KUK 8 MENGELOLA DOKUMEN TRANSAKSI MURABAHAH ENTITAS BISNIS SYARIAH
ELEMEN KOMPETENSI: 8.1. Memeriksa Dokumen Transaksi 8.2. Mencatat Dokumen Ke Dalam Jurnal Dan Buku Besar 8.3. Mengarsipkan Dokumen 8.4. Menyajikan Nilai Moneter Dalam Laporan Keuangan 8.5. Soal Latihan 8.6. Studi Kasus 8.7. Praktikum 8.8. Daftar Pustaka
Pengertian Akad Murabahah PSAK 102 paragraf 5 menjelaskan bahwa Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pemilik. Menurut UU No, 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, yang dimaksud akad Murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati. Murabahah menurut Kamus Istilah keuangan dan Perbankan Syariah yang diterbitkan oleh Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia, merupakan jual beli barang pada haga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam jual beli Murabahah, penjual harus memberi tahu harga produk yang akan dibeli dan menentukkan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.
Selanjutnya, DSN MUI mendefinisikan akad murabahah yaitu menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih tinggi sebagai laba. Hal yang membedakan murabahah dengan penjualan yang biasa dikenal adalah penjual secara jelas memberi tahu kepada pembeli berapa harga pokok barang tersebut dan berapa besar keuntungan yang diinginkannya. Tawar menawar atas besar margin keuntungan dapat dilakukan oleh penjual dan pembeli sampai akhirnya diperoleh kesepakatan. Akad murabahah memperkenankan penawaran harga yang berbeda untuk cara pembayaran yang berbeda sebelum akad murabahah dilakukan. Namun jika akad tersebut telah disepakati, maka hanya ada satu harga (harga dalam akad) yang digunakan. Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau tangguh. Apabila pembeli melunasi lebih cepat dari jangka waktu kredit yang ditentukan atau pembeli menunda pembayaran, harga tidak boleh berubah. Berikut adalah dalil-dalil umum dari Alquran dan hadist mengenai akad murabahah: 1. Alquran a. QS An-Nisa: 29
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” b. QS Al Baqarah: 275
"....dan Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba." (Q.S Al Baqarah: 275)
2. Al-Hadis Beberapa dalil dari Al-Hadis adalah sebagai beikut: a. Dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwa Rasulullah saw. Bersabda: “Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka”. (HR. Al-Baihaqi, Ibnu Majah, dan sahih menurut Ibnu Hibban) b. Rasulullah saw. Bersabda, “Ada tiga hal yang mengandung keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (Mudharabah) dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah tangga bukan untuk dijual. (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib) c. “Sumpah itu melariskan barang dagangan, akan tetapi akan menghapus keberkahannya” (HR. Imam Bukhari) d. “Penundaan (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu adalah suatu bentuk kezalimam.” (Diriwayatkan oleh Ash-Shahihain) e. “Orang yang melepaskan seorang muslim dari kesulitannya di dunia, Allah akan melepaskan kesulitannya di hari kiamat dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama ia menolong saudaranya.” (HR. Imam Muslim) f. “Allah mengasihi orang yang memberikan kemudahan bila ia menjual dan membeli serta di dalam menagih haknya.” (Diriwayatkan dari Shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu)
Rukun dan Ketentuan Murabahah Berikut ini adalah rukun dan ketentuan akad murabahah: 1. Ba’i (penjual, pihak yang memiliki barang) 2. Musytari (Pembeli, pihak yang akan membeli barang) 3. Mabi’ (barang yang akan diperjualbelikan) Barang yang akan diperjualbelikan harus memenuhi: a. Barang halal b. Dapat diambil manfaatnya atau memiliki nilai dan bukan merupakan barangbarang yang dilarang diperjualbelikan, misalnya: jual beli rokok, jual beli
minuman keras, jual beli bangkai, jual beli darah, jual beli narkoba, dan jual beli barang yang kadaluarsa. c. Dimiliki oleh penjual d. Dapat diserahkan tanpa tergantung dengan kejadian tertentu di masa depan. e. Diketahui secara spesifik dan dapat diidentifikasi oleh pembeli sehingga tidak ada gharar f. Diketahui kuantitas dan kualitasnya dengan jelas, sehingga tidak ada gharar g. Barang yang diakadkan ada di tangan penjual 4. Tsama (harga) 5. Ijab Qabul (pernyataan timbang terima) Jenis – jenis Murabahah 1. Murabahah Berdasarkan Pesanan Penjual melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan dari pembeli. Murabahah dengan pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat pembeli untuk membeli barang yang dipesannya. Mengikat, pembeli harus membeli barang yang dipesannya dan tidak dapat membatalkan pesanannya. Adapun yang tidak bersifat mengikat, pembeli dapat menerima atau membatalkan barang tersebut walaupun telah memesan.
Gambar 8.1 Murabahah Berdasarkan Pesanan 2. Murabahah Tanpa Pesanan Murabahah yang bersifat tidak mengikat. Murabahah ini dilakukan tidak melihat adanya pesanan atau tidak, sehingga penyediaan barang dilakukan sendiri atau penjual.
Gambar 8.2. Murabahah Tanpa Pesanan Penjual dapat meminta uang muka kepada pembeli. Uang muka menjadi bagian pelunasan piutang jika akad murabahah disepakati. Namun, apabila pembeli menggunakan hak khiarnya untuk membatalkan transaksi, maka uang muka tersebut dapat digunakan untuk menutup kerugian penjualan akibat dibatalkannya transaksi. Apabila nilai uang muka lebih kecil dari kerugian yang ditanggung penjual, maka penjual berhak meminta kekurangannya kepada pembeli. Sebaliknya, apabila nilai uang muka lebih besar dibandingkan kerugian yang ditanggung penjual, maka sisa lebih uang muka harus dikembalikan kepada pembeli. Penjual dapat memberikan diskon atau potongan kepada pembeli apabila memenuhi ketentuan berikut ini: a). melakukan pelunasan pembayaran tepat waktu, dan b). melakukan pelunasan pembayaran lebih cepat dari waktu yang disepakati. Penjual juga dapat memberikan diskon kepada pembeli meskipun pembeli belum melakukan pelunasan apabila a) melakukan pembayaran cicilan tepat waktu; dan/atau b) mengalami penurunan kemampuan pembayaran.
Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga jual, sedangkan biaya perolehan harus diberitahukan. Apabila penjual mendapatkan diskon sebelum akad murabahah, maka diskon tersebut merupakan hak pembeli. Adapun diskon atas pembelian barang yang diterima setelah akad murabahah disepakati diperlakukan sesuai dengan kesepakatan dalam akad tersebut. Jika tidak diatur dalam akad, maka diskon tersebut menjadi hak penjual. Diskon yang terkait dengan pembelian barang antara lain meliputi menurut PSAK No. 102 par. 11) yaitu: a. Diskon dalam bentuk apapun dari pemasok atas pembelian barang b. Diskon biaya asuransi dari perusahaan asuransi dalam rangka pembelian barang. c. Komisi dalam bentuk apa pun yang terkait dengan pembelian barang. Apabila pembeli tidak dapat melunasi piutang murabahah sesuai dengan perjanjian, maka penjual dapat mengenakan denda kecuali jika dapat dibuktikan bahwa pembeli tidak atau belum mampu melunasi disebabkan force majeur. Denda didasarkan pada pendekatan ta’zir yaitu untuk membuat pembeli disiplin terhadap kewajibannya. Dana yang berasal dari denda diperuntukkan sebagai dana kebajikan.
8.1. Memeriksa Dokumen Transaksi Dokumen transaksi atau bukti transaksi merupakan dokumen dasar yang digunakan sebagai sumber pencatatan atau penyusunan laporan keuangan suatu unit usaha. Dengan adanya bukti transaksi, setiap kegiatan yang dilakukan unit usaha terkait dengan keuangan dapat didokumentasikan dan dipertanggung jawabkan secara akuntansi. Bukti transaksi juga dapat memberikan informasi tentang berbagai kemungkinan yang terjadi dalam kegiatan transaksi. Informasi yang dapat kita peroleh dalam sebuah bukti transaksi adalah sebagai berikut: 1.
Siapa yang melakukan transaksi
2.
Akun apa saja yang berpengaruh dengan transaksi yang terjadi
3.
Penetapan pencatatan akun kedalam pencatatan berikutnya (jurnal).
Adapun bukti transaksi yang digunakan dalam transaksi murabahah yaitu :
Kuitansi, bukti penerimaan sejumlah uang yang ditandatangani oleh penerima uang dan diserahkan kepada yang membayar sejumlah uang tersebut. Lembaran kuitansi terdiri dari 2 bagian, bagian sebelah kanan diberikan kepada pihak yang membayar dan bagian kiri yang tertinggal disebut soice (dibaca sus) sebagai arsip penerima uang.
