LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA DIAGNOSA HEMAROID EXTERNA
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah I Disusun Oleh : Kelompok 3
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Milawati Nurul Magfirah Supu Sry Wahyuni Reski Amelia Ainun Amalia Suhri Andi Adam Angga Maulana
JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Samata, 28 Oktober 2018
Penyusun
DAFTAR ISI Kata Pengantar ............................................................................................. Daftar Isi ....................................................................................................... Bab I : Pendahuluan a. Latar Belakang .................................................................................. b. Rumusan Masalah ............................................................................ c. Tujuan .............................................................................................. Bab II : Tinjauan Pustaka a. Definisi ............................................................................................. b. Etiologi ............................................................................................. c. Patofisiologi ..................................................................................... d. Manifestasi klinis ............................................................................. e. Penatalaksanaan ............................................................................... f. Pemeriksaan penunjang .................................................................... Bab III : Asuhan Keperawatan ..................................................................... Bab IV : Penutup a. Kesimpulan ...................................................................................... b. Saran ................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Hemoroid dikenal di masyarakat sebagai penyakit wasir atau ambeien merupakan penyakit yang sering dijumpai dan telah ada sejak jaman dahulu. Namun masih banyak masyarakat yang belum mengerti bahkan tidak tahu mengenai gejala-gejala yang timbul dari penyakit ini. Banyak orang awam tidak mengerti daerah anorektal (anus dan rektum) dan penyakitpenyakit umum yang berhubungan dengannya. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan dimana limbah berupa tinja keluar dari dalam tubuh. Sedangkan rektum merupakan bagian dari saluran pencernaan di atas anus, dimana tinja disimpan sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui anus. Sepuluh juta orang di Amerika dilaporkan menderita hemoroid dengan prevalensi lebih dari 4 % (Probosuseno, 2009). Penelitian menunjukkan bahwa ada 1,5 juta resep untuk penyakit hemoroid setiap tahunnya dan disebutkan pula bahwa dari tahun ke tahun, jumlah penderita hemoroid yang menjalani rawat inap di rumah sakit semakin berkurang. Berdasarkan statistik, jumlah tindakan hemoroidektomi menurun. Pada tahun 1974 merupakan puncak dimana hemoroidektomi dilakukan pada sebanyak 117 per 100.000 orang. Angka itu menurun 13 tahun kemudian (1987) yaitu menjadi 37 per 100.000 orang. Hemoroid dapat menyerang pada laki-laki maupun perempuan. Di sisi lain, resiko hemoroid justru meningkat seiring bertambahnya usia. Usia puncak adalah 45-65 tahun (Probosuseno, 2009). Probosuseno juga menjelaskan, semua orang dapat terkena wasir. Namun yang paling sering adalah multipara (pernah melahirkan anak lebih dari sekali). Insidensinya sekitar 5-35 % dari masyarakat umum dan terutama yang berusia lebih dari 25 tahun, dan jarang terjadi di bawah usia 20 tahun kecuali wanita hamil. Wasir (hemorrhoid) pada ibu hamil umumnya terjadi akibat tekanan mendesak dari pertumbuhan janin pada vena hemorrhoid.
Perlu diketahui bahwa ibu hamil sangat rentan menderita wasir karena meningkatnya kadar hormon seks wanita, yang melemahkan dinding vena di bagian anus. Banyak ibu hamil yang menderita wasir setelah 6 bulan usia kehamilan karena adanya peningkatan tekanan vena dalam area panggul. Beberapa wanita juga mengalami wasir selama persalinan akibat tekanan bayi yang kuat. Komplikasi setelah melahirkan juga memicu terjadinya wasir (Probosuseno, 2009). Hemoroid merupakan penyakit daerah anus yang cukup banyak ditemukan pada praktek dokter sehari- hari. Di RSCM selama 2 tahun dari 414 kali pemeriksaan kolonoskopi didapatkan 108 (26,09%) kasus hemoroid. Hemoroid memiliki sinonim piles, ambeien, wasir atau southern pole disease dalam istilah di masyarakat umum. Keluhan penyakit ini antara lain: rasa sakit dan sulit saat buang air besar, dubur terasa panas, serta adanya benjolan di dubur, perdarahan melalui dubur dan lain-lain. Sejak dulu hemoroid hanya diobati oleh dukun-dukun wasir dan dokter bedah, akan tetapi akhir-akhir ini karena kasusnya makin banyak semua dokter diperbolehkan menangani hemoroid. Hemoroid memiliki faktor resiko cukup banyak, diantaranya adalah: kurang mobilisasi, lebih banyak tidur, konstipasi, cara buang air besar yang tidak benar, kurang minum air, kurang makanan berserat (sayur dan buah), faktor genetika/ keturunan, kehamilan, penyakit yang meningkatkan tekanan intraabdomen (tumor abdomen, tumor usus), serosis hati. Penatalaksanaan hemoroid dibagi atas penatalaksanaan secara medik dan secara bedah tergantung dari derajatnya.(Aru, W. 2006). Menurut Dr. Sutanto Gandakusuma, Ahli Bedah Rumah Sakit (RS) Husada, Jakarta, hampir 70 persen manusia dewasa mempunyai wasir, baik wasir dalam, wasir luar maupun keduanya. Namun tidak semua penderita wasir ini memerlukan pengobatan. Hanya sebagian kecil saja yang memerlukan pertolongan medis, yakni mereka yang mengeluhkan pendarahan, adanya tonjolan dan gatal-gatal ( Aru W, 2006 ). Dari pengamatan diatas saya mencoba untuk mengulas mengenai penyakit hemoroid dan asuhan keperawatannya
1.1 Rumusan Masalah A. Apa definisi Hemaroid ? B. Apa etiologi Hemaroid ? C. Bagaimana patofisiologi Hemaroid ? D. Apa manifestasi klinis Hemaroid ? E. Bagaimana Penatalaksanaan dari Hemaroid ? F. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari Hemaroid ? G.
