Gambaran Pencapaian Indikator Keluarga Sehat pada RT 001 RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode November-Maret Tahun 2018/2019 Mini Project
oleh : dr. Puspa Oktaviani dr. Wahyudi Yusman
Pembimbing : dr. Adeh Verawati Marbun
PUSKESMAS SEI PANCUR KOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2019
KATA PENGANTAR Marilah kita naikkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab hanya karena rahmat dan karunia-Nya, mini project dengan judul “Gambaran Pencapaian Indikator Keluarga Sehat pada RT 001 RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode November - Maret Tahun 2019” dapat diselesaikan. Mini project ini saya buat untuk melengkapi salah satu tugas Program Internship Dokter Indonesia Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Puskesmas Sei Pancur periode 2018/2019. Meskipun dalam pembuatan mini project ini, penulis banyak mengalami hambatan, kesulitan dan kendala, namun karena adanya motivasi dan arahan serta bimbingan dari berbagai pihak, penulisan mini project ini akhirnya dapat diselesaikan. Di sini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dr. Adeh sebagai pembimbing serta dokter pendamping. Pada akhirnya, walaupun berbagai usaha sudah dilakukan semaksimal mungkin untuk menyelesaikan penulisan mini project ini, namun karena berbagai keterbatasan penulis, mini project ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, diharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk menyempurnakan penulisan mini project ini.
Batam, 6 Maret 2019
dr. Wahyudi Yusman & dr. Puspa Oktaviani
5
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 5 DAFTAR ISI...................................................................................................................... 6 PENDAHULUAN ............................................................................................................. 8
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 8 1.2
Rumusan Masalah .................................................................................. 10
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 10 1.3.1
Tujuan Umum ................................................................................. 10
1.3.2
Tujuan Khusus ................................................................................ 10
1.4
Manfaat Penelitian .................................................................................. 10
1.4.1
Bagi Peneliti .................................................................................... 10
1.4.2
Bagi Institusi Tempat Penelitian ..................................................... 10
1.4.3
Bagi Masyarakat.............................................................................. 10
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................. 11
2.1 Keluarga Sehat ............................................................................................ 11 2.1.1
Definisi Sehat .................................................................................. 11
2.1.2
Definisi Keluarga Sehat .................................................................. 11
2.1.3
Manfaat Keluarga Sehat2,3,4,5........................................................... 12
2.1.4
Indikator Keluarga Sehat3,4 ............................................................. 12
2.1.5
Peran Puskesmas dalam Program Keluarga Sehat .......................... 19
METODE PENELITIAN ............................................................................................... 21
3.1 Rancangan Penelitian .................................................................................. 21 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 21 3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................... 21 3.4 Definisi Operasional.................................................................................... 22 3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 24 3.6 Pengolahan dan analisis data ....................................................................... 25 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................................. 26
4.1 Analisa Data ............................................................................................... 26 4.2 Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 35 KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................... 36
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 36
6
5.2 Saran ........................................................................................................... 37 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 39
7
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat, masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga pada satu wilayah adinistrasi ini dapat mempengaruhi masalah kesehatan pada masyarkat secara umum.1 Hal hal ini perlu menjadi perhatian khusus oleh kepala puskesmas pada wilayahnya masing masing. Hal ini dapat menjadi motivasi untuk melakukan pemberdayaan keluarga hidup sehat, melalui keluarga sehat.2 Kesehatan adalah komponen untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang disesuaikan pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya merupakan upaya yang dilaksanakan oleh segenap bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang supaya tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.2 Dalam rangka mendukung program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga yang merupakan salah satu dari Agenda ke-5 Nawa Cita yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga ini dituangkan dalam rencana jangka menengah merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka menengah Nasional 2015-2019, melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019.2,4,5 Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih baik di wilayah kerjanya.1 Puskesmas merupakan kunci dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat melalui pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga merupakan trategi pendekatan pelayanan terintergrasi antara Upaya Kesehata Perorangan (UKP) dan 8
