A. KRUNA DWI MAYA LINGGA (kata ulang semu), kata ulang yang jika terdiri dari satu kata maka tidak akan memiliki arti. Upami 1. Ogoh-Ogoh
Ogoh-Ogoh Dan Fungsinya. Ogoh-ogoh itu sendiri diambil dari sebutan ogah – ogah dari bahasa Bali yang artinya sesuatu yang digoyang-goyangkan. Pada tahun 1983 merupakan bagian penting dalam sejarah ogoh-ogoh di Bali, pada tahun itu mulai dibuat wujud-wujud bhuta kala berkenaan dengan ritual Nyepi di Bali.
2. Kura-Kura
Kura-kura Aldabra mempunyai karapas berwarna coklat kehitam-hitaman dengan dome yang tinggi. Memiliki kaki yang besar dan kekar untuk menopang tubuhnya yang sangat berat. Kura-kura ini mempunyai leher yang sangat panjang digunakan untuk meraih cabang dan ranting pohon sampai ketinggian 1 meter lebih dari tanah.
B. KRUNA DWI PURWA LINGGA ( reduplikasi) Upami 1. Bebanten
Banten itu sendiri dapat dibagi lagi sesuai dengan kegunaannya, salah satunya ialah Banten Prayascita. Prayascita berasal dari suku kata pra = sebelum dan citta=pikiran. Prayascita mengandung arti penyucian dari segala kesedihan atau juga kekotoran. Banten Prayascita biasanya dipergunakan untuk membersihkan atau mensucikan pikiran sebelum dilaksanakan upacara – upacara suci seperti melaspas bangunan, peralatan elektronik atau kendaraan yang baru dibeli, ataupun untuk kemalangan / sebel / cuntaka dari seseorang dll.
2.Tetajen
Tajen Bali adalah sesuatu yang simbolis untuk dalam upacara adat Bali yang disebut sebagai Tabuh Rah dan selain untuk acara keadatan di Bali, Tajen Bali juga bisa disebut sebagai salah satu kegiatan hiburan bagi masyarakat Bali.Sebenarnya sangatlah berbeda Sabung Ayam di daerah lain dan Tajen Bali, karena Sabung Ayam di daerah lain dikhususkan hanya untuk hiburan semata saja dan sedangkan di untuk Tajen Bali merupakan salah satu acara keagamaan yang bernama Tabuh Rah.