Lap Lingkungan Pati 2017.pdf

  • Uploaded by: Zubaidi Mukhlis
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lap Lingkungan Pati 2017.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 47,143
  • Pages: 283
2017

BAB II ISU PRIORITAS LINGKUNGAN HIDUP INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (IKLPHD) KABUPATEN PATI TAHUN 2017

KATA PENGANTAR LAPORAN IKPLHD KABUPATEN PATI TAHUN 2017

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

KATA PENGANTAR

Puji

syukur kami sampaikan kehadirat

ALLAH SWT karena atas izin dan rahmat Nya, kami dapat menyelesaikan Dokumen Laporan Informasi Kinerja

Pengelolaan

(IKPLHD)

Kabupaten

Lingkungan Pati

Hidup

Tahun

Daerah

2017

yang

merupakan laporan tentang gambaran kinerja daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup.

IKPLHD disusun guna menjalankan amanat : Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Bab VIII tentang Sistem Informasi pasal 65 ayat 1 – 3. Pasal tersebut menjelaskan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah mengembangkan system informasi lingkungan hidup untuk mendukung pelaksanaan dan pengembangan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Sistem informasi lingkungan hidup dilakukan secara terpadu, terkoordinasi dan wajib dipublikasikan kepada masyarakat. Sistem informasi lingkungan hidup paling sedikit memuat informasi mengenai status lingkungan hidup, peta rawan lingkungan hidup dan informasi lingkungan hidup lain. Informasi ini juga untuk memenuhi kewajiban untuk menyediakan, memberikan dan atau menerbitkan informasi yang berkaitan dengan kepentingan public sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) pasal 7 mengamanatkan bahwa badan public wajib menyediakan, memberikan dan menerbitkan informasi publik, membangun dan mengembangkan system informasi dan dokumentasi yang disediakan secara berkala, diumumkan serta merta dan tersedia setiap saat.

KATA PENGANTAR| ii

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, Tentang Pemerintahan Daerah juga telah melimpahkan kewenangan Pengelolaan Lingkungan Hidup kepada Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik diharapkan akan semakin meningkatkan kepedulian terhadap pelestarian lingkungan hidup. IKPLHD tidak hanya menyajikan gambaran status atau kondisi lingkungan hidup tetapi juga menyajikan informasi tentang perubahan penduduk dengan kualitas dan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraannya, yang merupakan factor tekanan terhadap lingkungan. Dimana dengan keterbatasan sumber daya alam dan teknologi, tekanan tersebut harus tetap dikendalikan sehingga tidak menimbulkan bencana ekologi. Upaya-upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan pemerintah dalam bentuk kebijakan dan program untuk pengendalian dan penanganan dampak lingkungan yang terjadi, menjadi respon penting untuk menjagak keberlanjutan lingkungan. Dukungan dan peran serta masyarakat termasuk para pelaku usaha dan/ atau kegiatan dalam merespon hal tersebut juga menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian dan fungsi lingkungan hidup. Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah disusun oleh Tim yang dibentuk oleh Kepala Daerah yang keanggotaannya melibatkan unsur-unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Perguruan Tinggi dan Lembaga Masyarakat, yang dikukuhkan dengan Surat Keputusan Kepala Daerah. IKPLHD disusun berdasarkan isu prioritas guna memperbaiki kualitas lingkungan hidup di daerah. Penetapan isu prioritas didasarkan proses secara administratif yang melibatkan pemangku kepentingan di daerah dengan menggunakan pendekatan PSR (Pressure State and Response). Kami menyadari bahwa penyusunan Dokumen Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2017 ini tidak terlepas dari kekurangan. Saran dan masukan dari berbagai pihak akan sangat membantu dalam mengoptimalkan fungsi laporan IKPLHD sebagai acuan dalam menetapkan kebijakan rencana dan KATA PENGANTAR| iii

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

program perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di wilayah Kabupaten Pati. Akhirnya, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Pati tahun 2017 ini. Mudahmudahan kerja sama dan koordinasi yang telah terbina dengan baik ini dapat meningkat lagi, selain itu kami berharap kedepan kebutuhan akan data Pendukung guna menyusun Tabel Data Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Pati dapat diakses dengan mudah serta senantiasa dilaksanakan up date data.

KATA PENGANTAR| iv

LEMBAR PERNYATAAN LAPORAN IKPLHD KABUPATEN PATI TAHUN 2017

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

LEMBAR PERNYATAAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Pati disusun sebagai system informasi lingkungan untuk mendukung pelaksanaan dan pengembangan kebijakan Pengendalian Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Pati, dalam perumusan isu prioritas daerah terkait pengelolaan lingkungan hidup perlu melibatkan para pihak terkait, bersama ini saya sebagai Bupati Pati menyatakan bahwa Penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Pati Tahun 2017 ini telah dirumuskan dan disusun dengan sebenarnya dan dapat dipertanggung jawabkan.

Pati,

April 2018

v

• • • •

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

LAPORAN IKPLHD KABUPATEN PATI TAHUN 2017

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

DAFTAR ISI Halaman Halaman Sampul…………….……………………………………...…………………

i

Kata Pengantar….………………………………………………………………..…….

ii

Lembar Pernyataan ……………………………………………………………………

v

Daftar Isi……………………………………………………………………….............

vi

Daftar Tabel……….…………………………………………………………………...

viii

Daftar Gambar……………………………….…….…………………………………..

x

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………………...

1

1.1. LATAR BELAKANG...........……………………..…………..………........

1

1.2. KEADAAN UMUM DAERAH …………………..………………….……

3

1.2.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah ………………………………...

3

A. Luas dan Batas Wilayah ………………..………………………

3

B. Topografi ………………………………...……………………..

6

C. Geologi …………………………………..……………………..

8

D. Hidrologi ………………………………..………………………

8

E. Klimatologi ……………………………...……………………...

13

1.2.2. Potensi Unggulan Daerah ……………….………………………….

23

A. Potensi Pertanian ……………….………………………………

23

B. Potensi Peternakan …………………….……………………….

24

C. Potensi Perikanan ……………………………………………….

25

D. Potensi Industri………………………………………………….

25

E. Potensi Pertambangan……………….……………….………….

27

F. Potensi Pariwisata …. …………………………………………..

27

1.3. PENETAPAN ISU PRIORITAS….…………….………………………….

28

vi

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

1.4. MAKSUD DAN TUJUAN…..……………………………………………..

33

1.5. RUANG LINGKUP PENULISAN…..……………………………………..

34

BAB II. ISU PRIORITAS LINGKUNGAN HIDUP …………..…………………… BAB III.

37

3.1.

ANALISIS PRESSURE STATE DAN RESPONSE ISU LINGKUNGAN HIDUP DAERAH …………………………………… TATA GUNA LAHAN …...……………………………….……………

48 48

3.2.

KUALITAS AIR SUNGAI …………………………………………….

54

3.2.1. Air Permukaan Tanah ……………………………………………

55

3.2.2. Air Bawah Tanah …………...……………………………………

56

3.2.3. Potensi Air Tanah …………...……...……………………………

57

3.2.4. Evaluasi Hasil….. …………...……………………………………

61

3.3.

KUALITAS UDARA ……………………………………………...……

74

3.4.

RESIKO BENCANA ……………………………………………………

83

3.5.

PERKOTAAN…………………………………………………………..

91

3.5.1. Persampahan ………….………………………………………….

92

3.5.2. Limbah B3 ……………………………………………………….

93

INOVASI DAERAH DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP ………………………..…………………………………………

96

4.1.

INOVASI PENGELOLAAN SAMPAH ……………………………….

97

4.2.

INOVASI DI BIDANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK RUMAH TANGGA ……………………………………………………

118

4.3.

INOVASI DI BIDANG PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI

119

4.4.

INOVASI DI BIDANG MANGROVE …………………………………

121

4.5.

ANGGARAN ……………………………………………………………

122

4.6.

KELEMBAGAAN ………………………………………………………

122

PENUTUP ……………….…..…………………………………………

125

BAB IV.

BAB V.

LAMPIRAN – LAMPIRAN………………………………………………..................

vii

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

DAFTAR TABEL Halaman

Tabel 1.1.

Jumlah Desa dan Kelurahan Menurut Kecamatan …………………....

5

Tabel 1.2.

Rata-rata Ketinggian Kecamatan dalam Wilayah Kabupaten Pati …...

7

Tabel 1.3.

Daerah Banjir di Kabupaten Pati ……………………………………..

9

Tabel 1.4.

Rata-rata Curah Hujan Per hari (mm) Kabupaten Pati Tahun 2012 – 2016 …………………………………………………………………..

13

Peristiwa Bencana Alam dan Wabah Penyakit di Kabupaten Pati 2012-2016 …………………………………………………………….

19

Tabel 1.6.

Kepadatan Penduduk di Kabupaten Pati ……………………………...

20

Tabel 1.7.

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Pati 2012-2016 ………………………………...

21

Tabel 1.8.

Penduduk Usia Kerja Kabupaten Pati Tahun 2012-2016 …………….

22

Tabel 1.9.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten Pati Tahun 2012-2016 …………………………………………………………….

22

Tabel 1.10.

Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Pati Tahun 2012-2016…..

23

Tabel 2.1.

Sasaran Pertumbuhan Ekonomi, Angka Kemiskinan dan TPT Kabupaten Pati Tahun 2017-2018 ……………………………………

45

Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Wilayah Wanarakuti Aspek Lingkungan Hidup …………………………………………….

46

Tabel 3.1.

Luas Jenis Lahan di Kabupaten Pati Berdasarkan Kecamatan ……….

48

Tabel 3.2.

Titik Pengambilan Sampling Sungai Sani ............................................

63

Tabel 3.3.

Titik Pengambilan Sampling Daerah yang Memberikan Kontribusi Pencemaran ...........................................................................................

64

Tabel 3.4.

Hasil Analisis Sungai Sani pada Musim Penghujan .............................

64

Tabel 3.5.

Hasil Analisis Sungai Sani pada Musim Kemarau . .............................

66

Tabel 3.6.

Daftar Hasil Analisis Cemaran Berasal dari Sumber-sumber Kontributor ............................................................................................

67

Tabel 1.5.

Tabel 2.2.

viii

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 3.7.

Kualitas Udara Ambien Kabupaten Pati Tahun 2017 dengan Metode Infinger dengan Durasi Pengukuran kurang lebih 2 jam ......................

76

Kualitas Udara Ambien Kabupaten Pati Tahun 2017 dengan Metode Passive Sampler ....................................................................................

77

Tabel 3.9.

Tabel Penjualan Kendaraan Bermotor ..................................................

81

Tabel 3.10.

Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana ............................

91

Tabel 3.8.

ix

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1.

Peta Batas Administrasi Kabupaten Pati ………………………........

4

Gambar 1.2.

Peta Hidrologi Kabupaten Pati ……………………………………...

9

Gambar 1.3.

Kawasan Pesisir Kabupaten Pati ……………………………………

12

Gambar 1.4.

Penanaman Mangrove di Pantai Kertomulyo ……………………….

13

Gambar 1.5.

Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Pati ……………………………

15

Gambar 1.6.

Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Pati ………………………….

17

Gambar 2.1

Skema Visi Kabupaten Pati …………………………………………

42

Gambar 3.1.

Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Pati ……………………………

50

Gambar 3.2.

Peta Citra Satelit Pantai Kabupaten Pati Tahun 2001 dan 2014

52

Gambar 3.3.

Peta Potensi Air Tanah di Wilayah Kabupaten Pati ………………...

59

Gambar 3.4.

Titik Pengambilan Sampling Air Sungai Jiglong Berdasarkan Tata Guna Lahan ……………………………………… ………………...

68

Titik Pengambilan Sampling Air Sungai Lengkowo Berdasarkan Tata Guna Lahan ………………………………………….. ……….

69

Titik Pengambilan Sampling Air Sungai Sani Berdasarkan Tata Guna Lahan ……………………………………… ………………...

70

Gambar 3.7.

Lokasi Pemantauan Kualitas Udara Tahun 2017 ...............................

79

Gambar 3.8.

Peta Rawan Banjir ..............................................................................

84

Gambar 3.9.

Peta Rawan Longsor ...........................................................................

85

Gambar 3.10.

Peta Resiko Rawan Kekeringan .........................................................

86

Gambar 3.11.

Peta Rawan Angin Puting Beliung ....................................................

87

Gambar 4.1.

Instalasi Penangkapan Gas Metan di TPA Sukoharjo ........................

99

Gambar 4.2.

Pipa Saluran Gas Metan dari TPA Sukoharjo Menuju Rumah Warga .................................................................................................

99

Gambar 3.5.

Gambar 3.6.

x

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gambar 4.3.

Pemanfaatan Gas Metan Menjadi Bahan Bakar Alternatif (Biogas) untuk Keperluan Memasak ................................................................

99

Gambar 4.4.

Pemanfaatan Gas Metan Menjadi Energi Listrik di TPA Sukoharjo

101

Gambar 4.5.

Lokasi Pengolahan sampah Plastik melalui alat Destilator menjadi Bahan Bakar Alternatif Pengganti BBM di TPA Sukoharjo Kec. Margorejo Kab. Pati ...........................................................................

102

Gambar 4.6.

Alat Destilator di TPA Sukoharjo Kec. Margorejo Kab. Pati ............

103

Gambar 4.7.

Bahan Bakar Hasil Proses Destilasi ...................................................

103

Gambar 4.8.

Pintu Masuk Menuju TPA Sukoharjo Kab. Pati ...............................

105

Gambar 4.9.

Jalan di Area TPA Sukoharjo Kab. Pati ............................................

105

Gambar 4.10.

Fasilitas Pendukung di TPA Sukoharjo Kab. Pati .............................

106

Gambar 4.11.

Kunjungan dari Mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang ke TPA Sukoharjo Kab. Pati ...................................................................

106

Kunjungan dari Peerta Diklat Pengelolaan TPA Balai Teknis Air Minum dan Sanitasi untuk Indonesia Wilayah Timur ke TPA Sukoharjo Kab. Pati ............................................................................

107

Gambar 4.13.

Kunjungan dari Siswa/i Sekolah ke TPA Sukoharjo Kab. Pati ..........

107

Gambar 4.14.

Pelatihan Kader Lingkungan Kabupaten Pati di TPA Sukoharjo Kab. Pati .............................................................................................

107

Gambar 4.15.

Rumah Kompos di Pemukiman dan di Pasar .....................................

108

Gambar 4.16.

Pengolahan Sampah Organik Melalui Biomethagreen ......................

109

Gambar 4.17.

Biogas dan Pupuk Organik dari Hasil Pengolahan Sampah Ortganik Melalui Biomethagreen ......................................................................

109

Pemasaran Handycraft dari Sampah Anorganik di Pasar Pragola (Pasar Unggulan) di Kab. Pati ............................................................

110

Pemasaran Handycraft dari Sampah Anorganik Melalui Keikutsertaan dalam Kegiatan Pameran .............................................

111

Gambar 4.20.

Workshop Daur Ulang Sampah menjadi Kerajinan ...........................

112

Gambar 4.21.

Bimbingan Teknis Pembuatan Kompos .............................................

112

Gambar 4.22.

Kerja Bakti Massal Membersihkan Pantai Banyutoro Kec. Dukuhseti Kab. Pati ............................................................................

113

Gambar 4.12.

Gambar 4.18.

Gambar 4.19.

xi

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gambar 4.23.

Aksi Pungut sampah dan Pengambilan Paku di Pohon oleh Saka Kalpataru Kab. Pati ............................................................................

113

Gambar 4.24.

Gerakan Semar (Sebelas Maret) Jumput Sampah ..............................

114

Gambar 4.25.

Pelaksanaan Lombah Inovasi Pengelolaan Lingkungan ....................

115

Gambar 4.26.

Gerakan Penghijauan Lingkungan di RW 8 Desa Kutoharjo Kec. Pati Kab. Pati .....................................................................................

116

Gambar 4.27.

Aktivitas di Bank Sampah Asri Raharjo ............................................

116

Gambar 4.28.

a.Pemanfaatan Energi Surya untuk Penerangan Taman, b. IPAL Domestik Rumah Tangga ...................................................................

116

Gambar 4.29.

Pembinaan Kader Lingkungan Kabupaten Pati ..................................

117

Gambar 4.30.

Kader Lingkungan Memberikan Pelatihan Daur Ulang Sampah ke Masyarakat .........................................................................................

118

Gambar 4.31.

Pemanfaatan IPAL Domestik untuk Menyiram Tanaman .................

119

Gambar 4.32.

a.IPAL Industri Tapioka di Ds. Sekarjalak Kec. Margoyoso, b. IPAL Biogas Tahu Tempe.............................................................

120

Pengaduan secara Online ....................................................................

121

Gambar 4.33.

xii

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN IKPLHD KABUPATEN PATI TAHUN 2017

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG Dasar dari kebijakan Pembangunan Nasional yang telah diterapkan selama ini adalah pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Pola pembangunan tersebut mengandung makna mengusahakan hasil yang sebaikbaiknya dari sumber alam yang tersedia seperti sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan, dengan cara memelihara keberlanjutan kualitas dan potensi sumber daya alam itu sepanjang masa. Oleh karena itu negara, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan berkewajiban untuk melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan agar lingkungan hidup dapat tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi seluruh rakyat serta makluk hidup lain. Oleh sebab itu ancaman degradasi lingkungan harus diwaspadai, tidak hanya oleh Pemerintah sebagai pengambil kebijakan, tetapi setiap kita sebagai pemangku kepentingan -(stake holder)- juga mempunyai tanggung jawab yang sama dalam menjaga kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan untuk diwariskan kepada anak cucu kita. Pembangunan segala aspek di era globalisasi dan otonomi daerah berkembang sangat pesat dan cepat, namun hal itu tidak saja memberikan dampak positif berupa peningkatan kesejahteraan penduduk, akan tetapi juga memberikan dampak negative berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Kondisi ini memperlihatkan bahwa pelaksanaan pembangunan tidak dapat dilepaskan dari aspek pelestarian lingkungan hidup. Keterkaitan antara pembangunan dan lingkungan hidup perlu diakomodasikan ke dalam suatu kebijakan pembangunan dan pengelolaan lingkungan baik dalam skala lokal, regional, nasional, maupun global, sehingga akan menciptakan pembangunan yang mengedepankan prinsip pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini pemerintah daerah pun tidak dapat terlepas dari orientasi kebijakan pembangunan berkelanjutan tersebut, karena pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan lingkungan pembangunan yang BAB I Pendahuluan| 1

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

mengedepankan prinsip pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini pemerintah daerah pun tidak dapat terlepas dari orientasi kebijakan pembangunan berkelanjutan tersebut, karena pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan lingkungan hidup tidak dapat berlangsung secara optimal, apabila tidak ada campur tangan. pemerintah daerah melalui kebijakan yang jelas dan terarah baik di tingkat propinsi maupun kabupaten/kota. Permasalahan lingkungan hidup pada umumnya menyangkut dimensi yang luas, yaitu lintas ruang, lintas pelaku, dan lintas generasi. Dimensi lintas ruang adalah suatu kondisi permasalahan lingkungan hidup yang melewati batas wilayah administrasi. Sebagai contoh pada kejadian banjir, permasalahannya mungkin tidak terbatas pada satu daerah administrasi tertentu. Oleh karena itu pengembangan informasi yang berhubungan dengan masalah banjir memerlukan suatu jaringan informasi lingkungan hidup antar wilayah administrasi, sedikitnya di satu Daerah Aliran Sungai (DAS). Dimensi kedua, bahwa fenomena lingkungan hidup selalu berkaitan dengan lintas pelaku. Salah satu contoh adalah pencemaran sungai dimana sumber pencemar tersebut dapat berasal dari berbagai pihak misalnya sektor industri, permukiman, dan pertanian. Dimensi ketiga, permasalahan lingkungan hidup selalu menyangkut lintas generasi. Hal ini sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan dimana sumberdaya alam dan lingkungan hidup harus dikelola untuk generasi sekarang dan masa datang. Permasalahan lingkungan hidup di Kabupaten Pati saat ini dan pada masa mendatang, terdapat empat permasalahan lingkungan hidup yang menjadi fokus perhatian akibat akselerasi pembangunan yang mengakibatkan perlindungan terhadap kualitas lingkungan hidup itu terabaikan. Keempat permasalahan lingkungan hidup itu ialah: 1) kurangnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah sejak dari sumbernya atau lemahnya praktek 3R, yaitu: reused, reduced and recycled); dan 2) Masih rendahnya pengelolaan air limbah domestik rumah tangga; 3) Masih rendahnya pengelolaan limbah industri, 4) Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan hutan dan mangrove, Keempat kondisi di atas saat ini dipandang perlu untuk segera mendapatkan perhatian secara serius dari Pemerintah Kabupaten Pati. Dengan demikian keempat permasalahan di atas juga merupakan permasalahan lingkungan hidup 2

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

yang dijadikan program atau kebijakan prioritas pembangunan Kabupaten Pati dalam rangka melaksanakan perbaikan serta peningkatan kualitas lingkungan hidup guna mencapai kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam mengantisipasi kondisi lingkungan hidup hingga masa mendatang. Oleh

karenanya,

Pemerintah

Kabupaten

Pati

berkewajiban

menyediakan informasi lingkungan hidup dan menyebarluaskan informasi tersebut kepada masyarakat dalam rangka pengelolaan lingkungan dan mewujudkan akuntabilitas publik. Informasi tersebut harus menggambarkan keadaan/kondisi lingkungan hidup, penyebab dan dampak permasalahannya, serta respon pemerintah daerah dan masyarakat dalam menanggulangi permasalahan lingkungan hidup tersebut. Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (IKPLHD) Kabupaten Pati Tahun 2017 disusun sebagai langkah awal dalam memenuhi kewajiban Pemerintah Kabupaten Pati dalam penyediaan informasi kondisi lingkungan hidup. Tujuan utamanya adalah untuk menilai, menentukan prioritas permasalahan, membuat rekomendasi bagi penyusunan kebijakan, rencana dan program guna mendukung Pemerintah Daerah Kabupaten Pati dalam melaksanakan

perlindungan

dan

pengelolaan

lingkungan

hidup

serta

pembangunan secara berkelanjutan.

1.2. KEADAAN UMUM DAERAH 1.2.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah A. Luas dan Batas Wilayah Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 daerah kabupaten/kota di Jawa Tengah yang berada di wilayah pesisir pantai utara jawa pada sisi bagian timur wilayah provinsi Jawa Tengah. Secara geografis, wilayah Kabupaten Pati, terletak diantara 110° 50’ - 111° 15’ bujur timur dan 6° 25’ – 7° 00’ lintang selatan. Adapun secara administratif, batas-batas wilayah adalah sebagai berikut : • Sebelah utara : dibatasi wilayah Kab. Jepara dan Laut Jawa. • Sebelah barat : dibatasi wilayah Kab. Kudus dan Kab. Jepara. • Sebelah selatan : dibatasi wilayah Kab. Grobogan dan Kab. Blora. 3

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

• Sebelah timur : dibatasi wilayah Kab. Rembang dan Laut Jawa. Kabupaten

Pati

mempunyai

luas wilayah 150.368 Ha yang terdiri dari 59.332 Ha lahan sawah, 66.086 Ha lahan bukan sawah dan 24.950 ha lahan bukan pertanian. Secara

administratif

kewilayahan, Kabupaten Pati sejak tahun

2006

terdiri

atas

21

Kecamatan, 5 Kelurahan, 401 Desa, Gambar 1.1. Peta Batas Administrasi Kabupaten Pati

1.484

Rukun Warga (RW) dan

7.586 Rukun Tetangga (RT). Pusat

pemerintahan Kabupaten Pati berada di Kecamatan Pati. Berikut rincian jumlah desa/kelurahan, jumlah RW dan jumlah RT per kecamatan di Kabupaten Pati.

4

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 1.1. Jumlah Desa dan Kelurahan Menurut Kecamatan NO.

KECAMATAN

1

Sukolilo

Jumlah Jumlah RT Desa/Kelurahan Number of RT 12 478

Jumlah RW

2

Kayen

17

433

70

3

Tambakromo

18

341

63

4

Winong

30

474

81

5

Pucakwangi

20

333

68

6

Jaken

21

311

81

7

Batangan

18

273

53

8

Juwana

29

370

88

9

Jakenan

23

356

59

10

Pati

29

569

99

11

Gabus

24

401

76

12

Margorejo

18

318

65

13

Gembong

11

267

82

14

Tlogowungu

15

322

70

15

Wedarijaksa

18

318

58

16

Trangkil

16

374

60

17

Margoyoso

22

336

80

18

Gunungwungkal

15

241

47

19

Cluwak

13

310

77

20

Tayu

21

395

75

21

Dukuhseti

12

343

46

Jumlah/Total

406

7.585

1.484

86

Sumber: Bagian Pemerintahan Daerah Pati Source: Governmental Division of Pati Regency Office Catatan/Note:*5 kelurahan dan 24 desa/5 kelurahan and 24 villages

5

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

B. Topografi Topografi Kabupaten Pati sangat beragam, mulai dari pesisir, dataran rendah, dataran tinggi, perbukitan, gunung dan sungai. Kawasan pesisir pantai terletak di wilayah timur dan utara Kabupaten Pati yang merupakan pesisir pantai utara, membentang mulai dari Kecamatan Batangan, Juwana, Wedarijaksa, Trangkil, Margoyoso, Tayu sampai Dukuhseti. Wilayah dengan kontur datar terletak sebagian besar di Kecamatan Pati, Margorejo, Batangan, Juwana, Wedarijaksa, Trangkil, Margoyoso, Tayu, Dukuhseti, Winong, Jaken, Jakenan, Kayen, Gabus, Pucakwangi Tambakromo Kondisi topografis dataran tinggi pada ketinggian 250 – 500 meter dari permukaan laut (dpl) terletak di bagian barat laut dan utara wilayah Kabupaten

Pati

yaitu

Kecamatan

Gembong,

Tlogowungu,

Gunungwungkal, Cluwak. Wilayah yang mempunyai ketinggian 380 dpl yaitu Kecamatan Gembong. Daerah yang sebagian wilayahnya masuk dalam Kawasan Bentang Alam Karst Sukolilo yaitu Sebagian Kecamatan Sukolilo, Kayen dan Tambakromo yang berada di bagian Selatan Kabupaten Pati pada ketinggian sekitar ± 200 meter dari permukaan laut (dpl) yang merupakan pegunungan kendeng utara. Berdasarkan struktur

fisik

dan

geografis

Kabupaten Pati

dapat

dikelompokan sebagai berikut: 1) Bagian utara, barat dan tengah merupakan daerah yang relatif subur; 2) Bagian selatan merupakan pegunungan kapur yang memiliki potensi tambang cukup besar, tentunya untuk wilayah yang tidak masuk dalam Kawasan Bentang Alam Karst Sukolilo, selain itu memiliki poitensi wisata alam gua; 3) Bagian timur merupakan daerah pesisir yang mempunyai potensi perikanan dan produk garam yang relative menjanjikan. Bagian Barat Daya dan Utara memiliki potensi holtikultura, perkebunan, hutan, tambang dan pariwisata agrowisata. Kondisi topografi Kabupaten Pati terbagi menjadi 2 (dua) aspek antara lain:

6

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Ketinggian Lahan Secara topografi wilayah daratan Kabupaten Pati dibedakan menjadi beberapa wilayah ketinggian sebagaimana tabel di bawah ini

NO.

Tabel 1.2. Rata-rata Ketinggian Kecamatan dalam Wilayah Kabupaten Pati KECAMATAN Tinggi tempat (m dpl) Tertinggi

Terendah

Rata-rata

1

Sukolilo

262

5

85.69

2

Kayen

245

5

67.71

3

Tambakromo

375

13

79.22

4

Winong

320

6

33.73

5

Pucakwangi

223

15

51.15

6

Jaken

53

15

30.05

7

Batangan

18

2

9.00

8

Juwana

9

2

4.86

9

Jakenan

26

4

12.83

10

Pati

21

4

11.83

11

Gabus

8

2

3.92

12

Margorejo

123

5

34.39

13

Gembong

298

107

219.36

14

Tlogowungu

624

38

172.87

15

Wedarijaksa

18

2

10.50

16

Trangkil

90

2

19.06

17

Margoyoso

113

2

21.59

18

Gunungwungkal

600

49

214.67

19

Cluwak

467

6

205.00

20

Tayu

61

1

12.90

21

Dukuhseti

72

2

12.67

Jumlah/Total Sumber: BPS Kabupaten Pati Source: BPS-Statistics Pati Regancy

7

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

C. Geologi Jenis tanah di Kabupaten Pati terdiri dari Kondisi Tanah Bagian utara terdiri dari tanah Red Yellow, Latosol, Aluvial, Hidromer dan Regosol. Sedangkan bagian selatan terdiri tanah Aluvial, Hidromer, dan Gromosol. Rincian menurut kecamatan sebagai berikut : • Batangan, Sukolilo, Gabus dan Jakenan merupakan tanah Aluvial. • Cluwak, Gunungwungkal dan Gembong merupakan tanah Latosol. • Juwana dan Margoyoso merupakan tanah Aluvial dan Red Yellow mediteran. • Pati dan Margorejo merupakan tanah Red Yellow mediteran, Latosol, Aluvial dan Hidromer. • Kayen dan Tambakromo merupakan tanah Aluvial dan Hidromer. • Pucakwangi dan Winong merupakan tanah Gromosol dan Hidromer • Wedarijaksa merupakan tanah Red Yellow mediteran, Latosol dan Regosol. • Tayu merupakan tanah Aluvial, Red Yellow dan regosol. • Tlogowungu merupakan tanah Latosol dan Red Yellow mediteran.

D. Hidrologi Ketersediaan sumber air di Kabupaten Pati cukup besar didukung keberadaan sungai yang tersebar di seluruh wilayah. Sungai di Kabupaten Pati pada umumnya berfungsi dalam pengairan atau irigasi. Aquifer produktif tersebar di sebagian besar Kecamatan Gembong, Tlogowungu, dan Gunungwungkal serta sebagian kecil Kecamatan Cluwak. Adapun aquifer produktif tinggi yang sudah termanfaatkan tersebar di sebagian Kecamatan Pati, Wedarijaksa, Margoyoso, dan Dukuhseti. Wilayah Kabupaten Pati diidentifikasi terdapat 33 sungai yang merupakan DAS Juwana

dan 62 sungai yang merupakan non DAS Juwana, yang

sebagian besar merupakan sungai-sungai kecil. Sungai-sungai di Kabupaten Pati pada

musim kemarau kebanyakan dari sungai-sungai yang ada

8

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

mengalami kekeringan. Sedangkan pada musim penghujan, beberapa sungai justru meluap.

Sumber: Dokumen RTRW Kab. Pati 2010-2030. Gambar 1.2 Peta Hidrogeologi Kabupaten Pati Meluapnya sungai-sungai yang ada, sering menyebabkan banjir di daerah hilir, yang disebabkan adanya pendangkalan dan penyempitan sungai pada bagian hilir. Pendangkalan dan penyempitan ini terjadi akibat adanya sedimentasi oleh material bawaan air sungai pada musim penghujan, menyebabkan sungai tidak dapat menampung debit air sungai yang datang dari hulu ke hilir. Beberapa daerah banjir yang terdapat di Kabupaten Pati berdasarkan kompilasi data dari tiap ranting adalah sebagai berikut : Tabel 1.3. Daerah Banjir di Kabupaten Pati No. Nama Sungai Lokasi Banjir Dukuh Cangkring Desa Payang 1. Kersulo Kec. Pati Dukuh Purworejo Desa Gadingrejo 2. Simo Kec. Pati 3. Sani Kecamatan Pati 4.

Gadu

Kecamatan Tayu (Desa Margomulyo, Desa Jepat Lor, Desa Jepat Kidul, Desa Tunggulsari) dan

Keterangan

Akibat Pendangkalan Akibat Pendangkalan Akibat Jebol atau rusak nya tanggul pada Sungai Gandul pada 2 9

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

No.

Nama Sungai

Lokasi Banjir Kecematan Margoyoso (Desa Margotuhu Kidul, Desa Semerak)

5.

Kuro

Daerah hilir sungai

6.

Sat

Desa Cebolek desa Waturejo Kec. Tayu

7.

Suwatu

Desa Bulumanis Kec. Margoyoso

8.

Pangkalan

9.

Pangarep

Daerah hilir sungai pada daerah tambak dan sawah Daerah hilir sungai Desa Mantingan tengah, Sembatur Agung, Tondokerto, Glonggong, Bungasrejo Kec. Jakenan

10.

Sentul

11.

Kedunglo

Kec. Winong

12. 13.

Triguno Gono

14.

Tumpang

Kec. Winong Kec. Winong Desa Pulorejo dan Bumuharjo Kec. Winong

15.

Maling

16.

Randugunting

17.

Widodaren

18.

Bapoh

19.

Gungwedi

20.

Mangin

Kecamatan Jakenan Desa Tamansari, Majang dan Sumber Agung Kec. Jaken Dukuh Triwil dan Masong, Desa Margorejo, Ngepungrejo, Sinoman Kec. Wedarijaksa Desa Wedari, Pagerharjo, Desa Gempol persawahan; dan desa Ngurenrejo, Margomulyo, Ngurensiti perkampungan, Kec. Wedarijaksa Desa Kayen, Trimulyo Kec.

Keterangan titik.

Menggenangi tambak dan pertanian Penyatuan Sungai Sagen, Sumber dan Galarum Tanggul bobol dan pendangkalan

Perlu normalisasi sungai dan tanggul sungai Tidak ada tanggul, penyempitan sungai Meluap sampai ke jalan

Berbatasan langsung dengan jalan raya yang menuju Desa Semabatur Agung Sering banjir bandang, sedimentasi tinggi Sering meluap Menggenangi persawahan dan permukiman

Pendangkalan

Banjir bandang terjadi 10

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

No.

Nama Sungai

Lokasi Banjir Kayen

21.

Slungkep

Desa Kayen, Kec. Kayen

22.

Karang

Pasuruhan, Srikaton

23.

Cilik

Pasuruhan

Keterangan pendangkalan Akibat pendangkalan dan penyempitan Akibat pendangkalan dan penyempitan Akibat pendangkalan dan penyempitan

Sumber : Data Ranting Kabupaten Pati, 2016

Berdasarkan data tersebut diatas, maka permasalahan banjir di daerah Pati sebelah selatan patut diwaspadai, karena banjir hampir selalu terjadi tiap tahunnya, terutama pada saat curah hujan tinggi yang terjadi di Kecamatan Juwana, Gabus, Jaken, Pati, Sukolilo, Trangkil, Margoyoso, Tayu dan Dukuhseti. Permasalahan banjir ini ternyata masih belum mampu dikendalikan sebagaimana mestinya, walaupun telah diupayakan pembenahan terhadap sarana dan prasarana untuk pengendalian banjir. Hal tersebut, terbukti pada awal tahun 2016 tepatnya pada bulan Januari masih terjadi bencana banjir bandang cukup parah di 2 (dua) Kecamatan, Yaitu : Kecamatan Tayu dan Kecamatan Margoyoso, dengan total area terendam pada Kecamatan Tayu seluas ± 904,150 ha sedangkan pada Kecamatan Margoyoso seluas ± 181.028 ha dikarenakan rusaknya atau longsornya tanggul pada Sungai Gadu di dua titik. Sedangkan bencana Banjir tahun 2017 terjadi di Kecamatan Sukolilo, Gabus, Juwana, Jakenan dan Pati, yang disayangkan BPBD Kabupaten Pati tidak mendata wilayah terendam seperti yang diminta pada Penyusunan Buku Data Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup, tetapi hanya mendata jumlah pengungsi dan jumlah kerugian. Sedangkan data yang kami peroleh dari Dinas Pertanian adalah sebagai berikut : 1. Data tergenang banjir di Kecamatan Dukuhseti adalah sebagai berikut : • Desa Kembang seluas 65 ha umur 7 – 30 hst (hari setelah tanam); • Desa Dukuhseti seluas 10 ha umur 7 – 30 hst (hari setelah tanam); • Desa Grogolan seluas 10 ha umur 7 – 30 hst (hari setelah tanam); • Desa Tegalombo seluas 7 ha umur 7 – 30 hst (hari setelah tanam); Jumlah 92 ha varietas chrang, Ir 64, Inpari 32, Membramo. 11

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

2. Data Puso yang diakibatkan oleh Bencana Banjir Kecamatan Dukuhseti : • Desa Kembang 51 ha • Desa Grogolan 5,5 ha • Desa Tegalombo 2 ha • Jumlah 58,5 ha umur 15 - 40 hst (hari setelah tanam); Permasalahan banjir merupakan fenomena alam dan termasuk bencana geologi yang tidak dapat dipisahkan dari permasalahan lingkungan hidup dan aktifitas manusia. Sedangkan permasalahan utama yang terjadi di wilayah pesisir yaitu abrasi , akibat rusaknya hutan bakau dan adanya alih fungsi lahan pengaman pantai menjadi areal pertambakan. Upaya pemulihan garis pengaman pantai, baik melalui upaya teknis maupun vegetatif telah dilakukan dibeberapa tempat. Gambar dibawah ini merupakan salah satu contoh upaya pengamanan garis pantai.

Gambar 1.3. Kawasan Pesisir Kabupaten Pati Pada kawasan pesisir telah terjadi degradasi lingkungan yang sangat parah, hutan bakau rusak berat. Kawasan sempadan pantai sudah beralih fungsi menjadi tambak, dibeberapa tempat terjadi abrasi dan hampir sepanjang pantai terjadi akresi yang disebabkan karena tingginya erosi pada daerah hulu, sehingga diperlukan pengelolaan lingkungan yang komprehensif dari hulu ke hilir. Pengelolaan lingkungan hidup untuk daerah hulu dilakukan dengan cara penanaman pohon untuk penghijauan di daerah tangkapan air sehingga akan mengurangi erosi di daerah hulu. Selain itu diadakan penanaman mangrove secara

12

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

masal yang dilaksanakan oleh komunitas peduli lingkungan kerja bareng dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pati.

Gambar 1.4 Penanaman Mangrove di Pantai Kertomulyo E. Klimatologi Temperatur tertinggi di Kabupaten Pati adalah 34˚C dan terendah 23˚C. Berdasarkan data iklim diketahui rata-rata curah hujan bulanan di Kabupaten Pati berkisar 283,92 mm. Rata-rata curah hujan (mm) dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.4 Rata-Rata Curah Hujan Perhari (mm) Kabupaten Pati Tahun 2012-2016 Tahun No.

Bulan

2012 2013 1 Januari 20,20 20,80 2 Februari 16,25 24,44 3 Maret 18,43 23,39 4 April 23,50 26,04 5 Mei 17,63 28,13 6 Juni 14,00 19,55 7 Juli 0,00 15,88 8 Agustus 0,00 21,24 9 September 0,67 52,52 10 Oktober 13,67 13,67 11 Nopember 14,78 17,62 12 Desember 15,43 33,41 Sumber: Kabupaten Pati dalam Angka, 2017

2014 42,05 17,33 16,78 14,60 16,00 16,86 21,00 5,38 11,00 8,00 22,14 25,59

2015 21,85 24,46 23,38 26,08 28,10 19,50 15,86 74,33 4,04 13,60 17,64 33,39

2016 76,06 175,66 106,42 119,93 67,23 75,13 49,97 22,97 55,23 158,97 121,27 141,45

Kabupaten Pati memiliki iklim tropis dengan rata – rata curah hujan di Kabupaten Pati di tahun 2016 sebanyak 2.142 mm dengan 116 hari hujan, 13

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

untuk keadaan hujan cukup, sedangkan untuk temperatur terendah 23ºC dan tertinggi 39ºC. A. Penggunaan Lahan Lahan di Kabupaten Pati digunakan sebagai kawasan budidaya dan kawasan lindung. 1) Kawasan Budidaya Penggunaan lahan untuk kawasan budidaya di Kabupaten Pati dapat dikategorikan menjadi: peruntukan permukiman, pertanian, perkebunan, dan perikanan. Peruntukan permukiman tersebar di seluruh kecamatan dengan konsentrasi tertinggi terdapat di Kecamatan Pati dan Juwana. Peruntukan pertanian untuk persawahan irigasi tersebar di daerah dataran rendah, sedangkan untuk persawahan tadah hujan terdapat di sebagian Kecamatan Tambakromo dan Cluwak, serta tegalan terdapat di sebagian Kecamatan Tlogowungu, Gembong, Margorejo, Trangkil, Margoyoso, dan Gunungwungkal. Peruntukan perkebunan tersebar di sepanjang kawasan Pegunungan Kendeng dan sebagian Kecamatan Dukuhseti. Peruntukan perikanan budidaya tersebar di sepanjang wilayah pantai. 2) Kawasan Lindung Peruntukan kawasan lindung meliputi kawasan hutan lindung di lereng Gunung Muria yang terdapat di sebagian Kecamatan Tlogowungu, Cluwak, Gembong, dan Gunungwungkal. Kawasan tersebut juga berfungsi sebagai kawasan resapan air yang melindungi kawasan di bawahnya. Kawasan lindung lainnya adalah Kawasan Bentang Alam Karst Sukolilo yang terdapat di sebagian Kecamatan Sukolilo, Kayen dan Tambakromo. Kawasan perlindungan setempat meliputi: sempadan pantai di sepanjang kawasan pantai; sempadan sungai di sepanjang sungai yang terdapat di seluruh wilayah Kabupaten Pati; sempadan waduk di sekitar Waduk Gunungrowo dan Seloromo di Kecamatan Gembong; sempadan mata air di sekitar mata air di seluruh wilayah Kabupaten Pati.

14

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gambaran penggunaan lahan di Kabupaten Pati ditampilkan pada peta berikut:

Sumber: Dokumen RTRW Kab. Pati 2010-2030. Gambar 1.5 Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Pati

3) Potensi Pengembangan Wilayah Potensi wilayah di Kabupaten Pati sebagaimana disebut dalam Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Pati Tahun 2010-2030 yang dikembangkan sebagai kawasan budidaya dan kawasan lindung. a) Pengembangan kawasan budidaya • Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Pengembangan kawasan peruntukan hutan produksi dibagi menjadi hutan produksi terbatas dan hutan produksi tetap. • Kawasan Peruntukan Pertanian Pengembangan pertanian ditujukan untuk pertanian lahan basah (sawah) dan hortikultura. • Kawasan Peruntukan Perkebunan Pengembangan kawasan peruntukan perkebunan meliputi kecamatan

:

Margorejo,

Gembong,

Margoyoso,

Gunungwungkal, Cluwak, dan Dukuhseti. 15

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017



Kawasan Peruntukan Perikanan Pengembangan kawasan peruntukan perikanan terdiri atas: perikanan tangkap, perikanan budidaya tambak, perikanan budidaya air tawar, dan pengolahan ikan.



Kawasan Peruntukan Pertambangan Kawasan peruntukan pertambangan mineral meliputi: -

Potensi bahan tambang besi di Kecamatan Dukuhseti dan Kecamatan Tayu.

-

Potensi bahan tambang fosfat di Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Kayen, dan Kecamatan Tambakromo.

-

Potensi bahan tambang kalsit di Kecamatan Kayen

-

Potensi bahan tambang batu gamping untuk semen di Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Kayen, dan Kecamatan Tambakromo.

-

Potensi bahan tambang tras di Kecamatan Tlogowungu dan Kecamatan Cluwak.

-

Potensi bahan tambang sirtu di Kecamatan Cluwak, Kecamatan

Tayu,

Kecamatan

Gunungwungkal,

Kecamatan Gembong, Kecamatan Tlogowungu dan Kecamatan Winong.

b) Kawasan Peruntukan Industri Pengembangan kawasan peruntukan industri terdiri dari industri besar, menengah, kecil dan industri rumah tangga. -

Pengembangan industri besar dan menengah, industri manufaktur berlokasi di Kecamatan Margorejo dan Kecamatan Pati.

-

Industri manufaktur dan perikanan yang berlokasi di Kecamatan Batangan dan Kecamatan Juwana.

-

Industri agro dan pertambangan yang berlokasi di Kecamatan

Tayu,

Kecamatan

Trangkil,

Kecamatan

Margoyoso, Kecamatan Tambakromo, Kecamatan Kayen, dan Kecamatan Sukolilo. 16

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

-

Pengembangan

industri

kecil

dan

rumah

tangga

dikembangkan di seluruh wilayah Kabupaten Pati. c) Kawasan Peruntukan Pariwisata Pengembangan

kawasan

peruntukan

pariwisata

meliputi

pariwisata alam, pariwisata budaya, pariwisata religi, dan pariwisata buatan. d) Kawasan Peruntukan Permukiman Kawasan peruntukan permukiman tersebar di seluruh wilayah Kabupaten

Pati,

dengan

penyebaran

mengikuti

pola

perkampungan di masing-masing kecamatan yang terdiri atas kawasan permukiman perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan. e) Pengembangan Kawasan Lindung Pengembangan kawasan lindung diarahkan untuk pengelolaan kawasan lindung tanpa mengganggu fungsi alam dan tidak mengubah bentang alam serta ekosistem alam. Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Pati ditampilkan pada gambar berikut:

Sumber: Dokumen RTRW Kab. Pati 2010-2030

Gambar 1.6 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Pati 17

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

B. Wilayah Rawan Bencana Kabupaten Pati merupakan salah satu Kabupaten dengan risiko tinggi terhadap bencana. Berdasarkan data IRBI 2013, indeks risiko bencana Kabupaten Pati sebesar 174 dengan kategori sangat tinggi. Sedangkan berdasarkan Peta Daerah Rawan Bencana Kabupaten Pati 2014, terdapat beberapa potensi bencana di Kabupaten Pati yaitu, banjir, tanah longsor, kekeringan, angin puting beliung, gempa bumi, dan gelombang pasang. Adapun persebaran potensi bencana berdasarkan wilayah adalah sebagai berikut: 1) Kawasan rawan banjir di Kabupaten Pati, Potensi bencana banjir di Kabupaten Pati secara umum tinggi karena tersebar hampir di tiap kecamatan di Kabupaten Pati terutama yang berada di sepanjang pesisir pantai diantaranya Kecamatan Dukuhseti, Tayu, Wedarijaksa, Trangkil, Margoyoso, dan Batangan, serta kecamatan yang dilalui Sungai Juwana diantaranya, Kecamatan Jakenan, Juwana, Pati, Winong, Tambakromo, Margorejo, Gabus, Kayen, dan Sukolilo. 2) Kawasan rawan bencana tanah longsor, Ancaman bencana longsor di Kabupaten Pati secara umum terdapat di dua area yaitu area Utara yang berada di lereng Gunung Muria di antaranya Kecamatan Gunungwungkal, Cluwak, Tlogowungu dan Gembong, serta area Selatan yang terdapat pada perbatasan Selatan Kabupaten Pati dengan kabupaten lain diantaranya Kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, Jaken, dan Pucakwangi. 3) Kawasan rawan kekeringan di Kabupaten Pati Wilayah dengan ancaman bencana kekeringan meliputi beberapa wilayah di sisi Selatan yaitu, di sebagian Kecamatan Kayen, Jaken, dan Gabus. 4) Kawasan rawan angin puting beliung di Kabupaten Pati meliputi: Wilayah dengan status risiko tinggi tersebar di wilayah Selatan terutama di Kecamatan Tambakromo Kecamatan Kayen, Gabus, Jakenan, dan Sukolilo.