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang didasari oleh dara dan informasi profil kesehatan keluarga.1,2,3 Pendekatan keluarga sehat yang dapat dilakukan melalui kunjungan rumah oleh petugas kesehatan. Dengan melakukan kunjungan rumah ini petugas kesehatan bukan hanya mengumpulkan data kesehatan keluarga melainkan keluarga dapat mengenali masalah kesehatannya, upaya mengatasinya serta mendapatkan motivasi agar keluarga di wilayah kerja puskesmas tersebut mampu melakukan upaya pencegahan serta peningkatan status kesehatan keluarganya dengan megoptimalkan potensi atau kemampuan yang dimilikinya.2,3,4 Menurut data Statistik Daerah Kota Batam tahun 2012, menunjukkan bahwa 83,24 % rumah tangga mempunyai akses terhadap sanitasi layak, namun karakteristik kota Batam sebagai kota industri, perdagangan dan pariwisata terdapat beberapa masalah sosial seperti “illegal housing”. Parameter Kondisi lingkungan Kota Batam dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti persentase rumah sehat, rumah tangga dengan akses air bersih, sanitasi dasar (saluran pembuangan air limbah, pembuangan sampah) dan rumah bebas jentik dengan beberapa kriteria, seperti penilaian rumah sehat dengan komponen fisik seperti ventilasi, luas bangunan, kepemilikan sanitasi yang meliputi sanitasi dasar serta komponen perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam tahun 2013 Puskesmas di Kota Batam hanya mampu membina 54.750 rumah atau 16 % dari 343.531 rumah yang ada dan hanya sebanyak 13% atau 46.375 rumah telah memenuhi syarat kesehatan.6,7 Puskesmas Sei Pancur yaitu salah satu Puskesmas di Kota Batam dengan wilayah kerja se-Kecamatan Sei Beduk yang mencakup 4 Kelurahan. Berdasarkan profil kesehatan 2016 Puskesmas Sei Pancur menunjukkan bahwa Kelurahan Mangsang memiliki persentase jumlah penduduk yang paling tinggi di bandingkan kelurahan lain di wilayah kerja Puskesmas Sei Pancur, maka dari itu perlu dilakukan evaluasi serta peninjauan mengenai lingkungan tempat tinggal dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang termasuk dalam indikator keluarga sehat dari masing-masing anggota keluarga di wilayah RW 001 RW 013 Kelurahan Mangsang.1,8
9
1.2 Rumusan Masalah Rumusan Masalah pada Mini Project ini adalah “Bagaimana Gambaran Pencapaian Indikator Keluarga Sehat pada RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode November-Maret Tahun 2019”
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui Gambaran Kepuasan ditinjau dari Gambaran Pencapaian Indikator Keluarga Sehat pada RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode November-Maret Tahun 2019
1.3.2 Tujuan Khusus Meningkatkan kesehatan keluarga di RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam periode November-Maret Tahun 2019 1. Memenuhi persyaratan akreditasi terkait Program Indonesia Sehat melalui pendekatan keluarga sehat. 2. Sebagai syarat menyelesaikan Program Dokter Internsip
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti 1. Hasil penelitian dapat menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti khususnya mengenai program keluarga sehat 2. Hasil penelitian dapat menjadi data dasar dan menambah referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.4.2
Bagi Institusi Tempat Penelitian Hasil penelitian dapat menjadi bahan evaluasi dan masukan bagi Puskesmas
Sei Pancur dalam upaya peningkatan program kesehatan khususnya keluarga sehat. 1.4.3
Bagi Masyarakat Masyarakat bisa mendapatkan pengetahuan tentang upaya penerapan
indikator keluarga sehat di lingkungan tempat tinggal masing masing
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Sehat 2.1.1 Definisi Sehat Pengertian sehat menurut WHO atau organisasi kesehatan dunia adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Dari definisi diatas yang dimaksudkan oleh WHO, sehat terdiri dari suatu kesatuan penting dari 4 komponen dasar yang membentuk ‘positif health’, yaitu: sehat jasmani, sehat mental, sehat spiritual, kesejahteraan sosial.1,2,3 Pengertian sehat menurut UU No. 23/1992 merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dari pengertian di atas maka seseorang di katakan sehat jika memiliki tubuh, jiwa dan kehidupan sosialnya berjalan dengan normal. Jika salah satu komponen tersebut terganggu, maka kehidupannya akan menjadi tidak sehat.1,2 2.1.2
Definisi Keluarga Sehat Keluarga sehat adalah semua perilaku kesehatan untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu mempraktekkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakkan kesehatan masyarakat.1,2,3 PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar/ menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenai dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga memelihara dan meningkatkan kesehatannya.1,2
11
2.1.3
Manfaat Keluarga Sehat2,3,4,5
a. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit b. Anak tumbuh sehat dan produktif c. Anggota keluarga giat bekerja d. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.5
2.1.4
Indikator Keluarga Sehat3,4 Indikator keluarga sehat adalah indikator yang dapat menunjukkan suatu
kondisi atau keadaan yang sehat atau penanda status kesehatan sebuah keluarga, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi ditetapkan 12 indikator, yang meliputi :2,3 1) Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB) Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengetahuan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: a. Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ayah, ibu, anak, keluarga dan bangsa b. Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa c. Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR
12
yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi. 2) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan Persalinan di fasilitas kesehatan adalah persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya). Meningkatnya proporsi ibu bersalin dengan bantuan tenaga kesehatan yang terlatih, adalah langkah awal terpenting untuk mengurangi kematian ibu dan kematian neonatal dini. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya. 3) Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya. Sedangkan pengertian Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan. 4) Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif Bayi pada usia 0 – 6 bulan hanya diberi ASI sejak lahir sampai usia 6 bulan, tidak diberi makanan tambahan dan minuman lain kecuali pemberian air putih untuk minum obat saat bayi sakit. ASI banyak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat gizi dalam ASI sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan. ASI mengandung zat kekebalan sehingga mampu melindungi bayi dari alergi.
13
Berdasarkan waktu produksinya, ASI digolongkan dalam tiga kelompok yaitu: a.