Bagaimana memberikan Asuhan Keperawatan terhadap pasien
Hemaroid ?
1.2 ujuan a. Untuk mengetahui Apa definisi Hemaroid b. Untuk mengtahui Apa etiologi Hemaroid c. Untuk mengetahui Bagaimana patofisiologi Hemaroid d. Untuk mengetahui Apa manifestasi klinis Hemaroid e. Untuk mengetahui Bagaimana Penatalaksanaan dari Hemaroid f. Untuk mengetahui dokumentasi dari pasien Hemoroid g. Bagaimana memberikan Asuhan Keperawatan terhadap pasien
BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT
A. Definisi
Hemoroid adalah pelebaran vena (varises) dari plekus venosis hemoroidalis yang ditemukan pada anal kanal (Diyono & Sri Mulyati, 2013). Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena (Smeltzer dan Bare, 2002). Jadi, hemoroid adalah terjadinya distensi atau pelebaran pada pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari plexus hemoroidalis. B.
Etiologi Menurut Smeltzer dan Bare (2002) dan Mansjoer (2008), etiologi dari hemoroid adalah : 1. Faktor predisposisi : a. Herediter atau keturunan Dalam hal ini yang menurun dalah kelemahan dinding pembuluh darah, dan bukan hemoroidnya.
b. Anatomi Vena di daerah masentrorium tidak mempunyai katup. Sehingga darah mudah kembali menyebabkan bertambahnya tekanan di pleksus hemoroidalis. c. Makanan misalnya, kurang makan-makanan berserat d. Pekerjaan seperti mengangkat beban terlalu berat e. Psikis 2. Faktor presipitasi : a. Faktor mekanis (kelainan sirkulasi parsial dan peningkatan tekanan intra abdominal) misalnya, mengedan pada waktu defekasi. b. Fisiologis c. Radang d. Konstipasi menahun e. Kehamilan f. Usia tua g. Diare kronik h. Pembesaran prostat i. Fibroid uteri j. Penyakit hati kronis yang disertai hipertensi portal C. Patofisiologi Hemoroid disebabkan akibat bendungan didalam vena pada plexus hemoroidalis yang disebabkan oleh faktor penyebab dan pencetus seperti : kongesti vena pleksus hemoroidalis, tekanan abdomen yang berlebihan (konstipasi, sering mengedan, kehamilan) duduk terlalu lama, tumor rektur, obesitas, hubungan seksualitas melalui anus, tidak adanya katup secara struktural didalam vena-vena hemoroidalis. Sehingga drainage dari daerah anorektal terganggu akibat peningkatan tekanan intra abdomen juga akan meningkatkan tekanan pada vena hemoroidalis yang menimbulkan varices yang berisiko pecah dan menimbulkan perdarahan pasien akan mengeluh keluar darah dari anus, kadang-kadang disertai nyeri dan prolaps yang paling
berat kadang-kadang mengeluh sangat nyeri karena sudah terjadi trombus dan strangulasi.
D. Manifestasi Klinik
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri, dan sering menyebabkan
berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid
eksternal dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis. Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis. Hemoroid internal tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini membesar dan menimbulkan perdarahan atau prolaps (Smeltzer dan Bare, 2002). E. Klasifikasi Hemoroid dapat diklasifikasikan atas hemoroid eksterna dan interna. 1) Hemoroid interna Hemorid interna adalah pleksus vena hemoroidalis superior diatas garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa (Sjamsuhidajat dan Jong,2005). Hemoroid interna dibagi lagi menjadi empat tingkat: a. Tingkat I: hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri sewaktu defekasi. Tidak terdapat prolapdan pada pemeriksaan terlihat menonjol dalam lumen. b. Tingkat II: hemoroid menonjol melalui kanal analis pada saat mengejan ringan tetapi dapat masuk secara spontan c. Tingkat III: hemoroid akan menonjol saat mengejan dan harus di dorong kembali sesudah defekasi d. Tingkat IV: hemoroid menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat di dorong masuk kembali 2) Hemoroid eksterna Hemoroid eksterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan hemoroid interna. Tapi hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu: a.
Akut Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya hematom, walaupun disebut sebagai trombus ekterna akut.
Tanda-tanda yang sering timbul adalah sering rasa sakit dan nyeri serta rasa gatal pada daerah hemoroid. Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung-ujung saraf kulit merupakan reseptor rasa sakit. b.
Kronik Hemoroid ekterna kronik atau “skin tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih dari kulit anus yang berupa jaringan penyambung sedikit pembuluh darah.
F.
Penatalaksanaan Penatalaksanaan hemoroid terdiri dari penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan bedah. 1. Penatalaksanaan Medis Ditujukan untuk hemoroid interna derajat I sampai III atau semua derajat hemoroid yang ada kontraindikasi operasi atau klien yang menolak operasi. a)
Non-farmakologis Bertujuan untuk mencegah perburukan penyakit dengan cara
memperbaiki defekasi. Pelaksanaan berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola makan dan minum, perbaikan pola/cara defekasi. Perbaikan defekasi disebut Bowel Management Program (BMP) yang terdiri atas diet, cairan, serat tambahan, pelicin feses, dan perubahan perilaku defekasi (defekasi dalam posisi jongkok/squatting). Selain itu, lakukan tindakan kebersihan lokal dengan cara merendam anus dalam air selama 10-15 menit, 2-4 kali sehari. Dengan perendaman ini, eksudat/sisa tinja yang lengket dapat dibersihkan. Eksudat/sisa tinja yang lengket dapat menimbulkan iritasi dan rasa gatal bila dibiarkan.
