1_pemisahan_pemurnian.docx

  • Uploaded by: billy jordi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 1_pemisahan_pemurnian.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,324
  • Pages: 19
1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Ilmu kimia tidak hanya diperoleh dari teori dibuku-buku saja. Karena, suatu teori akan terasa lebih akurat bila dibuktikan dengan percobaan. Sehingga ilmu kimia akan terasa lengkap bila sebagian diperoleh dari ilmu percobaan dan sebagian dari dasar teori. Ilmu kimia mempelajari tentang perubahan suatu zat menjadi zat lain, baik itu secara konstan atau langsung maupun dipengaruhi oleh faktor luar. Setiap zat atau unsur mempunyai komposisi dan struktur tertentu dan bahkan berbeda-beda. Oleh karena itu, sebenarnya masalah pokok ilmu kimia itu mengetahui dan mempelajari komposisi dan struktur zat, serta kaitannya dengan sifat-sifatnya baik itu fisis maupun kimia. Kaitannya itu dapat diketahui dari hukum serta teori-teori kimia melalui metode ilmiah, Pengamatan dan percobaaan menghasilkan data kuantitatif yang didapat melalui pengamatan. Hukum menunjukkan hubungan suatu besaran dengan besaran lain, sedangkan teori menjelaskan hubungan tersebut. Dibumi, jarang terdapat materi yang dalam keadaan murni, melainkan masih dalam bentuk campuran. Setiap zat murni masih mempunyai partikel terkecil tertentu. Dimana partikel terkecil dari suatu unsur disebut atom dan partikel terkecil suatu senyawa disebut molekul. Sementara wujud zat bergantung pada jarak partikel tersebut. Jika jarak sangat jauh, maka zat akan berwujud berupa padat. Sementara wujud cair berada diantara wujud padat dan gas. Suatu campuran dapat dikatakan homogen jika bahan atau komponen penyusunnya hanya berbentuk fase tunggal yang masih berada dalam dimensi satu fase dan tidak bisa dibedakan anatara zat pendisversi dengan zat terdisversi. Sedangkan dikatakan heterogen jika komponen penyusunnya terdiri atas beberapa

1

2

fase-fase tunggal yang telah berada dalam dimensi dua fase dan bisa dibedakan antara zat pendisversi dengan zat terdisversinya. Suatu zat kimia terutama zat murni dapat dikenal dari sifat-sifatnya, karena mempunyai sifat intensif dan ekstensif tertentu. Sifat intensif yaitu sifat yang tidak bergantung pada jumlah zat, sedangkan sifat ekstensif yaitu sifat yang bergantung pada jumlahnya. Percobaan kali ini merupakan suatu perlakuan yang penting karena pemisahan dan pemurnian termasuk dalam salah satu dari cabang ilmu kimia yang ternyata berhubungan erat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu dalam praktikum ini kita akan mengetahui apa itu campuran, seperti apa pemisahan dan pemurnian dari suatu campuran, dan teknik teknik apa saja yang dapat digunakan untuk pemisahan. Agar kita dapat memanfaatkan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari dan percobaan ini dilakukan agar kita dapat membedakan teknik-teknik dekantasi, filtrasi, adsorpsi, kristalisasi, sublimasi dan ekstraksi dalam percobaan pemisahan dan pemurnian

1.2 Tujuan — Mempelajari dan mengenal teknik-teknik yang dapat digunakan untuk proses pemisahan dan pemurnian — Untuk mengetahui prinsip pada pemisahan dan pemurnian — Memahami dan membedakan antara campuran, koloid dan larutan