Bukti transaksi dan informasi didalamnya dapat digunakan apabila telah diotorisasi oleh bagian yang bertanggungjawab sesuai dengan kebijakan atau prosedur unit usaha. Pada salah satu lembaga keuangan beberapa bagian yang terlibat dalam transaksi murabahah adalah sebagai berikut: 1. Account officer / Financing Service Officer, menganalisis kelayakan bisnis atau usaha nasabah maupun supplier 2. Komite,
komite
pembiayaan
memberikan
persetujuan
dengan
memperhatikan hasil analisis account officer 3. Unit Support (Bagian Administrasi Pembiayaan), menganalisis nasabah dan supplier dari segi yuridis, kelengkapan dokumentasi perusahaan dalam idang hukum, kelayakan jaminan yang diajukan nasabah (bila ada) 4. Supplier, Pihak penyedian barang. Berikut adalah contoh mekanisme murabahah pada salah satu lembaga keuangan: 1. Tahapan permohonan pengajuan pembiayaan murabahah oleh nasabah Nasabah mengajukan pembiayaan murabahah kepada bank. Nasabah membawa SPM (Surat Permohonan Murabahah), yang berisikan tujuannya meminta bantuan bank untuk pembiayaan murabahah, menyebutkan spesifikasi barang, sumber dana dan cara untuk melunasi pembelian barang tersebut. Setelah pengisian aplikasi permohonan maka nasabah melakukan pemenuhan kelengkapan data persyaratan pembiayaan murabahah yang dimiliki oleh perusahaan/nasabah antara lain: a) Akta pendirian usaha dan pengesahan dan berita negara; b) Fotocopy KTP/SIM/Passport pengurus dan
pemegang saham; c) Surat-surat izin yang diperlukan seperti SIUP, TDP, NPWP; d) Neraca/laporan keuangan 3 tahun terakhir 2. Data Supplier, berisikan informasi data lengkap dari supplier. Tersedianya barang atau rumah dari supplier ke pihak bank 3. Account officer / marketing menganalisis kelayakan bisnis atau usaha, pihak nasabah maupun supplier. Analisa yang biasa dilakukan adalah: a. Analisa Kemampuan, dapat dilihat melalui fotocopy rekening tabungan (mutase tabungan pebulan), slip gaji, dan lain-lain. b. Analisa Kemauan, dapat diketahui melalui hasil wawancara dengan nasabah c. Analisa Agunan, dilihat dari nilai appraiser (per perusahaan rekanan Bank yang bertugas menilai harga pasar wajar sesungguhnya atas rumah, yang terdiri dari nilai appraiser atas tanah dan nilai appraiser atas bangunannya, yang hasil akumulasinya itu menjadi patokan pemberian pembiayaan yang diajukan oleh nasabah).
Bila nilai appraiser atas rumah tersebut lebih rendah dari harga rumah sesungguhnya (original seller) maka yang dijadikan patokan pemberian maksimal pembiayaan adalah nilai appraiser.
Bila nilai appraiser lebih tinggi dari harga rumah maka yang dijadikan patokan adalah harga rumah tersebut.
Hasil appraiser atas bangunan rumah tersebut dijadikan patokan dalam
perhitungan
besarnya
premi
asuransi kebakaran.
Nasabah juga dilindungi oleh asuransi jiwa yang besarnya premi ditentukan dari hasil perhitungan (by system; kerjasama dengan perusahaan asuransi syari’ah rekanan Bank berdasarkan biodata nasabah dan jangka waktu pembiayaan).
4. Pihak bank juga melakukan bank checking atas nasabah dan supplier. Hasil checking ini kemudian disampaikan pada account officer bersamaan dengan analiis kulitatif dan kuantitatif untuk dipresentasikan pada komite pembiayaan. 5. Pada tahap persetujuan setelah dilakukan analisis minimal 1-3 hari, AO akan merekomendasinya dalam rapat bersama komite pembiayaan.
Bila
permintaan
nasabah
dianggap
tak
layak
dan
tidak
memenuhi criteria untuk dibiayai maka seluruh dokumen harus dikembalikan pada penolakan
nasabah,
dan
marketing
menyampaikan
tersebut pada nasabah. Komite juga menilai kelayakan
supplier.
Bila permintaan nasabah dan supplier dianggap layak serta memenuhi criteria maka komite akan memberikan persetujuan
6. Persetujuan komite khusus menyangkut aspekk berikut: a. Harga beli barang dari supplier; b. Harga jual pada nasabah; c. Jangka waktu pelunasan barang; d. Besarnya uang muka yang harus diserahkan oleh nasabah, e. Penunjukan supplier/penjual barang; f. Jaminan bila diperlukan dan; g. Persyaratanpersyaratan yang harus dipenuhi supplier 7. Setelah mendapat persetujuan dari komite maka account officer akan mengirimkan Surat Persetujuan Murabahah kepada nasabah. Selanjutnya dilakukan
pemanggilan
nasabah (pembeli
yaitu
suami-istri),
penjual/
developer rumah dan notaris yang menjabat di wilayah lokasi rumah tersebut berada untuk penandatanganan akad, sedangkan dari pihak bank cukup diwakili oleh AO. Isi dari Surat Persetujuan Murabahah: a.
Spesifikasi barang yang
disetujui; b. Jumlah barang yang akan dibeli; c. Harga beli bank pada supplier; d.
Harga jual bank pada nasabah; e.
Jangka waktu
pembayaran/pelunasan; f.
Cara pembayaran/pelunasan, dan; g. Besarnya
uang muka dari nasabah. Uang muka ini untuk menandakan keseriusan nasabah untuk membeli barang tersebut dari bank.
8. Account officer menghubungi supplier dan
meminta Surat
Pernyataan
Sanggup dari Supplier (SPSS). 9. Nasabah setuju untuk membayar uang muka (urbun) bukti keseriusan membeli barang. Plafon pembiayaan dari bank adalah maksimal
80% dari nilai appraiser/
harga original seller rumah yang dijadikan patokan pemberian pembiayaan. Sisa pembayaran sebesar 20% sebagai uang muka dari nasabah langsung disetorkan kepada si penjual ditanggung oleh nasabah itu sendiri di luar dari pembiayaan KPR. Hal tersebut ditunjukkan dalam bentuk bukti / tanda terima uang muka pembelian atas rumah tersebut 10. Bank mengeluarkan Tanda terima Uang Muka Murabahah (TTUM). 11. Bagian administrasi pembiayaan mengeluarkan Surat Pemesanan Barang Pada Supplier (SPBPS) atau Purchase Order (PO). 12. Supplier menerima PO atau SPBPS dan menyatakan barang telah tersedia dan siap dikirim kepada nasabah. 13. Bagian administrasi pembiayaan mempersiapkan akad murabahah antara
bank dan supplier 14. Akad murabahah antara bank dan nasabah setelah barang dimiliki oleh bank diiringi dengan pengikatan jaminan (bila perlu). Jaminan tersebut dapat berupa barang yang diperjualbelikan ataupun jaminan lainnya seperti tanah, rumah, deposito, dan lain-lain. 15. Setelah akad-akad terpenuhi, supplier mengeluarkan Surat Permohonan Realisasi Murabahah (SPRM).
16. Bagian Administrasi Pembiayaan dapat melakukan instruksi pembayaran harga beli barang langsung pada rekening supplier, melalui cek atau instrumen lainnya.
Rincian SPRM: harga jual, uang muka, sisa yang belum dilunasi dan nomor rekening supplier atau cara pembayaran lain yang diminta oleh supplier.
Setelah selesai penandatanganan akad, maka selambat-lambatnya keesokan
harinya,
nasabah
dapat
mencairkan
plafon
pembiayaannya, sebelumnya nasabah telah melunasi biaya-biaya pra akad berupa biaya prarealisasi dengan bank dan biaya administrasi jual beli dari Developer / Penjual nonbank.
17. Tanda Terima Uang Oleh Supplier (TTUOS) kepada bank dan mengirmkan barang pada nasabah dengan melampirkan. 18. Surat Pengiriman Barang Pada Nasabah
(SPPBN), SPPBN Rangkap 3
(Supplier, Nasabah Dan Bank). 19. Tanda Terima Barang Oleh Nasabah (TTBON), Rangkap 2 (Supplier dan Bank). 20. Pelunasan, dapat dilakukan dengan metode pembayaran secara tunai atau angsuran.