b)
Farmakologi Bertujuan
memperbaiki
defekasi
dan
meredakan
atau
menghilangkan keluhan dan gejala. Obat-obat farmakologis hemoroid dapat dibagi atas empat macam, yaitu: a. Obat yang memperbaiki defekasi. Terdapat dua macam obat yaitu suplement serat (fiber suplement) dan pelicin tinja (stool softener). Suplemen serat komersial yang yang banyak dipakai antara lain psylium atau isphaluga Husk (ex.: Vegeta, Mulax, Metamucil, Mucofalk) yang berasal dari kulit biji plantago ovate yang dikeringkan dan digiling menjadi bubuk. Obat ini bekerja dengan cara membesarkan volume tinja dan meningkatkan peristaltik usus. Efek samping antara lain ketut dan kembung. Obat kedua adalah laxant atau pencahar (ex.: laxadine, dulcolax, dll). b. Obat simptomatik Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri, atau kerusakan kulit di daerah anus. Jenis sediaan misalnya Anusol, Boraginol N/S dan Faktu. Sediaan yang mengandung kortikosteroid digunakan untuk mengurangi radang daerah hemoroid atau anus. Contoh obat misalnya Ultraproct, Anusol HC, Scheriproct. c. Obat penghenti perdarahan Perdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya vena hemoroid yang dindingnya tipis. Psyllium, citrus bioflavanoida yang berasal dari jeruk lemon dan paprika berfungsi memperbaiki permeabilitas dinding pembuluh darah. d. Obat penyembuh dan pencegah serangan Menggunakan Ardium 500 mg dan plasebo 3×2 tablet selama 4 hari, lalu 2×2 tablet selama 3 hari. Pengobatan ini dapat memberikan perbaikan terhadap gejala inflamasi, kongesti, edema, dan prolaps.
e. Minimal Invasif Bertujuan untuk menghentikan atau memperlambat perburukan penyakit dengan tindakan-tindakan pengobatan yang tidak terlalu invasif antara lain skleroterapi hemoroid atau ligasi hemoroid atau terapi laser. Dilakukan jika pengobatan farmakologis dan non-farmakologis tidak berhasil. 2. Penatalaksanaan Tindakan Operatif Ada 2 prinsip dalam melakukan operasi hemoroid : a) Pengangkatan pleksus dan mukosa. b) Pengangkatan pleksus tanpa mukosa Teknik pengangkatan dapat dilakukan menurut 3 metode : a) Metode Langen-beck (eksisi atau jahitan primer radier) Dimana semua sayatan ditempat keluar varises harus sejajar dengan sumbu memanjang dari rectum. b) Metode White head (eksis atau jahitan primer longitudinal) Sayatan dilakukan sirkuler, sedikit jauh dari varises yang menonjol. c) Metode Morgan-Milligan Semua primary piles diangkat. 3. Penatalaksanaan Tindakan non-operatif Dilakukan pada hemoroid derajat I dan II a) Diet tinggi serat untukmelancarkan buang air besar b) Mempergunakan obat-obat flebodinamik dan sklerotik. c) Rubber band ligation yaitu mengikat hemoroid dengan karet elastis kira-kira 1 minggu.
G. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur). Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum. a. Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau rectoscopy. Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam
posisi
litotomi. Anoskop dan penyumbatnya
dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus diperhatikan. b. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Feses harus diperiksa terhadap adanya darah samar. b.
Rontgen (colon inloop) dan/atau kolonoskopi.
c.
Pemeriksaan darah, urin, feses sebagai pemeriksaan penunjang.
BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN HEMOROID
PENGKAJIAN: I. IDENTITAS DIRI KLIEN DAN PENANGGUNG JAWAB Nama Klien
: Tn. X
Tanggal Masuk RS
: 20 mei 2017
Umur
: 36 Tahun
Diagnosa Medis
: Anemia
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Sumber Informasi
: perawat ,dokter
Alamat
: Romangpolong
Tanggal Pengkajian
: 20-06-17
Status Perkawinan
: menikah
Ruang
: Mawar
Agama
: Islam
Keluarga dekat yang dapat segera dihubungi : istri Nama
: magdalena
Suku
: Bugis
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: buruh
Pekerjaan
: IRT
Alamat
: Romangpolong
Telp
: 0821 9401 1411
II. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG Alasan Masuk RS : Klien mengeluh jika BAB ada penonjolan masa yang keluar di anus, kejadian ini sudah 5 Hari yang lalu. Klien diantar oleh keluarga dan masuk ke rumah sakit di UGD tanggal 08 mei 2017. Keluhan Utama Saat dikaji : mengeluh nyeri di bagian anus -
Riwayat keluhan utama ( dibuat secara naratif dan menggambarkan keluhan utama): Klien mengeluh nyeri dibagian anus, disebabkan karena adanya penonjolan masa dianus. Nyeri datang saat BAB dan juga mendadak, skala nyerinya 7 dari 110 dan nyeri sedang, nyeri seperti ditusuk-tusuk duri, kira-kira lamanya nyeri 510 menit, untuk penjalarannya nyeri dibagian abdomen kuadran bawah.
-
Keluhan tambahan ; adanya penonjolan masa di anus, adanya darah saat BAB dan feces ukurannya kecil serta berwarna hitam.
Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasinya baik oleh sendiri maupun bantuan oleh orang lain : Jika nyeri klien menyesuaikan posisi senyaman mungkin dengan tidur miring tanpa menekan daerah yang nyeri.
III. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU Riwayat Imunisasi
: ada ( polio)
Riwayat Alergi
:tidak ada
Kebiasaan
:menahan BAB dan mengedan
Penyakit yang pernah diderita
: Hematokezia,
Pernah masuk di RS
: RS. Awal Bros
Obat-obatan yang pernah digunakan
: tidak terkaji
Riwayat Kecelakaan
: tidak ada
Tindakan ( Operasi )
: tidak ada
IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA Penyakit yang pernah diderita : Orang Tua
: anemia
Saudara kandung
: anemia
Anggota keluarga lain
:-
Penyakit yang sedang diderita Orang tua
:-
Saudara kandung
: anemia
Anggota keluarga lain
: anak anemia
Riwayat penyakit genetic/keturunan/herediter
: anemia
Genogram:
V. KEBUTUHAN DASAR / ADL NO
1
KEGIATAN
DIRUMAH SAKIT
NUTRISI BB : Kg
60 Kg
60 kg
TB : Cm
168 cm
168 cm
Frekuensi makan
2x
3 kali sehari
Jenis makanan
nasi
bubur
Makanan yang disukai
semua jenis
tidak ada
Makanan yang tidak disukai
tidak ada
Tidak ada
Makanan pantangan:
ayam kampung
Makanan berminyak
Nafsu makan
menurun
baik
Rasa mual / muntah
ada
ada
Kebutuhan kalori
Tidak tercukupi
Tercukupi
Jenis diet
-
Intake cairan / minum
NO
2
DIRUMAH
KEGIATAN
ELIMINASI BAB
-
2100 cc/hari
DIRUMAH
1800 cc/hari
DIRUMAH SAKIT
Frekuensi
Sulit BAB
1 kali sehari
Waktu
pagi
pagi
Penggunaan Pencahar
Tidak ada
Tidak ada
Warna
Bercampur darah
hitam
Konsistensi/Diare
berbentuk
Semi lunak
Kolostomi / ilieostomi
Tidak ada
Tidak ada
Darah / Lendir
ada
ada
Frekuensi
4 kali sehari/ 200 ml.
4 kali sehari
Warna
Kuning
Kuni
Bau
amoniak
Amoniak
Incontinensia
ada
ada
Hematuria
tidak ada
Tidak ada
Infeksi
tidak ada
Tidak ada
Cateter
ada
ada
Urine Out Put
800 cc
1125 cc
malam
Pagi, siang, sore
BAK
3
POLA ISTIRAHAT / TIDUR Waktu Tidur
malam. Lama Tidur
5 jam
Kebiasaan tidur
Tidak ada
7 jam Tidak ada Tidak ada
Kebiasaan saat tidur
Tidak ada
Pusing
Kesulitan dalam tidur
Tidak ada
Siang: sering tidur
Jam tidur ( siang/ malam ) :
Tidak ada
Malam :20:00
NO
4
5
KEGIATAN
DIRUMAH
DIRUMAH SAKIT
PERSONAL HYGIENE Mandi
2 kali sehari
1 kali sehari
Gosok gigi
2 kali sehari
2 kali sehari
Cuci rambut
2 hari sekali
Tidak ada
Ganti pakaian
Setiap hari
1 kali sehari
Kegiatan waktu luang
Buruh
Istirahat
Olah raga/ jenis
istirahat
istirahat
Frekuensi latihan
-
istirahat
POLA AKTIFITAS DAN LATIHAN Kegiatan dalam pekerjaan
Kesulitan/ keluhan dalam hal : -
Pergerakan tubuh
-
Mengenakan pakaian
-
Mandi
-
Tidak ada
Tidak ada ada Tidak ada
-
Mengedan saat BAB
-
Mudah merasa lelah
-
Sesak nafas saat aktivitas
Tidak ada
ada
ada
ada
ada
ada
tidak ada
ada tidak ada
VI. PEMERIKASAAN FISIK:
KEPALA
MATA
Rambut Warna
: hitam
Bentuk
: simetris
Kualitas /distribusi
: merata
Ketajaman Penglihatan
: baik
Kondisi kulit Kepala : kering Bengkak/memar/ Bentuk
: tidak ada : bulat simetris
Pusing / sakit kepala : tidak ada Alopesia Benjolan / masa
: tidak ada : tidak ada
Daya akomodasi
:-
Reaksi Pupil
: isokor
Konjungtifa
; anemis
Sclera
: tidak Ikterik
Pergerakan bola mata
: lambat
Edema Palpebra
: tidak ada
Penggunaan alat bantu
: tidak ada
Adanya lesie
: tidak ada
HIDUNG Keluaran / sekret Lecet /Lesi
: produktif : tidak ada
BIBIR / MULUT Bentuk
Concha nasal
: tidak ada kelainan
Lesi / lecet
Septum
: tidak ada kelainan
Membran mukosa
Edema /polip
: tidak ada
Warna bibir
Reaksi alergi Fungsi penghindu Epistaksis
: tidak ada : tidak ada kel;ainan : tidak ada
Pernafasan cuping hidung : tidak ada
: simetris : tidak ada :kering : biru sianosis
Kelengkapan gigi / Penggunaan gigi palsu : gigi tidak lengkap Caries : ada Edema pada gusi : tidak ada Pembesaran tonsil Stomatitis Kesulitan menelan Lidah
: tidak ada : tidak ada : ada : ada bintik putih
TELINGA/PENDENGARAN
LEHER
Bentuk
:simetris
Kulit
:kering
Lesi /Lecet
: tidak ada
ROM
: 4,3,4,4
Keluaran ( cerumen/cairan) : produktif
Kelenjar Getah Bening : tidak ada pembesaran
Fungsi Pendengaran :
Kelenjar Tiroid
: tidak membengkak
Trachea
:tidak ada kelainan
-
hasil test weber : negatif
-
Test Rine : negatif
-
Test Swabach: negatif
-
Test bisik :negatif
Fungsi Keseimbangan: baik
SIRKULASI
PERNAPASAN
Distensi vena jugularis : tidak adaa
Suara Paru
: vesikuler
Suara jantung
Pola nafas
: reguler
: S1, S2
Suara jantung tambahan : tidak ada
Bentuk dada
Nyeri dada
: tidak ada
Sputum
: tidak ada
Edema
:tidak ada
Nyeri dada
: tidak ada
Clubbing
:tidak ada
Batuk /haemaptoe
: tidak ada
Rasa pusing
: tidak ada
Pengembangan dada
: optimal
Capileri Refile
: < 2 detik
Frekuensi
: 20 x/menit
Irama pernapasan
: reguler
Rasa kesemutan
: ada di tangan
: simetris
Perubahan frekuensi/ jumlah urine: tidak ada
Hasil Rontgen
Varises
Pernapasan cuping hidung: tidak ada
: ada di daerah anal kanal
/ vena hemoridialis Tanda cianosis
Riwayat merokok : ada / mukosa bibir
pucat, Tanda anemia
: konjungtifa anemis
Dispnea : tidak ada
: tidak terdapat kelainan
: tidak ada
Tanda plebitis
: tidak ada
Akral dingin
: dingin
MUSKULOKETEL
KULIT
Nyeri
:tidak ada.