18

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

5) Kawasan rawan gempa di Kabupaten Pati Beberapa wilayah di Kabupaten Pati dilewati oleh patahan, sehingga berpotensi mengalami bencana gempa bumi, meliputi sebagian wilayah Kecamatan Wedarijaksa, Juwana, Pati, Gabus, Margorejo, Kayen, dan Sukolilo. 6) Kawasan rawan bencana gelombang pasang Kawasan rawan bencana gelombang pasang terdapat di sepanjang pesisir pantai, meliputi Kecamatan Dukuhseti Kecamatan Tayu, Margoyoso, Trangkil, Wedarijaksa, Juwana, dan Batangan. Gambaran peristiwa bencana alam dan wabah penyakit serta perkiraan kerugian yang ditimbulkan di Kabupaten Pati selama periode Tahun 2012-2016 ditampilkan berikut. Tabel 1.5 Peristiwa Bencana Alam dan Wabah Penyakit di Kabupaten Pati Tahun 2012 -2016

Tahun No

Keterangan 2012

2013

2014

2015

2016

Jumlah Lokasi Bencana 1.

NA

217

333

63

85

NA

19.157,49

1.643.413,66

756.354,45

890.467

b. Demam Berdarah

303

569

280

923

1.226

c. Hepatitis

NA

NA

71

92

158

d. Tuberkolosis

633

544

495

372

104

di Kabupaten Pati Perkiraan kerugian 2. akibat bencana (juta rupiah) Jumlah wabah/Endemi 3. pada manusia (kasus)

Sumber: Dinas Kesehatan dan BPBD Kabupaten Pati, 2017.

19

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa bencana terjadi setiap tahun dan menimbulkan kerugian yang cukup besar. Nilai kerugian akibat bencana pada tahun 2014 terlihat paling besar dibanding tahun-tahun lainnya. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2014 terjadi bencana banjir besar di Kabupaten Pati yang melanda 182 desa/kelurahan yang tersebar di 16 kecamatan mengakibatkan 48.846 rumah terendam dan 45.697 jiwa penduduk mengungsi. Bencana ini diikuti bencana tanah longsor yang mengakibatkan kerusakan pada talud jalan maupun tanggul sungai. Besarnya nilai kerugian akibat bencana maupun banyaknya penduduk terdampak bencana menunjukkan bahwa indek kerentanan dalam menghadapi bencana tinggi, sedangkan indek kapasitas daerah dalam penanggulangan bencana masih rendah. Oleh karena itu untuk menurunkan indek risiko bencana diperlukan strategi peningkatan kapasitas daerah dalam penanggulangan bencana.

C. Kondisi Demografi Berdasarkan proyeksi BPS Kabupaten Pati, jumlah penduduk pada tengah tahun 2016 sebanyak 1.239.989 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 825 jiwa/km2. Semakin tinggi kepadatan penduduk mengindikasikan tingkat kerapatan penggunaan lahan untuk kawasan terbangun, sehingga beban lingkungan hidup juga semakin tinggi. Kepadatan penduduk di Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.6 Kepadatan Penduduk di Kabupaten Pati Tahun 2011-2016 Tahun

Jumlah Penduduk (jiwa)

Kepadatan Penduduk (jiwa / km2)

2012

1.207.399

803

2013

1.218.016

810

2014

1.225.594

815

2015

1.232.889

820

2016*

1.239.989

825

Sumber: BPS Kabupaten Pati 2013-2017

Perbandingan kepadatan penduduk kabupaten di Provinsi Jawa Tengah menunjukkan Kabupaten Pati memiliki kepadatan penduduk relatif rendah. 20

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Berdasarkan Jawa Tengah dalam Angka Tahun 2017, kepadatan penduduk Kabupaten Pati (825 jiwa/km2) menempati urutan ke-8 kepadatan penduduk terendah dari 29 kabupaten lainnya, setelah Kabupaten Blora (475), Wonogiri (521), Rembang (611), Grobogan (684), Purworejo (686), Wonosobo (789), dan Cilacap (792). Sex Ratio penduduk Kabupaten Pati Tahun 2016 sebesar 93,97, artinya setiap 100 perempuan dalam suatu kawasan di Kabupaten Pati, akan terdapat pula sebanyak 94 pria di dalamnya sehingga bisa dikatakan cukup seimbang. Gambaran jumlah penduduk Kabupaten Pati berdasarkan jenis kelamin periode 2012-2016 ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 1.7 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Pati Tahun 2012-2016 Jenis Kelamin

2012

2013

Tahun 2014

Laki-Laki

586.531

590.181

Perempuan

620.529

Jumlah Total Laju Pertumbuhan (%)

2015

2016*

593.810

597.314

600,723

627.835

631.784

635.598

639,266

1.207.060

1.218.016

1.225.594

1.232.912

1.239.989

0,71

0,91

0,60

0,57

0,62

Sumber: BPS Kabupaten Pati 2013-2017

Berdasarkan Jawa Tengah dalam Angka tahun 2017, laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Pati menempati urutan ke-14 diantara 35 kabupaten/kota yang ada di Jawa Tengah. Dalam kurun waktu 2012-2016, laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Pati cenderung menurun. Tingkat kesejahteraan masyarakat dan kegiatan perekonomian di suatu daerah sangat tergantung pada sumber daya yang dimiliki daerah tersebut. Salah satu sumber daya daerah yang sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat adalah penduduk. Banyaknya penduduk yang bekerja akan berdampak pada peningkatan kemampuan daya beli. Peningkatan pendapatan penduduk sangat menentukan pemenuhan kebutuhan hidup yang lengkap dan tingkat kesejahteraan penduduk. Berikut adalah gambaran penduduk usia kerja di Kabupaten Pati periode 2012-2016. 21

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 1.8 Penduduk Usia Kerja Kabupaten Pati Tahun 2012-2016 Angkatan Kerja (orang)

Penduduk Bukan Usia Kerja/

Tahun

Angkatan Mencari Kerja

Tenaga Kerja

Bekerja

Kerja (orang) (Pengangguran)

(orang)

2012

562.487

78.177

262.503

903.167

2013

594.736

46.863

259.583

901.182

2014

607.933

41.390

293.015

942.338

2015

617.299

28.613

306.283

952.195

2016*

627.652

26.979

307.294

961.925

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, 2013–2016 dan Disnaker Kabupaten Pati 2017. Catatan: 2016* data diolah Pusdatin Kemnaker RI.

Berdasarkan gender, sekitar 75% bukan angkatan kerja adalah perempuan, dimana persentase tersebut yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga adalah sekitar 75%, menunjukan produktivitas perempuan rendah. Beberapa indikator yang menggambarkan kondisi ketenagakerjaan adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Semakin tinggi TPAK menunjukkan semakin tinggi pula pasokan tenaga kerja yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian, sedangkan TPT yang tinggi menunjukkan terdapat banyak angkatan kerja yang tidak terserap pada pasar kerja. Tabel 1.9 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten Pati Tahun 2012-2016 Tahun

Penduduk Usia Kerja / Tenaga Kerja (orang)

Angkatan Kerja (orang)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%)

2012

903.167

640.664

70,94

2013

901.182

641.599

71,20

2014

942.338

649.323

68,91

22

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

2015

952.195

645.912

67,83

2016*

961.925

654.631

68,05

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, 2013 – 2016 dan Disnaker Kab. Pati 2017. (Catatan: 2016* data diolah Pusdatin Kemnaker RI).

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) selama 5 (lima) tahun terakhir cenderung mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan penurunan angkatan kerja. Penurunan drastis tingkat pengangguran terjadi di tahun 2013. Hal ini dikarenakan survey di tahun 2012 dilakukan berdekatan dengan hari raya, sehingga penduduk usia kerja yang merantau ke luar wilayah Kabupaten Pati berada di rumah dan meningkatkan persentase pengangguran. Tabel 1.10 Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Pati Tahun 2012-2016 Mencari Kerja

Tingkat Angkatan

Tahun

(pengangguran) (orang)

Kerja (orang)

Pengangguran Terbuka (TPT) (%)

2012 2013 2014

78.177 46.863 41.390

640.664 641.599 649.323

12,20 7,30 6,37

2015

28.613

645.912

4,43

2016* 26.979 654.631 4,12 Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, 2013 – 2016 dan Disnaker Kab. Pati 2017. (Catatan: 2016* data diolah Pusdatin Kemnaker RI).

1.2.2. Potensi Unggulan Daerah A.

Potensi Pertanian Kondisi daerah Pati dengan karakteritik yang beragam menjadikan beragam pula potensi pertanian yang ada di Kabupaten Pati. Potensi pertanian di wilayah Kabupaten Pati beraneka ragam dan tersebar di seluruh kecamatan. Bidang pertanian unggulan meliputi tanaman pangan, perkebunan, sayuran, peternakan dan perikanan. Unggulan tanaman pangan padi, jagung, kedelai, kacang tanah, ketela pohon, dan ubi jalar. Sedangkan untuk tanaman yang 23

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

dipanen berkali kali meliputi : kacang panjang, cabe besar, cabe rawit, jamur, tomat, terung, buncis, ketimun, labu siam,kangkung, semangka dan blewah. Tanaman yang dipanen hanya sekali yaitu : Bawang merah bawang putih, bawang daun, kentang, kol, kupis, sawi, wortel, lobak dan kacang merah. Sedangkan unggulan perkebunan tebu, kopi, kakao, durian dan kelapa. Terdapat komoditas khas Kabupaten Pati yaitu: kelapa kopyor, Jeruk Pamelo. Berkaitan dengan program nasional pemerintah terkait dengan ketahanan pangan, maka difokuskan terhadap peningkatan produksi dan produktivitas padi. Untuk produksi dan rata-rata produksi padi dan palawija tahun 2017 adalah sebagai berikut : Komoditas Padi sawah luas panen 111.094 ha, Produksi 652.675, rata-rata produksi 58,75. Sedangkan komunitas padi ladang adalah sebagai berikut : luas panen 3.308, produksi 13,669 rata-rata produksi 41,23. Beberapa strategi yang telah dilaksanakan melalui beberapa aspek yaitu penyediaan sumber-sumber air, perbaikan pola tanam, peningkatan jalan usaha tani yang diharapkan dapat membatu distribusi hasil pertanian serta peningkatan ketersediaan faktor-faktor produksi. Program kegiatan ini didukung oleh beberapa sumber dana anggaran APBN, APBD Provinsi dan APBD Daerah. B.

Potensi Peternakan Potensi peternakan di wilayah Kabupaten Pati meliputi ternak besar dan ternak

kecil.

Ternak

besar

yang

dominan

keberadaannya

dan

pengembangannya di seluruh wilayah Kabupaten Pati adalah sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, domba dan Babi. Data BPS pada Kabupaten Pati Dalam Angka Tahun 2017 menunjukkan jumlah sapi potong sebanyak 94.619, sapi perah 148 ekor dan kerbau sebanyak 1.436 ekor, Kambing 179.552 ekor, domba 23.792, babi 588. Potensi

pengembangan

ternak kecil

di

Kabupaten Pati

saat

ini

memungkinkan adanya pengembangan kawasan-kawasan peternakan di areal-areal pertanian yang kurang produktif dengan skala besar dengan 24

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

system close house yang tidak begitu menganggu lingkungan sekitar melalui kerjasama antara pemilik modal (swasta) dan masyarakat (pemilik tanah pertanian) dengan sistem bagi hasil. Dilihat dari klimatologi, pengembangan ternak kecil dapat dialokasikan di seluruh kecamatan. Sedangkan kawasan peternakannya sendiri dialokasikan di areal pertanian yang kurang produktif seperti tegalan atau di lahan dengan peruntukan holtikultura. Ternak kecil didominasi ayam buras dan ayam kampung. Kabupaten Pati Dalam Angka Tahun 2017 menyebutkan jumlah ayam buras sebanyak 7.402.065 ekor, ayam kampong sebanyak 969.644 ekor. C.

Potensi Perikanan Potensi bidang perikanan baik perikanan darat maupun perikanan laut di Kabupaten Pati sangat potensial dan prospektif, hal ini sesuai dengan semboyan Kabupaten Pati yaitu Pati Bumi Mina Tani. Kabupaten Pati mempunyai luas wilayah pesisir seluas 37.943 Ha yang meliputi 7 Kecamatan yaitu Kecamatan Batangan, Juwana, Wedarijaksa, Trangkil, Margoyoso, Tayu dan Dukuhseti. Sedangkan jumlah desa pesisir sebanyak 136 desa. Panjang pantai relative panjang yaitu sepanjang 60 km, luas tambak pesisir 10.193.116 ha, luas tambak garam 2.838.111 ha, (dari 4 kecamatan pesisir yaitu Kecamatan Batangan, Juwana, Wedarijaksa, dan Trangkil) produksi garam tahun 2017 sebanyak 115.638,86 ton. Produksi perikanan

tangkap

sebanyak

27.654.878

kg

bila

dirupiahkan

Rp.239.573.812.700,00, produksi perikanan budidaya tambak sebanyak 31.755.940 kg bila dirupiahkan Rp. 503.875.470.000,00, produksi perikanan budidaya

kolam

sebanyak

10.257.690

kg

bila

dirupiahkan

Rp.165.222.865.000,00, produksi perairan umum (sungai) sebanyak 108.249 kg bila dirupiahkan Rp.203.338.000,00, produksi perairan umum (waduk) sebanyak 19.010 kg bila dirupiahkan Rp.987.245.000,00. Selain produksi sector perikanan di Kabupaten Pati juga dikembangkan produk olahan ikan berupa pemindangan, ikan asin, pemanggangan, trasi, krupuk ikan, pengolahan segar, dan diverifikasi pengolahan lain. (Data selayang pandang perikanan 2017)

25

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

D.

Potensi Industri Bidang industri di Kabupaten Pati berkembang seiring dengan kemudahan aksesibilitas. Bidang industri ini tumbuh khususnya pada daerah Kecamatan Juwana yang dilalui jalur Pantura dan berdekatan dengan pelabuhan Juwana. Industri di wilayah Juwana sangat beragam sebagian besar merupakan produksi industri kuningan, industri olahan ikan. Di Kecamatan Juwana juga terdapat industri batik Bakaran. Selain itu di Kecamatan Margoyo adalah merupakan sentra industri tapioka yang memberikan kontribusi terhadap pencemaran lingkungan. Industri besar umumnya berlokasi pada jalan utama atau kolektor primer sedangkan industri kecil tersebar di kawasan permukiman penduduk. Menurut Data BPS Pati Dalam Angka Tahun 2017 membagi jenis industri menjadi industry besar dan sedang yang dirinci menurut jenis industri menjadi sebagai berikut : indsuti makanan minuman jumlah 181 buah, indsutri tembakau 4 buah, industri tekstil 14 buah , industri kertas dan percetakan 4 buah, indsutri kimia dan barang dari kimia 5 buah, industri karet dan barang dari karet 4 buah, indsutri galian bukan logam 10 buah, industri

kuningan 24 buah, industri lainnya 9 buah.

Pengembangan industri pada tahun-tahun mendatang harus diprioritaskan pada kawasan Pati Selatan untuk memeratakan pertumbuhan dan perkembangan wilayah. Kegiatan industri nantinya dapat berupa pengolahan hasil tambang sebagai bahan dasar bangunan seperti semen, dimana bahan bakunya banyak tersedia di daerah Pati Selatan. E.

Potensi Pertambangan Kabupaten Pati memiliki potensi pertambangan yang cukup besar dan terdapat

di

Kawasan

Pati

Selatan.

Lokasi

kawasan

peruntukan

pertambangan mineral dan batubara meliputi : (1) Potensi bahan tambang besi di Kecamatan Dukuhseti dan Kecamatan Tayu dengan luas kurang lebih 0,35 Ha (nol koma tiga puluh lima hektar). (2) Potensi bahan tambang fosfat di Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Kayen, dan Kecamatan Tambakromo dengan luas kurang lebih 13,2 Ha (tiga belas koma dua hektar). (3) Potensi bahan tambang kalsit di Kecamatan 26

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Kayen dengan luas kurang lebih 0,03 Ha. (nol koma nol tiga hektar) (4) Potensi bahan tambang batu gamping untuk semen di Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Kayen, dan Kecamatan Tambakromo dengan luas kurang lebih 9.101 Ha (sembilan ribu seratus satu hektar). (5) Potensi bahan tambang tras di Kecamatan Tlogowungu dan Kecamatan Cluwak dengan luas kurang lebih 81,5 Ha (delapan puluh satu koma lima hektar). (6) Potensi bahan tambang sirtu di Kecamatan Cluwak, Kecamatan Tayu, Kecamatan Gunungwungkal, Kecamatan Gembong, Kecamatan Tlogowungu dan Kecamatan Winong dengan luas kurang lebih 334,3 Ha (tiga ratus tiga puluh empat koma tiga hektar). (7) Potensi bahan tambang tanah liat terdapat di Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Kayen, Kecamatan Tambakromo, Kecamatan Winong, Kecamatan Pucakwangi, Kecamatan Jakenan dan Kecamatan Jaken dengan luas kurang lebih 18.600 Ha (delapan belas ribu enam ratus hektar). Potensi bahan tambang minyak dan gas bumi adalah pertambangan minyak bumi yang terdapat di seluruh Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Pati. Namun demikian potensi tambang yang cukup besar ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan manfaat bagi masyarakat Kabupaten Pati serta tidak mengabaikan fungsi kelestarian lingkungan hidup. F.

Potensi Pariwisata Kabupaten Pati memiliki potensi pariwisata yang apabila dikembangkan memiliki prospek yang bagus. Jenis Pariwisata di Kabupaten Pati dibedakan menjadi 3 yaitu :

1.

Wisata Alam meliputi : a.

kawasan agrowisata berada di sepanjang lereng Gunung Muria bagian timur meliputi Kecamatan Tlogowungu, Kecamatan Gembong, Kecamatan Gunungwungkal dan Kecamatan Cluwak;

b.

kawasan pariwisata Air berada di Kecamatan Kayen;

c.

kawasan pariwisata Gua Pancur berada di Kecamatan Kayen; 27

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

d.

kawasan pariwisata Air Terjun Nggrenjengan Sewu berada di Kecamatan Gunungwungkal; dan

e.

kawasan pariwisata Air Terjun Tadah Hujan, Gua Wareh, Sendang Widodari berada di Kecamatan Sukolilo;

2.

Wisata Budaya meliputi : a.

kawasan pariwisata Genuk Kemiri di Kecamatan Pati;

b.

kawasan pariwisata Pintu Gerbang Majapahit berada di Kecamatan Margorejo; dan

c.

kawasan pariwisata Religi berada Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Kayen, Kecamatan Margoyoso, Kecamatan Tayu.

3.

Wisata Buatan meliputi : a.

kawasan pariwisata Waduk Gunung Rowo di Kecamatan Gembong;

b.

kawasan pariwisata Sendang Tirta Marta Sani berada di Kecamatan Tlogowungu; dan kawasan pariwisata pendidikan lingkungan di TPA Margorejo. Selain itu Kabupaten Pati juga kaya akan keindahan alam dan peninggalan sejarah yang memungkinkan pertumbuhan dan pengembangan wilayah berbasis pariwisata, dengan ditunjang oleh sumberdaya alam dan bidang-bidang unggulan seperti pertanian, peternakan,

perikanan,

industri,

pertambangan

dan

bidang

pariwisata itu sendiri.

Pengembangan pariwisata dilaksanakan melalui pengembangan paket wisata, jalur wisata, pengadaan sarana dan prasarana penunjang seperti hotel dan penginapan serta meningkatkan aksesibilitas dengan meningkatkan kondisi jalan dan menyediakan sarana transportasi menuju obyek wisata.

1.3. PENETAPAN ISU PRIORITAS Pemerintah Kabupaten Pati mempunyai komitmen yang kuat untuk melaksanakan pembangunan dengan tetap memperhatikan kualitas lingkungan 28

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

hidup, karena memperhatikan kualitas lingkungan hidup menjadi hal yang sangat krusial dilakukan saat ini mengingat kerusakan lingkungan hidup mulai berdampak dalam skala lokal dan berkontribusi terhadap skala global. Penyebabnya adalah pembangunan dan industrialisasi yang selama ini kurang mempertimbangkan

aspek

lingkungan

hidup.

Menjadikan

Sustainable

Development Goals (SDGs) sebagai agenda global yang fokus menangani masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan, merupakan agenda yang harus dilaksanakan guna meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Guna lebih memfokuskan pembangunan yang memperhatikan kualitas lingkungan, maka perlu dilakukan indentifikasi isu-isu prioritas lingkungan hidup yang terjadi di Kabupaten Pati. Sebagaimana telah diuraikan pada bagian depan (lihat 1.1), isu prioritas yang konkrit sesuai dengan kondisi permasalahan lingkungan hidup di Kabupaten Pati bisa ditegaskan lagi menjadi ada empat isu, yaitu: 1.

Kurangnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah sejak dari sumbernya atau lemahnya praktek 3R, yaitu: reused, reduced and recycled) Bertambah jumlah penduduk, perubahan perilaku dan gaya hidup disertai pertumbuhan ekonomi, bertambahnya daerah permukiman mengakibatkan bertambahnya volume jumlah sampah setiap harinya lengkap dengan jenis sampah yang dihasilkan. Sarana dan prasarana persampahan yang terbatas akan menimbulkan permasalahan yang semakin kompleks sehingga banyak masyarakat dalam mengelola sampah kurang memperhatikan kaidah-kaidah pengelolaan sampah yang akhirnya membuang sampah di jalan, saluran selokan, sungai dan lahan-lahan terbuka. Sumber-sumber sampah biasanya diperoleh dari sisa sampah rumah tangga, sampah pertanian, sampah dari pasar, sampah perkantoran, sampah rumah sakit, sampah sekolah, sampah industri, sampah konstruksi bangunan gedung, sampah peternakan dan sampah perikanan. Dimana masing-masing sumber penghasil sampah mempunyai kewajiban untuk mengelola sampah yang dihasilkan sejak dari sumber timbulan sampah. Oleh sebab itu penanggulangan sampah bukan hanya urusan pemerintah semata namun juga membutuhkan partisipasi 29

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

seluruh elemen lapisan masyarakat dan industri swasta. Laju produksi sampah sering kali tidak sebanding dengan proses penangannya sehingga perlu dipikirkan

bagaimana

pemerintah

daerah

Kabupaten

Pati

untuk

menanggulangi masalah persampahan serta bagaimana masyarakat difasilitasi dan dimotivasi dalam melaksanakan program 3R (reused, reduced and recycled). 2.

Masih rendahnya pengelolaan limbah domestik rumah tangga Hampir sama dengan isu yang pertama, rendahnya pengelolaan limbah domestik rumah tangga yang dihasilkan oleh sumber-sumber sampah banyak yang tidak dikelola dengan benar. Sumber- sumber pencemaran air dan tanah di bumi berasal dari kegiatan manusia . Dan sumber pencemaran tersebesar berasal dari limbah industri dan rumah tangga. Kedua limbah tersebut, jika diolah dengan baik, maka dapat mengurangi pencemaran pada air maupun tanah. Pengolahan limbah domsetik sangat dibutuhkan. Hal ini untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan limbah yang baik. Pengolahan limbah domestik, adalah pengolahan limbah, sehingga air yang dibuang bukan lagi air yang tercemar zat perusak, melainkan air yang lebih bersih. Pengolahan limbah domestik masih tergolong rendah, karena masih banyak rumah tangga yang membuang limbah domestiknya tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu sehingga akan mencemari lingkungan sekitar yang berakhir dengan permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh limbah domestik rumah tangga.

3.

Masih rendahnya pengelolaan limbah industri Limbah industri adalah limbah yang dihasilkan dari suatu industri. Jenis dan karakteristik limbah industri sangat beragam sesuai dengan jenis industri itu sendiri. Limbah industri membutuhkan pengolahan bila ternyata mengandung senyawa pencemaran yang berakibat menciptakan kerusakan terhadap lingkungan atau paling tidak berpotensial menciptakan pencemaran. Untuk itu, diperlukan teknologi-teknologi pengolahan limbah yang baik. Kondisi di Kabupaten Pati relatif masih banyak industri yang belum mengelola limbah indutrinya, kalau pun mengelola masih belum memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan. Jumlah pelaku usaha yang sudah memiliki IPLC (Izin Pembuangan Limbah Cair) saat ini baru 23 (dua puluh tiga) 30

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

pelaku usaha. Hal ini akan mempengaruhi kualitas lingkungan hidup kalau limbah industri tidak dikelola dengan baik. Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat dibagi menjadi empat bagian: a. Limbah cair biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air. Komponen pencemaran air pada umumnya terdiri atas bahan buangan padat, bahan buangan organik, dan bahan buangan anorganik. b. Limbah padat. Limbah padat adalah limbah yang sesuai dengan sifat benda padat merupakan sampingan hasil proses produksi. Pada beberapa industri tertentu, limbah ini sering menjadi masalah baru sebab untuk proses pembuangannya membutuhkan satu pabrik pula. c. Limbah gas dan partikel. Limbah gas dan parikel adalah limbah yang memanfaatkan udara sebagai media. Pabrik mengeluarkan gas, asap, partikel, debu melalui udara, dibantu angin memberikan jangkauan pencemaran

yang

cukup

luas.

Gas,

asap,

dan

lain-lain

berakumulasi/bercampur dengan udara basah mengakibatkan partikel tambah berat dan malam hari turun bersama embun. d. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat, konsentrasinya, dan jumlahnya secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak, dan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Pengelolaan Limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup

reduksi,

penyimpanan,

pengumpulan,

pengangkutan,

pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan limbah B3. Pengelolaan Limbah B3 ini bertujuan untuk mencegah, menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan, memulihkan kualitas lingkungan tercemar, dan meningkatan kemampuan dan fungsi kualitas lingkungan. 4.

Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan hutan dan mangrove Kabupaten Pati yang memiliki garis pantai sepanjang 60 km, seharusnya mempunyai potensi yang cukup besar di sektor perikanan berikut kegiatan budidaya yang dapat dilakukan di wilayah pesisir. 31

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Demikian halnya dengan mangrove sudah seharusnya dipelihara dengan baik, karena mngrove merupakan tanaman yang sangat bermanfaat untuk kelestarian lingkungan di wilayah pesisir Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di air payau ,dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan

ini

tumbuh

pelumpuran

dan

khususnya akumulasi

di

tempat-tempat

bahan organik. .

di

Hutan

mana

terjadi

mangrove

di

Kabupaten Pati mulai terancam dengan banyaknya lahan mangrove yang ditebang dan dijadikan lahan area pertambakan. Permasalahan lingkungan yang timbul karena pengrusakan mangrove selama tahun 2017 berjumlah .... kasus. Penurunan kualitas lingkungan hidup yang disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan hutan dan mangrove yaitu : a. Terjadinya abrasi disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia,penyebab

faktor

alam

karena

adanya

arus

gelombang yang terjadi akibat pasang surut air laut, sehingga lamakelamaan mengikis tepian pantai, dan pemanasan global yang mengakibatkan suhu di permukaan bumi meningkat, sehingga membuat permukaan air diseluruh kemudian

merendam

daerah

dunia yang

meningkat

dan

permukaannya rendah.

Sedangkan abrasi yang disebabkan oleh faktor

manusia, yaitu

pengambilan batu karang dan pasir di pesisir pantai sebagai bahan bangunan, dan penebangan pohon-pohon pada hutan mangrove atau hutan pantai Hutan mangrove penting terhadap lingkungan dikarenakan hutan mangrove memiliki peranan atau fungsi yang penting baik fungsi fisik,

fungsi kimia, fungsi biologi, fungsi ekonomi dan

fungsi wisata, apabila hutan mangrove rusak atau bahkan hilang, banyak kerugian yang harus ditanggung manusia ataupun makhluk hidup lainnya serta lingkungan, seperti moluska, kepiting, ikan, udang, dan biota lainnya dan kerusakan pantai, dan lain-lainnya

32

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

1.4. MAKSUD DAN TUJUAN MAKSUD : Dokumen informasi Kienerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah dimaksudkan untuk mendokumentasikan perubahan/kecenderungan kondisi lingkungan

hidup,

permasalahan,

solusi

pemecahan

permasalahan

lingkungan hidup yang ada di Kabupaten Pati dengan kekuatan yang dimiliki serta menyediakan informasi yang dapat memberikan gambaran tingkat keberhasilan kinerja pengelolaan lingkungan hidup di wilayah Kabupaten Pati Tahun 2017. TUJUAN : Tujuan penyusunan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah di Kabupaten Pati adalah: 1.

Menyediakan basis data untuk meningkatkan mutu informasi tentang pengelolaan lingkungan hidup yang merupakan bagian dari sistem pelaporan publik dan sebagai bentuk dari akuntabilitas publik;

2.

Menyediakan informasi kinerja yang menggambarkan keberhasilan kinerja dan sebagai acuan perencanaan pembangunan daerah jangka pendek dan menengah sebagai upaya perbaikan berkesinambungan untuk peningkatan kinerja pengelolaan lingkungan hidup;

3.

Menyediakan sumber informasi sebagai dasar peningkatan kualitas pengambilan

kebijakan/keputusan,

dengan

memperhatikan

dan

mempertimbangkan aspek lingkungan dengan daya dukung dan daya tampungnya; 4.

Menyediakan informasi kinerja pengelolaan lingkungan hidup sebagai sarana publik untuk melakukan pengawasan dan penilaian Tata Praja Lingkungan (Good Environmental Governance) daerah serta sebagai landasan publik untuk ikut berperan dalam menentukan kebijakan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

33

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

1.5. RUANG LINGKUP PENULISAN Ruang

lingkup

penulisan

Informasi

Kinerja

Pengelolaan

Lingkungan Hidup Daerah ini, terdiri atas: I.

Bab I Pendahuluan Pendahuluan ini memuat mengenai latar belakang penyusunan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Pati. Pada bab ini juga dipaparkan mengenai profil dan keadaan umum Kabupaten Pati secara garis besar. Gambaran singkat proses penyusunan dan perumusan isu prioritas juga dicantumkan. Bab ini juga menyebutkan maksud dan tujuan dari penulisan IKPLHD serta ruang lingkup penulisan laporan ini.

II.

Bab II Isu Prioritas Lingkungan Hidup Daerah Pada bab ini disebutkan gambaran mengenai tiga isu prioritas Kabupaten Pati yaitu Kurangnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah sejak dari sumbernya atau lemahnya praktek 3R, yaitu: reused, reduced and recycled), Masih rendahnya pengelolaan limbah domestik rumah tangga, Masih rendahnya pengelolaan limbah industri dan Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan hutan dan mangrove. Muatan yang dituangkan pada bab isu prioritas adalah yang berkaitan dengan proses perumusan isu prioritas, mulai dari tahapan penyaringan isu hingga proses analisis yang digunakan untuk memperoleh isu prioritas.

III. Bab III Analisa Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah Bab ini memuat analisis Pressure, State, dan Response untuk masingmasing isu lingkungan hidup di Kabupaten Pati, yang meliputi: a.

Tata Guna Lahan Data yang dituangkan dalam sub bab ini adalah yang berkaitan dengan tataguna lahan yang juga mencakup perubahan lahan seperti luas penggunaan lahan berdasarkan tata ruang wilayah,

34

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

luas wilayah yang digunakan untuk usaha pemanfaatan hutan, perkebunan, pertambangan, pariwisata dan lain sebagainya. b.

Kualitas Air Data yang disajikan meliputi kualitas air sungai, air tanah, dan air laut di Kabupaten Pati dengan parameter yang telah ditentukan.

c.

Kualitas Udara Data yang dituangkan meliputi status mutu udara ambien, Indeks Pencemaran Udara (IPU), kebakaran hutan dan lahan, ISPA, sumber pencemar (bergerak dan tidak bergerak), konsumsi BBM, dan bahan tercemar yang terjadi di Kabupaten Pati.

d.

Resiko Bencana Data yang dimasukan berupa informasi rawan bencana atau kekhususan sumber daya alam yang berpotensi menimbulkan bencana alam seperti gempa tektonik, gempa vulkanik, gempa runtuhan, banjir, dan longsor. Selain itu mencantumkan juga sumber daya alam yang berpotensi terjadi bencana non alam seperti gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, wabah penyakit, dan bencana sosial.

e.

Perkotaan Perkembangan daerah perkotaan di Kabupaten Pati merupakan tuntutan sekaligus jawaban dari perkembangan penduduk maupun

kegiatan

kecenderungannya seringkali

masyarakat

semakin

menimbulkan

sulit persoalan

perkotaan di

kontrol yang

yang sehingga

menyangkut

persoalan lingkungan. Kemunduran lingkungan perkotaan indikasinya dapat dilihat dari aspek fisik yang meliputi pencemaran air, udara, kerusakan lahan, dan timbulan sampah. Selain itu dapat dilihat juga di aspek sosial ekonomi yang meliputi dampak dari manusia yang membuat kehidupan tidak nyaman. 35

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

IV. Bab IV Inovasi Daerah dalam Pengelolaan Ligkungan Hidup Pada bab ini memuat inisiatif-inisiatif yang dilakukan oleh Kepala Daerah Kabupaten Pati dalam upaya meningkatkan kualitas lingkungan

hidup.

Inisiatif

yang dilakukan

dalam

bentuk

peningkatan kapasitas lembaga daerah. Selain itu pada bab ini juga mencantumkan inisiatif yang dikembangkan oleh masyarakat Kabupaten Pati. V. Bab V Penutup. Bab ini memuat intisari dari bab II sampai dengan bab IV dan rencana tindak lanjutnya termasuk yang berimplikasi kepada kebijakan kepala daerah.

36

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

BAB II ISU PRIORITAS LINGKUNGAN HIDUP LAPORAN IKPLHD KABUPATEN PATI TAHUN 2017

BAB III ANALISIS PSR| 1

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

BAB II ISU PRIORITAS LINGKUNGAN HIDUP Penetapan Isu Prioritas Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Pati akan mempermudah konsentrasi dalam penanganan permasalahan lingkungan hidup di Kabupaten Pati, dengan memperhatikan kondisi alam, kecenderungan lingkungan yang sering terjadi, tipologi masyarakat serta ketersediaan sumber daya, baik sumber daya alam, sumber daya manusia maupun sumber dana.Hal lain yang turut menentukan penanganan isu prioritas lingkungan hidup yaitu kewenangan daerah. Seiiring dengan sistem Desentralisasi yang mengarah kepada penyerahan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada daerah berdasarkan asas otonomi. Sejalan dengan pelaksanaan desentralisasi perlu dilakukan penataan, peningkatan kemampuan dan kinerja daerah. Penataan daerah ini bertujuan untuk mewujudkan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah. Tujuan lainnya adalah untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat, peningkatan kualitas pelayanan publik, dan meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan. Upaya penataan daerah ini juga ditujukan kepada kemampuan meningkatkan daya saing nasional dan daya saing daerah, serta dapat memelihara keunikan adat istiadat, tradisi, dan budaya daerah. Penyelenggaraan pembangunan di Kabupaten Pati dalam lima tahun terakhir telah menunjukkan capaian yang positif antara lain Penghargaan Adipura untuk kota kecil, sampai dengan tahun 2017 ini merupakan penghargaan Adipura yang ke -11, penghargaan Adipura Kencana tahun 2014, penghargaan Adipura Buana tahun 2016, penghargaan Adiwiyata Nasional, Adiwiyata Mandiri dari tahun 2008 – 2016, penghargaan yang diraih oleh Pasar Puri yaitu plakat pasar terbaik pada tahun 2013 , Penghargaan Wahana Tata Nugraha yang diberikan untuk Kabupaten yang berhasil menata transportasi dan lalu lintas dan memiliki kinerja baik dalam pengelolaan sistem transportasi kota juga dalam hal manajemen lalu lintas parkir dan pengelolaan terminal yang diperoleh dari tahun 2012 -2016, penghargaan Satya Lencana Karya Bhakti Praja sebagai 10 besar BAB II ISU STRATEGIS| 37

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

penyelenggaran pemerintahan terbaik tahun 2017, Juara 1 lomba Lingkungan Bersih Sehat (LBS) tingkat Provinsi Jawa Tengah. Juara 1 lomba 3R (Reduse Reuse Recycle) tingkat provinsi yang diwakili oleh siswa SD N Ngarus 02, Penghargaan sebagai kabupaten dengan ketahanan pangan no 3 nasional, TPA terbaik untuk kota kecil., Namun demikian serentetan penghargaan di atas belum bisa dikatakan Pemerintah Kabupaten Pati telah berhasil dalam pencapaian sasaran pembangunan daerah yang relative kompleks. Guna memenuhi kebutuhan warga Kabupaten Pati dengan wilayah yang cukup luas dengan kekhasan masing-masing wilayah diperlukan kerja keras dan cerdas untuk memperoleh tatanan kehidupan, masyarakat yang sejahtera dengan tetap memperhatikan kondisi lingkungan hidup. Masalah Pembangunan Kabupaten Pati dapat diidentifikasikan dalam beberapa bidang. Penentuan permasalahan pembangunan sebagai bahan proses identifikasi isu strategis dimulai dari: (i) identifikasi prioritas sasaran pembangunan di RPJPD Kabupaten Pati; (ii) Evaluasi RPJMD 2012-2016; (iii) sinergitas

RTRW;

(iv)

pengelompokan

permasalahan

menurut

urusan

pemerintahan; dan (v) analisis lingkungan strategis regional, nasional, dan internasional. Dari proses identifikasi tersebut kemudian diperoleh daftar calon isu strategis. Selanjutnya, dilakukan pembobotan melalui konsultasi publik, sehingga dihasilkan daftar isu strategis daerah. Sebagaimana hasil identifikasi yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Pati Tahun 2017 – 2022, urusan lingkungan hidup masuk dalam Urusan Pemerintahan Wajib yang Tidak Berkaitan dengan Pelayanan Dasar. Isu startegis lingkungan hidup di Kabupaten Pati meliputi : 1)

Pemantauan status mutu air di bawah 50%. Hal ini menyebabkan indeks kualitas air masih rendah (46,67). Oleh karena itu, diperlukan upaya penanganan limbah domestik dan industri sebagai kontributor pencemar air.

2)

Persentase penanganan sampah masih rendah (12,20%). Hal tersebut disebabkan oleh kemampuan masyarakat untuk mengurangi volume sampah. Oleh karena itu perlu upaya untuk menangani sampah mulai dari sumbernya.

BAB II ISU STRATEGIS| 38

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

3)

Rasio ruang terbuka hijau masih di bawah standar (20%). Oleh karena itu diperlukan adanya upaya untuk menambah ketersediaan ruang terbuka hijau di masyarakat.

Selain memperhatikan isu strategis yang berkaitan dengan bidang lingkungan yang ada di Kabupaten Pati, juga memperhatikan tantangan isu dari kewenangan daerah Kabupaten Pati sebagai berikut 1)

Mandat RPJPD Kabupaten Pati yaitu: (i) Kualitas SDM yang berkualitas dan berbudaya; (ii) pertumbuhan ekonomi; (iii) lingkungan hidup yang berkelanjutan; (iv) tata pemerintahan yang baik; (v) prasarana dan sarana yang kondusif; (vi) daya tarik dan daya saing daerah.

2)

Mandat dari RTRW kabupaten Pati yaitu: (i) melayani PKL; (ii) sebagai salah satu kawasan lindung geologi.

3)

Mandat Visi misi Kepala Daerah Terpilih Kabupaten Pati, yaitu: (i) isu kesejahteraan masyarakat; (ii) Isu pelayanan publik.

4)

Tantangan isu dari Kajian Lingkungan Hidup Strategis, diidentifikasi isu pembangunan berkelanjutan prioritas, yaitu: (i) Isu kemiskinan; (ii) Isu penurunan produktivitas tanaman pangan; (iii) Isu penambangan tanpa izin; (iv) Isu rawan bencana alam dan iklim; (v) Isu penurunan kualitas dan kuantitas air; (vi) Isu pengelolaan limbah domestik belum optimal; (vii) Isu pengelolaan limbah industri belum optimal; (viii) Isu pengelolaan persampahan belum optimal; (ix) Isu kurang sadarnya masyarakat dalam pengelolaan hutan; (x) Isu menurunnya tutupan lahan hijau.

Setelah melakukan analisis SWOT isu, dilakukan proses pembobotan isu, dan konsultasi publik, maka ditarik kesimpulan bahwa payung besar isu strategis Kabupaten Pati meliputi: 1) Isu sarana prasarana wilayah dan kerja sama antar daerah; 2) Isu pembangunan lingkungan hidup yang berkelanjutan dan ketahanan bencana; 3) Isu Pembangunan Kualitas Sumber Daya Manusia, Kemiskinan dan kesejahteraan sosial; 4) Isu Penguatan ekonomi dan daya saing daerah; BAB II ISU STRATEGIS| 39

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

5) Isu tata kelola pemerintahan yang bersih, profesional dan akuntabel dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi

Dari hasil indentifikasi permasalahan tersebut selanjutnya ditetapkan isu strategis yang salah satunya adalah isu pembangunan lingkungan hidup yang berkelanjutan dan ketahanan bencana. Lingkungan hidup yang sehat menjadi isu strategis menjawab tantangan pembangunan berkelanjutan dan analisis Kajian Lingkungan Hidup Strategis. Berikut ini adalah isu-isu yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pembangunan terkait lingkungan hidup berkelanjutan.

Kondisi topografi dan geologi, sebagian besar wilayah Pati merupakan daerah rawan bencana sehingga bencana hampir terjadi setiap tahun. Pola hidup masyarakat yang tidak peduli terhadap pengurangan risiko bencana yang ditandai dengan besarnya kerugian akibat bencana menunjukkan bahwa kapasitas daerah dalam penanggulangan bencana masih rendah. Penurunan kualitas sumberdaya air diakibatkan oleh pencemaran dan aktivitas penduduk yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan. Diantaranya buangan limbah industri dan domestik yang belum terolah dengan baik. Selain itu perilaku masyarakat yang masih BABS terutama di badan air, turut berkontribusi meningkatkan cemaran air. Penurunan kuantitas sumberdaya air disebabkan karena berkurangnya kawasan tangkapan air. Hal ini terkait alih fungsi lahan, dan rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan hutan. Terjadinya alih fungsi lahan hijau menjadi lahan terbangun juga akan berakibat pada peningkatan emisi karbon yang akan meningkatkan kerawanan bencana iklim yang berdampak pada anomali cuaca. Secara ringkas isu keberlanjutan lingkungan hidup terkait dengan dampak perubahan iklim yang berisiko pada kejadian bencana alam. Fokus isu lingkungan mencakup: (i) Isu kelestarian lingkungan hidup dan pengendalian pencemaran; (ii) Isu peningkatan lingkungan permukiman dan sanitasi sehat. Isu Lingkungan hidup direspon dengan misi ke delapan yaitu "Meningkatkan kualitas lingkungan hidup guna mendukung pembangunan yang berkelanjutan".

BAB II ISU STRATEGIS| 40

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

kualitas lingkungan yang semakin menurun di wilayah Kabupaten Pati. Isu-isu lingkungan tersebut terutama berkaitan dengan masih kurangnya kesadaran masyarakat

akan

pentingnya

pelestarian

lingkungan,

pengarusutamaan

pembangunan yang berwawasan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) bagi seluruh sektor yang ditempuh dalam setiap kebijakan pembangunan dalam rangka menciptakan terjaminnya keseimbangan dan kelestarian fungsi lingkungan hidup, serta menurunnya kualitas dan kuantitas sumber daya air. Untuk mencapai tujuan dan sasaran daerah, kabupaten Pati merencanakan serangkaian strategi yang akan dijalankan selama 5 (lima) tahun ke depan untuk mewujudkan visi: "Mewujudkan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dan Pelayanan Publik". Hubungan visi dan misi kabupaten Pati 2017-2022 digambarkan melalui gambar II.1. bahwa Visi Kabupaten Pati adalah mencapai dua keadaan ideal yaitu: (i) meningkatnya kesejahteraan rakyat dan (ii) meningkatnya kualitas pelayanan publik. Pencapaian kedua keadaan ideal tersebut memerlukan landasan kokoh yang harus dibangun selama kurun 2017-2022. Landasan dasar sebagai komponen utamanya adalah: (i) pemerintah yang berkemampuan dan akuntabel, serta (ii) masyarakat yang berdaya. Pemerintah memainkan peran sebagai regulator, distributor, dan alokator sumberdaya untuk menyediakan pelayanan publik yang berkualitas dan akuntabel. Sementara, warga memainkan peran sebagai produsen, mitra, dan juga pengawas pembangunan dan penyelenggaraan pelayanan publik. Sinergitas kerjasama antara pemerintah dan masyarakat akan menghasilkan kesejahteraan masyarakat. Pencapaian kondisi tersebut memerlukan serangkaian strategi dan arah kebijakan untuk menjalankan ke-8 misi secara sinergis.

BAB II ISU STRATEGIS| 41

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Pengatur/ Penyedia

Pemerintah yang berkemampuan & akuntabel

Masyarakat yang berdaya

Pelayanan publik

Regulasi/Pengaturan Pelayanan Administratif • Pengontrol Mitra

Kesejahteraan Masyarakat

Pelayanan Dasar

Gambar 2.1 Skema Visi Kabupaten Pati

Perumusan strategi dan arah kebijakan harus memperhatikan hasil analisis KLHS supaya mendukung pembangunan berkelanjutan. Adapun Analisis KLHS untuk penyusunan strategi dan arah kebijakan pembangunan Pati tahun 2017-2022 dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Penurunan daya dukung air terhadap akses air bersih; a.

Pengurangan jasa ekosistem ketersediaan pangan, air bersih, dan keanekaragaman hayati;

b.

Dampak perubahan iklim mengancam peningkatan erosi, longsor dan sedimentasi serta menurunnya fungsi pengendali air sehingga pada musim hujan terjadi banjir dan musim kemarau terjadi kekeringan. Hal tersebut memunculkan adanya wilayah rawan bencana alam dan iklim.

c.

Intensifikasi untuk mengejar produktivitas dengan bahan kimia secara tidak langsung mengancam kesehatan manusia dari konsumsi produk pangan pertanian;

d.

Penanggulangan kelompok miskin rentan terhadap isu pembangunan berkelanjutan, dengan beberapa penyebabnya adalah: Pemanfaatan hasil ekstraksi alam tanpa kontrol untuk penyediaan pangan dan energi berisiko menurunkan keragaman hayati; Persentase masyarakat miskin terbesar merupakan petani. Hal tersebut diantaranya karena penerapan sistem budidaya pertanian yang kurang efektif serta adanya perubahan iklim yang berpotensi menyebabkan gagal panen. BAB II ISU STRATEGIS| 42

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

e.

Diperlukan penambahan strategi untuk: (i) Peningkatan pengelolaan sampah, limbah industri, dan limbah domestik; (ii) Peningkatan kualitas dan kuantitas air dengan mempertahankan tutupan lahan hijau; (iii) Peningkatan kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan.