Murabahah Nasabah
Supplier 1
SPM Data Perusahaan
Account officer
Komite
4
3
2 Analisa Nasabah dan supplier
Data Supplier
Analisa Yuridis Nasabah dan supplier
Konfirmasi tersedianya barang
Spesifikasi Barang
Unit Support
5 Keputusan NO
9
8 Surat Pernyataan Sanggup dari Supplier (SPSS)
Surat Bayar Uang Muka (SBUM)
7 Surat Persetujuan Murabahah (SPM)
Yes
6
Harga beli, Harga jual, Jumlah Jangka waktu, Supplier, Barang 10 Tanda Terima Uang Muka Murabahah (TTUMM) 11 Surat Pemasanan Pada Supplier (SPBPS)
12 Barang tersedia dan siap dikirim
13 Akad Murabahah Bank >< Supplier
14 Akad Murabahah Bank >< Nasabah 15 Surat Permohonan Realisasi Muabahah (SPRM) 17 Invoice Tanda Terima Uang oleh Supplier (TTUOS)
19
Surat Pengiriman Barang pada Nasabah
Tanda Terima Barang oleh Nasabah (TTBON)
Gambar 8.1 Mekanisme Pembiayaan Murabahah Sumber: Rahman, 2010
16 Instruksi Pembayaran
Melunasi Harga Jual pada Bank Secara Sekaligus/ Angsuran
8.2.
Mencatat dokumen ke dalam jurnal dan buku besar
8.2.1. Cakupan Akuntansi Murabahah Standar akuntansi tentang jual beli murabahah mengacu pada PSAK 102 tentang Akuntansi Murabahah yang mulai berlaku efektif per 1 Januari 2008. PSAK 102 menggantikan PSAK 59 yang menyangkut tentang pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan murabahah. Dalam PSAK 102 menjelaskan cakupan ketentuan akuntansi yang diatur dalam akuntansi Murabahah (paragraph 2 s/d 4) dapat diterapkan untuk lembaga keuangan syariah dan koperasi syariah yang melakukan transaksi murabahah baik sebagai penjual maupun pembeli. Selain itu dapat juga diterapkan oleh pihak-pihak yang melakukan transaksi murabahah dengan lembaga keuangan syariah atau koperasi syariah. Lembaga keuangan syariah yang dimaksud dalam PSAK meliputi: perbankan syariah, lembaga keuangan syariah nonbank (asuransi, lembaga pembiayaan, dan dana pensiun) dan lembaga keuangan lain yang diizinkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk menjalankan transaksi murabahah.
8.2.2. Akuntansi Murabahah Pengenalan akun-akun di Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Berikut adalah uraian mengenai akun-akun yang terdapat pada laporan posisi keuangan (neraca): 1. Aset murabahah Akun ini dipergunakan untuk mencatat aktiva yang dimiliki untuk dijual dalam transaksi murabahah. Akun ini didebet pada saat perolehan aktiva untuk dijual dan ekonomis misalnya biaya kelengkapan surat-surat, uji coba dan sebagainya. Akun ini dikredit pada saat aktiva tersebut dijual atau memperoleh diskon harga (mengurangi nilai aktiva untuk dijual) 2. Piutang murabahah
Akun ini digunakan untuk mencatat harga jual (harga pokok ditambah keuntungan) yagn disepakati dalam murabahah dan belum dibayar oleh pembeli. Akun ini didebet pada saat terjadi jual beli murabahah yang pembayaran dilakukan secara tangguh atau cicilan, sebesar harga jual. Akun ini dikredit pada saat pembayaran harga barang (baik secara keseluruhan maupun secara angsuran) dan pengurangan uang muka yang dibayar oleh pembeli 3. Piutang murabahah jatuh tempo Akun ini dipergunakan untuk mencatat angsuran murabahah yang telah jatuh tempo dan belum bayar oleh pembeli. Akun ini dapat dipergunakan sebagai alat control untuk memantau angsuran murabahah yang belum dibayar oleh pembeli. Akun ini di debet pada saat angsuran pembayaran murabahah telah jatuh tempo dan belum bayar oleh pembeli sebesar angsuran yang harus dibayar (atau pada saat pengakuan pendapatan atas angsuran yang belum dibayar oleh pembeli). Dikredit pada saat diterima pembayaran dari pembeli sebesar jumlah pembayaran yang diterima 4. Margin murabahah tangguhan Akun ini dipergunakan untuk mencatat pengakuan pendapatan margin murabahah yang diberhentikan pengakuannya (stop akrual). Akun ini disajikan sebagai pengurang dari akun Piutang murabahah jatuh tempo. Akun ini dikredit pada saat pemberhentian pengakuan pendapatan sebesar pendapatan yang telah diakui. Akun ini didebet pada saat penerimaan pembayaran angsuran (termasuk margin) yang telah jatuh tempo. 5. Hutang diskon murabahah Akun ini dipergunakan untuk mencatat diskon dari supplier yang diperoleh setelah akad murabahah ditandatangani dan telah diperjanjikan dalam akad yang merupakan hak pembeli sebesar porsi diskon sesuai dalam akad. Akun ini dikredit pada saat diterima diskon dari supplier sebesar hak pembeli dan didebet pada saat pembayaran kewajiban tersebut.
6. Piutang uang muka murabahah Akun ini dipergunakan untuk mencatat pembayaran uang muka LKS kepada supplier. Akun ini didebet pada saat pembayaran uang muka kepada pemasok sebesar jumlah yang dibayarkan. Akun ini dikredit pada saat pelunasan harga barang kepada pemasok sebesar uang muka yang telah dibayar. 7. Hutang uang muka murabahah Akun ini dipergunakan untuk membukukan penerimaan uang muka LKS dari pembeli. Akun ini dikredit pada saat penerimaan uang muka dari pembeli sebesar uang yang diterima. Akun ini didebet pada saat (1) akad murabahah jadi dilaksanakan sebagai pengurang piutang murabahah (2) pengembalian uang muka setelah dikurangi kerugian LKS, jika akad dibatalkan dan LKS mengalami kerugian 8. Piutang pada nasabah Akun ini dipergunakan untuk mencatat kerugian yang timbul akibat pesanan murabahah dibatalkan dan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) mengalami kerugian lebih besar dari uang muka yang diterima dari pemasok. 9. Penyisihan piutang tak tertagih Akun ini digunakan untuk mencatat penyisihan kerugian yang dibentuk oleh bank syariah atas kemungkinan tidak tertagihnya tagihan murabahah dan kerugian lain transaksi murabahah. Didebet pada saat dilakukan penghapusan piutang murabahah sebesar piutang murabahah yang dihapuskan. Dikredit pada saat pembentukan penyisihan atau cadangan kerugian sebesar yang dibentuk
Pengenalan akun-akun di Laporan Laba Rugi Berikut adalah uraian mengenai akun-akun yang terdapat pada laporan laba rugi: 1. Pendapatan margin murabahah Akun ini digunakan untuk mencatat keuntungan murabahah. Didebet pada saat a) pemberhentian pengakuan pendapatan (akrual) sebesar pendapatan
akrual yang telah diakui, dan b) dipindahkan ke akun pendapatan operasi atau usaha utama. Dikredit pada saat a) diterima pembayaran angsuran sebesar porsi keuntungan, dan b) pengakuan keuntungan atas angsuran murabahah yang telah jatuh tempo sebesar porsi keuntungan. 2. Kerugian penurunan asset murabahah Akun ini digunakan untuk mencatat kerugian penurunan asset murabahah yang dimiliki bank syariah sebagai penjual sebelum dilakukan penjualan kepada pembeli. Akun ini dikredit pada saat dipindahkan ke laba rugi pada akhir tahun. Didebet pada saat nilai bersih asset murabahah lebih kecil dari nilai tercatat atau perolehan 3. Diskon murabahah Akun ini dipergunakan untuk mencatat diskon dari pemasok yang diperoleh setelah akad murabahah ditandatangani dan telah diperjanjikan dalam akad, yang merupakan bagian Lembaga Keuangan Syariah sebagai penjual sebesar porsi diskon yang telah diperjanjikan dalam akad. Akun ini merupakan penambah pendapatan margin murabahah yang merupakan pendapatan milik bersama antara Lembaga Keuangan Syariah sebagai pengelola dana dan pemodal sebagai pemilik dana. Akun ini dikredit pada saat diterima sebesar diskon yang menjadi hak Lembaga Keuangan Syariah sebagai penjual dan dikredit pada saat dipindahkan atau diperhitungkan ke pendapatan usaha utama. 4. Pendapatan non operasi lainnya Akun ini digunakan untuk mencatat diskon yang diterima oleh Lembaga Keuangan Syariah, dimana diskon tersebut tidak diperjanjikan sebelumnya dengan pembeli. Didebet pada saat dipindahkan ke akun ikhtisar laba rugi pada akhir tahun dan dikredit pada saat diterima diskon dari pemasok sebesar penerimaan diskon. 5. Beban kerugian murabahah
Akun ini digunakan untuk mencatat beban kerugian yang timbul dari transaksi murabahah yang dialami penjual akibat kemungkinan tidak tertagihnya piutang murabahah. Didebet pada saat pembentukan penyisihan kerugian dan dikredit pada saat dipindahka ke akun ikhtisar laba rugi pada akhir tahun.
