Krisan Fix.docx

  • Uploaded by: sriisanastria
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Krisan Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,102
  • Pages: 14
A. Pengertian Vertigo adalah ilusi gerakan, yaitu pasien merasa bahwa ia sedang berputar dialam raya (vertigo subyektif) atau bahwa sekelilingnya berputar disekitar dirinya( vertigo objektif). Vertigo adalah sensasi berputar atau berpusing yang merupakan suatu gejala, penderita merasakan benda-benda di sekitarnya bergerak-gerak memutar atau bergerak naikturun karena gangguan pada sistem keseimbangan (Arsyad soepardi efiaty dan Nurbaiti, 2002). Perkataan vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar. Pengertian vertigo adalah : sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus, unstable),

otonomik

(pucat,

peluh

dingin,

mual,

muntah)

dan

pusing.

Dari

(http://www.kalbefarma.com). B. Etiologi Menurut (Burton, 1990 : 170) yaitu : 1. Lesi vestibular ; Fisiologik, Labirinitis, Menière,Obat (misalnya quinine, salisilat), Otitis media (Motion sickness), Benign post-traumatic, positional vertigo. 2.

Lesi saraf vestibularis; Neuroma akustik, Obat (misalnya streptomycin), Neuronitis vestibular

3. Lesi batang otak, serebelum atau lobus temporal; Infark atau perdarahan pons Insufisiensi vertebro-basilar, Migraine arteri basilaris, Sklerosi diseminata, Tumor, Siringobulbia, Epilepsy lobus temporal Menurut (http://www.kalbefarma.com) 1. Penyakit Sistem Vestibuler Perifer : a. Telinga bagian luar : serumen, benda asing. b. Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta akuta, otitis media dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma, rudapaksa dengan perdarahan. c. Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan vaskular, alergi, hidrops labirin (morbus Meniere ), mabuk gerakan, vertigo postural. d. Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor. e. Inti; Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli posterior inferior, tumor, sklerosis multipleks. 2. Penyakit SSP :

a. Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia, hipertensi kardiovaskular, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik, blok jantung. b. Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses, lues. c. Trauma kepala/ labirin. d. Tumor. e. Migren. f. Epilepsi. 3. Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor medula adrenal, keadaan menstruasi-hamil-menopause. 4. Kelainan psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi, fobia. 5. Kelainan mata: kelainan proprioseptik. 6. Intoksikasi. C. Patofisiologi Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis. Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik. Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul

gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya (http://www.kalbefarma.com). D. Klasifikasi Vertigo Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dapat dibagi atas beberapa kelompok : 1. Vertigo Paroksismal Yaitu vertigo yang serangannya datang mendadak, berlangsung beberapa menit atau hari, kemudian menghilang sempurna; tetapi suatu ketika serangan tersebut dapat muncul lagi. Di antara serangan, penderita sama sekali bebas keluhan. Vertigo jenis ini dibedakan menjadi : a. Yang disertai keluhan telinga : Termasuk

kelompok

ini

adalah

:

Morbus

Meniere,

Arakhnoiditis

pontoserebelaris, Sindrom Lermoyes, Sindrom Cogan, tumor fossa cranii posterior, kelainan gigi/ odontogen. b. Yang tanpa disertai keluhan telinga; termasuk di sini adalah : Serangan iskemi sepintas arteria vertebrobasilaris, Epilepsi, Migren ekuivalen, Vertigo pada anak (Vertigo de L'enfance), Labirin picu (trigger labyrinth). c. Yang timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi, termasuk di sini adalah : Vertigo posisional paroksismal laten, Vertigo posisional paroksismal benigna. 2. Vertigo kronis Yaitu vertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 47) serangan akut, dibedakan menjadi: a. Yang disertai keluhan telinga : Otitis media kronika, meningitis Tb, labirintitis kronis, Lues serebri, lesi labirin akibat bahan ototoksik, tumor serebelopontin. b. Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, ensefalitis pontis, sindrom pasca komosio, pelagra, siringobulbi, hipoglikemi, sklerosis multipel, kelainan okuler, intoksikasi obat, kelainan psikis, kelainan kardiovaskuler, kelainan endokrin. c. Vertigo yang dipengaruhi posisi : Hipotensi ortostatik, Vertigo servikalis. d. Vertigo

yang

serangannya

mendadak/akut,

kemudian

berangsur-angsur

mengurang, dibedakan menjadi : 1) Disertai keluhan telinga : Trauma labirin, herpes zoster otikus, labirintitis akuta, perdarahan labirin, neuritis n.VIII, cedera pada auditiva interna/arteria vestibulokoklearis.

2) Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis, sindrom arteria vestibularis anterior, ensefalitis vestibularis, vertigo epidemika, sklerosis multipleks, hematobulbi, sumbatan arteria serebeli inferior posterior. Ada pula yang membagi vertigo menjadi : 1. Vertigo Vestibuler: akibat kelainan sistem vestibuler. 2. Vertigo Non Vestibuler: akibat kelainan sistem somatosensorik dan visual. E. Manifestasi Klinik Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu : 1. Mual, muntah 2. Rasa kepala berat, 3.

Nafsu makan turun,

4. Lelah, 5. Lidah pucat dengan selaput putih lengket, 6. Nadi lemah, 7. Puyeng (dizziness), 8. Nyeri kepala, 9. Penglihatan kabur, 10. Tinitus, 11. Mulut pahit, 12. Mata merah, 13. Mudah tersinggung, 14. Gelisah, 15. Lidah merah dengan selaput tipis. F. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan fisik :

Pemeriksaan mata,

Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh

Pemeriksaan neurologic, Pemeriksaan otologik, Pemeriksaan fisik umum. 2. Pemeriksaan khusus : ENG, Audiometri dan BAEP, Psikiatrik 3. Pemeriksaan tambahan : Laboratorium, Radiologik dan Imaging, EEG, EMG, dan 4. EKG.

G. KOMPLIKASI 1. Stroke 2. Obstruksi peredaran darah dilabirin 3. Labirintitis (Viral, Bakterial) 4. Penyakit Meniere 5. Infeksi, Inflamasi 6. Tumor

H. Penatalaksanaan 1. Terapi kausal 2. Terapi simtomatik 3. Terapirehabilitatif

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN VERTIGO

A. Pengkajian 1. Aktivitas / Istirahat a. Letih, lemah, malaise b. Keterbatasan gerak c. Ketegangan mata, kesulitan membaca d. Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala e. Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau karena perubahan cuaca. 2. Sirkulasi a. Riwayat hypertensi b. Denyutan vaskuler, misal daerah temporal c. Pucat, wajah tampak kemerahan. 3. Integritas Ego a. Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu b. Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi c. Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala d. Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik) 4. Makanan dan cairan a. Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju, alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain). b. Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri) c. Penurunan berat badan 5. Neurosensoris a. Pening, disorientasi (selama sakit kepala) b. Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke. c. Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus. d. Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis. e. Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore f. Perubahan pada pola bicara/pola piker

g. Mudah terangsang, peka terhadap stimulus. h. Penurunan refleks tendon dalam i. Papiledema. 6. Nyeri/ kenyamanan a. Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain, ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis. b. Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah c. Fokus menyempit d. Fokus pada diri sndiri e. Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah. f. Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal. 7. Keamanan a. Riwayat alergi atau reaksi alergi b. Demam (sakit kepala) c. Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis d. Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus) 8. Interaksi social a. Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan dengan penyakit. b. Penyuluhan / pembelajaran c. Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga d. Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein. Kontrasepsi oral/hormone, menopause. B. Diagnosa Keperawatan 1. Risiko infeksi dengan factor resiko : prosedur invasive 2. Mual b/d stimulasi mekanisme neurofarmakologis 3. Nyeriakut b/d agen injuri biologi 4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d hilangnya nafsu makan, mual dan muntah

no Diagnosa

Tujuan Intervensi

Intervensi keperawatan

keperawatan 1

Risiko

infeksi NOC:

Intervensi NIC:

dengan factor risiko Pengetahuan : prosedur invasif

1.Pemberian

pengendalian tingkat

vaksinasi:

infeksi: pemberian imunisasi untuk pemahaman mencegah penyakit menular

mengenai pencegahan dan 2.Pengendalian pengendalian infeksi meminimalkan Pengendalian

:

penularan

risiko: agen infeksius

tindakan

untuk 3. Perlindungan atau infeksi

menghilangkan mengurangi

infeksi

terhadap

ancaman

kesehatan actual, pribadi serta dapat dimodifikasi

Aktivitas keperawatan: Pantau

Tercapai setelah menjalani perawatan selama 3 hari

tanda/

gejala

infeksi : suhu tubuh, denyut jantung,suhu kulit, lesi kulit, keletihan,

malaise,sekresi,

penampilan Criteria hasil: faktor

urine,

penampilan luka

risiko

akan

Kaji

factor

yang

hilang dengan dibuktikan meningkatkan

serangan

oleh keadekuatan status infeksi imun klien

Pantau

memantau risiko

hasil

factor laboratorium:

lingkungan

albumin,

dan protein serum,dll

perilaku seseorang

Amati

penampilan

menghindari pajanan praktik hygine pribadi untuk terhadap

ancaman perlindungan infeksi

kesehatan

Jelaskan

kepada

Menguah gaya hidup klien/keuarga untuk mengurangi risiko

mengapa

sakit/pengobatan meningkatkan risikoterhadap infeksi Ajarkan

kepada

klien

untuk tehnik mencuci tangan yang benar Lindungi klien terhadap kontaminasi silang 2

Mual b/d stimulasi NOC:

Intervensi NIC:

mekanisme

Tingkat

1.penatalaksanaan cairan :

neurofarmakologi

kenyamanan:perasaan

peningkatan

lega

secara

fisik

dan cairan

psikologis

keseimbangan

dan

pencegahan

komplikasi

Keseimbangan

cairan: 2.pemantauan

keseimbangan

cairan

:

cairan pengumpulan dan analisis

dalam ruang intraseular data klien untuk mengatur dan ekstraselular tubuh Status

nutrisi:

makanan

dan

keseimbangan cairan

asupan 3.pemantauan nutrisi cairan:

jumlah

makanan

cairan

yang

dan masuk

kedalam tubuh dalam 24

Aktivitas keperawatan: pantau gejala subyektif mual pada klien

jam

pantau Tercapai setelah menjalani perawatan selama 3 hari

adanya

peningkatan berat badan pantau tingkat energy, malaise,keletihan, kelelahan. Pantau turgor kulit

Criteria hasil:

Ajarkan

Berat badan stabil Tidak

tedapat

cekung Hidrasi

kulit

klien

tehnik

napas dalam untuk menekan mata reflex muntah Ajarkan klien untuk tidak makan dengan perlahan tapi

terganggu keseimbangan asupan

sering Kolaboratif

:

obat

dan haluaran dalam 24 antimetik jam

sesuai

dengan

anjuran klien melaporkan tidak

mual menunjukkan keseimbangan dengan

Naikkan bagian kepala tempat

tidur

lateral

untuk

pada posisi mencegah

cairan aspirasi

indicator

1-5

Pantau status nutrisi

:ekstrem, berat, sedang, ringan, tidak bermasalah

3.

Nyeri akut b/d agen NOC: injuri biologi

Intervensi NIC:

Tingkat

kenyamanan: 1.pemberian analgesic

perasaan senang secara 2.penatalaksanaan nyeri fisik dan psikologi 3.sedasi sadar : pemberian Nyeri: efek merusak: efek sedative, memantau respon merusak

dari

nyeri klien dan pemberian terhadap emosi kliendan dukungan fisiologis yang perilaku yang diamati Perilaku

dibutuhkan selama prosedur

mengendalikan terapautik

nyeri: tindakan seseorang untuk

mengendalikan

nyeri Tingkat

nyeri:

jumlah

nyeri yang dilaporkan dan di tunjukkan

Aktivitas keperawatan : Meminta menilai

klien

nyeri

untuk dengan

menggunakan skala 0-10 ( 0tidak

ada

nyeri/ketidaknyamanan, 10= Tercapai setelah menjalani nyeri sangat) perawatan selama 3 hari:

Lakukan

pengkajian

nyeri yang komperehensif Criteria hasil:

meliputi

lokasi,

Menunjukkan tingkat karakteristik,dll nyeri dengan indicator 1-5

Bantu

klien

untk

: eksterm, berat,sedang, mengidentifikasi tindakan ringan, tidak sama sekali. pemenuhan kebutuhan rasa Klien

mampu nyaman yang telah berhasil

menunjukkan

tehnik dilakukan seperti: distraksi,

relaksasi secara individual relaksasi, kompres hangat yang

efektif

untuk atau

mencapai Kenyamanan.

dingingunakan

pendekatan positif dengan

untuk mampu tujuan meningkatkan konsentrasi mengoptimiskan respon klien Klien

Klien

dapat

dengan efektif

tidur

terhadap analgesic Bantu klien untuk lebih berfokus

pada

aktivitas

ketidaknyamanan

dengan

daripada

melakukan melalui

pengalihan televise,

tape,

radio,dll Observasi ketidaknyamanan

verbal,

khususnya pada mereka yang tidak

mampu

mengkomunikasikannya secara efektif. Instruksikan klien untuk menginformasikan

kepada

perawat jika pengurang nyeri tidak dapat dicapai Masukkan pada instruksi saat

pemulangan

klien

mengenai pengobatan khusus

yang

harus

dikonsumsi,

frekuensi pemberian, efek samping, dll 4

Nutrisi kurang dari NOC:

Intervensi NIC:

kebutuhan tubuh b/d Status gizi: tingkat zat gizi 1.Pengelolaan gangguan hilangnya nafsu yang tersedia untuk makan makan, mual dan memenuhi kebutuhan 2.Pengelolaan nutrisi muntah metabolic 3.Bantu menaikkan BB Status gizi: asupan makanan jumlah

dan

cairan:

makanan

dan Aktivitas keperawatan: Timbang BB klien pada

cairan yang di konsumsi

tubuh selama waktu 24 interval yang sesuai jam

Tentukan BB idea klien

Status gizi: nilai gizi:

Berikan

informasi

keadekuatan zat gizi yang menyangkut sumber-sumber dikonsumsi tubuh yang tersedia . seperti: konseling

diet,program

Tercapai setelah menjalani latihan. Diskusikan dengan klien

perawatan selama 3 hari

tentang kondisi medis yang mempengaruhi BB

Criteria hasil: Klien

akan

mempertahankan

berat

badan ideal Klien

Diskusikan tentang risiko yang

berkaitan

dengan

kelebihan atau kekurangan BB

menyatakan

toleransi terhadap diet ang dianjurkan Mempertahankan

Bantu

klien

mengembangkan

dalam rencana

makan yang seimbang dan konsisten

dengan

massa tubuh dan berat penggunaan energi

tingkat

badan dalam batas normal Melaporkan keadekuatan energy

tingkat

Daftar Pustaka

Carpernito L.J, 1999. Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan, Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2, EGC, Jakarta Doenges M. E 1999, Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3, EGC, Jakarta. http://www.kalbefarma.com/Tanggal 6 April 2011 Kang L S, 2004. Pengobatan Vertigo dengan Akupunktur, Cermin Dunia Kedokteran , Jakarta, William & Wilkins, 2008. Nursing: Menafsirkan tanda-tanda dan gejala penyakit, indeks permata puri media, Jakarta

Related Documents

Krisan
November 2019 5
Krisan Fix.docx
April 2020 5
Tugas Pkn Individu Fixdocx
October 2019 113
Spo Bung Krisan
October 2019 21

More Documents from "Pkrs Rsud M Zein"

Ilmu Keperawatan.docx
December 2019 10
Daftar Pustaka.docx
November 2019 13
Fartok Baru.docx
November 2019 13
3. Kata Pengantar.docx
December 2019 11
Krisan Fix.docx
April 2020 5