Dengan mempertimbangkan analisis KLHS tersebut, maka Rangkaian strategi untuk mencapai Misi ke 8 dijalankan dengan strategi : (i) Pemerintah menegakkan regulasi dan (ii) Masyarakat

berperilaku

menjaga

lingkungan sehat. Kondisi ini diharapkan menjadi pemacu mengurangi risiko kerusakan lingkungan dan potensi bencana sehingga menciptakan kesejahteraan rakyat. Berdasar analisis KLHS, strategi ini dilengkapi dengan tindak lanjutnya berupa: 1. Pengembangan perencanaan, kebijakan fiskal dan keberpihakan 2. Pengembangan skema insentif dan disinsentif dalam pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan; 3. Pengembangan infrastruktur ramah lingkungan dan mendukung mitigasi bencana; 4. Peningkatan pengelolaan sampah, limbah industri dan limbah domestik; 5. Peningkatan kualitas dan kuantitas air dengan mempertahankan tutupan lahan hijau; 6. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan; 7. Pemasyarakatan mitigasi bencana. Rangkaian strategi untuk mencapai Visi "Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat dan Pelayanan Publik" digerakkan melalui beberapa arah kebijakan, arah kebijakan yang berkaitan dengan lingkungan hidup adalah Kemitraan pemerintah daerah dan masyarakat dalam untuk mengurangi kerusakan lingkungan dan risiko bencana; Kemitraan pemerintah, dunia usaha, masyarakat dan Pemerintah Kabupaten sekitar dalam kawasan wilayah pengembangan Wanarakuti untuk Perluasan pasar dan variasi komoditas industri kreatif dan industri berbahan baku lokal dari masyarakat dengan memperhatikan keselamatan lingkungan dan mengurangi risiko bencana.

BAB II ISU STRATEGIS| 43

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Keterkaitan antara Visi, Misi, Sasaran, dan Strategi Karena bidang lingkungan hidup masuk pada Misi ke delapan guna mencapai Visi “Mewujudkan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dan Pelayanan Publik" maka keterkaitan antara Visi, Misi dan strategi difokuskan pada Misi, sasaran dan Strategi kedelapan sebagai berikut : MISI 8:

Meningkatkan kualitas lingkungan hidup guna mendukung pembangunan yang berkelanjutan.

Tujuan Tujuan 8.1. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup

8.2. Menurunnya risiko bencana

Sasaran 8.1.1. Menurunnya kerusakan lingkungan

8.2.1. Meningkatnya kesiagaan masyarakat untuk mitigasi bencana

Strategi 8.1.1.1. Peningkatan indeks kualitas air melalui peningkatan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah dan limbah domestik, penguatan fungsi pengawasan lingkungan; 8.1.1.2. Peningkatan luasan tutupan lahan melalui perluasan dan pengelolaan ruang terbuka hijau. 8.2.1.1. Peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana melalui Desa tangguh Bencana; 8.2.1.2. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam menanggulangi bencana melalui penguatan kelembagaan.

Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Kewilayahan Berdasarkan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Tengah 2013-2018, Kabupaten Pati masuk dalam wilayah pengembangan Wanarakuti (JuwanaJepara-Kudus-Pati) yang meliputi Kabupaten Jepara, Kudus dan Pati. Wilayah ini diarahkan sebagai PKW dan PKL dengan simpul utama berada di kawasan perkotaan Kudus, didukung oleh perkotaan Jepara, Pecangaan, Tayu Pati dan Juwana. Potensi regional yang dimiliki adalah potensi : (i) primer berupa perikanan; (ii) sekunder meliputi furniture, pengolahan tembakau, pengolahan ikan; dan (iii) tersier berupa pariwisata. Khusus untuk Kabupaten Pati, potensi unggulan yang dikembangkan adalah industri tapioka, batik dan kuningan; Minapolitan TPI Bajomulyo I dan Bajomulyo II di Kecamatan Juwana, dengan BAB II ISU STRATEGIS| 44

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

komoditas unggulan cumi, kakap merah dan pindang; Agropolitan dengan komoditas jeruk pamelo dan kelapa kopyor. Adapun arah pengembangan klaster di Kabupaten Pati meliputi klaster tapioca, pengolahan hasil laut, kerajinan kuningan, konveksi, buah-buahan, budidaya bandeng air tawar, kopi, sutera alam, makanan ringan, batik tulis bakaran, handycraft, dan kapuk. Sementara itu untuk destinasi wisata yang dikembangkan adalah destinasi wisata Waduk Gunungrowo, Kebon Kopi Jolong, Goa Pancur dan Wareh. Secara khusus, sasaran yang diharapkan dapat dicapai Kabupaten Pati terkait pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, dan TPT tahun 2017-2018 adalah sebagaimana tercantum dalam tabel berikut : Secara khusus, sasaran yang diharapkan dapat dicapai Kabupaten Pati terkait pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, dan TPT tahun 2017-2018 adalah sebagaimana tercantum dalam tabel berikut : Tabel 2.1 Sasaran Pertumbuhan Ekonomi, Angka Kemiskinan, dan TPT Kabupaten Pati Tahun 2017-2018

No

Indikator

1

Pertumbuhan Ekonomi

2 3

Angka Kemiskinan TPT

2017

2018

5,50 – 5,90

5,90 – 6,30

8,98 7,44

7,99 7,27

Sumber: Perubahan RPJMD Jawa Tengah 2013-2018

Memperhatikan potensi dan keunggulan wilayah Wanarakuti yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, serta memperhatikan arah pengembangan wilayah Jawa Tengah ke depan, maka ditetapkan konsep pengembangan wilayah Wanarakuti adalah Pengembangan Wilayah Wanarakuti yang Lestari Berbasis Industri, Pariwisata, dan Agrominapolitan. Potensi industri pengolahan yang berada di Kudus dan Pati dapat memberikan kontribusi terhadap ekonomi wilayah dan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, sedangkan pariwisata yang ada di Kudus maupun Jepara, dimana saat ini Jepara sebagai destinasi wisata nasional bahkan akan bertaraf internasional. Agrominapolitan merupakan konsep BAB II ISU STRATEGIS| 45

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

penggabungan antara potensi perikanan yang ada disepanjang pesisir Wanarakuti terutama di wilayah Pati bagian utara dan pertanian yang diharapkan dapat memberikan kontribusi bahan pokok industri pengolahan, pertanian ini berada di Jepara dan Pati bagian selatan. Guna mendukung konsep tersebut maka arah kebijakan dan strategi pengembangan

wilayah

Wanarakuti

utamanya

aspek

lingkungan

hidup

sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.2 Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Wilayah Wanarakuti Aspek Lingkungan Hidup

Konsep Pengembangan Pengembangan Wilayah Wanarakuti yang Berbasis Konsep Pengembangan Industri pariwisata dan Agrominapolitan

Aspek Lingkungan Hidup

Kebijakan Terwujudnya wilayah Wanarakuti yang ramah lingkungan dan berkelanjutan

Strategi Menjaga kondisi dan fungsi kawasan hulu (Muria) dan kawasan Kars (Kendeng, Sukolilo) sebagai kawasan lindung Menertibkan pembangunan tidak berijin pada kawasan lindung Menjaga kelestarian Wilayah pesisir sebagai daerah lindung luapan air laut Menertibkan penambangan liar Menjaga kelestarian DAS

Dari uraian diatas setelah dilakukan analisis dengan metode SWOT diperoleh Isu Lingkungan Stategis yang kemudian dilakukan FGD bersama pemangku kepentingan dan elemen masyarakat serta pemerhati lingkungan diperoleh Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas yang tertuang dalam KLHS RPJMD sebagai berikut:

BAB II ISU STRATEGIS| 46

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

1.

Isu Kemiskinan

2.

Isu penurunan produktivitas tanaman pangan

3.

Isu Penambangan Tanpa Izin

4.

Isu Rawan Bencana Alam dan Iklim

5.

Isu Penurunan Kualitas dan Kuantitas Air

6.

Isu Pengelolaan Limbah Domestik belum optimal

7.

Isu Pengelolaan Limbah Industri belum optimal

8.

Isu Pengelolaan Persampahan belum optimal

9.

Isu Kurang sadarnya masyarakat dalam Pengelolaan Hutan

10.

Isu Menurunnya Tutupan lahan hijau

Dari kesepuluh Isu Pembangunan Berkelanjutan prioritas, dengan mekanisme Musrenbang, laporan masyarakat, saran masukkan dan pengaduan warga serta diskusi dengan Tim Pembahas Dokumen IKPLHD yang terdiri dari OPD terkait serta mengikutkan kalangan akademis Isu Prioritas Lingkungan Hidup Daerah meliputi : 1) kurangnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah sejak dari sumbernya atau lemahnya praktek 3R, yaitu: reused, reduced and recycled); dan 2) Masih rendahnya pengelolaan air limbah domestik rumah tangga; 3) Masih rendahnya pengelolaan limbah industri, 4) Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan hutan dan mangrove.

BAB II ISU STRATEGIS| 47

BAB III ANALISIS PRESSURE STATE RESPONSE ISU LINGKUNGAN HIDUP DAERAH LAPORAN IKPLHD KABUPATEN PATI TAHUN 2017

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

BAB III ANALISIS PRESSURE STATE DAN RESPONSE ISU LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

3.1. TATA GUNA LAHAN Penggunaan lahan di Kabupaten Pati pada tahun 2017 seluas 59.270 hektar atau sekitar 39,42% merupakan lahan pertanian sawah dan seluas 60.314 hektar atau 40,11% merupakan lahan pertanian kering, kemudian luas lahan bukan pertanian seluas 30.755 hektar atau 20,45%. Tabel 3.1. Luas Jenis Lahan di Kabupaten Pati Berdasarkan Kecamatan Luas Lahan Luas Lahan No

Kecamatan

Lahan

Jumlah

Pertanian

Pertanian

Bukan

Luas

Sawah

Kering

Pertanian

Lahan

1

Sukolilo

7.292

4.825

3.796

15.913

2

Kayen

4.937

2.365

2.301

9.603

3

Tambakromo

2.947

2.979

1.321

7.247

4

Winong

4.221

3.720

2.053

9.994

5

Pucakwangi

5.023

6.345

915

12.283

6

Jaken

3.595

2.355

902

6.852

7

Batangan

2.088

2.121

857

5.066

8

Juwana

1.536

2.956

1.101

5.593

BAB III ANALISIS PSR| 48

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

9

Jakenan

3.963

268

1073

5.304

10

Pati

2.558

270

1.421

4.249

11

Gabus

4.075

108

1.368

5.551

12

Margorejo

2.750

2.300

1.131

6.181

13

Gembong

823

4.675

1.232

6.730

14

Tlogowungu

1.829

6.114

1.503

9.446

15

Wedarijaksa

2.178

874

1.033

4.085

16

Trangkil

1040

2.246

998

4.284

17

Margoyoso

1.265

3.055

1.677

5.997

18

Gunungwungkal

1.627

2.983

1.570

6.180

19

Cluwak

1.344

3.830

1.757

6.931

20

Tayu

2.184

1.309

1.266

4.759

21

Dukuhseti

2.063

4.616

1.480

8.159

59.270

60.314

30.755

150.368

Jumlah

Sumber : Kabupaten Pati Dalam Angka Tahun 2017

Berdasarkan jenis penggunaan lahannya, Kecamatan Pucakwangi didominasi oleh lahan kering seluas 6.345 hektar. Hal ini disebabkan karena wilayahnya yang berada pada perbukitan dengan bentuk lahan struktural, sedangkan Kecamatan Gabus memiliki lahan kering tersempit seluas 108 hektar, disebabkan karena Kecamatan Gabus berada pada wilayah bentuk lahan fluvial dimana sebagian besar wilayahnya berupa lahan sawah. Lahan BAB III ANALISIS PSR| 49

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

basah terluas berada di Kecamatan Sukolilo dengan luas 7.292 hektar, sedangkan lahan basah tersempit seluas 823 hektar yaitu di Kecamatan Gembong.

Gambaran kondisi Penggunaan Lahan Kabupaten Pati disajikan pada Gambar 3.1.

BAB III ANALISIS PSR| 50

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gambar 3.1. Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Pati

BAB III ANALISIS PSR| 50

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Selain itu Kabupaten Pati memiliki wilayah pesisir sepanjang 60 km, yang meliputi

7 Kecamatan yaitu Kecamatan Batangan, Juwana, Wedarijaksa,

Trangkil, Margoyoso, Tayu dan Dukuhseti. 1.

Analisis State Penggunaan lahan di Kabupaten Pati pada 2017 mengalami perubahan dari tahun-tahun sebelumnya.

Data penggunaan lahan hasil olahan data

spasial diperoleh data sebagai berikut luas lahan sawah irigasi menunjukkan penurunan dari yang semula 59.494,458 Ha turun menjadi 58.290,374 Ha pada tahun 2017 atau turun sebesar 0,97%. Luas sawah tadah hujan juga mengalami penurunan dari luasan 10.589,809 Ha menjadi 6.654,225 Ha. Atau mengalami penurunan seluas 0,62%. Luas perkebunan juga menunjukkan penurunan 22.677,673 Ha menjadi 19.628,124 atau turun sebesar 0,86%. Sebaliknya luas lahan permukiman yang semula 13.000 Ha meningkat menjadi 15.239,527 Ha pada tahun 2017, atau naik sebesar 0,85% Pertambahan penduduk akan menimbulkan timbulan sampah yang apabila tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan cemaran tanah yang mempengaruhi kualitas tanah sehingga tidak bisa dimanfaatkan sebagai lahan produktif pertanian. Simpangan penggunaan lahan yang terjadi pada beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Pati yang meliputi Kecamatan Juwana, Margoyoso, Tayu, Sukolilo, Kayen, Margorejo (Pati Dalam Angka 2017). Luasan pesisir yang meliputi 7 kecamatan terdapat kegiatan antara lain : budidaya tambak, pengolahan garam, dan pertanian pasang surut serta pelabuhan pendaratan ikan. Dibawah ini gambar Peta Citra Satelit Pantai Kabupaten Pati Tahun 2001 dan 2014.

BAB III ANALISIS PSR| 51

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gambar 3.2 Peta Citra Satelit Pantai Kabupaten Pati Tahun 2001 dan 2014

2.

Analisis Pressre Tekanan tata guna lahan paling utama adalah terjadi akibat angka pertumbuhan penduduk yang pada 5 tahun belakang berkisar 0,68% (tahun 2011 sampai dengan tahun 2017) dan pergeseran pola pikir masyarakat dan tututan

kebutuhan

untuk

memaksimalkan

produktivitas

lahan

yang

dimilikinya, sehingga berakibat terhadap perubahan fungsi lahan yang semula berupa lahan pertanian, tegalan atau perkebunan menjadi lahan permukiman, maupun home industri. Perubahan fungsi lahan sebagian besar berdampak pengurangan tutupan lahan atau vegetasi karena sebagian besar lahan dimanfaatkan untuk permukiman, kegiatan industri rumahan/home industri dan industri manufaktur. Hal ini akan berdampak pada penurunan kualitas air, kualitas udara maupun permasalahan persampahan. Permasalahan pesisir yang ada di Kabupaten Pati yaitu : Abrasi/Erosi, Akresi/Sedimentasi, Kerusakan dan Mangrove. 3.

Analisis Response Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pati untuk meningkatkan indeks kualitas lingkungan hidup adalah dengan membuat beberapa strategi, salah satunya berkaitan dengan penggunaan lahan. Strategi tersebut antara lain: meningkatkan pengawasan lingkungan, pengawasan tata BAB III ANALISIS PSR| 52

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

ruang, meningkatkan pengawasan hutan lindung melaksanakan program penghijauan dengan pengadaan bibit tanaman dan benih sehingga akan meningkatkan

indeks tutupan lahan, serta melakukan kegiatan preventif

untuk para pelaku usaha dan/atau kegiatan yang akan memohon izin lingkungan.

Setiap

pemrakarsa

yang

mengajukan

permohonan

izin

lingkungan diharuskan melampirkan informasi kesesuaian ruang terkait dengan lokasi yang akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan dan/atau usaha. Dari informasi kesesuaian ruang tersebut akan diketahui sesuai atau tidaknya lokasi yang akan digunakan dengan peruntukan ruang. Kalau tidak sesuai maka tidak akan diterbitkan izin lingkungan. Untuk mewujudkan strategi tersebut, Pemerintah Kabupaten Pati membuat beberapa program yaitu: (1) Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan, Usaha dan/atau kegiatan

yang sudah memiliki izin lingkungan (2) Program

Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam (SDA), dan (3) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan, serta Program penyampaian informasi Pengelolaan Lingkungan berkaitan dengan kegiatan preventif sebelum usaha dan/atau kegiatan itu dilaksanakan. Terkait dengan perubahan tata guna lahan ini, upaya untuk tetap mempertahankan kualitas lingkungan dalam kaitan dengan tutupan lahan terus dilakukan. Dengan mewajibkan alokasi ruang terbuka hijau sebesar 20% untuk kegiatan publik untuk privat sebesar 10.% Ditinjau dari indeks tutupan lahan di Kabupaten Pati masih mencapai 50,57 (Lampiran Tabel 3 dan Lampiran Perhitungan IKLH). Melalui pelaksanaan program perlindungan dan konservasi SDA Pemerintah Kabupaten Pati menargetkan pemenuhan indeks tutupan lahan terus meningkat sehingga dapat memberikan dukungan peningkatan IKLH sesuai target lima tahun mencapai 68,5. Kondisi persentase penanganan pada kawasan lindung saat ini sebesar 2,19%, dengan adanya pembuatan program perlindungan dan konservasi sumber daya hutan ditargetkan persentase penanganan pada kawasan lindung meningkat menjadi 13,15% pada lima tahun mendatang sesuai dengan penjabaran pada RPJMD Kabupaten Pati Tahun 2017-2022. Pencapaian target tersebut juga didorong BAB III ANALISIS PSR| 53

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

melalui peningkatan peran serta masyarakat termasuk dunia usaha melalui kegiatan penghijauan dan reboisasi. Sesuai data Menuju Provinsi Hijau Kabupaten Pati tahun 2017, telah terealisasi penghijauan sebanyak 2.482 pohon. Dengan asumsi 1 pohon dapat mengcover 5 m2 sehingga luas tutupan lahan Kabupatrn Pati pada tahun 2017 bertambah seluas 12.410 m2 atau seluas 12,41 Ha. Respon pemerintah Kabupaten Pati untuk permasalahan kawasan pesisir adalah : Pembangunan breakwater (pemecah ombak), groin dan , jetty sepanjang kurang lebih sepanjang lebih dari 200 meter, pembangunan kolam tambat kapal, Penanaman masal mangrove.

3.2. KUALITAS AIR SUNGAI

Pencemaran air ditimbulkan oleh adanya kegiatan industri baik industri kecil skala rumah tangga ataupun industri menengah selain itu kegiatan domestik dan pertanian juga memberikan kontribuasi terhadap terjadinya pencemaran air. Sumber daya air merupakan salah satu sumber daya terpenting bagi kehidupan manusia dalam melakukan berbagai aktivitas kegiatannya, termasuk kegiatan pembangunan. Meningkatnya jumlah penduduk dan kegiatan pembangunan telah meningkatkan kebutuhan akan air. Di lain pihak, ketersediaan sumber daya air semakin terbatas, bahkan di beberapa tempat sudah dapat dikategorikan berada dalam kondisi kritis. hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti penurunan kualitas air akibat adanya pencemaran dan berbagai aktivitas manusia yang mengabaikan kelestarian lingkungan, serta

berkurangnya

ketersediaan

sumberdaya

air

akibat

aktivitas

penggundulan hutan dan berbagai bentuk perubahan fungsi lahan, sehingga menyebabkan berkurangnya fungsi daerah tangkapan air. Di banyak daerah terjadi kecenderungan penurunan kuantitas dan kualitas air bersih, bahkan sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan.

BAB III ANALISIS PSR| 54

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Berbagai aktivitas manusia telah menurunkan daya dukung dan kualitas lingkungan, sehingga turut mempengaruhi ketersediaan air bersih. Disamping itu, berbagai limbah dan cemaran yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia tersebut, juga menurunkan kualitas air yang ada, sehingga tidak lagi dapat memenuhi syarat sesuai dengan peruntukannya. Kondisi tersebut tentu dapat menyebabkan penurunan fungsi dan pemanfaatan sumberdaya air tersebut, sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia maupun makhluk hidup lainnya akan menjadi terbatas. Bertitik tolak dari kenyataan tersebut diatas, maka dalam rangka memenuhi kebutuhan air untuk berbagai aktivitas kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, maka kelestarian sumber daya air perlu terus dijaga. Prinsip dasar yang berkaitan dengan pemanfaatan air secara efisien perlu untuk terus digalakkan, dengan mengedepankan aspek daya dukung dan konservasi sumber daya air yang tersedia. Kebutuhan air terbesar berdasarkan sektor kegiatan dapat dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu kebutuhan domestik, pertanian (irigasi), dan industri. 3.2.1. Air Permukaan Tanah Air permukaan tanah pada prinsipnya berasal dari air hujan yang masuk ke dalam tanah dan keluar kembali ke sungai atau badan air lainnya melalui aliran intra (interflow) dan sebagian lagi tetap tersimpan sebagai air tanah (ground water) yang secara bertahap juga akan keluar ke permukaan di daerah rendah dalam jangka waktu yang cukup lama sebagai limpasan air tanah (run off). Air permukaan meliputi; mata air, air sungai, air danau/situ alamiah, air danau/situ buatan, bendungan dan rawa. Air permukaan tanah di Kabupaten Pati berupa sungai-sungai yang berpotensi sebagai sumber air, seperti Sungai Sani, Simo, Kersulo, Bapoh, Tayu, Sat, Brati dan Juwana. Sedangkan sungai-sungai yang berada di Pati Selatan BAB III ANALISIS PSR| 55

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

adalah Sungai Widodaren, Brati, Lembang, Godo, Gono, Kedonglo, dan Sentul. Selain sungai, di Kabupaten Pati terdapat dua waduk yaitu Gembong dan Gunungrowo, serta terdapat 31 bendungan, 28 embung dan 440 daerah irigasi meskipun sebagian tidak sepanjang tahun dialiri air. Peranan sungai di wilayah Pulau Jawa termasuk Kabupaten Pati cukup besar, terutama untuk memenuhi kebutuhan irigasi pertanian yang menjadi pemasok kebutuhan air bagi sawah/ lahan pertanian. Sungai-sungai di Kabupaten Pati yang dibagi menjadi wilayah Daerah Aliran Sungai, yang termasuk dalam DAS Jratunseluna (Jragung, Tuntang, Serang, Lusi dan Juana). Aliran sungai ini diarahkan pada pemanfaatan secara optimal sekaligus rehabilitasi terhadap sumber daya alam/ hutan, tanah dan air yang rusak serta untuk meningkatkan kegiatan pertanian sehingga dapat memberikan pengaruh pada sektor-sektor lain. 3.2.2. Air Bawah Tanah Air bawah tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah (aquiter) dan atau cekungan di dalam tanah. Air bawah tanah tersebut dapat dibedakan menjadi : a.

Air Tanah Bebas Air tanah bebas adalah air tanah yang terdapat pada lapisan pembawa air yang tidak tertekan dan tidak tertutup oleh lapisan kedap air. Permukaan ini sangat dipengaruhi oleh musim dan mutunya tergantung pada keadaan lingkungan sekitar. Pada daerah dekat pantai kedalaman muka air tanah paling dangkal 0,10-2,5 meter, sedang pada dataran pantai dekat pegunungan berkedalaman 1–3 meter. Air tanah bebas dimanfaatkan pada sumur gali yang banyak terdapat di daerah Kecamatan Pati.

b.

Air Tanah Tumpang/Semi Tertekan/Artetis Air tanah tumpang adalah air tanah semi tertekan yang terbentuk di atas lapisan kedap air (permeable zone) namun masih di dalam zone aerasi BAB III ANALISIS PSR| 56

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

(tidak jenuh air). Air ini tidak dapat dimanfaatkan karena pengaruh variasi rembesan dan volume cukup besar. c.

Air Tanah Tertekan Air tanah tertekan adalah air tanah yang terkandung didalam suatu lapisan pembawa air yang berada pada lapisan aquater yang diapit oleh lapisan kedap air. Air tanah tertekan merupakan sumber-sumber air yang hampir tetap debitnya. Debit air sedikit sekali dipengaruhi oleh musim dan keadaan disekelilingnya.

3.2.3. Potensi Air Tanah Potensi air tanah di Kabupaten Pati diklasifikasikan menjadi 4 (empat) yaitu: a.

Air Tanah Besar Debit maksimum mencapai 7 l/dt. Kedalaman aquiter terbatas sekitar 30 meter. Penyebaran aquiter luas, ketebalan berkisar 2 – 10 meter di bagian barat dan menipis di bagian timur.

b.

Air Tanah Sedang Debit maksimum mencapai 3,5 l/dt. Kedalaman aquiter 30 – 90 meter arah miring ke laut.

c.

Air Tanah Kecil Debit maksimum mencapai 1,5 l/dt. kedalaman aquiter 50 - 120 meter makin ke dalam kearah utara.

d.

Air Tanah Setempat-tempat Debit maksimum mencapai 10 l/dt. Kedalaman aquiter tidak berbedabeda tergantung pada topografi 75 - 100 meter. Penyebaran aquiter tidak merata. Potensi air tanah bervariasi, terdapat setempat-setempat. Berdasarkan peta sebaran potensi air tanah, sebagaimana tersaji pada Gambar 2.4, maka wilayah Pati Selatan pada bagian atas (perbukitan Karst Kendeng) untuk bagian Selatan ketersediaan air tanah relatif kurang, dimana potensi air tanah dalam kondisi terbatas sampai dengan langka. Sedangkan pada bagian utara relatif cukup baik sampai dengan BAB III ANALISIS PSR| 57

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

terbatas, mengingat pada wilayah tersebut banyak terdapat sungai dan mata air. Adapun wilayah Pati selatan bagian bawah sudah terpengaruh oleh intrusi air laut, sehingga air tanah sudah terasa payau/ asin. Kondisi wilayah yang relatif datar dan adanya aliran sungai Juwana turut mempengaruhi intrusi air laut. Untuk wilayah Pati Utara, ketersediaan air tanah dipangaruhi oleh daerah tangkapan air yang berada di sekitar lereng gunung Muria. Lereng gunung Muria yang relatif masih alami dan banyak terdapat hutan, memberikan keuntungan bagi wilayah dibawahnya dalam ketersediaan air tanah. Berdasarkan sebaran potensi air tanah, maka bagian wilayah Pati Utara terdapat 4 zona potensi air tanah. Bagian Barat yang merupakan pegunungan air tanah relatif langka, sedangkan pada wilayah perbukitan yang merupakan lereng gunung Muria kondisi air tanah cukup baik. Adapun pada wilayah dataran rendah sebagian besar cukup baik, walaupun pada daerah-daerah tertentu sudah mulai terbatas. Untuk wilayah pesisir, kondisi air tanah sudah terpengaruh oleh intrusi air laut sehingga air tanah sudah terasa payau sampai dengan asin.

BAB III ANALISIS PSR| 58

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gambar 3.3. Peta Potensi Air Tanah di wilayah Kabupaten Pati Analisa State, Pressure dan Response Kualitas Air 1.

State Kualitas Air Sungai Secara umum, suatu pencemaran air banyak disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia. Berdasarkan hal tersebut, maka sumber pencemaran air di wilayah Kabupaten Pati dapat diklasifikasikan dalam tiga kegiatan utama, yaitu : 1. Kegiatan Agro Industri Sumber pencemaran kegiatan agro industri berasal dari usaha peternakan dan pertanian. Beban pencemaran untuk limbah agro industri adalah untuk parameter-parameter BOD5, TSS dan Nitrogen anorganik. 2. Kegiatan Industri Pengolahan Sumber pencemaran industri pengolahan (berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pati) terdiri dari industri makanan, minuman dan tembakau, industri kuningan, industri galian

BAB III ANALISIS PSR| 59

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

bukan logam, industri konveksi termasuk batik, industri kayu dan bahan bangunan dari kayu, industri kertas dan percetakan. Beban pencemaran untuk industri pengolahan adalah untuk parameterparameter BOD5, COD, TSS, TDS, minyak dan lemak serta Nitrogen anorganik. 3. Kegiatan Limbah Domestik Beban pencemaran kegiatan limbah domestik adalah untuk parameterparameter BOD5, COD, TSS, minyak dan lemak serta Nitrogen anorganik. Kualitas air sungai di Jawa Tengah pada umumnya telah dipengaruhi oleh limbah dari berbagai aktivitas manusia, baik itu berupa limbah domestik, industri, pertanian, dan peternakan, tidak terkecuali dengan kualitas air sungai di Kabupaten Pati. Untuk mengetahui kondisi kualitas air sungai di wilayah Kabupaten Pati, maka dilakukan pengujian kualitas air Sungai Sani, Jiglong dan Sungai Lengkowo. Ketiga sungai tersebut adalah sungai yang melintas Kota Pati. Sungai Sani merupakan salah satu sungai di Kabupaten Pati yang melintas di kota Pati. Kondisi fisik Sungai Sani mempunyai panjang sungai 13,2 km, debit air maksimum 5.000 L/detik dan debit air minimum 100 L/detik, mempunyai ratarata lebar dasar 12,7 m, rata-rata lebar permukaan 9,8 m, kedalaman rata-rata 3 - 4 m. Air Sungai Sani adalah tempat hidup (habitat) ikan-ikan air tawar seperti jenis sepat, wader dan lele. Adapun permasalahan yang ada yaitu adanya penyempitan dan pendangkalan alur sungai, banyak tanggul kritis, pembuangan sampah. Sungai Sani melintasi daerah hulu yang relatif belum tercemar, daerah cascade river (zona terjadinya turbulensi), permukiman daerah perkotaan dan kegiatan industri yang memanfaatkan air sungai ini maupun yang menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan limbah. Jenis kegiatan yang ada di sekitar Sungai Sani antara lain kegiatan pertanian, industri, perbengkelan, rumah makan, perumahan dan permukiman.

BAB III ANALISIS PSR| 60

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Secara umum, berdasarkan SNI 06-2421-1991, lokasi pengambilan sampel pada daerah pengaliran sungai (DPS) adalah sebagai berikut : •

Pada sumber alamiah, diambil pada lokasi di tempat yang belum mengalami pencemaran atau mengalami pencemaran ringan.



Sumber air yang dimanfaatkan, yaitu lokasi pada tempat dimana terdapat kontribusi sumber-sumber pencemar dari kegiatan rumah tangga, kegiatan domestik lainnya dan kegiatan industri.



Sumber air tercemar diambil pada lokasi yang telah mengalami perubahan atau di hilir sumber pencemaran.

3.2.4. Evaluasi Hasil. Hasil pengamatan dan inventarisasi kegiatan dan/atau usaha yang ada di sepanjang Sungai Sani dievaluasi, sehingga diperoleh informasi keadaan lingkungan di sekitar Sungai Sani. Sedangkan evaluasi kualitas air sungai menggunakan kriteria baku mutu air sesuai dengan PP. No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Pengambilan Sampel diakukan di tiga tempat yang merepresentasikan keseluruhan panjang Sungai Sani yang meliputi daerah hulu, tengah, hilir dan di daerah yang memberikan kontribusi pencemaran terhadap sungai sani yaitu di daerah yang mewakili daerah pemukiman, daerah industri dan daerah perbengkelan. Waktu yang dipilih adalah waktu siang hari, sampel air sungai yang diambil dua kali yaitu pada saat musim penghujan dan musim kemarau. Metode Pengambilan sampling di tiga tempat tersebut adalah sebagai berikut : Daerah Hulu : Pengambilan Sampel air sungai Sani di daerah hulu pada Waduk Seloromo Kec. Gembong diambil dari daerah yang masih terjaga secara alamiah dimana masih belum terdapat kegiatan dan/atau usaha. Alur Sungai ini berujung BAB III ANALISIS PSR| 61

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

pada beberapa sumber mata air yang berada di daerah atasnya yang masih terjaga unsur alamiahnya. Disamping itu lebar sungai juga sangat kecil, dengan demikian diasumsikan air sungai dalam kondisi relatif tercampur sempurna (homogen), maka metode pengambilan sampel-nya secara grab, yaitu pengambilan sampel pada titik tertentu dan waktu yang tertentu pula dikarenakan campuran sudah homogen. 2. Daerah Tengah (Ruas Sungai Sani yang terletak di Desa Sidokerto) Sedangkan

metode

pengambilan

sampling

di

Sungai Sani yang terletak di Desa Sidokerto Kecamatan Pati,

yang mewakili

ruas

Sungai Sani di daerah tengah, menggunakan komposit, Sungai

metode karena

Sani

di

dasar Desa

Sidokerto Kecamatan Pati merupakan daerah dangkal, maka dimungkinkan homogenitas air sungainya kurang. 3. Daerah Hilir (Ruas Sungai Sani yang terletak di Dukuh Gilis, Kecamatan Pati) Untuk

metode pengambilan

sampel air Sungai Sani di daerah hilir yang berada di Dukuh Gilis Kecamatan Pati menggunakan komposit

dua

metode titik

pada

kedalaman pengambilan yang sama. Untuk melihat kualitas air sungai maka pemilihan titik sampling sungai dilakukan dengan pertimbangan, bahwa air sungai pada titik tersebut telah benar-benar homogen atau tercampur dengan baik. Untuk memverifikasi bahwa pada titik tersebut sudah terjadi pencampuran air sungai yang baik, maka perlu dilakukan pemeriksaan BAB III ANALISIS PSR| 62

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

homogenitas dengan cara pengambilan beberapa sampel pada titik sepanjang lebar dan kedalaman sungai untuk dianalisis beberapa parameter yang khas seperti pH dan temperatur. Apabila hasil tidak berbeda, maka satu titik sampling dapat ditentukan di tengah aliran atau titik lain yang mudah pengambilannya. Bila hasil analisis berbeda nyata dari satu titik dengan yang lainnya, maka perlu diambil sampling dari beberapa titik yang melewati aliran. Umumnya semakin banyak sampel yang dikumpulkan akan semakin banyak mewakili. Oleh karena itu penghambilan sampel air Sungai Sani di daerah hilir yang berada di Dukuh Gilis Kecamatan Pati dilakukan dengan metode komposit. Secara umum, berdasarkan SNI 06-2421-1991, lokasi pengambilan sampel pada aliran sungai adalah sebagai berikut : • Pada sumber alamiah, diambil pada lokasi di tempat yang belum mengalami pencemaran atau mengalami pencemaran ringan. • Sumber air yang dimanfaatkan, yaitu lokasi pada tempat dimana terdapat kontribusi sumber-sumber pencemar dari kegiatan rumah tangga dan kegiatan domestik lainnya. • Sumber air tercemar diambil pada lokasi yang telah mengalami perubahan atau di hilir sumber pencemaran. • Titik Lokasi pengambilan sampel Sungai Sani dapat disajikan sebagai berikut : Tabel 3.2 Titik Pengambilan Sampling Sungai Sani Titik Pengambilan Sampel Hulu S 060 41’ 47,6” E 1100 57’ 30,1” Tengah S 060 44’ 05,6” E 1110 01’ 51,2” Hilir S 060 45’ 25,3” E 1110 04’ 29,3”

Nama Tempat

Keterangan

Waduk Seloromo Daerah Hulu sungai Sani Kecamatan Gembong Pati Desa Sidokerto Daerah tengah sungai Sani ada Kecamatan Pati pengaruh kegiatan domestik perkotaan Dukuh Gilis Pengaruh kegiatan industri tahu, Kecamatan Pati domestik perkotaan, perbengkelan dan Daerah setelah menerima beban pencemaran kota Pati

BAB III ANALISIS PSR| 63

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Titik

Pengambilan

Sampel

daerah

yang

memberikan

kontribusi

pencemaran terhadap sungai Sani diambil di 3 titik yaitu : Tabel 3.3 Titik Pengambilan Sampling Daerah yang Memberikan Kontribusi Pencemaran Titik Pengambilan Sampel

Keterangan

Ruas Sungai Sani S 060 44’ 18,8” E 1110 02’ 10,1” Ruas Sungai Sani S 060 44’ 47,8” E 1110 02’ 41,5”

Mewakili daerah yang memberikan kontribusi pencemaran untuk kegiatan pemukiman /domestik Mewakili daerah yang memberikan kontribusi pencemaran untuk kegiatan industri Mewakili daerah yang memberikan kontribusi pencemaran untuk kegiatan perbengkelan/Rumah Makan

Ruas Sungai Sani S 060 45’ 15,6” E 1110 02’ 56,1”

Data Pemantauan Kualitas Air Sungai Sani Pengambilan sampel di musim penghujan dilaksanakan di tiga tempat yaitu di sungai Sani yang berlokasi di Kecamatan Gembong (Hulu), Desa Sidokerto Kecamatan Pati (Tengah) dan di Dukuh Gilis Kecamatan Pati (Hilir). Hasil analisis air Sungai Sani di tiga titik sampling yang diambil pada musim kemarau adalah sebagai berikut : Tabel 3.4 Hasil Analisis Sungai Sani pada Musim Penghujan NO.

PARAMETER

SATUAN

BAKU MUTU

(1)

(2)

(3)

(4)

Nama Lokasi Data Sungai

Koordinat Waktu Pemantauan

HASIL ANALISA (TITIK SAMPLING) (5)

(6)

(7)

Sungai Sani (Hilir) S 06◦45'25,3" E 111◦04'29,3"

Sungai Sani (Tengah) S 06◦44'04,9" E 111◦01'51,2"

Sungai Sani (Hulu)

1 Februari 2017

1 Februari 2017

1 Februari 2017

S 06◦41’47,6” E 110◦57’30,1”

FISIKA 1

Temperatur

2

Residu Terlarut

◦C

Deviasi 3

27,7

27,4

28

mg/ L

1000

203

1146

127

BAB III ANALISIS PSR| 64

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

NO.

PARAMETER

SATUAN

BAKU MUTU

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

mg/ L

50

82

263

15

mg/ L

4

5,2

5,3

4,4

6-9

7,5

6,5

7,93

-

-

-

-

-

-

-

3 4

Residu Tersuspensi Oksigen Terlarut (DO)

HASIL ANALISA (TITIK SAMPLING)

KIMIA 1

pH

2

Arsen (As)

mg/L

1

3

Raksa (Hg)

mg/L

0,002

4

Barium (Ba)

mg/L

(-)

5

Kadmium (Cd)

mg/L

0,01

0,0067

0,0099

0,0070

6

Tembaga (Cu)

mg/L

0,02

0,0009

0,0009

0,0008

7

Seng (Zn)

mg/L

0,05

0,0960

0,0411

0,0354

8

Krom (VI)

mg/L

0,05

0,0001

0,0002

0,0002

9

Timbal (Pb)

mg/L

0,03

0,1052

0,0789

0,1052

10

Besi (Fe)

mg/L

0,3

0,0119

0,0123

0,0036

11

Total Fosfat sebagai P

mg/L

0,2

-

-

-

12

Kobalt (Co)

mg/L

0,2

-

-

-

13

Sulfida (H2S)

mg/L

0,002

0,0003

0,0038

0,0054

14

Sianida (CN)

mg/L

0,02

-

-

-

15

Mangan (Mn)

mg/L

0,1

0,0015

0,0112

0,0008

16

Nitrat (NO3-N)

mg/L

10

3,7649

4,1089

0,3587

17

Nitrit (NO2-N)

mg/L

0,06

0,0075

0,0060

0,0059

18

Fenol

mg/L

1

-

-

-

19

Amoniak bebas

mg/L

(-)

0,0229

0,0555

0,0160

20

Sulfat (SO4)

mg/L

(-)

37,89

53,68

8,0

21

Minyak & Lemak

mg/L

1

-

-

-

22

Klorida

mg/L

(-)

19,494

9,9969

9,9969

23

BOD5

mg/L

3

13

18

16

24

COD

mg/L

25

25,069

37,138

34,034

-

MIKROBIOLOGI 1

Fecal Coliform

Jml/ 100ml

1000

43

28

39

2

Total Coliform

Jml/ 100ml

5000

120

150

120

BAB III ANALISIS PSR| 65

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Berdasarkan pengamatan di lapangan yang dilaksanakan pada tanggal 1Februari 2017 dan telah dilakukan pengambilan sampel atas beberapa tempat yang mewakili keberadaan lingkungan tertentu yaitu hulu, tengah, hilir yang masing-masing lokasi pengambilan dianalisis dengan 29 parameter kunci, baik fisika, kimia dan biologi berdasarkan peraturan yang berlaku. Adapun tanggal 1 Februari 2017 merupakan representasi dari waktu/ musim Penghujan. Tabel 3.5 Hasil Analisis Sungai Sani pada Musim Kemarau NO.

PARAMETER

SATUAN

BAKU MUTU

(1)

(2)

(3)

(4)

Nama Lokasi Data Sungai

Koordinat Waktu Pemantauan

HASIL ANALISA (TITIK SAMPLING) (5)

(6)

(7)

Sungai Sani (Hilir) S 06◦45'25,3" E 111◦04'29,3"

Sungai Sani (Tengah) S 06◦44'04,9" E 111◦01'51,2"

Sungai Sani (Hulu) S 06◦41’47,6” E 110◦57’30,1”

14 Sept 2017

14 Sept 2017

14 Sept 2017

FISIKA 1

Temperatur

2

Residu Terlarut

3 4

Residu Tersuspensi Oksigen Terlarut (DO)

◦C

Deviasi 3

27

25,8

28

mg/ L

1000

20.400

265

162

mg/ L

50

191

59

26

mg/ L

4

2,07

3,96

4,10

6-9

6,26

6,04

7,17

-

-

-

-

-

-

-

KIMIA 1

pH

2

Arsen (As)

mg/L

1

3

Raksa (Hg)

mg/L

0,002

-

4

Barium (Ba)

mg/L

(-)

5

Kadmium (Cd)

mg/L

0,01

0,0017

0,0073

0,0105

6

Tembaga (Cu)

mg/L

0,02

0,0052

0,0157

0,0170

7

Seng (Zn)

mg/L

0,05

0,0047

0,0095

0,0011

8

Krom (VI)

mg/L

0,05

0,0001

0,0001

0,0001

9

Timbal (Pb)

mg/L

0,03

0,0753

0,0642

0,0863

10

Besi (Fe)

mg/L

0,3

0,0681

0,2061

0,2693

11

Total Fosfat sebagai P

mg/L

0,2

-

-

-

12

Kobalt (Co)

mg/L

0,2

-

-

-

13

Sulfida (H2S)

mg/L

0,002

0,0114

0,0095

0,0114

14

Sianida (CN)

mg/L

0,02

-

-

-

BAB III ANALISIS PSR| 66

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

NO.

PARAMETER

SATUAN

BAKU MUTU

HASIL ANALISA (TITIK SAMPLING)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

15

Mangan (Mn)

mg/L

0,1

0,0441

0,0017

0,0024

16

Nitrat (NO3-N)

mg/L

10

1,0592

0,6441

0,5456

17

Nitrit (NO2-N)

mg/L

0,06

0,0510

0,0265

0,0207

18

Fenol

mg/L

1

-

-

-

19

Amoniak bebas

mg/L

(-)

0,0449

0,0223

0,0472

20

Sulfat (SO4)

mg/L

(-)

157,96

7,7434

3,8496

21

Minyak & Lemak

mg/L

1

-

-

-

22

Klorida

mg/L

(-)

439,491

16,449

10.821

23

BOD 5

mg/L

3

47

4

38

24

COD*

mg/L

25

92,55

6,55

75,55

Berdasarkan pengamatan di lapangan yang dilaksanakan pada tanggal 14 September 2017 dan telah dilakukan pengambilan sampel atas beberapa tempat yang mewakili keberadaan lingkungan tertentu yaitu hulu, tengah, hilir yang masing-masing lokasi pengambilan dianalisis dengan 28 parameter kunci, baik fisika, kimia dan biologi berdasarkan peraturan yang berlaku. Adapun tanggal 14 September 2017 merupakan representasi dari waktu/musim Kemarau. Tabel 3.6 Daftar Hasil Analisis Cemaran Berasal dari Sumber-Sumber Kontributor

PARAMETER

SATUAN

pH Temperatur TSS

BAKU MUTU

INDUSTRI

PERBENGKELAN

PERUMAHAN

6-9

6,13

5,98

6,02

25,5

28

25,8

34

574

28

0C

mg/lt

50

Untuk lebih detail mengenai daerah-daerah yang memberikan kontribusi pencemaran terhadap kualitas air Sungai Sani, DLH Kabupaten Pati juga telah memonitor dan mengambil sampel air pada daerah-daerah tertentu yang mereprentasikan sebuah kegiatan dan atau usaha yaitu daerah industri, usaha perbengkelan dan perumahan. BAB III ANALISIS PSR| 67

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gambar 3.4 Titik Pengambilan Sampling Air Sungai Jiglong Berdasarkan Tata Guna Lahan

PETA LOKASI SAMPLING SUNGAI JIGLONG

Hulu Sungai Jiglong Ds. Kedungbulus Kec. Gembong Tengah Sungai Jiglong

Hilir Sungai Jiglong

Kel. Pati Kidul Kec. Pati

Ds. Panjunan Kec. Pati

BAB III ANALISIS PSR| 68

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gambar 3.5. Titik Pengambilan Sampling Air Sungai Lengkowo Berdasarkan Tata Guna Lahan

PETA LOKASI SAMPLING SUNGAI LENGKOWO

Hulu Sungai Lengkowo Ds. Metaraman mbong

Tengah Sungai Lengkowo Kel. Pati Kidul Kec. Pati

Hilir Sungai Lengkowo Ds. Panjunan Kec. Pati BAB

III ANALISIS PSR| 69

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gambar 3.6. Titik Pengambilan Sampling Air Sungai Sani Berdasarkan Tata Guna Lahan

PETA LOKASI SAMPLING SUNGAI SANI

Hulu Sungai Sani Waduk Seloromo Kec. Gembong Tengah Sungai Sani Desa Sidokerto Kec. Pati

Hilir Sungai Sani Dukuh Gilis Kec. Pati

BAB III ANALISIS PSR| 70

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

2.