Pengakuan, Pengukuran dan Penyajian Akuntansi Murabahah Akuntansi Penjual Pada saat perolehan, asset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya perolehan. Akun
Debet
Dr. Asset murabahah
Kredit
xxx xxx
Cr. Kas
Pengukuran asset murabahah setelah perolehan adalah sebagai berikut: a. Jika murabahah pesanan mengikat:
dinilai sebesar biaya perolehan; dan
jika terjadi penurunan nilai asset karena usang, rusak, atau kondisi lainnya sebelum diserahkan ke nasabah, penurunan nilai asset tersebut diakui sebagai beban dan mengurangi nilai asset. Akun
Dr. Beban kerugian murabahah Cr. Aset Murabahah
Debet
Kredit
xxx xxx
b. Jika murabahah tanpa pesanan atau merubah pesanan tidak mengikat:
Dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi, mana yang lebih rendah, dan
Jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian Akun
Debet
Kredit
xxx
Dr. Kerugian Aset murabahah
xxx
Cr. Aset Murabahah Potongan pembelian asset murabahah diakui sebagai berikut:
a. Jika terjadi sebelum akad murabahah maka sebagai pengurang biaya perolehan asset murabahah. Akun
Debet
Dr. Aset Murabahah
Kredit
xxx xxx
Cr. Kas
b. Jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad yang disepakati maka bagian yang menjadi hak pembeli: Akun
Debet
Kredit
xxx
Dr. Kas
xxx Cr. Hutang Murabahah dikembalikan kepada pembeli, jika pembeli masih berada dalam proses penyelesaian kewajiban; atau
kewajiban kepada pembeli, jika pembeli telah menyelesaikan kewajiban;
c. jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad yang menjadi bagian hak penjual diakui sebagai tambahan keuntungan murabahah. Akun Dr. Kas Cr. Pendapatan margin murabahah
Debet
Kredit
xxx xxx
d. jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak diperjanjikan dalam akad diakui sebagai pendapatan operasi lain. Akun
Debet
Kredit
xxx
Dr. Kas
xxx
Cr. Pendapatan Operasional Lain Berikut adalah contoh perhitungan diskon dari pemasok: Tgl 15 Mei dibeli mobil Inova Harga barang
Rp. 125.000.000,-
Diskon
Rp.
5.000.000,-
Tgl 16 Mei mobil Inova dijual Perhitungan harga perolehan barang: Harga barang
Rp. 125.000.000,-
Diskon
Rp
5.000.000,-
--------------------Harga perolehan
Rp. 120.000.000,-
Kewajiban penjual kepada pembeli atas pengembalian potongan pembelian akan tereliminasi pada saat: a. dilakukan pembayaran kepada pembeli sebesar jumlah potongan setelah dikurangi dengan biaya pengembalian, atau Akun
Debet
Kredit
xxx
Dr. Hutang
xxx
Cr. Kas
b. dipindahkan sebagai dana kebajikan jika pembeli sudah tidak dapat dijangkau oleh penjual. Akun
Debet
Kredit
xxx
Dr. Utang
xxx
Cr. Kas Dr. Dana kebajikan – kas
xxx xxx
Cr. Dana Kebajikan potongan pembelian
Pada saat akad murabahah, piutang murabahah diakui sebesar biaya perolehan asset murabahah ditambah keuntungan yang disepakati. Pada akhir periode laporan keuangan, piutang murabahah dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu saldo piutang dikurangi penyisihan kerugian piutang.
Keuntungan murabahah diakui: a. Pada saat terjadi akad murabahah jika dilakukan secara tunai atau secara tangguh sepanjang masa angsuran murabahah tidak melebihi satu periode laporan keuangan; Akun
Debet
Kredit
xxx
Dr. Kas
xxx
Cr. Piutang Murabahah Dr. Aset Murabahah
xxx xxx
Cr. Pendapatan margin murabahah
b. Selama periode akad secara proporsional, jika akad melampaui satu periode laporan keuangan
Keuntungan diakui saat penyerahan aset murabahah dengan syarat apabila risiko penagihannya kecil, jurnal sama dengan butir a.
diakui secara proporsional dengan besaran kas yang berhasil ditagih dari piutang murabahah, Pada saat penjualan kredit dilakukan: Akun
Debet
Kredit
xxx
Dr. Piutang murabahah
xxx
Cr. Aset murabahah Cr. Pendapatan margin murabahah
xxx
Keuntungan diakui saat seluruh piutang murabahah berhasil ditagih, dicatat dengan cara yang sama pada point (2) hanya saja jurnal pengakuan keuntungan saat penerimaan angsuran dibuat saat seluruh piutang telah selesai ditagih
Jika menerapkan pengakuan keuntungan secara operasional, maka jumlah keuntungan yang diakui dalam setiap periode ditentukan dengan mengalikan persentase keuntungan terhadap jumlah piutang yang jatuh tempo pada periode yang bersangkutan. Berikut ini contoh perhitungan keuntungan secara proporsional untuk satu transaski murabahah dengan biaya perolehan asset (pokok) Rp 800.000 dan keuntungan Rp 200.000 serta pembayaran dilakukan selama 3 tahun, dimana jumlah angsuran, pokok dan keuntungan yang diakui setiap tahun adalah sebagai berikut: Biaya perolehan asset (pokok)
Rp
800.000 (80%)
Keuntungan
Rp
200.000 (20%)
------------------------- (+) Harga jual
Rp. 1.000.000 (100%)
Pembayaran angsuran selama 3 tahun: Pokok dan keuntungan yang diakui setiap tahun sebagai berikut: Tahun
Angsuran (100%)
Pokok (80%)
Margin (20%)
1
500.000
400.000
100.000
2
300.000
240.000
60.000
3
200.000
160.000
40.000
Potongan Pelunasan Murabahah diberikan kepada pembeli yang melunasi tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati, diakui dengan menggunakan salah satu metode berikut: a. Jika diberikan pada saat penyelesaian maka penjual mengurangi piutang murabahah dan keuntungan murabahah. b. Jika diberikan setelah penyelesaian maka penjual lebih dahulu menerima pelunasan piutang murabahah dari pembeli, kemudian penjual membayar potongan pelunasan kepada pembeli dengan mengurangi keuntungan murabahah Contoh: Tanggal 30 Oktober 2016 (sebelum jatuh tempo 15 Desember 2016) Aminah melakukan pelunasan seluruh sisa hutangnya pada LKS Ridho Gusti sebesar Rp 6.000.000 atas pelunasan tersebut LKS Ridho Gusti memberikan potongan pelunasan sebesar Rp 500.000 Jurnal atas transaksi tersebut sebagai berikut: 1. Dr. Kas/Rekening Aminah
Rp. 6.000.000
Cr. Piutang murabahah
Rp. 6.000.000
2. Dr. Beban potongan pelunasan Murabahah
Rp
Cr. Kas/Rekening Aminah
500.000 Rp
500.000
Piutang Murabahah Debet Tgl 15/2
Kredit Keterangan Aminah
Jumlah Tgl Keterangan 164.000.000 15/02 UM Aminah
Jumlah 20.000.000
15/03 Angsuran 1
60.000.000
15/06 Angsuran 2 Pembayaran 15/09 sebagian Pelunasan 30/09 angsuran ke 3
48.000.000 20.000.000 10.000.000
Debet Tgl
Kredit Keterangan
Jumlah
Tgl
Keterangan Pelunasan 30/10 piutang Saldo
164.000.000
Jumlah 6.000.000 00 164.000.000
Potongan angsuran murabahah diakui sebagai berikut: a. Jika disebabkan oleh pembeli yang membayar secara tepat waktu diakui sebagai pengurang keuntungan murabahah Contoh: Tanggal 30 Nopember 2016 Aminah melakukan pembayaran sisa angsuran ketiga sebesar Rp. 15.000.000 dan atas pembayaran tersebut LKS Ridho Gusti memberikan potongan angsuran kepada Aminah sebesar Rp. 1.000.000. Jurnal atas transaksi tersebut sebagai berikut: Dr. Kas
Rp 15.000.000
Cr. Piutang murabahah
Rp. 15.000.000
Dr. Potongan angsuran murabahah
Rp. 1.000.000
Cr. Kas/Rekening Aminah
Rp. 1.000.000
Posting buku besar sebagai berikut: Piutang Murabahah Debet Tgl 15/2