3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam banyak kasus kita tidak dapat menggunakan material tanpa pemurnian, baik material itu berasal dari alam (seperti halnya minyak mentah) ataupun yang berasal dari sintesis di laboratorium. Karena pada kenyataannya kebanyakan materimateri yang terdapat dialam ini, tidak murni namun merupakan campuran dari berbagai komponen atau unsur-unsur. Setiap zat murni baik unsur maupun senyawa terbentuk dari partikel kecil yang sama ukurannya dengan massanya. Dimana partikel suatu disebut unsur atom dan partikel senyawa disebut molekul. Seperti contoh tanah terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik itu dalam bentuk zat padat, cair maupun gas bahkan udara yang kita hirup sekalipun mengandung bermacam-macam unsur dan senyawa. Seperti oksigen, nitrogen, uap air, karbondioksida. Demikian juga air yang kita dapat pakai sehari-hari itupun bukan air murni, melainkan didalamnya mengandung zat-zat lain dalam bentuk gas, cair atau padatan. Memiliki material tertentu dengan cara mensintesis ataupun mengekstraksi suatu material dari alam memiliki tujuan teknologi tertentu. Oleh karena itu, dalam banyak kasus material murni sangat dibutuhkan. Sehingga dapat diibaratkan seni sintesis dan pemurnian merupakan dua sisi dari mata uang yang sama. Untuk memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari campurannya. Contohnya untuk mendapatkan air suling (akuades) kita harus menyulingkannya dari sumur atau sungai. Contoh lainnya untuk memperoleh minyak goreng kita harus memisahkannya dari buah kelapa atau biji jagungnya (Syukri, 1999). Pada umunya campuran digolongkan sebagai materi heterogen, artinya tidak seluruh bagian materi ini mempunyai sifat yang sama, akan tetapi ada suatu campuran yang partikel partikelnya tidak dapat dibedakan dengan mata biasa, campuran seperti ini dinamakan larutan. Oleh karena itu larutan dianggap sebagai materi homogen

3

4

walaupun sebenarnya pada kenyataannya larutan tidak benar-benar homogen (S,Syukri,1999). Oleh karena proses pembentukan campuran merupakan proses fisis atau kimia. Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan karena hanya berdasarkan pada perbedan sifat fisis dari partikel-partikel pembentuk. Namun pemisahan secara kimia dilakukan dengan satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan. Cara atau teknik pemisahan bergantung pada jenis, wujud dan sifat komponen yang terkandung didalamnya, jika komponen berwujud padat dan cara pemisahan pasir dan air dapat dipisahkan dengan saringan, saringan pun ada bermacam-macam mulai saringan yang besar sampai yang sangat halus contohnya kertas saring dan semipermeabel. Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam kimia karena kebanyakan materi dialam berupa campuran. Untuk memperoleh materi murni dari suatu campuran kita harus melakukan pemisahan. Tinjau suatu kasus perusahaan air minum memperoleh air jernih dari sungai melalui penyaringan pasir dan arang. Air murni untuk keperluan laboratorium atau farmasi diperoleh melalui teknik pemisahan Distilasi. Untuk memisahkan minyak bumi dari komponen-komponennya seperti elpiji, bensin, minyak tanah dilakukan melalui teknik pemisahan Distilasi betingkat. Logam alumunium dipisahkan dari bauksit melalui teknik pemisahan elektrolisis. Itulah beberapa contoh teknik pemisahan yang berguna untuk memperoleh materi yang lebih murni. Melalui teknik pemisahan ternyata menghasilkan materi-materi yang lebih penting dan bahkan bisa lebih mahal lagi nilainya. Sistem pemisahan dan pemurnian bertujuan agar hasil dari sistem pereaksian sesuai dengan permintaan pasar sehingga layak untuk dijual. Sistem pemisahan kadar juga diperlukan untuk menyiapkan bahan baku agar konsentrasi atau keadaannya sesuai dengan katalis yang membantu penyelenggaraan suatu reaksi. Pemilihan sistem pemisahan dan pemurnian tergantung pada perbedaan sifat fisis dan sifat kimia dari masing-masing komponen yang ingin dipisahkan. Perbedaan sifat fisis yang bisa dimanfaatkan untuk memudahkan komponen-komponen dari suatu campuran adalah

5

perbedaan fasa (padat, cair atau gas), perbedaan ukuran patikel, perbedaan muatan listrik static, perbedaan titik didih dan bekunya, perbedaan tekanan uap dan sebagainya. Sedangkan perbedaan sifat kimia yang besar dimanfaatkan sebagai metode pemisahan komponen dari suatu campuran yaitu kelarutan dan tingkat kereaktifan (Hendayana,2006). Ada teknik pemisahan komponen dalam larutan yaitu : 1. Filtrasi Filtrasi yaitu operasi dimana campuran yang heterogen antara fluida dengan partikel partikel padatan yang dipisahkan oleh media filter yang memisahkan fluida dengan cara meloloskannya dengan kertas saring, tetapi menahan partikel padatan yang strukturnya lebih besar dari pori-pori kertas saring. Range filtrasi pada industri mulai dari penyaringan sederhana hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang difiltrsi dapat berupa cairan atau gas, aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan, padatan atau keduannya suatu saat justru limbah padatannya adalah yang harus dipisahkan dari limbah cair sebelum dibuang. Hasil penyaringan dari metode filtrasi disebut filtrase, sedangkan sisa dari metode ini disebut residua tau ampas. Dalam dunia industri, dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah pada pengelolaan air untuk menjernihkan preparat kimia di laboratorium. Menghilangkan pengotor pada air suntik injeksi dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula. Penyaring buhner adalah penyaring yang terbuat dari bahan kaca buat dilengkapi alat penghisap hal yang paling utama dalam filtrasi adalah mengalirkan fluida melalui media berpori. 2. Dekantasi Dekantasi digunakan untuk pemisahan zat cair dan zat padat atau zat cair dengan zat cair yang tidak saling larut (suspensi). Karena pada dasarnya suspense yaitu salah satu metode pemisahan yang dengan teknik dituang secara langsung fase cairnya kewadah lain.