Kolostrum Kolostrum (susu awal) adalah ASI yang keluar pada hari pertama. Setelah kelahiran bayi, berwarna kekuningan dan lebih kental, karena mengandung banyak vitamin A, protein dan zat kekebalan yang penting untuk melindungi bayi dari penyakit infeksi. Kolostrum mengandung vitamin A, E dan K serta beberapa mineral seperti natrium dan Zn.
b.
ASI Transisi/ Peralihan ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi matang. Biasanya diproduksi pada hari ke 4 – 10 setelah kelahiran. Kandungan volume protein akam semakin rendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi dibandingkan pada kolosrum, juga volume akan makin meningkat.
c.
ASI Matur ASI matang adalah ASI yang dikeluarkan pada sekitar pada hari ke 14 dan seterusnya komposisi relatif tetap. Merupakan suatu cairan berwarna putih kekuningan yang diakibatkan warna dari gambar ccasenat riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalamnya. Pada ibu yang sehat dimana produksi ASI cukup. ASI ini merupakan makanan satu – satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai berumur 6 bulan. Selama 6 bulan pertama, volume ASI sekurang – kurangnya sekitar 500-700 ml/hari, bulan kedua sekitar 400 – 600 ml/hari setelah bayi berusia satu tahun. Keuntungan menyusui bagi bayi:
Ditinjau dari aspek gizi Kandungan gizi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang yang optimal. Mudah diserap dan dicerna.
14
Ditinjau dari aspek imunologi Bayi tidak sering sakit. ASI mengandung kekebalan antara lain imunitas seluler yaitu leukosit sekitar 4000/ml, misal IgA- enzim pada ASI yang mempunyai efek antibakteri misalnya lisozim, katalase dan peroksidase.
Ditinjau dari aspek psikologis Bayi lebih sehat, lincah dan tidak rewel. Pemberian ASI mendekatkan hubungan ibu dan bayi menimbulkan perasaan aman bagi bayi, yang penting untuk mengembangkan dasar kepercayaan dengan mulai mempercayai orang lain atau ibu dan akhirnya mempunyai kepercayaan pada diri sendiri.
5) Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan Menimbang bayi dan balita mulai dari umur 0 sampai 59 bulan setiap bulan dan dicatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) berturut-turut dalam 3 bulan terakhir. Penimbangan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan balita setiap bulan dan mengetahui apakah balita berada pada kondisi gisi baik, gizi kurang, atau gizi buruk. Setelah balita ditimbang di buku KIA atau KMS maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak turun. Naik apabila garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna di atasnya. Tidak naik bila garis pertumbuhannya mendatar dan garis pertumbuhannya naik tetapi warna yang lebih muda. Bila balita mengalami gizi kurang maka akan dijumpai tanda – tanda: a. Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut – turut, badannya kurus b. Mudah sakit c. Tampak lesu dan lemah d. Mudah menagis dan rewel 6) Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium Tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ,
15
terutama paru-paru. Penyakit ini bila tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian. Gejala TB, antara lain: a) Batuk berdahak selama 2 minggu / lebih b) Dahak bercampur darah c) Sesak nafas, badan lemas, malaise d) Nafsu makan menurun, berat badan menurun e) Berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan Apa yang terjadi jika berhenti minum obat TB sebelum waktunya : a) Penyakit TB tidak sembuh dan dapat terus menerus ke orang lain b) Kuman TB dalam tubuh menjadi kebal terhadap obat sehingga pengobatan berikutnya akan lebih lama dan lebih mahal karena jenis obatnya berbeda c) Kuman TB yang kebal obat juga dapat ditularkan kepada orang lain dengan status kebal obat (lebih bahaya)
7) Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur Definisi hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. 8) Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan Seseorang menderita gangguan jiwa ditandai dengan gangguan pikiran, perasaan, dan adanya perubahan emosi, perilaku dalam 1 bulan terakhir seperti: 16
a) Melukai diri sendiri maupun orang lain b) Murung dan menyendiri c) Kecewa dan ketakutan/cemas yang berlebihan d) Perasaan
fungsi
sehari-hari
terganggu
(pendidikan,
pekerjaan,
sosialisasi dengan keluarga dan masyarakat) Untuk mencapai jiwa sehat : a) Bernafaslah teratur dan lakukan relaksasi b) Selesaikan 1 masalah untuk 1 waktu (hindari membuat keputusan besar sekaligus) c) Buat prioritas hidup dan rencanakan masa depan d) Bicarakan masalah anda dengan seorang yang anda percaya e) Olahraga dan beraktifitas fisik minimal 30 menit sehari f) Berpikir positif, bergembira g) Lakukan pekerjaan yang anda senangi, fleksibel, berbuat sesuai dengan minat dan kemampuan h) Terimalah sesuatu yang tidak dapat diubah i) Segera ke sarana pelayanan kesehatan bila mengalami gangguan jiwa.