Warna
: coklat
Pola latihan gerak ( ROM ) : 4,3,4,4
Tugor
: elastis
Tonus otot
Texture
: kering
Deformitas /kelainan bentuk :tidak ada
Lesi luka
: tidak ada
Postur
Letak luka (gambarkan )
: kuat
: kifosis
ABDOMEN / PENCERNAAN
NEUROSENSORI
Bentuk
: simetris
Tingkat kesadaran
Bengkak / acites
: tidak ada
Nilai GCS
Gambaran pembuluh vena /spider naepi: tidak ada Ada massa/tidak
: tidak ada
: compos mentis : 15 ( E4V5M6)
Koordinasi /tremor
: tidak ada
Orientasi thdp wkt, tempat & orang : : tidak ada
disorientasi
Bising usus
; tidak ada
Pola tingkah laku
Nyeri tekan
: ada di kuadran
Refleks
bawah
: baik : baik
Kekuatan menggenggam : 5
Pembesaran hati/limpe
: tidak ada
Mual/ muntah
: tidak ada
Tanda murfhi
: tidak ada
Halitosis
: tidak ada
Hemoroid
: hemoroid externa
Pergerakan ekstremitas
:optimal
Riwayat kejang / epilepsy / perkinson: tidak ada Sakit kepala
: tidak ada.
Kejang
: tidak ada.
Fungsi saraf cranial ( 12 ) . : negatif Paralise/ parise
; tidak ada.
Tanda peningkatan TIK
: tidak ada
IMUNOLOGI
ENDOKRIN
Riwayat alergi : tidak ada
Rasa haus : tidak berlebih
Jenis alergen :
Rasa lapar : tidak berlebih
Reaksi alergi yang muncul :
Poli uri
: tidak ada
Ada riwayat luka sukar sembuh : tidak ada Riwayat pola diet tinggi gula: tidak ada Penurunan BB drastis : ada Riwayat penyakit keluarga ( gula ) :tidak ada
TANDA VITAL
PERKEMIHAN
Tekanan darah
: 110/60 mmHg
Kesulitan BAK : tidak ada
Pernapasan
: 20x/menit
Histenci
: tidak ada
Nadi
: 66 x/menit
Pembesaran blas : tidak ada
Irama Nadi
: reguler
Penggunaan diuretik : tidak ada
Kekuatan nadi
: lemah
Perubahan frequensi/pola BAB : ada
Suhu
: 36 oC
Retensi urin : tidak ada Keseimbangan intake output : tidak seimbang,
NYERI / KETIDAK NYAMANAN Gejala ( Subjektif ) Nyeri di anal kanal karena bejolan apalagi saat BAB Lokasi : Anus
intake 800 ml dan ouput 1125 ml
Frekuensi : Saat BAB dan mengedan Kualitas
: seperti ditusuk-tusuk duri
Durasi
: 5-10 menit
Penjalaran :ke bagian abdomen bagian bawah Faktor-faktor pencetus : adanya iritasi dan dilatasi vena Cara menghilangkan, factor-faktor yang berhubungan nyeri : mengatur posisi dan menghindari peneakan dubur Tanda ( Objektif ) Mengkerutkan muka: ada Memegang area yang sakit : ada Respon emosional ; ada Penyempitan focus : tidak ada
VII. INTEGRITAS EGO/ PSIKOLOGIS Gejala ( Subjektif) Faktor stress ; masalah Cara menangani stress : berdoa Masalah – masalah financial : ada Status hubungan :menikah Faktor – factor budaya : tidak ada Agama :islam Kegiatan keagamaan : beribadah/pengajian Gaya hidup :sederhana perubahan terakhir : sederhana
Perasaan – perasaan : ketidak berdayaan ; ada (merasa dirinya sudah tua) Keputusasaan : tidak ada Tanda ( Objektif ) Status emosional ( beri tanda cek untuk yang sesuai ) : Tenang :
X
Cemas :
Marah :
Menarik diri:
Takut :
Mudah tersinggung :
Tidak sabar :
Euforik : Respons – respons fisiologis yang terobservasi : bingung, disorientasi tempat
VIII. INTERAKSI SOSIAL Status perkawinan : menikah lama : 35 tahun Hidup dengan : anak dan menantu Masalah-masalah /stress : kehilangan keluarga Keluarga besar : dari 6 bersaudara, mempunyai 5 anak Orang pendukung lain : menantu dan cucu Peran dalam struktur keluarga : ayah dan kakek Masalah-masalah yang berhubungan dengan penyakit / kondisi : ada Perubahan bicara : ada Bantu komunikasi : ada Adanya laringektomi : tidak ada Bicara : Tidak dapat dimengerti ; tidak ada
Afasia : tidak ada
Pola bicara tak biasa/kerusakan : tidak ada Penggunaan alat Bantu bicara :tidak ada
Komunikasi verbal/non verbal dengan keluarga / orang terdekat lain: ada Pola interaksi keluarga (perilaku)
: baik
IX. TINGKAT PEMBELAJARAN/ PEMAHAMAN KONDISI KESEHATAN Bahasa dominan ( khusus ) : bugis Tingkat pendidikan : SMA Ketidakmampuan belajar ( khusus ) : ada Keterbatasan kognitif : Keyakinan kesehatan/yang dilakukan : jika berniat berbuat kebaikan, insya allah rasa sakitpun tak terasa. Orientasi specific terhadap perawatan kesehatan (spt,dampak dari agama/cultural yang dianut) : klien yakin akan sembuh Penggunaan alcohol (jumlah/frekuensi) : tidak ada Harapan pasien terhadap perawatan: agar cepat sembuh Pemeriksaan fisik lengkap terakhir : ada Pertimbangan Rencana Pulang Tanggal informasi didapatkan :
1.Tanggal pulang yang diantisipasi : 2.Sumber-sumber yang tersedia : orang : 3.Keuangan : 4.Perubahan-perubahan yang diantisipasi dalam situasi kehidupan setelah pulang : 5.Area yang mungkin membutuhkan perubahan / bantuan : Penyiapan makanan
:
Tranfortasi
:
Ambulasi
:
Obat/terapi IV
:
Bantuan perawatan diri (khusus) : Gambaran fisik rumah (khusus) : Bantuan merapihkan/pemeliharaan rumah : Fasilitas kehidupan selain rumah (khusus) :
X. DATA SPIRITUAL Agama / kepercayaan yang dianut : islam Kegiatan keagamaan yang dilakukan : di rumah beribadah, di RS , tidak ada Kesulitan yang diperoleh dalam melakukan ibadah selama sakit: lemas. Upaya mengatasi kesulitan beribadah: solat dengan berbaring.