Analisis Pressure

Dari hasil pemantauan secara rutin yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pati terhadap 3 sungai yang melintasi Kota Pati, yaitu Sungai Sani, Jiglong dan Lengkowo. Masing-masing Sungai diambil 3 titik pantau yang mewakili daerah hulu, sebagai representasi dari catchment area atau daerah yang belum tercemar, Bagian tengah mewakili bagian budidaya pertanian, peternakan, maupun permukiman. Bagian hilir merupakan bagian yang mengalami akumulasi dari dua bagian sebelumnya. Penekanan yang timbul dari ketiga sungai tersebut adalah : untuk bagian hulu bahan-bahan organik yang belum terdekomposisi terbawa aliran sungai sehingga mempengaruhi kualitas air sungai terutama parameter BOD5 dan COD. Untuk parameter BOD5 yang berada diatas baku mutu dikarenakan adanya proses biologis dan proses pelapukan alamiah yang terbawa aliran air hujan dan masuk ke Sungai / perairan setempat. Di daerah hulu terjadi peningkatan parameter BOD5 dikarenakan adanya kegiatan zat-zat organik di kegiatan domestik dan perkotaan yang memberikan kontribusi zat pencemar organik sehingga menaikkan derajat BOD5 yang ada. Di daerah tengah H2S dan Kadmium masih berada diatas baku mutu hanya saja terjadi peningkatan H2S dari aliran sungai hulu ke tengah, hal ini dikarenakan adanya kontribusi industri yang ada di daerah hulu utamanya area pemukiman, perkantoran dan kegiatan domestik lainnya yang memberikan kontribusi H2S yang berasal dari penguraian zat-zat organik di perairan tersebut. Untuk daerah hilir, peningkatan beban pencemaran berasal dari kegiatan domestik warga sekitar yang memicu dan/atau berkontribusi dengan peningkatan parameter timbal dan sulfida dimana titik ini merupakan akumulasi dua segman diatas sebelumnya. Hal ini disebabkan masih banyaknya

usaha

dan/atau

kegiatan

yang

belum

optimal

dalam

BAB III ANALISIS PSR| 71

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

pengoperasional IPAL nya. Sebagai contoh berikut ini kami sajikan hasil analisa kualitas air Sungai Sani : ➢ Untuk sungai sani daerah Hulu : dari hasil analisa laboratorium uji kualitas air sungai meliputi 28 parameter yang dipersyaratkan untuk kualitas air sungai, maka masih ada 5 (lima) parameter yang tidak memenuhi standart baku mutu yang dipersyaratkan, yaitu : - Cd (Cadmium) : 0,0105 mg/L - Pb (Timbal)

: 0,0863 mg/L

- H2S (Sulfida) : 0,0114 mg/L - COD

: 75,55 mg/L

- BOD5

: 38 mg/L

➢ Untuk sungai sani daerah Tengah : dari hasil analisa 28 parameter yang dipersyaratkan untuk kualitas air sungai masih ada 6 (enam) parameter yang tidak memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan yaitu : -

Residu Tersuspensi = 59 mg/L

-

BOD5 = 4 mg/L;

-

H2S = 0,0095 mg/L

-

Oksigen terlarut = 3,96 mg/L

-

COD = 6,55 mg/L

-

Pb (Timbal) = 0,0642 mg/L

➢ Untuk sungai sani daerah Hilir : hasil dari 28 parameter yang dianalisa masih ada 7 (tujuh) parameter yang tidak memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan yaitu : -

H2S = 0,0114 mg/L

-

Residu Tersuspensi = 191 mg/L

-

BOD5 = 47 mg/L;

-

Oksigen terlarut = 2,07 mg/L

-

COD = 92,55 mg/L

-

Pb (Timbal) = 0,0753 mg/L

-

Residu Terlarut = 20400 mg/L BAB III ANALISIS PSR| 72

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Berdasarkan hasil analisa laboratorium kualitas air Sungai Sani, baik terhadap kuantitas maupun kualitasnya dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kualitas air sungai telah mengalami penurunan sehingga terdapat beberapa parameter yang melebihi baku mutu, apabila dibandingkan dengan kualitas air sungai untuk kelas II atas dasar beberapa parameter penentu kualitas air sesuai dengan PP 82 Tahun 2001. 2. Penurunan kualitas air sungai terutama terjadi pada daerah aliran sungai bagian hulu dan tengah, hal ini dapat terjadi terkait dengan berbagai aktivitas kegiatan domestik di area permukiman penduduk, perkantoran dan kegiatan industri yang sangat potensial menjadi sumber pencemar di daerah ini. 3. Parameter sifat-sifat air yang telah berada di atas ambang batas untuk kelas tertentu adalah H2S dan Kadmium. Ini menunjukkan aktifitas mikroorganisme air cukup tinggi yang merupakan indikasi tingginya gugus-gugus organik terlarutkan sehingga sangat menurunkan kadar oksigen di dalam air. Untuk mencegah penurunan kualitas air lebih lanjut, perlu

di tingkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak

membuang limbah, baik limbah rumah tangga, terlebih lagi limbah industri langsung dibuang ke dalam sungai, tanpa adanya proses pengolahan limbah.

3. Analisis Response Respons dari Pemerintah Kabupaten Pati untuk meningkatkan kualitas air sungai dilakukan langkah-langkah teknis dan non teknis yaitu : 1.

Sosialisasi pengelolaan lingkungan, sampah, yang dilaksanakan di masyarakat sekitar sungai;

2.

Sosialisasi pengelolaan limbah yang dilaksanakan di pelaku usaha yang ada di sekitar sungai;

3.

Pembinaan dan pengawasan kinerja IPAL; BAB III ANALISIS PSR| 73

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

4.

Pelaksanaan Program Prokasih;

5.

Pelaksanaan Proper;

6.

Pelaksanaan Adipura;

7.

Informasi pengelolaan lingkungan melalui website dan media lainnya;

8.

Penerbitan izin lingkungan.

3.3. KUALITAS UDARA

Sama halnya dengan air, udara mempunyai fungsi yang sangat penting dalam

kehidupan makhluk hidup dan keberadaan benda-benda

lainnya. Karena peran dan fungsinya yang sangat penting itulah maka udara merupakan sumber daya alam yang harus dilindungi untuk hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Kondisi dan kualitas udara sudah sepatutnya dikelola dengan baik sehingga akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik, yang akan dapat menopang peri kehidupan baik saat ini maupun generasi mendatang. Pengendalian pencemaran udara menjadi sangat penting dilakukan guna mendapatkan kualitas udara yang sesuai dengan tingkat kualitas yang diinginkan. Pencemaran udara akan berkaitan dengan sumber yang menghasilkan pencemaran udara yaitu sumber yang bergerak (kendaraan bermotor) dan sumber yang tidak bergerak (kegiatan industri) sedangkan pengendaliannya selalu terkait dengan serangkaian kegiatan pengendalian dengan tujuan akhir sesuai dengan batasan baku mutu udara yang dipersyaratkan. Dengan baku mutu yang dipersyaratkan inilah yang

dijadikan

acuan

dalam

melaksanakan

kegiatan

pengendalian

pencemaran udara. Aktivitas manusia yang berpotensi menimbulkan pencemaran udara, khususnya di Kabupaten Pati ini didominasi oleh kegiatan sektor industri, dan transportasi, namun tidak menutup kemungkinan kegiatan domestik rumah tangga adakalanya mempunyai kontribusi dalam pencemaran kualitas udara, misalnya pembakaran sampah yang yang dihasilkan. BAB III ANALISIS PSR| 74

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Pencemaran udara adalah menurunnya kualitas lingkungan akibat masuknya atau dimasukannya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lainnya ke dalam lingkungan udara, berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alami sehingga kualitas lingkungan turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukanya. Sumber pencermaran udara yang berasal dari proses alam maupun dari akitivitas manusia dibedakan menjadi : a. Sumber gerak, yaitu sumber tidak tetap pada suatu tempat yang berasal dari kendaraan bermotor, maupun kendaraan mobil pribadi. b. Sumber bergerak spesifik, yaitu sumber tidak tetap pada suatu tempat yang berasal dari kereta api, pesawat terbang, kapal laut dan kendaraan berat lainnya. c. Sumber tidak bergerak, yaitu sumber emisi yang tetap pada suatu tempat. d.

S

umber tidak bergerak spesifik, yaitu sumber emisi yang tetap pada suatu tempat yang berasal dari kebakaran hutan dan pembakaran sampah. Walaupun kegiatan industri besar di wilayah Kabupaten Pati relatif sedikit, tetapi faktor pencemaran udara yang ditimbulkan oleh sektor industri cukup berpotensi memberikan kontribusi yang menimbulkan tekanan bagi kualitas udara. Seiring dengan perkembangan

ada beberapa kegiatan di sektor

pengolahan ikan menimbulkan permasalahan lingkungan terkait dengan bau yang ditimbulkan dari kegiatan pengolahan ikan, yang sampai dengan akhir tahun 2016 belum ditemukan bagaimana solusinya mengurangi bau yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut. Hasil Pemantauan Kualitas Udara di Kabupaten Pati Tahun 2017 Indeks kualitas udara di Kabupaten Pati dihitung berdasarkan kualitas udara ambien di wilayah permukiman, kawasan industri, dan padat lalu lintas yang diwakili oleh 2 (dua) parameter, yaitu parameter SO2 dan

BAB III ANALISIS PSR| 75

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

NO2. Kualitas udara ambien Kabupaten Pati Tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.7 Kualitas Udara Ambien Kabupaten Pati Tahun 2017 Dengan Metode Infinger dengan durasi Pengukuran kurang lebih 2 jam No

Lokasi

SO2

Koordinat

NO2

1.

Alun-alun Pati

3 3 S=06°45’25” E=111°62.398’ (µg/m 0,515) (µg/m 0,730)

2.

Perempatan Puri

S=06°44’899” E=111°01’709”

0,460

0,666

3.

Alun-Alun Tayu

S=06°32’441” E=111°03’128”

0,439

0,614

4.

Alun-Alun Juwana

S=06°43’159” E=111°08’777”

0,613

1,188

0,51

0,80

Rata-rata

* Angka sebenarnya adalah < 26 karena keterbatasan alat dalam membaca, sehingga diambil nilai terkecil 0,25 Baku Mutu : SO2 = 632 µg/m3; NO2 = 316 µg/m3 per 1 jam

Sumber : Laporan Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Pati 2017

Dari nilai rata-rata kualitas udara untuk parameter SO2 dan NO2 tersebut di atas, maka dengan menggunakan formulasi dapat dihitung Indeks Kualitas Udara Kabupaten Pati dengan menggunakan metode infinger pada tahun 2017 adalah sebesar 105,10 Parameter SO2 didominasi berasal dari wilayah yang terkena dampak dari industri. Sedangkan parameter NO2 didominasi oleh wilayah yang padat kendaraan bermotor. Hasil Analisa kualitas udara ambient dengan metoda Pasive sampler sebagai berikut :

BAB III ANALISIS PSR| 76

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 3.8 Kualitas Udara Ambien Kabupaten Pati Tahun 2017 Dengan Metode Passive Sampler No

Lokasi

Koordinat

Tahap I

Tahap II

NO2 (µg/m3)

NO2 (µg/m3)

E=111º01' 18,04"

32,10

26,70

10,38

9,69

SO2 (µg/m3)

SO2 (µg/m3)

1.

Transportasi (Perempatan Puri Pati)

2.

Industri (Desa Bajomulyo RT 03/ RW 01, S=06º 42'42,65" Kec. Juwana, Kab. Pati)

E=111º09'02,72"

19,00

14,50

6,12

9,10

3.

Permukiman (Perumahan Griya Kencana, S=06º44' 22,18" Desa Sidokerto, Kec. Pati - Pati

E=111º02' 06,77"

10,30

10,40

12,93

11,82

4.

Perkantoran (Kantor DLH S=06°44' 49,0" Kab. Pati)

E=111º 01'18,04"

11,60

10,50

4,48

6,16

18,25

54,22

8,48

9,19

S=06º44' 9,0"

Rata-rata

* Angka sebenarnya adalah < 26 karena keterbatasan alat dalam membaca, sehingga diambil nilai terkecil 0,25 Baku Mutu : SO2 = 632 µg/m3; NO2 = 316 µg/m3 per 1 jam

Sumber : Laporan Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Pati 2017

Dari nilai rata-rata kualitas udara untuk parameter SO2 dan NO2 tersebut di atas, maka dengan menggunakan formulasi dapat dihitung Indeks Kualitas Udara BAB III ANALISIS PSR| 77

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Kabupaten Pati dengan menggunakan metode infinger pada tahun 2017 adalah sebesar 81,55 Parameter SO2 didominasi berasal dari wilayah yang terkena dampak dari permukiman. Sedangkan parameter NO2 didominasi oleh wilayah yang padat kendaraan bermotor. Analisa State, Pressure, dan Response Pencemaran Udara di Kabupaten Pati Tahun 2017 1.

Analisa State Kualitas udara, sangat dipengaruhi oleh kegiatan transportasi. Data kualitas udara didapatkan dari pemantauan di 4 lokasi yatu alun-alun Pati, Tugu Adipura Perempatan Puri, Alun-Alun Juwana, Alun-alun Tayu. Keempat lokasi tersebut diatas dilaksanakan dengan metode infinger dengan durasi pengukuran kurang lebih 2 jam. Selain itu di tahun 2017 ditambah dengan titik sample yang biaya analisanya dibiayai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebanyak 5 titik di daerah (mewakili kawasan transportasi : Perempatan Puri, Industri : Pabrik kuningan PT. Khrisna (Desa Bajomulyo RT.03/RW.01 Kecamatan Juwana Kab. Pati, Permukiman : Griya Kencana 2 Desa Sidokerto Kec. Pati, Perkantoran : Kantor DLH Kabupaten Pati). Dilakukan satu kali per tahun di lokasi-lokasi yang mewakili daerah permukiman, perkantoran, industri, dan padat lalu lintas kendaraan bermotor. Kelima titik sample yang difasilitasi oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup dengan menggunakan metode passive sample Sedangkan parameter yang diukur adalah SO2 dan NO2. Lokasi pemantauan kualitas udara tahun 2017 adalah sebagai berikut.

BAB III ANALISIS PSR| 78

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gambar 3.7. Lokasi Pemantauan Kualitas Udara Tahun 2017

Lokasi Titik Sample Udara Ambient dengan Metode Passive Sampler NO. 1

KAWASAN Kantor

TITIK KOORDINAT BT

111O 01' 18,04"

LS

06O 44' 49,0"

PUKUL/JAM PEMASANGAN PENGAMBILAN 13.10

10.49

10.15

Perumahan Griya Kencana, Desa Sidokerto, Kec. Pati - Pati Desa Bajomulyo RT 03/ RW 01, Kec. Juwana, Kab. Pati Perempatan Puri

Pemukiman

BT111O 02' 06,77" LS 06O 44' 22,18"

3

Industri

BT LS

111O 09' 02,72" 06O 42' 42,65"

11.36

11.15

4

Transportasi BT

111O 01' 41,42"

10.34

9.45

06O 44' 55.74"

Kantor DLH Pati

13.20

2

LS

KETERANGAN

BAB III ANALISIS PSR| 79

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Pengukuran kualitas udara yang dilakukan sebanyak satu kali per tahun dianggap mewakili kualitas udara tahunan untuk masing-masing parameter. Nilai konsentrasi tahunan setiap parameter adalah rata-rata dari nilai konsentrasi seluruh wilayah. Selanjutnya nilai konsentrasi rata-rata tersebut dikonversikan menjadi nilai indeks dalam skala 0 – 100. Pengukuran indeks dilakukan berdasarkan pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep- 45/MENLH/10/1997 tentang Indeks Pencemar Udara. Sedangkan Pemantauan kualitas udara emisi di cerobong dan ambient di sekitar lingkungan usaha adalah kewajiban dari pemrakarsa.

Berpijak

kenyataan

tersebut,

Pemerintah

Kabupaten

melalui Hidup

Dinas

dari maka Pati

Lingkungan

Kabupaten

Pati

melaksanakan pemantauan kualitas udara di lokasi dimana kegiatan sektor transportasi akan memberikan pengaruh yang cukup signifikan. Berdasarkan hal tersebut, maka lokasi pemantauan kualitas udara ambient, dipilih pada lokasi padat lalu-lintas yang dianggap dapat mewakili areal yang mendapat tekanan dari kegiatan sektor transportasi.

2.

Analisis Pressure Lokasi padat lalu lintas, ditetapkan di Alun-alun Pati; Alun-Alun Tayu; Alun-Alun Juwana dan Perempatan Puri dekat Pujasera, dengan metode sampling cuplikan sesaat. Adapun parameter kualitas udara yang diuji, meliputi temperatur, kelembaban, SO2, CO, NO2, kebisingan, O3, debu, Pb, dan H2S. Berdasarkan hasil pemantauan kualitas udara ambien di enam lokasi, menunjukkan bahwa untuk parameter SO2, CO, NO2, O3, Pb dan TSP BAB III ANALISIS PSR| 80

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

(debu) di semua lokasi yang diuji memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan. Dari keempat lokasi titik sampling, parameter kebisingan alun-alun Juwana dan perempatan dekat pujasera untuk parameter kebisingan telah melampaui parameter yang ditetapkan namun demikian kebisingan tersebut disebabkan oleh aktivitas kendaraan apabila kendaraan berkurang tentunya akan berkurang pula kebisingan. Semakin bertambah banyaknya jumlah kendaraan bermotor akan meningkatkan resiko pencemaran udara oleh gas buang kendaraan. Bahan pencemar yang terutama terdapat di dalam gas buang kendaraan bermotor adalah karbon monoksida (CO), berbagai senyawa hindrokarbon, berbagai oksida nitrogen (NO2) dan sulfur dioksida (SO2), dan partikulat debu termasuk timbal (Pb). Bahan bakar tertentu seperti hidrokarbon dan timbal organik dilepaskan ke udara karena adanya penguapan sistem bahan bakar. Lalu lintas kendaraan bermotor juga dapat meningkatkan kadar partikulat debu yang berasal dari permukaan jalan, komponen ban, dan rem. Jumlah pertambahan kendaraan bermotor sepanjang tahun 2017 adalah sebagai berikut Tabel 3.9 Tabel Penjualan Kendaraan Bermotor No

Jenis Kendaraan Bermotor

(1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

(2) Mobil Penumpang (Plat Hitam) Mobil Penumpang (Plat Kuning) Mobil Penumpang (Plat Merah) Mobil Microbus (plat Hitam) Mobil Microbus (plat Kuning) Mobil Microbus (plat Merah) Mobil barang (plat Hitam) Mobil barang (plat Kuning) Mobil barang (plat Merah)

10.

Mobil Kendaraan alat berat (plat merah)

11 12

Sepeda Motor Plat Hitam Sepeda Motor Plat Merah

2015 (3) 1.904 0 20 12 7 1 863 257 8 0 30.662 108

Jumlah (Unit) 2016 (4) 2.041 0 23 7 4 4 836 39 8 0 28.908 426

2017 (5) 2.091 8 17 6 5 0 962 79 6 10 26.795 100

Sumber : Satlantas Pati

BAB III ANALISIS PSR| 81

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Dari Data tersebut di atas pertambahan jumlah kendaraan bermotor sepanjang tahun 2017 relatif besar untuk mobil penumpang plat hitam sebanyak 2.091, Mobil barang plat hitam sebanyak 962, sepeda motor plat hitam 26.795, sepeda motor plat merah 100.

(Satlantas Pati, 2017).

Bertambahnya jumlah kendaraan ini secara langsung akan menambah tingkat pencemaran udara di Kabupaten Pati yang diakibatkan oleh emisi gas buang kendaraan-kendaraan tersebut Tingkat pencemaran udara sebanding dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor menjadi salah satu faktor utama penurunan kualitas udara. Perubahan kualitas udara dapat berupa perubahan sifat-sifat fisis ataupun sifat-sifat kimiawi. Perubahan kimiawi dapat berupa pengurangan ataupun penambahan salah satu komponen kimia yang terkandung dalam udara atau tercampurnya unsur berbahaya ke dalam atmosfer yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan kesehatan manusia secara umum, dan penurunan kualitas lingkungan. Jumlah kendaraan bermotor yang tentu sangat berpengaruh pada kepadatan lalu lintas. Kondisi seperti ini menyebabkan peningkatan emisi gas buang yang berpengaruh terhadap penambahan gas-gas pencemar penyebab penurunan kualitas udara ambient. 3.

Analisis Response

Dalam upaya untuk meningkatkan indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH), pemerintah Kabupaten Pati membuat strategi pemenuhan persentase baku mutu udara dengan membuat kebijakan peningkatan kualitas udara melalui pengawasan dan pengendalian pencemaran udara pada kegiatan usaha. Dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Pati membuat Program Pengendalian Polusi dengan indikator kinerja persentase pemenuhan baku mutu kualitas udara. Saat ini indeks kualitas udara di Kabupaten Pati masih mencapai 81,45. Dengan dibuatnya program ini, pemerintah Kabupaten Pati berusaha mencapai diangka 82 untuk tahun 2018. Upaya yang lain yang akan dilakukan Pemerintah Kabupaten Pati yaitu membuat strategi meningkatkan angka Indeks Kualitas Udara dengan membuat kebijakan peningkatan kualitas udara melalui kegiatan penghijauan dan BAB III ANALISIS PSR| 82

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

pengawasan terhadap pencemaran udara sumber emisi bergerak maupun tidak bergerak. Sumber bergerak dilakukan oleh Dinas Perhubungan melalui pengukuran emisi kendaraan bermotor, sedangkan emisi sumber tidak bergerak dilakukan melalui pemantauan udara emisi industri dari industri yang mempunyai cerobong sebagaimana ketentuan dalam standar pelayanan minimal bidang lingkungan hidup, pemantauan udara emisi cerobong genset untuk setiap pelaku usaha yang memiliki dan menggunakan sumber energi genset, pelaksanaan kegiatan Car Free Day, Kebijakan ramah lingkungan disekolah dengan program Adiwiyata yang ditindaklanjuti dengan kegiatan ramah lingkungan misalnya bike to school, penanaman pohon, pengelolaan sampah. Sosialisasi untuk tidak membakar sampah, menggunakan transportasi umum. Target capaian indeks kualitas udara Kabupaten Pati sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Pati Tahun 2017 – 2022 telah menetapkan target indikator kerja berupa Indeks Kualitas Udara tahun 2017 sebesar 81,45 dan diharapkan akan naik menjadi 95 pada lima tahun mendatang sesuai dengan penjabaran pada RPJMD Kabupaten Pati Tahun 2017-2022. Hasil perhitungan Indeks Kualitas Udara (IKU) berdasar data hasil pengujian kualitas udara ambien dengan pengukuran selama 24 jam (dengan metode impinger) menunjukkan hasil nilai indeks sebesar 105. Adanya perbedaan dalam metode pengukuran kualitas udara ambien yang disarankan (metode passive sampler) dengan yang digunakan dalam pengukuran dan belum adanya ketetapan tentang konversi rumus yang digunakan dalam penghitungan indeks dengan metode samplihng yang berbeda tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan adanya perbedaan hasil perhitungan nilai indeks kualitas udara.

3.4. Resiko Bencana Kabupaten Pati merupakan salah satu Kabupaten dengan risiko tinggi terhadap bencana. Berdasarkan data IRBI 2013, indeks risiko bencana Kabupaten Pati sebesar 174 dengan kategori sangat tinggi. Sedangkan berdasarkan Peta Daerah Rawan Bencana Kabupaten Pati 2014, terdapat BAB III ANALISIS PSR| 83

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

beberapa potensi bencana di Kabupaten Pati yaitu, banjir, tanah longsor, kekeringan, angin puting beliung, gempa bumi, dan gelombang pasang. Adapun persebaran potensi bencana berdasarkan wilayah adalah sebagai berikut: 7) Kawasan rawan banjir di Kabupaten Pati Potensi bencana banjir di Kabupaten Pati secara umum tinggi karena tersebar hampir di tiap kecamatan di Kabupaten Pati terutama yang berada di sepanjang pesisir pantai diantaranya Kecamatan Dukuhseti, Tayu, Wedarijaksa, Trangkil, Margoyoso, dan Batangan, serta kecamatan yang dilalui Sungai Juwana diantaranya, Kecamatan Jakenan, Juwana, Pati, Winong, Tambakromo, Margorejo, Gabus, Kayen, dan Sukolilo. Gambar 3.8 Peta Rawan Banjir

BAB III ANALISIS PSR| 84

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

8) Kawasan rawan bencana tanah longsor, Ancaman bencana longsor di Kabupaten Pati secara umum terdapat di dua area yaitu area Utara yang berada di lereng Gunung Muria di antaranya Kecamatan Gunungwungkal, Cluwak, Tlogowungu dan Gembong, serta area Selatan yang terdapat pada perbatasan Selatan Kabupaten Pati dengan kabupaten lain diantaranya Kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, Jaken, dan Pucakwangi. Dibawah ini adalah Peta Rawan Longsor di Kabupaten Pati. Gambar 3.9 Peta Rawan Longsor

9) Kawasan rawan kekeringan di Kabupaten Pati Wilayah dengan ancaman bencana kekeringan meliputi beberapa wilayah di sisi Selatan yaitu, di sebagian Kecamatan Kayen, Jaken, dan Gabus. Dibawah ini Peta Resiko Rawan Kekeringan.

BAB III ANALISIS PSR| 85

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gambar 3.10 Peta Resiko Rawan Kekeringan

10) Kawasan rawan angin puting beliung di Kabupaten Pati meliputi: Wilayah dengan status risiko tinggi tersebar di wilayah Selatan terutama di Kecamatan Tambakromo Kecamatan Kayen, Gabus, Jakenan, dan Sukolilo. Dibawah ini Gambar Peta Rawan Angin Puting Beliung

BAB III ANALISIS PSR| 86

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gambar 3.11 Gambar Peta Rawan Angin Puting Beliung

11) Kawasan rawan gempa di Kabupaten Pati Beberapa wilayah di Kabupaten Pati dilewati oleh patahan, sehingga berpotensi mengalami bencana gempa bumi, meliputi sebagian wilayah Kecamatan Wedarijaksa, Juwana, Pati, Gabus, Margorejo, Kayen, dan Sukolilo. 12) Kawasan rawan bencana gelombang pasang Kawasan rawan bencana gelombang pasang terdapat di sepanjang pesisir pantai, meliputi Kecamatan Dukuhseti Kecamatan Tayu, Margoyoso, Trangkil, Wedarijaksa, Juwana, dan Batangan. Hasil Analisis State, Pressure, dan Response Bencana di Kabupaten Pati 1.

Analisis State Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Pati bencana yang terjadi di Kabupaten Pati pada tahun 2017 telah terjadi bencana banjir di 5 kecamatan meliputi Kecamatan Sukolilo, Gabus, Juwana, Jakenan dan Pati dengan total BAB III ANALISIS PSR| 87

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

kerugian mencapai Rp.580.000.000,00. Penduduk yang mengungsi dengan adanya banjir di 5 kecamatan tersebut mencapai 548 pengungsi. Bencana banjir yang mempengaruhi kegiatan pertanian di tahun 2017 adalah sebagai berikut : Desa Kembang tergenang 65 Ha umur padi 7-30 hari setelah tanam; Desa Dukuhseti tergenang 10 Ha umur padi 7-30 hari setelah tanam; Desa Grogolan tergenang 10 Ha umur padi 7-30 hari setelah tanam; Desa Tegalombo tergenang 7 Ha umur padi 7-30 hari setelah tanam; Jumlah 92 Ha. Var chrang, ir 64, inpari 32 Membramo Data puso bencana banjir Kec. Dukuhseti Desa Kembang 51 Ha Desa Grogolan 5,5 Ha Desa Tegalombo 2 Ha Jumlah 58,5 Ha . umur 15-40 hari setelah tanam. Selain banjir, bencana alam yang sering terjadi di Kabupaten Pati adalah berupa bencana kekeringan yang mengakibatkan kesulitan dalam memperoleh air yang mencapai luasan terdampak bencana kekeringan seluas 731 Ha (Tabel 38) . Tahun 2017 juga terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan yang menelan kerugian sebesar Rp.6.750.000,00. 2.

Analisis Pressure Penyebab utama banjir berasal dari curah hujan yang tinggi. Jika hujan besar turun terus menerus, air tidak akan langsung masuk ke saluran pembuangan air, melainkan air yang turun akan menjadi genangan. Genangan air tersebut lama-lama akan semakin tinggi dan mengakibatkan banjir yang akan merusak aspal dan jalanan yang terkikis oleh air. Penyebab bencana banjir di Kabupaten Pati sebagian besar banyak disebabkan oleh berkurangnya vegetasi di daerah hulu, kecenderungan warga yang menanam tanaman semusim di daerah dengan tingkat kelerengan kritis, pembuangan sampah di sepanjang aliran sungai.

BAB III ANALISIS PSR| 88

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Potensi bencana banjir di Kabupaten Pati secara umum tinggi karena tersebar hampir di tiap kecamatan di Kabupaten Pati terutama yang berada di sepanjang

pesisir

pantai

diantaranya

Kecamatan

Dukuhseti,

Tayu,

Wedarijaksa, Trangkil, Margoyoso, dan Batangan, serta kecamatan yang dilalui Sungai Juwana diantaranya, Kecamatan Jakenan, Juwana, Pati, Winong, Tambakromo, Margorejo, Gabus, Kayen, dan Sukolilo. Kabupaten Pati selain rawan banjir juga terdapat Kawasan rawan bencana tanah longsor, Ancaman bencana longsor di Kabupaten Pati secara umum terdapat di dua area yaitu area Utara yang berada di lereng Gunung Muria di antaranya Kecamatan Gunungwungkal, Cluwak, Tlogowungu dan Gembong, serta area Selatan yang terdapat pada perbatasan Selatan Kabupaten Pati dengan kabupaten lain diantaranya Kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, Jaken, dan Pucakwangi. Penyebab bencana longsor di Kabupaten Pati antara lain : faktor alam (geologi), penebangan liar di kawasan hutan, penambangan liar. Kawasan rawan kekeringan juga terdapat di Kabupaten Pati, Wilayah dengan ancaman bencana kekeringan meliputi beberapa wilayah di sisi Selatan yaitu, di sebagian Kecamatan Kayen, Jaken, dan Gabus. Bencana kekeringan banyak disebabkan oleh faktor iklim, banyaknya alih fungsi lahan yang mengakibatkan terjadinya run off. Sedangkan kawasan rawan gempa disebabkan oleh faktor geologi dan faktor alam di mana daerah daerah tertentu dilewati oleh patahan sehingga berpotensi mengalami bencana gempa bumi, meliputi sebagian wilayah Kecamatan Wedarijaksa, Juwana, Pati, Gabus, Margorejo, Kayen, dan Sukolilo. Di daerah pesisir rawan bencana gelombang pasang meliputi Kecamatan Dukuhseti Kecamatan Tayu, Margoyoso, Trangkil, Wedarijaksa, Juwana, dan Batangan.

BAB III ANALISIS PSR| 89

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

3.

Analisis Response Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Pati telah melakukan identifikasi dan memetakan daerah-daerah yang rawan bencana. Selain itu juga sudah ada kanjian peta rawan bencana di Kabupaten Pati. Sehingga sudah bisa diidentifikasi bencana apa yang relative sering terjadi di Kabupaten Pati yaitu bencana banjir, kekeringan, tanah longsor, angin puting beliung, gempa dan gelombang pasang yang melanda daerah pesisir. yang mengakibatkan banyak kerugian. Upaya Pemerintah Kabupaten Pati untuk menangani masalah bencana alam banjir dan tanah longsor adalah dengan meningkatkan jumlah desa tangguh bencana. Desa tangguh bencana tersebut antara lain telah terbentuk di Desa Kosekan, Banjarsari, Babalan (Kecamatan Gabus), Desa Karangrowo Kecamatan Jakenan, Desa Sugiharjo Kecamatan Pati. Persentase penduduk yang terlayani untuk pembangunan desa tangguh bencana pada saat ini adalah 15 Desa dan akan ditingkatkan sampai 21 Desa pada tahun 2022. Meningkatkan bantuan sosial terhadap korban bencana dengan program kedaruratan dan logistik penanggulangan bencana. Presentase penanganan bencana pada saat ini 81 % dan akan ditingkatkan sampai 87 % pada tahun 2022. Penanganan bencana dilakukan oleh BPBD bekerjasama dengan semua organisasi perangkat daerah di lingkup Pemerintah Kabupaten Pati serta para relawan (pelaku usaha, perguruan tinggi, LSM, masyarkat). Telah terbentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) penanggulangan bencana dengan jumlah anggota 50 personil. Selain itu telah dibentuk juga Satgas Penanggulangan Bencana di tingkat Kecamatan yang terdiri dari unsur MUSPIKA Kecamatan, Perangkat Kecamatan, Dunia Usaha, Tokoh Masyarakat, Unsur Profesi dan LSM di masing-masing kecamatan (21 kecamatan).

BAB III ANALISIS PSR| 90

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 3.10 Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana JUMLAH NO

INSTANSI / UNSUR PERSONIL

1

BPBD KAB. PATI

19

2

PAITER KODIM 0718 PATI

1

3

KASAT SABARI POLRES PATI

1

4

KASI KAWASAN PERMUKIMAN & KAWASAN KUMUH PADA DISPERKIM

1

5

KASUBAG SOSIAL, TENAGA KERJA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA BAGIAN KESRA SETDA KAB. PATI

1

5

KASI SURVAILANS DAN IMUNISASI PADA DINAS KESEHATAN

1

6

KASI PUPUK, PESTISIDA DAN PERLINDUNGAN TANAMAN PADA DINAS PERTANIAN

1

7

KASI PEMBANGUNAN PENGAIRAN PADA DPUTR

1

TOTAL

26

Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Pati, 2017 Di tingkat desa daerah rawan bencana juga telah dibentuk satgas dengan jumlah anggota mencapai 100 orang. Satgas tersebut dibentuk pada 15 kecamatan rawan yang merupakan daerah rawan bencana. Untuk penanganan bencana di kawasan pesisir pantai juga telah dibentuk petugas pengaman pantai di Kecamatan Batangan, Juwana, Wedarijaksa, Trangkil, Margoyoso, Tayu, dan Dukuhseti. 3.5. PERKOTAAN Wilayah Kabupaten Pati terdiri dari 21 Kecamatan dengan Luas wilayah 150.368 Ha dengan jumlah penduduk 1.239.989 jiwa dan Pertumbuhan penduduk BAB III ANALISIS PSR| 91

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

0,58 %. Kepadatan penduduk terbesar saat ini berada di Kecamatan Pati dengan jumlah penduduk 107.028 jiwa dan luas wilayah 4.249 Ha, Kecamatan dengan kepadatan penduduk nomor 2 yaitu Kematan Juwana dengan jumlah penduduk 95.597 jiwa dengan pertumbuhan penduduk 0,20 % dan luas wilayah 5.593 3.5.1. Persampahan Sampah tidak bisa dipisahkan dari proses dan aktivitas masyarakat, dan kehadirannya sulit untuk dihindarkan. Selain itu, penggunaan produk oleh masyarakat akan menghasilkan residu. Pada banyak kasus, jenis-jenis bahan ini tidak bisa dipakai kembali dengan cara-cara lain dan mungkin juga tidak bisa untuk dijual. Bahan-bahan ini secara khusus didefinisikan sebagai sampah dan diberikan kepada pihak ketiga untuk pengolahan lebih lanjut. Sumber-sumber sampah di Kabupaten Pati berasal dari sisa sampah rumah tangga, sampah pertanian, sampah dari pasar, sampah perkantoran, sampah rumah sakit, sampah sekolah, sampah industri, sampah konstruksi bangunan gedung, sampah peternakan dan sampah perikanan. Besarnya produksi sampah di Kabupaten Pati berbanding lurus dengan jumlah penduduk di masing-masing kecamatan. Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pati tahun 2017, Jumlah produksi sampah di Kabupaten Pati dalam satu tahun mencapai 398.568 ton (Lampiran Tabel 42). Dari jumlah produksi sampah utamanya di wilayah perkotaan yang bisa terlayani dan diproses lebih lanjut ke TPA sekitar 31,37 % atau 125.030,78 ton Sisanya sebesar 68,63% dari produksi sampah tersebut masih memerlukan pengolahan supaya tidak mencemari lingkungan. Pemerintah Kabupaten berupaya mengembangkan pengelolaan sampah melalui adanya Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) yang ada di beberapa desa. Selama ini warga menangani sampah dengan membuang sampah ke sungai atau pinggir-pinggir jalan. Padahal, hal ini bertentangan dengan undang-undang dan Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Sampah. Pemerintah Kabupaten Pati terus berupaya mendorong masyarakat melakukan pengelolaan sampah secara benar melalui sosialisasi pengelolaan sampah 3R serta pembentukan bank-bank sampah. Hasil inventarisasi data oleh BAB III ANALISIS PSR| 92

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tim Penggerak PKK Kabupaten Pati menunjukkan jumlah bank sampah terbentuk telah mencapai 139 unit bank sampah dan 1 (satu) Bank Sampah Induk yang terletak di Desa Kutoharjo Kecamatan Pati. Di wilayah Kabupaten Pati, rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk pada tahun 2011-2015 mengalami peningkatan walaupun skalanya masih kecil. Hal ini disebabkan karena pola penanganan sampah di Kabupaten Pati bertumpu pada kawasan perkotaan khususnya Ibu Kota Kecamatan, sedangkan sebagian besar lainnya dikelola secara mandiri oleh masyarakat baik melalui pengelolaan rumah kompos, TPS 3R maupun Bank sampah. Pada kawasan-kawasan perdesaan, penanganan sampah dilakukan secara konvensional yaitu melalui sistem gali urug terkendali. Hal ini disebabkan karena masih tersedianya lahan untuk pembuangan sampah dengan model galian. 3.5.2 Limbah B3 Limbah Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi dan/atau komponen lai yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. Salah satu upaya pengelolaan limbah B3 yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pati mulai tahun 2011 hingga saat ini adalah dengan melakukan pengawasan, memonitor, serta mengeluarkan izin TPS Limbah B3. Pada tahun 2017, sebanyak 44 perusahaan mendapatkan izin TPS Limbah B3. Pemerintah Kabupaten Pati juga melakukan pengawasan lingkungan pada industri dan/atau kegiatan usaha terhadap pengelolaan IPAL, ijin lingkungan (dokumen

pengelolaan

lingkungan)

dan

kualitas

limbah

cair

dengan

diterbitkannya Izin Pembuangan Limbah Cair (Lampiran Tabel 36). Hasil pengawasan yang dilakukan selama tahun 2017 pada 44 industri dan/atau kegiatan usaha menunjukkan masih ada beberapa perusahaan yang belum memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam dokumen pengelolaan lingkungan (dokumen UKL-UPL), belum mempunyai IPAL atau hasil uji kualitas BAB III ANALISIS PSR| 93

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

limbah cairnya belum memenuhi baku mutu kualitas limbah cair. Aktivitas perusahaan yang belum memperhatikan aspek lingkungan seperti pengolahan air limbah termasuk limbah B3 dengan baik dapat merusak kondsi lingkungan hidup di Kabupaten Pati. Hasil Analisis State, Pressure, dan Response Persampahan di Kabupaten Pati 1.

Analisa State Besarnya produksi sampah di Kabupaten Pati berbanding lurus dengan jumlah penduduk pada masing-masing kecamatan. Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pati tahun 2017, produksi sampah di Kabupaten Pati diperkirakan mencapai 398.568 ton per tahun yang tersebar pada 21 kecamatan. Jumlah timbulan sampah terbesar adalah di Kecamatan Pati yaitu sebesar 34.402 ton/tahun.

2.

Pressure Tekanan persampahan paling utama adalah banyaknya jumlah penduduk. Wilayah Kabupaten Pati terdiri dari 21 Kecamatan dengan Luas wilayah 150.368 Ha dengan jumlah penduduk 1.239.989 jiwa dan Pertumbuhan penduduk 0,58 %. Kepadatan penduduk terbesar saat ini berada di Kecamatan Pati dengan jumlah penduduk 107.028 jiwa dan luas wilayah 4.249 Ha. . Kondisi ini salah satunya dipicu dari banyaknya perpindahan penduduk di wilayah tersebut. Tercatat terjadi perpindahan dari penduduk yang datang dan pergi dengan selisih sebesar 840 jiwa. Perpindahan terbesar terjadi di Kecamatan Juwana Faktor geologi Kota Pati dan topografi yang relative datar sehingga mengakibatkan kerawanan timbulnya bencana banjir. Elevasi dataran di Kota Pati berada diantara terendah 4 meter dan tertinggi 21 meter dpl. Selain itu Pola perilaku dalam mengkonsumsi barang sehari-hari menimbulkan sampah yang tidak dapat diolah kembali sehingga timbul sampah residu; BAB III ANALISIS PSR| 94

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

3.

Analisa Response Dengan adanya permasalahan dan kondisi geografis Kota Pati maka Pemerintah Kabupaten Pati melaksanakan program dan kegiatan guna menanggulangi permasalahan perkotaan sebagai berikut : •

Melaksanakan sosialisasi, pembinaan dan dampingan pada masyarakat tentang pengelolaan sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Masyarakat di tingkat RT/RW didorong untuk membentuk bank-bank sampah agar dapat melakukan pengelolaan sampah secara mandiri. Pengelolaan sampah berbasis masyarakat ini diharapkan dapat mereduksi sampah dari tingkat sumbernya. Hal ini juga mengingat wilayah layanan persampahan Kabupaten Pati yang cukup luas yang cukup sulit untuk dapat dijangkau semuanya. Sehingga peran aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah secara mandiri sangat dibutuhkan tidak hanya untuk mereduksi jumlah sampah tetapi yang juga agar lingkungan terjaga tidak tercemar oleh sampah. Jumlah bank sampah yang telah terbentuk menurut hasil identifikasi oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten Pati adalah sebanyak 139 unit.



Memfasilitasi infrastruktur yang mendukung pengelolaan sampah seperti TPS 3R, Rumah Kompos dan Bank Sampah;



Pemasangan papan larangan pembuangan sampah secara sembarangan;



Penegakan Perda Pengelolaan Sampah dan pelaksanaan operasi yustisi;



Pelaksanaan program prokasih, sepanjang sungai

yang melintasi

perkotaan; •

Normalisasi sungai-sungai besar;



Pemasangan talud – talud;



Penerapan

RTH

dan

pembuatan

biopori

untuk

mengurangi

BAB III ANALISIS PSR| 95

ru

BAB IV INOVASI DAERAH DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP LAPORAN IKPLHD KABUPATEN PATI TAHUN 2017

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

BAB IV INOVASI DAERAH DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Meningkatnya pembangunan di Kabupaten Pati pada berbagai sektor dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dapat menimbulkan dampak positif serta dampak negatif. Dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari adanya pembangunan salah satunya adalah terjadi masalah lingkungan. Pemerintah Kabupaten Pati berkomitmen untuk melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan atau disebut dengan pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan yang berkelanjutan memuat makna mengolah sumberdaya untuk meningkatkan kesejahteraan masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi masa depan mengolah sumber daya untuk meningkatkan kesejahterannya. Pemanfaatan sumber alam perlu memperhatikan patokan-patokan bahwa daya guna dan hasil guna yang dikehendaki dan harus dilihat dalam batas-batas yang optimal tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian sumber alam lain yang berkaitan dalam ekosistem dan memberikan kemungkinan untuk mengadakan pilihan penggunaan dalam pembangunan di masa depan. Karena itu dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan sumber alam harus dimanfaatkan secara rasional, tidak merusak tata lingkungan hidup manusia, dan memperhitungkan kebutuhan generasi yang akan datang. Pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup diarahkan agar dalam segala usaha pendayagunaan tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan serta kelestarian fungsi dan kemampuannya sehingga dapat memberi manfaat bagi pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Komitmen Pemerintah Kabupaten Pati dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan tertuang dalam RPJMD Kabupaten Pati Tahun 2017 – 2022. Dimana terdapat delapan misi pembangunan yang salah satu misi tersebut berkaitan tentang lingkungan hidup. Misi tersebut adalah misi ke 8 yang berbunyi “Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Guna Mendukung Pembangunan Yang Berkelanjutan”. Dalam mencapai misi tersebut sekaligus dapat menjadi solusi dalam penanganan isu utama permasalahan lingkungan, pemerintah Kabupaten Pati beserta berbagai pihak mencanangkan berbagai macam program inovasi di bidang lingkungan hidup. Inovasi BAB IV. Inovasi Daerah | 96

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

dalam pengelolaan lingkungan hidup ini akan terus dikembangkan dan ditingkatkan sehingga menciptakan Kabupaten Pati dengan pembangunan di berbagai sektor demi kesejahteraan masyarakat namun tetap menjaga kualitas lingkungan hidup.

4.1 INOVASI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Meningkatnya jumlah penduduk Kabupaten Pati setiap tahunnya akan sejalan dengan peningkatan sampah yang dihasilkan sehingga diperlukan berbagai inovasi dalam pengelolaan sampah agar tidak memicu permasalahan lingkungan yang lebih besar akibat sampah. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Inovasi-inovasi yang sudah dilaksanakan di Kabupaten Pati dalam pengelolaan persampahan meliputi :

A. Methanogenesis Sampah Organik menjadi Biogas TPA yang dulu merupakan tempat pembuangan akhir, berdasarkan Undang - Undang No. 18 Tahun 2008 menjadi tempat pemrosesan akhir didefinisikan sebagai pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman. TPA Sukoharjo adalah Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang berlokasi di Ds. Sukoharjo Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati yang memiliki luas sebesar ±12,5 Ha dengan metode yang digunakan saat ini adalah Sanitary Landfill. Sanitary landfill didefinisikan sebagai sistem penimbunan sampah secara sehat dimana sampah dibuang di tempat yang rendah atau parit yang digali untuk menampung sampah, lalu sampah ditimbun dengan tanah yang dilakukan lapis demi lapis sedemikian rupa sehingga sampah tidak berada di alam terbuka. Beberapa hal yang sangat diperhatikan dalam operasional sanitary landfill adalah adanya pencemaran yang mungkin timbul selama operasional salah satunya adalah adanya gas yang terbentuk dari aktivitas mikroorganisme dalam mendekomposisi sampah.

BAB IV. Inovasi Daerah | 97

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Komposisi terbesar dari gas yang dihasilkan dari proses dekomposisi sampah adalah gas metan (CH4) dan karbon diokasida (CO2). Gas metan dan CO2 merupakan salah satu gas yang mempunyai kontribusi terhadap Gas Rumah Kaca (GRK). Berdasarkan penelitian yang telah banyak dilakukan gas metan mempunyai kekuatan 21 kali lebih kuat dalam menyimpan panas dibandingkan dengan gas CO2. Kondisi ini yang menyebabkan pengelolaan sampah di landfill merupakan salah satu kontributor dalam penyebab pemanasan global. Terkait dengan hal tersebut sebagai salah satu upaya mitigasi untuk mengurangi pemanasan global, gas metan yang dihasilkan di TPA Sukoharjo Pati dikelola dan dimanfaatkan sebagai sumber energi salah satunya adalah sebagai bahan bakar alternatif. Di zona aktif sanitary landfill serta sebagian zona non aktif yang menghasilkan gas metan dari control landfill di TPA Sukoharjo tertanam pipa-pipa yang merupakan instalasi penangkapan gas metan. Pipa-pipa tersebut diberi lubang kemudian ditanam dengan posisi vertikal dan horizontal, gas metan tersebut akan ditarik oleh mesin compressor dengan posisi selang penyedot yang terpasang dari atas tumpukan sampah yang ada di TPA sehingga pori-pori pipa yang telah diberi lubang tersebut akan menghisap gas metan yang ada di dalam tumpukan sampah tersebut. Gas metan yang ditangkap kemudian ditampung di dalam pipa separator biogas dengan tujuan proses pemurnian agar dihasilkan gas metan yang murni karena bersama gas metan yang ditangkap masih tercampur dengan air lindi dan komponen lainnya. Pengelolaan gas metan ini dilakukan dengan mengikuti S.O.P (Standart Operating Prosedure) dan sistem instalasi pipa yang sesuai dengan standarisasi serta beberapa eksperimen sehingga gas metan yang ada di TPA Sukoharjo tersebut dapat dijadikan sebagai bahan bakar alternatif (biogas) untuk memenuhi kebutuhan memasak masyarakat di sekitar lokasi TPA. Bahan bakar alternatif ini telah disalurkan ke rumah warga di sekitar TPA Sukoharjo sebanyak 32 KK dan digunakan pula sebagai bahan bakar Alat destilator sampah plastik di TPA Sukoharjo. Apabila dikalkulasi nilai ekonomi yang didapatkan dari pemanfaatan Gas Methan TPA menjadi bahan bakar alternatif (biogas) adalah sebesar Rp. 2.304.000,- /bulan.