9) Anggota keluarga tidak ada yang merokok Anggota rumah tangga tidak merokok di dalam rumah. Tidak boleh merokok di dalam rumah dimaksudkan agar tidak menjadikan anggota keluarga lainnya sebagai perokok pasif yang berbahaya bagi kesehatan. Karena dalam satu batang rokok yang dihisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya seperti nikotin, tar dan carbonmonoksida (CO). 10) Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
17
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Tujuan JKN : Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak. Manfaat JKN : 1. Memberikan manfaat yang komperhensif dengan premi terjangkau 2. JKN menerapkan prinsip kendali mutu dan biaya, yang berarti peserta mendapatkan pelayanan bermutu memadai dengan biaya yang wajar dan terkendali. 3. JKN menjamin kepastian pembiayaan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan 4. JKN memiliki portabilitas, sehingga dapat digunakan di seluruh wilayah Indonesia 11) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih Air adalah sangat peting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air, untuk anak – anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80%. Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci (bermacam – macam cucian). Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, membersihkan bahan makanan haruslah bersih agar tidak terkena penyakit atau terhindar dari penyakit. Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium dan diraba). Meski terlihat bersih,
18
air belum tentu bebas kuman penyakit. Kuman penyakit dalam air mati pada suhu 1000C. Syarat – syarat air minum yang sehat agar air minum itu tidak menyebabkan penyakit, maka air itu hendaknya memenuhi persyaratan kesehatan sebagai berikut: a. Syarat fisik Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak berwarna), tidak berasa, suhu di bawah suhu udara di luarnya, cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar. b. Syarat bakteriologis Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri. Terutama bakteri patogen. Cara ini untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen, adalah dengan memeriksa sampel air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. Coli maka air tersebut sudah memenuhi kesehatan. c. Syarat kimia Air minum yang sehat harus mengandung zat – zat tertentu dalam jumlah yang tertentu pula. 12) Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat Akses jamban sehat adalah rumah tangga atau keluarga yang menggunakan jamban/ WC dengan tangki septik atau lubang penampung kotoran sebagai pembuangan akhir. Misalnya buang air besar di jamban dan membuang tinja bayi secara benar. Penggunaan jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau. Jamban mencegah pencemaran sumber air yang ada disekitarnya. Jamban yang sehat juga memiliki syarat seperti tidak mencemari sumber air, tidak berbau, mudah dibersihkan dan penerangan dan ventilasi yang cukup. 2.1.5
Peran Puskesmas dalam Program Keluarga Sehat Peran Puskesmas dalam Program Keluarga Sehat Menurut Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014, Pusat Kesehatan Masyarakat 19
(Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya di wilayah kerjanya. Oleh karena itu, dalam menjalankan program keluarga sehat wilayah Puskesmas bisa dibagi menjadi beberapa wilayah binaan serta staf/tim Puskesmas menjadi petugas/tim Pembina wilayah tersebut yang nantinya akan bertanggung jawab terhadap pencapaian indikator kesehatan keluarga di wilayah binaannya.9 Tahapan kegiatan program keluarga sehat adalah sebagai berikut:9. a) Pendataan seluruh keluarga dalam wilayah kerja Puskesmas b) Analisis data c) Rumusan masalah d) Rencana kegiatan e) Implementasi kegiatan f) Monitoring g) Evaluasi h) Sosialisasi
20
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan penilaian indikator menggunakan indeks keluarga sehat. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RW 001 RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam dan dilaksanakan pada bulan NovemberMaret 2019 3.3 Populasi dan Sampel a. Populasi Penelitian Populasi penelitian adalah masyarakat RW 001 RW 013
Kelurahan
Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam. b. Besar Sampel Besar sampel pada mini project ini adalah masyarakat yang berdomisili di RW 001 RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam. c. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan wawancara terarah dan kuesioner yang berisi indikator keluarga sehat. d. Kriteria Sampel Kriteria sampel pada mini project ini adalah : 1. Warga berdomisili di RW 001 RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam. 2. Bersedia menjadi responden 3. Berusia > 15 tahun
21
3.4 Definisi Operasional Data umum dan khusus diolah dengan mengikuti kaidah-kaidah pengolahan data, yaitu misalnya dengan menghitung rata-rata, cakupan, dan lain-lain. Data keluarga diolah untuk menghitung IKS masing-masing keluarga, IKS tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa
dan
cakupan
tiap
indikator
dalam
lingkup
RT/RW/Kelurahan/Desa, serta IKS tingkat kecamatan dan cakupan tiap indikator dalam lingkup kecamatan.2,3,4,6 a. Menghitung Indeks Keluarga Sehat (IKS) Formulir-formulir untuk setiap anggota keluarga dari satu keluarga yang telah diisi, kemudian dimasukkan ke dalam formulir rekapitulasi (jika digunakan formulir dalam bentuk aplikasi, maka rekapitulasi ini akan terjadi secara otomatis). Keterangan: 0 = not applicable yang berarti indikator tersebut tidak mungkin ada pada anggota keluarga. N = indikator tersebut TIDAK BERLAKU untuk anggota keluarga atau keluarga yang bersangkutan (misal: karena salah satu sudah mengikuti KB, atau tidak dijumpai adanya penderita TB paru). Y = kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga SESUAI dengan indikator (misal: ibu memang melakukan persalinan di fasilitas kesehatan). T = kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga TIDAK SESUAI dengan indikator (misal: ayah ternyata merokok). *) = Untuk indikator keluarga mengikuti KB jika salah satu pasangan sudah mengikuti program KB (misalnya Ibu) maka penilaian terhadap pasangannya (Ayah) Menjadi “N”, demikian sebaliknya. *) = Untuk indikator bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap, jika ada salah satu anggota keluarga berusia 12-23 bulan maka jawabannya diletakkan pada kolom anak yang berusia 5 tahun.