6

3. Distilasi Distilasi atau penyulingan yaitu suatu metode pemisahan bahan kimia yang bekerja berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan dalam menguap (vulatilitas). Bahan dalam penyulingan campuran zat dididihkan hingga menguap dan uap tersebut kemudian didinginkan kembali dalam bentuk cairan. Prinsipnya zat titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik dididihnya. Model distilasi didasarkan pada hukum roult dan hukum Dalton. 4. Rekristalisasi Merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak dilakukan, dimana zat-zat tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian dikristalisasi kembali. Teknik pemisahan dengan rekristalisasi ini berdasarkan titik beku komponen. Dan perbedaan itu harus cukup besar dan sebaliknya komponen yang akan dipisahkan berwujud padat dan yang lain cair pada suhu kamar, rekristalisasi dapat dilakukan dengan cara melarutkan cuplikan kedalam pelarut yang sesuai (Suhardjo,2002). 5. Kromatografi Merupakan salah satu teknik pemisahan dan pemurnian campuran yang bersifat kondensional. Kromatografi yaitu teknik pemisahan campuran dalam berbagai wujud baik padat, cair ataupun gas. Metode kromatografi didasarkan pada perbedaan distribusi molekul-molekul komponen dintara dua fase (fase gerak dan fase diam) yang kepolarannya berbeda. Jika komponen campuran (missal A,B dan C) dialirkan dalam suatu pelarut melalui padatan tertentu, maka A, B dan C akan bergerak dengan kecepatan berbeda, karena daya serap padatan itu terhadap komponen tidak sama cairan atau pelarut yang membawa komponen bergerak disebut eluen atau fase gerak. Sedangkan padatan yang menyerap komponen disebut adsorben atau fase tetap.

7

6. Kristalisasi Merupakan proses pemisahan bahan padat berbentuk Kristal dari sutu larutan dengan cara menguapkan pelarutnya. Pada kristalisasi larutan pekat dari suatu larutan pekat dari larutan pekat didinginkan sehingga zat pelarutnya Kristal, hal ini terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan. Kristalisasi juga dapat terjadi perpindahan massa dari suatu zat terlarut (solute) dari cairan larut ke fase Kristal padat. Karakter proses kristalisasi ditentukan oleh termodinamika maka faktor kinetik yang bisa membuat proses ini sangat bervariasi dan sulit untuk

dikontrol.

Faktor-faktor

seperti

ini

tingkat

kemurnian,

metode

pengemburan, desain wadah dan profil pendinginan bisa berpengaruh besar terhadap ukuran, jumlah dan bentuk Kristal yang dihasilkan (Suhardjo, 2002). Begitu banyak manfaat dari berbagai macam metode pemisahan dalam kehidupan sehari-hari. Dari hal-hal yang sederhana seperti pengkristalan garam dari air laut yang dijemur dibawah terik matahari hingga dari hal-hal yang lebih spesifik, seperti perusahaan air minum, memperoleh air jernih, dari air sungai melalui penyaringan pasir dan arang, air murni untuk keperluan laboratorium atau farmasi yang diperoleh melalui teknik pemisahan Distilasi. Untuk memisahkan minyak bumi dari komponen-komponennya seperti elpiji, bensin, minyak tanah dilakukan melalui teknik pemisahan Distilasi betingkat. Logam alumunium dipisahkan dari bauksit melalui teknik pemisahan elektrolisis. Itulah beberapa contoh teknik pemisahan yang berguna untuk memperoleh materi yang lebih murni. Melalui teknik pemisahan ternyata menghasilkan materimateri yang lebih penting dan bahkan bisa lebih mahal lagi nilainya (Sumar Hendayana,2010). Pada saat ini efisiensi merupakan faktor penting dalam pemisahan. Pemisahan harus seefisien mungkin, faktor selanjutnya adalah waktu. Bagaimana mendapatkan hasil pemisahan yang efisien dalam waktu garis yang cepat. Faktor-

8

faktor yang mempengaruhi kelarutan endapan, suhu, PH, efek garam, kompleksasi, derajat super saturasi dan sifat pelarut (Husein H, Bahti, 1998).

