Mesin diesel menggunakan prinsip kerja hukum Charles, yaitu ketika udara dikompresi maka suhunya akan meningkat. Udara disedot ke dalam ruang bakar mesin diesel dan dikompresi oleh piston yang merapat dengan rasio kompresi antara 15:1 dan 22:1 sehingga menghasilkan tekanan 40-bar (4,0 MPa; 580 psi), dibandingkan dengan mesin bensin yang hanya 8 hingga 14 bar (0,80 hingga 1,40 MPa; 120 hingga 200 psi). Tekanan tinggi ini akan menaikkan suhu udara sampai 550 °C (1022 °F). Beberapa saat sebelum piston memasuki proses kompresi, bahan bakar diesel disuntikkan ke ruang bakar langsung dalam tekanan tinggi melalui nozzle dan injektor supaya bercampur dengan udara panas yang bertekanan tinggi. Injektor memastikan bahwa bahan bakar terpecah menjadi butiran-butiran kecil dan tersebar merata. Uap bahan bakar kemudian menyala akibat udara yang terkompresi tinggi di dalam ruang bakar. Awal penguapan bahan bakar ini menyebabkan sebuah waktu tunggu selagi penyalaan, suara detonasi yang muncul pada mesin diesel adalah ketika uap mencapai suhu nyala dan menyebabkan naiknya tekanan diatas piston secara mendadak. Oleh karena itu, penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar mulai dilakukan saat piston mendekati (sangat dekat) TMA untuk menghindari detonasi. Penyemprotan bahan bakar yang langsung ke ruang bakar di atas piston dinamakan injeksi langsung (direct injection) sedangkan penyemprotan bahan bakar kedalam ruang khusus yang berhubungan langsung dengan ruang bakar utama di mana piston berada dinamakan injeksi tidak langsung (indirect injection). Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang pembakaran mengembang dengan cepat, mendorong piston ke bawah dan menghasilkan tenaga linear. Batang penghubung (connecting rod) menyalurkan gerakan ini ke crankshaft dan oleh crankshaft tenaga linear tadi diubah menjadi tenaga putar. Tingginya kompresi menyebabkan pembakaran dapat terjadi tanpa dibutuhkan sistem penyala terpisah (pada mesin bensin digunakan busi), sehingga rasio kompresi yang tinggi meningkatkan efisiensi mesin. Meninggikan rasio kompresi pada mesin bensin hanya terbatas untuk mencegah kerusakan pra-penyalaan Laser alignment merupakan suatu proses mensimetriskan objek (poros) dengan menggunakan sensor infrared (inframerah). Dimana objek (poros) diukur dengan sensor sinar laser infra merah untuk menguji tingkat kesimetrisan serta berlangsungnya proses mensimetriskan objek (poros). Berbagai macam jenis dan cara dalam men-simetriskan suatu objek (poros) dari mulai menggunakan alat bantu dan proses yang fullmanualisasi, Dalam pengujian tingkat kesimetrisan secara manual sangat dibutuhkannya ketelitian tinggi, waktu pengujian dan waktu mensimetriskan objek (poros) terbilang lebih lama, jangkauan pengujian serta proses mensimetriskan dan pencatatan yang jelas agar dapat ditinjau kembali untuk proses mensimetriskan objek (poros). Untuk meningkatkan efisiensi waktu dan produktifitas kerja, mendapatkan hasil pengujian secara langsung anda dapat menggunakan laser alignment system. Laser alignment system adalah sistem mensimetriskan objek (poros) dengan menggunakan sensor infrared untuk menguji tingkat kesimetrisan suatu objek serta memproses lanjut untuk mensimetriskan objek (proses).
“Pakai spark plug tester dengan mudah dapat mengetahui kondisi busi dari lompatan bunga api yang terjadi di elektroda busi. Masih normal atau sudah tidak baik,” ujar Budi yang bengkelnya terletak di Jl. Antasari No. 68B, Jakarta Selatan. Paling mudah dengan mengamati kondisi kepala busi, apakah sudah ada yang cacat pada bagian keramik. Atau, dengan melihat percikan bunga api dari elektrodanya sudah redup atau masih besar. Tentunya, ketika motor diengkol lewat kick starter. Busi atau spark plug pada sepeda motor, selain berfungsi untuk membakar campuran bahan bakar dan udara yang masuk ke dalam ruang mesin, hingga menghantarkan panas keluar dari ruang pembakaran, juga berfungsi sebagai indikator kondisi pembakaran pada mesin motor. Dari fungsi indikator inilah, biasanya digunakan untuk mendeteksi keadaan atau kondisi kesehatan mesin motor. Fungsi busi sebagai indikator keadaan pembakaran di ruang bakar mesin ini bisa terlihat pada bagian keramik elektroda dan kepala busi. Keadaan warna, kotoran, kerak yang terdapat pada keramik elektroda dan kepala busi akan mengindikasikan kondisi pengapian dan pembakaran di ruang mesin.
