjadi bahan bakar alternatif menggunakan alat destilator sampah plastik. Pengolahan sampah plastik diawali dengan memasukkan sampah plastik ke dalam tangki reaktor (ruang pembakaran) diatas tungku pembakar kemudian dipanaskan hingga temperatur dalam reaktor berkisar antara 300-400 oC. Sumber bahan bakar untuk memanaskan tangki reaktor alat destilator ini berasal dari pengolahan gas metan TPA Sukoharjo menjadi biogas. Uap hasil pembakaran ditampung pada kolom uap untuk selanjutnya dikondensasikan/ diembunkan di dalam kondensor. Terdapat 4 kondensor yang terhubung pada tangki reaktor di TPA Sukoharjo. Pada setiap kondensor dipasang pipa penyalur untuk mengalirkan embun dari uap yang dihasilkan. Tetes demi tetes embun ditampung dalam drum penampungan. Alat destilator ini membutuhkan waktu selama 3 hari dalam sekali proses dari plastik sampai menjadi cairan bahan bakar minyak.
Gambar 4.5 Lokasi Pengolahan Sampah Plastik melalui Alat Destilator menjadi Bahan Bakar Alternatif pengganti BBM di TPA Sukoharjo Kec. Margorejo Kab. Pati
BAB IV. Inovasi Daerah | 102
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gambar 4.6 Alat Destilator di TPA Sukoharjo Kec. Margorejo Kab. Pati
Gambar 4.7 Bahan Bakar hasil proses destilasi Dalam sekali proses alat destilator memerlukan 3 m3 sampah plastik (plastik yang tidak dapat didaur ulang/ tidak laku jual) yang berlangsung selama 3 hari, sehingga dalam 1 bulan alat destilator limbah plastik dapat mengurangi sampah plastik sebesar 24 m3.
D. Ekowisata TPA Sukoharjo
Ekowisata merupakan kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial BAB IV. Inovasi Daerah | 103
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan. Tempat pemrosesan akhir (TPA) pada umumnya selalu identik dengan sampah, kotor, lalat dan menghasilkan bau tidak sedap sehingga selalu dijauhi oleh masyarakat dan bahkan dibeberapa daerah sering terjadi penolakan dari masyarakat sekitar akibat pencemaran yang ditimbulkan dari operasional TPA. TPA Sukoharjo merupakan salah satu tempat pemprosesan akhir sampah di Kabupaten Pati yang berlokasi di Ds. Sukoharjo Kec. Margorejo Kab. Pati. Pemerintah Kabupaten Pati ingin merubah mindset masyarakat tentang TPA yang dahulu sering dijauhi menjadi salah satu tempat yang direkomendasikan untuk didatangi di Kabupaten Pati. TPA Sukoharjo yang memiki luas 12,5 Ha mulai dioperasionalkan sejak tahun 1994 dan terus mengalami pengembangan dalam pengelolaannya hingga sekarang. TPA Sukoharjo yang dahulu hanya menjalankan fungsinya sebagai tempat pemprosesan akhir sampah sekarang dikembangkan dan kelola sebagai tempat rekreasi, edukasi sekaligus sarana penghijaun. Saat ini TPA Sukoharjo menjadi tempat wisata berwawasan lingkungan yang sering dijadikan destinasi wisata bagi keluarga untuk bersantai, siswa/i sekolah, pemerintah kabupaten lain untuk melakukan study banding dan sering pula digunakan sebagai tempat pelaksanaan berbagai kegiatan. Berbagai fasilitas yang ada di TPA Sukoharjo sebagai tempat wisata berwawasan lingkungan di Kabupaten Pati antara lain : 1. Taman Keanekaraaman Hayati 2. Taman Bermain 3. Pondok Taman Baca TPA 4. Aula pertemuan 5. Instalasi Penangkapan Gas Metan 6. Instalasi Perpipaan Gas Metan 7. Pemanfaatan Gas Metan menjadi Biogas 8. Pemanfaatan Gas Metan menjadi Energi Listrik 9. Instalasi Pengolahan Sampah Plastik menjadi Bahan Bakar Alternatif 10. Instalasi Pengolahan Air Licid 11. Biomethagreen BAB IV. Inovasi Daerah | 104
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
12. Briket Bioarang 13. Rumah Kompos 14. Peternakan 15. Lapangan Tembak 16. Kantin untuk pengunjung 17. Area Pembibitan 18. Tempat Perkemahan
Gambar 4.8. Pintu Masuk Menuju TPA Sukoharjo Kab. Pati
Gambar 4.9 Jalan di Area TPA Sukoharjo Kab. Pati
BAB IV. Inovasi Daerah | 105
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gambar 4.10 Fasilitas Pendukung di TPA Sukoharjo Kab. Pati Berikut ini beberapa dokumentasi kegiatan yang dilaksnakan di TPA Sukoharjo sebagai tempat wisata berwawasan lingkungan :
Gambar 4.11 Kunjungan dari Mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang ke TPA Sukoharjo Kab. Pati
BAB IV. Inovasi Daerah | 106
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gambar 4.12 Kunjungan dari Peserta Diklat Pengelolaan TPA Balai Teknis Air Minum dan Sanitasi untuk Indonesia Wilayah Timur ke TPA Sukoharjo Kab. Pati
Gambar 4.13 Kunjungan dari Siswa/i sekolah ke TPA Sukoharjo Kab. Pati
Gambar 4.14 Pelatihan Kader Lingkungan Kab. Pati di TPA Sukoharjo Kab. Pati
E. Pemanfaatan Sampah Organik menjadi Biogas dan Pupuk Cair melalui Biomethagreen Berdasarkan data dan informasi pengelolaan sampah di Kabupaten Pati, komposisi sampah di Kabupaten Pati didominasi oleh sampah organik. Sampah organik memiliki sifat cepat terdegradasi atau membusuk, terutama sampah BAB IV. Inovasi Daerah | 107
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
yang berasal dari sisa makanan. Sampah jenis ini dengan mudah terdekomposisi karena
aktivitas
mikroorganisme.
Dengan
demikian
pengelolaannya
menghendaki kecepatan, baik dalam pengumpulan, pemrosesan, maupun pengangkutannya. Pemerintah Kab. Pati menggalakkan program pengelolaan sampah organik dari sumbernya melalui gerakan pembuatan lubang biopori dan komposting melalui komposter dan takakura bagi pemukiman yang minim lahan, sekolah maupun perkantoran dan pembuatan lubang kompos bagi pemukiman yang masih memiliki lahan luas. Pemerintah juga membangunkan rumah kompos di pemukiman antara lain di Kampung Organik Jl. Nakula Perum Kutoharjo Permai Ds. Kutoharjo Kec. Pati dan kampung iklim di Ds. Jrahi Kec. Dukuhseti Kab. Pati, rumah kompos di Pasar Puri Kec. Pati Kab. Pati yang menangani sampah organik yang dihasilkan dari aktivitas pasar, rumah kompos di sekolah dan di Tempat Pemprosesan Akhir (TPA). Pupuk organik yang dibuat oleh masyarakat melalui rumah kompos, TPS 3R dan laiinya selain dimanfaatkan untuk kebutuhan sendiri, juga dijual ke masyarakat dan sisanya dibeli oleh pemerintah Kabupaten Pati seharga 1500/kg yang sudah tercantum dalam daftar indeks barang Kabupaten Pati untuk kegiatan perawatan taman-taman penunjang Adipura dan dibagikan kepada masyarakat.
Gambar 4.15 a. Rumah Kompos di Pemukiman b. Rumah Kompos di Pasar
Inovasi lain yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pati dalam pengelolaan sampah organik adalah penggunaan dari Biomethagreen yang bisa mengolah
sampah
organik
menjadi
biogas
dan
pupuk
cair.
BAB IV. Inovasi Daerah | 108
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Teknologi Biomethagreen ini
diutamakan
bagi
pengelolaan
sampah
di
perkotaan yang tidak banyak memiliki lahan untuk pengelolaan sampah organik. Biomethagreen menggunakan sistem anaerob, yaitu sistem tertutup dimana proses yang terjadi di dalam ruang yang kedap udara. Sampah organik (terutama sampah rumah tangga) dari warga dimasukkan ke dalam biodigester Biomethagreen melalui lubang masuk bahan baku. Sampah organik tersebut nantinya akan dirombak oleh bakteri melalui mekanisme perombakan (dekomposisi) sehingga menghasilkan gas metan. Gas metan kemudian ditangkap oleh instalasi yang ada di dalam Biomethagreen dan disalurkan ke rumah warga sebagai bahan bakar untuk memasak melalui pipa-pipa biogas. Limbah dari hasil pembuatan biogas (sludge) tersebut berupa cairan. Cairan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair karena kandungan nutrisinya yang cukup lengkap seperti yang dibutuhkan tanaman.
Gambar 4.16 Pengolahan sampah organik melalui Biomethagreen a. Biomethagreen di Pemukiman b. Biomethagreen Di TPA Sukoharjo
Gambar 4.17 Biogas dan pupuk organik dari hasil pengolahan sampah organik melalui Biomethagreen
BAB IV. Inovasi Daerah | 109
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Kabupaten Pati memiliki 4 unit biomethagreen dimana 2 unit dioperasikan untuk pemukiman yaitu 1 unit di Bank Sampah Kencana Perum Griya Kencana II 04/01 Ds. Sidokerto Kec. Pati Kab. Pati dan 1 unit di Bank Sampah Asri Raharjo Jl. Arjuna IV RT. III RW. VIII Perumahan Kutoharjo Permai Ds. Kutoharjo Kec. Pati dan 2 unit dioperasikan di TPA Sukoharjo Kec. Margorejo Kab. Pati. F. Handycraft hasil dari daur ulang sampah anorganik Sifat dari sampah anorganik yang sulit untuk diuraikan secara alami dalam tanah dan membutuhkan waktu yang sangat lama, memunculkan ide kreatif untuk memanfaatkannya menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis. Salah satunya dengan membuat berbagai kerajinan tangan atau handycraft yang memiliki nilai jual. Sehingga selain dapat mengurangi timbulan sampah juga dapat memberikan manfaat secara ekonomi kepada masyarakat. Sebagai upaya untuk mendukung dan memotivasi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan pemanfaatan sampah anorganik menjadi kerajinan, Pemerintah Kabupaten Pati juga memperhatikan hasil pemasaran produk daur ulang sampah yang memiliki nilai jual. Pemerintah Kabupaten Pati membantu meperkenalkan produk daur ulang sampah dengan cara memfasiliasi dalam kegiatan pameran-pameran baik dalam kota maupun luar kota, kemudian menyediakan stand khusus produk daur ulang sampah di Pasar Pragola (Pasar Unggulan Kabupaten Pati) yang buka setiap hari dan membangun showroom khusus daur ulang sampah di pusat daur ulang sampah yang rencananya akan di bangun pada tahun 2018.
Gambar 4.18 Pemasaran Handycraft dari Sampah Anorganik di Pasar Pragola (Pasar Unggulan) di Kab. Pati BAB IV. Inovasi Daerah | 110
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gambar 4.19 Pemasaran Handycraft Dari Sampah Anorganik Melalui Keikutsertaan Dalam Kegiatan Pameran G. Peran Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Lingkungan Hidup didefinisikan sebagai upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup. Dalam pelaksanaannya, pengelolaan tersebut dilaksanakan oleh semua pemegang peran atau stakeholder baik pemerintah sesuai tugas masing-masing, masyarakat serta pelaku pembangunan. Begitupun pula dalam melaksanakan progam pengelolaan sampah harus ada kerjasama atau sinergisitas antara pemerintah dan masyarakat, agar tujuan pengelolaan dapat mencapai hasil yang optimal. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Pati dalam meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan antara lain melalui kegiatan sosialisasi/pembinaan pengelolaan sampah berbasis masyarakat, gerakan masyarakat peduli lingkungan, penyelenggaraan lomba inovasi
pengelolaan
lingkungan,
pembentukan
kampung
iklim
serta
pembentukan Kader Lingkungan Kabupaten Pati. 1. Kegiatan
sosialisasi/
pembinaan
pengelolaan
sampah
berbasis
masyarakat Sosialisasi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menumbuhkan kesadaran pribadi dari masyarakat dalam mengelola lingkungannya. Sosialisasi ini dilaksanakan dengan berbagai cara baik pembelajaran secara langsung dengan masyarakat maupun melalui media cetak dan elektronik. Dalam kegiatan sosialisasi ini pemerintah Kabupaten Pati terutama DLH BAB IV. Inovasi Daerah | 111
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
juga masuk ke dalam berbagai komunitas seperti PKK, Gabungan organisasi wanita, organisasi keagamaan, sekolah, karang taruna, dan komunitas lainnya dalam berbagai acara formal maupun non formal untuk memberikan motivasi serta pengarahan pengelolaan lingkungan agar dapat diteruskan dan diaplikasikan di lingkungannya masing-masing. Dalam rangka meningkatkan kapasitas masyarakat dan dunia usaha, DLH Kab. Pati pula melaksanakan workshop daur ulang sampah setiap tahunnya yang mengundang narasumber/tenaga ahli dan praktisi di bidang persampahan berskala nasional.
Gambar 4.20 Workshop Daur Ulang Sampah Menjadi Kerajinan
Gambar 4.21 Bimbingan Teknis Pembuatan Kompos 2. Gerakan Masyarakat Peduli Lingkungan Pemerintah Kabupaten Pati juga mengajak dan menggugah kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan pengelolaan lingkungan bersama antara lain melalui acara kerja bakti massal di fasilitas umum seperti pantai dan tempat wisata, aksi pungut sampah, pembagian bibit dan kompos gratis pada kegiatan Car Free Day, aksi tanam pohon bersama dan kegiatan lainnya yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat.
BAB IV. Inovasi Daerah | 112
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
. Gambar 4.22 Kerja Bakti Massal Membersihkan Pantai Banyutowo Kec. Dukuseti Kab. Pati
Gambar 4.23 Aksi Pungut Sampah dan Pengambilan Paku di Pohon oleh Saka Kalpataru Kab. Pati
BAB IV. Inovasi Daerah | 113
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gambar 4.24 Gerakan Semar (Sebelas Maret) Jumput Sampah
3. Penyelenggaraan Lomba Inovasi Pengelolaan Lingkungan Pemerintah Kabupaten Pati menyelenggarakan lomba inovasi pengelolaan lingkungan setiap tahunnya sejak tahun 2011 dan melibatkan sekolah serta pemukiman. Dengan adanya perlombaan ini memicu setiap daerah untuk melakukan pembenahan lingkungan bersama sehingga pada akhirnya menciptakan lingkungan yang lebih baik dari sebelumnya dan menghasilkan daerah-daerah baru yang memiliki pengelolaan lingkungan terbaik.
BAB IV. Inovasi Daerah | 114
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gambar 4.25 Pelaksanaan Lomba Inovasi Pengelolaan Lingkungan 4. Pembentukan Kampung Iklim Dalam rangka membentuk pemukiman yang sadar akan perubahan iklim yang terjadi sekarang ini sehingga semua pihak terdorong melaksanakan aksi nyata dalam menghadapi perubahan iklim, Pemerintah Kabupaten Pati membentuk Program Kampung Iklim. Inisiasi pembentukan kampung iklim ini berlokasi di Ds. Kutoharjo Kec. Pati Kab. Pati. Sebagai salah satu kampung iklim yang berada di Kabupaten Pati, Desa Kutoharjo telah melakukan berbagai kegiatan pengelolaan lingkungan dalam rangka adaptasi terhadap dampak perubahan iklim antara lain melaksanakan gerakan penghijauan lingkungan, gerakan penanaman sayur dan buah di setiap rumah, adanya green house, penambahan RTH di lahan kosong, pembentukan komunitas pati berkebun, proses pemilahan ditingkat rumah tangga, terdapat bank sampah, kegiatan daur ulang sampah anorganik menjadi kerajinan, pemanfaatan sampah organik melalui biometagreen, pembuatan kompos melalui biopori, komposter, serta rumah kompos, pemanfaatan energi surya untuk penerangan serta pemanfaatan IPAL domestik rumah tangga untuk menyiram bunga dan mencuci motor. BAB IV. Inovasi Daerah | 115
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gambar 4.26 Gerakan penghijauan lingkungan di RW. 8 Ds. Kutoharjo Kec. Pati Kab. Pati
Gambar 4.27 Aktivitas di Bank Sampah Asri Raharjo
Gambar 4.28 a. Pemanfaatan energi surya untuk penerangan taman b. IPAL domestik rumah tangga.
BAB IV. Inovasi Daerah | 116
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
5. Pembentukan Kader Lingkungan Kabupaten Pati Kader lingkungan dibentuk sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah dalam menyampaikan program tentang pengelolaan lingkungan khususnya pengelolaan sampah dan penghijauan untuk selanjutnya disampaikan kepada warga lain dilingkungannya. Adanya kader lingkungan ini sangat membantu peran pemerintah sebagai garda terdepan di masyarakat untuk mendukung program-program pengelolaan lingkungan dan menggerakkan masyarakat di lingkungannya untuk ikut peduli terhadap lingkungan. Kader lingkungan ini dibekali dengan ilmu pengelolaan lingkungan oleh DLH Kab. Pati melalui sosialisasi dan pelatihan dengan mendatangkan tenaga ahli berskala nasional yang diadakan secara berkala dengan materi yang berbeda-beda untuk meningkatkan keahlian, pertemuan rutin untuk penguatan anggota serta dilakukan kegiatan study banding ke lokasi lain yang memiliki pengelolaan lingkungan lebih inovatif. Kader lingkungan ini kemudian membentuk kader sampai dengan tingkat RT/dawis dan menjadi penggerak di lingkungannya untuk membentuk bank sampah, mengelola TPS 3R, rumah kompos dan pengelolaan lainnya. DLH Kabupaten Pati bekerjasama pula dengan kader lingkungan untuk menjadi narasumber dalam kegiatan sosialiasi dan pelatihan di tingkat Kecamatan/ Desa/ RW/ RT di seluruh wilayah Kabupaten Pati.
Gambar 4.29 Pembinaan Kader Lingkungan Kabupaten Pati
BAB IV. Inovasi Daerah | 117
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gambar 4.30 Kader lingkungan memberikan pelatihan daur ulang sampah ke masyarakat
4.2 INOVASI DI BIDANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK RUMAH TANGGA Pertumbuhan penduduk kota yang tinggi serta meningkatnya kegiatan pembangunan diberbagai sektor menimbulkan berbagai masalah di wilayah-wilayah perkotaan salah satunya adalah permasalahan air limbah yang dihasilkan terutama dari kegiatan rumah tangga. Pembangunan IPAL menjadi salah satu solusi dalam menangani masalah tersebut. Pemerintah Kabupaten Pati melaksanakan pembangunan IPAL domestik komunal di berbagai titik rawan pencemaran terutama wilayah padat penduduk. Hingga sekarang Pemerintah Kab. Pati sudah membangun 77 (tujuh puluh tujuh) unit IPAL domestik komunal yang berada di pemukiman dan beberapa pondok pesantren. Kabupaten Pati juga memiliki 2 (dua) unit IPAL domestik dengan sistem recycling yang dirancang untuk bisa mengolah air limbah dari kegiatan rumah tangga yang mana air hasil pengolahan dapat dimanfaatkan kembali untuk menyiram bunga dan mencuci motor warga sekitar. IPAL domestik tersebut berada di Kampung Iklim Perumahan Kutoharjo Permai RW. 8 Ds. Kutoharjo Kec. Pati Kab. Pati dan di Perumahan Sukoharjo Indah Ds. Sukoharjo Kec. Margorejo Kab. Pati. Untuk efisiensi lahan, IPAL domestik komunal dibangun di bawah jalan dan taman sehingga area di atasnya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain oleh masyarakat dan sekolah.
BAB IV. Inovasi Daerah | 118
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gambar 4.31 Pemanfaatan IPAL Domestik untuk menyiram tanaman
4.3 INOVASI DI BIDANG PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI Berdasarkan data dari BPS (Pati dalam angka tahun 2017) jumlah UMKM di Kab. Pati sampai tahun 2017 mencapai 11.087 yang terdiri dari berbagai jenis usaha/produk. Semakin meningkatnya minat masyarakat untuk mendirikan industri skala rumah tangga mengakibatkan semakin besarnya beban pencemaran yang diterima oleh sungai dari limbah yang dihasilkan. Salah satu usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Kab. Pati untuk mencegah dan mengurangi beban pencemar dari limbah yang dihasilkan adalah membangun IPAL komunal untuk industri rumah tangga. Kabupaten Pati wilayah utara memiliki potensi dalam pertanian ketela, sehingga sebagian besar masyarakat di wilayah tersebut memiliki usaha produksi tepung tapioka. Industri tapioka menghasilkan limbah cair dalam jumlah yang sangat banyak yang berasal dari proses pencucian dan pengendapan yang mengandung bahan organik yang berpotensi sebagai pencemar lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik. Pengusaha industri tapioka terutama industri kecil dan menengah jarang melakukan pengolahan terhadap limbah yang dihasilkan karena besarnya biaya investasi pembangunan dan operasional IPAL, oleh karena itu Pemerintah memberikan prasana dan sarana untuk mengolah limbah cair yang dihasilkan oleh industri tepung tapioka skala kecil dan menengah dengan membangunkan 2 unit IPAL komunal yang berada di Kec. Margoyoso Kab. Pati tepatnya di Ds. Sidomukti dengan kapasias 300 m3 dan Ds. Sekarjalak dengan kapasias 720 m3 yang merupakan sentra pembuatan tepung tapioka. BAB IV. Inovasi Daerah | 119
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Selain industri tepung tapioka di Kabupaten Pati juga memiliki sentra indutri tahu tempe skala kecil yang tersebar di beberapa Kecamatan. Sampai tahun 2017 Pemerintah Kabupaten Pati sudah membangun 20 unit IPAL Biogas untuk industri Tahu Tempe. Biogas yang dihasilkan dipergunakan untuk bahan bakar pengolahan tahu tempe dan sebagian disalurkan ke warga sekitar untuk memasak.
Gambar 4.32 a. IPAL industri tapioka di Ds. Sekarjalak Kec. Margoyoso b. IPAL Biogas Tahu Tempe Pemerintah Kabupaten Pati juga mengarahkan kepada setiap industri yang menghasil limbah cair untuk mempunyai IPAL. Hingga tahun 2017 industri di Kabupaten Pati yang memiliki izin pengelolaan limbah cair (IPLC) sebanyak 23 industri dan bagi industri yang belum memiliki IPAL akan terus didampingi serta diarahkan agar mengelola limbah cair yang dihasilkan dengan baik melalui IPAL. Untuk kegiatan pengawasan terhadap pencemaran yang mungkin timbul akibat aktivitas industri, Pemeritah Kabupaten Pati membuat sistem pengaduan masyarakat secara online dalam website DLH Kabupaten Pati yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Dengan aplikasi tersebut penyampaian pengaduan akan lebih mudah, cepat dan tertangani dengan segera.