BAB IV. Inovasi Daerah | 98

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gambar 4.1 Instalasi Penangkapan Gas Metan di TPA Sukoharjo

Gambar 4.2 Pipa Saluran Gas Metan dari TPA Sukoharjo menuju Rumah Warga

Gambar 4.3 Pemanfaatan Gas Metan menjadi bahan bakar alternatif (biogas) untuk keperluan memasak BAB IV. Inovasi Daerah | 99

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

B. Methanogenesis Sampah Organik menjadi Energi Listrik Skala Mikro

Gas metan memiliki nilai kalor 50,1 MJ/kg, apabila densitas metan 0,717 kg/m3 maka 1 m3 gas metan akan memiliki energi setara dengan 35,9 MJ atau sekitar 10 kWh. Melihat potensi tersebut gas metan hasil dekomposisi dari tumpukan sampah di TPA Sukoharjo dimanfaatkan pula menjadi energi listrik skala mikro. Gas metan yang ditangkap kemudian ditampung dalam tangki yang berfungsi sebagai pemisah / pemurni gas metan atau separator biogas. Perubahan biogas menjadi energi listrik dilakukan dengan memasukkan gas metan hasil pemurnian ke dalam tabung penampungan kemudian masuk ke conversion kit yang berfungsi menurunkan tekanan gas dari tabung sesuai dengan tekanan operasional mesin dan mengatur debit gas yang bercampur dengan udara di dalam mixer, dari mixer bahan bakar bersama dengan udara masuk kedalam mesin dan terjadilah pembakaran yang akan menghasilkan daya untuk menggerakkan generator yang menghasilkan energi listrik. Pemanfaatan gas metan di TPA Sukoharjo menjadi energi listrik ini digunakan untuk penerangan taman, listrik kios PKL/ kantin dan penggerak pompa air taman yang berada di area TPA Sukoharjo. Apabila dikalkulasi dengan adanya inovasi ini dapat menghemat pemakaian listrik di TPA Sukoharjo sebesar 129 KWH atau Rp. 193.500,- / bulan.

BAB IV. Inovasi Daerah | 100

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gambar 4.4 Pemanfaatan Gas Metan menjadi energi listrik di TPA Sukoharjo

C. Pyrolysis Sampah Plastik Residual menjadi Bahan Bakar Minyak Agar volume sampah yang ditimbun dalam zona akif berkurang sehingga menambah umur TPA, telah dilakukan pula kegiatan daur ulang sampah dari sampah yang masuk ke dalam TPA Sukoharjo baik sampah organik maupun anorganik. Salah satu inovasi di TPA Sukoharjo dalam rangka mengurangi timbunan sampah adalah mengolah sampah anorganik berupa plastik menjadi bahan bakar alternatif. Minat masyarakat dalam penggunaan plastik untuk aktivitas sehari-hari semakin meningkat sehingga jumlah sampah plastik yang dihasilkan juga semakin meningkat. Dampaknya adalah banyaknya volume sampah plastik yang terangkut ke TPA padahal sampah plastik memerlukan waktu ratusan tahun untuk bisa terurai di alam. Di dalam TPA Sukoharjo terdapat aktivitas pemilahan oleh sejumlah pemulung untuk mengambil sampah plastik dan lainnya yang dapat dijual kembali/di daur ulang. Untuk jenis plastik yang tidak laku dijual inilah yang

BAB IV. Inovasi Daerah | 101

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

kemudian diolah lebih lanjut di TPA Sukoharjo menjadi bahan bakar alternatif menggunakan alat destilator sampah plastik. Pengolahan sampah plastik diawali dengan memasukkan sampah plastik ke dalam tangki reaktor (ruang pembakaran) diatas tungku pembakar kemudian dipanaskan hingga temperatur dalam reaktor berkisar antara 300-400 oC. Sumber bahan bakar untuk memanaskan tangki reaktor alat destilator ini berasal dari pengolahan gas metan TPA Sukoharjo menjadi biogas. Uap hasil pembakaran ditampung pada kolom uap untuk selanjutnya dikondensasikan/ diembunkan di dalam kondensor. Terdapat 4 kondensor yang terhubung pada tangki reaktor di TPA Sukoharjo. Pada setiap kondensor dipasang pipa penyalur untuk mengalirkan embun dari uap yang dihasilkan. Tetes demi tetes embun ditampung dalam drum penampungan. Alat destilator ini membutuhkan waktu selama 3 hari dalam sekali proses dari plastik sampai menjadi cairan bahan bakar minyak.

Gambar 4.5 Lokasi Pengolahan Sampah Plastik melalui Alat Destilator menjadi Bahan Bakar Alternatif pengganti BBM di TPA Sukoharjo Kec. Margorejo Kab. Pati

BAB IV. Inovasi Daerah | 102

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gambar 4.6 Alat Destilator di TPA Sukoharjo Kec. Margorejo Kab. Pati

Gambar 4.7 Bahan Bakar hasil proses destilasi Dalam sekali proses alat destilator memerlukan 3 m3 sampah plastik (plastik yang tidak dapat didaur ulang/ tidak laku jual) yang berlangsung selama 3 hari, sehingga dalam 1 bulan alat destilator limbah plastik dapat mengurangi sampah plastik sebesar 24 m3.

D. Ekowisata TPA Sukoharjo

Ekowisata merupakan kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial BAB IV. Inovasi Daerah | 103

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan. Tempat pemrosesan akhir (TPA) pada umumnya selalu identik dengan sampah, kotor, lalat dan menghasilkan bau tidak sedap sehingga selalu dijauhi oleh masyarakat dan bahkan dibeberapa daerah sering terjadi penolakan dari masyarakat sekitar akibat pencemaran yang ditimbulkan dari operasional TPA. TPA Sukoharjo merupakan salah satu tempat pemprosesan akhir sampah di Kabupaten Pati yang berlokasi di Ds. Sukoharjo Kec. Margorejo Kab. Pati. Pemerintah Kabupaten Pati ingin merubah mindset masyarakat tentang TPA yang dahulu sering dijauhi menjadi salah satu tempat yang direkomendasikan untuk didatangi di Kabupaten Pati. TPA Sukoharjo yang memiki luas 12,5 Ha mulai dioperasionalkan sejak tahun 1994 dan terus mengalami pengembangan dalam pengelolaannya hingga sekarang. TPA Sukoharjo yang dahulu hanya menjalankan fungsinya sebagai tempat pemprosesan akhir sampah sekarang dikembangkan dan kelola sebagai tempat rekreasi, edukasi sekaligus sarana penghijaun. Saat ini TPA Sukoharjo menjadi tempat wisata berwawasan lingkungan yang sering dijadikan destinasi wisata bagi keluarga untuk bersantai, siswa/i sekolah, pemerintah kabupaten lain untuk melakukan study banding dan sering pula digunakan sebagai tempat pelaksanaan berbagai kegiatan. Berbagai fasilitas yang ada di TPA Sukoharjo sebagai tempat wisata berwawasan lingkungan di Kabupaten Pati antara lain : 1. Taman Keanekaraaman Hayati 2. Taman Bermain 3. Pondok Taman Baca TPA 4. Aula pertemuan 5. Instalasi Penangkapan Gas Metan 6. Instalasi Perpipaan Gas Metan 7. Pemanfaatan Gas Metan menjadi Biogas 8. Pemanfaatan Gas Metan menjadi Energi Listrik 9. Instalasi Pengolahan Sampah Plastik menjadi Bahan Bakar Alternatif 10. Instalasi Pengolahan Air Licid 11. Biomethagreen BAB IV. Inovasi Daerah | 104

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

12. Briket Bioarang 13. Rumah Kompos 14. Peternakan 15. Lapangan Tembak 16. Kantin untuk pengunjung 17. Area Pembibitan 18. Tempat Perkemahan

Gambar 4.8. Pintu Masuk Menuju TPA Sukoharjo Kab. Pati

Gambar 4.9 Jalan di Area TPA Sukoharjo Kab. Pati

BAB IV. Inovasi Daerah | 105

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gambar 4.10 Fasilitas Pendukung di TPA Sukoharjo Kab. Pati Berikut ini beberapa dokumentasi kegiatan yang dilaksnakan di TPA Sukoharjo sebagai tempat wisata berwawasan lingkungan :

Gambar 4.11 Kunjungan dari Mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang ke TPA Sukoharjo Kab. Pati

BAB IV. Inovasi Daerah | 106

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gambar 4.12 Kunjungan dari Peserta Diklat Pengelolaan TPA Balai Teknis Air Minum dan Sanitasi untuk Indonesia Wilayah Timur ke TPA Sukoharjo Kab. Pati

Gambar 4.13 Kunjungan dari Siswa/i sekolah ke TPA Sukoharjo Kab. Pati

Gambar 4.14 Pelatihan Kader Lingkungan Kab. Pati di TPA Sukoharjo Kab. Pati

E. Pemanfaatan Sampah Organik menjadi Biogas dan Pupuk Cair melalui Biomethagreen Berdasarkan data dan informasi pengelolaan sampah di Kabupaten Pati, komposisi sampah di Kabupaten Pati didominasi oleh sampah organik. Sampah organik memiliki sifat cepat terdegradasi atau membusuk, terutama sampah BAB IV. Inovasi Daerah | 107

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

yang berasal dari sisa makanan. Sampah jenis ini dengan mudah terdekomposisi karena

aktivitas

mikroorganisme.

Dengan

demikian

pengelolaannya

menghendaki kecepatan, baik dalam pengumpulan, pemrosesan, maupun pengangkutannya. Pemerintah Kab. Pati menggalakkan program pengelolaan sampah organik dari sumbernya melalui gerakan pembuatan lubang biopori dan komposting melalui komposter dan takakura bagi pemukiman yang minim lahan, sekolah maupun perkantoran dan pembuatan lubang kompos bagi pemukiman yang masih memiliki lahan luas. Pemerintah juga membangunkan rumah kompos di pemukiman antara lain di Kampung Organik Jl. Nakula Perum Kutoharjo Permai Ds. Kutoharjo Kec. Pati dan kampung iklim di Ds. Jrahi Kec. Dukuhseti Kab. Pati, rumah kompos di Pasar Puri Kec. Pati Kab. Pati yang menangani sampah organik yang dihasilkan dari aktivitas pasar, rumah kompos di sekolah dan di Tempat Pemprosesan Akhir (TPA). Pupuk organik yang dibuat oleh masyarakat melalui rumah kompos, TPS 3R dan laiinya selain dimanfaatkan untuk kebutuhan sendiri, juga dijual ke masyarakat dan sisanya dibeli oleh pemerintah Kabupaten Pati seharga 1500/kg yang sudah tercantum dalam daftar indeks barang Kabupaten Pati untuk kegiatan perawatan taman-taman penunjang Adipura dan dibagikan kepada masyarakat.

Gambar 4.15 a. Rumah Kompos di Pemukiman b. Rumah Kompos di Pasar

Inovasi lain yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pati dalam pengelolaan sampah organik adalah penggunaan dari Biomethagreen yang bisa mengolah

sampah

organik

menjadi

biogas

dan

pupuk

cair.

BAB IV. Inovasi Daerah | 108

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Teknologi Biomethagreen ini

diutamakan

bagi

pengelolaan

sampah

di

perkotaan yang tidak banyak memiliki lahan untuk pengelolaan sampah organik. Biomethagreen menggunakan sistem anaerob, yaitu sistem tertutup dimana proses yang terjadi di dalam ruang yang kedap udara. Sampah organik (terutama sampah rumah tangga) dari warga dimasukkan ke dalam biodigester Biomethagreen melalui lubang masuk bahan baku. Sampah organik tersebut nantinya akan dirombak oleh bakteri melalui mekanisme perombakan (dekomposisi) sehingga menghasilkan gas metan. Gas metan kemudian ditangkap oleh instalasi yang ada di dalam Biomethagreen dan disalurkan ke rumah warga sebagai bahan bakar untuk memasak melalui pipa-pipa biogas. Limbah dari hasil pembuatan biogas (sludge) tersebut berupa cairan. Cairan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair karena kandungan nutrisinya yang cukup lengkap seperti yang dibutuhkan tanaman.

Gambar 4.16 Pengolahan sampah organik melalui Biomethagreen a. Biomethagreen di Pemukiman b. Biomethagreen Di TPA Sukoharjo

Gambar 4.17 Biogas dan pupuk organik dari hasil pengolahan sampah organik melalui Biomethagreen

BAB IV. Inovasi Daerah | 109

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Kabupaten Pati memiliki 4 unit biomethagreen dimana 2 unit dioperasikan untuk pemukiman yaitu 1 unit di Bank Sampah Kencana Perum Griya Kencana II 04/01 Ds. Sidokerto Kec. Pati Kab. Pati dan 1 unit di Bank Sampah Asri Raharjo Jl. Arjuna IV RT. III RW. VIII Perumahan Kutoharjo Permai Ds. Kutoharjo Kec. Pati dan 2 unit dioperasikan di TPA Sukoharjo Kec. Margorejo Kab. Pati. F. Handycraft hasil dari daur ulang sampah anorganik Sifat dari sampah anorganik yang sulit untuk diuraikan secara alami dalam tanah dan membutuhkan waktu yang sangat lama, memunculkan ide kreatif untuk memanfaatkannya menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis. Salah satunya dengan membuat berbagai kerajinan tangan atau handycraft yang memiliki nilai jual. Sehingga selain dapat mengurangi timbulan sampah juga dapat memberikan manfaat secara ekonomi kepada masyarakat. Sebagai upaya untuk mendukung dan memotivasi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan pemanfaatan sampah anorganik menjadi kerajinan, Pemerintah Kabupaten Pati juga memperhatikan hasil pemasaran produk daur ulang sampah yang memiliki nilai jual. Pemerintah Kabupaten Pati membantu meperkenalkan produk daur ulang sampah dengan cara memfasiliasi dalam kegiatan pameran-pameran baik dalam kota maupun luar kota, kemudian menyediakan stand khusus produk daur ulang sampah di Pasar Pragola (Pasar Unggulan Kabupaten Pati) yang buka setiap hari dan membangun showroom khusus daur ulang sampah di pusat daur ulang sampah yang rencananya akan di bangun pada tahun 2018.

Gambar 4.18 Pemasaran Handycraft dari Sampah Anorganik di Pasar Pragola (Pasar Unggulan) di Kab. Pati BAB IV. Inovasi Daerah | 110

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gambar 4.19 Pemasaran Handycraft Dari Sampah Anorganik Melalui Keikutsertaan Dalam Kegiatan Pameran G. Peran Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah

Pengelolaan Lingkungan Hidup didefinisikan sebagai upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup. Dalam pelaksanaannya, pengelolaan tersebut dilaksanakan oleh semua pemegang peran atau stakeholder baik pemerintah sesuai tugas masing-masing, masyarakat serta pelaku pembangunan. Begitupun pula dalam melaksanakan progam pengelolaan sampah harus ada kerjasama atau sinergisitas antara pemerintah dan masyarakat, agar tujuan pengelolaan dapat mencapai hasil yang optimal. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Pati dalam meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan antara lain melalui kegiatan sosialisasi/pembinaan pengelolaan sampah berbasis masyarakat, gerakan masyarakat peduli lingkungan, penyelenggaraan lomba inovasi

pengelolaan

lingkungan,

pembentukan

kampung

iklim

serta

pembentukan Kader Lingkungan Kabupaten Pati. 1. Kegiatan

sosialisasi/

pembinaan

pengelolaan

sampah

berbasis

masyarakat Sosialisasi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menumbuhkan kesadaran pribadi dari masyarakat dalam mengelola lingkungannya. Sosialisasi ini dilaksanakan dengan berbagai cara baik pembelajaran secara langsung dengan masyarakat maupun melalui media cetak dan elektronik. Dalam kegiatan sosialisasi ini pemerintah Kabupaten Pati terutama DLH BAB IV. Inovasi Daerah | 111

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

juga masuk ke dalam berbagai komunitas seperti PKK, Gabungan organisasi wanita, organisasi keagamaan, sekolah, karang taruna, dan komunitas lainnya dalam berbagai acara formal maupun non formal untuk memberikan motivasi serta pengarahan pengelolaan lingkungan agar dapat diteruskan dan diaplikasikan di lingkungannya masing-masing. Dalam rangka meningkatkan kapasitas masyarakat dan dunia usaha, DLH Kab. Pati pula melaksanakan workshop daur ulang sampah setiap tahunnya yang mengundang narasumber/tenaga ahli dan praktisi di bidang persampahan berskala nasional.

Gambar 4.20 Workshop Daur Ulang Sampah Menjadi Kerajinan

Gambar 4.21 Bimbingan Teknis Pembuatan Kompos 2. Gerakan Masyarakat Peduli Lingkungan Pemerintah Kabupaten Pati juga mengajak dan menggugah kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan pengelolaan lingkungan bersama antara lain melalui acara kerja bakti massal di fasilitas umum seperti pantai dan tempat wisata, aksi pungut sampah, pembagian bibit dan kompos gratis pada kegiatan Car Free Day, aksi tanam pohon bersama dan kegiatan lainnya yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat.

BAB IV. Inovasi Daerah | 112

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

. Gambar 4.22 Kerja Bakti Massal Membersihkan Pantai Banyutowo Kec. Dukuseti Kab. Pati

Gambar 4.23 Aksi Pungut Sampah dan Pengambilan Paku di Pohon oleh Saka Kalpataru Kab. Pati

BAB IV. Inovasi Daerah | 113

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gambar 4.24 Gerakan Semar (Sebelas Maret) Jumput Sampah

3. Penyelenggaraan Lomba Inovasi Pengelolaan Lingkungan Pemerintah Kabupaten Pati menyelenggarakan lomba inovasi pengelolaan lingkungan setiap tahunnya sejak tahun 2011 dan melibatkan sekolah serta pemukiman. Dengan adanya perlombaan ini memicu setiap daerah untuk melakukan pembenahan lingkungan bersama sehingga pada akhirnya menciptakan lingkungan yang lebih baik dari sebelumnya dan menghasilkan daerah-daerah baru yang memiliki pengelolaan lingkungan terbaik.

BAB IV. Inovasi Daerah | 114

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gambar 4.25 Pelaksanaan Lomba Inovasi Pengelolaan Lingkungan 4. Pembentukan Kampung Iklim Dalam rangka membentuk pemukiman yang sadar akan perubahan iklim yang terjadi sekarang ini sehingga semua pihak terdorong melaksanakan aksi nyata dalam menghadapi perubahan iklim, Pemerintah Kabupaten Pati membentuk Program Kampung Iklim. Inisiasi pembentukan kampung iklim ini berlokasi di Ds. Kutoharjo Kec. Pati Kab. Pati. Sebagai salah satu kampung iklim yang berada di Kabupaten Pati, Desa Kutoharjo telah melakukan berbagai kegiatan pengelolaan lingkungan dalam rangka adaptasi terhadap dampak perubahan iklim antara lain melaksanakan gerakan penghijauan lingkungan, gerakan penanaman sayur dan buah di setiap rumah, adanya green house, penambahan RTH di lahan kosong, pembentukan komunitas pati berkebun, proses pemilahan ditingkat rumah tangga, terdapat bank sampah, kegiatan daur ulang sampah anorganik menjadi kerajinan, pemanfaatan sampah organik melalui biometagreen, pembuatan kompos melalui biopori, komposter, serta rumah kompos, pemanfaatan energi surya untuk penerangan serta pemanfaatan IPAL domestik rumah tangga untuk menyiram bunga dan mencuci motor. BAB IV. Inovasi Daerah | 115

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gambar 4.26 Gerakan penghijauan lingkungan di RW. 8 Ds. Kutoharjo Kec. Pati Kab. Pati

Gambar 4.27 Aktivitas di Bank Sampah Asri Raharjo

Gambar 4.28 a. Pemanfaatan energi surya untuk penerangan taman b. IPAL domestik rumah tangga.

BAB IV. Inovasi Daerah | 116

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

5. Pembentukan Kader Lingkungan Kabupaten Pati Kader lingkungan dibentuk sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah dalam menyampaikan program tentang pengelolaan lingkungan khususnya pengelolaan sampah dan penghijauan untuk selanjutnya disampaikan kepada warga lain dilingkungannya. Adanya kader lingkungan ini sangat membantu peran pemerintah sebagai garda terdepan di masyarakat untuk mendukung program-program pengelolaan lingkungan dan menggerakkan masyarakat di lingkungannya untuk ikut peduli terhadap lingkungan. Kader lingkungan ini dibekali dengan ilmu pengelolaan lingkungan oleh DLH Kab. Pati melalui sosialisasi dan pelatihan dengan mendatangkan tenaga ahli berskala nasional yang diadakan secara berkala dengan materi yang berbeda-beda untuk meningkatkan keahlian, pertemuan rutin untuk penguatan anggota serta dilakukan kegiatan study banding ke lokasi lain yang memiliki pengelolaan lingkungan lebih inovatif. Kader lingkungan ini kemudian membentuk kader sampai dengan tingkat RT/dawis dan menjadi penggerak di lingkungannya untuk membentuk bank sampah, mengelola TPS 3R, rumah kompos dan pengelolaan lainnya. DLH Kabupaten Pati bekerjasama pula dengan kader lingkungan untuk menjadi narasumber dalam kegiatan sosialiasi dan pelatihan di tingkat Kecamatan/ Desa/ RW/ RT di seluruh wilayah Kabupaten Pati.

Gambar 4.29 Pembinaan Kader Lingkungan Kabupaten Pati

BAB IV. Inovasi Daerah | 117

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gambar 4.30 Kader lingkungan memberikan pelatihan daur ulang sampah ke masyarakat

4.2 INOVASI DI BIDANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK RUMAH TANGGA Pertumbuhan penduduk kota yang tinggi serta meningkatnya kegiatan pembangunan diberbagai sektor menimbulkan berbagai masalah di wilayah-wilayah perkotaan salah satunya adalah permasalahan air limbah yang dihasilkan terutama dari kegiatan rumah tangga. Pembangunan IPAL menjadi salah satu solusi dalam menangani masalah tersebut. Pemerintah Kabupaten Pati melaksanakan pembangunan IPAL domestik komunal di berbagai titik rawan pencemaran terutama wilayah padat penduduk. Hingga sekarang Pemerintah Kab. Pati sudah membangun 77 (tujuh puluh tujuh) unit IPAL domestik komunal yang berada di pemukiman dan beberapa pondok pesantren. Kabupaten Pati juga memiliki 2 (dua) unit IPAL domestik dengan sistem recycling yang dirancang untuk bisa mengolah air limbah dari kegiatan rumah tangga yang mana air hasil pengolahan dapat dimanfaatkan kembali untuk menyiram bunga dan mencuci motor warga sekitar. IPAL domestik tersebut berada di Kampung Iklim Perumahan Kutoharjo Permai RW. 8 Ds. Kutoharjo Kec. Pati Kab. Pati dan di Perumahan Sukoharjo Indah Ds. Sukoharjo Kec. Margorejo Kab. Pati. Untuk efisiensi lahan, IPAL domestik komunal dibangun di bawah jalan dan taman sehingga area di atasnya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain oleh masyarakat dan sekolah.

BAB IV. Inovasi Daerah | 118

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gambar 4.31 Pemanfaatan IPAL Domestik untuk menyiram tanaman

4.3 INOVASI DI BIDANG PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI Berdasarkan data dari BPS (Pati dalam angka tahun 2017) jumlah UMKM di Kab. Pati sampai tahun 2017 mencapai 11.087 yang terdiri dari berbagai jenis usaha/produk. Semakin meningkatnya minat masyarakat untuk mendirikan industri skala rumah tangga mengakibatkan semakin besarnya beban pencemaran yang diterima oleh sungai dari limbah yang dihasilkan. Salah satu usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Kab. Pati untuk mencegah dan mengurangi beban pencemar dari limbah yang dihasilkan adalah membangun IPAL komunal untuk industri rumah tangga. Kabupaten Pati wilayah utara memiliki potensi dalam pertanian ketela, sehingga sebagian besar masyarakat di wilayah tersebut memiliki usaha produksi tepung tapioka. Industri tapioka menghasilkan limbah cair dalam jumlah yang sangat banyak yang berasal dari proses pencucian dan pengendapan yang mengandung bahan organik yang berpotensi sebagai pencemar lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik. Pengusaha industri tapioka terutama industri kecil dan menengah jarang melakukan pengolahan terhadap limbah yang dihasilkan karena besarnya biaya investasi pembangunan dan operasional IPAL, oleh karena itu Pemerintah memberikan prasana dan sarana untuk mengolah limbah cair yang dihasilkan oleh industri tepung tapioka skala kecil dan menengah dengan membangunkan 2 unit IPAL komunal yang berada di Kec. Margoyoso Kab. Pati tepatnya di Ds. Sidomukti dengan kapasias 300 m3 dan Ds. Sekarjalak dengan kapasias 720 m3 yang merupakan sentra pembuatan tepung tapioka. BAB IV. Inovasi Daerah | 119

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Selain industri tepung tapioka di Kabupaten Pati juga memiliki sentra indutri tahu tempe skala kecil yang tersebar di beberapa Kecamatan. Sampai tahun 2017 Pemerintah Kabupaten Pati sudah membangun 20 unit IPAL Biogas untuk industri Tahu Tempe. Biogas yang dihasilkan dipergunakan untuk bahan bakar pengolahan tahu tempe dan sebagian disalurkan ke warga sekitar untuk memasak.

Gambar 4.32 a. IPAL industri tapioka di Ds. Sekarjalak Kec. Margoyoso b. IPAL Biogas Tahu Tempe Pemerintah Kabupaten Pati juga mengarahkan kepada setiap industri yang menghasil limbah cair untuk mempunyai IPAL. Hingga tahun 2017 industri di Kabupaten Pati yang memiliki izin pengelolaan limbah cair (IPLC) sebanyak 23 industri dan bagi industri yang belum memiliki IPAL akan terus didampingi serta diarahkan agar mengelola limbah cair yang dihasilkan dengan baik melalui IPAL. Untuk kegiatan pengawasan terhadap pencemaran yang mungkin timbul akibat aktivitas industri, Pemeritah Kabupaten Pati membuat sistem pengaduan masyarakat secara online dalam website DLH Kabupaten Pati yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Dengan aplikasi tersebut penyampaian pengaduan akan lebih mudah, cepat dan tertangani dengan segera.

BAB IV. Inovasi Daerah | 120

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gambar 4.33 Pengaduan secara online

4.4 INOVASI DI BIDANG MANGROVE Kebijakan penanaman mangrove di Kabupaten Pati diarahkan menjadi 2 (dua) tujuan yaitu a. Penanaman Mangrove Sebagai Ekowisata Kabupaten Pati memiliki 2 (dua) lokasi ekowisata mangrove yang berada di Kec. Trangkil dan Kec. Wedarijaksa. Untuk Kec. Trangkil dikelola oleh LSM desa setempat yaitu Ds. Kertomulyo bekerjasama dengan berbagai pihak dan penggiat lingkungan dalam penanamannya. Untuk pengelolan ekowisata diserahkan ke desa setempat. Untuk ekowisata di daerah Tluwuk Kec. Wedarijaksa dikelola oleh Forum pesisir Kabupaten Pati yang meliputi 7 (tujuh) kecamatan yang memiliki wilayah pesisir b. Mangrove sebagai Konservasi Pantai Kabupaten Pati memiliki pantai sepanjang ± 60 Km yang membentang dari arah utara (Kec. Dukuhseti) sampai arah tenggara Kab. Pati yaitu Kec. Batangan. Secara klimatologi Kab. Pati dipengaruhi oleh angin muson yang mengakibatkan terjadinya abrasi, akresi serta gelombang pasang. Penanaman mangrove sebagai konservasi pantai berfungsi untuk mencegah terjadinya abrasi, akresi serta gelombang pasang. Pembiayaan pengadaan dan penanaman mangrove dibiayai oleh Pemerintah Kab. Pati dan dunia usaha yang peduli terhadap lingkungan.

BAB IV. Inovasi Daerah | 121

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

4.5 ANGGARAN Sebagai komitmen Pemerintah Kabupaten Pati dalam memperbaiki kualitas lingkungan hidup di wilayahnya yaitu dengan meningkatkan anggaran pengelolan lingkungan hidup melalui lembaga Dinas Lingkungan Hidup. Total anggaran tahun 2016 adalah sebesar Rp 7.240.086.000,00 meningkat menjadi Rp. 13.236.166.000,00 pada tahun 2017 dengan persentase kenaikan sebesar 82,8 %. Anggaran

tersebut

terdiri

dari

belanja

tidak

langsung

sebesar

Rp.

8.272.210.000,00 dan belanja langsung sebesar Rp. 4.963.956.000,00. Sumber anggaran tersebut berasal dari dana APBD dan APBN/DAK. Pada tahun anggaran 2017 dana tersebut digunakan untuk pendanaan pelaksanaan 23 (tujuh) program.

4.6 KELEMBAGAAN Dinas Lingkungan Hidup mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan Daerah di Bidang Lingkungan Hidup dan Bidang Kehutanan serta tugas pembantuan yang diberikan kepada Daerah. Dinas dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan Urusan Pemerintahan Daerah di Bidang Lingkungan Hidup dan Bidang Kehutanan; b. pelaksanaan kebijakan Urusan Pemerintahan Daerah di Bidang Lingkungan Hidup dan Bidang Kehutanan; c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Urusan Pemerintahan Daerah di Bidang Lingkungan Hidup dan Bidang Kehutanan; d. pelaksanaan

administrasi

Urusan

Pemerintahan

Daerah

di

Bidang

Lingkungan Hidup dan Bidang Kehutanan; e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait tugas dan fungsinya. Susunan Organisasi Dinas Lingkungan Hidup terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Subbagian Program dan Keuangan; BAB IV. Inovasi Daerah | 122

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

2. Subbagian Umum dan Kepegawaian; c. Bidang Penataan Lingkungan, terdiri dari : 1. Seksi Perencanaan dan Informasi Lingkungan; 2. Seksi Pengkajian Dampak Lingkungan; d. Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, terdiri dari : 1. Seksi Pengendalian Pencemaran Air, Tanah dan Udara; 2. Seksi Manajemen Pengelolaan Sampah dan Bahan Berbahaya dan Beracun; 3. Seksi Konservasi dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan; e. Bidang Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, terdiri dari : 1. Seksi Penaatan Lingkungan Hidup; 2. Seksi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup; f. Kelompok Jabatan Fungsional; g. Unit Pelaksana Teknis Dinas Pada tahun 2017 jumlah personil Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pati adalah 33 orang yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Kualifikasi pendidikan paling tinggi adalah pada tingkatan Master (S2) berjumlah 11 orang (7 laki-laki dan 4 perempuan), tingkat Sarjana (S1) berjumlah 14 orang (6 laki-laki dan 8 perempuan, tingkat Diploma (D3/D4) berjumlah 2 orang (1 lakilaki dan 1 perempuan), dan tingkat SLTA berjumlah 6 orang (4 laki-laki dan 2 perempuan).

BAB IV. Inovasi Daerah | 123

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

BAB IV. Inovasi Daerah | 124

BAB V PENUTUP LAPORAN IKPLHD KABUPATEN PATI TAHUN 2017

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

BAB V PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Melalui mekanisme Musrenbang, laporan masyarakat, saran masukkan dan pengaduan warga serta diskusi dengan Tim Pembahas Dokumen IKPLHD yang terdiri dari OPD terkait serta mengikutkan kalangan akademis ditetapkan Isu Prioritas Lingkungan Hidup Daerah meliputi : 1. Kurangnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah sejak dari sumbernya atau lemahnya praktek 3R, yaitu: reused, reduced and recycled); 2. Masih rendahnya pengelolaan air limbah domestik rumah tangga; 3. Masih rendahnya pengelolaan limbah industri; 4. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan hutan dan mangrove. Dengan menggunakan analisa State Pressure Response dan metode crosstabe ditetapkan kebijakan-kebijakan daerah di bidang Tataguna Lahan, Kualitas Air, Kualitas Udara, Resiko Bencana dan Perkotaan sebagai berikut : 1. Bidang Tataguna Lahan Kebijakan yang dilaksanakan meningkatkan pengawasan lingkungan, pengawasan tata ruang, meningkatkan pengawasan hutan lindung melaksanakan program penghijauan dengan pengadaan bibit tanaman dan benih sehingga akan meningkatkan

indeks tutupan lahan, serta

melakukan kegiatan preventif untuk para pelaku usaha dan/atau kegiatan yang akan memohon izin lingkungan. Untuk mewujudkan strategi tersebut, Pemerintah Kabupaten Pati membuat beberapa program yaitu: (1) Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan, Usaha dan/atau kegiatan yang sudah memiliki izin lingkungan (2) Program

BAB V. PENUTUP| 125

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam (SDA), dan (3) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan, serta Program penyampaian informasi Pengelolaan Lingkungan berkaitan dengan kegiatan preventif sebelum usaha dan/atau kegiatan itu dilaksanakan. 2. Bidang Kualitas Air Kebijakan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas air sungai dilakukan langkah-langkah teknis dan non teknis yaitu : a.

Sosialisasi pengelolaan lingkungan, sampah, yang dilaksanakan di masyarakat sekitar sungai;

b.

Sosialisasi pengelolaan limbah yang dilaksanakan di pelaku usaha yang ada di sekitar sungai;

c.

Pembinaan dan pengawasan kinerja IPAL;

b.

Pelaksanaan Program Prokasih;

c.

Pelaksanaan Proper;

d.

Pelaksanaan Adipura;

e.

Informasi pengelolaan lingkungan melalui website dan media lainnya;

f.

Penerbitan izin lingkungan.

3. Bidang Kualitas Udara Dalam upaya untuk meningkatkan indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH), pemerintah Kabupaten Pati membuat kebijakan: a.

strategi pemenuhan persentase baku mutu udara dengan membuat kebijakan peningkatan kualitas udara melalui pengawasan dan pengendalian pencemaran udara pada kegiatan usaha;

b.

Program Pengendalian Polusi dengan indikator kinerja persentase pemenuhan baku mutu kualitas udara;

c.

Membuat kebijakan peningkatan kualitas udara melalui kegiatan penghijauan;

d.

Pengawasan terhadap pencemaran udara sumber emisi bergerak maupun tidak bergerak. Sumber bergerak dilakukan oleh Dinas Perhubungan melalui pengukuran emisi kendaraan bermotor, BAB V. PENUTUP| 126

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

sedangkan emisi

sumber tidak bergerak

dilakukan melalui

pemantauan udara emisi industri dari industri yang mempunyai cerobong sebagaimana ketentuan dalam standar pelayanan minimal bidang lingkungan hidup; e.

Pemantauan udara emisi cerobong genset untuk setiap pelaku usaha yang memiliki dan menggunakan sumber energi genset, pelaksanaan kegiatan Car Free Day;

f.

Kebijakan ramah lingkungan disekolah dengan program Adiwiyata yang ditindaklanjuti dengan kegiatan ramah lingkungan misalnya bike to school, penanaman pohon, pengelolaan sampah;

4. Bidang Resiko Bencana Guna mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh Resiko Bencana Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Pati telah melakukan : a.

Identifikasi dan memetakan daerah-daerah yang rawan bencana;

b.

Dilakukan kanjian peta rawan bencana di Kabupaten Pati, sehingga sudah bisa diidentifikasi bencana apa yang relative sering terjadi di Kabupaten Pati yaitu bencana banjir, kekeringan, tanah longsor, angin puting beliung, gempa dan gelombang pasang yang melanda daerah pesisir. yang mengakibatkan banyak kerugian;

c.

Upaya Pemerintah Kabupaten Pati untuk menangani masalah bencana alam banjir dan tanah longsor adalah dengan meningkatkan jumlah desa tangguh bencana.

5. Bidang Perkotaan Dengan adanya permasalahan dan kondisi geografis Kota Pati maka Pemerintah Kabupaten Pati melaksanakan program dan kegiatan guna menanggulangi permasalahan perkotaan sebagai berikut : a.

Melaksanakan

sosialisasi,

pembinaan

dan

dampingan

pada

masyarakat tentang pengelolaan sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle); b.

Memfasilitasi infrastruktur yang mendukung pengelolaan sampah seperti TPS 3R, Rumah Kompos dan Bank Sampah; BAB V. PENUTUP| 127

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

c.

Pemasangan

papan

larangan

pembuangan

sampah

secara

sembarangan; d.

Penegakan Perda Pengelolaan Sampah dan pelaksanaan operasi yustisi;

e.

Pelaksanaan program prokasih, sepanjang sungai yang melintasi perkotaan;

f.

Normalisasi sungai-sungai besar;

g.

Pemasangan talud – talud;

h.

Penerapan RTH dan pembuatan biopori untuk mengurangi run off.

Inovasi daerah yang dilakukan guna menjawab Isu Prioritas Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Pati yaitu : Guna menangani masalah persampahan yang timbul akibat bertambahnya penduduk dan perubahan pola perilaku warga dilaksanakan inovasi berupa : a. Methanogenesis Sampah Organik menjadi Biogas; b. Methanogenesis Sampah Organik menjadi Energi Listrik Skala Mikro c. Pyrolysis Sampah Plastik Residual menjadi Bahan Bakar Minyak; d. Ekowisata TPA Sukoharjo e. Pemanfaatan Sampah Organik menjadi Biogas dan Pupuk Cair melalui Biomethagreen; f. Handycraft hasil dari daur ulang sampah anorganik; g. Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Sedangkan pengelolaan limbah cair industri dilakukan upaya-upaya untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat dari kegiatan industri , yang didominasi usaha menengah kecil bahkan skala rumahan. Salah satu usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Kab. Pati untuk mencegah dan mengurangi beban pencemar dari limbah yang dihasilkan adalah membangun IPAL komunal untuk industri rumah tangga. Kabupaten Pati wilayah utara memiliki potensi dalam pertanian ketela, sehingga sebagian besar masyarakat di wilayah tersebut memiliki usaha produksi tepung tapioka. Industri tapioka menghasilkan limbah cair dalam jumlah yang sangat banyak yang berasal dari proses pencucian dan BAB V. PENUTUP| 128

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

pengendapan yang mengandung bahan organik yang berpotensi sebagai pencemar lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik . Pengusaha industri tapioka terutama industri kecil dan menengah jarang melakukan pengolahan terhadap

limbah

yang

dihasilkan

karena

besarnya

biaya

investasi

pembangunan dan operasional IPAL, oleh karena itu Pemerintah memberikan prasana dan sarana untuk mengolah limbah cair yang dihasilkan oleh industri tepung tapioka skala kecil dan menengah dengan membangunkan 2 unit IPAL komunal yang berada di Kec. Margoyoso Kab. Pati tepatnya di Ds. Sidomukti dengan kapasias 300 m3 dan Ds. Sekarjalak dengan kapasias 720 m3

yang

merupakan

sentra

pembuatan tepung tapioka. Selain

industri

tepung

tapioka di Kabupaten Pati juga memiliki sentra indutri tahu tempe skala kecil yang tersebar di beberapa Kecamatan. Sampai tahun 2017 Pemerintah Kabupaten Pati sudah membangun 20 unit IPAL Biogas untuk industri Tahu Tempe. Biogas yang dihasilkan dipergunakan untuk bahan bakar pengolahan tahu tempe dan sebagian disalurkan ke warga sekitar untuk memasak. Untuk

kegiatan

pengawasan terhadap pencemaran yang mungkin timbul akibat aktivitas industri, Pemeritah Kabupaten Pati membuat masyarakat

sistem secara

pengaduan online

dalam

website DLH Kabupaten Pati yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Dengan aplikasi tersebut penyampaian pengaduan akan lebih mudah, cepat dan tertangani dengan segera.

BAB V. PENUTUP| 129

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Kebijakan penanaman mangrove di Kabupaten Pati diarahkan menjadi 2 (dua) tujuan yaitu a.

Penanaman Mangrove Sebagai Ekowisata Kabupaten Pati memiliki 2 (dua) lokasi ekowisata mangrove yang berada di Kec. Trangkil dan Kec. Wedarijaksa. Untuk Kec. Trangkil dikelola oleh LSM desa setempat yaitu Ds. Kertomulyo bekerjasama dengan berbagai pihak dan penggiat lingkungan dalam penanamannya. Untuk pengelolan ekowisata diserahkan ke desa setempat. Untuk ekowisata di daerah Tluwuk Kec. Wedarijaksa dikelola oleh Forum pesisir Kabupaten Pati yang meliputi 7 (tujuh) kecamatan yang memiliki wilayah pesisir

c. Mangrove sebagai Konservasi Pantai Kabupaten Pati memiliki pantai sepanjang ± 60 Km yang membentang dari arah utara (Kec. Dukuhseti) sampai arah tenggara Kab. Pati yaitu Kec. Batangan.

Secara

klimatologi

Kab.

dipengaruhi

oleh

muson

gelombang

angin yang

mengakibatkan abrasi,

Pati

akresi

terjadinya serta pasang.

Penanaman mangrove sebagai konservasi pantai berfungsi untuk mencegah terjadinya abrasi, akresi serta gelombang pasang. Pembiayaan pengadaan dan penanaman mangrove dibiayai oleh Pemerintah Kab. Pati dan dunia usaha yang peduli terhadap lingkungan. Demikian Laporan Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Daerah Kabupaten Pati kami susun guna memberikan informasi kondisi lingkungan dan analisis yang digunakan dalam mengatasi kondisi lingkungan dengan isu prioritas BAB V. PENUTUP| 130

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

lingkungan hidup, serta kebijakan, program dan kegiatan serta langkah inovasi guna mengimbangi kondisi lingkungan dan kecenderungan yang ada di Kabupaten Pati. Harapan terbesar adalah terciptanya komitmen berbagai pihak untuk pengelolaan lingkungan hidup didukung informasi dan data yang terupdate setiap tahunnya sehingga arahan pengelolaan lingkungan hidup menjadi lebih focus, serta alokasi anggaran yang memadai, guna mendukung kelestarian lingkungan.

BAB V. PENUTUP| 131

LAMPIRAN DATA LAPORAN IKPLHD KABUPATEN PATI TAHUN 2017

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 2 : Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama di Kabupaten Pati Tahun : 2017

No.

Kecamatan

(1) 1

(2) Sukolilo

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Kayen Tambakro mo Winong Pucakwan gi Jaken Batangan Juwana Jakenan Pati Gabus Margorejo Gembong Tlogowun gu Wedarijak sa Trangkil Margoyos o Gunungwu ngkal Cluwak Tayu Dukuhseti Jumlah

Luas Lahan Non Pertanian (Ha)

Luas Lahan Sawah (Ha)

Luas Lahan Kering (Ha)

(3) 3,796

(4) 7,253

(5) 4,335

Luas Lahan Perkeb unan (Ha) (6) -

Luas Lahan Hutan (Ha) (7) 108

Luas Lahan Badan Air (Ha) (8) tdk tersedi a data

Hutan Negara (9) 316

2,301 1,321

4,937 2,947

1,632 1,514

-

108 -

2,053

4,221

1,905

-

-

1,815

915

5,023

1,377

-

102

4,866

902 857 1,101 1,073 1,421 1,368 1,131 1,232

3,595 2,088 1,536 3,963 2,558 4,075 2,750 823

1,508 39 47 102 87 64 1,293 3,564

42 1,004

49 44 1 15

793 960 -

1,503

1,829

3,856

65

-

-

1,033

2,178

87

-

-

-

998

1,040

1,079

-

-

-

1,677

1,265

1,589

27

9

-

1,570

1,627

2,832

21

-

-

1,757 1,266 1,480 30,755

1,344 2,184 2,063 59,299

2,700 489 997 31,096

241 913 2,313

436

889 9,741

102

LAMPIRAN | 133

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 2 : Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama di Kabupaten Pati Tahun : 2017 Kabupaten/Kota Luas Luas Lahan Luas Lahan No. / Kecamatan Lahan Non Pertanian (Ha) Sawah (Ha) Kering (Ha) (1) (2) (3) (4) (5) 1 Sukolilo 3796 7253 4717 2 Kayen 2301 4937 2257 3 Tambakromo 1321 2947 2979 4 Winong 2053 4221 2816 5 Pucakwangi 915 5023 6243 6 Jaken 902 3595 2306 7 Batangan 857 2088 2121 8 Juwana 1101 1536 2956 9 Jakenan 1073 3963 268 10 Pati 1421 2558 270 11 Gabus 1368 4075 64 12 Margorejo 1131 2721 2257 13 Gembong 1232 823 3656 14 Tlogowungu 1503 1829 6049 15 Wedarijaksa 1033 2178 874 16 Trangkil 998 1040 2246 17 Margoyoso 1677 1265 3019 18 Gunung Wungkal 1570 1627 2962 19 Cluwak 1757 1344 3593 20 Tayu 1266 2184 909 21 Dukuhseti 1480 2063 3703 Jumlah 30755 59270 56265

LAMPIRAN | 134

Luas Lahan Perkebunan (Ha) (6) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 42 1004 65 0 0 27 21 241 0 913 2313

Luas Lahan Hutan (Ha) (7) 108 0 0 0 102 49 0 0 0 0 44 0 0 15 0 0 9 0 0 0 0 327

Luas Lahan Badan Air (Ha) (8)

0

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 3. Luas Hutan Berdasarkan Fungsi dan Status di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No.

Fungsi Hutan

(1)

(2)

Luas (Ha) (3)

A. Berdasarkan Fungsi Hutan 1.

Hutan Produksi

20.140,99

2.

Hutan Lindung

1073,61

3.

Taman Nasional

4.

Taman Wisata Alam

5.

Taman Buru

6.

Cagar Alam

7.

Suaka Margasatwa

8.

Taman Hutan Raya

B. Berdasarkan Status Hutan 1.

Hutan Negara (Kawasan Hutan)

21.214,60

2.

Hutan Hak/Hutan Rakyat

0,879

3.

Hutan Kota

4.

Taman Hutan Raya

5.

Taman Keanekaragaman Hayati

Sumber : Perhutani KPH Pati

LAMPIRAN | 135

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 4 Luas Lahan Krits di Dalam dan Luar Kawasan Hutan di Kabupaten Pati Kabupaten : Pati Kritis (Ha) No.