22
*) = Untuk indikator anggota keluarga tidak ada yang merokok jika jawabannya “Ya merokok” maka dalam merekap statusnya “T”, sebaliknya jika jawabannya “Tidak merokok” maka dalam rekapan statusnya “Y”. Penilaian terhadap hasil rekapitulasi anggota keluarga pada satu indikator, mengikuti persyaratan di bawah ini: 1) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status Y, maka indikator tersebut dalam satu keluarga bernilai 1. 2) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status T, maka indikator tersebut dalam suatu keluarga bernilai 0. 3) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status N maka indikator tersebut dalam satu keluarga tetap dengan status N (tidak dihitung). 4) Jika dalam satu indikator ada salah satu anggota keluarga dengan status T, maka indikator tersebut dalam satu keluarga akan bernilai 0 meskipun didalamnya terdapat status Y ataupun N. Selanjutnya IKS masing-masing keluarga dihitung dengan rumus: Jumlah indikator keluarga sehat yang bernilai 1 IKS 12 – Jumlah indikator yang tidak ada di
keluarga
Hasil perhitungan IKS tersebut, selanjutnya dapat ditentukan kategori kesehatan masing-masing keluarga dengan mengacu pada ketentuan berikut: 1) Nilai indeks > 0,800
: keluarga sehat
2) Nilai indeks 0,500 – 0,800
: pra-sehat
3) Nilai indeks < 0,500
: tidak sehat
b. Menghitung IKS Tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa IKS tingkat RT/RW/kelurahan/desa dihitung dengan rumus:
23
Jumlah keluarga dengan IKS>0,800 IKS RT/RW/Kelurahan/Desa = Jumlah seluruh keluarga di wilayah
Hasil perhitungan IKS tersebut, selanjutnya dapat ditentukan kategori masing-masing RT/RW/kelurahan/desa dengan mengacu pada ketentuan berikut: 1) Nilai IKS tingkat RT/RW/ Kelurahan/Desa > 0,800 RT/RW/Kelurahan/Desa Sehat, 2) Nilai IKS tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa = 0,500–0,800 RT/RW/Kelurahan/Desa Pra Sehat 3) Nilai IKS tingkat RT/RW/ Kelurahan/Desa < 0,500 RT/RW/Kelurahan/Desa Tidak Sehat Cakupan masing-masing indikator dihitung dengan rumus:
Jumlah keluarga bernilai 1 untuk indikator ybs Cakupan indikator =
x 100% Jumlah seluruh keluarga yang memiliki indikator ybs*)
*) Jumlah seluruh keluarga yang yang memiliki indikator yang bersangkutan sama artinya dengan jumlah seluruh keluarga yang ada di RT/RW/kelurahan/desa dikurangi dengan jumlah seluruh keluarga yang tidak memiliki indikator yang bersangkutan (N). 3.5 Teknik Pengumpulan Data Data didapatkan langsung dari subyek penelitian yaitu dengan menggunakan instrument pengumpulan data berupa kuesioner warga di wilayah kerja puskesmas sei pancur. Kuesioner didapatkan langsung dari Puskesmas Sei Pancur dan didapatkan dari penelitian sebelumnya.
24
3.6 Pengolahan dan analisis data Data yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam aplikasi keluarga sehat dihalaman situs https://keluargasehat.kemkes.go.id dan mengisi secara lengkap pertanyaan-pertanyaan pada aplikasi tersebut sampai diperoleh indeks keluarga sehat masing-masing keluarga.