BAB IV. Inovasi Daerah | 120
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gambar 4.33 Pengaduan secara online
4.4 INOVASI DI BIDANG MANGROVE Kebijakan penanaman mangrove di Kabupaten Pati diarahkan menjadi 2 (dua) tujuan yaitu a. Penanaman Mangrove Sebagai Ekowisata Kabupaten Pati memiliki 2 (dua) lokasi ekowisata mangrove yang berada di Kec. Trangkil dan Kec. Wedarijaksa. Untuk Kec. Trangkil dikelola oleh LSM desa setempat yaitu Ds. Kertomulyo bekerjasama dengan berbagai pihak dan penggiat lingkungan dalam penanamannya. Untuk pengelolan ekowisata diserahkan ke desa setempat. Untuk ekowisata di daerah Tluwuk Kec. Wedarijaksa dikelola oleh Forum pesisir Kabupaten Pati yang meliputi 7 (tujuh) kecamatan yang memiliki wilayah pesisir b. Mangrove sebagai Konservasi Pantai Kabupaten Pati memiliki pantai sepanjang ± 60 Km yang membentang dari arah utara (Kec. Dukuhseti) sampai arah tenggara Kab. Pati yaitu Kec. Batangan. Secara klimatologi Kab. Pati dipengaruhi oleh angin muson yang mengakibatkan terjadinya abrasi, akresi serta gelombang pasang. Penanaman mangrove sebagai konservasi pantai berfungsi untuk mencegah terjadinya abrasi, akresi serta gelombang pasang. Pembiayaan pengadaan dan penanaman mangrove dibiayai oleh Pemerintah Kab. Pati dan dunia usaha yang peduli terhadap lingkungan.
BAB IV. Inovasi Daerah | 121
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
4.5 ANGGARAN Sebagai komitmen Pemerintah Kabupaten Pati dalam memperbaiki kualitas lingkungan hidup di wilayahnya yaitu dengan meningkatkan anggaran pengelolan lingkungan hidup melalui lembaga Dinas Lingkungan Hidup. Total anggaran tahun 2016 adalah sebesar Rp 7.240.086.000,00 meningkat menjadi Rp. 13.236.166.000,00 pada tahun 2017 dengan persentase kenaikan sebesar 82,8 %. Anggaran
tersebut
terdiri
dari
belanja
tidak
langsung
sebesar
Rp.
8.272.210.000,00 dan belanja langsung sebesar Rp. 4.963.956.000,00. Sumber anggaran tersebut berasal dari dana APBD dan APBN/DAK. Pada tahun anggaran 2017 dana tersebut digunakan untuk pendanaan pelaksanaan 23 (tujuh) program.
4.6 KELEMBAGAAN Dinas Lingkungan Hidup mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan Daerah di Bidang Lingkungan Hidup dan Bidang Kehutanan serta tugas pembantuan yang diberikan kepada Daerah. Dinas dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan Urusan Pemerintahan Daerah di Bidang Lingkungan Hidup dan Bidang Kehutanan; b. pelaksanaan kebijakan Urusan Pemerintahan Daerah di Bidang Lingkungan Hidup dan Bidang Kehutanan; c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Urusan Pemerintahan Daerah di Bidang Lingkungan Hidup dan Bidang Kehutanan; d. pelaksanaan
administrasi
Urusan
Pemerintahan
Daerah
di
Bidang
Lingkungan Hidup dan Bidang Kehutanan; e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait tugas dan fungsinya. Susunan Organisasi Dinas Lingkungan Hidup terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Subbagian Program dan Keuangan; BAB IV. Inovasi Daerah | 122
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
2. Subbagian Umum dan Kepegawaian; c. Bidang Penataan Lingkungan, terdiri dari : 1. Seksi Perencanaan dan Informasi Lingkungan; 2. Seksi Pengkajian Dampak Lingkungan; d. Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, terdiri dari : 1. Seksi Pengendalian Pencemaran Air, Tanah dan Udara; 2. Seksi Manajemen Pengelolaan Sampah dan Bahan Berbahaya dan Beracun; 3. Seksi Konservasi dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan; e. Bidang Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, terdiri dari : 1. Seksi Penaatan Lingkungan Hidup; 2. Seksi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup; f. Kelompok Jabatan Fungsional; g. Unit Pelaksana Teknis Dinas Pada tahun 2017 jumlah personil Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pati adalah 33 orang yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Kualifikasi pendidikan paling tinggi adalah pada tingkatan Master (S2) berjumlah 11 orang (7 laki-laki dan 4 perempuan), tingkat Sarjana (S1) berjumlah 14 orang (6 laki-laki dan 8 perempuan, tingkat Diploma (D3/D4) berjumlah 2 orang (1 lakilaki dan 1 perempuan), dan tingkat SLTA berjumlah 6 orang (4 laki-laki dan 2 perempuan).
BAB IV. Inovasi Daerah | 123
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
BAB IV. Inovasi Daerah | 124
BAB V PENUTUP LAPORAN IKPLHD KABUPATEN PATI TAHUN 2017
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
BAB V PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Melalui mekanisme Musrenbang, laporan masyarakat, saran masukkan dan pengaduan warga serta diskusi dengan Tim Pembahas Dokumen IKPLHD yang terdiri dari OPD terkait serta mengikutkan kalangan akademis ditetapkan Isu Prioritas Lingkungan Hidup Daerah meliputi : 1. Kurangnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah sejak dari sumbernya atau lemahnya praktek 3R, yaitu: reused, reduced and recycled); 2. Masih rendahnya pengelolaan air limbah domestik rumah tangga; 3. Masih rendahnya pengelolaan limbah industri; 4. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan hutan dan mangrove. Dengan menggunakan analisa State Pressure Response dan metode crosstabe ditetapkan kebijakan-kebijakan daerah di bidang Tataguna Lahan, Kualitas Air, Kualitas Udara, Resiko Bencana dan Perkotaan sebagai berikut : 1. Bidang Tataguna Lahan Kebijakan yang dilaksanakan meningkatkan pengawasan lingkungan, pengawasan tata ruang, meningkatkan pengawasan hutan lindung melaksanakan program penghijauan dengan pengadaan bibit tanaman dan benih sehingga akan meningkatkan
indeks tutupan lahan, serta
melakukan kegiatan preventif untuk para pelaku usaha dan/atau kegiatan yang akan memohon izin lingkungan. Untuk mewujudkan strategi tersebut, Pemerintah Kabupaten Pati membuat beberapa program yaitu: (1) Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan, Usaha dan/atau kegiatan yang sudah memiliki izin lingkungan (2) Program
BAB V. PENUTUP| 125
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam (SDA), dan (3) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan, serta Program penyampaian informasi Pengelolaan Lingkungan berkaitan dengan kegiatan preventif sebelum usaha dan/atau kegiatan itu dilaksanakan. 2. Bidang Kualitas Air Kebijakan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas air sungai dilakukan langkah-langkah teknis dan non teknis yaitu : a.
Sosialisasi pengelolaan lingkungan, sampah, yang dilaksanakan di masyarakat sekitar sungai;
b.
Sosialisasi pengelolaan limbah yang dilaksanakan di pelaku usaha yang ada di sekitar sungai;
c.
Pembinaan dan pengawasan kinerja IPAL;
b.
Pelaksanaan Program Prokasih;
c.
Pelaksanaan Proper;
d.
Pelaksanaan Adipura;
e.
Informasi pengelolaan lingkungan melalui website dan media lainnya;
f.
Penerbitan izin lingkungan.
3. Bidang Kualitas Udara Dalam upaya untuk meningkatkan indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH), pemerintah Kabupaten Pati membuat kebijakan: a.
strategi pemenuhan persentase baku mutu udara dengan membuat kebijakan peningkatan kualitas udara melalui pengawasan dan pengendalian pencemaran udara pada kegiatan usaha;
b.
Program Pengendalian Polusi dengan indikator kinerja persentase pemenuhan baku mutu kualitas udara;
c.
Membuat kebijakan peningkatan kualitas udara melalui kegiatan penghijauan;
d.
Pengawasan terhadap pencemaran udara sumber emisi bergerak maupun tidak bergerak. Sumber bergerak dilakukan oleh Dinas Perhubungan melalui pengukuran emisi kendaraan bermotor, BAB V. PENUTUP| 126
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
sedangkan emisi
sumber tidak bergerak
dilakukan melalui
pemantauan udara emisi industri dari industri yang mempunyai cerobong sebagaimana ketentuan dalam standar pelayanan minimal bidang lingkungan hidup; e.
Pemantauan udara emisi cerobong genset untuk setiap pelaku usaha yang memiliki dan menggunakan sumber energi genset, pelaksanaan kegiatan Car Free Day;
f.
Kebijakan ramah lingkungan disekolah dengan program Adiwiyata yang ditindaklanjuti dengan kegiatan ramah lingkungan misalnya bike to school, penanaman pohon, pengelolaan sampah;
4. Bidang Resiko Bencana Guna mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh Resiko Bencana Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Pati telah melakukan : a.
Identifikasi dan memetakan daerah-daerah yang rawan bencana;
b.
Dilakukan kanjian peta rawan bencana di Kabupaten Pati, sehingga sudah bisa diidentifikasi bencana apa yang relative sering terjadi di Kabupaten Pati yaitu bencana banjir, kekeringan, tanah longsor, angin puting beliung, gempa dan gelombang pasang yang melanda daerah pesisir. yang mengakibatkan banyak kerugian;
c.
Upaya Pemerintah Kabupaten Pati untuk menangani masalah bencana alam banjir dan tanah longsor adalah dengan meningkatkan jumlah desa tangguh bencana.
5. Bidang Perkotaan Dengan adanya permasalahan dan kondisi geografis Kota Pati maka Pemerintah Kabupaten Pati melaksanakan program dan kegiatan guna menanggulangi permasalahan perkotaan sebagai berikut : a.
Melaksanakan
sosialisasi,
pembinaan
dan
dampingan
pada
masyarakat tentang pengelolaan sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle); b.
Memfasilitasi infrastruktur yang mendukung pengelolaan sampah seperti TPS 3R, Rumah Kompos dan Bank Sampah; BAB V. PENUTUP| 127
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
c.
Pemasangan
papan
larangan
pembuangan
sampah
secara
sembarangan; d.
Penegakan Perda Pengelolaan Sampah dan pelaksanaan operasi yustisi;
e.
Pelaksanaan program prokasih, sepanjang sungai yang melintasi perkotaan;
f.
Normalisasi sungai-sungai besar;
g.
Pemasangan talud – talud;
h.
Penerapan RTH dan pembuatan biopori untuk mengurangi run off.
Inovasi daerah yang dilakukan guna menjawab Isu Prioritas Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Pati yaitu : Guna menangani masalah persampahan yang timbul akibat bertambahnya penduduk dan perubahan pola perilaku warga dilaksanakan inovasi berupa : a. Methanogenesis Sampah Organik menjadi Biogas; b. Methanogenesis Sampah Organik menjadi Energi Listrik Skala Mikro c. Pyrolysis Sampah Plastik Residual menjadi Bahan Bakar Minyak; d. Ekowisata TPA Sukoharjo e. Pemanfaatan Sampah Organik menjadi Biogas dan Pupuk Cair melalui Biomethagreen; f. Handycraft hasil dari daur ulang sampah anorganik; g. Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Sedangkan pengelolaan limbah cair industri dilakukan upaya-upaya untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat dari kegiatan industri , yang didominasi usaha menengah kecil bahkan skala rumahan. Salah satu usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Kab. Pati untuk mencegah dan mengurangi beban pencemar dari limbah yang dihasilkan adalah membangun IPAL komunal untuk industri rumah tangga. Kabupaten Pati wilayah utara memiliki potensi dalam pertanian ketela, sehingga sebagian besar masyarakat di wilayah tersebut memiliki usaha produksi tepung tapioka. Industri tapioka menghasilkan limbah cair dalam jumlah yang sangat banyak yang berasal dari proses pencucian dan BAB V. PENUTUP| 128
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
pengendapan yang mengandung bahan organik yang berpotensi sebagai pencemar lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik . Pengusaha industri tapioka terutama industri kecil dan menengah jarang melakukan pengolahan terhadap
limbah
yang
dihasilkan
karena
besarnya
biaya
investasi
pembangunan dan operasional IPAL, oleh karena itu Pemerintah memberikan prasana dan sarana untuk mengolah limbah cair yang dihasilkan oleh industri tepung tapioka skala kecil dan menengah dengan membangunkan 2 unit IPAL komunal yang berada di Kec. Margoyoso Kab. Pati tepatnya di Ds. Sidomukti dengan kapasias 300 m3 dan Ds. Sekarjalak dengan kapasias 720 m3
yang
merupakan
sentra
pembuatan tepung tapioka. Selain
industri
tepung
tapioka di Kabupaten Pati juga memiliki sentra indutri tahu tempe skala kecil yang tersebar di beberapa Kecamatan. Sampai tahun 2017 Pemerintah Kabupaten Pati sudah membangun 20 unit IPAL Biogas untuk industri Tahu Tempe. Biogas yang dihasilkan dipergunakan untuk bahan bakar pengolahan tahu tempe dan sebagian disalurkan ke warga sekitar untuk memasak. Untuk
kegiatan
pengawasan terhadap pencemaran yang mungkin timbul akibat aktivitas industri, Pemeritah Kabupaten Pati membuat masyarakat
sistem secara
pengaduan online
dalam
website DLH Kabupaten Pati yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Dengan aplikasi tersebut penyampaian pengaduan akan lebih mudah, cepat dan tertangani dengan segera.
BAB V. PENUTUP| 129
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Kebijakan penanaman mangrove di Kabupaten Pati diarahkan menjadi 2 (dua) tujuan yaitu a.
Penanaman Mangrove Sebagai Ekowisata Kabupaten Pati memiliki 2 (dua) lokasi ekowisata mangrove yang berada di Kec. Trangkil dan Kec. Wedarijaksa. Untuk Kec. Trangkil dikelola oleh LSM desa setempat yaitu Ds. Kertomulyo bekerjasama dengan berbagai pihak dan penggiat lingkungan dalam penanamannya. Untuk pengelolan ekowisata diserahkan ke desa setempat. Untuk ekowisata di daerah Tluwuk Kec. Wedarijaksa dikelola oleh Forum pesisir Kabupaten Pati yang meliputi 7 (tujuh) kecamatan yang memiliki wilayah pesisir
c. Mangrove sebagai Konservasi Pantai Kabupaten Pati memiliki pantai sepanjang ± 60 Km yang membentang dari arah utara (Kec. Dukuhseti) sampai arah tenggara Kab. Pati yaitu Kec. Batangan.
Secara
klimatologi
Kab.
dipengaruhi
oleh
muson
gelombang
angin yang
mengakibatkan abrasi,
Pati
akresi
terjadinya serta pasang.
Penanaman mangrove sebagai konservasi pantai berfungsi untuk mencegah terjadinya abrasi, akresi serta gelombang pasang. Pembiayaan pengadaan dan penanaman mangrove dibiayai oleh Pemerintah Kab. Pati dan dunia usaha yang peduli terhadap lingkungan. Demikian Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Daerah Kabupaten Pati kami susun guna memberikan informasi kondisi lingkungan dan analisis yang digunakan dalam mengatasi kondisi lingkungan dengan isu prioritas BAB V. PENUTUP| 130
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
lingkungan hidup, serta kebijakan, program dan kegiatan serta langkah inovasi guna mengimbangi kondisi lingkungan dan kecenderungan yang ada di Kabupaten Pati. Harapan terbesar adalah terciptanya komitmen berbagai pihak untuk pengelolaan lingkungan hidup didukung informasi dan data yang terupdate setiap tahunnya sehingga arahan pengelolaan lingkungan hidup menjadi lebih focus, serta alokasi anggaran yang memadai, guna mendukung kelestarian lingkungan.
BAB V. PENUTUP| 131
LAMPIRAN DATA LAPORAN IKPLHD KABUPATEN PATI TAHUN 2017
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 2 : Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama di Kabupaten Pati Tahun : 2017
No.
Kecamatan
(1) 1
(2) Sukolilo
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Kayen Tambakro mo Winong Pucakwan gi Jaken Batangan Juwana Jakenan Pati Gabus Margorejo Gembong Tlogowun gu Wedarijak sa Trangkil Margoyos o Gunungwu ngkal Cluwak Tayu Dukuhseti Jumlah
Luas Lahan Non Pertanian (Ha)
Luas Lahan Sawah (Ha)
Luas Lahan Kering (Ha)
(3) 3,796
(4) 7,253
(5) 4,335
Luas Lahan Perkeb unan (Ha) (6) -
Luas Lahan Hutan (Ha) (7) 108
Luas Lahan Badan Air (Ha) (8) tdk tersedi a data
Hutan Negara (9) 316
2,301 1,321
4,937 2,947
1,632 1,514
-
108 -
2,053
4,221
1,905
-
-
1,815
915
5,023
1,377
-
102
4,866
902 857 1,101 1,073 1,421 1,368 1,131 1,232
3,595 2,088 1,536 3,963 2,558 4,075 2,750 823
1,508 39 47 102 87 64 1,293 3,564
42 1,004
49 44 1 15
793 960 -
1,503
1,829
3,856
65
-
-
1,033
2,178
87
-
-
-
998
1,040
1,079
-
-
-
1,677
1,265
1,589
27
9
-
1,570
1,627
2,832
21
-
-
1,757 1,266 1,480 30,755
1,344 2,184 2,063 59,299
2,700 489 997 31,096
241 913 2,313
436
889 9,741
102
LAMPIRAN | 133
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 2 : Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama di Kabupaten Pati Tahun : 2017 Kabupaten/Kota Luas Luas Lahan Luas Lahan No. / Kecamatan Lahan Non Pertanian (Ha) Sawah (Ha) Kering (Ha) (1) (2) (3) (4) (5) 1 Sukolilo 3796 7253 4717 2 Kayen 2301 4937 2257 3 Tambakromo 1321 2947 2979 4 Winong 2053 4221 2816 5 Pucakwangi 915 5023 6243 6 Jaken 902 3595 2306 7 Batangan 857 2088 2121 8 Juwana 1101 1536 2956 9 Jakenan 1073 3963 268 10 Pati 1421 2558 270 11 Gabus 1368 4075 64 12 Margorejo 1131 2721 2257 13 Gembong 1232 823 3656 14 Tlogowungu 1503 1829 6049 15 Wedarijaksa 1033 2178 874 16 Trangkil 998 1040 2246 17 Margoyoso 1677 1265 3019 18 Gunung Wungkal 1570 1627 2962 19 Cluwak 1757 1344 3593 20 Tayu 1266 2184 909 21 Dukuhseti 1480 2063 3703 Jumlah 30755 59270 56265
LAMPIRAN | 134
Luas Lahan Perkebunan (Ha) (6) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 42 1004 65 0 0 27 21 241 0 913 2313
Luas Lahan Hutan (Ha) (7) 108 0 0 0 102 49 0 0 0 0 44 0 0 15 0 0 9 0 0 0 0 327
Luas Lahan Badan Air (Ha) (8)
0
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 3. Luas Hutan Berdasarkan Fungsi dan Status di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No.
Fungsi Hutan
(1)
(2)
Luas (Ha) (3)
A. Berdasarkan Fungsi Hutan 1.
Hutan Produksi
20.140,99
2.
Hutan Lindung
1073,61
3.
Taman Nasional
4.
Taman Wisata Alam
5.
Taman Buru
6.
Cagar Alam
7.
Suaka Margasatwa
8.
Taman Hutan Raya
B. Berdasarkan Status Hutan 1.
Hutan Negara (Kawasan Hutan)
21.214,60
2.
Hutan Hak/Hutan Rakyat
0,879
3.
Hutan Kota
4.
Taman Hutan Raya
5.
Taman Keanekaragaman Hayati
Sumber : Perhutani KPH Pati
LAMPIRAN | 135
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 4 Luas Lahan Krits di Dalam dan Luar Kawasan Hutan di Kabupaten Pati Kabupaten : Pati Kritis (Ha) No.
Kabupaten/Kot a/ Kecamatan
Sangat Kritis (Ha) Luar
Hutan
Hutan
Hutan
Luar Hutan
Hutan
Hutan
Kawasan Produksi
Lindung
Konservasi
Produksi
Lindung
Konservasi
Hutan (1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Penyebab Kawasan Lahan Kritis Hutan
(7)
NIHIL
Sumber : Perhutani KPH Pati
LAMPIRAN | 136
(8)
(9)
(10)
(11)
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel-5. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering Akibat Erosi Air di Kabupaten Pati Tahun : 2017
No.
Tebal Tanah
(1)
(2)
Ambang Kritis Erosi (PP 150/2000) (mm/10 tahun) (3)
1
<20cm
0,2-1,3
2
20-<50cm
1,3-<4
3
50 - < 100 cm
4,0 - <9,0
4
100-150 cm
9,0-12
5
>150cm
Besaran erosi (mm/10 tahun) (4)
Status Melebihi/Tidak (5)
>12
Tidak tersedia data
LAMPIRAN | 137
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel-6. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering di Kabupaten Pati Tahun : 2017
No.
Parameter
(1)
(2)
Ambang Kñtis (PP 150/2000)
Hasil Pengamatan
Status Melebihi/Tidak
(3)
(4)
(5)
1
Ketebalan Solum
<20 cm
2
Kebatuan Permukaan
> 40 %
3.A
Komposisi Fraksi
<18 % koloid;
3.B
Komposisi Fraksi
> 80 % pasir kuarsitik
4 5 6
7 8
BeratIsi Porositas Total Derajat Pelulusan air
pH (H2O)1:2,5 Daya Hantar Listrik/DHL
> 1,4g/cm3 <30 %; > 70 % <0,7 cm/jam;> 8,0 /j <4,5; >8,5 > 4,0 mS/cm
9
Redoks
<200 mV
10
Jumlah Mikroba
<102cfu/g tanah
Tidak tersedia data
LAMPIRAN | 138
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel-7. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Basah di di Kabupaten Pati Tahun : 2017
Ambang Kritis (PP 150/2000)
Hasil Pengamatan
Melebihi/ Tidak
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Subsidensi Gambut di atas pasir kuarsa
> 35 cm/tahun untuk ketebalan gambut e 3 m atau 10% / 5 tahun untuk ketebalan gambut < 3 m
2
Kedalaman Lapisan Berpirit dari permukaan tanah
3
Kedalaman dangkal
No.
Parameter
(1)
Air
Tanah
< 25 cm dengan pH d 2,5
> 25 cm
Tidak tersedia data
LAMPIRAN | 139
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel-8. Luas dan Kerapatan Tutupan Mangrove di Kabupaten Pati Tahun : 2017
No
Luas Lokasi (Ha)
Lokasi
(1)
(2)
1
Desa Tegalombo, Desa Kembang, Desa Dukuhseti
2
Desa Banyutowo Kecamatan Trangkil
1
2
3
(3)
Kertomulyo
Desa Raci, Ketitangwetan, Bumimulyo, Mangunlegi, Kec. Batangan, Desa Sambilawang, Guyangan,Kertomulyo, Tlutup Kec. Trangkil
Persentase tutupan (%)
Kerapatan (pohon/Ha)
(4)
(5)
30 15,000 30 15,000
4
40
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan
LAMPIRAN | 140
15,000
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 9. Luas dan Kerusakan Padang Lamun di di Kabupaten Pati Tahun : 2017
No
Kecamatan
Luas (Ha)
Persentase Area Kerusakan (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
1. 2. 3. 4. 5.
dst
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pati Keterangan : Kabupaten Pati tidak memiliki Padang Lamun
LAMPIRAN | 141
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 10. Luas Tutupan dan Kondisi Terumbu Karang di di Kabupaten Pati Tahun : 2017
No.