Kabupaten/Kot a/ Kecamatan

Sangat Kritis (Ha) Luar

Hutan

Hutan

Hutan

Luar Hutan

Hutan

Hutan

Kawasan Produksi

Lindung

Konservasi

Produksi

Lindung

Konservasi

Hutan (1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Penyebab Kawasan Lahan Kritis Hutan

(7)

NIHIL

Sumber : Perhutani KPH Pati

LAMPIRAN | 136

(8)

(9)

(10)

(11)

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel-5. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering Akibat Erosi Air di Kabupaten Pati Tahun : 2017

No.

Tebal Tanah

(1)

(2)

Ambang Kritis Erosi (PP 150/2000) (mm/10 tahun) (3)

1

<20cm

0,2-1,3

2

20-<50cm

1,3-<4

3

50 - < 100 cm

4,0 - <9,0

4

100-150 cm

9,0-12

5

>150cm

Besaran erosi (mm/10 tahun) (4)

Status Melebihi/Tidak (5)

>12

Tidak tersedia data

LAMPIRAN | 137

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel-6. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering di Kabupaten Pati Tahun : 2017

No.

Parameter

(1)

(2)

Ambang Kñtis (PP 150/2000)

Hasil Pengamatan

Status Melebihi/Tidak

(3)

(4)

(5)

1

Ketebalan Solum

<20 cm

2

Kebatuan Permukaan

> 40 %

3.A

Komposisi Fraksi

<18 % koloid;

3.B

Komposisi Fraksi

> 80 % pasir kuarsitik

4 5 6

7 8

BeratIsi Porositas Total Derajat Pelulusan air

pH (H2O)1:2,5 Daya Hantar Listrik/DHL

> 1,4g/cm3 <30 %; > 70 % <0,7 cm/jam;> 8,0 /j <4,5; >8,5 > 4,0 mS/cm

9

Redoks

<200 mV

10

Jumlah Mikroba

<102cfu/g tanah

Tidak tersedia data

LAMPIRAN | 138

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel-7. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Basah di di Kabupaten Pati Tahun : 2017

Ambang Kritis (PP 150/2000)

Hasil Pengamatan

Melebihi/ Tidak

(2)

(3)

(4)

(5)

1

Subsidensi Gambut di atas pasir kuarsa

> 35 cm/tahun untuk ketebalan gambut e 3 m atau 10% / 5 tahun untuk ketebalan gambut < 3 m

2

Kedalaman Lapisan Berpirit dari permukaan tanah

3

Kedalaman dangkal

No.

Parameter

(1)

Air

Tanah

< 25 cm dengan pH d 2,5

> 25 cm

Tidak tersedia data

LAMPIRAN | 139

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel-8. Luas dan Kerapatan Tutupan Mangrove di Kabupaten Pati Tahun : 2017

No

Luas Lokasi (Ha)

Lokasi

(1)

(2)

1

Desa Tegalombo, Desa Kembang, Desa Dukuhseti

2

Desa Banyutowo Kecamatan Trangkil

1

2

3

(3)

Kertomulyo

Desa Raci, Ketitangwetan, Bumimulyo, Mangunlegi, Kec. Batangan, Desa Sambilawang, Guyangan,Kertomulyo, Tlutup Kec. Trangkil

Persentase tutupan (%)

Kerapatan (pohon/Ha)

(4)

(5)

30 15,000 30 15,000

4

40

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan

LAMPIRAN | 140

15,000

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 9. Luas dan Kerusakan Padang Lamun di di Kabupaten Pati Tahun : 2017

No

Kecamatan

Luas (Ha)

Persentase Area Kerusakan (%)

(1)

(2)

(3)

(4)

1. 2. 3. 4. 5.

dst

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pati Keterangan : Kabupaten Pati tidak memiliki Padang Lamun

LAMPIRAN | 141

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 10. Luas Tutupan dan Kondisi Terumbu Karang di di Kabupaten Pati Tahun : 2017

No.

Kab./Kota

Luas Tutupan (Ha)

Sangat Baik (%)

(1)

(2)

(3)

(4)

Baik (%) (5)

Sedang (%)

Rusak (%)

(6)

(7)

1 2 3

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pati Keterangan : Kabupaten Pati tidak memiliki data terumbu karang

LAMPIRAN | 142

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel-11. Luas Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Pati Tahun : 2017

Luas Lahan (Ha) No.

Jenis Penggunaan

(1)

(2)

Sumber Perubahan Lama

Baru

(3)

(4)

20818,38

(5)

1.

Permukiman

15,239,527

2.

Industri

3.

Perkebunan

4.

Pertambangan

5.

Sawah

59,494,458

58,290,374

6.

Pertanian lahan kering

10,589,809

6,654,225

7.

Perikanan

10,301,269

12,661,714

8.

Lainnya (sebutkan)

88,811 22,677,673 -

19,628,124 -

Sumber : DPUTR Kab. Pati Hasil Olahan Data Spasial Kab. Pati

LAMPIRAN | 143

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 12. Jenis Pemanfaatan Lahan di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No. (1) 1.

Jenis Pemanfaatan Lahan (2) Tambang

Jumlah

Skala Usaha

(3) ....

(4) Besar Menengah Kecil Rakyat

2.

Perkebunan

...

Besar Menengah Kecil Rakyat

3.

Pertanian

...

Besar Menengah Kecil Rakyat

4.

Pemanfaatan Hutan

...

Besar Menengah Kecil Rakyat

Luas

Keterangan

(5)

(6) . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . ..

TIDAK TERSEDIA DATA

LAMPIRAN | 144

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 13. Luas Areal dan Produksi Pertambangan Menurut Jenis Bahan Galian di Kab.Pati Tahun : 2017

No

Jenis Bahan Galian

Nama Perusahaan

Luas Ijin Usaha Penambangan (Ha)

Luas Areal (Ha)

Produksi (m3/tahun)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Batugamping

CV. Tri Lestari Lokasi : Desa Wegil, Kec. Sukolilo, Kab. Pati

5,08

120.000

Batugamping

CV. Berkah Alam Asri Lokasi : Desa Slungkep, Kec. Kayen, Kab. Pati

6,1

105.000

Sirtu

Perorangan Lokasi : Desa Tamansari Kec. Tlogowungu Kab. Pati

5,8

110.000

Sirtu

Perorangan Lokasi : Desa Kedungbulus Kec. Gembong Kab. Pati

13,6

120,000

Sirtu

CV. Bukit Krasak Lokasi : Desa Kedungbulus Kec. Gembong Kab. Pati

5,77

180,000

Batugamping

PT. Harta Manunggal Baruna Nusantara Lokasi : Desa Wegil, Kec. Sukolilo, Kab. Pati

5,05

100.000

1.

2.

3.

4.

5.

6

Sumber : ESDM Provinsi Jawa Tengah

LAMPIRAN | 145

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 14 Realisasi Kegiatan Penghijauan dan Reboisasi di Kabupaten Pati Tahun : 2017 Reboisasi

Penghijauan No

Kabupaten/Kota/ Kecamatan

(1)

(2)

1

Target (Ha)

Luas Realisasi (Ha)

Realisasi Jumlah Pohon (batang)

Target (Ha)

Luas Realisasi (Ha)

Realisasi Jumlah Pohon (batang)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Kab. Pati

514,7

2 3 Dst.

Sumber : Perhutani KPH Pati

LAMPIRAN | 146

514,7

566.17

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel-15. Kondisi Sungai di Kabupaten Pati Tahun : 2017

No

Nama Sungai

Kecamatan

Desa

Panjang ( Km )

1

2

4

5

6

1

Tayu

Cluwak

Lebar Dasar

Lebar Permukaan

7

8

Kedalaman Sungai rata2 (m) 9

Q Sungai ( m 3 ) Max

Min

10

11

Sentul Sentul Sentul

1.38 5.25 0.50

10.00

12.00

2.50

110.00

33.00

Ngawen Ngawen Ngawen

3.25 2.75 0.50

22.00

25.00

4.00

282.00

70.50

Plaosan Plaosan Plaosan Plaosan

3.25 3.75 1.00 2.25

10.00

13.00

3.50

92.00

28.75

Ngablak Ngablak

2.50 2.50

25.00

30.00

3.00

286.00

110.00

2.25 3.60

10.00

13.00

4.00 3.50

115.00 96.00

41.40 36.00

Gunungwungkal Sidomulyo Perdopo

LAMPIRAN | 147

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tayu

10.00

14.00

Perdopo

1.25

Jepalo Jepalo Jepalo

3.10 1.80 1.95

8.00

12.00

3.75

90.00

32.00

Gl pongge Gl pongge

2.25 1.10

8.00

12.00

3.00

80.00

30.00

Jrahi Jrahi

4.35 1.05

10.00

14.00

2.50

84.00

30.00

Giling Giling Giling

2.75 1.00

9.00

13.00

2.75

79.20

26.40

Gn Wungkal Gn Wungkal Gn Wungkal

3.10

12.00

16.00

2.00

84.00

28.00

Bancak

2.75

10.00

12.00

3.00

88.00

32.50

Jembulwunut

2.30

8.00

11.00

3.00

76.00

33.25

Sumberejo Bendokaton Kdl

2.85 3.00

12.00

16.00

2.50 4.00

112.00 736.00

42.00 165.60

0.70

0.90 1.10

LAMPIRAN | 148

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

3.30

42.00

50.00

4.00

736.00

165.60

Pundenrejo

1.30

44.00

55.00

4.00

792.00

198.00

Tayu Kulon

1.30

50.00

60.00

6.00

1.210.000

275.00

0.99 55.00

70.00

6.00

1.375.000

375.00

Sambiroto Keboromo

2.31

50.00

70.00

6.00

1.320.000

372.00

Tendas

1.60

40.00

50.00

3.50

360.00

288.00

82.83

23.19

29.43

3.64

390.63

115.03

0.99 4.00

6.00

2.00

40.00

10.00

1.98

3.00

6.00

2.50

45.00

9.90

2.97

3.50

6.00

2.25

42.50

9.95

KALI TAYU Sowo

Tayu

Jepat Lor

Sowo

Tayu

Keboromo

KALI SOWO 3

50.00

Purwokerto

Tayu Wetan

2

42.00

Lencer

Tayu

Tendas

2.60

4.00

6.00

2.00

40.00

10.00

Lencer

Tayu

Jepat Lor

3.60

6.00

9.00

3.00

90.00

22.50

LAMPIRAN | 149

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Lencer

Tayu

Jepat Kidul

1.30

2.00

4.00

2.00

42.00

9.60

Lencer

Tayu

Tanggulsari

1.60

2.00

4.00

2.00

45.00

10.80

9.10

3.50

5.75

2.25

54.25

13.23

2.90

4.00

6.00

3.00

50.00

10.00

2.90

4.00

6.00

3.00

50.00

10.00

KALI LENCER 4

Druju

Tayu

Margomulyo

KALI DRUJU 5

Pakis

Tayu

Pondowan

1.90

15.00

20.00

4.00

210.00

52.50

Pakis

Tayu

Kedungsari

2.60

12.00

25.00

6.00

259.00

74.00

Pakis

Tayu

Margomulyo

3.30

10.00

30.00

5.00

360.00

100.00

7.80

12.33

25.00

5.00

276.33

75.50

KALI PAKIS 6

Ak. Pakis

Gn wungkal

Sidomulyo

3.75

7.00

11.00

2.00

36.00

14.40

Ak. Pakis

Gn wungkal

Perdopo

3.50

9.00

12.00

3.00

63.00

21.00

Ak. Pakis

Gn wungkal

Perdopo

3.40

6.00

10.00

3.00

48.00

16.00

Ak. Pakis Ak. Pakis

Gn wungkal Gn wungkal

Gajihan Ngetuk

3.60 3.40

8.00

13.00

2.50 3.00

77.70 48.00

16.80 16.00

LAMPIRAN | 150

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gn wungkal

Ngetuk

2.50

6.00

10.00

3.00

64.00

16.00

Ak. Pakis

Gn wungkal

Ngetuk

1.50

6.00

10.00

3.00

64.00

16.00

Ak. Pakis

Gn wungkal

Ngetuk

2.50

9.00

12.00

6.00

126.00

21.00

Ak. Pakis

Gn wungkal

Perdopo

0.50 6.00

12.00

3.25

72.00

18.00

Ak. Pakis

Gn wungkal

Perdopo

1.00

6.00

12.00

3.00

72.00

18.00

Ak. Pakis

Gn wungkal

Gn wungkal

1.00

9.00 12.00

3.00

84.00

21.00

Ak. Pakis

Gn wungkal

Gn wungkal

0.50

7.00 10.00

3.00

68.00

17.00

Ak. Pakis

Gn wungkal

Gn wungkal

0.50

7.00 10.00

3.00

68.00

17.00

27.65

7.08

11.08

3.14

68.52

17.55

Warung

Tayu

Margomulyo

2.00

4.00

6.00

2.00

40.00

10.00

Warung

Tayu

Kedungsari

1.00

2.00

4.00

1.00

18.00

6.00

3.00

3.00

5.00

1.50

29.00

8.00

1.00 2.50

6.00

10.00

6.00 5.00

64.00 114.00

16.00 38.00

KALI WARUNG 8

10.00

Ak. Pakis

AK PAKIS 7

6.00

Ak. Gadu Ak. Gadu

Gn wungkal Gn wungkal

Sampok Gadu

LAMPIRAN | 151

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gn wungkal

Gadu

2.50

7.00

12.00

4.00

114.00

38.00

Ak. Gadu

Gn wungkal

Gadu

3.00

8.00

14.00

3.00

132.00

66.00

9.00

7.00

12.00

4.50

106.00

39.50

Gadu

Tayu

Kedungsari

2.60

14.00

20.00

3.00

340.00

51.00

Gadu

Tayu

Semerak

2.60

14.00

16.00

3.00

330.00

54.00

Gadu

Tayu

Margomulyo

3.30

14.00

16.00

3.00

360.00

67.50

Gadu

Tayu

Pondowan

2.60

14.00

20.00

3.00

340.00

51.00

Gadu

Margoyoso

Ngemplak lor

1.20

6.00

8.00

4.50

84.00

14.00

Gadu

Margoyoso

Semerak

4.50

6.00

8.00

4.50

112.00

14.00

16.80

11.33

14.67

3.50

261.00

41.92

2.20

4.00

6.00

2.20

20.00

7.50

2.20

4.00

6.00

2.20

20.00

7.50

1.35 2.25

7.50

11.00

3.50

KALI GADU 10

Tegalombo

Dukuhseti

Tegalombo

KALI TEGALOMBO 11

12.00

Ak. Gadu

AK.GADU 9

7.00

Lenggi Lenggi

Cluwak Cluwak

Sumur Sumur

LAMPIRAN | 152

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Lenggi

Cluwak

Gerit

2.10

8.00

12.00

3.50

80.00

35.00

Lenggi

Dukuhseti

Wedusan

4.60

9.50

12.00

4.60

43.00

10.75

Lenggi

Dukuhseti

Wedusan

2.70

4.00

6.50

2.50

10.50

2.63

Lenggi

Dukuhseti

Grogolan

4.75

9.50

12.00

4.50

43.00

10.75

Lenggi

Dukuhseti

Grogolan

7.00

4.00

6.50

2.70

10.50

2.63

Lenggi

Dukuhseti

Ngagel

1.20

10.00

12.50

4.50

45.00

11.25

Lenggi

Dukuhseti

Dukuhseti

1.00

10.50

13.00

4.00

47.00

17.63

Lenggi

Dukuhseti

Dukuhseti

1.00

5.50

6.50

2.50

24.00

6.00

Lenggi

Dukuhseti

Alasdowo

2.50

10.50

13.00

3.25

70.50

18.80

30.45

7.90

10.50

3.56

41.50

12.83

KALI LENGGI 12

Pengarep

Dukuhseti

Dumpil

2.20

9.00

10.50

3.00

23.40

4.88

Pengarep

Dukuhseti

Dumpil

2.00

9.00

10.50

3.00

23.40

4.88

Pengarep

Dukuhseti

Ngagel

3.20

9.50

11.00

3.50

51.25

12.30

LAMPIRAN | 153

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Pengarep

Dukuhseti

Kenanti

Pengarep

Dukuhseti

Bakalan

KALI PENGAREP 13

9.50

11.00

3.60

51.25

12.30

0.50 9.00

10.50

3.20

19.50

3.90

10.00

9.20

10.70

3.26

33.76

7.65

Gelis

Cluwak

Medani

3.50

11.00

14.00

3.75

100.00

36.25

Gelis

Cluwak

Medani

4.25

20.00

28.00

6.00

288.00

84.00

Gelis

Cluwak

Medani

3.60

20.00

28.00

4.50

288.00

84.00

Gelis Gelis

Cluwak Cluwak

Medani Medani

2.00 3.15

5.00

8.00

2.00

39.00

13.00

16.50

14.00

19.50

4.06

178.75

54.31

KALI GELIS 14

2.10

Pasokan Pasokan

Cluwak Cluwak

Sirahan Sirahan

2.00 3.15

5.00

8.00

2.00

39.00

13.00

Pasokan Pasokan Pasokan Pasokan

Cluwak Cluwak Cluwak Cluwak

Mojo Mojo Mojo Mojo

2.00 1.75 3.75 1.75

6.00

10.00

3.00

64.00

24.00

Pasokan

Cluwak

Payak

2.60

5.00

8.00

2.50

52.00

13.00

LAMPIRAN | 154

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Pasokan Pasokan

Cluwak Cluwak

Payak Payak

1.35 1.20

Pasokan Pasokan

Cluwak Cluwak

Karangsari Karangsari

4.15 2.50

7.00

10.00

2.00

54.40

15.30

Pasokan

Cluwak

Sumur

3.20

7.00

10.00

2.50

51.00

17.00

Pasokan

Dukuhseti

Wedusan

9.20

28.00

34.00

5.50

186.00

62.00

Pasokan

Dukuhseti

Puncel

8.50

30.00

36.00

5.50

198.00

66.00

47.10

17.60

23.20

4.60

128.88

42.06

KALI PASOKAN 15

Patoman

Cluwak

Plaosan

3.10

5.00

8.00

2.00

39.00

9.75

Patoman

Cluwak

Karangsari

1.25

4.00

6.00

2.50

40.00

15.00

Patoman

Cluwak

Bleber

2.00

5.00

9.00

2.50

56.00

24.50

Patoman Patoman

Cluwak Cluwak

Ngablak Ngablak

1.60 1.25

6.00

9.00

4.00

67.50

26.25

Patoman

Cluwak

Gesengan

5.75

7.00

10.00

3.50

68.00

25.50

Patoman Patoman

Tayu Tayu

Bulungan Kalikalong

2.00 4.00

126.00 165.00

14.00 22.50

LAMPIRAN | 155

14.00

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

15.00

16

KALI PATOMAN Wuluh KALI WULUH

17

AK. Kuro AK. Kuro AK. Kuro AK. Kuro

Cluwak Gunung Wungkal Gunung Wungkal Gunung Wungkal Gunung Wungkal

5.40

10.14

2.90

80.21

19.64

Gesengan

20.95 2.50 2.50

Sidomulyo

1.00

4.00

8.00

6.00

48.00

12.00

Sampok

4.00

7.00

10.00

5.00

68.00

17.00

Pesagen

1.20

7.00

12.00

4.50

76.00

19.00

Gadu

2.00

7.00

12.00

3.50

76.00

19.00

8.20

6.25

10.50

4.75

67.00

16.75

AK. Kuro 18

Kuro

Margoyoso

Purowodadi

1.80

5.00

8.00

5.50

65.00

13.00

Kuro

Margoyoso

Margorejo

1.70

5.00

8.00

4.50

65.00

13.00

Kuro

argoyoso

Waturoyo

1.20

3.00

8.00

4.00

77.00

11.00

Kuro

Margoyoso

Margoyoso

4.60

2.70

8.00

3.50

64.20

10.70

9.30

3.93

8.00

4.38

67.80

11.93

4.90

5.50

8.00

1.50

27.00

8.10

KALI KURO 19

Jaran Mati

Margoyoso

Margotuhu kidul

LAMPIRAN | 156

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

KALI JARAN MATI

20

Warung

Margoyoso

Tanjungrejo

KALI WARUNG 21

22

4.90

5.50

8.00

1.50

27.00

8.10

2.20

2.00

3.00

1.50

10.00

3.00

2.20

2.00

3.00

1.50

10.00

3.00

Sat

Margoyoso

Tegalarum

2.60

6.00

8.00

5.50

70.00

14.00

Sat

Margoyoso

Tegalarum

2.70

6.00

8.00

5.50

70.00

14.00

Sat

Margoyoso

Soneyan

1.10

6.00

8.00

5.50

70.00

14.00

Sat

Margoyoso

Soneyan

2.20

6.00

8.00

5.50

70.00

14.00

Sat

Margoyoso

Soneyan

0.80 6.00

8.00

5.50

70.00

14.00

Sat

Margoyoso

Purworejo

1.80

8.00

10.00

5.50

90.00

18.00

Sat

Margoyoso

Waturoyo

1.80

8.00

10.00

5.50

90.00

18.00

Sat

Margoyoso

Cebolek

0.66 8.00

14.30

4.50

156.10

22.30

Sat

Margoyoso

Tanjungrejo

3.41

8.00

14.30

4.50

178.40

22.30

6.89

9.84

Cebolek

17.07 1.30

5.28 2.00

96.06 42.00

16.73 14.00

KALI SAT Bangau

Margoyoso

LAMPIRAN | 157

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Bangau

Margoyoso

Bulumanis lor

KALI BANGAU 23

8.00

3.50

6.00

8.00

2.00

42.00

14.00

4.80

6.00

8.00

2.00

42.00

14.00

Suwatu

Margoyoso

Soneyan

3.50

6.00

8.00

5.50

98.00

21.00

Suwatu

Margoyoso

Ngemplak Kidul

1.80

6.00

8.00

6.00

112.00

21.00

Suwatu

Margoyoso

Sekarjalak

10.00

4.50

144.00

27.00

Suwatu

Margoyoso

Bulumanis kidul

2.71

10.00

12.00

4.50

176.00

33.00

Suwatu

Margoyoso

Bulumanis lor

1.60

10.00

12.00

4.50

176.00

33.00

10.19

8.00

10.00

5.00

141.20

27.00

0.58 8.00

KALI SUWATU 24

6.00

Winong

Margoyoso

Tanjungrejo

2.20

6.00

8.00

5.50

98.00

21.00

Winong

Margoyoso

Tanjungrejo

1.90

6.00

8.00

5.50

112.00

21.00

Winong

Margoyoso

Sidomukti

2.10

8.00

10.00

5.00

126.00

27.00

Winong

Margoyoso

Sidomukti

0.90 8.00

10.00

6.00

144.00

27.00

Winong Winong

Margoyoso Margoyoso

Pohijo Bulumanis kidul

7.00

19.00

4.00 4.50

130.00 130.00

26.00 26.00

1.10 4.50

LAMPIRAN | 158

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Winong

Margoyoso

Pangkalan

KALI WINONG 25

4.10

7.00

19.00

4.50

156.00

26.00

16.80

7.00

13.29

5.00

128.00

24.86

Tayu

Bulungan

3.00

4.00

16.00

4.00

Luwang

Tayu

Luwang

2.00

9.00

58.50

11.25

Luwang

Tayu

Dororejo

1.30

9.00

63.00

13.50

6.30

7.33

45.83

9.58

Putih

Tayu

Bulungan

4.00

4.00

6.00

2.00

40.00

8.00

Putih

Tayu

Tayu kulon

1.00

6.00

8.00

2.00

56.00

12.60

Putih

Tayu

Tayu wetan

1.30

6.00

9.00

2.50

82.50

15.00

Putih

Tayu

Dororejo

1.00

6.00

9.00

3.00

97.50

18.75

7.30

5.50

8.00

2.38

69.00

13.59

KALI PUTIH 27

19.00

Luwang

KALI LUWANG 26

7.00

Gungwedi

Trangkil

Pasucen

0.50

12.00

15.00

8.00

297.00

94.50

Gungwedi Gungwedi

Wedarijaksa Juwana

Suwaduk Wedarijaksa

2.00 1.00

12.00

15.00

8.00 8.00

378.00 350.00

81.00 75.00

LAMPIRAN | 159

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Juwana

Pagerharjo

1.00

10.00

12.00

7.00

308.00

88.00

Gungwedi

Juwana

Ngurenrejo

2.00

9.00

10.00

7.00

266.00

76.00

Gungwedi

Juwana

Ngurensiti

2.00

9.00

10.00

6.00

228.00

76.00

Gungwedi

Juwana

Margomulyo

4.50

6.00

8.00

2.50

84.00

35.00

13.00

10.00

11.86

6.64

273.00

75.07

Kemiri

Margoyoso

Kertomulyo

0.55

4.50

6.00

2.50

42.00

10.50

Kemiri

Margoyoso

Langgenharo

3.95

4.50

6.00

3.00

52.50

10.50

Kemiri

Trangkil

Karang wage

1.30

6.00

12.00

5.00

126.00

45.00

5.80

5.00

8.00

3.50

73.50

22.00

12.00

5.00

11.00

6.00

128.00

48.00

KALI KEMIRI 29

13.00

Gungwedi

KALI GUNGWEDI 28

12.00

Golan Golan Golan Golan Golan Golan Golan

Trangkil Trangkil Trangkil Trangkil Trangkil Trangkil Trangkil

Pasucen Ketanen Karangwage KarangLegi Krandan Tlutup Kertomulyo

LAMPIRAN | 160

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

KALI GOLAN 30

Guyangan

Trangkil

Guyangan

KALI GUYANGAN 31

Sambilawang

Trangkil

Sambilawang

KALI SAMBILAWANG 32

33

Dungsingkil

Wedarijaksa

Ngurenrejo

12.00

5.00

11.00

6.00

128.00

48.00

4.50

4.00

9.00

4.00

58.50

26.00

4.50

4.00

9.00

4.00

58.50

26.00

8.00

3.00

7.00

4.00

60.00

20.00

8.00

3.00

7.00

4.00

60.00

20.00

2.50

3.00

4.00

2.50

35.00

14.00

2.50

3.00

4.00

2.50

35.00

14.00

KALI DUNGSINGKIL Bapoh Bapoh Bapoh Bapoh Bapoh

Gembong Tlogowungu Tlogowungu Tlogowungu Tlogowungu

Sitiluhur Guwo Sumbermulyo Regaloh Wonorejo

Bapoh

Wedarijaksa

Bumiayu

2.00

8.00

9.00

8.00

272.00

34.00

Bapoh

Wedarijaksa

Margorejo

4.00

7.00

8.00

6.00

180.00

30.00

Bapoh

Pati

Sinoman

7.50

2.00

4.00

1.50

24.00

1.20

Bapoh

Pati

Purworejo

0.50

2.00

4.00

1.50

24.00

1.20

LAMPIRAN | 161

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

KALI BAPOH 34

35

6.25

4.25

125.00

16.60

Wedarijaksa

Sukoharjo

5.50

3.00

4.00

3.00

28.00

7.00

Loboyo

Wedarijaksa

Jontro

2.00

4.00

4.00

3.00

48.00

16.00

Loboyo

Wedarijaksa

Ngurensiti

3.00

3.00

8.00

3.00

66.00

33.00

Loboyo

Wedarijaksa

Bangsalrejo

2.00

4.00

8.00

4.00

120.00

36.00

12.50

3.50

6.00

3.25

65.50

23.00

2.90

1.50

9.00

1.00

42.00

2.90

1.50

9.00

1.00

42.00

5.00

12.00

15.00

3.50

270.00

5.00

12.00

15.00

3.50

270.00

5.00 5.00

1.50

2.00

1.25 1.25

8.75 8.75

KALI LOBOYO Pajaran Pajaran Pajaran

Wedarijaksa Wedarijaksa Wedarijaksa

Pagerharjo Sidoharjo Ngurenrejo

Pajaran

Wedarijaksa

Ngurensiti

Avor Tluwuk

Wedarijaksa

Tluwuk

KALI TLUWUK 37

4.75

Loboyo

KALI PAJARAN 36

14.00

Karanganyar Wedarijaksa KALI KARANGANYAR

Tlogoarum

LAMPIRAN | 162

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

38

Juwana

Langgenharjo

3.50

8.00

10.00

2.00

108.00

36.00

avour Langgen

Juwana

Bakaran Kulon

2.00

8.00

10.00

2.00

108.00

36.00

avour Langgen

Juwana

Agungmulyo

1.00

7.00

10.00

2.00

102.00

34.00

6.50

7.67

10.00

2.00

106.00

35.33

Peta / Av. Bajo

Juwana

Kebon sawahan

0.30

1.00

3.00

1.25

12.00

5.00

Peta / Av. Bajo

Juwana

Growong lor

1.50

2.50

5.00

1.50

30.00

11.25

Peta / Av. Bajo

Juwana

Bajomulyo

1.50

2.50

7.00

1.50

38.00

14.25

3.30

2.00

5.00

1.42

26.67

10.17

2.60

1.30

70.00

28.00

KALI PETA/AV. BAJO 40

2.00

avour Langgen

KALI LANGGEN 39

1.50

Mojoworo / nolo

Jaken

Boto

2.00

3.00

8.00

3.00

Mojoworo / nolo

Jaken

Trikoyo

3.00

3.00

8.00

4.00

Mojoworo / nolo

Jaken

Sidomukti

1.50

3.00

10.00

5.00

Mojoworo / nolo

Jaken

Mojoluhur

2.00

3.00

10.00

5.00

Mojoworo / nolo Mojoworo / nolo

Jaken Juwana

Kebonturi Trimulyo

1.00 9.00

3.00

10.00

5.00 2.00

LAMPIRAN | 163

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

KALI MOJOWORO / NOLO 41

8.00

18.50

3.50

9.00

4.00

36.30

14.65

17.60

1.10

Bugel

Pucakwangi

Sokopuluhan

1.50

3.00

7.00

3.00

Bugel

Pucakwangi

Tegalwero

2.00

3.00

7.00

3.00

Bugel

Jakenan

Jatisari

2.00

3.00

8.00

3.00

Bugel

Jakenan

Sidomulyo

3.00

4.00

8.00

3.00

Bugel

Jakenan

Jakenan

2.50

4.00

8.00

2.00

Bugel

Jakenan

Dukuhmulyo

1.00

5.00

10.00

2.00

Bugel

Juwana

Bringin

3.00

4.00

6.00

1.50

40.00

15.00

Bugel

Juwana

Ketib

3.00

4.00

6.00

1.50

40.00

15.00

Bugel

Juwana

Trimulyo

4.00

4.00

6.00

1.50

40.00

15.00

Bugel

Juwana

Bendar

3.00

4.00

6.00

1.50

40.00

15.00

25.00

3.80

7.20

2.20

35.52

12.22

2.00 2.00

8.00

10.00

2.00 2.00

90.00 90.00

36.00 36.00

KALI BUGEL 42

6.00

Boja KALI BOJO

Juwana

Bumirejo

LAMPIRAN | 164

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

43

Gedong

Batangan

Raci

KALI GEDONG 44

5.00

6.00

9.00

6.00

150.00

22.50

5.00

6.00

9.00

6.00

150.00

22.50

15.60

1.30

Jaken

Tegalarum

2.00

3.00

8.00

3.00

Klarean

Jaken

Lundo

2.00

3.00

10.00

5.00

Klarean

Jaken

Kebonturi

2.00

3.00

10.00

5.00

6.00

3.00

9.33

4.33

15.60

1.30

Jabang bayi

Batangan

Ngening

2.50

6.00

8.00

5.00

126.00

14.00

Jabang bayi

Batangan

Raci

6.50

5.00

7.50

4.50

112.50

18.75

9.00

5.00

7.75

4.75

119.25

16.38

45.00

3.00

KALI JABANGBAYI 46

10.00

Klarean

KALI KLAREAN 45

8.00

Widodaren

Pucakwangi

Siti Mulyo

2.00

8.00

15.00

8.00

Widodaren

Pucakwangi

Kletek

1.00

10.00

20.00

8.00

Widodaren

Pucakwangi

2.00

10.00

20.00

8.00

Widodaren Widodaren

Jaken Jaken

Treteg Mantingan Wetan Arumanis

3.00 3.00

10.00

20.00

8.00 8.00

LAMPIRAN | 165

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Jaken

Sumberejo

2.00

10.00

20.00

10.00

Widodaren

Jaken

Sriwedari

2.00

10.00

20.00

10.00

Widodaren

Batangan

Sukoagung

3.00

6.00

9.00

6.00

150.00

22.50

Widodaren

Batangan

Ngening

1.50

6.00

9.00

5.00

150.00

30.00

Widodaren

Batangan

Raci

2.00

5.00

7.50

4.50

112.50

31.25

21.50

8.50

16.05

7.55

114.38

21.69

Banteng

Batangan

Bulumulyo

2.50

4.00

7.00

3.00

44.00

8.25

Banteng

Batangan

Klayu Siwalan

2.00

4.00

6.00

3.00

40.00

10.00

Banteng

Batangan

Bumi mulyo

1.50

3.00

6.00

2.50

45.00

9.00

6.00

3.67

6.33

2.83

43.00

9.08

KALI BANTENG 48

20.00

Widodaren

KALI WIDODAREN 47

10.00

Pilang Gagak

Batangan

Kedalon

2.00

1.50

2.50

1.50

12.00

4.00

Pilang Gagak

Batangan

Batursari

2.00

1.50

2.50

1.50

12.00

4.00

Mangunlegi

3.50 7.50

1.25

2.00

1.00 1.33

9.75 11.25

4.06 4.02

Pilang Gagak Batangan KALI PILANG GAGAK

LAMPIRAN | 166

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

49

2.33

Randu Gunting

Batangan

Kuniran

4.00

21.00

24.00

14.00

1.26

67.50

Randu Gunting

Batangan

Gunungsari

3.50

21.00

24.00

14.00

1.26

67.50

Randu Gunting

Batangan

Gajahkumpul

4.50

20.00

22.00

12.00

1.01

73.50

Randu Gunting

Batangan

Pecangaan

6.00

18.00

20.00

10.00

760.00

76.00

Randu Gunting

Jaken

Ronggo

1.00

8.00

20.00

8.00

Randu Gunting

Jaken

Sumberagung

2.50

8.00

20.00

10.00

Randu Gunting

Jaken

Sidoluhur

3.00

10.00

25.00

10.00

52.50

3.50

Randu Gunting

Jaken

Srikaton

3.00

10.00

25.00

10.00

Randu Gunting

Jaken

Manjang

4.00

10.00

25.00

10.00

Randu Gunting

Jaken

Tamansari

4.00

10.00

25.00

10.00

35.50

13.60

23.00

10.80

868.10

57.60

KALI RANDU GUNTING 50

1.42

Ombo

Batangan

Ketilang wetan

3.50

7.00

15.00

6.00

242.00

33.00

Ombo KALI OMBO

Batangan

Ketilang wetan

2.00 5.50

5.00

13.00

5.50 5.75

198.00 220.00

36.00 34.50

LAMPIRAN | 167

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

51

Klating

Pucakwangi

Lumbungmas

KALI KLATING 52

12.50

3.00

10.00

5.00

12.50

3.00

10.00

5.00

Pucakwangi

Mojoagung

5.00

5.00

8.00

3.00

Jetak

Pucakwangi

Triguno

1.00

5.00

8.00

3.00

Jetak

Pucakwangi

Jetak

1.00

5.00

10.00

5.00

Jetak

Pucakwangi

Karangrejo

2.00

5.00

15.00

5.00

Jetak

Winong

Sarimulyo

2.00

5.00

15.00

5.00

11.00

5.00

11.20

4.20

Bodeh

Pucakwangi

Kepoh kencono

4.00

5.00

15.00

5.00

Bodeh

Pucakwangi

Bodeh

2.00

5.00

15.00

3.00

6.00

5.00

15.00

4.00

KALI BODEH 54

14.00

Jetak

KALI JETAK 53

6.00

Sentul

Pucakwangi

Mojoagung

2.50

10.00

20.00

8.00

Sentul Sentul

Pucakwangi Pucakwangi

Pucakwangi Pelemgede

1.00 2.00

10.00

20.00

8.00 10.00

LAMPIRAN | 168

20.00

2.00

20.00

2.00

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

20.00

Sentul

Pucakwangi

Sukopuluhan

2.00

10.00

20.00

10.00

Sentul

Pucakwangi

Tegalwero

3.00

10.00

20.00

10.00

Sentul

Jakenan

Jatisari

1.50

8.00

25.00

10.00

Sentul

Jakenan

1.50

8.00

25.00

8.00

Sentul

Jakenan

Karangrejo Mantingan Tengah

2.50

8.00

25.00

8.00

Sentul

Jakenan

Tondokerto

1.50

7.00

25.00

7.00

Sentul

Jakenan

Sembaturagung

1.00

7.00

35.00

7.00

Sentul

Jakenan

Glonggong

1.50

7.00

30.00

7.00

Sentul

Jakenan

Bungasrejo

1.00

6.00

25.00

6.00

21.00

8.42

24.17

8.25

KALI SENTUL 55

10.00

Gono

Winong

Kudur

2.50

6.00

20.00

2.00

Gono

Winong

Padangan

2.50

6.00

20.00

2.00

Gono Gono

Winong Winong

Blingijati Kebowan

2.50 1.50

6.00

15.00

2.00 2.00

LAMPIRAN | 169

45.00

3.00

45.00

3.00

14.70

2.10

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Winong

Mintorahayu

1.50

6.00

15.00

2.00

Gono

Winong

Tawang rejo

2.50

6.00

15.00

2.00

Gono

Winong

Bringinwareng

1.50

6.00

15.00

2.00

Gono

Gabus

Gempolsari

6.45

2.75

5.85

2.55

14.62

20.45

5.59

15.11

2.07

14.62

2.10

3.00

0.30

Tumpang

Winong

Winong

0.50

1.00

1.50

1.00

Tumpang

Winong

Bumiharjo

1.50

1.00

2.00

0.60

Tumpang

Winong

Serutsadang

1.00

1.00

2.00

0.60

Tumpang

Winong

Sumbermulyo

1.50

1.00

2.00

0.50

Tumpang

Jakenan

Sendangsoko

1.50

1.00

2.00

0.60

Tumpang

Jakenan

Ngastorejo

2.00

1.00

2.00

0.60

8.00

1.00

1.92

0.65

3.00

0.05

1.33 1.33

15.00

35.00

15.00 15.00

120.00 120.00

10.00 10.00

KALI TUMPANG 57

15.00

Gono

KALI GONO 56

6.00

Kemisik KALI KEMISIK

Pucakwangi

Watesaji

LAMPIRAN | 170

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

58

15.00

35.00

Kedunglo

Pucakwangi

Watesaji

10.00

15.00

35.00

15.00

Kedunglo

Winong

Guyangan

8.00

15.00

35.00

15.00

Kedunglo

Winong

Sugihan

2.50

10.00

35.00

10.00

Kedunglo

Winong

Kebolampang

1.50

10.00

25.00

8.00

Kedunglo

Winong

Pagendisan

2.50

10.00

25.00

7.00

Kedunglo

Winong

Tlogorejo

2.00

8.00

20.00

6.00

Kedunglo

Winong

Tanggel

4.00

8.00

20.00

5.00

Kedunglo

Winong

Wirun

2.00

8.00

20.00

5.00

Kedunglo

Winong

Sarimulyo

1.00

8.00

20.00

5.00

Kedunglo

Jakenan

Tambahmulyo

2.00

8.00

20.00

5.00

Kedunglo

Jakenan

Sendangsoko

2.00

8.00

20.00

5.00

Kedunglo

Jakenan

Sonorejo

1.00

8.00

20.00

5.00

Kedunglo Kedunglo

Jakenan Jakenan

Tlogorejo Sidoarum

1.00 3.00

8.00

20.00

4.00 4.00

LAMPIRAN | 171

196.00

7.00

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Kedunglo

59

60

61

62

Jakenan

Tondomulyo

8.00

20.00

2.50

8.00

20.00

4.00

45.00

8.75

22.19

6.44

Maling

Jakenan

Tambahmulyo

2.50

0.50

3.00

1.00

Maling

Jakenan

Kalimulyo

1.00

1.50

5.00

1.50

Maling

Jakenan

Glonggong

0.50

2.00

7.00

2.00

4.00

1.33

5.00

1.50

Druju

Jakenan

Puluhan tengah

1.50

2.50

8.00

3.00

Druju

Jakenan

Sembaturagung

2.50

2.50

6.00

3.00

Druju

Jakenan

Bungasrejo

2.00

2.00

6.00

3.00

6.00

2.33

6.67

3.00

196.00

7.00

6.50

0.65

6.50

0.65

8.50

0.85

8.50

0.85

Jaratan

Jakenan

Sidoarum

1.00

2.50

4.00

1.50

Jaratan

Jakenan

Tondomulyo

1.00

2.50

4.00

1.50

6.50

0.65

2.50

4.00

Klakah kasihan

2.00 2.50

1.50 3.50

6.50 47.25

0.65 7.88

Simo atas

Gembong

LAMPIRAN | 172

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

2.50

8.00

Simo atas

Gembong

Ketanggan

2.00

3.00

7.00

3.50

45.00

7.50

Simo atas

Gembong

Semirejo

1.50

3.00

6.00

3.00

36.00

9.00

Simo atas

Gembong

Purwosari

1.00

3.00

7.00

3.00

40.00

10.00

Simo atas

Tlogowungu

Tlogorejo

1.00

3.00

7.00

3.00

40.00

10.00

Simo atas

Tlogowungu

Tamansari

1.50

3.00

6.00

2.50

36.00

9.00

Simo

Pati

Sidokerto

1.50

4.00

6.00

2.00

40.00

2.00

Simo

Pati

Mulyoharjo

2.00

3.50

5.50

2.00

36.00

1.80

Simo

Pati

Kutoharjo

6.00

3.50

5.50

2.00

36.00

1.80

Simo

Pati

Sugiharjo

0.50

3.50

5.50

2.00

36.00

1.80

Simo

Pati

Widorokandang

2.00

3.50

5.50

2.00

36.00

1.80

Simo

Pati

Purworejo

0.50

3.50

5.50

2.00

36.00

1.80

Simo

Juwana

Gadingrejo

2.00

10.00

9.00

1.50

76.00

28.50

Simo Simo

Juwana Juwana

Margomulyo Mintomulyo

1.50 1.00

8.00

12.00

1.50 1.50

80.00 72.00

30.00 27.00

LAMPIRAN | 173

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Juwana

Growong lor

1.00

8.00

10.00

1.50

72.00

27.00

Simo

Juwana

Growong kidul

0.20

8.00

10.00

1.50

72.00

27.00

Simo

Juwana

Dukutalit

0.10

8.00

10.00

1.50

72.00

27.00

Simo

Juwana

Doropayung

1.50

8.00

12.00

2.00

80.00

30.00

29.30

5.11

7.76

2.18

52.01

13.73

Anak.K. Simo

Pati

Widorokandang

5.00

2.00

4.00

1.50

24.00

1.20

Anak.K. Simo

Juwana

Gadingrejo

1.50

8.00

4.00

1.00

36.00

12.00

Anak.K. Simo

Juwana

Mintomulyo

1.00

4.00

5.00

1.00

27.00

9.00

Anak.K. Simo

Juwana

Dukutalit

0.20

4.00

5.00

1.00

27.00

9.00

Anak.K. Simo

Juwana

Growong lor

1.00

4.00

5.00

1.50

36.00

13.50

Anak.K. Simo

Juwana

Growong kidul

0.80

4.00

5.00

1.50

36.00

13.50

9.50

4.33

4.67

1.25

31.00

9.70

2.00 1.00

2.75

4.50

2.75 2.75

30.80 38.00

3.85 4.75

ANAK KALI SIMO 64

10.00

Simo

KALI SIMO 63

8.00

Ngeluk atas Ngeluk atas

Gembong Gembong

Bermi Kedung bulus

LAMPIRAN | 174

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

66

4.50

Ngeluk

Margorejo

Banyuurip

3.00

7.00

15.00

7.00

440.00

55.00

Ngeluk

Margorejo

Metaraman

5.00

7.00

14.00

7.00

252.00

42.00

Ngeluk

Margorejo

Langse

4.00

6.00

14.00

7.00

280.00

60.00

Ngeluk

Margorejo

Sukoharjo

3.00

6.00

14.00

7.00

240.00

60.00

Ngeluk

Margorejo

Dadirejo

4.00

6.00

14.00

7.00

240.00

40.00

Ngeluk

Margorejo

Langenharjo

2.00

6.00

14.00

7.00

240.00

40.00

24.00

5.44

11.75

5.94

220.10

38.20

KALI NGELUK 65

2.75

Langkir

Margorejo

Pegandan

4.00

7.00

15.00

7.00

264.00

55.00

Langkir

Margorejo

Ngawen

9.00

6.00

12.00

7.00

216.00

36.00

Langkir

Margorejo

Penambuhan

11.00

6.00

12.00

8.00

216.00

36.00

Langkir

Margorejo

Wangunrejo

2.00

6.00

10.00

5.00

64.00

32.00

Langkir

Margorejo

Jambean kidul

5.00

6.00

12.00

5.00

144.00

36.00

6.20

12.20

Banyu urip

31.00 1.40

6.40 4.00

180.80 104.00

39.00 6.50

KALI LANGKIR Mudal

Margorejo

LAMPIRAN | 175

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Mudal Mudal Mudal Mudal Mudal