9

BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat — Beker gelas 100 ml — Sendok spatula — Corong pisah — Corong kaca — Tabung reaksi — Cawan penguap — Batang pengaduk — Hot plate — Gunting — Pipet tetes — Martil dan allu — Botol penyemprot 3.1.2 Bahan — Lap kain — Tissue — Kertas saring — Garam dapur — Kapur tulis — Pasir — Naftalena — Minyak goring — Norit — Sirup orange

9

10

— Akuades

3.2 Prosedur percobaan 3.2.1 Proses Dekantasi — Dimasukkan 1 sendok pasir kedalam gelas kimia yang berisi 50 ml aquades — Diaduk lalu didiamkan kemudian diamati — Setelah pasir menguap dituangkan fase cairnya 3.2.2 Proses filtrasi — Dihaluskan 1 sendok kapur tulis — Dimasukkan kapur tulis kedalam gelas kimia yang berisi 50 ml aquades, diaduk — Disaring dengan menggunakan kertas saring dan corong kaca, kemudian diamati 3.2.3 Proses Adsorpsi — Dimasukkan 1 sendok norit yang telah dihaluskan kedalam kertas saring kemudian diletakkan didalam corong kaca — Dituangkan sirup orange kedalam gelas kimia melalui corong kaca — Diamati warna filtratnya 3.2.4 Proses Kristalisasi — Dilarutkan 1 sendok garam kedalam 10 ml aquades — Diuapkan sehingga volumenya menjadi setengah — Didinginkan, diamati 3.2.5 Proses Sublimasi — Dimasukkan 2 gram naftalena dan garam kedalam cawan petri — Ditutup cawan petri dengan kertas saring yang dilubangi kecil-kecil — Ditutup lagi dengan corong kaca dengan posisi terbalik dan lehernya disumbat, diamati

11

3.2.6 Proses Ekstraksi — Dimasukkan air dan minyak kedalam corong pisah — Dikocok — Dipisahkan lapisan bawah dengan cara membuka kran corong pisah — Diamati

12

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan NO

1

Perlakuan

Pengamatan

Dekantasi - Dimasukkan 1 sendok pasir - Air dan pasir tidak tercampur kedalam gelas kimia yang berisi 50 ml

(larutan heterogen) - Air dan pasir terpisah

- Diaduk

lalu

didiamkan,

kemudian diamati - Dituang fase cairnya setelah pasir mengendap 2

Filtrasi - Dihaluskan 1 sendok kapur tulis - Dimasukkan kapur tulis kedalam

- Air dan kapur tulis bercampur (larutan homogen)

gelas kimia yang berisi 50 ml - Kapur tulis mengendap dikertas aquades, diaduk

saring dan air (filtrat) keruh

- Disaring dengan kertas saring dan corong kaca, kemudian diamati 3

Adsorpsi

-

- Dimasukkan 1 sendok norit - Warna yang telah dihaluskan kedalam kertas

saring,

sirup

berwarna

orange

terang

kemudian - Warna sirup menjadi pudar orange

diletakkan kedalam corong kaca - Dituangkan

sirup

orange

12

muda karena diserap norit

13

kedalam gelas kimia melalui corong kaca, diamati warna filtratnya 4

Kristalisasi - Dilarutkan

1

sendok

garam - Air dan garam homogen

kedalam 10 ml aquades - Diuapkan sehingga volumenya - Air menguap keatas dan tersisa menjadi setengah

Kristal garamnya

- Didinginkan, diamati 5

Sublimasi - Dimasukkan 2 gram naftalena dan garam kedalam cawan petri - Ditutup cawan petri dengan