Kab./Kota
Luas Tutupan (Ha)
Sangat Baik (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
Baik (%) (5)
Sedang (%)
Rusak (%)
(6)
(7)
1 2 3
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pati Keterangan : Kabupaten Pati tidak memiliki data terumbu karang
LAMPIRAN | 142
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel-11. Luas Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Pati Tahun : 2017
Luas Lahan (Ha) No.
Jenis Penggunaan
(1)
(2)
Sumber Perubahan Lama
Baru
(3)
(4)
20818,38
(5)
1.
Permukiman
15,239,527
2.
Industri
3.
Perkebunan
4.
Pertambangan
5.
Sawah
59,494,458
58,290,374
6.
Pertanian lahan kering
10,589,809
6,654,225
7.
Perikanan
10,301,269
12,661,714
8.
Lainnya (sebutkan)
88,811 22,677,673 -
19,628,124 -
Sumber : DPUTR Kab. Pati Hasil Olahan Data Spasial Kab. Pati
LAMPIRAN | 143
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 12. Jenis Pemanfaatan Lahan di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No. (1) 1.
Jenis Pemanfaatan Lahan (2) Tambang
Jumlah
Skala Usaha
(3) ....
(4) Besar Menengah Kecil Rakyat
2.
Perkebunan
...
Besar Menengah Kecil Rakyat
3.
Pertanian
...
Besar Menengah Kecil Rakyat
4.
Pemanfaatan Hutan
...
Besar Menengah Kecil Rakyat
Luas
Keterangan
(5)
(6) . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . ..
TIDAK TERSEDIA DATA
LAMPIRAN | 144
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 13. Luas Areal dan Produksi Pertambangan Menurut Jenis Bahan Galian di Kab.Pati Tahun : 2017
No
Jenis Bahan Galian
Nama Perusahaan
Luas Ijin Usaha Penambangan (Ha)
Luas Areal (Ha)
Produksi (m3/tahun)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Batugamping
CV. Tri Lestari Lokasi : Desa Wegil, Kec. Sukolilo, Kab. Pati
5,08
120.000
Batugamping
CV. Berkah Alam Asri Lokasi : Desa Slungkep, Kec. Kayen, Kab. Pati
6,1
105.000
Sirtu
Perorangan Lokasi : Desa Tamansari Kec. Tlogowungu Kab. Pati
5,8
110.000
Sirtu
Perorangan Lokasi : Desa Kedungbulus Kec. Gembong Kab. Pati
13,6
120,000
Sirtu
CV. Bukit Krasak Lokasi : Desa Kedungbulus Kec. Gembong Kab. Pati
5,77
180,000
Batugamping
PT. Harta Manunggal Baruna Nusantara Lokasi : Desa Wegil, Kec. Sukolilo, Kab. Pati
5,05
100.000
1.
2.
3.
4.
5.
6
Sumber : ESDM Provinsi Jawa Tengah
LAMPIRAN | 145
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 14 Realisasi Kegiatan Penghijauan dan Reboisasi di Kabupaten Pati Tahun : 2017 Reboisasi
Penghijauan No
Kabupaten/Kota/ Kecamatan
(1)
(2)
1
Target (Ha)
Luas Realisasi (Ha)
Realisasi Jumlah Pohon (batang)
Target (Ha)
Luas Realisasi (Ha)
Realisasi Jumlah Pohon (batang)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Kab. Pati
514,7
2 3 Dst.
Sumber : Perhutani KPH Pati
LAMPIRAN | 146
514,7
566.17
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel-15. Kondisi Sungai di Kabupaten Pati Tahun : 2017
No
Nama Sungai
Kecamatan
Desa
Panjang ( Km )
1
2
4
5
6
1
Tayu
Cluwak
Lebar Dasar
Lebar Permukaan
7
8
Kedalaman Sungai rata2 (m) 9
Q Sungai ( m 3 ) Max
Min
10
11
Sentul Sentul Sentul
1.38 5.25 0.50
10.00
12.00
2.50
110.00
33.00
Ngawen Ngawen Ngawen
3.25 2.75 0.50
22.00
25.00
4.00
282.00
70.50
Plaosan Plaosan Plaosan Plaosan
3.25 3.75 1.00 2.25
10.00
13.00
3.50
92.00
28.75
Ngablak Ngablak
2.50 2.50
25.00
30.00
3.00
286.00
110.00
2.25 3.60
10.00
13.00
4.00 3.50
115.00 96.00
41.40 36.00
Gunungwungkal Sidomulyo Perdopo
LAMPIRAN | 147
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tayu
10.00
14.00
Perdopo
1.25
Jepalo Jepalo Jepalo
3.10 1.80 1.95
8.00
12.00
3.75
90.00
32.00
Gl pongge Gl pongge
2.25 1.10
8.00
12.00
3.00
80.00
30.00
Jrahi Jrahi
4.35 1.05
10.00
14.00
2.50
84.00
30.00
Giling Giling Giling
2.75 1.00
9.00
13.00
2.75
79.20
26.40
Gn Wungkal Gn Wungkal Gn Wungkal
3.10
12.00
16.00
2.00
84.00
28.00
Bancak
2.75
10.00
12.00
3.00
88.00
32.50
Jembulwunut
2.30
8.00
11.00
3.00
76.00
33.25
Sumberejo Bendokaton Kdl
2.85 3.00
12.00
16.00
2.50 4.00
112.00 736.00
42.00 165.60
0.70
0.90 1.10
LAMPIRAN | 148
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
3.30
42.00
50.00
4.00
736.00
165.60
Pundenrejo
1.30
44.00
55.00
4.00
792.00
198.00
Tayu Kulon
1.30
50.00
60.00
6.00
1.210.000
275.00
0.99 55.00
70.00
6.00
1.375.000
375.00
Sambiroto Keboromo
2.31
50.00
70.00
6.00
1.320.000
372.00
Tendas
1.60
40.00
50.00
3.50
360.00
288.00
82.83
23.19
29.43
3.64
390.63
115.03
0.99 4.00
6.00
2.00
40.00
10.00
1.98
3.00
6.00
2.50
45.00
9.90
2.97
3.50
6.00
2.25
42.50
9.95
KALI TAYU Sowo
Tayu
Jepat Lor
Sowo
Tayu
Keboromo
KALI SOWO 3
50.00
Purwokerto
Tayu Wetan
2
42.00
Lencer
Tayu
Tendas
2.60
4.00
6.00
2.00
40.00
10.00
Lencer
Tayu
Jepat Lor
3.60
6.00
9.00
3.00
90.00
22.50
LAMPIRAN | 149
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Lencer
Tayu
Jepat Kidul
1.30
2.00
4.00
2.00
42.00
9.60
Lencer
Tayu
Tanggulsari
1.60
2.00
4.00
2.00
45.00
10.80
9.10
3.50
5.75
2.25
54.25
13.23
2.90
4.00
6.00
3.00
50.00
10.00
2.90
4.00
6.00
3.00
50.00
10.00
KALI LENCER 4
Druju
Tayu
Margomulyo
KALI DRUJU 5
Pakis
Tayu
Pondowan
1.90
15.00
20.00
4.00
210.00
52.50
Pakis
Tayu
Kedungsari
2.60
12.00
25.00
6.00
259.00
74.00
Pakis
Tayu
Margomulyo
3.30
10.00
30.00
5.00
360.00
100.00
7.80
12.33
25.00
5.00
276.33
75.50
KALI PAKIS 6
Ak. Pakis
Gn wungkal
Sidomulyo
3.75
7.00
11.00
2.00
36.00
14.40
Ak. Pakis
Gn wungkal
Perdopo
3.50
9.00
12.00
3.00
63.00
21.00
Ak. Pakis
Gn wungkal
Perdopo
3.40
6.00
10.00
3.00
48.00
16.00
Ak. Pakis Ak. Pakis
Gn wungkal Gn wungkal
Gajihan Ngetuk
3.60 3.40
8.00
13.00
2.50 3.00
77.70 48.00
16.80 16.00
LAMPIRAN | 150
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gn wungkal
Ngetuk
2.50
6.00
10.00
3.00
64.00
16.00
Ak. Pakis
Gn wungkal
Ngetuk
1.50
6.00
10.00
3.00
64.00
16.00
Ak. Pakis
Gn wungkal
Ngetuk
2.50
9.00
12.00
6.00
126.00
21.00
Ak. Pakis
Gn wungkal
Perdopo
0.50 6.00
12.00
3.25
72.00
18.00
Ak. Pakis
Gn wungkal
Perdopo
1.00
6.00
12.00
3.00
72.00
18.00
Ak. Pakis
Gn wungkal
Gn wungkal
1.00
9.00 12.00
3.00
84.00
21.00
Ak. Pakis
Gn wungkal
Gn wungkal
0.50
7.00 10.00
3.00
68.00
17.00
Ak. Pakis
Gn wungkal
Gn wungkal
0.50
7.00 10.00
3.00
68.00
17.00
27.65
7.08
11.08
3.14
68.52
17.55
Warung
Tayu
Margomulyo
2.00
4.00
6.00
2.00
40.00
10.00
Warung
Tayu
Kedungsari
1.00
2.00
4.00
1.00
18.00
6.00
3.00
3.00
5.00
1.50
29.00
8.00
1.00 2.50
6.00
10.00
6.00 5.00
64.00 114.00
16.00 38.00
KALI WARUNG 8
10.00
Ak. Pakis
AK PAKIS 7
6.00
Ak. Gadu Ak. Gadu
Gn wungkal Gn wungkal
Sampok Gadu
LAMPIRAN | 151
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gn wungkal
Gadu
2.50
7.00
12.00
4.00
114.00
38.00
Ak. Gadu
Gn wungkal
Gadu
3.00
8.00
14.00
3.00
132.00
66.00
9.00
7.00
12.00
4.50
106.00
39.50
Gadu
Tayu
Kedungsari
2.60
14.00
20.00
3.00
340.00
51.00
Gadu
Tayu
Semerak
2.60
14.00
16.00
3.00
330.00
54.00
Gadu
Tayu
Margomulyo
3.30
14.00
16.00
3.00
360.00
67.50
Gadu
Tayu
Pondowan
2.60
14.00
20.00
3.00
340.00
51.00
Gadu
Margoyoso
Ngemplak lor
1.20
6.00
8.00
4.50
84.00
14.00
Gadu
Margoyoso
Semerak
4.50
6.00
8.00
4.50
112.00
14.00
16.80
11.33
14.67
3.50
261.00
41.92
2.20
4.00
6.00
2.20
20.00
7.50
2.20
4.00
6.00
2.20
20.00
7.50
1.35 2.25
7.50
11.00
3.50
KALI GADU 10
Tegalombo
Dukuhseti
Tegalombo
KALI TEGALOMBO 11
12.00
Ak. Gadu
AK.GADU 9
7.00
Lenggi Lenggi
Cluwak Cluwak
Sumur Sumur
LAMPIRAN | 152
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Lenggi
Cluwak
Gerit
2.10
8.00
12.00
3.50
80.00
35.00
Lenggi
Dukuhseti
Wedusan
4.60
9.50
12.00
4.60
43.00
10.75
Lenggi
Dukuhseti
Wedusan
2.70
4.00
6.50
2.50
10.50
2.63
Lenggi
Dukuhseti
Grogolan
4.75
9.50
12.00
4.50
43.00
10.75
Lenggi
Dukuhseti
Grogolan
7.00
4.00
6.50
2.70
10.50
2.63
Lenggi
Dukuhseti
Ngagel
1.20
10.00
12.50
4.50
45.00
11.25
Lenggi
Dukuhseti
Dukuhseti
1.00
10.50
13.00
4.00
47.00
17.63
Lenggi
Dukuhseti
Dukuhseti
1.00
5.50
6.50
2.50
24.00
6.00
Lenggi
Dukuhseti
Alasdowo
2.50
10.50
13.00
3.25
70.50
18.80
30.45
7.90
10.50
3.56
41.50
12.83
KALI LENGGI 12
Pengarep
Dukuhseti
Dumpil
2.20
9.00
10.50
3.00
23.40
4.88
Pengarep
Dukuhseti
Dumpil
2.00
9.00
10.50
3.00
23.40
4.88
Pengarep
Dukuhseti
Ngagel
3.20
9.50
11.00
3.50
51.25
12.30
LAMPIRAN | 153
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Pengarep
Dukuhseti
Kenanti
Pengarep
Dukuhseti
Bakalan
KALI PENGAREP 13
9.50
11.00
3.60
51.25
12.30
0.50 9.00
10.50
3.20
19.50
3.90
10.00
9.20
10.70
3.26
33.76
7.65
Gelis
Cluwak
Medani
3.50
11.00
14.00
3.75
100.00
36.25
Gelis
Cluwak
Medani
4.25
20.00
28.00
6.00
288.00
84.00
Gelis
Cluwak
Medani
3.60
20.00
28.00
4.50
288.00
84.00
Gelis Gelis
Cluwak Cluwak
Medani Medani
2.00 3.15
5.00
8.00
2.00
39.00
13.00
16.50
14.00
19.50
4.06
178.75
54.31
KALI GELIS 14
2.10
Pasokan Pasokan
Cluwak Cluwak
Sirahan Sirahan
2.00 3.15
5.00
8.00
2.00
39.00
13.00
Pasokan Pasokan Pasokan Pasokan
Cluwak Cluwak Cluwak Cluwak
Mojo Mojo Mojo Mojo
2.00 1.75 3.75 1.75
6.00
10.00
3.00
64.00
24.00
Pasokan
Cluwak
Payak
2.60
5.00
8.00
2.50
52.00
13.00
LAMPIRAN | 154
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Pasokan Pasokan
Cluwak Cluwak
Payak Payak
1.35 1.20
Pasokan Pasokan
Cluwak Cluwak
Karangsari Karangsari
4.15 2.50
7.00
10.00
2.00
54.40
15.30
Pasokan
Cluwak
Sumur
3.20
7.00
10.00
2.50
51.00
17.00
Pasokan
Dukuhseti
Wedusan
9.20
28.00
34.00
5.50
186.00
62.00
Pasokan
Dukuhseti
Puncel
8.50
30.00
36.00
5.50
198.00
66.00
47.10
17.60
23.20
4.60
128.88
42.06
KALI PASOKAN 15
Patoman
Cluwak
Plaosan
3.10
5.00
8.00
2.00
39.00
9.75
Patoman
Cluwak
Karangsari
1.25
4.00
6.00
2.50
40.00
15.00
Patoman
Cluwak
Bleber
2.00
5.00
9.00
2.50
56.00
24.50
Patoman Patoman
Cluwak Cluwak
Ngablak Ngablak
1.60 1.25
6.00
9.00
4.00
67.50
26.25
Patoman
Cluwak
Gesengan
5.75
7.00
10.00
3.50
68.00
25.50
Patoman Patoman
Tayu Tayu
Bulungan Kalikalong
2.00 4.00
126.00 165.00
14.00 22.50
LAMPIRAN | 155
14.00
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
15.00
16
KALI PATOMAN Wuluh KALI WULUH
17
AK. Kuro AK. Kuro AK. Kuro AK. Kuro
Cluwak Gunung Wungkal Gunung Wungkal Gunung Wungkal Gunung Wungkal
5.40
10.14
2.90
80.21
19.64
Gesengan
20.95 2.50 2.50
Sidomulyo
1.00
4.00
8.00
6.00
48.00
12.00
Sampok
4.00
7.00
10.00
5.00
68.00
17.00
Pesagen
1.20
7.00
12.00
4.50
76.00
19.00
Gadu
2.00
7.00
12.00
3.50
76.00
19.00
8.20
6.25
10.50
4.75
67.00
16.75
AK. Kuro 18
Kuro
Margoyoso
Purowodadi
1.80
5.00
8.00
5.50
65.00
13.00
Kuro
Margoyoso
Margorejo
1.70
5.00
8.00
4.50
65.00
13.00
Kuro
argoyoso
Waturoyo
1.20
3.00
8.00
4.00
77.00
11.00
Kuro
Margoyoso
Margoyoso
4.60
2.70
8.00
3.50
64.20
10.70
9.30
3.93
8.00
4.38
67.80
11.93
4.90
5.50
8.00
1.50
27.00
8.10
KALI KURO 19
Jaran Mati
Margoyoso
Margotuhu kidul
LAMPIRAN | 156
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
KALI JARAN MATI
20
Warung
Margoyoso
Tanjungrejo
KALI WARUNG 21
22
4.90
5.50
8.00
1.50
27.00
8.10
2.20
2.00
3.00
1.50
10.00
3.00
2.20
2.00
3.00
1.50
10.00
3.00
Sat
Margoyoso
Tegalarum
2.60
6.00
8.00
5.50
70.00
14.00
Sat
Margoyoso
Tegalarum
2.70
6.00
8.00
5.50
70.00
14.00
Sat
Margoyoso
Soneyan
1.10
6.00
8.00
5.50
70.00
14.00
Sat
Margoyoso
Soneyan
2.20
6.00
8.00
5.50
70.00
14.00
Sat
Margoyoso
Soneyan
0.80 6.00
8.00
5.50
70.00
14.00
Sat
Margoyoso
Purworejo
1.80
8.00
10.00
5.50
90.00
18.00
Sat
Margoyoso
Waturoyo
1.80
8.00
10.00
5.50
90.00
18.00
Sat
Margoyoso
Cebolek
0.66 8.00
14.30
4.50
156.10
22.30
Sat
Margoyoso
Tanjungrejo
3.41
8.00
14.30
4.50
178.40
22.30
6.89
9.84
Cebolek
17.07 1.30
5.28 2.00
96.06 42.00
16.73 14.00
KALI SAT Bangau
Margoyoso
LAMPIRAN | 157
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Bangau
Margoyoso
Bulumanis lor
KALI BANGAU 23
8.00
3.50
6.00
8.00
2.00
42.00
14.00
4.80
6.00
8.00
2.00
42.00
14.00
Suwatu
Margoyoso
Soneyan
3.50
6.00
8.00
5.50
98.00
21.00
Suwatu
Margoyoso
Ngemplak Kidul
1.80
6.00
8.00
6.00
112.00
21.00
Suwatu
Margoyoso
Sekarjalak
10.00
4.50
144.00
27.00
Suwatu
Margoyoso
Bulumanis kidul
2.71
10.00
12.00
4.50
176.00
33.00
Suwatu
Margoyoso
Bulumanis lor
1.60
10.00
12.00
4.50
176.00
33.00
10.19
8.00
10.00
5.00
141.20
27.00
0.58 8.00
KALI SUWATU 24
6.00
Winong
Margoyoso
Tanjungrejo
2.20
6.00
8.00
5.50
98.00
21.00
Winong
Margoyoso
Tanjungrejo
1.90
6.00
8.00
5.50
112.00
21.00
Winong
Margoyoso
Sidomukti
2.10
8.00
10.00
5.00
126.00
27.00
Winong
Margoyoso
Sidomukti
0.90 8.00
10.00
6.00
144.00
27.00
Winong Winong
Margoyoso Margoyoso
Pohijo Bulumanis kidul
7.00
19.00
4.00 4.50
130.00 130.00
26.00 26.00
1.10 4.50
LAMPIRAN | 158
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Winong
Margoyoso
Pangkalan
KALI WINONG 25
4.10
7.00
19.00
4.50
156.00
26.00
16.80
7.00
13.29
5.00
128.00
24.86
Tayu
Bulungan
3.00
4.00
16.00
4.00
Luwang
Tayu
Luwang
2.00
9.00
58.50
11.25
Luwang
Tayu
Dororejo
1.30
9.00
63.00
13.50
6.30
7.33
45.83
9.58
Putih
Tayu
Bulungan
4.00
4.00
6.00
2.00
40.00
8.00
Putih
Tayu
Tayu kulon
1.00
6.00
8.00
2.00
56.00
12.60
Putih
Tayu
Tayu wetan
1.30
6.00
9.00
2.50
82.50
15.00
Putih
Tayu
Dororejo
1.00
6.00
9.00
3.00
97.50
18.75
7.30
5.50
8.00
2.38
69.00
13.59
KALI PUTIH 27
19.00
Luwang
KALI LUWANG 26
7.00
Gungwedi
Trangkil
Pasucen
0.50
12.00
15.00
8.00
297.00
94.50
Gungwedi Gungwedi
Wedarijaksa Juwana
Suwaduk Wedarijaksa
2.00 1.00
12.00
15.00
8.00 8.00
378.00 350.00
81.00 75.00
LAMPIRAN | 159
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Juwana
Pagerharjo
1.00
10.00
12.00
7.00
308.00
88.00
Gungwedi
Juwana
Ngurenrejo
2.00
9.00
10.00
7.00
266.00
76.00
Gungwedi
Juwana
Ngurensiti
2.00
9.00
10.00
6.00
228.00
76.00
Gungwedi
Juwana
Margomulyo
4.50
6.00
8.00
2.50
84.00
35.00
13.00
10.00
11.86
6.64
273.00
75.07
Kemiri
Margoyoso
Kertomulyo
0.55
4.50
6.00
2.50
42.00
10.50
Kemiri
Margoyoso
Langgenharo
3.95
4.50
6.00
3.00
52.50
10.50
Kemiri
Trangkil
Karang wage
1.30
6.00
12.00
5.00
126.00
45.00
5.80
5.00
8.00
3.50
73.50
22.00
12.00
5.00
11.00
6.00
128.00
48.00
KALI KEMIRI 29
13.00
Gungwedi
KALI GUNGWEDI 28
12.00
Golan Golan Golan Golan Golan Golan Golan
Trangkil Trangkil Trangkil Trangkil Trangkil Trangkil Trangkil
Pasucen Ketanen Karangwage KarangLegi Krandan Tlutup Kertomulyo
LAMPIRAN | 160
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
KALI GOLAN 30
Guyangan
Trangkil
Guyangan
KALI GUYANGAN 31
Sambilawang
Trangkil
Sambilawang
KALI SAMBILAWANG 32
33
Dungsingkil
Wedarijaksa
Ngurenrejo
12.00
5.00
11.00
6.00
128.00
48.00
4.50
4.00
9.00
4.00
58.50
26.00
4.50
4.00
9.00
4.00
58.50
26.00
8.00
3.00
7.00
4.00
60.00
20.00
8.00
3.00
7.00
4.00
60.00
20.00
2.50
3.00
4.00
2.50
35.00
14.00
2.50
3.00
4.00
2.50
35.00
14.00
KALI DUNGSINGKIL Bapoh Bapoh Bapoh Bapoh Bapoh
Gembong Tlogowungu Tlogowungu Tlogowungu Tlogowungu
Sitiluhur Guwo Sumbermulyo Regaloh Wonorejo
Bapoh
Wedarijaksa
Bumiayu
2.00
8.00
9.00
8.00
272.00
34.00
Bapoh
Wedarijaksa
Margorejo
4.00
7.00
8.00
6.00
180.00
30.00
Bapoh
Pati
Sinoman
7.50
2.00
4.00
1.50
24.00
1.20
Bapoh
Pati
Purworejo
0.50
2.00
4.00
1.50
24.00
1.20