Normal, tapi dengan lapisan merah.Lapisan merah adalah hasil aditif bahan bakar tanpa timbel berkualitas rendah dan akan terlihat pada isolasi keramik steker. Lapisan merah bukan merupakan indikasi adanya masalah pada mesin. Hasil pembakaran kurang sempurna pada bahan bakar bisa mengakibatkan busi memiliki lapisan mengkilap pada elektroda ujung dan samping, yang mungkin mengindikasikan campuran bahan bakar yang terlalu kaya, masalah pengapian atau rentang panas busi yang diatur terlalu rendah. Pertama, periksa untuk memastikan busi Anda memiliki rentang panas yang kompatibel dengan mesin Anda (terutama jika Anda telah melakukan modifikasi kinerja). Informasi ini tersedia dalam manual pemilik kendaraan Anda. Untuk mengatasi campuran bahan bakar yang terlalu kaya, setting ulang / perawatan pada karburator dan bersihkan bila memungkinkan. Kerusakan detonasi Kondisi busi ini menunjukkan bahwa timing mesin Anda tidak aktif dan Anda mungkin memerlukan tune-up. Kemungkinan lain adalah bensin yang Anda gunakan tidak memiliki nilai oktan yang cukup tinggi. Sekali lagi, periksa manual pemiliknya untuk memverifikasi rekomendasi pabrikan di tingkat oktan.
Steker/Busi using Ganti. Kebanyakan produsen plug menunjukkan masa pakai yang disarankan pada kemasannya. Carbon fouled / Kotoran Karbonasi Jika ujung busi dan elektroda samping Anda menghitam, mereka telah berjalan dengan terlalu banyak bahan bakar (atau mungkin terlalu dingin akibat termostat yang terbuka). Sumber lain dari masalah ini mungkin termasuk kebocoran akibat pemasangan kabel yang buruk; Dalam beberapa kasus kendaraan telah digerakkan pada kecepatan yang terlalu lambat untuk waktu yang lama. Proses pembakaran tidak dibiarkan mengalami pembakaran alami. Bersihkan karburator secara berkala, alangkah baiknya jika dilakukan carbon cleaning, minimal setahun sekali atau ketika dirasa telah menggunakan bahan bakar kualitas jelek dan kinerja mesin terasa berat/tersendat. Kotoran Debu / Abu minyak Oli mesin masuk ke colokan dari ring piston. Segera pergi ke bengkel langganan. Kerusakan mekanis Sebuah busi yang rusak secara mekanis akan terlihat dari bentuknya yang sudah tidak karuan / rusak, sebuah indikasi bahwa ia meluas terlalu jauh ke dalam ruang bakar. Kalau terlalu rapat maka bearing bisa tidak berfungsi karena hal ini berhubungan dengan terjadinya friksi ( tidak berputar). Kalau terlalu longgar bisa juga tidak berfungsi karena berhubungan
dengan
fungsi
bantalan.
Jadi
harus
ada
celah
yang
pas.
Jika terjadi Failure dalam penggunaannya misalnya oli kering atau kualitas oli mesin yang kurang baik maka sewaktu-waktu metal dan kruk as akan mengalami keausan sehingga harus di undersize. Dalam melakukan undersize batang kruk as akan di kecilkan sampai permukaan menjadi halus kembali sedangkan metal akan di tebalkan menyesuaikan bagian kruk as yang di buang. Semakin besar undersize-nya maka metal akan semakin Tebal dan batang kruk as akan semakin
kecil.
Poros engkol sebenarnya melayang atau tidak bertumpu pada Metal melainkan ditumpu oleh fluida (dalam hal ini yang menjadi fluidanya adalah oli). Oli dapat menumpu poros pada putaran tertentu karena salah satu sifat dari fluida yaitu sifat hidrodinamis. Ketebalan dari oli yg menumpu ini bisa sampai 0,1 mm. Oleh karena dalam mengencangkan poros engkol harus sesuai dengan spesifikasinya
(biasanya
menggunakan
kunci
Moment/torsi).
Jika mesin dalam keadaan diam maka poros tidak ditumpu oleh oli. Fenomena terjadinya hidrodinamis ini memerlukan waktu jadi tidak serta merta mesin hidup poros langsung ditumpu oleh oli. Jadi pada awal menyalakan mesin jangan dibuat langsung berputaran tinggi, tetapi harus di buat rendah (stasioner) untuk memberikan waktu pada oli melakukan tugasnya. Jika pada awal mesin dihidupkan langsung berputaran tinggi dan poros masih bertumpu pada metal, maka poros akan bergesekan langsung dengan metal atau porosnya langsung "KENA" dengan metal.
Re-setting scrubber : untuk mengurangi kandungna air. Setting tekanan, temperature, kondisi dessicant Ganti oli: Viskositas turun, 0.2% kandungan air, Base number degradasi 40 centi stoke Engine Protection / Stop device adalah unit berbasis pengontrol mikro, yang digunakan terutama untuk memantau berbagai parameter mesin seperti suhu, tekanan, RPM, Alternator dll dan untuk mematikan mesin dengan menggerakkan solenoid jika salah satu dari parameter di atas tidak normal. Ini juga dilengkapi dengan interlock untuk menghindari shutdown yang salah.