Kredit Keterangan Aminah
Jumlah Tgl Keterangan 164.000.000 15/01 UM Aminah
Jumlah 20.000.000
15/02 Angsuran 1
60.000.000
15/03 Angsuran 2 Pembayaran 15/09 sebagian Pelunasan 30/09 angsuran ke 3
48.000.000 15.000.000 15.000.000
Saldo
6.000.000
164.000.000
164.000.000
Pendapatan Margin Murabahah Debet Tgl
Kredit Keterangan
Jumlah
Tgl 15/02
Saldo
23.000.000
30/09
Keterangan Aminah Pot. Angsuran
23.000.000
Jumlah 24.000.000 (1.000.000) 23.000.000
Potongan Angsuran Murabahah Debet
Kredit
Tgl
Keterangan Pot. 30/09 Angsuran
Jumlah
Tgl
1.000.000
Keterangan Saldo
1.000.000
Jumlah 1.000.000 1.000.000
b. Jika disebabkan oleh penurunan kemampuan pembayaran Pembeli diakui sebagai beban Jurnal atas transaksi tersebut sebagai berikut: Dr. Kas / Rekening Aminah
Rp 15.000.000
Cr. Piutang murabahah
Rp. 15.000.000
Dr. Beban Potongan angsuran murabahah
Rp. 1.000.000
Cr. Kas/Rekening Pembeli
Rp. 1.000.000
Posting buku besar sebagai berikut Piutang Murabahah Debet Tgl Keterangan 15/02 Aminah
Kredit Jumlah Tgl Keterangan 164.000.000 15/02 UM Aminah
Jumlah 20.000.000
15/02 Angsuran 1
60.000.000
15/03 Angsuran 2 Pembayaran 15/09 sebagian Pelunasan 30/09 angsuran ke 3 Saldo
48.000.000
164.000.000
15.000.000 15.000.000 6.000.000 164.000.000
Beban Potongan Angsuran Murabahah Debet Tgl
Keterangan Beban 30/09 Angsuran
Kredit Jumlah 1.000.000
Tgl
Keterangan Saldo
Jumlah 1.000.000
1.000.000
1.000.000
Pengakuan dan pengukuran uang muka adalah sebagai berikut: a. Uang muka diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima. Contoh: Tanggal 5 Januari 2016 LKS Ridho Gusti sebagai penjual menerima pembayaran uang muka dari Aminah sebagai pembeli, sebagai tanda keseriusannya dalam memesan untuk membeli barang sesuai kesepakatan sebesar Rp 20.000.000,-. Atas penerimaan uang muka dari Aminah oleh LKS Ridho Gusti melakukan jurnal: Dr. Kas Dr. Hutang uang muka murabahah
Rp 20.000.000 Rp 20.000.000
Sehingga atas penerimaan uang muka dari Aminah tersebut posting akun ke buku besar sebagai berikut:
Hutang Uang Muka Murabahah Debet Tgl
Kredit Keterangan Saldo
Jumlah
Tgl
Keterangan
Jumlah
20.000.000
05/01
Aminah
20.000.000
20.000.000
20.000.000
b. Pada saat barang jadi dibeli oleh pembeli maka uang muka diakui sebagai pembayaran piutang. c. Pesanan dibatalkan, jika uang muka yang dibayarkan oleh calon pembeli lebih besar biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual dalam rangka memenuhi permintaan calon pembeli maka selisihnya dikembalikan pada calon pembeli. d. Pesanan dibatalkan, jika uang muka yang dibayarkan oleh calon pembeli lebih kecil daripada biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual dalam rangka memenuhi permintaan calon pembeli, maka penjual dapat meminta pembeli untuk membayarkan kekurangannya kekurangannya. e. Pesanan dibatalkan, dan perusahaan menanggung kekurangannya atau uang muka sama dengan beban yang dikeluarkan. Berikut adalah contoh perhitungan uang muka murabahah: Bank syariah “Mitra Mandiri” melakukan transaksi jual beli mobil Kijang Inova dengan harga pokok sebagai berikut: Harga barang
Rp 160.000.000,-
Diskon (sebelum akad)
Rp. 16.000.000,--------------------- (-/-) Rp. 144.000.000,-
Beban lain-lain yang dikeluarkan
Rp.
6.000.000,-
--------------------- (+) Harga pokok barang
Rp. 150.000.000,-
Sebagai komitmennya pembeli memberikan uang muka kepada Bank Syariah Mitra Mandiri sebesar Rp. 30.000.000, Pembayaran dilakukan secara tangguh selama satu tahun dan Bank Syariah Mitra Mandiri memperhitungkan keuntungan setara dengan 21%. Metode Perhitungan Margin Bank Syariah Harga mobil
=
150.000.000
Uang muka pembeli
=
(30.000.000)
Biaya Bank Syariah
=
120.000.000
Margin Bank Syariah (120.000.000 x 21% x 1)
=
25.200.000
Harga beli mobil
=
150.000.000
Margin keuntungan BS
=
25.200.000
Harga jual BS
=
175.200.000
Uang muka pembeli
=
(30.000.000)
Sisa angsuran
=
145.200.000
Angsuran perbulan ( 145.200.000 : 12)
=
12.100.000
Transaksi Murabahah Bank Syariah
Denda yang diterima diakui sebagai bagian dana kebajikan. Contoh: Pada tanggal 25 Maret 2016, atas keterlamabatan pembayaran angsuran tanggal 15 Maret 2016, LKS Ridho Gusti mengenakan denda keterlambatan kepada Aminah sebesar Rp. 500.000 Jurnal atas transaksi tersebut sebagai berikut: Dr. Kas / Rekening Aminah Cr. Rekening Dana kebajikan Akuntansi Pembeli Akhir
Rp. 500.000 Rp. 500.000
Hutang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh diakui sebagai hutang murabahah sebesar harga beli yang disepakati (jumlah yang wajib dibayarkan).
Beban murabahah tangguhan diamortisasi secara proporsional dengan porsi hutang murabahah Contoh: Pada tanggal 16 Maret 2016 Aminah melakukan pembayaran hutang murabahah yang telah jatuh tempo pada tanggal tersebut sebesar Rp. 60.000.000. Jurnal atas transaksi tersebut sebagai berikut: Dr. Hutang murabahah
Rp. 60.000.000
Cr. Kas / Rekening Bank
Dr. Beban murabahah Cr. Beban murabahah tangguhan
Rp. 60.000.000
Rp. 10.000.000 Rp. 10.000.000
Sesuai ketentuan dalam PSAK 102 tentang Akuntansi Murabahah paragraph 32 menyatakan bahwa beban murabahah diamortisasi secara proporsional dengan porsi hutang murabahah. Oleh karena itu dengan telah dilakukannya pembayaran angsuran hutang murabahah, maka beban tangguhan diamortisasi sebesar : 24.000.000 Beban murabahah = ------------- x Rp 60.000.000 = Rp 10.000.000 144.000.000
Posting buku besar: Hutang Murabahah Debet
Kredit
Tgl
Keterangan UM 15/02 murabahah Angsuran ke 16/03 1 Saldo
Jumlah 20.000.000
Tgl 16/02
Keterangan Jumlah LKS Ridho 164.000.000 Gusti
60.000.000 84.000.000 164.000.000
164.000.000
Beban Murabahah Debet Tgl Keterangan 16/02 LKS Ridho Gusti
Kredit Jumlah 24.000.000
Tgl 16/03
Keterangan Angsuran ke 1 Saldo
24.000.000
Jumlah 10.000.000 14.000.000 24.000.000
Angsuran jatuh tempo belum dibayar Dalam akuntansi syariah menggunakan asumsi akrual, sehingga pada saat jatuh tempo dan belum dilakukan pembayaran harus dicatat beban yang menjadi tanggungan pada periode tersebut. Contoh: Atas hutang murabahah pada LKS Ridho Gusti, karena suatu hal AMinah tidak dapat membayar angsuran kedua yang telah jatuh tempo pada tanggal 15 Agustus 2016 sebesar Rp 45.000.000. Jurnal atas transaksi tersebut sebagai berikut: Dr. Hutang murabahah jatuh tempo
Rp 45.00.000
Cr. Hutang murabahah
Dr. Beban murabahah Cr. Hutang murabahah
Rp. 45.000.000
Rp 7.500.000 Rp 7.500.000
Besarnya beban murabahah yang diakui dari angsuran hutang murabahah yng telah jatuh tempo adalah: 24.000.000 Beban murabahah = ------------- x Rp 45.000.000 = Rp 7.500.000 144.000.000 Posting buku besar: Hutang Murabahah Debet
Kredit
Tgl
Keterangan UM 15/02 murabahah Angsuran ke 16/03 1 Angsuran ke 15/08 2 JT Saldo
Jumlah 20.000.000
Tgl 16/02
Keterangan Jumlah LKS Ridho 164.000.000 Gusti
60.000.000 45.000.000 39.000.000 164.000.000