XI DATA PENUNJANG LABORATORIUM (cantumkan nilai normal ) Tanggal 20 mei 2017
- Hemoglobin
: 5 g (N 12-14 g/dl)
- Hematocrit
: 16 % (37-43 %)
- Trombosit
: 347x103 (150.000-500.000/ml)
- Leukosit
: 11.857 sel/mm3 (5000-10.000/ml)
- Ureum
:47 (10-50 mg/dl)
- Kreatinin
: 1,3 ( 0,6-0,9 mg/dl)
- Glukosa sewaktu : 87 - SGOT
: 10
- SGPT
: 10
- MCV
:70
- PCV
:20%
- MCH
:21
- LED
:52 mm/jm
Pemeriksaan hemostasis ; - PT 15,4 (12-18) - Control PT 15,0 (12-18,9) - INR 1,03 - aPTT 30,8 (27-43 - control aPTT 34,3 (27-43) Pemeriksaan laboratorium darah / 23 mei 2013 - Hb 5 gr%dl - Hitung jenis 12.500 - HT 27 % PENGOBATAN
Obat injeksi -
Katerolax 3x1
-
Trans amin 3x500
-
Vitamin C 1x400
-
Vitamin K 3x1
PEMERIKSAAN LAIN- LAIN Rontgen dan EKG tidak didapat kelainan XII. RESUME/ KESIMPULAN TENTANG KONDISI KLIEN Pasien dengan Ny.S 45 tahun dirawat diruang mawar RSUD tangerang, keluhan utama adanya nyeri di daerah anus. Nyerinya diperkirakan sebab dari adanya penonjolan masa ( pelebaran vena hemoridialis ) yang keluar dari saluran anal kanal. Akibatnya klien mengalami ketidakadekuatan untuk mengeluarkan feces semaximal mungkin. Bab disertai dengan pendarahan ( darah merah dan feces hitam ).
Telah dilakukan pemeriksaan fisik hasilnya TD 110/60 mmHg, HR 66 x/menit, RR 20 x/menit, konjungtiva anemis, mukosa bibir kering dan klien tampak pucat, CRT <2 detik. Dari hasil hematologi ; Hb 4,1 ( 12-14), Ht 16 % ( 36-46 % ), trombosit 723x103 , telah diberikan obat katerolax 3x1, transamin 3x500, vit c 1x400, vit k 3x1 dan klien terpasang infus Nacl 500 cc. Hasil EKG dan Rontgen kesannya tidak didapat kelainan. ANALISA DATA Analisa Data
Interpretasi data dan kemungkinan
Masalah
penyebab DS;
-
Klien mengeluh nyeri
Riwayat Sering mengedan
dibagian anal kanal -
Klien
mengeluh
merasa tidak nyaman di
anusnya
adanya
karena
penonjolan
Peningkatan intra lumen vena hemoridialis
masa -
Klien merasa nyeri seperti ditusuk-tusuk duri
-
Dilatasi vena hemoridialis
Klien mngeluh nyeri dibagian
abdomen
kuadran bawah -
Klien
mengatakan
penurunan suplai oxygen
nyeri datang saat BAB dan mengedan. kematian jaringan / nekrosis
DO;
-
Klien meringis
tampak
Nyeri
-
Klien tampak tidur miring
inflamasi
menghindari
daerah yang nyeri -
Skala nyeri 7 dari 1-10
-
Nyeri sedang
-
Tampak Nyeri tekan abdomen
peningkatan zat vasoaktif
kuadran
bawah -
TD 110/60 mmHg
-
HR 66 x/menit
-
RR 20 x/menit
DS;
Dilatasi vena hemoridialis -
Klien mengeluh lemas
-
Klien
mengeluh
BAB
Tidak adekuat aliran balik vena
Klien mengatakan kramkram tangannya
DO; penurunan suplai darah ke bagian
-
Klien tampak lemas
-
Klien tampak pucat
-
Klien
-
ekstremiats
tampak
berbaring di ranjang Kulit klien tampak
penurunan haemoglobin dan hematokrit
kering -
Mukosa bibir kering dan pucat
-
Adanya saat BAB
pendarahan
efektifan
perfusi
jaringan
perifer
sering berdarah -
Ketidak
pendarahan
-
Darahnya
merah
segar, feces hitam dan sedikit keluarnya -
Konjungtiva anemis
-
Hb 4,1
-
Ht 16 %
-
Trombosit 723 x 103
-
TD 110/60
-
N 66 x/menit
-
RR 20 x/menit
DS : -
Klien mengeluh BAB nya tidak teratur dan BAB
keluarnya Risiko Konstipasi
sedikit -
Klien
mengatakan
adanya
penonjolan
masa di anal kanal -
Klien
mengeluh
penonjolan
Dilatasi vena hemoridialis di anal kanal
akan
bertambah keluar saat mengedan dan BAB -
Klien
mengatakanb
Penyempitan anal kanan
kebiasaan mengedan dan menahan BAB DO ; -
Frekuensi BAB 1 x sehari tapi keluarnya sedikit-sedikit da nada masa yang keluar serta
tidak adekuatnya feces yang keluar
feces adanya
hitam
dan kebutuhan tubuh kurang dari normal
pendarahan.