- Naftalena mengalami penguapan sedangkan garam tidak karena titik

kertas saring yang dilubangi

didih

naftalena

lebih

kecil-kecil

sehingga naftalena menguap

rendah

- Ditutup lagi dengan corong kaca dengan

posisi

terbalik

dan

lehernya disumbat, diamati 6

Ekstraksi - Dimasukkan air dan minyak kedalam corong pisah

- Air

dan

minyak

tidak

dapat

tercampur

- Dikocok - Dipisahkan lapisan bawah

- Air dan minyak menyatu sebagian

- Diamati 4.2 Pembahasan Proses pemisahan campuran pasir dan air dilakukan dengan dekantasi. Pasir dilarutkan ke dalam air kemudian di biarkan hingga pasir mengendap karena massa jenis pasir lebih besar daripada massa jenis air. Setelah pasir mengendap dituang fase

14

cairnya. Karena pasir dan air tidak tercampur (heterogen) sehingga air dan pasirnya terpisah. Proses pemisahan kapur tulis dalam air dilakukan dengan filtrasi (penyaringan). Kapur tulis yang dihaluskan dilarutkan kedalam air dan campuran tampak keruh karena air dan kapur tulis bercampur (homogen). Kemudian campuran disaring dengan kertas sarin, kapur tulis tertahan pada kertas saring karena kapur memiliki ukuran partikel yang lebih besar daripada ukuran pori-pori kertas saring. Proses penyaringan sirup dengan kertas saring yang telah diberi norit diatasnya corong kaca dengan menggunakan teknik adsorpsi (penyerapan) menghasilkan warna yang lebih muda dari sirup sebelumnya, karena zat warna diserap oleh norit yang berperan sebagai absorben menyerap zat-zat kotor didalam sirup tersebut. Proses penguapan air garam dengan cara kristalisasi ketika air garam dilarutkan kedalam air aquades, air dan garam tercampur (homogen). Setelah itu larutan garam dipanaskan atau dipanaskan diatas hotplate sehingga volumenya menjadi setengah setelah itu didinginkan sehingga Kristal garamnya saja yang tersisa karena airnya menguap karena proses padat ke gas yang terjadi. Proses pemurnian naftalena dilakukan dengan sublimasi. Naftalena yang tercemar oleh garam pada cawan penguap ditutup oleh kertas saring yang telah dilubangi kecil-kecil kemudian ditutup lagi dengan corong kaca dengan posisi terbalik dan lehernya di sumbat oleh tissue. Kemudian diuapkan hingga naftalena berubah menjadi gas dan dari wujud gas langsung kepadat pada pendinginan tidak menjadi cairan dahulu. Naftalena mengalami penguapan sedangkan garam tidak karena titik didih naftalena lebih rendah daripada garam sehingga naftalena menguap dan ketika tutupnya dibuka, naftalena berbentuk Kristal-kristal yang menempel pada kertas saring tersebut sedangkan garam masih berada tetap pada cawan petri. Proses pemurnian minyak goreng dilakukan dengan teknik ekstraksi, air dan minyak goreng dimasukkan kedalam corong pisah dan terbentuk dua fase karena air dan minyak goreng merupakan larutan yang tidak saling melarutkan. Air bersifat

15

polar dan minyak goreng bersifat non polar. Setelah itu dikocok hingga minyak goreng larut dalam air dalam bentuk gelembung-gelembungkecil kemudian kran corong pisah dibuka untuk mengeluarkan air yang mengandung zat pengotor air dan minyak goreng tidak bercampur karena massa jenisnya dan sifat kepolarannya berbeda. Sehingga terdapat prinsip like dissolves like yaitu sebuah prinsip kelarutan dimana suatu zat hanya akan larut pada pelarut yang sesuai. Zat yang bersifat polar akan larut pada pelarut polar. Dekantasi adalah proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan mengendapkan zat lain, didasarkan pada massa jenis yang leih besar akan berada pada lapisan bagian bawah. Contohnya campuran pasir dan air. Filtrasi atau penyaringan adalah proses pemisahan yang didasarkan pada perbedaan ukuran partikel, contohnya penyaringan suspense kapur dalam air . Rekristalisasi adalah proses keseluruhan melarutkan zat terlarut dan mengkristalkannya kembali contohnya adalah pemurnian garam dapur. Adsorpsi adalah proses pemisahan suatu zat dengan menggunakan teknik penyerapan, contohnya sirup yang disaring menggunakan norit. Sublimasi adalah proses pemisahan dan pemurnian zat yang dapat menyublim dari suatu partikel atau zat yang bercampur contohnya adalah pemisahan naftalena dari campurannya dengan garam. Ekstraksi adalah proses pemurnian zat bercampur dengan menggunakan sifat kepolaran suatu zat yang menggunakan corong pisah. Contohnya adalah minyak goreng dari campurannya. Adapun fungsi alat yang digunakan adalah : — Gelas kimia digunakan untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, menampung zat kimia. — Corong digunakan untuk menolong pada saat mengisikan cairan kedalam suatu wadah dengan mulut sempit. — Tabung reaksi digunakan untuk mereaksikan zat-zat kimia