164.000.000
Hutang Murabahah Jatuh Tempo Debet Tgl
Kredit Keterangan Saldo
Jumlah Tgl 45.000.000 15/08
Keterangan Angsuran ke 2
45.000.000
Jumlah 45.000.000 45.000.000
Beban Murabahah Tangguhan Debet Tgl Keterangan 16/02 LKS Ridho Gusti
Kredit Jumlah 24.000.000
Tgl 16/03 15/08
Keterangan Angsuran ke 1 Angsuran ke 2
Jumlah 10.000.000 7.500.000
Saldo 24.000.000
6.500.000 24.000.000
Potongan angsuran hutang murabahah Bagi nasabah sebagai pembeli potongan angsuran yang diterima diakui sebagai pengurang beban murabahah. Contoh: Misalya atas pembayaran hutang murabahah (angsuran murabahah ) kepada LKS Ridho Gusti, tanggal 15 Agustus 2016 sebesar Rp 45.000.000 oleh LKS Ridho Gusti memberikan potongan sebesar Rp 1.000.000 Jurnal atas transaksi tersebut: Dr. Hutang murabahah
Rp 45.000.000
Dr. Beban murabahah Cr. Beban murabahah tangguhan Cr. Kas
Rp
6.500000 Rp. 7.500.000 RP. 44.000.000
Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah diakui sebesar biaya perolehan murabahah tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati dengan biaya perolehan tunai diakui sebagai beban murabahah tangguhan. Pembelian non tunai Contoh: Pada tanggal 16 Februari 2016 AMinah dan LKS Ridho Gusti melakukan jual beli Mobil Kijang dengan harga jual yang disepakati sebesar Rp 164.000.000 dan keuntungan sebesar Rp 24.000.000. LKS Ridho Gusti memberitahukan harga pokok mobil Kijang sebesar Rp 140.000.000. sebagai tanda keseriusan atas jual beli tersebut Aminah memberikan uang muka kepada LKS Ridho Gusti sebesar RP 20.000.000. Pembayaran
disepakati dengan cara angsuran sesuai kesepakatan antara penjual dan pembeli. Jurnal atas transaksi tersebut sebagai berikut: Dr. Aset
Rp. 140.000.000
Dr. Beban tangguhan murabahah
Rp. 24.000.000
Cr. Hutang murabahah
Rp. 164.000.000
Uang muka sebagai pengurang hutang pembeli, sehingga oleh Aminah sebagai pembeli melakukan jurnal sebagai berikut: Dr. Hutang murabahah Cr. Piutang uang muka murabahah
Rp. 20.000.000 Rp. 20.000.000
Posting buku besar: Aset Debet Tgl
Kredit Keterangan
16/02 Pembelian
Jumlah
Tgl
140.000.000
Keterangan
Jumlah
Saldo
140.000.000
140.000.000
140.000.000
Hutang Murabahah Debet Tgl
Kredit
Keterangan UM 16/02 murabahah Saldo
Jumlah 20.000.000
Tgl 16/02
Keterangan Jumlah Bank 164.000.000 Syariah
144.000.000 164.000.000
164.000.000
Beban Tanggguhan Murabahah Debet
Kredit
Tgl
Keterangan Bank 16/02 Syariah
Jumlah
Tgl
24.000.000
Keterangan
Jumlah
Saldo
24.000.000
24.000.000
24.000.000
Piutang Uang Muka Murabahah Debet Tgl Keterangan 05/01 Bank Syariah
Kredit Jumlah 20.000.000
Tgl 16/02
Keterangan Bank Syariah Saldo
20.000.000
Jumlah 20.000.000 0 20.000.000
Diskon pembelian yang diterima setelah akad murabahah, potongan pelunasan dan potongan hutang murabahah sebagai pengurang beban murabahah tangguhan Contoh: Atas transaksi jual beli murabahah atas mobil kijang yang dilakukan oleh LKS Ridho Gusti dengan Aminah diperoleh diskon dari supplier sebesar Rp. 5.000.000 (setelah akad ditandatangani antara LKS Ridho Gusti dan Aminah). Jurnal atas transaksi tersebut: Dr. Kas/Rekening Bank Cr. Diskon murabahah
Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000
Denda yang dikenakan akibat kelalaian dalam melakukan kewajiban sesuai dengan akad diakui sebagai kerugian Contoh: Aminah dan Ridho Gusti sepakat apabila terlambat dalam membayar angsuran akan dikenakan denda sebesar Rp.500.000. Dana yang diterima
atas denda tersebut, dananya akan disetorkan oleh LKS Ridho Gusti ke Dana Kebajikan atas nama Aminah. Jurnal atas transaksi tersebut sebagai berikut: Dr. Beban denda murabahah
Rp. 500.000
Cr. Kas / Rekening Bak
Rp. 500.000
Pembayaran uang muka pembelian Contoh: Tanggal 5 Januari 2016 Aminah membayar uang muka atas pembelian barang, sebagai tanda keseriusannya dalam memesan untuk membeli barang kepasa LKS Ridho Gusti sesuai kesepakatan sebesar RP. 20.000.000,Jurnal atas transaksi tersebut sebagai berikut: Dr. Piutang Uang muka
Rp. 20.000.000
Cr. Kas/Rekening Bank
Rp. 20.000.000
Posting buku besar: Piutang Uang Muka Murabahah Debet
Kredit
Tgl
Keterangan Jumlah LKS Ridho 05/01 20.000.000 Gusti 20.000.000
Tgl
Keterangan
Jumlah
Saldo
20.000.000 20.000.000
Apabila pembeli akhir batal membeli barang diakui sebagai kerugian. Jurnal: Akun Dr. Kerugian
Debet
Kredit
xxx
Cr. Uang muka
xxx
Cr. Kas / Utang
xxx
8.3. Mengarsipkan Dokumen 8.3.1. Peralatan Arsip Adapun peralatan yang diperlukan dalam melakukan arsip dokumen adalah sebagai berikut : 1. Map Arsip/ Folder Adalah lipatan kertas/ plastik tebal untuk menyimpanan arsip. Macam-macam map arsip/ folder meliputi : a. Stofmap folio (map berdaun) b. Snelhechter (map berpenjepit) c. Brief Ordner (map besar berpenjepit) d. Portapel (map bertali) e. Hanging Folder (map gantung) 2. Sekat Petunjuk/ Guide Adalah alat yang terbuat dari karton/ plastik tebal yang berfungsi sebagai penunjuk, pembatas atau penyangga deretan folder. 3. Almari Arsip/ Filing Cabinet Adalah alat yang digunakan untuk menyimpan arsip dalam bentuk lemari yang terbuat dari kayu, alumunium atau besi baja tahan karat/api. 4. Rak Arsip Adalah alamari tanpa daun pintu atau dinding pembatas untuk menyimpan arsip yang terlebih dahulu dimasukkan dalam ordner atau kotak arsip. 5. Kotak/ Almari Kartu/ Card Cabinet Adalah alat yang digunakan untuk menyimpan kartu kendali, kartu indeks dan kartu-kartu lain yang penyimpanannya tidak boleh sembarangan agar mudah untuk ditemukan kembali. 6. Berkas Peringatan/ Tickler File Adalah alat yang digunakan untuk menyimpan arsip/ kartu-kartu yang memiliki tanggal jatuh tempo. 7. Kotak Arsip/ File Box
Adalah alat yang digunakan untuk menyimpan arsip yang terlebih dahulu dimasukkan ke dalam folder/ map arsip. 8. Rak Sortir Adalah alat yang digunakan untuk memisah-misahkan surat yang diterima, diproses, dikirimkan atau untuk menggolong-golongkan arsip sebelum disimpan
8.3.2. Tata Cara Penyimpanan Arsip 1.
Horizontal Filing (Flat Filing) Penyimpanan arsip dengan cara arsip dimasukkan dalam stofmap atau snelhechter kemudian ditumpuk ke atas dalam alamari arsip (disusun secara mendatar/ horizontal dari bawah ke atas).
2.
Vertikal Filing Penyimpanan arsip dengan cara arsip dimasukkan dalam folder/ map arsip kemudian diletakkan berdiri/ tegak memanjang (sisi panjang arsip sejajar dengan lipatan folder/ map) dan disusun berurutan dari depan ke belakang.
3.
Lateral Filling Penyimpanan arsip dengan cara arsip dimasukkan dalam snelhechter atau brief ordner kemudian diletakkan berdiri dengan punggung di depan.
8.3.3. Prosedur Penyimpanan Arsip 1.
Meneliti dulu tanda pada lembar disposisi apakah surat tersebut sudah boleh untuk disimpan (meneliti tanda pelepas surat/ release mark). Tanda pelepas surat biasanya berupa disposisi dep. (deponeren) yang menunjukkan perintah untuk menyimpanan surat.