25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian dilaksanakan pada Bulan Januari - Februari 2019. Pemilihan wilayah penelitian berdasarkan data Profil Kesehatan Puskesmas Sei Pancur Kota Batam. Pemilihan RW ditetapkan oleh pimpinan puskesmas di Kelurahan Mangsang. Sampel penelitian ini adalah 93 keluarga yang memiliki Kartu Keluarga yang terdaftar di RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam. Pemaparan hasil penelitian yang ditampilkan berupa hasil uji univariat. 4.1 Analisa Data Analisa data secara deskriptif digunakan utuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing inidkator keluarga sehat dengan bentuk presentase. Pengambilan data indikator keluarga sehat dilakukan dengan wawancara terarah dan memberikan kuesioner kepada masing-masing responden. Setelah dilakukan pengambilan dan pengolahan data didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Distribusi Masing-Masing Indikator Mengenai Keluarga Sehat di RT 001/ RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam a. Distribusi Keluarga Mengikuti Program KB Tabel 4.1. Distribusi Keluarga Mengikuti Program KB RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Januari – Februari 2019. INDIKATOR
RT 001/RW 013 KELURAHAN MANGSANG
Keluarga mengikuti program KB
6/72x100 = 6,45%
Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari total 72 keluarga yang diteliti di RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang, didapatkan 6,45% dari warganya yang mengikuti program KB. Hal ini dikarenakan sebagian besar warga sudah mengetahui pentingnya ber KB sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam mewujudkan NKKBS 26
(Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. Warga yang tidak memakai KB, sebagian karena sudah mengalami menopouse, sebagian masih ingin memiliki anak, sebagian kurangnya pengetahuan tentang memakai KB. Menjelaskan pentingnya KB sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk
b. Distribusi Ibu Melakukan Persalinan di Fasilitas Kesehatan Tabel 4.2. Distribusi Ibu Melakukan Persalinan di Fasilitas Kesehatan RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Januari – Februari 2019. INDIKATOR
RT 004/RW 003 KELURAHAN MANGSANG
Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
9/9x100 = 100%
Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 9 keluarga di RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang didapatkan seluruh warganya yang saat ini memiliki anak usia <23 bulan atau 100% telah melakukan persalinan di fasilitas kesehatan. Berdasarkan persentase diatas, maka dapat diketahui bahwa warga RT 001/RW 013 sudah mengerti akan pentingnya melakukan persalinan di fasilitas kesehatan dengan bantuan tenaga ahli.
27
c. Distribusi Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap Tabel 4.3. Distribusi Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Januari – Februari 2019 RT 001/RW 013 KELURAHAN
INDIKATOR
MANGSANG Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap
2/2x100 = 100%
Berdasarkan hasil penelitian dari total 2 keluarga di RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang didapatkan 2 keluarga (100%) yang memiliki anak berusia <23 bulan telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Hasil data ini menunjukkan bahwa seluruh orang tua sudah mengetahui dan menyadari pentingnya imunisasi dasar, sehingga dapat menurunkan angka kesakitan pada balita.
d. Distribusi Bayi Mendapatkan ASI Eksklusif Tabel 4.4. Distribusi Bayi Mendapatkan ASI Eksklusif di RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Januari – Februari 2019. RT 001/RW 013 KELURAHAN
INDIKATOR
MANGSANG Bayi
mendapatkan
eksklusif
ASI
5/6x100 =83,3 %
Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari total 6 keluarga yang memiliki bayi di RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang didapatkan 5 keluarga (83,3%) yang memiliki bayi mendapatkan ASI eksklusif. Berdasarkan hasil tersebut, masyarakat di RT 001/RW 013 sudah
28
menyadari pentingnya ASI ekslusif bagi tubuh anaknya dan rata-rata semua ibu tidak bekerja dan dapat fokus memberikan ASI pada anaknya.
e. Distribusi Balita Yang Dipantau Pertumbuhannya Tabel 4.5. Distribusi Balita Yang Dipantau Pertumbuhannya di RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Januari – Februari 2019. RT 001/RW 013 KELURAHAN
INDIKATOR
MANGSANG Balita
yang
dipantau
pertumbuhannya
16/23x100 =69,5%
Berdasarkan hasil data di atas dari 23 keluarga yang memiliki balita di RT 001/RW 013 didapatkan 16 keluarga (69,5%) dengan balita yang dipantau pertumbuhannya setiap bulan. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar orang tua sangat perduli untuk membawa anaknya ke posyandu untuk di imunisasi, bahkan hanya untuk menimbang. Pelaksanaan pemantauan pertumbuhan ini dilakukan di puskesmas atau di posyandu yang diadakan setiap bulannya oleh petugas puskesmas.
f. Distribusi Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Sesuai Standar Tabel 4.6. Distribusi Penderita TB Paru Mendapatkan Pengobatan Sesuai Standar di RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Januari – Februari 2019 RT 004/RW 003 KELURAHAN
INDIKATOR
MANGSANG Penderita mendapatkan
TB
paru pengobatan
1/1x100=100%
sesuai standar
29
Data diatas menunjukkan dari 1 orang penderita TB paru di RT 001/RW 013, 1 orang mendapatkan pengobatan sesuai standar, sehingga dapat disimpulkan bahwa warga RT 001/RW 013 tidak ada yang menderita TB.
g. Distribusi Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara Teratur Tabel 4.7. Distribusi Penderita Hipertensi Melakukan Pengobatan Secara Teratur di RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Januari – Februari 2019
INDIKATOR
RT 004/RW 003 KELURAHAN MANGSANG
Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
2/6x100 = 33.3 %
Berdasarkan data diatas diketahui bahwa dari 6 keluarga penderita hipertensi di RT 001/RW 013, hanya 2 keluarga (33.3%) penderita hipertensi yang melakukan pengobatan secara teratur. Hal ini terjadi akibat kurangnya pengetahuan warga mengenai pengobatan hipertensi dan bahaya komplikasi hipertensi yang tidak terkontrol. Sebagian besar pasien merasa bahwa obat hipertensi tidak perlu dikonsumsi lagi jika tidak ada keluhan. Apabila hal ini terus berlanjut, dapat meningkatkan faktor resiko munculnya berbagai penyakit lainnya seperti arteri koroner, gagal jantung dan stroke.