Sukoharjo

2.00

6.00

13.00

6.00

228.00

38.00

Margorejo

Pegandan

1.50

6.00

13.00

6.00

228.00

38.00

Margorejo

Badegan

2.50

6.00

13.00

6.00

228.00

38.00

Margorejo

Margorejo

2.00

6.00

13.00

6.00

228.00

38.00

Margorejo

Penambuhan

1.00

6.00

13.00

6.00

228.00

38.00

10.40

5.83

12.17

5.67

207.33

32.75

Nagasinan

Margorejo

Sukokulon

2.00

5.00

11.00

5.00

192.00

32.00

Nagasinan

Margorejo

Jimbaran

6.00

6.00

13.00

6.00

228.00

38.00

Nagasinan

Margorejo

Bumirejo

2.00

6.00

13.00

6.00

228.00

38.00

Ak. Ngasinan

Margorejo

Wangunrejo

1.00

5.00

6.00

4.00

88.00

22.00

Ak. Ngasinan

Margorejo

Bumirejo

3.00

3.00

5.00

3.00

64.00

16.00

14.00

25.00

48.00

24.00

800.00

146.00

3.00 4.10

6.00

10.00

5.00 5.00

128.00 128.00

32.00 32.00

KALI NGASINAN 68

8.00

Margorejo

KALI LANGKIR 67

5.00

Kedungtelo Kedungtelo

Margorejo Margorejo

Wangunrejo Jambean Kidul

LAMPIRAN | 176

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

KALI KEDUNGTELO 69

6.00

10.00

7.10

12.00

20.00

10.00

256.00

64.00

Juwana

Sukolilo

Baleadi

1.63

10.00

20.00

10.00

12.00

Juwana

Sukolilo

Wotan

1.50

10.00

20.00

10.00

12.00

Juwana

Sukolilo

Wotan

6.35

15.00

30.00

4.50

Juwana

Sukolilo

Wotan

9.75

20.00

36.00

6.75

756.00

196.00

Juwana

Sukolilo

Gadudero

2.00

20.00

38.80

6.75

793.80

205.80

Juwana

Margorejo

Jambean Kidul

3.00

20.00

30.00

2.00

320.00

60.00

Juwana

Margorejo

Jimbaran

2.00

20.00

30.00

2.00

320.00

60.00

Juwana

Margorejo

Ngawen

1.00

20.00

30.00

2.00

320.00

60.00

Juwana

Margorejo

Penambuhan

2.50

20.00

30.00

2.00

320.00

60.00

Juwana

Margorejo

Langenharjo

2.00

20.00

30.00

2.00

320.00

60.00

Juwana

Pati

Panjunan

3.00

20.00

30.00

2.00

320.00

60.00

Juwana Juwana

Pati Pati

Gajahmati Sidoharjo

0.50 2.00

20.00

30.00

2.00 2.00

320.00 320.00

60.00 60.00

LAMPIRAN | 177

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Pati

Dengkek

1.50

20.00

30.00

2.00

320.00

60.00

Juwana

Pati

Sugiharjo

4.00

20.00

30.00

2.00

320.00

60.00

Juwana

Pati

Widorokandang

1.50

20.00

30.00

2.00

320.00

60.00

Juwana

Pati

Purworejo

2.50

20.00

30.00

2.00

320.00

60.00

46.73

315.00

504.80

62.00

5,413.80

1,121.80

Kersulo

Gembong

Sitiluhur

2.50

3.00

10.00

3.00

58.50

9.75

Kersulo

Gembong

Ketanggan

1.50

3.50

11.00

3.00

72.50

10.88

Kersulo

Gembong

Guwo

1.50

3.00

9.00

2.50

54.00

12.00

Kersulo

Gembong

Regaloh

3.00

2.50

7.00

2.50

41.80

9.50

Kersulo

Tlogowungu

Sambirejo

1.50

2.50

7.00

2.50

41.80

9.50

Kersulo

Tlogowungu

Mulyoharjo

1.40

3.00

5.00

2.00

32.00

4.00

11.40

17.50

49.00

15.50

300.60

55.63

6.00 2.00

2.00

3.00

2.50 2.50

15.00 15.00

2.50 2.50

KALI KERSULO 71

30.00

Juwana

KALI JUWANA 70

20.00

Sentul Sentul

Gembong Gembong

Bageng Gembong

LAMPIRAN | 178

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

KALI SENTUL 72

6.00

5.00

30.00

5.00

6.00

2.00

3.00

2.50

18.60

3.10

Sentul

Gembong

Gembong

2.00

2.00

3.00

2.50

17.10

2.85

8.00

4.00

6.00

5.00

35.70

5.95

2.50

3.20

5.70

3.30

33.60

4.20

2.50

3.20

5.70

3.30

33.60

4.20

2.00

2.70

4.70

2.90

32.60

4.08

2.00

2.70

4.70

2.90

32.60

4.08

3.00

3.45

5.50

4.00

33.00

4.13

3.00

3.45

5.50

4.00

33.00

4.13

Lampean

Gembong

Pohgading

Wuni

Gembong

Pohgading

Sekar Gading

Gembong

Plukaran

KALI SEKARGADING 76

4.00

Bageng

KALI WUNI 75

8.00 Gembong

KALI LAMPEAN 74

3.00

Sentul

KALI JERING 73

2.00

Tempur atas

Gembong

Klakah Kasihan

8.00

8.00

10.00

3.00

75.00

15.00

Tempur atas

Gembong

Pohgading

2.00

7.00

9.00

3.00

105.00

21.00

Tempur atas

Gembong

Wonosekar

0.80

6.00

8.00

4.00

100.00

20.00

LAMPIRAN | 179

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

KALI TEMPUR 77

21.00

27.00

10.00

280.00

18.67

Sani

Gembong

Wonosekar

3.00

3.20

5.30

4.75

41.20

5.15

Sani

Gembong

Semirejo

2.00

5.00

7.00

3.00

76.00

95.00

Sani

Pati

Muktiharjo

1.50

12.00

15.00

3.00

162.00

5.40

Sani

Pati

Muktiharjo

1.00

12.00

15.00

3.00

162.00

5.40

Sani

Pati

Muktiharjo

0.50

12.00

15.00

3.00

162.00

5.40

Sani

Pati

Muktiharjo

1.00

12.00

15.00

3.00

162.00

5.40

Sani

Pati

Muktiharjo

2.50

12.00

15.00

3.00

162.00

5.40

Sani

Pati

Muktiharjo

1.00

12.00

15.00

3.00

162.00

5.40

Sani

Pati

Muktiharjo

0.70

8.00

12.00

3.00

120.00

4.00

13.20

88.20

114.30

28.75

KALI SANI 78

10.80

1,209.20

5.67

Anyar

Pati

Winong

2.00

2.00

4.00

2.00

24.00

1.20

Anyar

Pati

Ngarus

0.30

2.00

4.00

2.00

24.00

1.20

Anyar

Pati

Pati lor

0.50

2.00

4.00

2.00

24.00

1.20

LAMPIRAN | 180

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Anyar

Pati

Pati kidul

2.00

2.00

4.00

2.00

24.00

1.20

Anyar

Pati

Blaru

0.30

2.00

4.00

2.00

24.00

1.20

Anyar

Pati

Panjunan

1.20

2.00

4.00

3.00

24.00

1.20

Ak.Anyar

Pati

Puri

1.00

2.00

4.00

2.00

24.00

1.20

Ak.Anyar

Pati

Plangitan

0.40

2.00

4.00

2.00

24.00

1.20

7.70

16.00

32.00

17.00

192.00

1.20

KALI ANYAR 79

Pembuang K.Anyar

Pati

Pati kidul

0.50

2.00

4.00

2.00

24.00

1.20

Pembuang K.Anyar

Pati

Semampir

9.00

2.00

4.00

2.00

24.00

1.20

Pembuang K.Anyar

Pati

Sidoharjo

1.00

2.00

4.00

2.00

24.00

1.20

10.50

6.00

12.00

6.00

72.00

3.60

PEMBUANG KALI ANYAR 80

Kersulo

Pati

Mulyoharjo

2.50

2.00

4.00

1.50

24.00

1.20

Kersulo

Pati

Tambaharjo

0.40

2.00

4.00

1.50

24.00

1.20

Kersulo

Pati

Payang

4.00

2.00

4.00

1.50

24.00

1.20

Kersulo

Pati

Purworejo

0.50

2.00

4.00

1.50

24.00

1.20

LAMPIRAN | 181

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Kersulo

Pati

Widorokandang

KALI KERSULO 81

1.50

2.00

4.00

1.50

24.00

1.20

8.90

10.00

20.00

7.50

120.00

6.00

Tus

Sukolilo

Prawoto

1.25

2.00

8.00

2.50

4.00

1.00

Tus

Sukolilo

Wegil

3.13

1.00

3.00

1.00

1.60

0.40

Tus

Sukolilo

Wegil

1.05

0.30

1.25

0.50

Tus Tus

Sukolilo Sukolilo

Wegil Baleadi

1.18 1.18

2.00

13.00

4.50

12.00

3.00

Tus Tus

Sukolilo Sukolilo

Baleadi Baleadi

1.28 0.60

1.50

4.50

2.50

1.80

0.60

Tus

Sukolilo

Baleadi

3.40

1.00

3.50

2.00

0.90

0.23

Tus

Sukolilo

Kedungwinong

0.63

1.00

3.25

1.50

2.55

0.43

Tus

Sukolilo

Wotan

1.70

2.00

6.00

3.00

2.40

0.80

Tus

Sukolilo

Baturejo

1.58

3.50

12.00

4.50

Tus

Sukolilo

Baturejo

0.38

0.25

1.00

0.40

Tus

Sukolilo

Gadudero

2.05

2.50

9.00

2.50

3.45

1.15

LAMPIRAN | 182

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tus

Sukolilo

Gadudero

0.58

1.00

3.00

1.50

Tus

Sukolilo

Gadudero

0.95

1.00

3.00

1.50

Tus

Sukolilo

Gadudero

1.88

1.00

3.00

1.00

3.20

0.80

Tus

Sukolilo

Prawoto

3.38

6.00

10.00

5.00

6.40

1.60

Tus

Sukolilo

Prawoto

1.88

2.00

4.00

2.00

1.20

0.30

Tus

Sukolilo

Prawoto

1.63

1.00

2.00

1.00

0.30

Tus

Sukolilo

Baleadi

3.75

10.00

18.00

4.00

11.20

2.80

Tus

Sukolilo

Baleadi

2.13

1.00

4.00

1.00

Tus

Sukolilo

Baleadi

3.63

1.00

4.00

2.00

2.00

0.25

Tus

Sukolilo

Wegil

0.88

1.00

2.00

1.00

Tus

Sukolilo

Baleadi

0.80

12.00

22.50

4.00

172.50

189.75

Tus

Sukolilo

Wotan

1.50

15.00

39.20

4.80

271.00

298.10

Tus

Sukolilo

Baturejo

2.50

23.20

41.20

3.60

322.00

354.20

Tus

Sukolilo

Kasiyan

0.65

14.50

36.00

4.80

585.80

212.10

LAMPIRAN | 183

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tus

Sukolilo

Gadudero

0.65

14.50

35.60

4.80

480.96

210.42

Tus

Sukolilo

Baturejo

1.00

14.50

35.00

4.20

574.20

207.90

Tus

Kayen

Talun

2.50

15.00

36.00

4.80

647.70

229.50

Tus tengah

Sukolilo

Wotan

1.17

2.00

4.50

1.50

32.50

35.75

Tus tengah

Sukolilo

Baturejo

1.13

12.50

19.00

3.60

157.50

173.75

Tus tengah

Sukolilo

Baturejo

2.50

7.50

18.00

3.50

216.75

20.40

Tus tengah

Sukolilo

Wotan

1.20

7.50

18.00

3.20

216.75

31.88

55.62

1.120.142 13.20

2.74

149.23

79.06

KALI TUS

82

Wondo

Sukolilo

Kasiyan

Wondo

Sukolilo

Gadurero

KALI WONDO 83

Slungkep

Kayen

Kayen

Slungkep Slungkep

Kayen Kayen

Trimulyo Srikaton

0.80 5.00

13.00

4.00

233.20

14.40

3.25

5.00

12.00

4.00

139.40

10.20

4.05

5.00

12.50

4.00

181.30

12.30

0.65 3.70

7.50

2.50

56.00

16.80

3.70

7.50

2.50 2.50

61.60 72.00

16.80 12.00

1.75 2.85

LAMPIRAN | 184

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

8.00

Slungkep

Kayen

Dursensasi

4.70

2.00

8.00

2.50

68.00

Slungkep

Kayen

Slungkep

3.90

8.00

12.00

5.00

56.00

Slungkep

Kayen

Kayen

3.50

5.00

1.00

4.00

51.00

Slungkep

Kayen

Jimbaran

3.50

1.00

5.00

1.50

50.40

20.85

3.91

8.29

2.93

59.29

15.20

KALI SLUNGKEP 84

4.00

Mangin

Kayen

Trimulyo

3.00

5.50

7.50

2.70

7.20

19.50

Mangin

Kayen

Srikaton

1.85

4.50

7.00

2.00

69.00

11.50

Mangin

Kayen

Sumbersari

15.80

6.00

9.00

3.50

228.00

Mangin

Kayen

Kayen

7.30

8.00

12.00

3.00

104.00

Mangin

Kayen

Trimulyo

4.50

6.00

9.00

3.00

66.00

Mangin

Kayen

Pesagi

2.70

3.50

7.50

2.00

42.90

11.00

Mangin

Kayen

Trimulyo

1.25

4.50

7.00

2.45

56.35

11.50

Mangin KALI MANGIN

Kayen

Srikaton

3.50 39.90

4.00

7.00

2.00 2.58

66.00 87.81

11.00 12.90

LAMPIRAN | 185

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

85

Karang

Kayen

Trimulyo

Karang

Kayen

Pasuruhan

KALI KARANG 86

8.25

0.85 5.00

7.50

1.75

75.00

12.50

3.50

5.00

7.50

1.75

75.00

12.50

4.35

5.00

7.50

1.75

75.00

12.50

Cilik

Kayen

Pasuruhan

1.00

5.50

8.00

2.50

81.00

135.00

Cilik

Kayen

Pasuruhan

2.50

1.00

2.00

1.00

21.00

3.00

3.50

3.25

5.00

7.75

51.00

8.25

KALI CILIK 87

5.25

Brati

Kayen

Rogomulyo

0.86 7.00

15.00

3.20

123.20

38.50

Brati

Kayen

Rogomulyo

0.77 3.00

16.00

1.90

72.20

19.00

Brati

Kayen

Pesagi

0.23 7.00

16.00

3.50

128.80

40.25

Brati

Kayen

Talun

3.85 8.00

22.00

3.50

540.00

52.50

Brati

Kayen

Talun

0.25 3.50

9.00

3.20

47.50

12.50

Brati

Kayen

Boloagung

0.85 3.00

6.00

1.90

34.20

9.00

Brati Brati

Kayen Kayen

Boloagung Sundoluhurb

3.63 7.00 0.88

15.00

3.00 3.00

92.40 60.80

28.60 26.28

LAMPIRAN | 186

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Kayen

Brati

3.60 4.00

11.00

5.00

51.00

Brati

Kayen

Brati

6.40 4.00

9.00

2.50

91.00

Brati

Kayen

Jatiroto

7.60 5.00

10.00

3.40

108.00

Brati

Kayen

Rogomulyo

5.40 5.00

8.00

3.00

78.00

Brati

Kayen

Mangunrekso

3.30 6.00

10.00

6.00

47.20

Brati

Kayen

Tambakharjo

1.80 5.00

10.00

4.00

26.10

39.41

5.25

12.14

3.36

107.17

13.20

2.50

6.00

3.00

190.40

13.20

2.50

6.00

3.00

190.40

0.50 6.80

8.70

3.10

108.50

Pacuran

Kayen

Jimbaran

KALI PANCURAN 89

13.00

Brati

KALI BRATI 88

6.00

Kedunglumbung Kedunglumbung

Gabus Gabus

Bogotanjung Tlogoayu

2.75

Kedunglumbung

Gabus

Bogotanjung

1.41

3.65

6.95

2.85

23.32

Kedunglumbung

Tambakromo

Tambaharjo

1.60

6.00

11.00

5.00

23.80

Kedunglumbung

Tambakromo

Mojomulyo

3.70

8.00

16.00

6.00

52.80

LAMPIRAN | 187

28.33

7.75

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Kedunglumbung

90

Tambakromo

Karangawenb

2.40

8.00

16.00

7.00

33.60

Kedunglumbung Tambakromo KALI KEDUNGLUMBUNG

Mangunrekso

2.05

6.00

12.00

6.00

29.16

14.41

6.41

11.78

4.99

45.20

Pandean

Tambakromo

Sinomwidodo

3.30

5.00

8.00

4.00

47.20

Pandean

Tambakromo

Karangmulyo

1.20

5.00

7.00

4.00

16.80

Pandean

Tambakromo

Karangwono

1.55

5.00

9.00

4.00

21.00

Pandean Pandean

Tambakromo Gabus

Karangwono Pantirejo

3.20 2.20

5.00

10.00

5.00

46.50

Pandean

Gabus

Sambirejo

0.50

9.60

22.50

4.40

346.68

16.05

11.95

5.92

11.30

4.28

95.63

16.05

KALI PANDEAN 91

Godo

Tambakromo

Angkatan kidul

2.10

7.00

15.00

5.00

30.14

Godo

Tambakromo

Angkatan Lor

2.20

7.00

15.00

5.00

31.68

Godo

Gabus

Tanjunganom

1.46

3.25

7.65

2.30

22.89

Godo Godo

Gabus Gabus

Gabus Tambahmulyo

1.68 1.56

6.55

8.25

2.65 3.15

32.56 27.51

LAMPIRAN | 188

7.75

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Gabus

Penanggungan

1.63

4.15

6.75

3.65

20.37

Godo

Gabus

Koripan

1.24

4.05

5.60

6.25

17.37

Godo

Gabus

Mintorahayu

2.18

2.75

3.80

3.15

11.14

14.04

5.08

8.66

3.52

24.25

4.50

2.85

4.65

1.95

12.00

4.50

2.85

4.65

1.95

12.00

Bugel

Gabus

Sugirejo

KALI BUGEL 93

7.25

Godo

KALI GODO 92

5.85

Dunggong

Tambakromo

Larangan

1.10

8.00

15.00

7.00

18.40

Dunggong

Tambakromo

Tambakromo

1.60

8.00

15.00

7.00

23.00

Dunggong

Tambakromo

Sitirejo

0.95

5.00

9.00

4.00

14.00

Dunggong

Tambakromo

Sitirejo

2.70

5.00

10.00

4.00

39.00

Dunggong

Tambakromo

Karangmulyo

2.40

5.00

8.00

5.00

33.80

Dunggong

Tambakromo

Kedalingan

1.70

4.00

7.00

3.00

24.20

Dunggong Dunggong

Tambakromo Tambakromo

Tambakagung Keben

1.95 1.30

4.00

8.00

4.00 7.00

28.80 16.00

LAMPIRAN | 189

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

KALI DUMGGONG 94

95

7.00

13.00

13.70

5.75

10.63

5.13

24.65

Guwowareh

Sukolilo

Cengkalsewu

0.53

4.80

12.60

4.50

87.00

4.35

Guwowareh KALI GUWOWAREH

Sukolilo

Kasiyan

3.28

5.00

19.50

4.25

134.75

12.25

3.80

4.90

16.05

4.38

110.88

8.30

Pancuran / Keti

Sukolilo

Cengkalsewu

1.50

5.00

20.40

5.50

114.30

2.54

Pancuran / Keti KALI PANCURAN/ KETI

Sukolilo

Kasiyan

2.75

5.00

21.00

5.00

161.20

15.60

4.25

5.00

20.70

5.25

137.75

9.07

1.096,813

30.258,230

6.592,836

1.248,016 20.379,57

LAMPIRAN | 190

3.520,290

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel- 16. Kondisi Danau/Waduk/ Situ/ Embung di di Kabupaten Pati Tahun : 2017 Data Waduk dan Embung di tiap Kecamatan di Kabupaten Pati No

Kecamatan

Jumlah Waduk

Jumlah Embung

1

Sukolilo

2

Kayen

3

Tambakromo

1

4

Winong

1

5

Pucakwangi

16

6

Jaken

10

7

Batangan

21

8

Juwana

10

9

Jakenan

26

10

Pati

3

11

Gabus

12

Margorejo

13

Gembong

1

14

Tlogowungu

1

15

Wedarijaksa

16

Trangkil

17

Margoyoso

18

Gunungwungkal

19

Cluwak

20

Tayu

21

Dukuhseti

1

1

1

LAMPIRAN | 191

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

NO

NAMA DANAU/ WADUK/ SITU/ EMBUNG

LUAS (HA)

VOLUME (M3)

1

Embung Jrahi

0.411

10,777

LAMPIRAN | 192

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Data Kegiatan OPD yang berkaitan dengan pengelolaan Keanekaragaman Hayati. Tahun Kegiatan No

Nama Kegiatan 2013

2014

1

2015 √

2016

Lokasi

Nominal anggaran

2017 Pembangunan embung Mini Jrahi

Ds. Jrahi

Rp

1,908,225,000

Kec. Gunungwungkal 2



Pembangunan D.I Sumberwaru

Ds. Sidomukti

(mata air)

Kec. Margoyoso

LAMPIRAN | 193

Rp 142,795,000

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 17 Kualitas Air Sungai di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No

(1) 1.

2.

3.

4. 5.

Nama Sungai

(2) Sungai Sani

Sungai Lengkow o

Sungai Jiglong

Sungai Sani Hilir Sungai Sani Hulu

Titik Pantau

(3) a. Kontributor Pencemaran Pabrik b. Kontributor Pencemaran Bengkel dan Rumah Makan c. Kontribrutor Pencemaran Perumahan a. Kontributor Pencemaran Industri b. Kontibutor Pencemaran dan Pertanian c.kontributor Pencemaran Bengkel a. Kontributor PencemaranPer umahan b. Kontributor Pencemaran Bengkel c. Kontributor Pencemaran Pabrik Tahu

Waduk Seloromo

Waktu sampling (tgl/bln/t h)

Temperatur (ºC)

(4)

(5)

Residu Terlarut (mg/ L)

Residu Tersus pensi (mg/L)

(6)

(7)

pH

DHL (mg/ L)

TDS (mg / L)

TSS (mg / L)

(8)

DO (mg/ L)

BOD (mg/ L)

(12)

(13)

COD (mg/ L)

(14)

NO2 (mg/ L)

NH3 (mg/ L)

Klorin bebas (mg/L)

T-P (mg L)

Fen ol L

Minyak dan Lemak (µg/L)

(16)

Detergen (µg/L)

(22)

Fecal coliform (jmlh/ 1000 ml)

(µg/(mg Total coliform (jmlh/ 1000 ml)

Sian ida (mg /L)

H2S /L)

(9)

(10)

(11)

(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

(23)

(24)

(25)

(26)

14-Sep17

25.5

514

34

6.13







3.49

4

6.55

0.0571

1.163



















0.0095

14-Sep17

28

1,554

574

5.98







1.37

16

33.05

0.0243

0.6079



















0.0141

14-Sep17

25.8

328

28

6.02







4.16

5

9.55

0.0543

1.1153



















0.0141

14-Sep17

25

257

66

6.52







4.14

5

11.55

0.0274

0.6593



















0.0114

14-Sep17

26.5

950

97

6







3.56

12

25.05

0.0348

0.7851



















0.0138

14-Sep17

25

250

46

6.29







4.07

20

41.05

0.0426

0.9177



















0.0141

14-Sep17

25

704

14

5.53







1.81

46

90.05

0.0203

0.5398 1



















0.0164

14-Sep17

25

354

30

6.12







3.64

11

20.55

0.0228

0.5812



















0.0114

14-Sep17

26

421

97

6.15







2.69

33

65.05

0.0232

0.5891



















0.0114

14-Sep17 14-Sep17

27

20,400

191

6.26







2.07

47

92.55

0.051

1.0592



















0.0114

28

162

26

7.17







4.1

38

75.55

0.0207

0.5456



















0.0114

LAMPIRAN | 194

(15)

NO3 (mg/L)

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

Sungai Sani Tengah Sungai Jiglong Tengah Sungai Jiglong Hilir Hulu Sungai Jigong Hilir Sungai Lengkow o Sungai Lengkow o Sungai Lengkow o Tengah Hilir Sungai Jiglong Tengah Sungai Jiglong Hulu Sungai Jigong Tengah Sungai Lengkow o Hilir Sungai Sani Tengah Sungai Sani Hulu Sungai Sani

14-Sep17

25.8

265

59

6.04







3.96

4

6.55

0.0265

0.6441



















0.0095

14-Sep17

25

370

32

6.91







2.91

27

55.05

0.0825

1.5938



















0.0072

14-Sep17

28

434

30

6.24







2.84

19

37.05

0.0253

0.6247



















0.0072

14-Sep17

27

266

84

5.17







4.27

26

50.05

0.0237

0.5969



















0.0114

14-Sep17

28

365

77

6.12







3.81

15

28.05

0, 0648

1.2945



















0.0114

14-Sep17

25.5

272

29

6.12







4.06

9

19.05

0.4703

8.1679



















0.0007

14-Sep17

25

281

66

6.14







4.34

14

26.05

0.3027

5.3274



















0.0007

1-Feb-17

30

456

29

6.9







5.5

17

30.586

0.0576

0.2756



















0.002

1-Feb-17

29

401

27

7.5







4.5

13

26.448

0.1614

0.58



















0.0176

1-Feb-17

26.5

175

37

8.16







8.1

18

34.034

0.0187

0.193



















0.0026

1-Feb-17

28.7

1187

245

7.96







5.1

15

32.31

0.0755

2.5866



















0.0054

1-Feb-17

27.7

203

82

7.5







5.2

13

25.069

0.0075

3.7649



















0.0003

1-Feb-17

27.4

1146

263

6.5







5.3

18

37.138

0.006

4.1089



















0.0038

1-Feb-17

28

127

15

7.93







4.4

16

34.034

0.0059

0.3587



















0.0054

LAMPIRAN | 195

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

20.

21.

22

Hulu Sungai Lengkow o Hilir Sungai Lengkow o Sungai Sani

Dk. Karangdowo INTAKE PDAM

1-Feb-17

30.1

153

140

7.96







5.4

10

23.345

0.0098

0.4985



















0.0066

1-Feb-17

28.1

1202

265

6







6.2

15

27.828

0.0388

0.2837



















0.0054

9/27/201 7

28

8.20

-

110

-

-

0

˂0.02

-

˂0.05

-

-

-

-

0

0

-

-

-

-

-

-

Sumber : DLH Kabupaten Pati (Hasil Analisis Laboratorium DLH Kota Semarang)

LAMPIRAN | 196

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

LAMPIRAN | 197

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel-18. Kualitas Air Danau/Waduk/Situ/Embung di Kabupaten Pati Tahun : 201

No

Nama

(1) 1

(2)

Waktu sampling (tgl/bln/ thn)

Temperatur (ºC)

(3)

(4)

Residu Terlarut (mg/ L)

(5)

Residu Tersuspe nsi (mg/L)

pH

DHL (mg/L )

(6)

(7)

(8)

TDS (mg/ L)

TSS (mg/ L)

DO (mg/ L)

BOD (mg/ L)

COD (mg/ L)

NO2 (mg/ L)

NO3 (mg/ L)

NH3 (mg/ L)

Klorin bebas (mg/L)

T-P (mg/ L)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

Danau .... Danau.... Situ... Situ... Embung. .. Eumbun g...

Keterangan : Belum pernah diambil sample kualitas air danau,situ, embung

LAMPIRAN | 198

Fenol (µg/L)

(19)

Minyak dan Lemak (µg/L)

Detergen (µg/L)

(20)

(22)

Fecal coliform (jmlh/ 1000 ml)

Total coliform (jmlh/ 1000 ml)

Sia nid a (mg /L)

H2S (mg/L )

(23)

(24)

(25)

(26)

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel-19. Kualitas Air Sumur di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No

Lokasi Sumur

Waktu Sampling (tgl/bln/thn)

Tempelatur (ºC)

(4)

(1) 1.

(2) Rmh. Ibu Arti (dekat daerah pertanian)

(3) 09 08 2017

2.

Rmh. Bpk. Sunardi (Daerah Permukiman)

08 08 2017

3.

Rmh. Bpk. Kusbianto (Dekat RSUD Soewondo) Rmh. Bpk. Pursanto (Dekat Pabrik Tahu)

08 08 2017

Rmh. Bpk. Mat Waluyo (Dekat industri daerah Margorejo

08 08 2017

4. 5.

Besi (mg/L)

Timbal (mg/L)

(21) < 0,1

(22)

(23)

0

< 0,1

0

< 0,1

0

− −

Mangan (mg/L)

(24) 0 0

0

< 0,1

0

(25)

(26)













0 −

< 0,1

Seng (mg/L)



0





0







(6)

27

160



27

280



pH

BOD (mg/L)

COD (mg/L)

DO (mg/L)

(7)

(8)

-9

-10

7,8 7,4

Total Fosfat sbg P (mg/L

NO 3 sebagai N (mg/L)

NH3N (mg/L)

-12

-13

(11)

























7,9

09 08 2017

Air Raksa (mg/L)

Residu Tersuspensi (mg/L)

(5)

27

420



27

200



390

Khlorida (mg/L)

Sianida (mg/L)

(27) < 2,5

7,9





































Sulfat (mg/L)

Khlorin Bebas (mg/L

Blereng Sebagai H2S (mg/L)

Fecal Coliform (jml/100ml)

Total Coliform (jml/100 ml)

GrossA (Bq/L)

GrossB (Bq/L)

(29) < 0,1

(30) 0,43

(31) 36

(32) < 0,05

(33)

(34)

(35)

(36)

(37)

0











< 2,5

0

< 0,1

0,01

< 50

< 0,05











< 2,5

0

< 0,1

< 0,02

35

< 0,05 −





























0

< 2,5

0

< 0,1 < 0,1

0

0



Nitrit Sebagai N (mg/L)

< 2,5

(14) 0

Kobalt (mg/L)

Barium (mg/L)

Boron (mg/L)

Selenium (mg/L)

(15)

(16)

(17)

(18)

















0,17

119

< 0,05

0,04

51

< 0,05

LAMPIRAN | 199

Keterangan

-38 Memenuhi syarat bacteriologi untuk air bersih

Kadmium (mg/L)

(19) < 0,01 < 0,01

Khrom (VI (mg/L) (20) − −

< 0,01 −















0

Fluoride (mg/L)

(28)

Arsen (mg/L)

0

8,2

27

Tembaga (mg/L)

Residu Terlarut (mg/ L)

− < 0,01



< 0,01











LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel-20. Kualitas Air Laut di Kabupaten Pati

No

Nama Lokasi

Waktu sampling (tgl/bln/th n)

Lokasi Samplin g

(Mt)

WarnaKecerahan Bau

(M)

Kekeruha n (NTU)

TSS (mg/l

Sampa

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

Minya

Temperatu r (Oc)

p

Salinitas (0)

DO (mg/l)

(mg/l)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

Lapisan

NIHIL

Tahun : 2017

LAMPIRAN | 200

BOD

COD (mg/l )

Amonia total (mg/l)

NO2N (mg/l)

NO3N (mg/l)

PO4-P (mg/l

Sianid a (CN(mg/l)

Sulfida (H2S) (mg/l)

Klor (mg/l )

)(mg/l) k bumi (mg/l)

Fenol

MinyaPCB Pestisida (mg/l

(mg /l)

(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

(22)

(23)

(24)

(25)

(26)

(27)

(28)

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel-21. Curah Hujan Rata-Rata Bulanan di Kabupaten Pati Tahun : 2017

No.

Nama dan Lokasi Stasiun Pengamatan

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sept

Okt

Nop

Des

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

LAMPIRAN | 201

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 22 Jumlah RT dan Sumber Air Minum di Kabupaten Pati Tahun : 2017

No. (1)

Kabupaten/Kota (2)

Ledeng

Sumur

Sungai

(3)

(4)

(5)

Hujan (6)

Kemasan

Lainnya

(7)

(8)

1 PATI 29,177 2 3 Sumber : PDAM Tirta Bening Pati

LAMPIRAN | 202

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 22 Jumlah RT dan Sumber Air Minum No.

Kecamatan

(1)

(2)

Ledeng

Sumur

Sungai

(3)

(4)

(5)

Hujan (6)

Kemasan

Lainnya

(7)

(8)

1

Sukolilo

4105

23146

1625

2

Kayen

2765

16887

3566

3

Tambakromo

1085

13648

3567

4

Winong

1455

12751

3989

5

Pucakwangi

2763

9605

224

2013

6

Jaken

630

11626

37

605

7

Batangan

488

9456

1344

1523

8

Juwana

3070

23202

9

Jakenan

1220

12762

10

Pati

2758

22399

11

Gabus

1409

13556

12

Margorejo

1800

15089

773

13

Gembong

3072

9675

1435

14

Tlogowungu

2018

13250

1889

15

Wedarijaksa

2072

14700

862

16

Trangkil

715

14688

3283

17

Margoyoso

1515

15656

2890

18

Gunungwungkal

1681

9053

2042

19

Cluwak

3330

11344

664

20

Tayu

1296

15575

3341

21

Dukuhseti

926

15289

2425

40173

303360

Jumlah

2150 344

1269 5900

242

2191

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Pati

LAMPIRAN | 203

3394

49204

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 23 Jumlah RT dan Fasilitas Buang Air Besar di Kabupaten Pati Tahun : 2017

No.

(1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Wilayah Administrasi Kabupaten/Kota/ Kec. (2) Sukolilo Kayen Tambakromo Winong Pucakwangi Jaken Batangan Juwana Jakenan Pati Gabus Margorejo Gembong Tlogowungu Wedarijaksa Trangkil Margoyoso Gunungwungkal Cluwak Tayu Dukuhseti Jumlah

Jumlah KK

(3) 28876 23218 18300 18195 14606 12898 12811 28422 15595 31057 18601 17662 14182 17157 17634 18686 20061 12776 15338 20212 18641 394928

Fasilitas Tempat Buang Air Besar BABS (Buang Air Sendiri Bersama Umum Besar Sembarangan) (4) (5) (6) (7) 24310 1443 3123 17893 2826 2499 17082 374 844 14197 3520 478 11209 1647 1750 9363 1489 2046 12227 368 216 26174 75 2173 14139 1138 318 28571 1278 1208 16300 1791 510 16323 732 607 12357 1584 241 13745 2082 1330 14694 1822 1118 15802 1915 969 14784 3166 2111 10102 1700 974 13716 1052 570 14550 3870 1792 15162 2910 569 332700 36782 25446

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Pati

LAMPIRAN | 204

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 24 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No.

Kecamatan

(1)

(2)

1

Sukolilo

2

Kayen

3

Tambakromo

4

Winong

5

Pucakwangi

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Jaken

SD

Tidak Sekolah L (3)

P (4)

L (5)

SLTP P (6)

L (7)

SLTA P (8)

L (9)

P (10)

Batangan Juwana Jakenan Pati Gabus Margorejo Gembong Tlogowungu Wedarijaksa Trangkil Margoyoso Gunung Wungkal Cluwak Tayu Dukuhseti Jumlah

LAMPIRAN | 205

Diploma L (3)

P (4)

S1 L (5)

S2 P (6)

L (7)

S3 P (8)

L (9)

P (10)

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 25 Jenis Penyakit Utama Diderita Penduduk di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No.

Jenis Penyakit

Jumlah Penderita

(1)

(2)

(3)

1

Acute nasopharyngitis (Nasofaring akut)

158,223

2

Counselling, unspecified (Konseling, tidak ditentukan)

37,391

3

Penyakit kronis kecil lain-lain

31,486

4

Other physical therapy (Terapi fisik lainnya)

12,531

5

Polyarthritis, unspecified (Polyarthritis, tidak ditentukan)

11,734

6

Seronegative rheumatoid arthritis (Radang sendi rheumatoid seronegatif)

10,938

7

Myalgia (Mialgia)

10,660

8

General mediacal examination (Pemeriksaan mediacal umum)

9,968

9

Staphylococcal scalded skin syndrome

9,666

10

Nausea and vomiting (Mual dan muntah)

8,602

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Pati

LAMPIRAN | 206

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 26 Jumlah Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No.

KECAMATAN

Jumlah Rumah Tangga

(1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

(2)

(3)

BATANGAN CLUWAK DUKUHSETI GABUS GEMBONG GUNUNGWUNGKAL JAKEN JAKENAN JUWANA KAYEN MARGOREJO MARGOYOSO PATI PUCAKWANGI SUKOLILO TAMBAKROMO TAYU TLOGOWUNGU TRANGKIL WEDARIJAKSA WINONG GRAND TOTAL

Jumlah Rumah (4)

7.331 8.456 8.345 7.367 6.506 5.262 8.006 6.067 11.465 12.159 6.145 10.633 7.871 8.423 14.156 7.653 8.712 8.412 8.987 8.714 7.195 177.865

Sumber : Dinas Sosial Kab. Pati

LAMPIRAN | 207

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 27 Volume Limbah Padat dan Cair Berdasarkan Sumber Tahun : 2017 No Kecamatan Jumlah penduduk Timbulan sampah (kg/hari) 1

Sukolilo

90,089.00

45,044.50

2

Kayen

72,806.00

36,403.00

3

Tambakromo

49,574.00

24,787.00

4

Winong

50,007.00

25,003.50

5

Pucakwangi

41,844.00

20,922.00

6

Jaken

42,739.00

21,369.50

7

Batangan

42,878.00

21,439.00

8

Juwana

95,597.00

47,798.50

9

Jakenan

40,801.00

20,400.50

10

Pati

107,028.00

53,514.00

11

Gabus

52,579.00

26,289.50

12

Margorejo

61,445.00

30,722.50

13

Gembong

44,388.00

22,194.00

14

Tlogowungu

50,734.00

25,367.00

15

Wedarijaksa

60,243.00

30,121.50

16

Trangkil

61,548.00

30,774.00

17

Margoyoso

73,169.00

36,584.50

18

Gunungwungkal

36,505.00

18,252.50

19

Cluwak

43,505.00

21,752.50

20

Tayu

65,370.00

32,685.00

21

Dukuhseti

57,633.00

28,816.50

Sumber : DLH Kab. Pati

LAMPIRAN | 208

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 28 Suhu Udara rata-rata bulanan di Kabupaten Pati Tahun : 2017

No

Nama dan Lokasi Stasiun

(1)

(2)

Suhu Udara Rata-Rata Bulanan (0C) Jan Feb Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

(3)

1 2 3 4 5

Dst

LAMPIRAN | 209

Nop

Des

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 29. Kualitas Air Hujan di Kabupaten Pati Tahun : 2017 Waktu pH DHL Pemantauan (1) (2) (3)

SO4

NO3

Cr

NH4

Na

Ca2+

Mg2+

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

LAMPIRAN | 210

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel-30. Kualitas Udara Ambien di Kabupaten Pati Tahun 2017

Lokasi

(1) Alun-alun Pati Perempata n Puri Alun-alun Juwana Alun-alun Tayu

O3 (µg /Nm3)

HC (µg/ Nm3)

PM10 (µg/ Nm3)

PM2,5 (µg/Nm 3 )

TSP (µg/ Nm3)

Pb (µg/ Nm3)

Dustfall (µg/Nm3)

Total Fluorides Sebagai F (µg/Nm3)

Fluor Index

(5) 0.73

(6) 4.986

(7) _

(8) _

(9) _

(10) 171.3

(11) 0.219

(12) _

(13) _

(14) _

(µg/Nm3) (µg/Nm3) Khlorine dan Khlorine Dioksida (µg/Nm3) (15) _

_

0.666

6.882

_

_

_

79.9

0.169

_

_

_

_

_

0.613

_

1.188

2.892

_

_

_

151

0.201

_

_

_

_

_

0.439

_

0.614

5.806

_

_

_

123.2

0.182

_

_

_

_

_

Lama Pengukuran

SO2 (µg/ Nm3)

CO (µg /Nm3)

(2) 2 jam

(3) 0.515

(4) _

2 jam

0.46

2 jam 2 jam

NO2 (µg /Nm3)

LAMPIRAN | 211

Sulphat Index

(16) _

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 31 .Penggunaan Bahan Bakar di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No.

Penggunaan

(1)

(2)

Minya k Bakar (3)

Minyak Diesel

Minyak Tanah

Gas

Batubara

LPG

Briket

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

Kayu Bakar (10)

Biomassa

Bensin

Solar

(11)

(12)

(13)

A

Industri :

1.

Kimia dasar

2.

Mesin dan logam dasar

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

33

3.

Industri Kecil

-

-

-

1

-

-

-

-

-

31

32

4.

Aneka Industri

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

8

B

Rumah Tangga :

C

Kendaraan :

1 2

Mobil Beban Penumpang pribadi

3

Penumpang umum

-

-

-

-

-

-

-

-

-

7,295 23,352 374

4,786 4,316 10

4

Bus besar pribadi

-

-

-

-

-

-

-

-

-

0

22

5

Bus besar umum

-

-

-

-

-

-

-

-

-

0

232

6

Bus kecil pribadi

-

-

-

-

-

-

-

-

-

0

385

7

Bus kecil umum

-

-

-

-

-

-

-

-

-

0

411

8 9

Truk besar Trukkecil

-

-

-

-

-

-

-

-

-

0

525

10

Rodatiga

-

-

-

-

-

-

-

-

-

0 1,320

8,364 0

-

-

-

-

-

-

-

-

-

494,841

0

11 Rodadua Sumber : Disdagperind Kab. Pati

LAMPIRAN | 212

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 31 Penggunaan Bahan Bakar No.

Penggunaan

(1)

(2)

Minyak Bakar

Minyak Diesel

Minyak Tanah

Gas

Batubara

LPG

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Brike

Kayu Bakar

(9)

(10)

Biomassa

Bensin

Solar

(11)

(12)

(13)

A

Industri :

1.

Kimia dasar

2.

Mesin dan logam dasar

3.

Industri Kecil

4.

Aneka Industri

B

Rumah Tangga :

C

Kendaraan :

1

Mobil Beban

-

-

-

-

-

-

-

-

-

7,295

4,786

2

Penumpang pribadi

-

-

-

-

-

-

-

-

-

23,352

4,316

3

Penumpang umum

-

-

-

-

-

-

-

-

-

374

10

4

Bus besar pribadi

-

-

-

-

-

-

-

-

-

0

22

5

Bus besar umum

-

-

-

-

-

-

-

-

-

0

232

6

Bus kecil pribadi

-

-

-

-

-

-

-

-

-

0

385

7

Bus kecil umum

-

-

-

-

-

-

-

-

-

0

411

8

Truk besar

-

-

-

-

-

-

-

-

-

0

525

9

Trukkecil

-

-

-

-

-

-

-

-

-

0

8,364

10

Rodatiga

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1,320

0

11

Rodadua

-

-

-

-

-

-

-

-

-

494,84 1

0

Sumber : Dishub Kabupaten Pati

LAMPIRAN | 213

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 32 Penjualan Kendaraan Bermotor No

Jenis Kendaraan Bermotor

(1)

(2)

1.

Mobil Beban

2.

Penumpang pribadi

3.

Penumpang umum

4.

Bus besar pribadi

5.

Bus besar umum

6.

Bus kecil pribadi

7.

Bus kecil umum

8.

Trukbesar

9.

Truk kecil

10.

Roda tiga

11.

Rodadua

Jumlah (Unit) 2015

2016

2017

(3)

(4)

(5)

LAMPIRAN | 214

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

No

Jenis Kendaraan Bermotor

(1) (2) 1. Mobil Penumpang (Plat Hitam) 2. Mobil Penumpang (Plat Kuning) 3. Mobil Penumpang (Plat Merah) 4. Mobil Microbus (plat Hitam) 5. Mobil Microbus (plat Kuning) 6. Mobil Microbus (plat Merah) 7. Mobil barang (plat Hitam) 8. Mobil barang (plat Kuning) 9. Mobil barang (plat Merah) 10. 11 12

Mobil Kendaraan alat berat (plat merah) Sepeda Motor Plat Hitam Sepeda Motor Plat Merah

1.904 0 20 12 7 1 863 257 8 0

Jumlah (Unit) 2016 (4) 2.041 0 23 7 4 4 836 39 8 0

30.662 108

28.908 426

2015 (3)

Sumber : Satlantas Pati

LAMPIRAN | 215

2017 (5) 2.091 8 17 6 5 0 962 79 6 10

26.795 100

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 33. Perubahan Penambahan Ruas Jalan di Kabupaten Pati Tahun : 2017

No

Jenis Jalan

(1)

(2)

Panjang Jalan (km) 2013

2014

2015

(3)

(4)

(5)

1.

Jalan Tol

-

-

-

2.

Jalan Kelas I

-

-

-

3.

Jalan Kelas II

-

-

-

4.

Jalan Kelas IIIA

-

-

-

5.

Jalan Kelas IIIB

-

-

-

6.

Jalan Kelas IIIC

837.377

1.466.237

1.466,237

Sumber : DPUTR Kab. Pati

LAMPIRAN | 216

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 34 Dokumen Izin Lingkungan di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No.