2.
Mengindeks atau memberi kode surat tersebut. Indeks/ kode surat dibuat sesuai sistem penyimpanan arsip yang dipergunakan dan dibuat untuk memudahkan penyimpanan dan penemuan kembali surat.
3.
Menyortir atau memisah-misahkan surat sesuai dengan bagian, masalah atau tujuan surat.Kegiatan menyortir/ memisah-misahkan surat sebelum disimpan biasanya dilakukan dengan menggunakan rak/ kotak sortir.
4.
Menyimpan surat ke dalam map (folder). Penyimpanan surat ke dalam map/ folder dapat menggunakan stofmap folio, snelhechter, brief ordner, portapel atau folder gantung kemudian dimasukkan ke dalam almari arsip/filing cabinet atau alat penyimpanan arsip yang lain.
5.
Menata arsip dengan baik sesuai dengan sistem yang dipergunakan. Penyimpanan arsip dapat menggunakan sistem penyimpanan arsip sebagai berikut : a.
Sistem Abjad (Alphabetic Filing System)
b.
Sistem Tanggal (Chronological Filing System)
c.
Sistem Nomor (Numeric Filing System)
d.
Sistem Wilayah (Geographic Filing System )
e.
Sistem Subyek/ Pokok Masalah (Subject Filing System)
8.4. Penyajian dan Pengungkapan
Transaksi Murabahah dalam Laporan
Keuangan Penyajian transaksi murabahah menurut PSAK 102 paragraf 37-39
Piutang murabahah disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang.
Margin murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra account) piutang murabahah.
Beban murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra account) hutang murabahah.
Berdasarkan PAPSI 2013 (h. 4.9-10) terdapat beberapa akun terkait pembiayaan murabahah yang relevan untuk disajikan dalam laporan keuangan.
Uang muka murabahah dari pembeli disajikan sebagai liabilitas lainnya.
Tagihan kepada nasabah atas pembatalan transaksi murabahah dimana uang muka nasabah lebih kecil dari beban riil yang dikeluarkan nasabah disajikan sebagai piutang qardh.
Piutang murabahah disajikan sebesar saldo pembiayaan murabahah nasabah kepada bank.
Marjin murabahah ditangguhkan disajikan sebagai pos lawan piutang murabahah.
Beban potongan pelunasan / angsuran Murabahah sebagai pos lawan pendapatan marjin murabahah.
Dalam hal bank menggunakan metode proporsional, pendapatan dan beban yang terkait langsung dengan transaksi murabahah yang belum diamorTsasi, disajikan sebagai liabilitas lainnya dan aset lainnya.
Pendapatan marjin murabahah yang akan diterima disajikan sebagai bagian dari aset lainnya pada saat nasabah tergolong performing. Sedangkan, apabila nasabah tergolong non-performing maka pendapatan marjin murabahah yang akan diterima, disajikan pada rekening administrative.
Cadangan kerugian penurunan nilai murabahah disajikan sebagai pos lawan (contra account) piutang Murabahah.
Denda (ta’zir) disajikan sebagai komponen dari sumber dana kebajikan (qardhul hasan)
Dalam catatatn laporan keuangan Lembaga Keuangan Syariah (Bank Syariah) harus mengungkapkan saldo transaksi murabahah berdasarkan sifatnya, baik berupa pesanan mengikat maupun tidak mengikat.
Berikut adalah contoh akun yang berkaitan dengan transaksi murabahah tergambar pada Laporan Posisi Keuangan :
Bank Syariah Laporan Posisi Keuangan Per 31 Desember 2016
AKTIVA Kas
Rp xxxx
Penempatan pada Bank Indonesia
Rp xxxx
Giro pada bank lain
Rp xxxx
Efek-efek
Rp xxxx
Piutang :
Rp xxxx
Murabahah
Rp xxxx
Salam
Rp xxxx
Istishna
Rp xxxx
Pendapatan Ijarah
Rp xxxx
Pembiayaan mudharabah
Rp xxxx
Pembiayaan musyarakah
Rp xxxx
Persediaan (aktiva yang dibeli untuk dijual kepada klien) Aktiva yang diperoleh untuk Ijarah
Rp xxxx
Aktiva istishna dalam penyelesaian (setelah dikurangi termin istishna) Penyertaan
Rp xxxx
Investasi lain
Rp xxxx
Aktiva tetap
Rp xxxx
Akumulasi penyusutan
Rp xxxx
Aktiva lain-lain
Rp xxxx
TOTAL AKTIVA
Rp xxxx
Rp xxxx
Rp xxxx
KEWAJIBAN Kewajiban segera
Rp xxxx
Simpanan :
Rp xxxx
Giro wadiah
Rp xxxx
Tabungan wadiah
Rp xxxx
Simpanan bank lain:
Rp xxxx
Giro wadiah
Rp xxxx
Tabungan wadiah
Rp xxxx
Kewajiban lain :
Rp xxxx
Utang salam
Rp xxxx
Utang istishna
Rp xxxx
Kewajiban pada bank lain
Rp xxxx
Pembiayaan yang diterima
Rp xxxx
Keuntungan yang sudah diumumkan tetapi belum dibagikan Utang pajak
Rp xxxx
Utang lainnya
Rp xxxx
Pinjaman subordinasi
Rp xxxx
TOTAL KEWAJIBAN
Rp xxxx
Rp xxxx
INVESTASI TIDAK TERIKAT Investasi tidak terikat dari bukan bank:
Rp xxxx
Tabungan mudharabah
Rp xxxx
Deposito mudharabah
Rp xxxx
Investasi tidak terikat dari bank:
Rp xxxx
Tabungan mudharabah
Rp xxxx
Deposito mudharabah
Rp xxxx
Total Investasi Tidak Terikat
Rp xxxx
EKUITAS Modal disetor
Rp xxxx
Tambahan modal disetor
Rp xxxx
Saldo laba (rugi)
Rp xxxx
TOTAL EKUITAS
Rp xxxx
TOTAL KEWAJIBAN INVESTASI TIDAK TERIKAT DAN EKUITAS
Rp xxxx
Sedangkan Laporan Laba Rugi Bank Syariah dalam transaksi murabahah dapat digambarkan sebagai berikut: Bank Syariah “X” Laporan Laba Rugi Periode 1 Januari – 31 Desember 2016
PENDAPATAN OPERASI 1. Pendapatan Operasi Utama Pendapatan dari jual beli :
Rp xxxx
Pendapatan marjin murabahah
Rp xxxx
Pendapatan bersih salam parallel
Rp xxxx
Pendapatan bersih istishna parallel
Rp xxxx
Pendapatan dari sewa Pendapatan bersih ijarah
Rp xxxx Rp xxxx
Pendapatan dari bagi hasil :
Rp xxxx
Pendapatan bagi hasil mudharabah
Rp xxxx
Pendapatan bagi hasil musyarakah
Rp xxxx
Pendapatan operasi utama lainnya
Rp xxxx
Total Pendapatan Operasi Utama 2. Hak pihak ketiga atas bagi hasil investasi tidak terikat 3. Pendapatan operasi lainnya Total Pendapatan Operasi
Rp xxxx Rp xxxx Rp xxxx Rp xxxx
BEBAN OPERASI
Rp xxxx (-)
Total laba operasi bersih
Rp xxxx
PENDAPATAN DAN BEBAN LAIN-LAIN
Rp xxxx
Pendapatan non operasi
Rp xxxx
Beban non operasi
Rp xxxx
Laba sebelum zakat dan pajak
Rp xxxx
ZAKAT
Rp xxxx (-)
Laba sebelum pajak
Rp xxxx
PAJAK PENGHASILAN
Rp xxxx (-)
LABA BERSIH SETELAH PAJAK
Rp xxxx
8.5. Soal Latihan Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang Anda anggap paling benar untuk soal-soal dibawah ini! 1. Akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah
keuntungan
yang
disepakati
dan
penjual
harus
mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pemilik, dinamakan… a. Murabahah b. Musyarakah c. Mudharabah d. Wadiah 2. Dalam transaksi murabahah, pembeli atau pihak yang akan membeli barang disebut … a. Musytari b. Mabi’ c. Ba’i d. Syarik
3. Pada transaksi murabahah, barang yang akan diperjualbelikan harus memenuhi kriteria sebagai berikut, kecuali … a. Tidak bermanfaat b. Barang halal c. Dimiliki oleh penjual d. Barang berada di tangan penjual 4. Jenis murabahah apakah dimana pembeli harus membeli barang yang dipesan dan tidak dapat membatalkan pesanannya? a. Murabahah berdasarkan pesanan b. Murabahah tanpa pesanan c. Murabahah langsung d. Murabahah tidak langsung 5. Pada transaksi murabahah penjual dapat meminta uang muka kepada pembeli dan dapat menjadikan uang muka tersebut bagian pelunasan piutang apabila …. a. Akad murabahah disepakati b. Akad murabahah batal c. Pembeli menggunakan hak khiar d. Uang muka pembeli besar 6. Penjual dapat memberikan diskon atau potongan kepada pembeli apabila memeuhi ketentuan berikut ini, kecuali … a. melakukan pelunasan pembayaran setelah jatuh tempo b. melakukan pelunasan pembayaran tepat waktu c. melakukan pelunasan pembayaran lebih cepat dari waktu yang disepakati d. mengalami penurunan kemampuan pembayaran 7. Dana yang berasal dari denda diperuntukkan sebagai … a. Dana kebajikan b. Tambahan modal LKS