16

— Rak tabung digunakan sebagai tempat meletakkan tabung reaksi — Erlenmeyer digunakan untuk tempat zat yang akan dititrasi — Hotplate digunakan untuk memanasi — Pipet tetes digunakan untuk mengambil bahan berbentuk larutan dalam jumlah yang kecil. — Cawan penguap digunakan untuk mereaksikan zat dalam suhu tinggi atau menganalisis suatu zat — Corong pisah digunakan untuk memisahkan dua fase yang tidak campur sesuai dengan berat jenis — Sendok digunakan untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam percobaan — Batang pengaduk digunakan untuk menghomogenkan cairan didalam gelas kimia — Gunting digunakan untuk memotong kertas saring Adapun fungsi bahannya yaitu : kertas saring untuk menyaring, perlakuannya dalam filtrasi untuk menyaring kapur tulis yang telah tercampur dengan aquades, absorpsi untuk menyaring norit yang kemudian dituangkan sirup orange, sublimasi menyaring naftalena dan garam. Pasir digunakan proses dekantasi. Aqaudes digunakan untuk bahan campuran melarutkan zat-zaat kimia dalam percobaan perlakuan dalam proses dekantasi, filtrasi, kristalisasi. Sirup digunakan untuk proses absorpsi. Garam digunakan untuk proses kristalisasi. Minyak digunakan untuk proses ekstraksi. Naftalena digunakan untuk proses sublimasi. Tissue digunakan untuk membersihkan alat-alat yang telah digunakan. Kapur tulis digunakan dalam proses filtrasi. Air digunakan untuk mencuci ala-alat yang telah digunakan.

17

O O

H2C

C

(CH2)7

O CH

O

C

(CH2)7

O CH2

O

C

H

H

C

C

H

H

C

C

H (CH2)7

(CH2)7 CH3

(CH2)7 CH3

H

C

C

(CH2)7 CH3

Minyak Goreng

Adapun, rumus struktur dari naftalena (C10H8) yaitu : H

H

C H

H

C C

C

C

C

H

C

C C

H

H

C

H

Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat yang telah tercampur atau bercampur untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau tercampur Faktor kesalahan dalam proses filtrasi kertas saring yang digunakan kurang lebar sehingga hasil filtratnya keruh yang seharusnya airnya jernih.

18

BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan — Pemisahan dan pemurnian dapat dilakukan melalui metode atau berbagai teknik seperti dekantasi, filtrasi, adsorbsi, kristalisasi, absorpsi, sublimasi, ekstraksi, kromatografi dan lain sebagainya — Prinsip-prinsip pada pemisahan dan pemurnian untuk memisahkan antara dua zat atau lebih yang saling bercampur mendapatkan suatu zat murni dari suatu zat yang telah tercemar. — Dua zat atau lebih dapat disatukan hingga dapat terbentuk larutan, suspensi dan koloid. Larutan adalah suatu campuran yang bersifat homogen antara zat terlarut (solute) dan pelarut (solven), sehingga larutan tidak dapat dibedakan walaupun dengan mikroskop ultra sekalipun karena masih bersifat satu fase. Suspensi adalah campuran dari dua zat atu lebih dan yang bersifat heterogen, tidak kontinue dan termasuk dalam dua fase, sehingga suspensi dapat dipsahkan dengan penyaringan. Koloid adalah campuran heterogen yang ukuran partikelnya terletak di antara larutan dan suspensi.

5.2 Saran Dalam suatu percobaan seharusnya percobaan tekniknya diperbanyak seperti rekristalisasi, Destilasi, elektroforesis, kromatografi dan sebagainya.

18

19

DAFTAR PUSTAKA Hendayana, Sumar. 2006. Kimia Pemisah. Bandung : PT- remaja radakarya . Suhardjo. 2002. Kimia Fisika. Jakarta : Rineka Cipta. Syukuri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung : ITB. Widey, John. 1997. Molekul. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti. Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisika. Yogyakarta : Andi Offset.

More Documents from "billy jordi"