LAMPIRAN | 161
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
KALI BAPOH 34
35
6.25
4.25
125.00
16.60
Wedarijaksa
Sukoharjo
5.50
3.00
4.00
3.00
28.00
7.00
Loboyo
Wedarijaksa
Jontro
2.00
4.00
4.00
3.00
48.00
16.00
Loboyo
Wedarijaksa
Ngurensiti
3.00
3.00
8.00
3.00
66.00
33.00
Loboyo
Wedarijaksa
Bangsalrejo
2.00
4.00
8.00
4.00
120.00
36.00
12.50
3.50
6.00
3.25
65.50
23.00
2.90
1.50
9.00
1.00
42.00
2.90
1.50
9.00
1.00
42.00
5.00
12.00
15.00
3.50
270.00
5.00
12.00
15.00
3.50
270.00
5.00 5.00
1.50
2.00
1.25 1.25
8.75 8.75
KALI LOBOYO Pajaran Pajaran Pajaran
Wedarijaksa Wedarijaksa Wedarijaksa
Pagerharjo Sidoharjo Ngurenrejo
Pajaran
Wedarijaksa
Ngurensiti
Avor Tluwuk
Wedarijaksa
Tluwuk
KALI TLUWUK 37
4.75
Loboyo
KALI PAJARAN 36
14.00
Karanganyar Wedarijaksa KALI KARANGANYAR
Tlogoarum
LAMPIRAN | 162
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
38
Juwana
Langgenharjo
3.50
8.00
10.00
2.00
108.00
36.00
avour Langgen
Juwana
Bakaran Kulon
2.00
8.00
10.00
2.00
108.00
36.00
avour Langgen
Juwana
Agungmulyo
1.00
7.00
10.00
2.00
102.00
34.00
6.50
7.67
10.00
2.00
106.00
35.33
Peta / Av. Bajo
Juwana
Kebon sawahan
0.30
1.00
3.00
1.25
12.00
5.00
Peta / Av. Bajo
Juwana
Growong lor
1.50
2.50
5.00
1.50
30.00
11.25
Peta / Av. Bajo
Juwana
Bajomulyo
1.50
2.50
7.00
1.50
38.00
14.25
3.30
2.00
5.00
1.42
26.67
10.17
2.60
1.30
70.00
28.00
KALI PETA/AV. BAJO 40
2.00
avour Langgen
KALI LANGGEN 39
1.50
Mojoworo / nolo
Jaken
Boto
2.00
3.00
8.00
3.00
Mojoworo / nolo
Jaken
Trikoyo
3.00
3.00
8.00
4.00
Mojoworo / nolo
Jaken
Sidomukti
1.50
3.00
10.00
5.00
Mojoworo / nolo
Jaken
Mojoluhur
2.00
3.00
10.00
5.00
Mojoworo / nolo Mojoworo / nolo
Jaken Juwana
Kebonturi Trimulyo
1.00 9.00
3.00
10.00
5.00 2.00
LAMPIRAN | 163
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
KALI MOJOWORO / NOLO 41
8.00
18.50
3.50
9.00
4.00
36.30
14.65
17.60
1.10
Bugel
Pucakwangi
Sokopuluhan
1.50
3.00
7.00
3.00
Bugel
Pucakwangi
Tegalwero
2.00
3.00
7.00
3.00
Bugel
Jakenan
Jatisari
2.00
3.00
8.00
3.00
Bugel
Jakenan
Sidomulyo
3.00
4.00
8.00
3.00
Bugel
Jakenan
Jakenan
2.50
4.00
8.00
2.00
Bugel
Jakenan
Dukuhmulyo
1.00
5.00
10.00
2.00
Bugel
Juwana
Bringin
3.00
4.00
6.00
1.50
40.00
15.00
Bugel
Juwana
Ketib
3.00
4.00
6.00
1.50
40.00
15.00
Bugel
Juwana
Trimulyo
4.00
4.00
6.00
1.50
40.00
15.00
Bugel
Juwana
Bendar
3.00
4.00
6.00
1.50
40.00
15.00
25.00
3.80
7.20
2.20
35.52
12.22
2.00 2.00
8.00
10.00
2.00 2.00
90.00 90.00
36.00 36.00
KALI BUGEL 42
6.00
Boja KALI BOJO
Juwana
Bumirejo
LAMPIRAN | 164
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
43
Gedong
Batangan
Raci
KALI GEDONG 44
5.00
6.00
9.00
6.00
150.00
22.50
5.00
6.00
9.00
6.00
150.00
22.50
15.60
1.30
Jaken
Tegalarum
2.00
3.00
8.00
3.00
Klarean
Jaken
Lundo
2.00
3.00
10.00
5.00
Klarean
Jaken
Kebonturi
2.00
3.00
10.00
5.00
6.00
3.00
9.33
4.33
15.60
1.30
Jabang bayi
Batangan
Ngening
2.50
6.00
8.00
5.00
126.00
14.00
Jabang bayi
Batangan
Raci
6.50
5.00
7.50
4.50
112.50
18.75
9.00
5.00
7.75
4.75
119.25
16.38
45.00
3.00
KALI JABANGBAYI 46
10.00
Klarean
KALI KLAREAN 45
8.00
Widodaren
Pucakwangi
Siti Mulyo
2.00
8.00
15.00
8.00
Widodaren
Pucakwangi
Kletek
1.00
10.00
20.00
8.00
Widodaren
Pucakwangi
2.00
10.00
20.00
8.00
Widodaren Widodaren
Jaken Jaken
Treteg Mantingan Wetan Arumanis
3.00 3.00
10.00
20.00
8.00 8.00
LAMPIRAN | 165
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Jaken
Sumberejo
2.00
10.00
20.00
10.00
Widodaren
Jaken
Sriwedari
2.00
10.00
20.00
10.00
Widodaren
Batangan
Sukoagung
3.00
6.00
9.00
6.00
150.00
22.50
Widodaren
Batangan
Ngening
1.50
6.00
9.00
5.00
150.00
30.00
Widodaren
Batangan
Raci
2.00
5.00
7.50
4.50
112.50
31.25
21.50
8.50
16.05
7.55
114.38
21.69
Banteng
Batangan
Bulumulyo
2.50
4.00
7.00
3.00
44.00
8.25
Banteng
Batangan
Klayu Siwalan
2.00
4.00
6.00
3.00
40.00
10.00
Banteng
Batangan
Bumi mulyo
1.50
3.00
6.00
2.50
45.00
9.00
6.00
3.67
6.33
2.83
43.00
9.08
KALI BANTENG 48
20.00
Widodaren
KALI WIDODAREN 47
10.00
Pilang Gagak
Batangan
Kedalon
2.00
1.50
2.50
1.50
12.00
4.00
Pilang Gagak
Batangan
Batursari
2.00
1.50
2.50
1.50
12.00
4.00
Mangunlegi
3.50 7.50
1.25
2.00
1.00 1.33
9.75 11.25
4.06 4.02
Pilang Gagak Batangan KALI PILANG GAGAK
LAMPIRAN | 166
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
49
2.33
Randu Gunting
Batangan
Kuniran
4.00
21.00
24.00
14.00
1.26
67.50
Randu Gunting
Batangan
Gunungsari
3.50
21.00
24.00
14.00
1.26
67.50
Randu Gunting
Batangan
Gajahkumpul
4.50
20.00
22.00
12.00
1.01
73.50
Randu Gunting
Batangan
Pecangaan
6.00
18.00
20.00
10.00
760.00
76.00
Randu Gunting
Jaken
Ronggo
1.00
8.00
20.00
8.00
Randu Gunting
Jaken
Sumberagung
2.50
8.00
20.00
10.00
Randu Gunting
Jaken
Sidoluhur
3.00
10.00
25.00
10.00
52.50
3.50
Randu Gunting
Jaken
Srikaton
3.00
10.00
25.00
10.00
Randu Gunting
Jaken
Manjang
4.00
10.00
25.00
10.00
Randu Gunting
Jaken
Tamansari
4.00
10.00
25.00
10.00
35.50
13.60
23.00
10.80
868.10
57.60
KALI RANDU GUNTING 50
1.42
Ombo
Batangan
Ketilang wetan
3.50
7.00
15.00
6.00
242.00
33.00
Ombo KALI OMBO
Batangan
Ketilang wetan
2.00 5.50
5.00
13.00
5.50 5.75
198.00 220.00
36.00 34.50
LAMPIRAN | 167
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
51
Klating
Pucakwangi
Lumbungmas
KALI KLATING 52
12.50
3.00
10.00
5.00
12.50
3.00
10.00
5.00
Pucakwangi
Mojoagung
5.00
5.00
8.00
3.00
Jetak
Pucakwangi
Triguno
1.00
5.00
8.00
3.00
Jetak
Pucakwangi
Jetak
1.00
5.00
10.00
5.00
Jetak
Pucakwangi
Karangrejo
2.00
5.00
15.00
5.00
Jetak
Winong
Sarimulyo
2.00
5.00
15.00
5.00
11.00
5.00
11.20
4.20
Bodeh
Pucakwangi
Kepoh kencono
4.00
5.00
15.00
5.00
Bodeh
Pucakwangi
Bodeh
2.00
5.00
15.00
3.00
6.00
5.00
15.00
4.00
KALI BODEH 54
14.00
Jetak
KALI JETAK 53
6.00
Sentul
Pucakwangi
Mojoagung
2.50
10.00
20.00
8.00
Sentul Sentul
Pucakwangi Pucakwangi
Pucakwangi Pelemgede
1.00 2.00
10.00
20.00
8.00 10.00
LAMPIRAN | 168
20.00
2.00
20.00
2.00
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
20.00
Sentul
Pucakwangi
Sukopuluhan
2.00
10.00
20.00
10.00
Sentul
Pucakwangi
Tegalwero
3.00
10.00
20.00
10.00
Sentul
Jakenan
Jatisari
1.50
8.00
25.00
10.00
Sentul
Jakenan
1.50
8.00
25.00
8.00
Sentul
Jakenan
Karangrejo Mantingan Tengah
2.50
8.00
25.00
8.00
Sentul
Jakenan
Tondokerto
1.50
7.00
25.00
7.00
Sentul
Jakenan
Sembaturagung
1.00
7.00
35.00
7.00
Sentul
Jakenan
Glonggong
1.50
7.00
30.00
7.00
Sentul
Jakenan
Bungasrejo
1.00
6.00
25.00
6.00
21.00
8.42
24.17
8.25
KALI SENTUL 55
10.00
Gono
Winong
Kudur
2.50
6.00
20.00
2.00
Gono
Winong
Padangan
2.50
6.00
20.00
2.00
Gono Gono
Winong Winong
Blingijati Kebowan
2.50 1.50
6.00
15.00
2.00 2.00
LAMPIRAN | 169
45.00
3.00
45.00
3.00
14.70
2.10
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Winong
Mintorahayu
1.50
6.00
15.00
2.00
Gono
Winong
Tawang rejo
2.50
6.00
15.00
2.00
Gono
Winong
Bringinwareng
1.50
6.00
15.00
2.00
Gono
Gabus
Gempolsari
6.45
2.75
5.85
2.55
14.62
20.45
5.59
15.11
2.07
14.62
2.10
3.00
0.30
Tumpang
Winong
Winong
0.50
1.00
1.50
1.00
Tumpang
Winong
Bumiharjo
1.50
1.00
2.00
0.60
Tumpang
Winong
Serutsadang
1.00
1.00
2.00
0.60
Tumpang
Winong
Sumbermulyo
1.50
1.00
2.00
0.50
Tumpang
Jakenan
Sendangsoko
1.50
1.00
2.00
0.60
Tumpang
Jakenan
Ngastorejo
2.00
1.00
2.00
0.60
8.00
1.00
1.92
0.65
3.00
0.05
1.33 1.33
15.00
35.00
15.00 15.00
120.00 120.00
10.00 10.00
KALI TUMPANG 57
15.00
Gono
KALI GONO 56
6.00
Kemisik KALI KEMISIK
Pucakwangi
Watesaji
LAMPIRAN | 170
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
58
15.00
35.00
Kedunglo
Pucakwangi
Watesaji
10.00
15.00
35.00
15.00
Kedunglo
Winong
Guyangan
8.00
15.00
35.00
15.00
Kedunglo
Winong
Sugihan
2.50
10.00
35.00
10.00
Kedunglo
Winong
Kebolampang
1.50
10.00
25.00
8.00
Kedunglo
Winong
Pagendisan
2.50
10.00
25.00
7.00
Kedunglo
Winong
Tlogorejo
2.00
8.00
20.00
6.00
Kedunglo
Winong
Tanggel
4.00
8.00
20.00
5.00
Kedunglo
Winong
Wirun
2.00
8.00
20.00
5.00
Kedunglo
Winong
Sarimulyo
1.00
8.00
20.00
5.00
Kedunglo
Jakenan
Tambahmulyo
2.00
8.00
20.00
5.00
Kedunglo
Jakenan
Sendangsoko
2.00
8.00
20.00
5.00
Kedunglo
Jakenan
Sonorejo
1.00
8.00
20.00
5.00
Kedunglo Kedunglo
Jakenan Jakenan
Tlogorejo Sidoarum
1.00 3.00
8.00
20.00
4.00 4.00
LAMPIRAN | 171
196.00
7.00
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Kedunglo
59
60
61
62
Jakenan
Tondomulyo
8.00
20.00
2.50
8.00
20.00
4.00
45.00
8.75
22.19
6.44
Maling
Jakenan
Tambahmulyo
2.50
0.50
3.00
1.00
Maling
Jakenan
Kalimulyo
1.00
1.50
5.00
1.50
Maling
Jakenan
Glonggong
0.50
2.00
7.00
2.00
4.00
1.33
5.00
1.50
Druju
Jakenan
Puluhan tengah
1.50
2.50
8.00
3.00
Druju
Jakenan
Sembaturagung
2.50
2.50
6.00
3.00
Druju
Jakenan
Bungasrejo
2.00
2.00
6.00
3.00
6.00
2.33
6.67
3.00
196.00
7.00
6.50
0.65
6.50
0.65
8.50
0.85
8.50
0.85
Jaratan
Jakenan
Sidoarum
1.00
2.50
4.00
1.50
Jaratan
Jakenan
Tondomulyo
1.00
2.50
4.00
1.50
6.50
0.65
2.50
4.00
Klakah kasihan
2.00 2.50
1.50 3.50
6.50 47.25
0.65 7.88
Simo atas
Gembong
LAMPIRAN | 172
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
2.50
8.00
Simo atas
Gembong
Ketanggan
2.00
3.00
7.00
3.50
45.00
7.50
Simo atas
Gembong
Semirejo
1.50
3.00
6.00
3.00
36.00
9.00
Simo atas
Gembong
Purwosari
1.00
3.00
7.00
3.00
40.00
10.00
Simo atas
Tlogowungu
Tlogorejo
1.00
3.00
7.00
3.00
40.00
10.00
Simo atas
Tlogowungu
Tamansari
1.50
3.00
6.00
2.50
36.00
9.00
Simo
Pati
Sidokerto
1.50
4.00
6.00
2.00
40.00
2.00
Simo
Pati
Mulyoharjo
2.00
3.50
5.50
2.00
36.00
1.80
Simo
Pati
Kutoharjo
6.00
3.50
5.50
2.00
36.00
1.80
Simo
Pati
Sugiharjo
0.50
3.50
5.50
2.00
36.00
1.80
Simo
Pati
Widorokandang
2.00
3.50
5.50
2.00
36.00
1.80
Simo
Pati
Purworejo
0.50
3.50
5.50
2.00
36.00
1.80
Simo
Juwana
Gadingrejo
2.00
10.00
9.00
1.50
76.00
28.50
Simo Simo
Juwana Juwana
Margomulyo Mintomulyo
1.50 1.00
8.00
12.00
1.50 1.50
80.00 72.00
30.00 27.00
LAMPIRAN | 173
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Juwana
Growong lor
1.00
8.00
10.00
1.50
72.00
27.00
Simo
Juwana
Growong kidul
0.20
8.00
10.00
1.50
72.00
27.00
Simo
Juwana
Dukutalit
0.10
8.00
10.00
1.50
72.00
27.00
Simo
Juwana
Doropayung
1.50
8.00
12.00
2.00
80.00
30.00
29.30
5.11
7.76
2.18
52.01
13.73
Anak.K. Simo
Pati
Widorokandang
5.00
2.00
4.00
1.50
24.00
1.20
Anak.K. Simo
Juwana
Gadingrejo
1.50
8.00
4.00
1.00
36.00
12.00
Anak.K. Simo
Juwana
Mintomulyo
1.00
4.00
5.00
1.00
27.00
9.00
Anak.K. Simo
Juwana
Dukutalit
0.20
4.00
5.00
1.00
27.00
9.00
Anak.K. Simo
Juwana
Growong lor
1.00
4.00
5.00
1.50
36.00
13.50
Anak.K. Simo
Juwana
Growong kidul
0.80
4.00
5.00
1.50
36.00
13.50
9.50
4.33
4.67
1.25
31.00
9.70
2.00 1.00
2.75
4.50
2.75 2.75
30.80 38.00
3.85 4.75
ANAK KALI SIMO 64
10.00
Simo
KALI SIMO 63
8.00
Ngeluk atas Ngeluk atas
Gembong Gembong
Bermi Kedung bulus
LAMPIRAN | 174
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
66
4.50
Ngeluk
Margorejo
Banyuurip
3.00
7.00
15.00
7.00
440.00
55.00
Ngeluk
Margorejo
Metaraman
5.00
7.00
14.00
7.00
252.00
42.00
Ngeluk
Margorejo
Langse
4.00
6.00
14.00
7.00
280.00
60.00
Ngeluk
Margorejo
Sukoharjo
3.00
6.00
14.00
7.00
240.00
60.00
Ngeluk
Margorejo
Dadirejo
4.00
6.00
14.00
7.00
240.00
40.00
Ngeluk
Margorejo
Langenharjo
2.00
6.00
14.00
7.00
240.00
40.00
24.00
5.44
11.75
5.94
220.10
38.20
KALI NGELUK 65
2.75
Langkir
Margorejo
Pegandan
4.00
7.00
15.00
7.00
264.00
55.00
Langkir
Margorejo
Ngawen
9.00
6.00
12.00
7.00
216.00
36.00
Langkir
Margorejo
Penambuhan
11.00
6.00
12.00
8.00
216.00
36.00
Langkir
Margorejo
Wangunrejo
2.00
6.00
10.00
5.00
64.00
32.00
Langkir
Margorejo
Jambean kidul
5.00
6.00
12.00
5.00
144.00
36.00
6.20
12.20
Banyu urip
31.00 1.40
6.40 4.00
180.80 104.00
39.00 6.50
KALI LANGKIR Mudal
Margorejo
LAMPIRAN | 175
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Mudal Mudal Mudal Mudal Mudal
Sukoharjo
2.00
6.00
13.00
6.00
228.00
38.00
Margorejo
Pegandan
1.50
6.00
13.00
6.00
228.00
38.00
Margorejo
Badegan
2.50
6.00
13.00
6.00
228.00
38.00
Margorejo
Margorejo
2.00
6.00
13.00
6.00
228.00
38.00
Margorejo
Penambuhan
1.00
6.00
13.00
6.00
228.00
38.00
10.40
5.83
12.17
5.67
207.33
32.75
Nagasinan
Margorejo
Sukokulon
2.00
5.00
11.00
5.00
192.00
32.00
Nagasinan
Margorejo
Jimbaran
6.00
6.00
13.00
6.00
228.00
38.00
Nagasinan
Margorejo
Bumirejo
2.00
6.00
13.00
6.00
228.00
38.00
Ak. Ngasinan
Margorejo
Wangunrejo
1.00
5.00
6.00
4.00
88.00
22.00
Ak. Ngasinan
Margorejo
Bumirejo
3.00
3.00
5.00
3.00
64.00
16.00
14.00
25.00
48.00
24.00
800.00
146.00
3.00 4.10
6.00
10.00
5.00 5.00
128.00 128.00
32.00 32.00
KALI NGASINAN 68
8.00
Margorejo
KALI LANGKIR 67
5.00
Kedungtelo Kedungtelo
Margorejo Margorejo
Wangunrejo Jambean Kidul
LAMPIRAN | 176
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
KALI KEDUNGTELO 69
6.00
10.00
7.10
12.00
20.00
10.00
256.00
64.00
Juwana
Sukolilo
Baleadi
1.63
10.00
20.00
10.00
12.00
Juwana
Sukolilo
Wotan
1.50
10.00
20.00
10.00
12.00
Juwana
Sukolilo
Wotan
6.35
15.00
30.00
4.50
Juwana
Sukolilo
Wotan
9.75
20.00
36.00
6.75
756.00
196.00
Juwana
Sukolilo
Gadudero
2.00
20.00
38.80
6.75
793.80
205.80
Juwana
Margorejo
Jambean Kidul
3.00
20.00
30.00
2.00
320.00
60.00
Juwana
Margorejo
Jimbaran
2.00
20.00
30.00
2.00
320.00
60.00
Juwana
Margorejo
Ngawen
1.00
20.00
30.00
2.00
320.00
60.00
Juwana
Margorejo
Penambuhan
2.50
20.00
30.00
2.00
320.00
60.00
Juwana
Margorejo
Langenharjo
2.00
20.00
30.00
2.00
320.00
60.00
Juwana
Pati
Panjunan
3.00
20.00
30.00
2.00
320.00
60.00
Juwana Juwana
Pati Pati
Gajahmati Sidoharjo
0.50 2.00
20.00
30.00
2.00 2.00
320.00 320.00
60.00 60.00
LAMPIRAN | 177
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Pati
Dengkek
1.50
20.00
30.00
2.00
320.00
60.00
Juwana
Pati
Sugiharjo
4.00
20.00
30.00
2.00
320.00
60.00
Juwana
Pati
Widorokandang
1.50
20.00
30.00
2.00
320.00
60.00
Juwana
Pati
Purworejo
2.50
20.00
30.00
2.00
320.00
60.00
46.73
315.00
504.80
62.00
5,413.80
1,121.80
Kersulo
Gembong
Sitiluhur
2.50
3.00
10.00
3.00
58.50
9.75
Kersulo
Gembong
Ketanggan
1.50
3.50
11.00
3.00
72.50
10.88
Kersulo
Gembong
Guwo
1.50
3.00
9.00
2.50
54.00
12.00
Kersulo
Gembong
Regaloh
3.00
2.50
7.00
2.50
41.80
9.50
Kersulo
Tlogowungu
Sambirejo
1.50
2.50
7.00
2.50
41.80
9.50
Kersulo
Tlogowungu
Mulyoharjo
1.40
3.00
5.00
2.00
32.00
4.00
11.40
17.50
49.00
15.50
300.60
55.63
6.00 2.00
2.00
3.00
2.50 2.50
15.00 15.00
2.50 2.50
KALI KERSULO 71
30.00
Juwana
KALI JUWANA 70
20.00
Sentul Sentul
Gembong Gembong
Bageng Gembong
LAMPIRAN | 178
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
KALI SENTUL 72
6.00
5.00
30.00
5.00
6.00
2.00
3.00
2.50
18.60
3.10
Sentul
Gembong
Gembong
2.00
2.00
3.00
2.50
17.10
2.85
8.00
4.00
6.00
5.00
35.70
5.95
2.50
3.20
5.70
3.30
33.60
4.20
2.50
3.20
5.70
3.30
33.60
4.20
2.00
2.70
4.70
2.90
32.60
4.08
2.00
2.70
4.70
2.90
32.60
4.08
3.00
3.45
5.50
4.00
33.00
4.13
3.00
3.45
5.50
4.00
33.00
4.13
Lampean
Gembong
Pohgading
Wuni
Gembong
Pohgading
Sekar Gading