c. Pendapatan penjual d. Laba ditahan 8. Untuk mencatat aktiva yang dimiliki untuk dijual dalam transaksi murabahah, penjual dapat menggunakan akun … a. Asset murabahah b. Piutang murabahah c. Piutang pada nasabah d. Modal murabahah 9. Akun Piutang murabahah akan berada didebet pada saat … a. Terjadi jual beli murabahah yang pembayarannya secara tangguh b. pembayaran harga barang (baik secara keseluruhan maupun secara angsuran) c. pengurangan uang muka yang dibayar oleh pembeli d. aktiva tersebut dijual atau memperoleh diskon harga 10. Akun yang digunaka untuk mencatat pengakuan pendapatan margin murabahah yang diberhentikan pengakuannya adalah … a. Margin murabahah tangguhan b. Piutang uang muka murabahah c. Hutang diskon murabahah d. Hutang uang muka murabahah 11. Pada saat perolehan asset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar … a. Biaya perolehan b. Biaya standar c. Biaya pokok d. Biaya wajar
12. Jika terjadi penurunan nilai asset murabahah pesanan mengikat karena usang, rusak, atau kondisi lainnya sebelum diserahkan ke nasabah, penurunan nilai asset tersebut diakui sebagai … a. beban dan mengurangi nilai asset. b. Keuntungan dan menambah nilai asset c. Kerugian dan mengurangi nilai asset d. Beban dan menambah nilai asset 13. Potongan pembelian asset murabahah diakui sebagai pengurang biaya perolehan asset murabahah, jika … a. Terjadi sebelum akad b. Terjadi setelah akad c. Terjadi pada saat akad d. Terjadi sebelum dan sesudah akad Soal untuk no 14 – 15. Tanggal 30 Nopember 2016 Aminah melakukan pembayaran sisa angsuran ketiga sebesar Rp. 15.000.000 dan atas pembayaran tersebut LKS Ridho Gusti memberikan potongan angsuran kepada Aminah sebesar Rp. 1.000.000.
14. Manakah jurnal yang tepat untuk transaksi pembayaran sisa angsuran dari soal diatas ? a. Dr. Kas
Rp 15.000.000
Cr. Piutang murabahah b. Dr. Piutang murabahah
Rp. 15.000.000 Rp 15.000.000
Cr. Kas c. Dr. Kas
Rp. 15.000.000 Rp 1.000.000
Cr. Piutang murabahah d. Dr. Piutang murabahah
Rp. 1.000.000 Rp 1.000.000
Cr. Kas
Rp. 1.000.000
15. Manakah jurnal yang tepat untuk mencatat potongan angsuran dari soal diatas? a. Dr. Potongan angsuran murabahah
Rp. 1.000.000
Cr. Kas/Rekening Aminah b. Dr. Potongan angsuran murabahah
Rp. 1.000.000 Rp. 15.000.000
Cr. Kas/Rekening Aminah c. Dr. Kas/Rekening Aminah
Rp. 15.000.000 Rp. 1.000.000
Cr. Potongan angsuran murabahah d. Dr. Kas/Rekening Aminah
Rp. 1.000.000 Rp. 15.000.000
Cr. Potongan angsuran murabahah
Rp. 15.000.000
Essay: 1. Bank syariah melakukan transaski murabahah dengan nasabahnya atas mobil Inova dengan harga perolehan sebesar Rp. 150.000.000,-. Nasabah telah menyerahkan uang muka ke Bank Syariah sebesar Rp. 30.000.000 dan atas murabahah tersebut disepakati keuntungan setara 21%. Pembayaran dilakukan secara angsuran selama 12 bulan. Bank syariah membayar uang muka kepada pemasok sebesar Rp 7.500.000 dan jika dibatalkan hangus. Pengakuan keuntungan murabahah secara proporsional. Pertanyaan, buatlah jurnal atas: a. Penerimaan uang muka dari nasabah b. Jual beli mobil antara nasabah denga bank Syariah c. Pembayaran angsuran d. Pembayaran pelunasan jual pada angsuran ke 6 dan nasabah mendapatkan muqasah sebesar Rp 8.400.000
2. Dari catatan administrasi bank Syariah diketahui sebagai berikut: Tanggal
Keterangan
4 April
bank syariah melakukan pembelian dengan tunai sebuah sepeda seharga Rp 7.500.000, atas pembelian tersebut toko sepeda memberikan rabat sebesar Rp 500.000
5 April
bank syariah melakukan transaksi jual beli sepeda dengan akad murabahah, dan disepakati keuntungan sebesar Rp 1.000.000 Nasabah telah menyerahkan uang muka kepada Bank sebesar Rp 2.000.000. Nasabah akan melakukan pembayaran secara cicilan selama 10 bulan dan pembayaran angsuran dilakukan setiap tanggal 5
5 Juli
Karena kelalaian nasabah tidak melakukan pembayaran angsuran dan atas kelalaiannya tersebut bank syariah mengenakan dendan sebesar Rp 50.000
Sept
Nasabah melunasi seluruh hutangnya dan atas pelunasan tersebut bank Syariah memberikan potongan pelunasan sebesar Rp 100.000.
Pertanyaan: Buatlah perhitungan dan jurnal seluruh transaksi murabahah diatas! 3. Sebagian besar penyaluran dana yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syariah, khususnya perbankan mempergunakan prinsip jual beli murabahah. a. Jelaskan dengan rinci dan lengkap pengertian murabahah? b. Jelaskan dengan rinci dan lengkap jenis murabahah? c. Jelaskan karakteristik murabahah sebagaimana dalam Fatwa DSN dan PSAK102 tentang Akuntansi Murabahah? (Rahman, 2010) 8.6. Studi Kasus
Bank Syari’ah malakukan transaksi dgn H. Sanusi yaitu menjual mobil dgn harga barang Rp. 150.000.000 termasuk ongkos angkut dari dealer Rp. 500.000. Atas transaksi ini nasabah memberikan uang muka Rp. 30.000.000. Bank Syariah dan H. Sanusi sepakat keuntungan bank Rp. 25.000.000. Biaya-biaya pengurusan kendaraan sebesar Rp. 2.000.000. Atas jual beli ini nasabah melakukan pembayaran angsuran sebanyak 15 kali. Atas pesanan dari nasabah Bank Syariah melakukan pemesanan kepada dealer dgn uang muka Rp. 2.000.000 dgn ketentuan jika batal maka uang muka akan hangus. Pada angsuran ke 6 H. Sanusi melakukan pelunasan dan Bank Syariah memberikan potongan kepada H. Sanusi sebesar Rp. 5.000.000 Diminta: 1. Buat perhitungan dan tabel angsuran yg memuat harga pokok dan margin yg dibayarkan setiap kali angsuran, 2. Buat jurnal transaksi mulai dari penerimaan uang muka sampai pelunasan sebelum jatuh tempo 3. Buatlah jurnal transaksi pembatalan pemesan oleh nasabah: a. Jika Bank Syri’ah membetalkan pemesanan kepada dealer b. Jika Bank Syari’ah tidak membatalkan pemesanan kepada dealer 4. Buatlah jurnal pelunasan dipercepat, jika nasabah melakukan pelunasan keseluruhan hutangnya pada angsuran ke 6. 8.7. Praktikum 8.8. Daftar Pustaka Arwani, A., 2016. Akuntansi Perbankan Syariah dari Teori ke Praktik (Adopsi IFRS). Yogyakarta: Deepublish. Furywardhana, F., n.d. Akuntansi Syariah di Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Guepedia. Ikatan Akuntan Indonesia , 2017. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta
Rahman, N. A., 2010. Penerapan Sistem Akuntansi Pembiayaan Murabahah pada PT. Bank X Kantor Cabang Syariah Jakarta Pasar Minggu. In: Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Wiroso, 2013. Akuntansi Transaksi Syariah. Jakarta: IAI.
.