Jenis Dokumen

(1) 1

(2)

Kegiatan

Pemrakarsa

UKL-UPL

(3) Jasa Pelayanan Kesehatan Klinik Pratama Sehati

(4) CV. Sehati Jaya

2

UKL-UPL

Pabrik Pengalengan Ikan Tuna

PT. Juifa International Foods

3

UKL-UPL

Pembangunan dan Operasional Hotel 99

CV. Prasraya PT. Karya Abadi Tayu

4

UKL-UPL

5

UKL-UPL

Pabrik Tissue

PT. Tri Jaya Tissue

6

UKL-UPL

Pabrik sambal

PT. Muria Pangan Jaya Makmur

7

UKL-UPL

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)

PT. Dior Zachary Joy

8

UKL-UPL

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)

UD. Tirta Mirasa Industri Kecap Cap Keong

9

UKL-UPL

Pabrik Pupuk

10 11

UKL-UPL UKL-UPL

12

UKL-UPL

Industri Kemasan Plastik Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Budidaya Ternak Ayam Pedaging Sistem Tertutup

13

UKL-UPL

14

UKL-UPL

15

UKL-UPL

Budidaya Ternak Ayam Pedaging Sistem Tertutup Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum SPBU 44.591.28 Pemecah Batu Asphalt Mixing Plant

CV. Subur Makmur Sejahtera PT. Jaya Plastik Raya PT. Karya Abadi Tayu Dwi Kurniawan

UD. “Mekar Jaya” PT. Alam Agung Manunggal PT. Sumber Rejeki Pilar Utama

LAMPIRAN | 217

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

16

UKL-UPL

17

UKL-UPL

Pemecah Batu Asphalt Mixing Plant Batching Plants Toko Modern Luwes

PT. Sinar Utama Karya

18

UKL-UPL

Pabrik Es dan Cold Storage

19 20 21

UKL-UPL UKL-UPL UKL-UPL

22 23

UKL-UPL UKL-UPL

Cold storage Peternakan Ayam Pedaging Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum SPBU 44.591.05 Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan

24

UKL-UPL

25

UKL-UPL

26

UKL-UPL

27

UKL-UPL

Industri Gula

28

UKL-UPL

Jasa Perhotelan

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bening PT. Kebon Agung - PG. Trangkil One Hotel

29

UKL-UPL

Tambang Batuan

“Kunarso”

30

UKL-UPL

31

UKL-UPL

32

UKL-UPL

33

UKL-UPL

Pertambangan Batuan (Batu Gamping) Penggilingan Padi dan Produksi Benih Industri Pemrosesan Ikan (Cold Storage) Rumah Potong Ayam

PT. Harta Manunggal Baruna Nusantara CV. Putra Utama Perkasa PT. Murah Rizky Bahari UD. FY Paritama

34

UKL-UPL

Pabrik Kacang

Fa. Sinar Jaya

35

UKL-UPL

Peternakan Ayam Pedaging

36

UKL-UPL

Industri Pengolahan Garam

“Supriyanto Hartawan” CV. Anugrah Sinar Laut

37

UKL-UPL

38

UKL-UPL

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pelayanan Kesehatan

39

UKL-UPL

Gedung Parkir

40

UKL-UPL

Pelayanan Kesehatan

CV, Bengawan Multi Trading UD. Putra Barokah

Pabrik Pengolahan Udang Beku “Cold Strorage”, Penambangan Mineral Batuan (Tanah Urug) Pengeboran dan Operasional Sumur Produksi Joyokusumo

UD. Putra Barokah M. Ali Gufroni PT. Hartono Jaya Anugerah Migas Puskesmas Jaken Puskesmas Margoyoso I PT. Misaja Mitra. Co, Ltd Sdr. Benny Laksono

PT. Talita Abadi Perkasa UPT Puskesmas Jakenan “Oei Hendarto Prasetyo” UPT Puskesmas Batangan

LAMPIRAN | 218

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

41

UKL-UPL

Rumah Pemotongan Unggas

PT. Samaco Karkasindo Utama PT. Sarana Pembangunan Jawa Tengah

42

UKL-UPL

Pembangunan Pabrik Garam Industri Pangan Olahan

43

UKL-UPL

Cold Storage

Perusahaan (Perum) Perikanan Indonesia

44 45

UKL-UPL UKL-UPL

Tangki Penyimpanan Kantor dan Pergudangan

46

UKL-UPL

Pabrik Beton Pracetak

47 48

UKL-UPL UKL-UPL

Pengecoran Logam Kuningan Klinik Pratama

49

UKL-UPL

50

UKL-UPL

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pemrosesan Ikan Laut (Filet)

PT. Surya Aji Sentosa PT. Bina San Prima Cabang Pati PT. Rafikomindo Pratama UD. Them Klinik Pratama “dr. Noeris” PT. Dior Zachary Joy

51 52 53 54 55 56

UKL-UPL UKL-UPL UKL-UPL UKL-UPL UKL-UPL UKL-UPL

Pasar Sleko I Pasar Kayen Pasar Winong Pasar Wedarijaksa Pasar Trangkil Laboratorium Klinik Pratama

57

UKL-UPL

Cold Storage

58

UKL-UPL

Hotel

Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) “Berkah Mina Sejahtera” Disdagperin Disdagperin Disdagperin Disdagperin Disdagperin Klinik Pratama Patra Medica UD “Satya Trinadi Komira Perkasa” CV. Mekar Jaya

Sumber : DLH Kab. Pati

LAMPIRAN | 219

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 35. Perusahaan yang Mendapat Izin Mengelola Limbah B3 di Kabupaten Pati Tahun : 2017 NO

NAMA PERUSAHAAN

JENIS KEGIATAN/USAHA

JENIS IZIN

NOMOR SK

1

CV. EBEN HEAZER

PENGANGKUTAN, PENGUMPULAN DAN PEMANFAATAN LB3

IZIN TPS LIMBAH B3

660.1/003/2013 tanggal 24 April 2013

2

PT. GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA DIVISI COATED PEANUT

INDUSTRI KACANG GARING/KULIT

IZIN TPS LIMBAH B3

660.1/004/2013 tanggal 13 Mei 2013

3

PT. GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA DIVISI ROASTED PEANUT

INDUSTRI KACANG GARING/KULIT

IZIN TPS LIMBAH B3

660.1/31/2013 tanggal 18 November 2013

4

PT. SUNTORY GARUDA BEVERAGE

INDUSTRI MINUMAN RINGAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/8/IX/2014 tanggal 15 September 2014

5

PT. LOTUS PRIMA ENERGI

BENGKEL PEMELIHARAAN TABUNG/RETESTER

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/10/III/2015 tanggal 02 Maret 2015

6

RSUD RAA SOEWONDO

PELAYANAN KESEHATAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/11/IV/2015 tanggal 14 April 2015

7

CV. TOTO ZINCAN

DAUR ULANG BATERAI REJECT DAN LOGAM

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/13/V/2015 tanggal 15 Mei 2015

8

CV. RAMON STAR

KERAJINAN DAN PELEBURAN LOGAM

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/14/VI/2015 tanggal 15 Mei 2015

9

PT. JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk

PETERNAKAN AYAM (BREEDING FARM)

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/16/IX/2015 tanggal 05 September 2015

10

PT. INDOCITRA PUTERA SAMUDERA

PABRIK TEPUNG IKAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/18/IX/2015 tanggal 10 September 2015

11

PT. TRITEGUH MANUNGGAL SEJATI

INDUSTRI MINUMAN RINGAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/17/IX/2015 tanggal 10 September 2015

LAMPIRAN | 220

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

12

PT. NEW RAMON STAR

KERAJINAN DAN PELEBURAN LOGAM

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/19/IX/2015 tanggal 18 September 2015

13

PT. NASMOCO

PENJUALAN MOBIL DAN PERBENGKELAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/20/III/2016 tanggal 04 Maret 2016

14

PERUM PERHUTANI KPH PATI

KEHUTANAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/21/IV/2016 tanggal 02 April 2016

15

PT. SINAR INDAH KERTAS

DAUR ULANG KERTAS BEKAS

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/22/IV/2016 tanggal 26 April 2016

16

PT. DUA KELINCI

INDUSTRI MAKAN DAN MINUMAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/400/VI/2016 tanggal 21 Juni 2016

17

RS KELUARGA SEHAT

PELAYANAN KESEHATAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/007/VI/2016 tanggal 24 Juni 2016

18

CV. BANDANEIRA

PENGUMPULAN LIMBAH B3

IZIN PENGUMPULAN LIMBAH B3

660.3/505/VIII/2016 tanggal 15 Agustus 2016

19

PUSKESMAS PATI I

PELAYANAN KESEHATAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/008/XI/2016 tanggal 01 Oktober 2016

20

PUSKESMAS CLUWAK

PELAYANAN KESEHATAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/009/XI/2016 tanggal 01 Oktober 2016

21

RS. BUDI AGUNG

PELAYANAN KESEHATAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/010/XI/2016 tanggal 13 Oktober 2106

22

PUSKESMAS JUWANA

PELAYANAN KESEHATAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/011/XI/2016 tanggal 13 Oktober 2016

23

PUSKESMAS GEMBONG

PELAYANAN KESEHATAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/012/XI/2016 tanggal 04 November 2016

24

PUSKESMAS WEDARIJAKSA I

PELAYANAN KESEHATAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/013/XI/2016 tanggal 10 November 2016

25

PUSKESMAS MARGOREJO

PELAYANAN KESEHATAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/014/XI/2016 Tanggal 18 November 2016

26

PUSKESMAS DUKUHSETI

PELAYANAN KESEHATAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/015/XI/2016 Tanggal 18 November 2016

27

PT. TRI JAYA TISSUE

INDUSTRI KERTAS TISSUE

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/016/XII/2016 Tanggal 05 Desember 2016

28

CV. BUMI INDO

INDUSTRI TEPUNG IKAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/017/I/2017 Tanggal 25 Januari 2017

LAMPIRAN | 221

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

29

PT. EBEN HAEZER LOGAM

PENGANGKUTAN, PENGUMPULAN DAN PEMANFAATAN LB3

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/018/II/2017 Tanggal 17 Februari 2017

30

PT. MISAJA MITRA

PENGOLAHAN UDANG BEKU

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/019/III/2017 tanggal 14 Maret 2017

31

PUSKESMAS SUKOLILO I

PELAYANAN KESEHATAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/020/IV/2017 tanggal 07 April 2017

32

PT. LAJU PERDANA INDAH (PG PAKIS BARU)

INDUSTRI GULA

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/021/VI/2017 TANGGAL 19 JUNI 2017

33

RS. MITRA BANGSA

PELAYANAN KESEHATAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/022/VI/2017 TANGGAL 19 JUNI 2017

34

PUSKESMAS TAYU I

PELAYANAN KESEHATAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/023/VIII/2017 TANGGAL 29 AGUSTUS 2017

35

PUSKESMAS TRANGKIL

PELAYANAN KESEHATAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/024/VIII/2017 TANGGAL 29 AGUSTUS 2017

36

PUSKESMAS PUCAKWANGI II

PELAYANAN KESEHATAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/025/VIII/2017 TANGGAL 09 AGUSTUS 2017

37

PUSKESMAS MARGOYOSO II

PELAYANAN KESEHATAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/026/XI/2017 TANGGAL 02 OKTOBER 2017

38

RS FASTABIQ SEHAT

PELAYANAN KESEHATAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/027/XI/2017 TANGGAL 10 OKTOBER 2017

39

PUSKESMAS KAYEN

PELAYANAN KESEHATAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/028/XI/2017 TANGGAL 10 November 2017

40

PUSKESMAS PATI II

PELAYANAN KESEHATAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/029/XI/2017 TANGGAL 10 November 2017

41

PT. JAYA PLASTIK RAYA

PELAYANAN KESEHATAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/030/XI/2017 TANGGAL 20 November 2017

42

RS AS-SUYUTHIYYAH

PELAYANAN KESEHATAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/031/I/2018 TANGGAL 12 Januari 2018

43

RUMAH SAKIT ISLAM

PELAYANAN KESEHATAN

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/032/I/2018 TANGGAL 29 Januari 2018

44

PG TRANGKIL (PT. KEBUN AGUNG)

INDUSTRI GULA

IZIN TPS LIMBAH B3

660.3/033/I/2018 TANGGAL 29 Januari 2018

Sumber : DLH Kab. Pati

LAMPIRAN | 222

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 36 Pengawasan Izin Lingkungan di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No.

Nama Perusahaan/Pemrakarsa

(1)

(2)

1

Waktu (tgl/bln/thn) (3)

Hasil Pengawasan (4)

PT. Tri Teguh Manunggal Sejati

Pengelolaan limbah cair sesuai

( Suntori Garuda )

baku mutu, Pengendalian pencemaran udara sesuai baku mutu udara emisi, Pengelolaan Limbah B3 sesuai

2

PT. Misaja Mitra

Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara sesuai baku mutu udara emisi, Pengelolaan Limbah B3 sesuai

3

CV. Bumi Indo Putra Samudra

Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. , Pengelolaan Limbah B3 sesuai

4

PT. Indo Citra Putera

Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. , Pengelolaan Limbah B3 sesuai

LAMPIRAN | 223

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

5

PT. Dua Putra Utama Makmur

Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. , Pengelolaan Limbah B3 sesuai

6

Perush. Kecap Gentong Juwana

Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu

7

Perush. Kecap Mangga Dua

Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara sesuai baku mutu udara emisi, Pengelolaan Limbah B3 sesuai

8

Perush. Kecap Tiga Keong

Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu

9

Perush. Kecap Cap Lele

Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. , Pengelolaan Limbah B3 sesuai

10

UD. Kecap Udang Windu Juwana

Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara sesuai baku mutu udara emisi, Pengelolaan Limbah B3 sesuai

11

CV. Mojoagung

Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara sesuai baku

LAMPIRAN | 224

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

mutu udara emisi, Pengelolaan Limbah B3 sesuai 12

PT. Dua Kelinci

Proses perubahan izin lingkungan dari UKL UPL menjadi AMDAL

13

PT. Garuda Food

Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara sesuai baku mutu udara emisi, Pengelolaan Limbah B3 sesuai

14

Fa. Sinar Jaya

Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu

15

Hotel Pati

Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu

16

Hotel Gitrary

Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu

17

Hotel New Merdeka

Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara sesuai baku mutu udara emisi, Pengelolaan Limbah B3 sesuai

18

Hotel Kencana

Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai

LAMPIRAN | 225

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

19

Hotel Sartika

Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai

20

Hotel MJ

Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai

21

Hotel 21

Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai

22

Hotel Safin

Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara sesuai baku mutu udara emisi, Pengelolaan Limbah B3 sesuai

23

Hotel Wiji

Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara sesuai baku mutu udara emisi, Pengelolaan Limbah B3 sesuai

24

Hotel MJ

Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara sesuai baku

LAMPIRAN | 226

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

mutu udara emisi, Pengelolaan Limbah B3 sesuai

25

Hotel Graha Wisata Pati

Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai

26

Hotel Rama

Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai

27

PT.Japfa Comfeed

Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara sesuai baku mutu udara emisi, Pengelolaan Limbah B3 sesuai

28

Usaha ternak, Tiyomo

Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi.

29

Peternakan Ayam Ali Gufron

Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai

LAMPIRAN | 227

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

30

PT. Samaco

Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai

31

Pabrik Garam

Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai

32

Luwes Swalayan

Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai

33

PT El Saday

Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai

34

CV. Pati Jaya

Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai

LAMPIRAN | 228

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

35

Mega Gemilang Indo Prima

Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara sesuai baku mutu udara emisi, Pengelolaan Limbah B3 sesuai

36

PG. Trangkil

Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai

37

PG. Pakis Baru

Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai

38

RS. Mitra Bangsa

Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai

39

RS. KSH Pati

Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai

LAMPIRAN | 229

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

40

Global Water Boom

Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai

41

PT. Hotmix

Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai

42

PT. Krisna Juwana

Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai

43

PT. SIK

Pengelolaan limbah cair belum sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara belum sesuai baku mutu udara emisi. Pengelolaan Limbah B3 belum sesuai

44

UD. Batik Canting Bakaran

Pengelolaan limbah cair sesuai baku mutu, Pengendalian pencemaran udara sesuai baku mutu udara emisi, Pengelolaan Limbah B3 sesuai

Sumber : DLH Kab. Pati

LAMPIRAN | 230

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 37 Bencana Banjir, Korban dan Kerugian di Kabupaten Pati Tahun : 2017

No

Kecamatan

(1)

(2)

Total Area Terendam (Ha)

Mengungsi

Meninggal

Perkiraan Kerugian (Rp.)

(3)

(4)

(5)

(6)

Jumlah Korban

1

Sukolilo

76

-

380,000,000

2

Gabus

45

-

200,000,000

3

Juwana

115

-

4

Jakenan

179

-

5

Pati

12

-

6

Kayen

-

-

7

Margorejo

-

-

Sumber : BPBD Kab. Pati Keterangan : Belum tersedia data luasan terendam

LAMPIRAN | 231

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 38. Bencana Kekeringan,luas dan kerugian di Kabupaten Pati Tahun : 2017

No

Kabupaten/Kota

(1)

(2)

1.

Pati

731

Total Area

Perkiraan Kerugian

(Ha)

(Rp)

(3)

(4) tidk tersedia data

2. 3. 4. 5.

Dst

Sumber : Dinas Pertanian Kab. Pati Keterangan : Belum tersedia Data

LAMPIRAN | 232

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 39. Bencana Kebakaran Hutan, Lahan, Luas dan Kerugian di Kabupaten Pati Tahun : 2017

No

Kabupaten/Kota

Perkiraan Luas Hutan/Lahan Terbakar (Ha)

(1)

(2)

(3)

1.

Pati

6

Perkiraan Kerugian (Rp.)

(4) 6.750.000

2. Sumber : Perhutani KPH Pati

LAMPIRAN | 233

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 40 . Bencana Alam, Tanah Longsor, gempa bumi, korban dan kerugian di Kab.Pati Tahun : 2017

No

Kabupaten/Kota

Jenis Bencana

Jumlah Korban Meninggal (jiwa)

(2)

(3)

(4)

(1) 1 Sukolilo

Perkiraan Kerugian (Rp.) (5)

Tanah longsor

2

Tlogowungu

Tanah longsor

7,200,000

3

Gembong

Tanah longsor

8,000,000

Sumber : BPBD Kab . Pati

LAMPIRAN | 234

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 41 Luas Wilayah,Jumlah,Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Pati Tahun : 2017

No.

Kabupaten/Kota

(1)

(2)

1

Sukolilo

2

Luas (km2)

(3)

Jumlah

Pertumbuhan

Penduduk

Penduduk (%)

(4)

(5)

Kepadatan Penduduk (Jiwa/km2) (6)

158.74

90089

0.96

567.53

Kayen

96.03

72806

0.59

758.16

3

Tambakromo

72.47

49574

0.52

684.06

4

Winong

99.94

50007

0.20

500.37

5

Pucakwangi

122.83

41844

0.20

340.67

6

Jaken

68.52

42739

0.20

623.74

7

Batangan

50.66

42878

0.70

846.39

8

Juwana

55.93

95597

0.20

1709.23

9

Jakenan

53.04

40801

0.20

769.25

10

Pati

42.49

107028

0.56

2518.90

11

Gabus

55.51

52579

0.20

947.20

12

Margorejo

61.81

61445

1.49

994.09

13

Gembong

67.30

44388

0.77

659.55

14

Tlogowungu

94.46

50734

0.48

537.10

15

Wedarijaksa

40.85

60243

0.68

1474.74

16

Trangkil

42.84

61548

0.56

1436.69

17

Margoyoso

59.97

73169

0.60

1220.09

18

Gunung Wungkal

61.80

36012

0.12

582.72

19

Cluwak

69.31

43505

0.38

627.69

20

Tayu

47.59

65370

0.20

1373.61

21

Dukuhseti

81.59

57633

0.35

706.37

Jumlah

1,503.68

1239989

0.58

824.64

Sumber : BPS Kab. Pati

LAMPIRAN | 235

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 42. Perkiraan Jumlah Timbulan Sampah di Kab. Pati Tahun : 2017

NO

Kecamatan

JumlahPenduduk

Timbulan Sampah (kg/hari)

(1)

(2)

(3)

(4)

1

Sukolilo

90,089

79,334.74

2

Kayen

72,806

64,144.87

3

Tambakromo

49,574

43,656.16

4

Winong

50,007

44,037.48

5

Pucakwangi

41,844

36,848.92

6

Jaken

42,739

37,637.08

7

Batangan

42,878

37,759.49

8

Juwana

95,597

84,185.23

9

Jakenan

40,801

35,930.43

10

Pati

107,028

94,251.66

11

Gabus

52,579

46,302.45

12

Margorejo

61,445

54,110.08

13

Gembong

44,388

39,089.24

14

Tlogowungu

50,734

44,677.69

15

Wedarijaksa

60,243

53,051.57

16

Trangkil

61,548

54,200.78

17

Margoyoso

73,169

64,434.54

18

Gunungwungkal

36,012

31,713.11

19

Cluwak

43,505

38,311.64

20

Tayu

65,370

57,566.54

21

Dukuhseti

57,633

50,753.13

Sumber : DLH Kab. Pati

LAMPIRAN | 236

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel-43. Kegiatan Fisik Lainnya oleh Instansi di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No

Nama Kegiatan

Lokasi Kegiatan

Pelaksana Kegiatan

(1)

(2)

(3)

(4)

1

Pembangunan Bank Sampah Perum Dukuh Gembleb Wijaya Kusuma Desa Kutoharjo

DLH KAB. PATI

2

Pembangunan Bank Sampah

DLH KAB. PATI

3

Pembangunan Green House Perum Desa Kutoharjo Wijaya Kusuma

DLH KAB. PATI

4

Pembangunan IPAL Batik

DLH KAB. PATI

Kel. Pati Kidul

Desa Bakaran Kulon Kec. Juwana

5

Pembangunan Percontohan Biogas Desa Gununungsari Kec DLH KAB. PATI utk Peternakan Sapi Tlogowungu, Desa Tlogosari Kec. Tlogowungu, & Desa Sitiluhur Kec. Gembong

6

Pembangunan Percontohan Biogas Desa Pesagi Kec. Kayen, DLH KAB. PATI utk Peternakan Sapi Desa Tambahmulyo Kec. Jakenan, & Desa Margomulyo Kec. Tayu

7

Pembangunan Taman Bank Sampah Desa Sidokerto Kec. Pati Perum Griya Kencana 2

DLH KAB. PATI

8

Pembangunan Taman Hijau

Perum Winong Kec. Pati

DLH KAB. PATI

9

Pembangunan Taman Sempadan Desa Kutoharjo Kec. Pati Jalan Perum Wijaya Kusuma

DLH KAB. PATI

10

Pembangunan TPS 3R

Desa Kajen Kec. Margoyoso

DLH KAB. PATI

11

Pembangunan TPS 3R

Desa Trangkil Kec. Trangkil

DLH KAB. PATI

Sumber : DLH Kab. Pati

LAMPIRAN | 237

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 44 Status Pengaduan Masyarakat di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No.

Pihak yang Mengadukan (1) (2) 1 PT. SUN NUR LOGAM JAYA (Pengeringan Kenyi (B3) 2 HARDIYANTO, SH.

Masalah Yang Diadukan (3) Belum punya ijin lingkungan

Progres Pengaduan (4) Pembinan dan penutupan sementara usaha

Membuat Tambak Baru dikawasan Lindung

3

SUTRISNO

4

USAHA PENGEPUL SAMPAH

5 6

SLAMET (Peternakan Ayam) PT.SINAR INDAH KERTAS (Limbah Kertas Jadi Kertas) UD. SALWA 1 (Filet Ikan) UD. SALWA 2 (Filet Ikan) Pak Supeno (Peternakan sapi) Pengepul Rosok PT. INDO CITRA (Pengolahan Tepung Ikan)

Perusakan Tanaman Mangrove dan alih fungsi lahan Polusi Tingkat Kebauan di lingkungan Masyarakat Polusi tingkat kebauan dan adanya lalat Pencemaran Sungai Langkir

Pembinaan dan Peringatan Koordinasi dengan pihak Polres (Kasus dalam Proses) Pembinaan dan adanya kesepakatan masyarakat (Kasus Sudah Selesai)

7 8 9 10 11

Kebauan dan Limbah Kebauan dan Limbah Kebauan tarnak sapi Kebauan Pencemaran Udara dan Hasil Laboratorium IPAL tidak memenuhi baku mutu

LAMPIRAN | 238

Verifikasi lapang dan surat peringatan (Selesai) Verifikasi lapang dan pembinaan (Selesai) Sidak KLHK Pusat dan Perbaikan Pencemaran, Limbah B3 (Selesai (dalam pemantauan ) Ditutup Sementara sambil menunggu ijin2 Ditutup Sementara sambil menunggu ijin3 Pembinaan dan Peringatan (Selesai) Pembinaan dan Peringatan (Selesai) Pembinaan dan dalam Pengawasan

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

12 13

14

PT. BUMI INDO (Pengolahan Tepung Ikan) Tambang pasir besi Liar/illegal dan Perusakan Mangrove & pembukaan tambak baru illegal Masyarakat ( Rukin dan Sujadi ) Kalikalong Tayu

15

Masyarakat (Dororejo Tayu)

16

CV. BERKAH ALAM ASRI (Galian C Penambangan) Slungkep-Kayen Penambangan illegal Pakai Bahan Peledak (Desa Gadudero) Masyarakat Desa Sarimulyo Winong Kidul (Peternakan Ayam) Masyarakat Desa Tegalombo Dukuhseti (Industri Tapioka)

17

18

19

Pencemaran Udara dan Hasil Laboratorium IPAL tidak memenuhi baku mutu Tambang pasir besi Liar/illegal dan Perusakan Mangrove, pembukaan tamabak baru illegal

Pembinaan dan dalam Pengawasan

Tambak Baru (Perusakan Mangrove dan pembuatan Tambak Baru di Kawasan Lindung) Tambak Baru (Perusakan Mangrove dan pembuatan Tambak Baru di Kawasan Lindung) Pencemaran Udara (debu ) dan kerusakan lingkungan

Pembinaan dan Peringatan (Selesai)

perusakan lingkungan dan membahayakan masyarakat sekitar tambang

Dalam Pemantauan

Tingkat Kebauan dan Lalat

Pembinaan, Sosialisasi dan tinjauan Lapangan (Selesai)

Tingkat Kebauan dan pencemaran sungai

Pembinaan, Sosialisasi dan tinjauan Lapangan (Selesai)

LAMPIRAN | 239

Dalam Proses pemanggillan para saksi di Polres dan Supervisi Men. LHK

Pembinaan dan Peringatan (Selesai)

Pembinaan & Verifikasi Lapang (Selesai dalam pengawasan)

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

20 21

22

23 24 25 26

27

28

Supriyanto (WidoroKandang Pati)Usaha Ternak Ayam Masyarakat Desa Sambiroto Tayu (Pembukaan Tambak Baru) Masyarakat Desa Dukuhseti Kec. Dukuhseti (Penambangan tanah urug Galian C) Masyarakat Desa Sidokerto (Usaha Tahu Sumedang) Desa Margorejo (Peternakan Ayam) Desa Pasucen Kec. Trangkil (Peternakan Ayam) EX. PT. Rejomadusari Desa Tunjung Rejo Kec. Margoyoso PT. Eben Haezer (Industri Logam Desa Growong Juwana) PT. Dua Putra Utama Makmur Pengolahan Ikan Jl. Pati - Juwana

Tingkat Kebauan dan Pencemaran Udara

Pembinaan dan verifikasi lapang (Selesai)

Perusakan Tanaman Mangrove dan pembukaan tambak baru

Verifikasi lapang dan pembinaan (Selesai))

Menambang ditengah tengah masyarakat

Verifikasi lapang dan pembinaan (Selesai)

Pencemaran Air Limbah

Verifikasi lapang dan pembinaan (Selesai)

Pencemaran Tingkat Kebauan disekitar SMP N 2 Margorejo Rencana Pendirian Peternakan Ayam

Tinjauan Lapang dan Pembinaan Peternakan (Selesai)

Pencemaran Tingkat Kebauan Sungai Sat ( Diduga )

Verifikasi Lapang, Pemantauan Tim , Pengambilan Sample Air (Selesai)

Pencemaran Udara

Verifikasi Lapang dan Pembinaan (Selesai)

Pengelolaan IPAL tidak memenuhi baku mutu dan Belum ada TPS B3

Verifikasi Lapang dan Pembinaan (Selesai)

LAMPIRAN | 240

Pembinaan dan sosialisasi (Selesai)

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

29 30

31 32

Perush. Kecap Cap Ikan Lele Jl. Pati - Juwana Kab. Pati Pertambangan Galian C di Desa Tamansari Tlogowungu Arang Exsis Usaha Arang Jalan lingkar Margorejo RS. KSH Pati

Pencemaran Limbah Cair tidak sesuai baku mutu yang ditetapkan/IPAL bocor Pencemaran Udara ( Debu)

Verifikasi lapang dan pembinaan (Selesai)

Pencemaran Udara (Asap )

Verifikasi lapang dan pembinaan (Selesai dalam pemantauan)

Pencemaran Udara Limbah B3 dari incenerator

Verifikasi lapang dan pembinaan (Selesai)

Sumber : DLH Kab. Pat

LAMPIRAN | 241

Verifikasi lapang dan pembinaan (Selesai)

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 45 Jumlah LSM Lingkungan Hidup di Kabupaten Pati Tahun : 2017

No

Nama LSM

Akta Pendirian

Alamat

(1)

(2)

(3)

(4)

1

LSM Mandalika

014/202.21/LSM/2011

Desa Banyutowo rt.03/01 Kec. Dukuhseti Kab. Pati Telp. 0295-454008

2

LSM Bina Sekar Mulia

00-11-201.5-005.IV-2015

Jl. Penjawi Gang IV Kec. Pati Kab. Pati Telp. 082 325 644 57

Sumber : Kesbangpol Kab. Pati

LAMPIRAN | 242

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel-46. Penerima Penghargaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Pati Tahun : 2017

No.

Nama Orang/Kelompok/Organisasi

(1) 1

(2) Pemerintah Kabupaten Pati

Nama Penghargaan

Pemberi Penghargaan

Tahun Penghargaan

(3) penghargaan Adipura ke 11 Penghargaan sebagai kabupaten dengan ketahanan pangan no 3 nasional, Adiwiyata Nasional

(4) Presiden RI

(5) 2017

Presiden RI

2017

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Gubernur Jawa Tengah

2017

Gubernur Jawa Tengah

2017

Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah

2017

2

Kabupaten Pati

3

SMPN 01 Sukolilo

4

Desa Kutoharjo

Juara 1 Lingkungan Sehat (LBS)

5

Siswa SD N Ngarus 02

6

SDN Margorejo 02

7

SDN Sugiharjo 02

8

SDN Raci 01

9

SDN Trangkil 03

10

SDN Baturejo 1

11

SDN Cabak 1

12

SDN Genengmulyo 1

13

SDN Mangunrekso 1

14

SDN Mangunrekso 2

Juara 1 lomba 3R (Reduse Reuse Recycle) Adiwiyata Tingkat Provinsi Adiwiyata Tingkat Provinsi Adiwiyata Tingkat Provinsi Adiwiyata Tingkat Provinsi Adiwiyata Tingkat Provinsi Adiwiyata Tingkat Provinsi Adiwiyata Tingkat Provinsi Adiwiyata Tingkat Provinsi Adiwiyata Tingkat Provinsi

lomba Bersih

LAMPIRAN | 243

2017

2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

15

SDN Pati Kidul 1

16

SDN Sitirejo

17

SDN Trangkil 6

18

SMPN 1 Jaken

19

SMPN 1 Juwana

20

SMPN 1 Tambakromo

21

SMPN 1 Wedarijaksa

22

SMPN 2 Juwana

23

SMPN 6 Pati

24

SDN Bakaran Kulon 1

25

SDN Bakaran Wetan 1

26

SDN Bakaran Wetan 3

27

SDN Bringin

28

SDN Doropayung 1

29

SDN Dukutalit 1

30

SDN Dukutalit 2

31

SDN Gadingrejo

32

SDN Genengmulyo 2

33

SDN Geritan

34

SDN Kadilangu

Adiwiyata Provinsi Adiwiyata Provinsi Adiwiyata Provinsi Adiwiyata Provinsi Adiwiyata Provinsi Adiwiyata Provinsi Adiwiyata Provinsi Adiwiyata Provinsi Adiwiyata Provinsi Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten

Tingkat

2017

Tingkat

Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Gubernur Jawa Tengah Bupati Pati

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat

LAMPIRAN | 244

2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

35

SDN Karanglegi 1

36

SDN Karanglegi 2

37

SDN Karangwage 1

38

SDN Karangwage 2

39

SDN Kedungwinong 1

40

SDN Ketanen

41

SDN Ketip

42

SDN Klayusiwalan

43

SDN Maitan

44

SDN Margomulyo 1

45

SDN Margomulyo 2

46

SDN Margorejo

47

SDN Mojoagung 1

48

SDN Mojoagung 2

49

SDN Mulyoharjo 2

50

SDN Ngurensiti 2

51

SDN Pasucen 1

52

SDN Poncomulyo

53

SDN Puri 2

54

SDN Purwosari 2

Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

LAMPIRAN | 245

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

55

SDN Regaloh 2

56

SDN Rejoagung 1

57

SDN Rejoagung 2

58

SDN Sejomulyo 2

59

SDN Sidokerto 2

60

SDN Sidokerto 3

61

SDN Tegalharjo 1

62

SDN Tegalharjo 2

63

SDN Tlutup

64

SDN Tluwah

65

SDN Trangkil 4

66

SDN Winong 1

67

SDN Winong 2

68

SMPN 1 Margoyoso

69

SMPN 1 Pucakwangi

70

SMPN 1 Trangkil

71

SMPN 2 Gunungwungkal

72

SMPN 2 Trangkil

73

SMPN 2 Wedarijaksa

74

MAN 1 Pati

Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten Adiwiyata Kabupaten

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

Tingkat

Bupati Pati

2017

LAMPIRAN | 246

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

75

SMA Taman Madya

76

SMAN 1 Tayu

Adiwiyata Tingkat Kabupaten Adiwiyata Tingkat Kabupaten

Bupati Pati

2017

Bupati Pati

2017

Sumber : DLH Kab. Pati

LAMPIRAN | 247

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 47 Kegiatan Program yang Diinisiasi Masyarakat di Kabupaten Pati Tahun : 2017

No.

Nama Kegiatan

(1) 1

(2) Saranan dan Prasarana pengelolaan persampahan Sosialisasi pembangunan Bank Sampah di Perum Wijaya Kusuma Ds. Kutoharjo Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan Sosialisasi pembuatan TPS 3R di Ds. Trangkil Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan Sosialisasi pembangunan TPS 3R di Ds. Kajen Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan Sosialisasi Rencana pembangunan Bank Sampah Kusuma Harum di Perum Wijaya Kusuma Ds.Kutoharjo. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan Sosialisasi rencana pembangunan Bank Sampah di Kelurahan Pati Kidul. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan Sosialisasi Rencana Pembangunan TPS 3R di Ds. Kajen Kec. Margoyoso

2

3

4

5

6

Waktu Pelaksanaan (bulan/tahun)

Instansi Penyelenggara

Kelompok Sasaran

(3) DLH Kabupaten Pati

(4) Masyarakat Desa Kutoharjo

(5) 31 Januari 2017

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Desa Trangkil

25 Januari 2017

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Desa Kajen

27 Januari 2017

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Desa Kutoharjo

31 Januari 2017

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Kelurahan Pati Kidul

9 Februari 2017

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Desa Kajen

27 Februari 2017

LAMPIRAN | 248

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

Koordinasi penilaian kota /sehat ADIPURA Rapat Koordinasi penyusunan daftar isian non fisik program ADIPURA Tahun 20162017 di Ruang rapat DLH Koordinasi penilaian kota /sehat ADIPURA. Pertemuan Kader Lingkungan Kab. Pati di Ruang Rapat DLH Kab. Pati Koordinasi penilaian kota /sehat ADIPURA. Expose ADIPURA di ruang rapat Setda Kab. Pati. Koordinasi penilaian kota /sehat ADIPURA. Pembinaan dalam rangka persiapan Verifikasi ADIPURA Tahun 2017 di ruang rapat DLH Kab. Pati koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA. Koordinasi ADIPURA dengan OPD terkait di ruang rapat DLH Kab. Pati Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA. Pembinaan kebersihan dan keteduhan koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA. Pertemuaan kader lingkungan Kab. Pati di Ruang rapat DLH Kab. Pati koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA. Pembinaan kebersihan dan keteduhan di ruang rapat DLH Kab. Pati Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan. Sosialisasi pengelolaan sampah di Ds.Bakalan Kec. Dukuhseti Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA. Sosialisasi Pengelolaan Sampah di Ruang rapat DLH Kab. Pati.

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Kota Pati

10 Maret 2017

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Kota Pati

18 Maret 2017

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Kota Pati

29 Maret 2017

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Kota Pati

3-Apr-17

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Kota Pati

10-Apr-17

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Kota Pati

10 Mei 2017

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Kota Pati

13 Mei 2017

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Kota Pati

15 Mei 2017

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Desa Bakalan Dukuhseti Masyarakat Kota Pati

26 Mei 2017

DLH Kabupaten Pati

15 Juni 2017

LAMPIRAN | 249

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA. Sosialisasi pengelolaan sampah di ruang rapat DLH Kab. Pati Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA.Sosialisasi tentang pengelolaan persampahan di ruang rapat DLH Kab. Pati Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA. Sosialisasi Pengelolaan tentang persampahan di Aula DLH Kab.Pati Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA. Pembinaan Kebersihan dan keteduhan Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA. Pembinaan Kebersihan dan keteduhan di Aula DLH Kab. Pati Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA. Pembinaan kebersihan dan keteduhan di Aula DLH Kab. Pati. Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA. Pembinaan kebersihan dan keteduhan di Aula DLH Kab. Pati. Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA. Pembinaan kebersihan dan keteduhan di Aula DLH Kab. Pati. Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA.Rakor Bank Sampah di Ruang Baru Setda Kab. Pati Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA.Pembinaan kebersihan dan keteduhan di Ds. Tlogosari Kec. Tlogowungu. Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA.Rapat koordinasi ADIPURA dengan OPD terkait di

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Kota Pati

14 Juli 2017

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Kota Pati

30 Agustus 2017

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Kota Pati

31 Agustus 2017

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Kota Pati

9-Sep-17

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Kota Pati

10-Sep-17

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Kota Pati

18-Sep-17

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Kota Pati

14 Oktober 2017

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Kota Pati

18 Oktober 2017

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Kota Pati

24 Oktober 2017

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Kota Pati

28 Oktober 2017

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Kota Pati

9-Nov-17

LAMPIRAN | 250

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Aula DLH Kab. Pati 28

29

30

31

32

33

34

Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA.Rapat koordinasi persiapan P1 ADIPURA di Aula DLH Kab. Pati Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA.Sosialisasi pengelolaan sampah di Aula DLH Kab. Pati Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA.Rapat koordinasi dengan OPD terkait di Aula DLH Kab. Pati Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan. Sosialisasi tentang rencana pembangunan TPS 3R di Ds. Trangkil Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan. Sosialisasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Ds. Bakalan Kec. Dukuhseti. Koordinasi penilaian kota /Sehat ADIPURA. Pertemuan kader lingkungan Kab. Pati di Aula DLH Kab. Pati Penyediaan prasarana dan saran pengelolaan persampahan. Rakor Bank sampah di aula DLH Kab. Pati

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Kota Pati

10-Nov-17

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Kota Pati

18-Nov-17

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Kota Pati

20-Nov-17

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Ds. Trangkil

30-Nov-17

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Ds. Bakalan Kec. Dukuhseti

4 Desember 2017

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Kota Pati

24 Desember 2017

DLH Kabupaten Pati

Masyarakat Pati

30 Desember 2017

Sumber : DLH Kab. Pati

LAMPIRAN | 251

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 48 Produk Hukum Bidang LH di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No.

Jenis Produk Hukum

(1)

(2)

1

Peraturan

Nomor dan Tanggal

Tahun

Tentang

(3)

(4)

(5)

Daerah

3

2003

Pembuangan air limbah

Daerah

4

2003

Pengelolaan wilayah pesisir

Kabupaten Pati 2

Peraturan Kabupaten Pati

3

Peraturan

dan laut Daerah

19

2007

Garis sempadan

Daerah

7

2010

Pengelolaan Sampah

Daerah

5

2011

Rencana tata ruang wilayah

Kabupaten Pati 4

Peraturan Kabupaten Pati

5

Peraturan Kabupaten Pati

Kabupaten Pati tahun 2010 2030

6

Peraturan Bupati Pati

60

2010

Standar pelayanan minimal bidang Lingkungan Hidup

7

Peraturan Bupati Pati

15

2009

Izin pembuangan air limbah ke air atau sumber air

8

Peraturan Bupati Pati

44

2009

Izin pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun

9

Peraturan Bupati Pati

64

2009

Tata laksana perizinan dan pengawasan

pengelolaan

limbah bahan berbahaya dan beracun

serta

pengawasan

pemulihan akibat pencemaran limbah bahan berbahaya dan beracun

oleh

Daerah

LAMPIRAN | 252

Pemerintah

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

10

Keputusan Bupati Pati

660.1/092/200

2009

9 11

Keputusan Bupati Pati

660.1/209/200

Pembentukan komisi penilai AMDAL

2009

9

Pembentukan

tim

pertimbangan

izin

pembuangan air limbah ke air atau sumber air 12

Keputusan Bupati Pati

660.1/2649/20

2009

09

Pembentukan tim verifikasi dan tim pengawas pegelolaan limbah B3 serta pemulihan akibat pencemaran limbah B3

13

Keputusan Bupati Pati

660.1/826/200

2010

9

Penerbitan surat tanda bukti lisensi komisi penilai AMDAL Kabupaten Pati

14

Peraturan Bupati Pati

17/2011

2011

Pedoman

pelaksanaan hari

bebas kendaraan bermotor (car free day) 15

Peraturan Bupati Pati

18/2011

2011

Pedoman penyusunan upaya pengelolaan lingkungan hidup (UKL) - Upaya Pemantauan LH (UPL) dan surat pernyataan kesanggupan pengelolaan LH

16

Peraturan Bupati Pati

19/2011

2011

Pedoman Dokumen

penyelenggaraan LH

bagi

usaha

dan/atau Kegiatan yang telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetap belum memiliki dokumen LH 17

Peraturan Bupati Pati

20/2011

2011

Pedoman

pengelolaan

pengaduan kasus pencemaran dan/atau perusakan LH

LAMPIRAN | 253

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

18

Peraturan Bupati Pati

44/2011

2011

Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan

19

Keputusan Bupati Pati

660.1/261/201 1

2011

Penetapan

hari

bebas

kendaraan bermotor (car free day)

Sumber : DLH Kab. Pati Th 2017

LAMPIRAN | 254

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 49 Anggaran Program dan Kegiatan DLH Kabupaten Pati TA 2017 Tahun : 2017

No.

Sumber Anggaran

Peruntukan Anggaran

(1)

(2)

(3)

APBD

Jumlah Anggaran Tahun Berjalan (Rp) (5) 13,236,166,000 8,272,210,000 4,963,956,000

Belanja Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan jasa surat menyurat Belanja Barang dan Jasa Belanja Bahan Habis Pakai Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik Belanja telepon Belanja Listrik Belanja kawat/Fax/Internet/TV Kabel/TV Satelit Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional kendaraan dinas Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja Penyediaan Alat Tulis Kantor Penyediaan Barang cetakan dan penggandaan Penyediaan Komponen instalasi listrik/penerangan kantor Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan Penyediaan makanan dan minuman Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah Penyediaan Jasa tenaga pendukung administrasi/teknis/keamanan Penyediaan administrasi pengadaan barang dan jasa Penyediaan Pendukung administrasi pengelolaan keuangan dan barang Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur

780,316,200 3,436,000 3,436,000 3,436,000 81,000,000 24,000,000 48,000,000 9,000,000 13,250,000 82,400,000 26,690,000 25,435,200 30,000,000 6,979,000 3,146,000 36,600,000 274,760,000 84,200,000 39,700,000 72,720,000 449,670,000

LAMPIRAN | 255

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Program Peningkatan disiplin aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja& keuangan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan LH Program Peningkatan Pengendalian Polusi Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

18,300,000 19,525,000

124,620,800 1,259,909,000 707,500,000 218,950,000 877,675,000 430,500,000

Sumber : DLH Kab. Pati

LAMPIRAN | 256

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 50. Jumlah Personil Lembaga Pengelola LH di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No.

Tingkat Pendidikan (2)

Laki -laki (3)

Perempuan (4)

Jumlah (5)

(1) 1.

Doktor (S3)

2.

Master (S2)

7

4

11

3.

Sarjana (S1)

6

8

14

4.

Diploma (D3/D4)

1

1

2

5.

SLTA

4

2

6

18

15

33

Jumlah Sumber : DLH Kab. Pati

LAMPIRAN | 257

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel 51 Jumlah Staf Fungsional Bidang Lingkungan Hidup Tahun : 2017 Staf Fungsional No

(1)

Nama Instansi (2)

Staf Yang Sudah Diklat

Jabatan Fungsional

Laki - laki

Perempuan

Laki - laki

Perempuan

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Dst Sumber : DLH Kab. Pati

LAMPIRAN | 258

LAPORAN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel-52. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No (1)

URAIAN

(2) PERTANIAN a.Pertanian Sempit - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya b.Kehutanan c. Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa 8. Perusahaan 9. Jasa-Jasa PRODUK DOMESTIK BRUTO PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS

2011 (3)

2012

2013

2014

2015

(4)

(5)

(6)

(7)

1.

BAB V. PENUTUP| 259

LAMPIRAN DATA INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

KATEGORI A B C D E F G H I J K L M,N O P Q R,S,T,U

LAPANGAN USAHA Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya PDRB

2011 5,767,011.48 367,068.02 5,481,493.42 20,502.73

2012 6,470,380.63 408,655.17 6,182,885.44 22,883.19

2013 7,124,439.66 457,855.72 7,029,436.90 24,233.81

2014 7,486,269.13 542,625.42 7,871,692.48 27,039.11

2015 8,454,569.20 602,451.24 8,431,400.12 29,134.70

2016 8,978,289.63 649,606.02 9,096,698.50 31,911.88

15,254.09 1,618,192.41

14,997.74 1,771,625.55

15,086.12 1,931,976.35

15,908.33 2,157,142.03

17,020.32 2,362,218.53

17,937.04 2,533,627.39

3,294,905.14 547,112.79 699,231.33 408,364.55 522,936.47 221,427.18 40,024.21

3,414,408.27 589,567.64 782,525.28 438,479.53 585,071.21 233,822.33 44,709.36

3,695,913.32 653,348.35 872,249.01 471,772.56 638,054.47 253,891.29 52,335.83

4,034,968.97 766,105.43 967,003.34 560,924.72 688,506.44 286,246.52 58,878.36

4,333,537.85 863,074.77 1,056,412.06 612,918.46 757,256.37 316,781.72 65,016.03

4,664,663.35 926,300.11 1,195,970.38 674,157.25 835,234.48 349,149.10 73,263.31

789,645.70 713,701.73 174,735.31 367,126.79

870,614.00 922,064.05 202,528.74 404,819.49

951,850.45 1,075,213.27 232,505.33 451,215.17

1,024,708.13 1,226,825.37 269,450.36 520,567.66

1,110,128.14 1,366,892.66 296,783.03 548,854.03

1,188,846.40 1,496,127.25 326,609.91 608,218.21

21,048,733.37

23,360,037.61

25,931,377.59

28,504,861.79

31,224,449.21

33,646,610.22

LAMPIRAN |

260

LAMPIRAN DATA INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

Tabel-53. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Pati Tahun : 2017 No

URAIAN

(1)

(2) 1.

2011

2012

2013

2014

2015

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

PERTANIAN a.Pertanian Sempit - Tanaman Bahan Makanan - Tanaman Perkebunan - Peternakan dan Hasil-hasilnya b.Kehutanan c. Perikanan

2.

Pertambangan dan Penggalian

3.

Industri Pengolahan

4.

Listrik, Gas dan Air Bersih

5.

Bangunan

6.

Perdagangan, Hotel dan Restoran

7.

Pengangkutan dan Komunikasi

8.

Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

9.

Jasa-Jasa

PRODUK DOMESTIK BRUTO PRODUK DOMESTIK BRUTO TANPA MIGAS

LAMPIRAN |

261

LAMPIRAN DATA INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN 2017

KATEGORI A B C D E F G H I J K L M,N O P Q R,S,T,U

LAPANGAN USAHA Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya PDRB

2011 5,386,388.09 350,890.61 5,150,502.85 20,164.50

2012 5,678,000.25 378,085.33 5,520,584.09 22,161.24

2013 5,902,447.72 405,305.89 5,984,883.01 24,193.48

2014 5,833,742.18 430,795.01 6,380,180.30 26,455.98

2015 6,281,187.41 441,032.51 6,680,745.63 27,325.79

2016 6,531,664.22 461,019.31 6,991,046.54 28,667.44

15,124.49 1,545,019.42

14,859.29 1,647,919.26

14,640.80 1,739,009.80

15,356.41 1,813,756.64

15,626.68 1,908,071.99

16,226.74 2,012,252.72

3,119,403.65 545,819.35 665,278.67 405,884.20 505,858.74 216,983.29 37,485.12

3,178,819.95 586,052.84 719,004.65 445,747.99 521,218.87 227,766.65 40,583.34

3,307,461.91 642,774.28 760,935.02 486,915.12 546,754.77 242,821.04 45,427.46

3,500,934.27 706,541.01 817,587.09 583,469.86 566,832.34 258,938.47 49,159.93

3,658,738.39 761,831.90 879,849.09 640,886.57 601,844.62 276,715.95 53,248.19

3,843,146.77 816,951.63 952,046.08 702,539.86 644,145.28 295,117.56 58,312.09

775,237.90 634,095.48 163,862.03 355,326.83

785,387.33 751,900.70 177,503.84 376,733.09

805,316.36 825,903.39 190,038.51 404,865.44

817,151.62 913,564.21 210,410.60 440,338.06

858,767.03 983,636.39 226,275.56 456,541.36

895,350.51 1,054,753.30 246,572.48 490,142.81

19,893,325.24

21,072,328.70

22,329,693.98

23,365,213.99

24,752,325.07

26,039,955.34

LAMPIRAN |

262

Related Documents

Lap Lingkungan Pati 2017.pdf
December 2019 21
Lingkungan
April 2020 46
Lap
October 2019 75
Pode Pati
August 2019 32
Pati 2.pdf
May 2020 18

More Documents from "Nopen Samsung"