Gembong
Plukaran
KALI SEKARGADING 76
4.00
Bageng
KALI WUNI 75
8.00 Gembong
KALI LAMPEAN 74
3.00
Sentul
KALI JERING 73
2.00
Tempur atas
Gembong
Klakah Kasihan
8.00
8.00
10.00
3.00
75.00
15.00
Tempur atas
Gembong
Pohgading
2.00
7.00
9.00
3.00
105.00
21.00
Tempur atas
Gembong
Wonosekar
0.80
6.00
8.00
4.00
100.00
20.00
LAMPIRAN | 179
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
KALI TEMPUR 77
21.00
27.00
10.00
280.00
18.67
Sani
Gembong
Wonosekar
3.00
3.20
5.30
4.75
41.20
5.15
Sani
Gembong
Semirejo
2.00
5.00
7.00
3.00
76.00
95.00
Sani
Pati
Muktiharjo
1.50
12.00
15.00
3.00
162.00
5.40
Sani
Pati
Muktiharjo
1.00
12.00
15.00
3.00
162.00
5.40
Sani
Pati
Muktiharjo
0.50
12.00
15.00
3.00
162.00
5.40
Sani
Pati
Muktiharjo
1.00
12.00
15.00
3.00
162.00
5.40
Sani
Pati
Muktiharjo
2.50
12.00
15.00
3.00
162.00
5.40
Sani
Pati
Muktiharjo
1.00
12.00
15.00
3.00
162.00
5.40
Sani
Pati
Muktiharjo
0.70
8.00
12.00
3.00
120.00
4.00
13.20
88.20
114.30
28.75
KALI SANI 78
10.80
1,209.20
5.67
Anyar
Pati
Winong
2.00
2.00
4.00
2.00
24.00
1.20
Anyar
Pati
Ngarus
0.30
2.00
4.00
2.00
24.00
1.20
Anyar
Pati
Pati lor
0.50
2.00
4.00
2.00
24.00
1.20
LAMPIRAN | 180
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Anyar
Pati
Pati kidul
2.00
2.00
4.00
2.00
24.00
1.20
Anyar
Pati
Blaru
0.30
2.00
4.00
2.00
24.00
1.20
Anyar
Pati
Panjunan
1.20
2.00
4.00
3.00
24.00
1.20
Ak.Anyar
Pati
Puri
1.00
2.00
4.00
2.00
24.00
1.20
Ak.Anyar
Pati
Plangitan
0.40
2.00
4.00
2.00
24.00
1.20
7.70
16.00
32.00
17.00
192.00
1.20
KALI ANYAR 79
Pembuang K.Anyar
Pati
Pati kidul
0.50
2.00
4.00
2.00
24.00
1.20
Pembuang K.Anyar
Pati
Semampir
9.00
2.00
4.00
2.00
24.00
1.20
Pembuang K.Anyar
Pati
Sidoharjo
1.00
2.00
4.00
2.00
24.00
1.20
10.50
6.00
12.00
6.00
72.00
3.60
PEMBUANG KALI ANYAR 80
Kersulo
Pati
Mulyoharjo
2.50
2.00
4.00
1.50
24.00
1.20
Kersulo
Pati
Tambaharjo
0.40
2.00
4.00
1.50
24.00
1.20
Kersulo
Pati
Payang
4.00
2.00
4.00
1.50
24.00
1.20
Kersulo
Pati
Purworejo
0.50
2.00
4.00
1.50
24.00
1.20
LAMPIRAN | 181
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Kersulo
Pati
Widorokandang
KALI KERSULO 81
1.50
2.00
4.00
1.50
24.00
1.20
8.90
10.00
20.00
7.50
120.00
6.00
Tus
Sukolilo
Prawoto
1.25
2.00
8.00
2.50
4.00
1.00
Tus
Sukolilo
Wegil
3.13
1.00
3.00
1.00
1.60
0.40
Tus
Sukolilo
Wegil
1.05
0.30
1.25
0.50
Tus Tus
Sukolilo Sukolilo
Wegil Baleadi
1.18 1.18
2.00
13.00
4.50
12.00
3.00
Tus Tus
Sukolilo Sukolilo
Baleadi Baleadi
1.28 0.60
1.50
4.50
2.50
1.80
0.60
Tus
Sukolilo
Baleadi
3.40
1.00
3.50
2.00
0.90
0.23
Tus
Sukolilo
Kedungwinong
0.63
1.00
3.25
1.50
2.55
0.43
Tus
Sukolilo
Wotan
1.70
2.00
6.00
3.00
2.40
0.80
Tus
Sukolilo
Baturejo
1.58
3.50
12.00
4.50
Tus
Sukolilo
Baturejo
0.38
0.25
1.00
0.40
Tus
Sukolilo
Gadudero
2.05
2.50
9.00
2.50
3.45
1.15
LAMPIRAN | 182
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tus
Sukolilo
Gadudero
0.58
1.00
3.00
1.50
Tus
Sukolilo
Gadudero
0.95
1.00
3.00
1.50
Tus
Sukolilo
Gadudero
1.88
1.00
3.00
1.00
3.20
0.80
Tus
Sukolilo
Prawoto
3.38
6.00
10.00
5.00
6.40
1.60
Tus
Sukolilo
Prawoto
1.88
2.00
4.00
2.00
1.20
0.30
Tus
Sukolilo
Prawoto
1.63
1.00
2.00
1.00
0.30
Tus
Sukolilo
Baleadi
3.75
10.00
18.00
4.00
11.20
2.80
Tus
Sukolilo
Baleadi
2.13
1.00
4.00
1.00
Tus
Sukolilo
Baleadi
3.63
1.00
4.00
2.00
2.00
0.25
Tus
Sukolilo
Wegil
0.88
1.00
2.00
1.00
Tus
Sukolilo
Baleadi
0.80
12.00
22.50
4.00
172.50
189.75
Tus
Sukolilo
Wotan
1.50
15.00
39.20
4.80
271.00
298.10
Tus
Sukolilo
Baturejo
2.50
23.20
41.20
3.60
322.00
354.20
Tus
Sukolilo
Kasiyan
0.65
14.50
36.00
4.80
585.80
212.10
LAMPIRAN | 183
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tus
Sukolilo
Gadudero
0.65
14.50
35.60
4.80
480.96
210.42
Tus
Sukolilo
Baturejo
1.00
14.50
35.00
4.20
574.20
207.90
Tus
Kayen
Talun
2.50
15.00
36.00
4.80
647.70
229.50
Tus tengah
Sukolilo
Wotan
1.17
2.00
4.50
1.50
32.50
35.75
Tus tengah
Sukolilo
Baturejo
1.13
12.50
19.00
3.60
157.50
173.75
Tus tengah
Sukolilo
Baturejo
2.50
7.50
18.00
3.50
216.75
20.40
Tus tengah
Sukolilo
Wotan
1.20
7.50
18.00
3.20
216.75
31.88
55.62
1.120.142 13.20
2.74
149.23
79.06
KALI TUS
82
Wondo
Sukolilo
Kasiyan
Wondo
Sukolilo
Gadurero
KALI WONDO 83
Slungkep
Kayen
Kayen
Slungkep Slungkep
Kayen Kayen
Trimulyo Srikaton
0.80 5.00
13.00
4.00
233.20
14.40
3.25
5.00
12.00
4.00
139.40
10.20
4.05
5.00
12.50
4.00
181.30
12.30
0.65 3.70
7.50
2.50
56.00
16.80
3.70
7.50
2.50 2.50
61.60 72.00
16.80 12.00
1.75 2.85
LAMPIRAN | 184
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
8.00
Slungkep
Kayen
Dursensasi
4.70
2.00
8.00
2.50
68.00
Slungkep
Kayen
Slungkep
3.90
8.00
12.00
5.00
56.00
Slungkep
Kayen
Kayen
3.50
5.00
1.00
4.00
51.00
Slungkep
Kayen
Jimbaran
3.50
1.00
5.00
1.50
50.40
20.85
3.91
8.29
2.93
59.29
15.20
KALI SLUNGKEP 84
4.00
Mangin
Kayen
Trimulyo
3.00
5.50
7.50
2.70
7.20
19.50
Mangin
Kayen
Srikaton
1.85
4.50
7.00
2.00
69.00
11.50
Mangin
Kayen
Sumbersari
15.80
6.00
9.00
3.50
228.00
Mangin
Kayen
Kayen
7.30
8.00
12.00
3.00
104.00
Mangin
Kayen
Trimulyo
4.50
6.00
9.00
3.00
66.00
Mangin
Kayen
Pesagi
2.70
3.50
7.50
2.00
42.90
11.00
Mangin
Kayen
Trimulyo
1.25
4.50
7.00
2.45
56.35
11.50
Mangin KALI MANGIN
Kayen
Srikaton
3.50 39.90
4.00
7.00
2.00 2.58
66.00 87.81
11.00 12.90
LAMPIRAN | 185
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
85
Karang
Kayen
Trimulyo
Karang
Kayen
Pasuruhan
KALI KARANG 86
8.25
0.85 5.00
7.50
1.75
75.00
12.50
3.50
5.00
7.50
1.75
75.00
12.50
4.35
5.00
7.50
1.75
75.00
12.50
Cilik
Kayen
Pasuruhan
1.00
5.50
8.00
2.50
81.00
135.00
Cilik
Kayen
Pasuruhan
2.50
1.00
2.00
1.00
21.00
3.00
3.50
3.25
5.00
7.75
51.00
8.25
KALI CILIK 87
5.25
Brati
Kayen
Rogomulyo
0.86 7.00
15.00
3.20
123.20
38.50
Brati
Kayen
Rogomulyo
0.77 3.00
16.00
1.90
72.20
19.00
Brati
Kayen
Pesagi
0.23 7.00
16.00
3.50
128.80
40.25
Brati
Kayen
Talun
3.85 8.00
22.00
3.50
540.00
52.50
Brati
Kayen
Talun
0.25 3.50
9.00
3.20
47.50
12.50
Brati
Kayen
Boloagung
0.85 3.00
6.00
1.90
34.20
9.00
Brati Brati
Kayen Kayen
Boloagung Sundoluhurb
3.63 7.00 0.88
15.00
3.00 3.00
92.40 60.80
28.60 26.28
LAMPIRAN | 186
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Kayen
Brati
3.60 4.00
11.00
5.00
51.00
Brati
Kayen
Brati
6.40 4.00
9.00
2.50
91.00
Brati
Kayen
Jatiroto
7.60 5.00
10.00
3.40
108.00
Brati
Kayen
Rogomulyo
5.40 5.00
8.00
3.00
78.00
Brati
Kayen
Mangunrekso
3.30 6.00
10.00
6.00
47.20
Brati
Kayen
Tambakharjo
1.80 5.00
10.00
4.00
26.10
39.41
5.25
12.14
3.36
107.17
13.20
2.50
6.00
3.00
190.40
13.20
2.50
6.00
3.00
190.40
0.50 6.80
8.70
3.10
108.50
Pacuran
Kayen
Jimbaran
KALI PANCURAN 89
13.00
Brati
KALI BRATI 88
6.00
Kedunglumbung Kedunglumbung
Gabus Gabus
Bogotanjung Tlogoayu
2.75
Kedunglumbung
Gabus
Bogotanjung
1.41
3.65
6.95
2.85
23.32
Kedunglumbung
Tambakromo
Tambaharjo
1.60
6.00
11.00
5.00
23.80
Kedunglumbung
Tambakromo
Mojomulyo
3.70
8.00
16.00
6.00
52.80
LAMPIRAN | 187
28.33
7.75
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Kedunglumbung
90
Tambakromo
Karangawenb
2.40
8.00
16.00
7.00
33.60
Kedunglumbung Tambakromo KALI KEDUNGLUMBUNG
Mangunrekso
2.05
6.00
12.00
6.00
29.16
14.41
6.41
11.78
4.99
45.20
Pandean
Tambakromo
Sinomwidodo
3.30
5.00
8.00
4.00
47.20
Pandean
Tambakromo
Karangmulyo
1.20
5.00
7.00
4.00
16.80
Pandean
Tambakromo
Karangwono
1.55
5.00
9.00
4.00
21.00
Pandean Pandean
Tambakromo Gabus
Karangwono Pantirejo
3.20 2.20
5.00
10.00
5.00
46.50
Pandean
Gabus
Sambirejo
0.50
9.60
22.50
4.40
346.68
16.05
11.95
5.92
11.30
4.28
95.63
16.05
KALI PANDEAN 91
Godo
Tambakromo
Angkatan kidul
2.10
7.00
15.00
5.00
30.14
Godo
Tambakromo
Angkatan Lor
2.20
7.00
15.00
5.00
31.68
Godo
Gabus
Tanjunganom
1.46
3.25
7.65
2.30
22.89
Godo Godo
Gabus Gabus
Gabus Tambahmulyo
1.68 1.56
6.55
8.25
2.65 3.15
32.56 27.51
LAMPIRAN | 188
7.75
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Gabus
Penanggungan
1.63
4.15
6.75
3.65
20.37
Godo
Gabus
Koripan
1.24
4.05
5.60
6.25
17.37
Godo
Gabus
Mintorahayu
2.18
2.75
3.80
3.15
11.14
14.04
5.08
8.66
3.52
24.25
4.50
2.85
4.65
1.95
12.00
4.50
2.85
4.65
1.95
12.00
Bugel
Gabus
Sugirejo
KALI BUGEL 93
7.25
Godo
KALI GODO 92
5.85
Dunggong
Tambakromo
Larangan
1.10
8.00
15.00
7.00
18.40
Dunggong
Tambakromo
Tambakromo
1.60
8.00
15.00
7.00
23.00
Dunggong
Tambakromo
Sitirejo
0.95
5.00
9.00
4.00
14.00
Dunggong
Tambakromo
Sitirejo
2.70
5.00
10.00
4.00
39.00
Dunggong
Tambakromo
Karangmulyo
2.40
5.00
8.00
5.00
33.80
Dunggong
Tambakromo
Kedalingan
1.70
4.00
7.00
3.00
24.20
Dunggong Dunggong
Tambakromo Tambakromo
Tambakagung Keben
1.95 1.30
4.00
8.00
4.00 7.00
28.80 16.00
LAMPIRAN | 189
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
KALI DUMGGONG 94
95
7.00
13.00
13.70
5.75
10.63
5.13
24.65
Guwowareh
Sukolilo
Cengkalsewu
0.53
4.80
12.60
4.50
87.00
4.35
Guwowareh KALI GUWOWAREH
Sukolilo
Kasiyan
3.28
5.00
19.50
4.25
134.75
12.25
3.80
4.90
16.05
4.38
110.88
8.30
Pancuran / Keti
Sukolilo
Cengkalsewu
1.50
5.00
20.40
5.50
114.30
2.54
Pancuran / Keti KALI PANCURAN/ KETI
Sukolilo
Kasiyan
2.75
5.00
21.00
5.00
161.20
15.60
4.25
5.00
20.70
5.25
137.75
9.07
1.096,813
30.258,230
6.592,836
1.248,016 20.379,57
LAMPIRAN | 190
3.520,290
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel- 16. Kondisi Danau/Waduk/ Situ/ Embung di di Kabupaten Pati Tahun : 2017 Data Waduk dan Embung di tiap Kecamatan di Kabupaten Pati No
Kecamatan
Jumlah Waduk
Jumlah Embung
1
Sukolilo
2
Kayen
3
Tambakromo
1
4
Winong
1
5
Pucakwangi
16
6
Jaken
10
7
Batangan
21
8
Juwana
10
9
Jakenan
26
10
Pati
3
11
Gabus
12
Margorejo
13
Gembong
1
14
Tlogowungu
1
15
Wedarijaksa
16
Trangkil
17
Margoyoso
18
Gunungwungkal
19
Cluwak
20
Tayu
21
Dukuhseti
1
1
1
LAMPIRAN | 191
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
NO
NAMA DANAU/ WADUK/ SITU/ EMBUNG
LUAS (HA)
VOLUME (M3)
1
Embung Jrahi
0.411
10,777
LAMPIRAN | 192
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Data Kegiatan OPD yang berkaitan dengan pengelolaan Keanekaragaman Hayati. Tahun Kegiatan No
Nama Kegiatan 2013
2014
1
2015 √
2016
Lokasi
Nominal anggaran
2017 Pembangunan embung Mini Jrahi
Ds. Jrahi
Rp
1,908,225,000
Kec. Gunungwungkal 2
√
Pembangunan D.I Sumberwaru
Ds. Sidomukti
(mata air)
Kec. Margoyoso
LAMPIRAN | 193
Rp 142,795,000
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 17 Kualitas Air Sungai di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No
(1) 1.
2.
3.
4. 5.
Nama Sungai
(2) Sungai Sani
Sungai Lengkow o
Sungai Jiglong
Sungai Sani Hilir Sungai Sani Hulu
Titik Pantau
(3) a. Kontributor Pencemaran Pabrik b. Kontributor Pencemaran Bengkel dan Rumah Makan c. Kontribrutor Pencemaran Perumahan a. Kontributor Pencemaran Industri b. Kontibutor Pencemaran dan Pertanian c.kontributor Pencemaran Bengkel a. Kontributor PencemaranPer umahan b. Kontributor Pencemaran Bengkel c. Kontributor Pencemaran Pabrik Tahu
Waduk Seloromo
Waktu sampling (tgl/bln/t h)
Temperatur (ºC)
(4)
(5)
Residu Terlarut (mg/ L)
Residu Tersus pensi (mg/L)
(6)
(7)
pH
DHL (mg/ L)
TDS (mg / L)
TSS (mg / L)
(8)
DO (mg/ L)
BOD (mg/ L)
(12)
(13)
COD (mg/ L)
(14)
NO2 (mg/ L)
NH3 (mg/ L)
Klorin bebas (mg/L)
T-P (mg L)
Fen ol L
Minyak dan Lemak (µg/L)
(16)
Detergen (µg/L)
(22)
Fecal coliform (jmlh/ 1000 ml)
(µg/(mg Total coliform (jmlh/ 1000 ml)
Sian ida (mg /L)
H2S /L)
(9)
(10)
(11)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(23)
(24)
(25)
(26)
14-Sep17
25.5
514
34
6.13
─
─
─
3.49
4
6.55
0.0571
1.163
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.0095
14-Sep17
28
1,554
574
5.98
─
─
─
1.37
16
33.05
0.0243
0.6079
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.0141
14-Sep17
25.8
328
28
6.02
─
─
─
4.16
5
9.55
0.0543
1.1153
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.0141
14-Sep17
25
257
66
6.52
─
─
─
4.14
5
11.55
0.0274
0.6593
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.0114
14-Sep17
26.5
950
97
6
─
─
─
3.56
12
25.05
0.0348
0.7851
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.0138
14-Sep17
25
250
46
6.29
─
─
─
4.07
20
41.05
0.0426
0.9177
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.0141
14-Sep17
25
704
14
5.53
─
─
─
1.81
46
90.05
0.0203
0.5398 1
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.0164
14-Sep17
25
354
30
6.12
─
─
─
3.64
11
20.55
0.0228
0.5812
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.0114
14-Sep17
26
421
97
6.15
─
─
─
2.69
33
65.05
0.0232
0.5891
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.0114
14-Sep17 14-Sep17
27
20,400
191
6.26
─
─
─
2.07
47
92.55
0.051
1.0592
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.0114
28
162
26
7.17
─
─
─
4.1
38
75.55
0.0207
0.5456
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.0114
LAMPIRAN | 194
(15)
NO3 (mg/L)
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Sungai Sani Tengah Sungai Jiglong Tengah Sungai Jiglong Hilir Hulu Sungai Jigong Hilir Sungai Lengkow o Sungai Lengkow o Sungai Lengkow o Tengah Hilir Sungai Jiglong Tengah Sungai Jiglong Hulu Sungai Jigong Tengah Sungai Lengkow o Hilir Sungai Sani Tengah Sungai Sani Hulu Sungai Sani
14-Sep17
25.8
265
59
6.04
─
─
─
3.96
4
6.55
0.0265
0.6441
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.0095
14-Sep17
25
370
32
6.91
─
─
─
2.91
27
55.05
0.0825
1.5938
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.0072
14-Sep17
28
434
30
6.24
─
─
─
2.84
19
37.05
0.0253
0.6247
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.0072
14-Sep17
27
266
84
5.17
─
─
─
4.27
26
50.05
0.0237
0.5969
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.0114
14-Sep17
28
365
77
6.12
─
─
─
3.81
15
28.05
0, 0648
1.2945
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.0114
14-Sep17
25.5
272
29
6.12
─
─
─
4.06
9
19.05
0.4703
8.1679
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.0007
14-Sep17
25
281
66
6.14
─
─
─
4.34
14
26.05
0.3027
5.3274
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.0007
1-Feb-17
30
456
29
6.9
─
─
─
5.5
17
30.586
0.0576
0.2756
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.002
1-Feb-17
29
401
27
7.5
─
─
─
4.5
13
26.448
0.1614
0.58
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.0176
1-Feb-17
26.5
175
37
8.16
─
─
─
8.1
18
34.034
0.0187
0.193
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.0026
1-Feb-17
28.7
1187
245
7.96
─
─
─
5.1
15
32.31
0.0755
2.5866
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.0054
1-Feb-17
27.7
203
82
7.5
─
─
─
5.2
13
25.069
0.0075
3.7649
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.0003
1-Feb-17
27.4
1146
263
6.5
─
─
─
5.3
18
37.138
0.006
4.1089
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.0038
1-Feb-17
28
127
15
7.93
─
─
─
4.4
16
34.034
0.0059
0.3587
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.0054
LAMPIRAN | 195
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
20.
21.