30
h. Distribusi Anggota Keluarga Tidak Ada Yang Merokok Tabel 4.8. Distribusi Anggota Keluarga Tidak Ada Yang Merokok di RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Januari – Februari 2019 RT 004/RW 003 KELURAHAN
INDIKATOR
MANGSANG Anggota keluarga tidak ada
61/93 = 65.5%
yang merokok
Berdasarkan hasil penelitian di RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang, didapatkan hanya 61 dari 93 keluarga yang tidak merokok (65.5%) keluarga yang anggota keluarganya tidak merokok. Dapat diketahui bahwa walaupun sebagian besar warga sudah mengetahui bahaya yang dapat ditimbulkan akibat merokok, namun masih banyak anggota keluarga yang tidak memperhatikan hal tersebut. Hal ini dikarenakan rendahnya kesadaran dan kemauan masyarakat untuk tidak merokok atau berhenti merokok.
i. Distribusi Keluarga Sudah Menjadi Anggota JKN Tabel 4.9. Distribusi Keluarga Sudah Menjadi Anggota JKN di RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Januari – Februari 2019 RT 004/RW 003 KELURAHAN
INDIKATOR
MANGSANG Keluarga anggota JKN
sudah
menjadi
82/93 x 100 = 88,17%
Berdasarkan hasil penelitian, warga RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang didapatkan sebanyak 88,17% keluarga yang sudah menjadi anggota JKN, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar sudah memiliki JKN. Dari hasil wawancara dikatakan bahwa penyebab warga yang tidak memiliki JKN diantaranya adalah karena tidak tahu cara untuk
31
mendaftarkan diri menjadi peserta JKN, tidak mendapatkan pembagian Kartu Indonesia Sehat, tidak mau mendaftarkan diri karena merasa tidak perlu, atau tidak memiliki biaya untuk membayar iuran bulanan JKN, dan kurangnya informasi secara detail mengenai tata cara pembuatan Jaminan Kesehatan Nasional
j. Distribusi Keluarga Mempunyai Akses Sarana Air Bersih Tabel 4.10. Distribusi Keluarga Mempunyai Akses Sarana Air Bersih RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Januari – Februari 2019
RT 004/RW 003 KELURAHAN
INDIKATOR
MANGSANG Keluarga
mempunyai
sarana air bersih
akses
93/93x100 = 100%
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan seluruh rumah di RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang telah memiliki akses sarana air bersih karena sebagian besar air berasal dari mata iar di gunung dan sumur gali yang telah diuji kebersihan dan kelayakannya biasa air dipakai untuk keperluan sehari-hari seperti mandi dan mencuci, yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah pengolahan lebih lanjut, misalnya dimasak.
k. Distribusi Keluarga Mempunyai Akses Atau Menggunakan Jamban Sehat Tabel 4.11. Distribusi Keluarga Mempunyai Akses Atau Menggunakan Jamban Sehat di RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Januari – Februari 2019
32
RT 004/RW 003 KELURAHAN
INDIKATOR
MANGSANG Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
93/93x100 = 100%
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dari 93 rumah, 93 rumah telah menggunakan jamban sehat, jamban yang sering digunakan oleh warga yaitu Jamban leher angsa. masih ada yang menggunakan jamban terbuka. hal ini dikatakan warga tidak punya waktu untuk membuat jamban karena sibuk bekerja yang mayoritas berkebun, rumah dipertengahan kebun membuat warga menggunakan jamban terbuka. Memberikan penjelaskan pentingnya menggunakan jamban sehat untuk kesetahan lingkungan, dan mendorong warga untuk membuat jamban sehat.
l. Distribusi Penderita Gangguan Jiwa Mendapatkan Pengobatan dan Tidak Ditelantarkan Tabel 4.12. Distribusi Penderita Gangguan Jiwa Mendapatkan Pengobatan dan Tidak Ditelantarkan di RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Januari – Februari 2019
RT 004/RW 003 KELURAHAN
INDIKATOR
MANGSANG Penderita
Gangguan
Jiwa
Mendapatkan Pengobatan dan
N
Tidak Ditelantarkan
Dari hasil penelitian pada wilayah RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang tidak didapatkan warga yang mengalami gangguan jiwa.
33
2. Distribusi Frekuensi Indeks Keluarga Sehat di RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam.
Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Keluarga Sehat di RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Januari – Februari 2019 Jumlah
Indikator Keluarga Sehat
N
%
Sehat
27
29.03%
Pra sehat
63
67.74%
Tidak sehat
3
3,22%
Dari tabel di atas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa keluarga dengan kategori sehat sebanyak 27 keluarga (29.03%), keluarga kategori pra sehat sebanyak 63 keluarga (67.74%), dan keluarga kategori tidak sehat sebanyak 3 keluarga (3.22%). Hasil Indikator Keluarga
RT 001/RW 013 KELURAHAN
Sehat Tingkat RT
MANGSANG
Tidak sehat
27/93 = 0,29
Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Keluarga Sehat RT 001/RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Periode Januari – Februari 2019
34
Dari tabel di atas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa Indikator Keluarga Sehat Tingkat Wilayah RT 001 di RW 013 kelurahan Mangsang tergolong RT tidak sehat (0.29). Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan serta informasi yang didapat oleh warga RT 001 RW 013 mengenai keluarga sehat.