Fecesnya semi lunak -
Tampak
tidak
bising usus
ada akumulasi feces di rectum
3.2 KEMUNGKINAN DIAGNOSA YANG KELUAR 1. 2. 3. 4.
Nyeri b.d adanya penonjolan masa di anal kanal Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan kadar Hb Risiko konstipasi b.d hemoroid Intoleransi Aktivitas
3.3 PERENCANAAN KEPERAWATAN Ruangan
: Mawar
Dx. Medis : Hemoroid externa, anemia Nama klien : Tn.X Tanggal
Diagnosa Kep & Data
Tujuan
Rencana Tindakan / Intervensi
Evaluasi
Penunjang (DO, DS) 1. Nyeri b.d adanya penonjolan masa di anal kanal
Setelah dilakukan
Lakukan
pengkajian
nyeri
tindakan keperawatan
yang komperhensif meliputi
selama 2 x24 jan,
lokasi,kualitas,intensitas,dan
diharapkan nyeri
faktopr pencetus
berkurang dengan
kriteria hasil
isarat
ketidaknyamanan non verbal,
Keluhan nyeri
khususnya pada mereka yang
kilen dapat
tidak
berkurang
mengkomunikasikannya
Sekala nyeri
Berikan
mampu
informasi
berkurang atau
nyeri
tidak ada nyeri
nyeri,seberapa
Kebiasaan
berlangsung
mengedan
ketidak
dapat
prosedur
berkurang
Observasi
Berikan
seperti
teknik
nyaman
kompres
posisinya
Libatkan
lama
dari
modalitas
,distraksi,dan
pasien
modalitas
akan
antisipasi
nyamanan
nyeri:relaksasi
penyebab
dan
Klien mnerasa
dengan
tenteng
dalam nyeri,jika
memungkinkan
Berikan nyaman
lingkungan
yang
Kolaborasi: Berikan analgetik pada pasien
Ketidak efektipan
Setelah dilakukan
perfusi jarinagan
tindakan keperawatan
perifer,edema,pengisian
perifer
selama 1x 24 jam
kapiler,warna,dan suhu
diharapkan
ekstremitas
ketidakefektipan
perfusi jaringan perifer dapat teratasi dengan
Pantau status cairan,meliputi asupan dan keluaran
Lakukan dan ajarkan
Kilen dapat
perawatan mulut sebelum dan
beraktifitas
sesudah makan serta sebelum
tanpa bantuan
dan sesudah
orang
intervensi/pemeriksaan peroral
lain/secara
Kaji tingkat rasa tidak nyaman/nyeri
kriteria hasil sebagai berikut:
Periksa nadi
Fasilitasi pemberian diet
mandiri
TKTP, berikan dalam posisi
Kadar
kecil tepi sering
hemoglobin dan hematocrit dalam batas
Resiko konstipasi
normal
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetapkan komposisi
Frekuensi
dan jenis diet yang tepat.
tekanan darah dan nadi dalam batas normal
Trombosit dalam batas
Kolaborasi untuk pemeriksaan laboratorium khususnya BUN,
normal
protein serum dan albumin
Kolaborasi untuk pemberian
Tidak ada
multivitamin
tanda-tanda anemis
Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
-
Dapatkan data dasar pada
Pendarahan
program defekasi, aktivitas,
saat BAB dapat
kebiasaan, pengobata.
teratasi
-
Kaji dan dokumentasikan warna dan konsistensinya,
Setelah melakukan
frekuensi, adanya impaksi,
tindakan
tidak ada bising usus dan
keperawatan 1x24
distensi abdomen pada
jam, tidak terdapat
keempat kuadran
indikasi dengan
-
Pantau tanda dan gejala rupture/peritonitis
gangguan eliminasi BAB dan mampu
-
Identifikasi factor presipitasi
untuk membentuk
-
Ajarkan pasien tentang efek
dan mengeluarkan
diet (mis; cairan dan serat)
feces secara efektif
pada eliminasi -
Tekankan penghindaran mengedan selama defekasi untuk mencegah perubahan tanda vital, sakit kepala/ pendarahan.