22
Hulu Sungai Lengkow o Hilir Sungai Lengkow o Sungai Sani
Dk. Karangdowo INTAKE PDAM
1-Feb-17
30.1
153
140
7.96
─
─
─
5.4
10
23.345
0.0098
0.4985
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.0066
1-Feb-17
28.1
1202
265
6
─
─
─
6.2
15
27.828
0.0388
0.2837
─
─
─
─
─
─
─
─
─
0.0054
9/27/201 7
28
8.20
-
110
-
-
0
˂0.02
-
˂0.05
-
-
-
-
0
0
-
-
-
-
-
-
Sumber : DLH Kabupaten Pati (Hasil Analisis Laboratorium DLH Kota Semarang)
LAMPIRAN | 196
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
LAMPIRAN | 197
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel-18. Kualitas Air Danau/Waduk/Situ/Embung di Kabupaten Pati Tahun : 201
No
Nama
(1) 1
(2)
Waktu sampling (tgl/bln/ thn)
Temperatur (ºC)
(3)
(4)
Residu Terlarut (mg/ L)
(5)
Residu Tersuspe nsi (mg/L)
pH
DHL (mg/L )
(6)
(7)
(8)
TDS (mg/ L)
TSS (mg/ L)
DO (mg/ L)
BOD (mg/ L)
COD (mg/ L)
NO2 (mg/ L)
NO3 (mg/ L)
NH3 (mg/ L)
Klorin bebas (mg/L)
T-P (mg/ L)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
Danau .... Danau.... Situ... Situ... Embung. .. Eumbun g...
Keterangan : Belum pernah diambil sample kualitas air danau,situ, embung
LAMPIRAN | 198
Fenol (µg/L)
(19)
Minyak dan Lemak (µg/L)
Detergen (µg/L)
(20)
(22)
Fecal coliform (jmlh/ 1000 ml)
Total coliform (jmlh/ 1000 ml)
Sia nid a (mg /L)
H2S (mg/L )
(23)
(24)
(25)
(26)
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel-19. Kualitas Air Sumur di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No
Lokasi Sumur
Waktu Sampling (tgl/bln/thn)
Tempelatur (ºC)
(4)
(1) 1.
(2) Rmh. Ibu Arti (dekat daerah pertanian)
(3) 09 08 2017
2.
Rmh. Bpk. Sunardi (Daerah Permukiman)
08 08 2017
3.
Rmh. Bpk. Kusbianto (Dekat RSUD Soewondo) Rmh. Bpk. Pursanto (Dekat Pabrik Tahu)
08 08 2017
Rmh. Bpk. Mat Waluyo (Dekat industri daerah Margorejo
08 08 2017
4. 5.
Besi (mg/L)
Timbal (mg/L)
(21) < 0,1
(22)
(23)
0
< 0,1
0
< 0,1
0
− −
Mangan (mg/L)
(24) 0 0
0
< 0,1
0
(25)
(26)
−
−
−
−
−
−
0 −
< 0,1
Seng (mg/L)
−
0
−
−
0
−
−
−
(6)
27
160
−
27
280
−
pH
BOD (mg/L)
COD (mg/L)
DO (mg/L)
(7)
(8)
-9
-10
7,8 7,4
Total Fosfat sbg P (mg/L
NO 3 sebagai N (mg/L)
NH3N (mg/L)
-12
-13
(11)
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
7,9
09 08 2017
Air Raksa (mg/L)
Residu Tersuspensi (mg/L)
(5)
27
420
−
27
200
−
390
Khlorida (mg/L)
Sianida (mg/L)
(27) < 2,5
7,9
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
Sulfat (mg/L)
Khlorin Bebas (mg/L
Blereng Sebagai H2S (mg/L)
Fecal Coliform (jml/100ml)
Total Coliform (jml/100 ml)
GrossA (Bq/L)
GrossB (Bq/L)
(29) < 0,1
(30) 0,43
(31) 36
(32) < 0,05
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
0
−
−
−
−
−
< 2,5
0
< 0,1
0,01
< 50
< 0,05
−
−
−
−
−
< 2,5
0
< 0,1
< 0,02
35
< 0,05 −
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
0
< 2,5
0
< 0,1 < 0,1
0
0
−
Nitrit Sebagai N (mg/L)
< 2,5
(14) 0
Kobalt (mg/L)
Barium (mg/L)
Boron (mg/L)
Selenium (mg/L)
(15)
(16)
(17)
(18)
−
−
−
−
−
−
−
−
0,17
119
< 0,05
0,04
51
< 0,05
LAMPIRAN | 199
Keterangan
-38 Memenuhi syarat bacteriologi untuk air bersih
Kadmium (mg/L)
(19) < 0,01 < 0,01
Khrom (VI (mg/L) (20) − −
< 0,01 −
−
−
−
−
−
−
−
0
Fluoride (mg/L)
(28)
Arsen (mg/L)
0
8,2
27
Tembaga (mg/L)
Residu Terlarut (mg/ L)
− < 0,01
−
< 0,01
−
−
−
−
−
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel-20. Kualitas Air Laut di Kabupaten Pati
No
Nama Lokasi
Waktu sampling (tgl/bln/th n)
Lokasi Samplin g
(Mt)
WarnaKecerahan Bau
(M)
Kekeruha n (NTU)
TSS (mg/l
Sampa
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Minya
Temperatu r (Oc)
p
Salinitas (0)
DO (mg/l)
(mg/l)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
Lapisan
NIHIL
Tahun : 2017
LAMPIRAN | 200
BOD
COD (mg/l )
Amonia total (mg/l)
NO2N (mg/l)
NO3N (mg/l)
PO4-P (mg/l
Sianid a (CN(mg/l)
Sulfida (H2S) (mg/l)
Klor (mg/l )
)(mg/l) k bumi (mg/l)
Fenol
MinyaPCB Pestisida (mg/l
(mg /l)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel-21. Curah Hujan Rata-Rata Bulanan di Kabupaten Pati Tahun : 2017
No.
Nama dan Lokasi Stasiun Pengamatan
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sept
Okt
Nop
Des
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
LAMPIRAN | 201
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 22 Jumlah RT dan Sumber Air Minum di Kabupaten Pati Tahun : 2017
No. (1)
Kabupaten/Kota (2)
Ledeng
Sumur
Sungai
(3)
(4)
(5)
Hujan (6)
Kemasan
Lainnya
(7)
(8)
1 PATI 29,177 2 3 Sumber : PDAM Tirta Bening Pati
LAMPIRAN | 202
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 22 Jumlah RT dan Sumber Air Minum No.
Kecamatan
(1)
(2)
Ledeng
Sumur
Sungai
(3)
(4)
(5)
Hujan (6)
Kemasan
Lainnya
(7)
(8)
1
Sukolilo
4105
23146
1625
2
Kayen
2765
16887
3566
3
Tambakromo
1085
13648
3567
4
Winong
1455
12751
3989
5
Pucakwangi
2763
9605
224
2013
6
Jaken
630
11626
37
605
7
Batangan
488
9456
1344
1523
8
Juwana
3070
23202
9
Jakenan
1220
12762
10
Pati
2758
22399
11
Gabus
1409
13556
12
Margorejo
1800
15089
773
13
Gembong
3072
9675
1435
14
Tlogowungu
2018
13250
1889
15
Wedarijaksa
2072
14700
862
16
Trangkil
715
14688
3283
17
Margoyoso
1515
15656
2890
18
Gunungwungkal
1681
9053
2042
19
Cluwak
3330
11344
664
20
Tayu
1296
15575
3341
21
Dukuhseti
926
15289
2425
40173
303360
Jumlah
2150 344
1269 5900
242
2191
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Pati
LAMPIRAN | 203
3394
49204
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 23 Jumlah RT dan Fasilitas Buang Air Besar di Kabupaten Pati Tahun : 2017
No.
(1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Wilayah Administrasi Kabupaten/Kota/ Kec. (2) Sukolilo Kayen Tambakromo Winong Pucakwangi Jaken Batangan Juwana Jakenan Pati Gabus Margorejo Gembong Tlogowungu Wedarijaksa Trangkil Margoyoso Gunungwungkal Cluwak Tayu Dukuhseti Jumlah
Jumlah KK
(3) 28876 23218 18300 18195 14606 12898 12811 28422 15595 31057 18601 17662 14182 17157 17634 18686 20061 12776 15338 20212 18641 394928
Fasilitas Tempat Buang Air Besar BABS (Buang Air Sendiri Bersama Umum Besar Sembarangan) (4) (5) (6) (7) 24310 1443 3123 17893 2826 2499 17082 374 844 14197 3520 478 11209 1647 1750 9363 1489 2046 12227 368 216 26174 75 2173 14139 1138 318 28571 1278 1208 16300 1791 510 16323 732 607 12357 1584 241 13745 2082 1330 14694 1822 1118 15802 1915 969 14784 3166 2111 10102 1700 974 13716 1052 570 14550 3870 1792 15162 2910 569 332700 36782 25446
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Pati
LAMPIRAN | 204
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 24 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No.
Kecamatan
(1)
(2)
1
Sukolilo
2
Kayen
3
Tambakromo
4
Winong
5
Pucakwangi
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Jaken
SD
Tidak Sekolah L (3)
P (4)
L (5)
SLTP P (6)
L (7)
SLTA P (8)
L (9)
P (10)
Batangan Juwana Jakenan Pati Gabus Margorejo Gembong Tlogowungu Wedarijaksa Trangkil Margoyoso Gunung Wungkal Cluwak Tayu Dukuhseti Jumlah
LAMPIRAN | 205
Diploma L (3)
P (4)
S1 L (5)
S2 P (6)
L (7)
S3 P (8)
L (9)
P (10)
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 25 Jenis Penyakit Utama Diderita Penduduk di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No.
Jenis Penyakit
Jumlah Penderita
(1)
(2)
(3)
1
Acute nasopharyngitis (Nasofaring akut)
158,223
2
Counselling, unspecified (Konseling, tidak ditentukan)
37,391
3
Penyakit kronis kecil lain-lain
31,486
4
Other physical therapy (Terapi fisik lainnya)
12,531
5
Polyarthritis, unspecified (Polyarthritis, tidak ditentukan)
11,734
6
Seronegative rheumatoid arthritis (Radang sendi rheumatoid seronegatif)
10,938
7
Myalgia (Mialgia)
10,660
8
General mediacal examination (Pemeriksaan mediacal umum)
9,968
9
Staphylococcal scalded skin syndrome
9,666
10
Nausea and vomiting (Mual dan muntah)
8,602
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Pati
LAMPIRAN | 206
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 26 Jumlah Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No.
KECAMATAN
Jumlah Rumah Tangga
(1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
(2)
(3)
BATANGAN CLUWAK DUKUHSETI GABUS GEMBONG GUNUNGWUNGKAL JAKEN JAKENAN JUWANA KAYEN MARGOREJO MARGOYOSO PATI PUCAKWANGI SUKOLILO TAMBAKROMO TAYU TLOGOWUNGU TRANGKIL WEDARIJAKSA WINONG GRAND TOTAL
Jumlah Rumah (4)
7.331 8.456 8.345 7.367 6.506 5.262 8.006 6.067 11.465 12.159 6.145 10.633 7.871 8.423 14.156 7.653 8.712 8.412 8.987 8.714 7.195 177.865
Sumber : Dinas Sosial Kab. Pati
LAMPIRAN | 207
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 27 Volume Limbah Padat dan Cair Berdasarkan Sumber Tahun : 2017 No Kecamatan Jumlah penduduk Timbulan sampah (kg/hari) 1
Sukolilo
90,089.00
45,044.50
2
Kayen
72,806.00
36,403.00
3
Tambakromo
49,574.00
24,787.00
4
Winong
50,007.00
25,003.50
5
Pucakwangi
41,844.00
20,922.00
6
Jaken
42,739.00
21,369.50
7
Batangan
42,878.00
21,439.00
8
Juwana
95,597.00
47,798.50
9
Jakenan
40,801.00
20,400.50
10
Pati
107,028.00
53,514.00
11
Gabus
52,579.00
26,289.50
12
Margorejo
61,445.00
30,722.50
13
Gembong
44,388.00
22,194.00
14
Tlogowungu
50,734.00
25,367.00
15
Wedarijaksa
60,243.00
30,121.50
16
Trangkil
61,548.00
30,774.00
17
Margoyoso
73,169.00
36,584.50
18
Gunungwungkal
36,505.00
18,252.50
19
Cluwak
43,505.00
21,752.50
20
Tayu
65,370.00
32,685.00
21
Dukuhseti
57,633.00
28,816.50
Sumber : DLH Kab. Pati
LAMPIRAN | 208
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 28 Suhu Udara rata-rata bulanan di Kabupaten Pati Tahun : 2017
No
Nama dan Lokasi Stasiun
(1)
(2)
Suhu Udara Rata-Rata Bulanan (0C) Jan Feb Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
(3)
1 2 3 4 5
Dst
LAMPIRAN | 209
Nop
Des
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 29. Kualitas Air Hujan di Kabupaten Pati Tahun : 2017 Waktu pH DHL Pemantauan (1) (2) (3)
SO4
NO3
Cr
NH4
Na
Ca2+
Mg2+
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
LAMPIRAN | 210
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel-30. Kualitas Udara Ambien di Kabupaten Pati Tahun 2017
Lokasi
(1) Alun-alun Pati Perempata n Puri Alun-alun Juwana Alun-alun Tayu
O3 (µg /Nm3)
HC (µg/ Nm3)
PM10 (µg/ Nm3)
PM2,5 (µg/Nm 3 )
TSP (µg/ Nm3)
Pb (µg/ Nm3)
Dustfall (µg/Nm3)
Total Fluorides Sebagai F (µg/Nm3)
Fluor Index
(5) 0.73
(6) 4.986
(7) _
(8) _
(9) _
(10) 171.3
(11) 0.219
(12) _
(13) _
(14) _
(µg/Nm3) (µg/Nm3) Khlorine dan Khlorine Dioksida (µg/Nm3) (15) _
_
0.666
6.882
_
_
_
79.9
0.169
_
_
_
_
_
0.613
_
1.188
2.892
_
_
_
151
0.201
_
_
_
_
_
0.439
_
0.614
5.806
_
_
_
123.2
0.182
_
_
_
_
_
Lama Pengukuran
SO2 (µg/ Nm3)
CO (µg /Nm3)
(2) 2 jam
(3) 0.515
(4) _
2 jam
0.46
2 jam 2 jam
NO2 (µg /Nm3)
LAMPIRAN | 211
Sulphat Index
(16) _
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 31 .Penggunaan Bahan Bakar di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No.
Penggunaan
(1)
(2)
Minya k Bakar (3)
Minyak Diesel
Minyak Tanah
Gas
Batubara
LPG
Briket
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Kayu Bakar (10)
Biomassa
Bensin
Solar
(11)
(12)
(13)
A
Industri :
1.
Kimia dasar
2.
Mesin dan logam dasar
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
33
3.
Industri Kecil
-
-
-
1
-
-
-
-
-
31
32
4.
Aneka Industri
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8
B
Rumah Tangga :
C
Kendaraan :
1 2
Mobil Beban Penumpang pribadi
3
Penumpang umum
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7,295 23,352 374
4,786 4,316 10
4
Bus besar pribadi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
22
5
Bus besar umum
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
232
6
Bus kecil pribadi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
385
7
Bus kecil umum
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
411
8 9
Truk besar Trukkecil
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
525
10
Rodatiga
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0 1,320
8,364 0
-
-
-
-
-
-
-
-
-
494,841
0
11 Rodadua Sumber : Disdagperind Kab. Pati
LAMPIRAN | 212
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 31 Penggunaan Bahan Bakar No.
Penggunaan
(1)
(2)
Minyak Bakar
Minyak Diesel
Minyak Tanah
Gas
Batubara
LPG
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Brike
Kayu Bakar
(9)
(10)
Biomassa
Bensin
Solar
(11)
(12)
(13)
A
Industri :
1.
Kimia dasar
2.
Mesin dan logam dasar
3.
Industri Kecil
4.
Aneka Industri
B
Rumah Tangga :
C
Kendaraan :
1
Mobil Beban
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7,295
4,786
2
Penumpang pribadi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
23,352
4,316
3
Penumpang umum
-
-
-
-
-
-
-
-
-
374
10
4
Bus besar pribadi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
22
5
Bus besar umum
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
232
6
Bus kecil pribadi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
385
7
Bus kecil umum
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
411
8
Truk besar
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
525
9
Trukkecil
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
8,364
10
Rodatiga
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1,320
0
11
Rodadua
-
-
-
-
-
-
-
-
-
494,84 1
0
Sumber : Dishub Kabupaten Pati
LAMPIRAN | 213
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 32 Penjualan Kendaraan Bermotor No
Jenis Kendaraan Bermotor
(1)
(2)
1.
Mobil Beban
2.
Penumpang pribadi
3.
Penumpang umum
4.
Bus besar pribadi
5.
Bus besar umum
6.
Bus kecil pribadi
7.
Bus kecil umum
8.
Trukbesar
9.
Truk kecil
10.
Roda tiga
11.
Rodadua
Jumlah (Unit) 2015
2016
2017
(3)
(4)
(5)
LAMPIRAN | 214
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
No
Jenis Kendaraan Bermotor
(1) (2) 1. Mobil Penumpang (Plat Hitam) 2. Mobil Penumpang (Plat Kuning) 3. Mobil Penumpang (Plat Merah) 4. Mobil Microbus (plat Hitam) 5. Mobil Microbus (plat Kuning) 6. Mobil Microbus (plat Merah) 7. Mobil barang (plat Hitam) 8. Mobil barang (plat Kuning) 9. Mobil barang (plat Merah) 10. 11 12
Mobil Kendaraan alat berat (plat merah) Sepeda Motor Plat Hitam Sepeda Motor Plat Merah
1.904 0 20 12 7 1 863 257 8 0
Jumlah (Unit) 2016 (4) 2.041 0 23 7 4 4 836 39 8 0
30.662 108
28.908 426
2015 (3)
Sumber : Satlantas Pati
LAMPIRAN | 215
2017 (5) 2.091 8 17 6 5 0 962 79 6 10
26.795 100
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 33. Perubahan Penambahan Ruas Jalan di Kabupaten Pati Tahun : 2017
No
Jenis Jalan
(1)
(2)
Panjang Jalan (km) 2013
2014
2015
(3)
(4)
(5)
1.
Jalan Tol
-
-
-
2.
Jalan Kelas I
-
-
-
3.
Jalan Kelas II
-
-
-
4.
Jalan Kelas IIIA
-
-
-
5.
Jalan Kelas IIIB
-
-
-
6.
Jalan Kelas IIIC
837.377
1.466.237
1.466,237
Sumber : DPUTR Kab. Pati
LAMPIRAN | 216
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 34 Dokumen Izin Lingkungan di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No.
Jenis Dokumen
(1) 1
(2)
Kegiatan
Pemrakarsa
UKL-UPL
(3) Jasa Pelayanan Kesehatan Klinik Pratama Sehati
(4) CV. Sehati Jaya
2
UKL-UPL
Pabrik Pengalengan Ikan Tuna
PT. Juifa International Foods
3
UKL-UPL
Pembangunan dan Operasional Hotel 99
CV. Prasraya PT. Karya Abadi Tayu
4
UKL-UPL
5
UKL-UPL
Pabrik Tissue
PT. Tri Jaya Tissue
6
UKL-UPL
Pabrik sambal
PT. Muria Pangan Jaya Makmur
7
UKL-UPL
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
PT. Dior Zachary Joy
8
UKL-UPL
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
UD. Tirta Mirasa Industri Kecap Cap Keong
9
UKL-UPL
Pabrik Pupuk
10 11
UKL-UPL UKL-UPL
12
UKL-UPL
Industri Kemasan Plastik Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Budidaya Ternak Ayam Pedaging Sistem Tertutup
13
UKL-UPL
14
UKL-UPL
15
UKL-UPL
Budidaya Ternak Ayam Pedaging Sistem Tertutup Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum SPBU 44.591.28 Pemecah Batu Asphalt Mixing Plant
CV. Subur Makmur Sejahtera PT. Jaya Plastik Raya PT. Karya Abadi Tayu Dwi Kurniawan
UD. “Mekar Jaya” PT. Alam Agung Manunggal PT. Sumber Rejeki Pilar Utama
LAMPIRAN | 217
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
16
UKL-UPL
17
UKL-UPL
Pemecah Batu Asphalt Mixing Plant Batching Plants Toko Modern Luwes
PT. Sinar Utama Karya
18
UKL-UPL
Pabrik Es dan Cold Storage
19 20 21
UKL-UPL UKL-UPL UKL-UPL
22 23
UKL-UPL UKL-UPL
Cold storage Peternakan Ayam Pedaging Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum SPBU 44.591.05 Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan
24
UKL-UPL
25
UKL-UPL
26
UKL-UPL
27
UKL-UPL
Industri Gula
28
UKL-UPL
Jasa Perhotelan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bening PT. Kebon Agung - PG. Trangkil One Hotel
29
UKL-UPL
Tambang Batuan
“Kunarso”
30
UKL-UPL
31
UKL-UPL
32
UKL-UPL
33
UKL-UPL
Pertambangan Batuan (Batu Gamping) Penggilingan Padi dan Produksi Benih Industri Pemrosesan Ikan (Cold Storage) Rumah Potong Ayam
PT. Harta Manunggal Baruna Nusantara CV. Putra Utama Perkasa PT. Murah Rizky Bahari UD. FY Paritama
34
UKL-UPL
Pabrik Kacang
Fa. Sinar Jaya
35
UKL-UPL
Peternakan Ayam Pedaging
36
UKL-UPL
Industri Pengolahan Garam
“Supriyanto Hartawan” CV. Anugrah Sinar Laut
37
UKL-UPL
38
UKL-UPL
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pelayanan Kesehatan
39
UKL-UPL
Gedung Parkir
40
UKL-UPL
Pelayanan Kesehatan
CV, Bengawan Multi Trading UD. Putra Barokah
Pabrik Pengolahan Udang Beku “Cold Strorage”, Penambangan Mineral Batuan (Tanah Urug) Pengeboran dan Operasional Sumur Produksi Joyokusumo
UD. Putra Barokah M. Ali Gufroni PT. Hartono Jaya Anugerah Migas Puskesmas Jaken Puskesmas Margoyoso I PT. Misaja Mitra. Co, Ltd Sdr. Benny Laksono
PT. Talita Abadi Perkasa UPT Puskesmas Jakenan “Oei Hendarto Prasetyo” UPT Puskesmas Batangan
LAMPIRAN | 218
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
41
UKL-UPL
Rumah Pemotongan Unggas
PT. Samaco Karkasindo Utama PT. Sarana Pembangunan Jawa Tengah
42
UKL-UPL
Pembangunan Pabrik Garam Industri Pangan Olahan
43
UKL-UPL
Cold Storage
Perusahaan (Perum) Perikanan Indonesia
44 45
UKL-UPL UKL-UPL
Tangki Penyimpanan Kantor dan Pergudangan
46
UKL-UPL
Pabrik Beton Pracetak
47 48
UKL-UPL UKL-UPL
Pengecoran Logam Kuningan Klinik Pratama
49
UKL-UPL
50
UKL-UPL
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pemrosesan Ikan Laut (Filet)
PT. Surya Aji Sentosa PT. Bina San Prima Cabang Pati PT. Rafikomindo Pratama UD. Them Klinik Pratama “dr. Noeris” PT. Dior Zachary Joy
51 52 53 54 55 56
UKL-UPL UKL-UPL UKL-UPL UKL-UPL UKL-UPL UKL-UPL
Pasar Sleko I Pasar Kayen Pasar Winong Pasar Wedarijaksa Pasar Trangkil Laboratorium Klinik Pratama
57
UKL-UPL
Cold Storage
58
UKL-UPL
Hotel
Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) “Berkah Mina Sejahtera” Disdagperin Disdagperin Disdagperin Disdagperin Disdagperin Klinik Pratama Patra Medica UD “Satya Trinadi Komira Perkasa” CV. Mekar Jaya
Sumber : DLH Kab. Pati
LAMPIRAN | 219
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 35. Perusahaan yang Mendapat Izin Mengelola Limbah B3 di Kabupaten Pati Tahun : 2017 NO
NAMA PERUSAHAAN
JENIS KEGIATAN/USAHA
JENIS IZIN
NOMOR SK
1
CV. EBEN HEAZER
PENGANGKUTAN, PENGUMPULAN DAN PEMANFAATAN LB3
IZIN TPS LIMBAH B3
660.1/003/2013 tanggal 24 April 2013
2
PT. GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA DIVISI COATED PEANUT
INDUSTRI KACANG GARING/KULIT
IZIN TPS LIMBAH B3
660.1/004/2013 tanggal 13 Mei 2013
3
PT. GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA DIVISI ROASTED PEANUT
INDUSTRI KACANG GARING/KULIT
IZIN TPS LIMBAH B3
660.1/31/2013 tanggal 18 November 2013
4
PT. SUNTORY GARUDA BEVERAGE
INDUSTRI MINUMAN RINGAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/8/IX/2014 tanggal 15 September 2014
5
PT. LOTUS PRIMA ENERGI
BENGKEL PEMELIHARAAN TABUNG/RETESTER
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/10/III/2015 tanggal 02 Maret 2015
6
RSUD RAA SOEWONDO
PELAYANAN KESEHATAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/11/IV/2015 tanggal 14 April 2015
7
CV. TOTO ZINCAN
DAUR ULANG BATERAI REJECT DAN LOGAM
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/13/V/2015 tanggal 15 Mei 2015
8
CV. RAMON STAR
KERAJINAN DAN PELEBURAN LOGAM
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/14/VI/2015 tanggal 15 Mei 2015
9
PT. JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk
PETERNAKAN AYAM (BREEDING FARM)
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/16/IX/2015 tanggal 05 September 2015
10
PT. INDOCITRA PUTERA SAMUDERA
PABRIK TEPUNG IKAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/18/IX/2015 tanggal 10 September 2015
11
PT. TRITEGUH MANUNGGAL SEJATI
INDUSTRI MINUMAN RINGAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/17/IX/2015 tanggal 10 September 2015
LAMPIRAN | 220
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
12
PT. NEW RAMON STAR
KERAJINAN DAN PELEBURAN LOGAM
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/19/IX/2015 tanggal 18 September 2015
13
PT. NASMOCO
PENJUALAN MOBIL DAN PERBENGKELAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/20/III/2016 tanggal 04 Maret 2016
14
PERUM PERHUTANI KPH PATI
KEHUTANAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/21/IV/2016 tanggal 02 April 2016
15
PT. SINAR INDAH KERTAS
DAUR ULANG KERTAS BEKAS
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/22/IV/2016 tanggal 26 April 2016
16
PT. DUA KELINCI
INDUSTRI MAKAN DAN MINUMAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/400/VI/2016 tanggal 21 Juni 2016
17
RS KELUARGA SEHAT
PELAYANAN KESEHATAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/007/VI/2016 tanggal 24 Juni 2016
18
CV. BANDANEIRA
PENGUMPULAN LIMBAH B3
IZIN PENGUMPULAN LIMBAH B3
660.3/505/VIII/2016 tanggal 15 Agustus 2016
19
PUSKESMAS PATI I
PELAYANAN KESEHATAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/008/XI/2016 tanggal 01 Oktober 2016
20
PUSKESMAS CLUWAK
PELAYANAN KESEHATAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/009/XI/2016 tanggal 01 Oktober 2016
21
RS. BUDI AGUNG
PELAYANAN KESEHATAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/010/XI/2016 tanggal 13 Oktober 2106
22
PUSKESMAS JUWANA
PELAYANAN KESEHATAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/011/XI/2016 tanggal 13 Oktober 2016
23
PUSKESMAS GEMBONG
PELAYANAN KESEHATAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/012/XI/2016 tanggal 04 November 2016
24
PUSKESMAS WEDARIJAKSA I
PELAYANAN KESEHATAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/013/XI/2016 tanggal 10 November 2016
25
PUSKESMAS MARGOREJO
PELAYANAN KESEHATAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/014/XI/2016 Tanggal 18 November 2016
26
PUSKESMAS DUKUHSETI
PELAYANAN KESEHATAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/015/XI/2016 Tanggal 18 November 2016
27
PT. TRI JAYA TISSUE
INDUSTRI KERTAS TISSUE
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/016/XII/2016 Tanggal 05 Desember 2016
28
CV. BUMI INDO
INDUSTRI TEPUNG IKAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/017/I/2017 Tanggal 25 Januari 2017
LAMPIRAN | 221
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
29
PT. EBEN HAEZER LOGAM
PENGANGKUTAN, PENGUMPULAN DAN PEMANFAATAN LB3
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/018/II/2017 Tanggal 17 Februari 2017
30
PT. MISAJA MITRA
PENGOLAHAN UDANG BEKU
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/019/III/2017 tanggal 14 Maret 2017
31
PUSKESMAS SUKOLILO I
PELAYANAN KESEHATAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/020/IV/2017 tanggal 07 April 2017
32
PT. LAJU PERDANA INDAH (PG PAKIS BARU)
INDUSTRI GULA
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/021/VI/2017 TANGGAL 19 JUNI 2017
33
RS. MITRA BANGSA
PELAYANAN KESEHATAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/022/VI/2017 TANGGAL 19 JUNI 2017
34
PUSKESMAS TAYU I
PELAYANAN KESEHATAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/023/VIII/2017 TANGGAL 29 AGUSTUS 2017
35
PUSKESMAS TRANGKIL
PELAYANAN KESEHATAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/024/VIII/2017 TANGGAL 29 AGUSTUS 2017
36
PUSKESMAS PUCAKWANGI II
PELAYANAN KESEHATAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/025/VIII/2017 TANGGAL 09 AGUSTUS 2017
37
PUSKESMAS MARGOYOSO II
PELAYANAN KESEHATAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/026/XI/2017 TANGGAL 02 OKTOBER 2017
38
RS FASTABIQ SEHAT
PELAYANAN KESEHATAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/027/XI/2017 TANGGAL 10 OKTOBER 2017
39
PUSKESMAS KAYEN
PELAYANAN KESEHATAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/028/XI/2017 TANGGAL 10 November 2017
40
PUSKESMAS PATI II
PELAYANAN KESEHATAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/029/XI/2017 TANGGAL 10 November 2017
41
PT. JAYA PLASTIK RAYA
PELAYANAN KESEHATAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/030/XI/2017 TANGGAL 20 November 2017
42
RS AS-SUYUTHIYYAH
PELAYANAN KESEHATAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/031/I/2018 TANGGAL 12 Januari 2018
43
RUMAH SAKIT ISLAM
PELAYANAN KESEHATAN
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/032/I/2018 TANGGAL 29 Januari 2018
44
PG TRANGKIL (PT. KEBUN AGUNG)
INDUSTRI GULA
IZIN TPS LIMBAH B3
660.3/033/I/2018 TANGGAL 29 Januari 2018
Sumber : DLH Kab. Pati
LAMPIRAN | 222
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 36 Pengawasan Izin Lingkungan di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No.
Nama Perusahaan/Pemrakarsa
(1)
(2)
1
Waktu (tgl/bln/thn) (3)
Hasil Pengawasan (4)
PT. Tri Teguh Manunggal Sejati
Pengelolaan limbah cair sesuai
( Suntori Garuda )
baku mutu, Pengendalian pencemaran udara sesuai baku mutu udara emisi, Pengelolaan Limbah B3 sesuai
2
PT. Misaja Mitra
Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara sesuai baku mutu udara emisi, Pengelolaan Limbah B3 sesuai
3
CV. Bumi Indo Putra Samudra
Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. , Pengelolaan Limbah B3 sesuai
4
PT. Indo Citra Putera
Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. , Pengelolaan Limbah B3 sesuai
LAMPIRAN | 223
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
5
PT. Dua Putra Utama Makmur
Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. , Pengelolaan Limbah B3 sesuai
6
Perush. Kecap Gentong Juwana
Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu
7
Perush. Kecap Mangga Dua
Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara sesuai baku mutu udara emisi, Pengelolaan Limbah B3 sesuai
8
Perush. Kecap Tiga Keong
Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu
9
Perush. Kecap Cap Lele
Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. , Pengelolaan Limbah B3 sesuai
10
UD. Kecap Udang Windu Juwana
Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara sesuai baku mutu udara emisi, Pengelolaan Limbah B3 sesuai
11
CV. Mojoagung
Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara sesuai baku
LAMPIRAN | 224
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
mutu udara emisi, Pengelolaan Limbah B3 sesuai 12
PT. Dua Kelinci
Proses perubahan izin lingkungan dari UKL UPL menjadi AMDAL
13
PT. Garuda Food
Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara sesuai baku mutu udara emisi, Pengelolaan Limbah B3 sesuai
14
Fa. Sinar Jaya
Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu
15
Hotel Pati
Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu
16
Hotel Gitrary
Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu
17
Hotel New Merdeka
Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara sesuai baku mutu udara emisi, Pengelolaan Limbah B3 sesuai
18
Hotel Kencana
Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai
LAMPIRAN | 225
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
19
Hotel Sartika
Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai
20
Hotel MJ
Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai
21
Hotel 21
Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai
22
Hotel Safin
Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara sesuai baku mutu udara emisi, Pengelolaan Limbah B3 sesuai
23
Hotel Wiji
Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara sesuai baku mutu udara emisi, Pengelolaan Limbah B3 sesuai
24
Hotel MJ
Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara sesuai baku
LAMPIRAN | 226
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
mutu udara emisi, Pengelolaan Limbah B3 sesuai
25
Hotel Graha Wisata Pati
Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai
26
Hotel Rama
Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai
27
PT.Japfa Comfeed
Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara sesuai baku mutu udara emisi, Pengelolaan Limbah B3 sesuai
28
Usaha ternak, Tiyomo
Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi.
29
Peternakan Ayam Ali Gufron
Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai
LAMPIRAN | 227
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
30
PT. Samaco
Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai
31
Pabrik Garam
Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai
32
Luwes Swalayan
Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai
33
PT El Saday
Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai
34
CV. Pati Jaya
Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai
LAMPIRAN | 228
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
35
Mega Gemilang Indo Prima
Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara sesuai baku mutu udara emisi, Pengelolaan Limbah B3 sesuai
36
PG. Trangkil
Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai
37
PG. Pakis Baru
Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai
38
RS. Mitra Bangsa
Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai
39
RS. KSH Pati
Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai
LAMPIRAN | 229
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
40
Global Water Boom
Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai
41
PT. Hotmix
Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai
42
PT. Krisna Juwana
Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai
43
PT. SIK
Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai
44
UD. Batik Canting Bakaran
Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara sesuai baku mutu udara emisi, Pengelolaan Limbah B3 sesuai
Sumber : DLH Kab. Pati
LAMPIRAN | 230
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 37 Bencana Banjir, Korban dan Kerugian di Kabupaten Pati Tahun : 2017
No
Kecamatan
(1)
(2)
Total Area Terendam (Ha)
Mengungsi
Meninggal
Perkiraan Kerugian (Rp.)
(3)
(4)
(5)
(6)
Jumlah Korban
1
Sukolilo
76
-
380,000,000
2
Gabus
45
-
200,000,000
3
Juwana
115
-
4
Jakenan
179
-
5
Pati
12
-
6
Kayen
-
-
7
Margorejo
-
-
Sumber : BPBD Kab. Pati Keterangan : Belum tersedia data luasan terendam
LAMPIRAN | 231
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 38. Bencana Kekeringan,luas dan kerugian di Kabupaten Pati Tahun : 2017
No
Kabupaten/Kota
(1)
(2)
1.
Pati
731
Total Area
Perkiraan Kerugian
(Ha)
(Rp)
(3)
(4) tidk tersedia data
2. 3. 4. 5.
Dst
Sumber : Dinas Pertanian Kab. Pati Keterangan : Belum tersedia Data
LAMPIRAN | 232
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 39. Bencana Kebakaran Hutan, Lahan, Luas dan Kerugian di Kabupaten Pati Tahun : 2017
No
Kabupaten/Kota
Perkiraan Luas Hutan/Lahan Terbakar (Ha)
(1)
(2)
(3)
1.
Pati
6
Perkiraan Kerugian (Rp.)
(4) 6.750.000
2. Sumber : Perhutani KPH Pati
LAMPIRAN | 233
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 40 . Bencana Alam, Tanah Longsor, gempa bumi, korban dan kerugian di Kab.Pati Tahun : 2017
No
Kabupaten/Kota
Jenis Bencana
Jumlah Korban Meninggal (jiwa)
(2)
(3)
(4)
(1) 1 Sukolilo
Perkiraan Kerugian (Rp.) (5)
Tanah longsor
2
Tlogowungu
Tanah longsor
7,200,000
3
Gembong
Tanah longsor
8,000,000
Sumber : BPBD Kab . Pati
LAMPIRAN | 234
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 41 Luas Wilayah,Jumlah,Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Pati Tahun : 2017
No.
Kabupaten/Kota
(1)
(2)
1
Sukolilo
2
Luas (km2)
(3)
Jumlah
Pertumbuhan
Penduduk
Penduduk (%)
(4)
(5)
Kepadatan Penduduk (Jiwa/km2) (6)
158.74
90089
0.96
567.53
Kayen
96.03
72806
0.59
758.16
3
Tambakromo
72.47
49574
0.52
684.06
4
Winong
99.94
50007
0.20
500.37
5
Pucakwangi
122.83
41844
0.20
340.67
6
Jaken
68.52
42739
0.20
623.74
7
Batangan
50.66
42878
0.70
846.39
8
Juwana
55.93
95597
0.20
1709.23
9
Jakenan
53.04
40801
0.20
769.25
10
Pati
42.49
107028
0.56
2518.90
11
Gabus
55.51
52579
0.20
947.20
12
Margorejo
61.81
61445
1.49
994.09
13
Gembong
67.30
44388
0.77
659.55
14
Tlogowungu
94.46
50734
0.48
537.10
15
Wedarijaksa
40.85
60243
0.68
1474.74
16
Trangkil
42.84
61548
0.56
1436.69
17
Margoyoso
59.97
73169
0.60
1220.09
18
Gunung Wungkal
61.80
36012
0.12
582.72
19
Cluwak
69.31
43505
0.38
627.69
20
Tayu
47.59
65370
0.20
1373.61
21
Dukuhseti
81.59
57633
0.35
706.37
Jumlah
1,503.68
1239989
0.58
824.64
Sumber : BPS Kab. Pati
LAMPIRAN | 235
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 42. Perkiraan Jumlah Timbulan Sampah di Kab. Pati Tahun : 2017
NO
Kecamatan
JumlahPenduduk
Timbulan Sampah (kg/hari)
(1)
(2)
(3)
(4)
1
Sukolilo
90,089
79,334.74
2
Kayen
72,806
64,144.87
3
Tambakromo
49,574
43,656.16
4
Winong
50,007
44,037.48
5
Pucakwangi
41,844
36,848.92
6
Jaken
42,739
37,637.08
7
Batangan
42,878
37,759.49
8
Juwana
95,597
84,185.23
9
Jakenan
40,801
35,930.43
10
Pati
107,028
94,251.66
11
Gabus
52,579
46,302.45
12
Margorejo
61,445
54,110.08
13
Gembong
44,388
39,089.24
14
Tlogowungu
50,734
44,677.69
15
Wedarijaksa
60,243
53,051.57
16
Trangkil
61,548
54,200.78
17
Margoyoso
73,169
64,434.54
18
Gunungwungkal
36,012
31,713.11
19
Cluwak
43,505
38,311.64
20
Tayu
65,370
57,566.54
21
Dukuhseti
57,633
50,753.13
Sumber : DLH Kab. Pati
LAMPIRAN | 236
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel-43. Kegiatan Fisik Lainnya oleh Instansi di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No
Nama Kegiatan
Lokasi Kegiatan
Pelaksana Kegiatan
(1)
(2)
(3)
(4)
1
Pembangunan Bank Sampah Perum Dukuh Gembleb Wijaya Kusuma Desa Kutoharjo
DLH KAB. PATI
2
Pembangunan Bank Sampah
DLH KAB. PATI
3
Pembangunan Green House Perum Desa Kutoharjo Wijaya Kusuma
DLH KAB. PATI
4
Pembangunan IPAL Batik
DLH KAB. PATI
Kel. Pati Kidul
Desa Bakaran Kulon Kec. Juwana
5
Pembangunan Percontohan Biogas Desa Gununungsari Kec DLH KAB. PATI utk Peternakan Sapi Tlogowungu, Desa Tlogosari Kec. Tlogowungu, & Desa Sitiluhur Kec. Gembong
6
Pembangunan Percontohan Biogas Desa Pesagi Kec. Kayen, DLH KAB. PATI utk Peternakan Sapi Desa Tambahmulyo Kec. Jakenan, & Desa Margomulyo Kec. Tayu
7
Pembangunan Taman Bank Sampah Desa Sidokerto Kec. Pati Perum Griya Kencana 2
DLH KAB. PATI
8
Pembangunan Taman Hijau
Perum Winong Kec. Pati
DLH KAB. PATI
9
Pembangunan Taman Sempadan Desa Kutoharjo Kec. Pati Jalan Perum Wijaya Kusuma
DLH KAB. PATI
10
Pembangunan TPS 3R
Desa Kajen Kec. Margoyoso
DLH KAB. PATI
11
Pembangunan TPS 3R
Desa Trangkil Kec. Trangkil
DLH KAB. PATI
Sumber : DLH Kab. Pati
LAMPIRAN | 237
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 44 Status Pengaduan Masyarakat di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No.
Pihak yang Mengadukan (1) (2) 1 PT. SUN NUR LOGAM JAYA (Pengeringan Kenyi (B3) 2 HARDIYANTO, SH.
Masalah Yang Diadukan (3) Belum punya ijin lingkungan
Progres Pengaduan (4) Pembinan dan penutupan sementara usaha
Membuat Tambak Baru dikawasan Lindung
3
SUTRISNO
4
USAHA PENGEPUL SAMPAH
5 6
SLAMET (Peternakan Ayam) PT.SINAR INDAH KERTAS (Limbah Kertas Jadi Kertas) UD. SALWA 1 (Filet Ikan) UD. SALWA 2 (Filet Ikan) Pak Supeno (Peternakan sapi) Pengepul Rosok PT. INDO CITRA (Pengolahan Tepung Ikan)
Perusakan Tanaman Mangrove dan alih fungsi lahan Polusi Tingkat Kebauan di lingkungan Masyarakat Polusi tingkat kebauan dan adanya lalat Pencemaran Sungai Langkir
Pembinaan dan Peringatan Koordinasi dengan pihak Polres (Kasus dalam Proses) Pembinaan dan adanya kesepakatan masyarakat (Kasus Sudah Selesai)
7 8 9 10 11
Kebauan dan Limbah Kebauan dan Limbah Kebauan tarnak sapi Kebauan Pencemaran Udara dan Hasil Laboratorium IPAL tidak memenuhi baku mutu
LAMPIRAN | 238
Verifikasi lapang dan surat peringatan (Selesai) Verifikasi lapang dan pembinaan (Selesai) Sidak KLHK Pusat dan Perbaikan Pencemaran, Limbah B3 (Selesai (dalam pemantauan ) Ditutup Sementara sambil menunggu ijin2 Ditutup Sementara sambil menunggu ijin3 Pembinaan dan Peringatan (Selesai) Pembinaan dan Peringatan (Selesai) Pembinaan dan dalam Pengawasan
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
12 13
14
PT. BUMI INDO (Pengolahan Tepung Ikan) Tambang pasir besi Liar/illegal dan Perusakan Mangrove & pembukaan tambak baru illegal Masyarakat ( Rukin dan Sujadi ) Kalikalong Tayu
15
Masyarakat (Dororejo Tayu)
16
CV. BERKAH ALAM ASRI (Galian C Penambangan) Slungkep-Kayen Penambangan illegal Pakai Bahan Peledak (Desa Gadudero) Masyarakat Desa Sarimulyo Winong Kidul (Peternakan Ayam) Masyarakat Desa Tegalombo Dukuhseti (Industri Tapioka)
17
18
19
Pencemaran Udara dan Hasil Laboratorium IPAL tidak memenuhi baku mutu Tambang pasir besi Liar/illegal dan Perusakan Mangrove, pembukaan tamabak baru illegal
Pembinaan dan dalam Pengawasan
Tambak Baru (Perusakan Mangrove dan pembuatan Tambak Baru di Kawasan Lindung) Tambak Baru (Perusakan Mangrove dan pembuatan Tambak Baru di Kawasan Lindung) Pencemaran Udara (debu ) dan kerusakan lingkungan
Pembinaan dan Peringatan (Selesai)
perusakan lingkungan dan membahayakan masyarakat sekitar tambang
Dalam Pemantauan
Tingkat Kebauan dan Lalat
Pembinaan, Sosialisasi dan tinjauan Lapangan (Selesai)
Tingkat Kebauan dan pencemaran sungai
Pembinaan, Sosialisasi dan tinjauan Lapangan (Selesai)
LAMPIRAN | 239
Dalam Proses pemanggillan para saksi di Polres dan Supervisi Men. LHK
Pembinaan dan Peringatan (Selesai)
Pembinaan & Verifikasi Lapang (Selesai dalam pengawasan)
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
20 21
22
23 24 25 26
27
28
Supriyanto (WidoroKandang Pati)Usaha Ternak Ayam Masyarakat Desa Sambiroto Tayu (Pembukaan Tambak Baru) Masyarakat Desa Dukuhseti Kec. Dukuhseti (Penambangan tanah urug Galian C) Masyarakat Desa Sidokerto (Usaha Tahu Sumedang) Desa Margorejo (Peternakan Ayam) Desa Pasucen Kec. Trangkil (Peternakan Ayam) EX. PT. Rejomadusari Desa Tunjung Rejo Kec. Margoyoso PT. Eben Haezer (Industri Logam Desa Growong Juwana) PT. Dua Putra Utama Makmur Pengolahan Ikan Jl. Pati - Juwana
Tingkat Kebauan dan Pencemaran Udara
Pembinaan dan verifikasi lapang (Selesai)
Perusakan Tanaman Mangrove dan pembukaan tambak baru
Verifikasi lapang dan pembinaan (Selesai))
Menambang ditengah tengah masyarakat
Verifikasi lapang dan pembinaan (Selesai)
Pencemaran Air Limbah
Verifikasi lapang dan pembinaan (Selesai)
Pencemaran Tingkat Kebauan disekitar SMP N 2 Margorejo Rencana Pendirian Peternakan Ayam
Tinjauan Lapang dan Pembinaan Peternakan (Selesai)
Pencemaran Tingkat Kebauan Sungai Sat ( Diduga )
Verifikasi Lapang, Pemantauan Tim , Pengambilan Sample Air (Selesai)
Pencemaran Udara
Verifikasi Lapang dan Pembinaan (Selesai)
Pengelolaan IPAL tidak memenuhi baku mutu dan Belum ada TPS B3
Verifikasi Lapang dan Pembinaan (Selesai)
LAMPIRAN | 240
Pembinaan dan sosialisasi (Selesai)
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
29 30
31 32
Perush. Kecap Cap Ikan Lele Jl. Pati - Juwana Kab. Pati Pertambangan Galian C di Desa Tamansari Tlogowungu Arang Exsis Usaha Arang Jalan lingkar Margorejo RS. KSH Pati
Pencemaran Limbah Cair tidak sesuai baku mutu yang ditetapkan/IPAL bocor Pencemaran Udara ( Debu)
Verifikasi lapang dan pembinaan (Selesai)
Pencemaran Udara (Asap )
Verifikasi lapang dan pembinaan (Selesai dalam pemantauan)
Pencemaran Udara Limbah B3 dari incenerator
Verifikasi lapang dan pembinaan (Selesai)
Sumber : DLH Kab. Pat
LAMPIRAN | 241
Verifikasi lapang dan pembinaan (Selesai)
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 45 Jumlah LSM Lingkungan Hidup di Kabupaten Pati Tahun : 2017
No
Nama LSM
Akta Pendirian
Alamat
(1)
(2)
(3)
(4)
1
LSM Mandalika
014/202.21/LSM/2011
Desa Banyutowo rt.03/01 Kec. Dukuhseti Kab. Pati Telp. 0295-454008
2
LSM Bina Sekar Mulia
00-11-201.5-005.IV-2015
Jl. Penjawi Gang IV Kec. Pati Kab. Pati Telp. 082 325 644 57
Sumber : Kesbangpol Kab. Pati
LAMPIRAN | 242
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel-46. Penerima Penghargaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Pati Tahun : 2017
No.
Nama Orang/Kelompok/Organisasi
(1) 1
(2) Pemerintah Kabupaten Pati
Nama Penghargaan
Pemberi Penghargaan
Tahun Penghargaan
(3) penghargaan Adipura ke 11 Penghargaan sebagai kabupaten dengan ketahanan pangan no 3 nasional, Adiwiyata Nasional
(4) Presiden RI
(5) 2017
Presiden RI
2017
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Gubernur Jawa Tengah
2017
Gubernur Jawa Tengah
2017
Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah
2017
2
Kabupaten Pati
3
SMPN 01 Sukolilo
4
Desa Kutoharjo
Juara 1 Lingkungan Sehat (LBS)
5
Siswa SD N Ngarus 02
6
SDN Margorejo 02
7
SDN Sugiharjo 02
8
SDN Raci 01
9
SDN Trangkil 03
10
SDN Baturejo 1
11
SDN Cabak 1
12
SDN Genengmulyo 1
13
SDN Mangunrekso 1
14
SDN Mangunrekso 2
Juara 1 lomba 3R (Reduse Reuse Recycle) Adiwiyata Tingkat Provinsi Adiwiyata Tingkat Provinsi Adiwiyata Tingkat Provinsi Adiwiyata Tingkat Provinsi Adiwiyata Tingkat Provinsi Adiwiyata Tingkat Provinsi Adiwiyata Tingkat Provinsi Adiwiyata Tingkat Provinsi Adiwiyata Tingkat Provinsi
lomba Bersih
LAMPIRAN | 243
2017
2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
15
SDN Pati Kidul 1
16
SDN Sitirejo
17
SDN Trangkil 6
18
SMPN 1 Jaken
19
SMPN 1 Juwana
20
SMPN 1 Tambakromo
21
SMPN 1 Wedarijaksa
22
SMPN 2 Juwana
23
SMPN 6 Pati
24
SDN Bakaran Kulon 1
25
SDN Bakaran Wetan 1
26
SDN Bakaran Wetan 3
27
SDN Bringin
28
SDN Doropayung 1
29
SDN Dukutalit 1
30
SDN Dukutalit 2
31
SDN Gadingrejo
32
SDN Genengmulyo 2
33
SDN Geritan
34
SDN Kadilangu
Adiwiyata Provinsi Adiwiyata Provinsi Adiwiyata Provinsi Adiwiyata Provinsi Adiwiyata Provinsi Adiwiyata Provinsi Adiwiyata Provinsi Adiwiyata Provinsi Adiwiyata Provinsi Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten
Tingkat
2017
Tingkat
Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Bupati Pati
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat
LAMPIRAN | 244
2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
35
SDN Karanglegi 1
36
SDN Karanglegi 2
37
SDN Karangwage 1
38
SDN Karangwage 2
39
SDN Kedungwinong 1
40
SDN Ketanen
41
SDN Ketip
42
SDN Klayusiwalan
43
SDN Maitan
44
SDN Margomulyo 1
45
SDN Margomulyo 2
46
SDN Margorejo
47
SDN Mojoagung 1
48
SDN Mojoagung 2
49
SDN Mulyoharjo 2
50
SDN Ngurensiti 2
51
SDN Pasucen 1
52
SDN Poncomulyo
53
SDN Puri 2
54
SDN Purwosari 2
Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
LAMPIRAN | 245
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
55
SDN Regaloh 2
56
SDN Rejoagung 1
57
SDN Rejoagung 2
58
SDN Sejomulyo 2
59
SDN Sidokerto 2
60
SDN Sidokerto 3
61
SDN Tegalharjo 1
62
SDN Tegalharjo 2
63
SDN Tlutup
64
SDN Tluwah
65
SDN Trangkil 4
66
SDN Winong 1
67
SDN Winong 2
68
SMPN 1 Margoyoso
69
SMPN 1 Pucakwangi
70
SMPN 1 Trangkil
71
SMPN 2 Gunungwungkal
72
SMPN 2 Trangkil
73
SMPN 2 Wedarijaksa
74
MAN 1 Pati
Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
Tingkat
Bupati Pati
2017
LAMPIRAN | 246
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
75
SMA Taman Madya
76
SMAN 1 Tayu
Adiwiyata Tingkat Kabupaten Adiwiyata Tingkat Kabupaten
Bupati Pati
2017
Bupati Pati
2017
Sumber : DLH Kab. Pati
LAMPIRAN | 247
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 47 Kegiatan Program yang Diinisiasi Masyarakat di Kabupaten Pati Tahun : 2017
No.
Nama Kegiatan
(1) 1
(2) Saranan dan Prasarana pengelolaan persampahan Sosialisasi pembangunan Bank Sampah di Perum Wijaya Kusuma Ds. Kutoharjo Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan Sosialisasi pembuatan TPS 3R di Ds. Trangkil Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan Sosialisasi pembangunan TPS 3R di Ds. Kajen Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan Sosialisasi Rencana pembangunan Bank Sampah Kusuma Harum di Perum Wijaya Kusuma Ds.Kutoharjo. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan Sosialisasi rencana pembangunan Bank Sampah di Kelurahan Pati Kidul. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan Sosialisasi Rencana Pembangunan TPS 3R di Ds. Kajen Kec. Margoyoso
2
3
4
5
6
Waktu Pelaksanaan (bulan/tahun)
Instansi Penyelenggara
Kelompok Sasaran
(3) DLH Kabupaten Pati
(4) Masyarakat Desa Kutoharjo
(5) 31 Januari 2017
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Desa Trangkil
25 Januari 2017
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Desa Kajen
27 Januari 2017
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Desa Kutoharjo
31 Januari 2017
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Kelurahan Pati Kidul
9 Februari 2017
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Desa Kajen
27 Februari 2017
LAMPIRAN | 248
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Koordinasi penilaian kota /sehat ADIPURA Rapat Koordinasi penyusunan daftar isian non fisik program ADIPURA Tahun 20162017 di Ruang rapat DLH Koordinasi penilaian kota /sehat ADIPURA. Pertemuan Kader Lingkungan Kab. Pati di Ruang Rapat DLH Kab. Pati Koordinasi penilaian kota /sehat ADIPURA. Expose ADIPURA di ruang rapat Setda Kab. Pati. Koordinasi penilaian kota /sehat ADIPURA. Pembinaan dalam rangka persiapan Verifikasi ADIPURA Tahun 2017 di ruang rapat DLH Kab. Pati koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA. Koordinasi ADIPURA dengan OPD terkait di ruang rapat DLH Kab. Pati Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA. Pembinaan kebersihan dan keteduhan koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA. Pertemuaan kader lingkungan Kab. Pati di Ruang rapat DLH Kab. Pati koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA. Pembinaan kebersihan dan keteduhan di ruang rapat DLH Kab. Pati Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan. Sosialisasi pengelolaan sampah di Ds.Bakalan Kec. Dukuhseti Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA. Sosialisasi Pengelolaan Sampah di Ruang rapat DLH Kab. Pati.
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Kota Pati
10 Maret 2017
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Kota Pati
18 Maret 2017
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Kota Pati
29 Maret 2017
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Kota Pati
3-Apr-17
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Kota Pati
10-Apr-17
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Kota Pati
10 Mei 2017
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Kota Pati
13 Mei 2017
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Kota Pati
15 Mei 2017
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Desa Bakalan Dukuhseti Masyarakat Kota Pati
26 Mei 2017
DLH Kabupaten Pati
15 Juni 2017
LAMPIRAN | 249
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA. Sosialisasi pengelolaan sampah di ruang rapat DLH Kab. Pati Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA.Sosialisasi tentang pengelolaan persampahan di ruang rapat DLH Kab. Pati Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA. Sosialisasi Pengelolaan tentang persampahan di Aula DLH Kab.Pati Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA. Pembinaan Kebersihan dan keteduhan Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA. Pembinaan Kebersihan dan keteduhan di Aula DLH Kab. Pati Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA. Pembinaan kebersihan dan keteduhan di Aula DLH Kab. Pati. Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA. Pembinaan kebersihan dan keteduhan di Aula DLH Kab. Pati. Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA. Pembinaan kebersihan dan keteduhan di Aula DLH Kab. Pati. Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA.Rakor Bank Sampah di Ruang Baru Setda Kab. Pati Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA.Pembinaan kebersihan dan keteduhan di Ds. Tlogosari Kec. Tlogowungu. Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA.Rapat koordinasi ADIPURA dengan OPD terkait di
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Kota Pati
14 Juli 2017
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Kota Pati
30 Agustus 2017
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Kota Pati
31 Agustus 2017
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Kota Pati
9-Sep-17
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Kota Pati
10-Sep-17
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Kota Pati
18-Sep-17
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Kota Pati
14 Oktober 2017
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Kota Pati
18 Oktober 2017
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Kota Pati
24 Oktober 2017
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Kota Pati
28 Oktober 2017
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Kota Pati
9-Nov-17
LAMPIRAN | 250
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Aula DLH Kab. Pati 28
29
30
31
32
33
34
Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA.Rapat koordinasi persiapan P1 ADIPURA di Aula DLH Kab. Pati Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA.Sosialisasi pengelolaan sampah di Aula DLH Kab. Pati Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA.Rapat koordinasi dengan OPD terkait di Aula DLH Kab. Pati Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan. Sosialisasi tentang rencana pembangunan TPS 3R di Ds. Trangkil Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan. Sosialisasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Ds. Bakalan Kec. Dukuhseti. Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA. Pertemuan kader lingkungan Kab. Pati di Aula DLH Kab. Pati Penyediaan prasarana dan saran pengelolaan persampahan. Rakor Bank sampah di aula DLH Kab. Pati
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Kota Pati
10-Nov-17
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Kota Pati
18-Nov-17
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Kota Pati
20-Nov-17
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Ds. Trangkil
30-Nov-17
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Ds. Bakalan Kec. Dukuhseti
4 Desember 2017
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Kota Pati
24 Desember 2017
DLH Kabupaten Pati
Masyarakat Pati
30 Desember 2017
Sumber : DLH Kab. Pati
LAMPIRAN | 251
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 48 Produk Hukum Bidang LH di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No.
Jenis Produk Hukum
(1)
(2)
1
Peraturan
Nomor dan Tanggal
Tahun
Tentang
(3)
(4)
(5)
Daerah
3
2003
Pembuangan air limbah
Daerah
4
2003
Pengelolaan wilayah pesisir
Kabupaten Pati 2
Peraturan Kabupaten Pati
3
Peraturan
dan laut Daerah
19
2007
Garis sempadan
Daerah
7
2010
Pengelolaan Sampah
Daerah
5
2011
Rencana tata ruang wilayah
Kabupaten Pati 4
Peraturan Kabupaten Pati
5
Peraturan Kabupaten Pati
Kabupaten Pati tahun 2010 2030
6
Peraturan Bupati Pati
60
2010
Standar pelayanan minimal bidang Lingkungan Hidup
7
Peraturan Bupati Pati
15
2009
Izin pembuangan air limbah ke air atau sumber air
8
Peraturan Bupati Pati
44
2009
Izin pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun
9
Peraturan Bupati Pati
64
2009
Tata laksana perizinan dan pengawasan
pengelolaan
limbah bahan berbahaya dan beracun
serta
pengawasan
pemulihan akibat pencemaran limbah bahan berbahaya dan beracun
oleh
Daerah
LAMPIRAN | 252
Pemerintah
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
10
Keputusan Bupati Pati
660.1/092/200
2009
9 11
Keputusan Bupati Pati
660.1/209/200
Pembentukan komisi penilai AMDAL
2009
9
Pembentukan
tim
pertimbangan
izin
pembuangan air limbah ke air atau sumber air 12
Keputusan Bupati Pati
660.1/2649/20
2009
09
Pembentukan tim verifikasi dan tim pengawas pegelolaan limbah B3 serta pemulihan akibat pencemaran limbah B3
13
Keputusan Bupati Pati
660.1/826/200
2010
9
Penerbitan surat tanda bukti lisensi komisi penilai AMDAL Kabupaten Pati
14
Peraturan Bupati Pati
17/2011
2011
Pedoman
pelaksanaan hari
bebas kendaraan bermotor (car free day) 15
Peraturan Bupati Pati
18/2011
2011
Pedoman penyusunan upaya pengelolaan lingkungan hidup (UKL) - Upaya Pemantauan LH (UPL) dan surat pernyataan kesanggupan pengelolaan LH
16
Peraturan Bupati Pati
19/2011
2011
Pedoman Dokumen
penyelenggaraan LH
bagi
usaha
dan/atau Kegiatan yang telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetap belum memiliki dokumen LH 17
Peraturan Bupati Pati
20/2011
2011
Pedoman
pengelolaan
pengaduan kasus pencemaran dan/atau perusakan LH
LAMPIRAN | 253
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
18
Peraturan Bupati Pati
44/2011
2011
Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan
19
Keputusan Bupati Pati
660.1/261/201 1
2011
Penetapan
hari
bebas
kendaraan bermotor (car free day)
Sumber : DLH Kab. Pati Th 2017
LAMPIRAN | 254
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 49 Anggaran Program dan Kegiatan DLH Kabupaten Pati TA 2017 Tahun : 2017
No.
Sumber Anggaran
Peruntukan Anggaran
(1)
(2)
(3)
APBD
Jumlah Anggaran Tahun Berjalan (Rp) (5) 13,236,166,000 8,272,210,000 4,963,956,000
Belanja Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan jasa surat menyurat Belanja Barang dan Jasa Belanja Bahan Habis Pakai Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik Belanja telepon Belanja Listrik Belanja kawat/Fax/Internet/TV Kabel/TV Satelit Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional kendaraan dinas Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja Penyediaan Alat Tulis Kantor Penyediaan Barang cetakan dan penggandaan Penyediaan Komponen instalasi listrik/penerangan kantor Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan Penyediaan makanan dan minuman Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah Penyediaan Jasa tenaga pendukung administrasi/teknis/keamanan Penyediaan administrasi pengadaan barang dan jasa Penyediaan Pendukung administrasi pengelolaan keuangan dan barang Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
780,316,200 3,436,000 3,436,000 3,436,000 81,000,000 24,000,000 48,000,000 9,000,000 13,250,000 82,400,000 26,690,000 25,435,200 30,000,000 6,979,000 3,146,000 36,600,000 274,760,000 84,200,000 39,700,000 72,720,000 449,670,000
LAMPIRAN | 255
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Program Peningkatan disiplin aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja& keuangan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan LH Program Peningkatan Pengendalian Polusi Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
18,300,000 19,525,000
124,620,800 1,259,909,000 707,500,000 218,950,000 877,675,000 430,500,000
Sumber : DLH Kab. Pati
LAMPIRAN | 256
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 50. Jumlah Personil Lembaga Pengelola LH di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No.
Tingkat Pendidikan (2)
Laki -laki (3)
Perempuan (4)
Jumlah (5)
(1) 1.
Doktor (S3)
2.
Master (S2)
7
4
11
3.
Sarjana (S1)
6
8
14
4.
Diploma (D3/D4)
1
1
2
5.
SLTA
4
2
6
18
15
33
Jumlah Sumber : DLH Kab. Pati
LAMPIRAN | 257
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel 51 Jumlah Staf Fungsional Bidang Lingkungan Hidup Tahun : 2017 Staf Fungsional No
(1)
Nama Instansi (2)
Staf Yang Sudah Diklat
Jabatan Fungsional
Laki - laki
Perempuan
Laki - laki
Perempuan
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Dst Sumber : DLH Kab. Pati
LAMPIRAN | 258
LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel-52. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No (1)
URAIAN
(2) PERTANIAN a.Pertanian Sempit - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya b.Kehutanan c. Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa 8. Perusahaan 9. Jasa-Jasa PRODUK DOMESTIK BRUTO PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS
2011 (3)
2012
2013
2014
2015
(4)
(5)
(6)
(7)
1.
BAB V. PENUTUP| 259
LAMPIRAN DATA INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
KATEGORI A B C D E F G H I J K L M,N O P Q R,S,T,U
LAPANGAN USAHA Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya PDRB
2011 5,767,011.48 367,068.02 5,481,493.42 20,502.73
2012 6,470,380.63 408,655.17 6,182,885.44 22,883.19
2013 7,124,439.66 457,855.72 7,029,436.90 24,233.81
2014 7,486,269.13 542,625.42 7,871,692.48 27,039.11
2015 8,454,569.20 602,451.24 8,431,400.12 29,134.70
2016 8,978,289.63 649,606.02 9,096,698.50 31,911.88
15,254.09 1,618,192.41
14,997.74 1,771,625.55
15,086.12 1,931,976.35
15,908.33 2,157,142.03
17,020.32 2,362,218.53
17,937.04 2,533,627.39
3,294,905.14 547,112.79 699,231.33 408,364.55 522,936.47 221,427.18 40,024.21
3,414,408.27 589,567.64 782,525.28 438,479.53 585,071.21 233,822.33 44,709.36
3,695,913.32 653,348.35 872,249.01 471,772.56 638,054.47 253,891.29 52,335.83
4,034,968.97 766,105.43 967,003.34 560,924.72 688,506.44 286,246.52 58,878.36
4,333,537.85 863,074.77 1,056,412.06 612,918.46 757,256.37 316,781.72 65,016.03
4,664,663.35 926,300.11 1,195,970.38 674,157.25 835,234.48 349,149.10 73,263.31
789,645.70 713,701.73 174,735.31 367,126.79
870,614.00 922,064.05 202,528.74 404,819.49
951,850.45 1,075,213.27 232,505.33 451,215.17
1,024,708.13 1,226,825.37 269,450.36 520,567.66
1,110,128.14 1,366,892.66 296,783.03 548,854.03
1,188,846.40 1,496,127.25 326,609.91 608,218.21
21,048,733.37
23,360,037.61
25,931,377.59
28,504,861.79
31,224,449.21
33,646,610.22
LAMPIRAN |
260
LAMPIRAN DATA INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
Tabel-53. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No
URAIAN
(1)
(2) 1.
2011
2012
2013
2014
2015
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
PERTANIAN a.Pertanian Sempit - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya b.Kehutanan c. Perikanan
2.
Pertambangan dan Penggalian
3.
Industri Pengolahan
4.
Listrik, Gas dan Air Bersih
5.
Bangunan
6.
Perdagangan, Hotel dan Restoran
7.
Pengangkutan dan Komunikasi
8.
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
9.
Jasa-Jasa
PRODUK DOMESTIK BRUTO PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS
LAMPIRAN |
261
LAMPIRAN DATA INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017
KATEGORI A B C D E F G H I J K L M,N O P Q R,S,T,U
LAPANGAN USAHA Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya PDRB
2011 5,386,388.09 350,890.61 5,150,502.85 20,164.50
2012 5,678,000.25 378,085.33 5,520,584.09 22,161.24
2013 5,902,447.72 405,305.89 5,984,883.01 24,193.48
2014 5,833,742.18 430,795.01 6,380,180.30 26,455.98
2015 6,281,187.41 441,032.51 6,680,745.63 27,325.79
2016 6,531,664.22 461,019.31 6,991,046.54 28,667.44
15,124.49 1,545,019.42
14,859.29 1,647,919.26
14,640.80 1,739,009.80
15,356.41 1,813,756.64
15,626.68 1,908,071.99
16,226.74 2,012,252.72
3,119,403.65 545,819.35 665,278.67 405,884.20 505,858.74 216,983.29 37,485.12
3,178,819.95 586,052.84 719,004.65 445,747.99 521,218.87 227,766.65 40,583.34
3,307,461.91 642,774.28 760,935.02 486,915.12 546,754.77 242,821.04 45,427.46
3,500,934.27 706,541.01 817,587.09 583,469.86 566,832.34 258,938.47 49,159.93
3,658,738.39 761,831.90 879,849.09 640,886.57 601,844.62 276,715.95 53,248.19
3,843,146.77 816,951.63 952,046.08 702,539.86 644,145.28 295,117.56 58,312.09
775,237.90 634,095.48 163,862.03 355,326.83
785,387.33 751,900.70 177,503.84 376,733.09
805,316.36 825,903.39 190,038.51 404,865.44
817,151.62 913,564.21 210,410.60 440,338.06
858,767.03 983,636.39 226,275.56 456,541.36
895,350.51 1,054,753.30 246,572.48 490,142.81
19,893,325.24
21,072,328.70
22,329,693.98
23,365,213.99
24,752,325.07
26,039,955.34
LAMPIRAN |
262