4.2 Keterbatasan Penelitian Adapun keterbatasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Waktu dan tempat yang harus mengikuti cuaca Jalanan dari rumah kerumah belum diaspal masih tanah merah dan bebatuan. Dan beberapa rumah yang sulit dijangkau Saat berkunjung banyak warga yang bekerja sehingga harus dilakukan kunjungan beberapa kali
35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Indeks Keluarga Sehat adalah sebuah program Indonesia sehat yang berupaya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa Indeks Keluarga Sehat masyarakat di RW 001/ RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam sebagai berikut : 1. Indeks keluarga sehat di RT 001/ RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam adalah 0.29 yaitu termasuk dalam kategori RT tidak sehat. 2. Jumlah keluarga di RW 001/ RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam yang termasuk dalam kategori keluarga sehat sebanyak 27 keluarga. 3. Jumlah keluarga di RW 001/ RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam yang termasuk dalam kategori keluarga pra sehat sebanyak 63 keluarga. 4. Jumlah keluarga di RW 001/ RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam yang termasuk dalam kategori keluarga tidak sehat sebanyak 3 keluarga. 5. Cakupan indikator yang memerlukan Intervensi Indeks Keluarga Sehat di RW 001/ RW 013 Kelurahan Mangsang Wilayah Kerja Puskesmas Sei Pancur Kota Batam adalah a) Keluarga mengikuti program KB sebanyak 6,45% b) Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur sebanyak 33.3 % c) Keluarga dengan anggota keluarga yang merokok sebanyak 34.5 % d) Keluarga sudah menjadi anggota JKN 88,17%
36
5.2 Saran
Saran bagi program KB 1.Jangka Pendek Memberikan penyuluahan mengenai pentingnya KB kepada masyarakat umum. 2.Jangka Menengah Memberikan penjelasan kepada pasangan pra menikah pentingnya dan keuntungan KB dalam berkeluarga 3.Jangka Panjang Kedepannya merencanakan peraturan pengenaan pajak bagi keluarga yang memiliki anak lebih dari 2 Saran Bagi Penderita Hipertensi 1.Jangka Pendek Memberikan penyuluhan dampak dan pentingnya berobat teratur bagi penderita Hipertensi 2.Jangka Menengah Program pemeriksaan tekanan darah dan pengobatan darah tinggi setiap bulan. 3.Jangka Panjang Saran Bagi Tingginya Angka perokok 1.Jangka Pendek Memberikan penyuluhan tentang dampak negatif merokok terhadap diri sendiri dan orang disekitar. 2.Jangka Menengah Memberikan tempat merokok khusus agar dapat mengurangi dampak merokok bagi perokok pasif. 37
3.Jangka Panjang Memperketat peraturan membeli rokok dan menaikan harga rokok.
1.
Instansi Terkait Diharapkan dapat melakukan tindakan intervensi terkait nilai cakupan indikator yang rendah. Kemudian melakukan pemerataan pelaksanaan program keluarga sehat seperti sosialisasi mengenai program Keluarga Sehat ini, meningkatkan akses keluarga dan anggotanya terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), serta perlu adanya kebijakan yang mengatur tentang pelaksanaan program keluarga sehat, seperti penjelasan mengenai jenis jenis kontrasepsi dan ketersediaannya alat tersebut di puskesmas, penjelasan terhadap pengurusan, manfaat, dan cara penggunaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
2.
Bagi Masyarakat Diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, memiliki keyakinan yang kuat dan peran aktif masyarakat tentang penerapan indikator keluarga sehat di lingkungan tempat tinggal masing-masing sehingga indikator keluarga sehat dapat terpenuhi.
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan untuk melakukan penelitian lanjut dengan ruang lingkup yang lebih luas, yaitu seluruh masyarakat di kelurahan Mangsang.
38
DAFTAR PUSTAKA 1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk Petugas Puskesmas. Depkes RI. Jakarta; 2007 2. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: 2016 3. Modul Pelatihan keluarga Sehat. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: 00 4. Petunjuk Teknis Penguatan Manajemen Puskesmas Melalui Pendekatan Keluarga. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta: 2016 5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan 2005 – 2025. Depkes RI. Jakarta; 2009 6. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Depkes RI. Jakarta; 2016 7. Profil Kesehatan Kota Batam Tahun 2016. Batam; 2016 8. Puskesmas Sei Pancur. Profil Kesehatan Puskesmas Sei Pancur Tahun 2016. Puskesmas Sei Pancur. Batam: 2016 9. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta : 2015
39