3.4 CATATAN KEPERAWATAN / IMPLEMENTASI Nama Klien
: Tn.X
Ruangan
: mawar
No.RM
: 68.90.53
TGL/HARI/WA KTU
NO DX
Nyeri b.d penonjolan
IMPLEMENTASI DAN RESPON HASIL
masa dianal kanal
Mengkaji keluhan nyeri pasien yang meliputi lokasi, durasi, skala,
kualitas,
karakteristik,
intensitas,
dan
factor
penyebaran
Memberikan
dan
mengatur
posisi nyaman pasien
Melakukan tehnik modalitas nyeri
Memberikan lingkungan yang nyaman dan menjaga keadaan psikologis pasien
Kolaborasi
pemberian
analgetik Ketidakefektifan
-
perfusi jaringan perifer b.d penurunan kadar
Mengkaji
tanda-tanda
vital
vital -
HB
Mengkaji adanya tanda-tanda anemis
-
Mengontrol
adanya
tromboflebitis -
Kolaborasi ;
-
Memberikan tranfusi darah 4 kantong WB dengan Hb 4,1,
PARAF
ditambah 2 kantong dengan Hb 8,7 -
Membrikan obat vit K
-
Melatih pasien latihan rentang gerak pasif dan aktif
-
Mengontrol intake dan output pasien
-
Memantau jika adanya tanda hidrasi kulit
Resiko konstipasi b.d
hemoroid
Mengkaji eliminasi BAB pasien meliputi frekuensi, warna, bentuk, konsistensi
Mengkaji gaya hidup pasien, aktivitas dan kebiasaannya
Melakukan pemeriksaan fisik abdomen, mencatat bila ada kelainan
Menganjurkan pasien untuk minum sesuai dengan kebutuhan dan makanmakanan yang berserat
Menganjurkan pasien untuk menghindar dari mengejan
Memantau apabila ada nyeri dan pendarahan
Menghitung intake dan output makanan dan cairan yang masuk
3.5 CATATAN KEPERAWATAN / EVALUASI Nama Klien
: Ny.S
Ruangan
: mawar
No.RM
: 68.90.53
TGL/HARI/WAKTU
EVALUASI
Selasa, 21 mei 2013
S ; klien merasa nyeri sudah berkurang
08:30
Klien mengatakan posisinya sudah nyaman Klien mengatakan keluhan nyeri saat BAB tidak ada O; klien tampak tenang Nyeri ttekan sudah berkurang Skala nyeri 3 dari 1-10 nyeri ringan A ; gangguan rasa nyaman nyeri teratasi P ; lakukan pengontrolan lebih lanjut, dan anjurkan klien untuk melakukan relaksasi nyeri dengan mandiri S: Klien mengeluh masih lemas Klien mngeluh BAB masih berdarah O: HB : 4,1 HT: 16%, Konjungtiva Anemis TD: 110/70 N: 76 A: Gangguan perfusi jaringan perifer masih belum teratasi. P: Lakukan tindakan koloborasi tranfusi darah 4 kantung (WB) dan awasi jika terjadi lagi edema.
S: Klien mengatatkan BAB sudah 2 kali
PARAF
Klien mengatakan sudah dapat mengurangi mengedaan saat BAB Klien mengatakan sudah minum 2 liter air O: Klien tampak tenang Bising usus 9x /menit Feses cair dan adanya warna merah A: Resiko konstipasi teratasi, tapi timbul masalah lain yaitu resiku kekurangan volume cairan P: Lakukan pengontrolan lebih lanjut, kaji tanda-tanda pendarahan.
S: Klien mengatakan nyeri sudah tidak ada O: Klien tampak nyaman dan tidak menghindar dari daerah yang nyeri Nyeri tekan sudah tidak ada Bising usus 12x /menit Obat analgetik dihentikan A: Nyeri teratasi P: Hentikan intervensi
S: Klien mengeluh BAB kurang lebih 6x dalam 2 hari ini dan berdarah Klien mengatakan tidak pusing Klien mengatakan BAB masih berdarah ‘ O: Klien tampak berbearing di tempat tidur Klien tampak terpasang infus (WB: 179 ml) di tangan kiri HB: 8.7, HT: 27%, TD :110/70, N: 64
A: Ketidak Efektifan perfusi jaringan perifer teratasi sebagian. P: Pantau jika adanya trombosit, pantau TTV, berikan tranfusi 2 kantung (WB), dan berikan latihan ROM
S: Klien mengatakan kelemahan sedikit berkurang Klien mengatakan senang diajarkan latihan gerak pasif dan aktiv O: Klien tampak terpasang tranfusi darah Klien tampak dapat bergerak Klien tampak bersemangat TD: 110/70, N: 78, T: 36.9o A: Ketidak efektifan perfusi jarangan peripir sebagian P: Tetap pantau TTV, pantau jika ada tromboflebitis, control hasil LAB
S: Klien mengatakan badan terasa lebih sehat Klien mengatakan sudah dapat beraktivitas dan tidak lemas BAB darah berkurang O: Tampak sehat dan semangat Tampak terpasang NACL 500 ml/jam TD: 110/70, N: 71, HT: 36%, HB: 11.7 A: Ketidak efektipan perpusi jaringan tertasi P: Pertahankan kondisi pasien, control TTV dan tanda anemis, persiapan untuk operasi Hemoroid
Klien Ny. S dengan hemoroid externa dan anemia, mempunyai riwayat hemoroid interna sebelumnya dan memiliki penyakit anemia. Riwayat kebiasaan pasien sering menahan bab dan mengedan
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Hemoroid adalah terjadinya distensi atau pelebaran pada pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari plexus hemoroidalis. Tindakan pada pasien hemoroid ada 3 macam yaitu dengan diet tanpa pengobatan, dengan pengobatan dan operasi. Pasien dengan hemoroid grade IV tindakan yang dilakukan adalah tindakan operasi (hemoroidektomi). Pada pasien post hemoroidektomi diagnosa medis yang utama adalah nyeri. Maka perlu perhatiaan khusus baik pengkajian juga penanganan. B. Saran a. Pasien dengan hemoroid perlu di kaji secara berkala agar tepatb dalam penanganan b. Perlunya edukasi tidak hanya kepada pasien tetapi juga keluarga
pasien mengenai perawatan luka bekas operasi dan asupan gizi yang baik bagi keluarga untuk mencegah hemoroid.
DAFTAR PUSTAKA Manjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. FK UI : Media Aeskulatius Haznan. 1987. Compadium Diagnostic dan Terapi Ilmu Penyakit Dalam. Bandung : Ganesa. Ngastiyah. 2001. Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : EGC. Brunner & Suddarth. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC. Doenges, Marilynn, dkk. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC. Long, Barbara C.1996. Perawatan Medikal Bedah ( Suatu Pendekatan Proses Keperawatan ). Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung.