Kp Pt Madukismo.pdf

  • Uploaded by: Adhek Kurnia P
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kp Pt Madukismo.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 14,066
  • Pages: 110
LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT. MADUBARU (PG/PS MADUKISMO)

VITA UTARI DEWI 14 06 07843

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2017

i

HALAMANPENGESAHAN

LaporanKerjaPraktekyang dilaksanakan di PT. Madubaru(PG/PSMadukismo) rnulaitanggal3 Juli2017sampaidengan5 Agustus2017disusunoleh: Nama

:VitaUtariDewi

NPM

: 14 OG07843

ProgramStudi:Tekniklndustri Fakultas

: TeknologiIndustri

telahdiperiksadan disetujui.

Yogyakarta, 26 Agustus2A17

Pembimbing Lapangan

' '.ic)!rno'\9' *'YArNurzewan

PT MADUBARU PG.PS.MADAKISMO

SURAT KETJRANGAN No. : eysy[D'[R{N.IB,NII"[/20IT Yang bertandatangandi bawahini menerangkanbahwa N am a

: VitaUtari Dewi

NIM

: 1406027843

Adalah mahasiswaJurusanSl Teknik Industri FakultasTeknologi Industri Universitas Atma JayaYogyakartayang telah selesaimelaksanakankerja praktik di BagianInstalasi St.InstalasiTengahPabrikGula MadukismoYogyakartadari tanggal03 Juli 2017 sld05 Agustus24fi. mestinya. Demikian SuratKeteranganini dibuatuntuk dapatdipergunakansebagaimana

Yogyakart4s7 Agustus2017

safnbirytturry' Ivraauuarp .r.ts A

o. t L

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga kerja praktek yang dijalankan selama satu bulan di PT. Madubaru (PG/PS Madukismo) bagian instalasi pabrik tengah dapat terlaksana dengan baik dan penyusunan laporan kerja praktek dapat diselesaikan. Penyusunan laporan kerja praktek ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat akademis yang wajib dipenuhi oleh mahasiswa Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Selain itu, kerja praktek menjadi salah satu pengalaman mahasiswa

agar

mengenal

dunia

kerja

secara

nyata

serta

dapat

mengembangkan potensi ilmu pengetahuan yang dimiliki mahasiswa. Laporan kerja praktek ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan motivasi seerta partisipasi dari semua pihak, sehingga dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan uacapan terimakasih kepada: a. Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia yang diberikan-Nya kepada penulis; b. Bapak Dr. Drs. A. Teguh Siswantoro, M.Sc. selaku dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta; c. Bapak V. Ariyono, S.T.,M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Industri; d. Ibu Deny Ratna Yuniartha, S.T.,M.T. selaku Koordinator Kerja Praktek; e. Bapak Ag. Gatot Bintoro , S.T.,M.T. selaku dosen pembimbing kerja praktek yang telah membimbing selama pelaksanaan dan penyusunan laporan kerja praktek; f. Kedua orang tua penulis yang selalu mendukung dan memberikan semangat; g. Bapak Nurzewan selaku pembimbing lapangan yang membantu dan memberikan masukan selama pelaksanaan kerja praktek; h. Bapak Sutris selaku mandor pabrik tengah yang selalu membantu dalam mendapatkan informasi selama kerja praktek; i. Para karyawan PT. Madubaru (PG/PS Madukismo) yang telah membantu selama pelaksanaan kerja praktek; j. I Putu Krishna Putra yang sudah memberikan perhatian dan semangat; k. Yosevin Hermin, Ngesti Tusing, Michael Suryo, dan Tysia Nidia selaku rekan kerja penulis yang bekerjasama dengan baik selama kerja praktek dan penulisan laporan akhir;

iv

l. Teman-teman angkatan 2014 yang telah memberikan motivasi dan semangat selama pelaksanaan kerja praktek. Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih belum sempuran. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan laporan ini. Akhir kata penulis mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bukan saja bagi penulis tetapi juga untuk perusahaan dan memperluas wawasan pembaca. Yogyakarta, 26 Agustus 2017

Penulis

v

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK ....................... iii KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv DAFTAR ISI .................................................................................................. vi DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2. Tujuan Kerja Praktek ........................................................................... 2 1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ......................................................... 3 BAB 2. TINJAUAN UMUM 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan ............................................................... 4 2.2. Struktur Organisasi .............................................................................. 6 2.2.1. Deskripsi Pekerjaan ................................................................... 7 2.3. Manajemen Perusahaan ...................................................................... 11 2.3.1. Visi dan Misi Perusahaan........................................................... 11 2.3.2. Ketenagakerjaan ........................................................................ 11 2.3.3. Peraturan Jam Kerja Karyawan ................................................. 12 2.3.4. Pemasaran ................................................................................ 13 2.3.5. Sistem Penggajian ..................................................................... 13 2.3.6. Fasilitas ..................................................................................... 14 2.3.7. Peraturan dan Keselamatan Kerja ............................................. 15 BAB 3. TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN 3.1. Proses Bisnis Perusahaan ................................................................... 16 3.2. Produk yang Dihasilkan ....................................................................... 20 3.2.1. Produk Utama ............................................................................ 20 3.2.2. Produk Samping ........................................................................ 21 3.3. Proses Produksi .................................................................................. 22

vi

3.4. Fasilitas Produksi ................................................................................ 37 3.4.1. Tata Letak Pabrik ....................................................................... 37 3.4.2. Sarana dan Prasarana Produksi ................................................ 40 BAB 4. TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA 4.1. Lingkup Pekerjaan ............................................................................... 47 4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan ............................ 48 4.3. Metedologi Pelaksanaan Pekerjaan..................................................... 49 4.4. Hasil Pekerjaan ................................................................................... 50 BAB 5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 66 5.2. Saran ................................................................................................... 66 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 67 LAMPIRAN ................................................................................................... 68

vii

DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Perbandingan Standar Kualitas Gula Pasir PG. Madukismo dengan P3GI Tabel 3.2. Sifat-Sifat Alkohol Fisik Tabel 3.3. Pan Masakan yang Digunakan PG. Madukismo Tabel 4.1. Jumlah Kecelakaan Kerja Tahun 2015-2017 di Instalasi PG. Madukismo Tabel 4.2. Identifikasi Risiko di Instalasi Pabrik Tengah Tabel 4.3. Penilaian Likelihood Tabel 4.4. Penilaian Consequences Tabel 4.5. Penilaian Likelihood untuk Risiko di Instalasi Pabrik Tengah PG. Madukismo Tabel 4.6. Penilaian Consequences untuk Risiko di Instalasi Pabrik Tengah PG. Madukismo Tabel 4.7. Nilai Risiko di Instalasi Pabrik Tengah PG. Madukismo Tabel 4.8. Matriks Risiko di Instalasi Pabrik Tengah PG. Madukismo Tabel 4.9. Status dan Kategori Risiko di Instalasi Pabrik Tengah PG. Madukismo

viii

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Madubaru Gambar 3.1. Proses Bisnis di PG. Madukismo Gambar 3.2. Gula Kemasan 1 kg Gambar 3.3. Gula Kemasan 50 kg Gambar 3.4. Alkohol Prima Gambar 3.5. Diagram Proses Pabrik Gula Gambar 3.6. Timbangan Bruto Gambar 3.7. Crane Gambar 3.8. Timbangan Tarra Gambar 3.9. Stasiun Gilingan Gambar 3.10. Timbangan Bolougne Gambar 3.11. Voorwarmer/ Pemanas Gambar 3.12. Defekator Gambar 3.13. Sulfitir Gambar 3.14. Door Clarifier Gambar 3.15. Evaporator Gambar 3.16. Pan Masakan Gambar 3.17. Putaran Gambar 3.18. Talang Getar Gambar 3.19. Penimbangan 50 kg Gambar 3.20. Penjahitan Karung Gambar 3.21. Penyimpanan Gula di Gudang Gambar 3.22. Tata Letak PT. Madubaru Gambar 4.1. Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan Gambar 4.2. Safety Helmet Gambar 4.3. Goggles Gambar 4.4. Earplugs Gambar 4.5. Respirator Gambar 4.6. Sarung Tangan Gambar 4.7. Sepatu Boots

ix

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Bagan Struktur Organisasi Lampiran 2. Proses Pembuatan Gula Lampiran 3. Penilaian Kerja Praktek Lampiran 4. Lembar Bimbingan Pelaksanaan dan Penyusunan Laporan Kerja Praktek Lampiran 5. Catatan Harian Pelaksanaan Kerja Praktek

x

BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini merupakan bab awal sebagai pengantar mengenai latar belakang dan tujuan diadakannya Kerja Praktek ini. Pada bab ini terdiri dari 3 bagian yaitu latar belakang, tujuan, serta tempat dan waktu pelaksanaan kerja praktek yang penulis laksanakan. 1.1.

Latar Belakang

Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat persaingan dalam dunia usaha semakin ketat seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini, termasuk dalam sektor industri. Hal ini menyebabkan dunia kerja menuntut tersedianya faktor produksi yang berkualitas. Tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi dituntut untuk dapat menguasai pekerjaannya dengan baik, terampil, dan profesional untuk dapat mendukung tercapainya tujuan suatu perusahaan dan peningkatan taraf hidup yang lebih baik. Universitas merupakan suatu lembaga pendidikan yang berperan mencetak tenagatenaga profesional yang dibutuhkan oleh masyarakat maupun industri. Namun demikian, bekal yang diberikan oleh universitas kepada mahasiswa memadai secara teori, namun kurang memadai dalam prakteknya, sehingga banyak sarjana lulusan universitas kurang mengenal secara langsung dunia kerja yang akan dimasukinya serta penerapan ilmu yang diperolehnya selama kuliah. Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. Untuk melaksanakan kerja praktek ini mahasiswa memerlukan bekal ilmu yang cukup, karenanya syarat untuk melaksanakan kerja praktek ini adalah mahasiswa telah menempuh kuliah minimal 5 semester. Selain itu mahasiswa diwajibkan telah mengikuti kegiatan Kunjungan Industri untuk mendukung pemahaman akan lingkungan yang akan dihadapi ketika melaksanakan kerja praktek. Untuk melaksanakan kerja praktek ini, mahasiswa dapat memilih sendiri perusahaan tempat kerja prakteknya dan kemudian mengajukannya ke PSTI UAJY untuk mendapatkan persetujuan dan surat pengantar dari Fakultas Teknologi Industri UAJY kepada perusahaan tempat kerja praktek yang dituju. Adapun syarat bagi mahasiswa untuk dapat mengajukan surat

1

pengantar kerja praktek tersebut adalah telah menempuh minimal 81 sks, memperoleh nilai minimal C untuk mata kuliah Sistem Produksi, telah mengikuti seminar (ujian) kerja praktek minimal 3 kali (dalam waktu yang berbeda), telah mengikuti sosialisasi kerja praktek dan kegiatan kunjungan industri yang diselenggarakan oleh PSTI UAJY. Kerja Praktek paling cepat dilaksanakan setelah Ujian Akhir Semester kelima sejak pertama kali mahasiswa terdaftar. PSTI UAJY memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa

untuk

mengenali

suasana

di

industri

serta

menumbuhkan,

meningkatkan, mengembangkan, dan mensimulasikan etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri. Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa teknik industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan pemecahan masalah. Karenanya dalam kerja praktek kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa adalah: a. Mengenali ruang lingkup perusahaan. b. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu. c. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor atau pembimbing lapangan. d. Mengamati perilaku sistem. e. Menyusun laporan akhir dalam bentuk tertulis. f. Melaksanakan ujian kerja praktek. Secara khusus, dalam lingkup Teknik Industri haruslah selalu disadari bahwa yang dikaji adalah kesatuan elemen sistem yang terdiri atas Manusia, Mesin, Material, Metode, Uang, Energi, Lingkungan dan Informasi. Artinya, dalam melaksanakan aktivitas yang menjadi tanggung jawabnya, Sarjana Teknik Industri harus selalu memandang aktivitasnya dalam kerangka sistem yang melingkupi aktivitas itu. 1.2.

Tujuan

Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah: a. Melatih kedisiplinan.

2

b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan dalam perusahaan. c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja. d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan menjalankan bisnisnya. e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di perusahaan. f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis. 1.3.

Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja Praktek ini dilaksanakan terhitung mulai tanggal 3 Juli 2017 sampai dengan 5 Agustus 2017 di PT. Madubaru (PG/PS Madukismo) dengan alamat di Desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Selama pelaksanaan kerja praktek, Penulis ditempatkan pada

bagian instalasi

pabrik gula tengah untuk proses pembersihan nira dan penguapan dengan pembimbing lapangan bapak Nurzewan. Dengan jam masuk, penulis mengikuti jam kantor perusahaan, yaitu hari Senin sampai dengan hari Kamis jam 06.30 – 15.00 WIB dan hari Jumat sampai dengan Sabtu 06.30 – 11.30 WIB.

3

BAB 2 TINJAUAN UMUM Bab tinjuan umum berisi tentang sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, dan manajemen perusahaan pada PT. Madubaru (PG/PS Madukismo). 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Madubaru (PG/PS Madukismo) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Agro Industri dengan memiliki satu pabrik gula (PG) dan satu pabrik spiritus (PS) yang berlokasi di Desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. PG. Madukismo dibangun pada tahun 1955 atas prakarsa Sri Sultan Hamengkubuwana IX untuk memenuhi kebutuhan gula masyarakat saat itu. Perusahaan ini menampung tenaga kerja yang berasal dari Provinsi DIY, serta melaksanakan program untuk pengadaan pangan nasional khususnya pada gula pasir. Pabrik gula Madukismo dibangun dengan tujuan untuk: a. Menampung para buruh bekas pabrik gula yang kehilangan pekerjaannya. b. Menambah kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. c. Menambah pendapatan pemerintah, baik pusat maupun daerah. Lokasi PG Madukismo menggunakan bekas PG Padokan yang merupakan salah satu diantara 17 pabrik gula pada zaman pendudukan Hindia Belanda di Daerah Istimewa Yogyakarta. PT. Madubaru diresmikan pada tanggal 29 Mei 1958 yang diresmikan oleh Presiden RI pertama yaitu Ir. Soekarno. Status PT. Madubaru yaitu Perseroan Terbatas (PT) yang didirikan pada tanggal 14 Juli 1955 dengan nama awal “Pabrik-Pabrik Gula Madubaru PT (P2G Madubaru PT)”. Pada awal pendirian, kepemilikan saham pada perusahaan ini 75% dimiliki Sri Sultan Hamengkubuwana IX dan 25% milik pemerintah Republik Indonesia (Departemen Pertanian RI). Pada tahun 1962 PT. Madubaru mengalami perubahan status menjadi perusahaan dibawah BPU-PPN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Negara). Hal ini disebabkan oleh policy Pemerintah Republik Indonesia. Tetapi, tahun 1956 terjadi pembubaran BPU-PPN yang disebabkan oleh situasi Indonesia yang sedang memburuk. Sehingga menyebabkan seluruh PG-PS yang ada di Indonesia boleh

4

memilih untuk mendapat status sebagai perusahaan swasta (PT) atau sebagai perusahaan negara. Kemudian, PG Madukismo berubah status menjadi swasta dengan susunan direksi dibawah kepemimpinan presiden direktur Sri Sultan Hamengkubuwana IX. Kemudian, pada tanggal 4 Maret 1984 sampai 24 Februari 2004 dilakukan kontrak managemen. Kontrak tersebut dilakukan dengan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yang merupakan salah satu BUMN milik departemen keungan RI. Sehingga, saat ini kepemilikan saham sudah berubah menjadi 65% milik Sri Sultan Hamengkubuwana X dan 35% milik PT. Rajawali Nusantara Indonesia. Produk utama yang dihasilkan adalah gula SHS (Superior Head Sugar) IA dengan jumlah produksi berkisar antara 35.000 -40.000 ton/tahun. Namun, produk tersebut telah diganti dengan Gula Kristal Putih (GKP) I, dengan produk sampingan yang dihasilkan adalah alkohol murni (kadar 95%) dan spiritus (kadar 94%).

5

2.2. Struktur Organisasi

Gambar 2.1 Struktur organisasi PT. Madubaru

6

2.2.1. Deskripsi Pekerjaan Struktur organisasi pada PT. Madubaru pimpinan tertinggi adalah direktur. Direktur mempunyai bawahan langsung 9 orang kepala bagian, yaitu: Kabag. Akuntansi&Keuangan, Kabag. Tanaman, Kabag. Instalasi, Kabag. Pabrikasi, Kabag. Pabrik Spiritus, Kabag. SDM & Umum, Kabag. Pemasaran, Kepala SPI dan Staff Dir. Khusus TLD. Berikut merupakan fungsi dan tugas dari masingmasing jabatan: a. Direktur Tugas dan wewenang direktur, yaitu: i. Melakukan manajemen yang meliputi keseluruhan kegiatan keputusan dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh dewan direksi. ii. Bertanggung jawab kepada direksi dan semua faktor produksi. iii. Mengevaluasi hasil kerja pabrik setiap tahunnya. b. Satuan Pengawas Intern (SPI) Tugas dan wewenang dari SPI, yaitu: i. Melakukan pengawasan melalui kegiatan audit, konsultasi, dan pembinaan terhadap semua kegiatan maupun fungsi organisasi. ii. Melakukan pengawasan atas pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan atas persetujuan direksi. iii. Melakukan audit investigasi terhadap aspek-aspek yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. iv. Dalam rangka penugasan, memiliki aspek penuh dan bebas ke seluruh fungsi, catatan, dokumen, aset, dan karyawan. v. Mengalokasikan sumber

daya dan menentukan lingkup kerja, serta

menetapkan teknik-teknik audit. vi. Memperoleh utusan kerjasama dari personel di unit-unit perusahaan pada saat melakukan pengawasan, termasuk jasa-jasa khusus lainnya dari dalam maupun luar perusahaan. vii. Menjadi counterpart bagi auditor eksternal dalam pelaksanaan tugasnya.

7

c. Kepala Bagian Pemasaran Kepala bagian pemasaran berfungsi untuk melaksanakan kebijakan direksi dalam ketentuan administrasi di bidang pemasaran, serta memimpin divisi pemasaran untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Kepala bagian pemasaran bertugas untuk: i. Menyusun strategi pemasaran. ii. Mengusahakan pengembangan pasar untuk produk perusahaan. iii. Merencanakan dan mengawasi pengiriman barang dan proses penagihan. iv. Mengawasi penjualan barang dan pemberian kredit kepada pembeli. v. Mengadakan perbaikan sistem pemasaran. vi. Menilai prestasi kerja staff pemasaran. d. Kepala Bagian Instalasi Kepala bagian instalasi berfungsi untuk membantu dan menjalankan kebijakankebijakan Direksi di bagian Instalasi baik dimasa giling maupun di luar masa giling, mulai dari aktivitas penyiapan dan pemeliharaan peralatan proses giling, pasokan listrik sesuai kebutuhan pabrik dan kantor, kendaraan dam remise beserta instrumennya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepala bagian instalasi mempunyai bawahan langsung yaitu Kasie Listrik&Bangunan, Kasie Ketel&Turbin, Kasie Pabrik Belakang, Kasie Pabrik Tengah, Kasie Traktor&Pompa Air, Kasie Gilingan, dan Kasie Remise&Besali. Berikut ini merupakan tugas dari Kepala bagian instalasi yaitu: i. Menjalankan kebijakan Direksi di bidang Instalasi dari seksi ketel, stasiun gilingan, pabrik tengah&pabrik belakang, kendaraan & remise, listrik, bangunan&besali dan traktor&pompa air, serta instrumen-instrumennya. ii. Mengkoordinasi dalam mengelola kegiatan di bagian instalasi dan melakukan pembinaan kepada bawahan. iii. Mengkoordinasi dalam mengelola kegiatan kesiapan pada stasiun gilingan. iv. Mengkoordinasi dalam mengelola kegiatan penyiapan mesin-mesin pabrik baik pabrik tengah maupun pabrik belakang, ketel dan pasokan listrik. v. Menyusun rancangan anggaran bagiannya dan melakukan evaluasi atas perbedaan antara anggaran dan realisasinya.

8

e. Kepala Bagian Pabrikasi Kepala bagian pabrikasi berfungsi untuk membantu dan menjalankan kebijakan Direksi dalam bidang pabrikasi atau pengolahan bahan menjadi barang jadi, serta memimpin dan mengkoordinasi kegiatan di bagiannya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kepala bagian pabrikasi mempunyai bawahan langsung yaitu staff pengolahan/masakan, staff maintenance pabrik tengah&belakang, staff pengolahan/pemurnian, staff pengolahan/lab&WTP, staff pengolahan, dan staff PLL. Kepala bagian pabrikasi bertugas untuk: i. Menjalankan kebijakan Direksi di bidang proses produksi gula dari aktivitas penimbangan tebu giling, pengolahan dalam mesin sampai dengan laporan produk selesai. ii. Mengkoordinasi para staff di bagiannya dalam mengelola kegiatan proses pengolahan bahan baku menjadi produk gula, termasuk pengelolaan laboratorium dan limbah. iii. Menyusun rencana anggaran bagiannya dan melakukan evaluasi atas perbedaan antara anggaran dan realisasinya. iv. Menetapkan kriteria dan urutan kegiatan termasuk mengatur jadwal pelaksanaan dan penempatan staff dan karyawan dalam menjalankan proses produksi gula. v. Melakukan pengawasan secara rutin yang berksesinambungan terhadap tugas para staff pengolahan, atas aktivitas proses produksi serta pengawasan output yang dihasilkan. f. Kepala Pabrik Spiritus Kepala pabrik spiritus berfungsi untuk mengelola alkohol dan spiritus serta memimpin seksinya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Bertugas untuk: i. Melaksanakan rencana produksi alkohol dan spiritus. ii. Mengawasi mutu alkohol dan spiritus. iii. Mengendalikan produksi alkohol dan spiritus untuk memenuhi target produksi. g. Kepala Bagian Tanaman Kepala bagian tanaman berfungsi untuk membantu administrator dalam melaksanakan kebijakan direksi dalam bidang penanaman dan penyediaan bibit

9

tebu, rencana tebang angkut tebu, dan kegiatan lain yang menyangkut penyediaan tebu sebagai bahan baku pabrik gula serta memimpin seksi-seksi yang berada dalam bagiannya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Bertugas untuk: i. Bertanggung jawab kepada administrator dalam bidan tanam. ii. Mengkoordinir penyusunan rencana areal tanam untuk tanam yang akan datang. iii. Menyusun komposisi tanam mengenai luas, letak masa tanam dan jenis sehingga penyediaan bahan baku selama masa giling yang telah ditentukan dapat terjamin. iv. Mengawasi dan mengadakan evaluasi pembiayaan pada bidang tanaman, tebang dan angkut. h. Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan Kepala bagian akuntansi dan keuangan berfungsi melaksanakan kebijakan direksi dalam ketentuan administrator dibidang keuangan, anggaran,serta memimpin divisi akuntansi dan keuangan untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. i. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia & Umum Kepala bagian sumber daya manusia berfungsi untuk melaksanakan kebijakan direksi dalam bidang sumber daya manusia dan urusan umum serta memimpin dan mengkoordinasi kegiatan di bagiannya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kepala bagian SDM mempunyai bawahan langsung yaitu staff sekret umum&agro, staff jasa& personalia, staff legal&diklat, dan staff klimik. Kepala bagian SDM mempunyai beberapa tugas yaitu: i. Menjalankan kebijakan Direksi di bidang sumber daya manusia yang berkaitam dengan kepegawaian, administrasi umum, serta pelayanan dan pengelolaan kesehatan (poliklinik) perusahaan. ii. Menghitung dan menyiapkan gaji dan upah semua karyawan perusahaan termasuk tunjangan dan jaminan sosial yang menjadi hak karyawan sesuai peraturan perusahaan yang berlaku.

10

iii. Melaksanakan kebijakan Direksi dalam membina hubungan antar karyawan dan hubungan dengan Instansi Pemerintahan yang berkaitan dengan urusan tenaga kerja, umum dan pelayanan kesehatan. iv. Menyelenggarakan

rekruitmen

calon

karyawan,

serta

pengembangan

pendidikan dan pelatihan karyawan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan perusahaan. v. Meminta dan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dalam tugas yang berhubungan dengan kepegawaian, pelayanan kesehatan dan ketentuan umum dari semua bagian. 2.3. Manajemen Perusahaan Sub bab ini terdiri dari visi dan misi perusahaan, ketenagakerjaan, peraturan jam kerja karyawan, dan pemasaran. 2.3.1. Visi dan Misi Perusahaan a. Visi PG Madukismo Menjadi perusahaan agroindustri gula yang unggul di Indonesia dengan petani sebagai mitra sejati. b. Misi PG Madukismo i. Menghasilkan gula dan ethanol yang berkualitas tinggi untuk memenuhi permintaan masyarakat dari industri di Indonesia. ii. Menghasilakan produk dengan memanfaatkan teknologi maju dan ramah lingkungan, dikelola secara profesional dan inovatif, memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan serta mengutamakan kemitraan petani. iii. Mengembangkan produk/bisnis yang mendukung bisnis inti. iv. Menempatkan karyawan dan stake holder lainnya sebagai bagian terpenting dalam proses penciptaan keunggulan perusahaan dan pencapaian stake holder value. 2.3.2. Ketenagakerjaan Tenaga kerja merupakan salah satu sumber penting dalam proses produksi dalam suatu pabrik. Berdasar peraturan perusahaan yaitu SK Kanwil Departemen Tenaga Kerja maka PT. Madubaru memiliki dua jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja tetap dan tenaga kerja kontrak (tidak tetap).

11

a. Tenaga Kerja Tetap Tenaga kerja tetap merupakan pekerja yang waktu kerjanya tidak ditentukan (sepanjang waktu) ketika hubungan kerja dimulai, pekerja wajib mengikuti masa percobaan dan pelatihan selama 3 bulan sebelum ditetapkan menjadi tenaga kerja tetap. Kemudian saat usia mencapai 55 tahun, akan dianggap telah purna tugas (pensiun). Tenaga kerja tetap dibedakan menjadi dua, yaitu: i. Karyawan Pimpinan (Staff) Karyawan pimpinan bertugas untuk membuat kebijakan mengenai pelaksanaan produksi, tidak berhubungan langsung dengan proses produksi pembuatan produk. ii.Karyawan Pelaksanaan (non-staff) Karyawan pelaksanaan pada umumnya mendapat posisi berada di bawah karyawan pimpinan dan bertugas untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pemimpin. b. Tenaga Kerja Tidak Tetap Tenaga kerja tidak tetap merupakan pekerja yang masa kerjanya pada waktu tertentu seperti musim panen tebu dan musim giling. Tenaga kerja ini terkait dalam sistem kontrak kerja perusahaan, yang dibedakan menjadi 3, yaitu: i. Tenaga Kerja Kampanye Tenaga kerja yang bekerja pada masa produksi atau bagian yang berhubungan dengan produksi, seperti proses penggilingan sampai produk gula jadi masuk ke dalam gudang. ii. Tenaga Kerja Musiman Tenaga kerja ini bekerja saat musim giling berlangsung, namun tidak bekerja secara langsung dalam proses produksi. Pekerja ini bekerja pada bagian penimbangan, pengangkutan tebu, dan pekerja lintasan rel. iii. Tenaga Kerja Harian Tenaga kerja ini bekerja secara harian yang bersifat insidentil sesuai kebutuhan dan urgensi perusahaan dengan sistem honor untuk penggajiannya. Kegiatan yang dilakukan seperti perbaikan gedung, kantor, dan lain-lainnya. 2.3.3. Peraturan Jam Kerja Karyawan Peraturan jam kerja karyawan pada perusahaan mengikuti aturan yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu karyawan yang bekerja bagian manajerial

12

bekerja selama 6 hari kerja dalam seminggu. Berikut ini merupakan jam kerja pada masa giling untuk karyawan bagian administrasi dan bagian pabrik: a. Bagian Administrasi (bagian yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi) i. Senin-Kamis

: Jam 06.30 – 15.00 WIB

ii. Jam Istirahat

: Jam 11.30 – 12.30 WIB

iii. Jumat-Sabtu

: Jam 06.30 – 11.30 WIB

b. Bagian Produksi (bagian yang berhubungan langsung dengan proses produksi) Proses produksi gula dan spiritus dilakukan selama 24 jam sehingga karyawan yang terlibat dalam proses produksi menggunakan ketentuan jam kerja secara shift, dengan masing-masing shift bekerja selama 8 jam sehari dengan waktu istirahat dilakukan secara bergantian. i. Shift pagi

: Jam 06.00 – 14.00 WIB

ii. Shift siang

: Jam 14.00 – 22.00 WIB

iii. Shift malam

: Jam 22.00 – 06.00 WIB

2.3.4. Pemasaran Produk gula yang dipasarkan oleh Madukismo mencakup Yogyakarta dan Jawa Tengah. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Madukismo memiliki dua cara yaitu penjualan langsung dan pelelangan. Gula yang diproduksi oleh PG. Madukismo dijual secara langsung kepada pelanggan dengan pembayaran langsung dan kredit. Sedangkan, gula milik petani yang diolah PG. Madukismo dipasarkan dengan cara pelelangan. Strategi pelelangan ini dimaksudkan untuk menjaga kestabilan harga di pasar. Produk gula kemasan didistribusikan kepada supermarket dan juga distributor yang melakukan rebranding atau membuat kemasan dan merk baru. 2.3.5. Sistem Penggajian Sistem penggajian yang dilakukan oleh PT. Madubaru dengan cara pembayaran gaji/upah kepada karyawan dengan mengelompokkan periode waktu berbedabeda. Berikut merupakan pengelompokkan penggajian pada PT. Madubaru:

13

a. Secara bulanan, pembayaran gaji yang dilakukan sebulan sekali yang diberikan kepada karyawan tetap bulanan, karyawan kampanye bulanan, dan karyawan musiman bulanan. b. Secara mingguan, pembayaran gaji yang diberikan secara dua minggu sekali yang diberika kepada karyawan tetap harian, karyawan kampanye harian, dan karyawan musiman harian dengan ketentuan kerja 6 hari mendapat upah 7 hari kerja. c. Secara harian, pemberian gaji harian yang diberikan kepada karyawan lepas harian. 2.3.6. Fasilitas Fasilitas yang diberikan oleh PT. Madubaru dimaksudkan untuk meningkatkan semangat

karyawan

serta

memberikan

kemudahan

dan

kenyamanan

karyawannya. Berikut ini merupakan fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh PT. Madubaru: a. Jamsostek Karyawan PT. Madubaru diikut sertakan dalam program jamsostek, yang akan mendapat perlindungan saat terjadi peristiwa kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, cacat, hari tua dan meinggal dunia. b. Pensiun Karyawan tetap diberikan jaminan hari tua sebesar 60% dari gaji pokok. c. Sarana Pengobatan PT. Madubaru mempunyai poliklinik yang dilengkapi apotek, dokter, perawat untuk karyawan dan keluarga. Pengobatan dapat dilakukan di RS Pemerintah/ Swasta yang ditunjuk perusahaan dan biaya akan diganti oleh perusahaan. d. Jaminan Kesehatan Jaminan kesehatan diberikan kepada karyawan tetap dan tidak tetap yang akan ditanggung perusahaan. e. Asuransi Perusahaan

mengadakan

program

asuransi

(TASEKHAT).

14

kesejahteraan

dihari

tua

f. Perumahan Perumahan tetap disediakan untuk karyawan tetap berdasarkan penunjukkan direksi, jika tidak mendapat perumahan maka pihak perusahaan akan memberikan uang sewa. g. Pakaian Dinas Pihak perusahaan memberikan baju dinas sebanyak 2 stel setiap tahunnya kepada karyawan. h. Pendidikan Perusahaan membangun sarana sekolah dan taman kanak-kanak yang ditujukan untuk anak karyawan agar menunjang kesejahteraan karyawan. 2.3.7. Peraturan dan Keselamatan Kerja Keselamatan kerja merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap karyawan di suatu perusahaan karena menyangkut nyawa pekerja serta perusahaan yang dapat mempengaruhi produktivitas dan citra perusahaan. PT. Madubaru mempunyai tanggungan antara lain: a. Kecelakaan yang terjadi selama proses produksi. b. Kematian karyawan akibat kecelakaan kerja. c. Cacat fisik karyawan akibat kecelakaan kerja. Tanggungan di atas tidak berlaku untuk pegawai musiman di luar masa giling. PT. Madubaru melaksanakan pedoman kesehatan dan keselamatan kerja (K3) antara lain: a. Mengikuti pedoman K3 dari Departemen Tenaga Kerja. b. Pengurus P2K3 sejak tahun 1971. c. Pembuatan laporan kegiatan P2K3 kepada Departemen Tenaga Kerja. d. Pengadaan penyuluhan tentang K3. e. Pemberian perlengkapan dan perlindungan diri pada tenaga kerja. f. Penyediaan pelindung mesin. g. Pengadaan lomba K3 disetiap unit kerja. h. Mangadakan pemeriksaan kesehatan karyawan secara berkala. i. Mengikuti seminar tentang K3

15

BAB 3 TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN Bab tinjuan tinjauan sistem perusahaan berisi tentang proses bisnis perusahaan, produk yang dihasilkan, proses produksi, dan fasilitas produksi pada PT. Madubaru (PG/PS Madukismo). 3.1. Proses Bisnis Perusahaan Proses bisnis merupakan suatu kumpulan aktivitas perusahaan yang saling terkait untuk menjalankan usahanya. Pada proses bisnis dapat diketahui urutan dari proses produk diproduksi hingga akhir. Berikut merupakan proses bisnis yang terdapat pada PG. Madukismo:

16

Gambar 3.1. Proses Bisnis di PG. Madukismo

17

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai proses bisnis di PG. Madukismo: a. Mengajukan Rencana Produksi Pengajuan rencana produksi didasarkan atas permintaan order serta kapasitas produksi yang dimiliki oleh PG. Madukismo yang dibuat oleh bagian pemasaran. Pengajuan order yang dilakukan oleh pelanggan harus memenuhi syarat, yaitu jumlah order yang tidak melebihi kapasitas dan transaksi pembayaran secara tunai ataupun kredit dengan jangka waktu yang ditentukan. Kapasitas produksi yang dimiliki diatur dalam regulasi Pemerintah Daerah dan diawasi oleh Tim Pengawas Inflasi Daerah (TPID). Hal tersebut agar PG. Madukismo tidak memproduksi gula secara berlebih agar menjaga harga gula di pasaran tetap stabil. b. Merapatkan Kapasitas Produksi Hasil dari rencana produksi, akan dilakukan evaluasi oleh departemendepartemen terkait untuk melihat kemampuan setiap departemen dalam melakukan produksi. c. Membuat Laporan Anggaran Produksi Setelah evaluasi rencana produksi selesai, kemudian bagian akuntansi dan keuangan akan menghitung biaya-biaya yang dibutuhkan selama proses produksi dan membuat laporan anggaran produksi. d. Mengecheck Laporan dan Memberikan Keputusan Direktur mengecheck

laporan keuangan mengenai anggaran produksi yang

diterima dari bagian akuntansi dan keuangan. Bila laporan anggaran diterima dan disetujui oleh direktur, maka bagian akuntansi dan bagian keuangan akan memberikan informasi ke bagian pabrikasi dan instalasi. Namun, apabila anggaran tidak disetujui, maka bagian akuntansi dan keuangan akan melakukan revisi laporan anggaran. e. Melakukan Penjadwalan Produksi Proses pembuatan jadwal produksi dilakukan oleh bagian pabrikasi. Jadwal produksi yang ditetapkan pada masa giling yaitu bulan Mei sampai November setiap tahunnya. f. Melakukan Maintenance pada Mesin Produksi Setelah

mendapat

jadwal

produksi,

bagian

instalasi

akan

melakukan

maintenance mesin sebelum dipakai produksi. Sehingga, waktu yang dibutuhkan

18

untuk memaintenance keseluruhan mesin dilakukan saat bulan Desember-April setiap tahunnya. g. Menentukan Jadwal Tebang Tebu Setelah membuat jadwal produksi, bagian pabrikasi juga membuat jadwal tebang tebu yang akan diberikan kepada bagian tanaman. Jadwal tersebut menunjukkan waktu tebang serta kapasitas tebu yang dibutuhkan selama proses produksi. h. Melakukan Penebangan Tebu Setelah jadwal tebang diberikan dari bagian pabrikasi, maka bagian tanaman akan melaksanakan penebangan tebu sesuai jadwal. Tebu yang ditebang berasal dari lahan PG. Madukismo yang disewa dari lahan milik petani. i. Melakukan Proses Produksi Setelah tebu telah tersedia dan siap, maka akan dilakukan proses pembuatan gula setiap hari senin sampai sabtu selama 24 jam. Proses dimulai dari tahap penggilingan hingga tahap penyelesaian. j. Melakukan Pengawasan Mutu Gula Pengawasan mutu gula yang dihasilkan dari proses produksi untuk mencapai nilai kemurnian yang terkandung dalam gula lebih dari 70. Pengawasan tersebut dilakukan oleh bagian pabrikasi. k. Melakukan Pengemasan Setelah proses produksi gula sampai tahap akhir, maka gula akan siap dikemas dengan menggunakan kemasan 50kg dan 1 kg. l. Penyimpanan Gula yang telah dikemas akan disimpan di dalam gudang sementara waktu sampai menunggu waktu pengiriman. Karyawan gudang akan melakukan pengiriman permintaan gula kepada pelanggan. m. Melakukan Kroscek Data yang Dimiliki Proses melakukan kroscek data dilakukan oleh bagian pemasaran, administrasi dan akuntansi dengan melakukan koordinasi data yang dimiliki. Apabila data sama, maka proses pendistribusian gula dapat dilakukan. Namun apabila terdapat perbedaan data maka akan dilakukan merapatkan kapasitas hingga memenuhi kebutuhan pelanggan.

19

3.2. Produk yang Dihasilkan 3.2.1. Produk Utama Produk yang dihasilkan oleh PG Madukismo adalah gula pasir berupa kristal putih IA (Superior High Sugar) dengan nilai kemurnian melebihi 70. Kemasan yang digunakan adalah kemasan 1 kg dan kemasan karung 50 kg. Gambar produk dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.2. Gula Kemasan 1 kg

Gambar 3.3. Gula Kemasan 50 kg Produk gula yang dihasilkan oleh PG. Madukismo telah disesuaikan dengan standar yang diberikan oleh Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI). Berikut ini merupakan perbandingan standar kualitas gula pasir PG. Madukismo dengan P3GI:

20

Tabel 3.1. Perbandingan Standar Kualitas Gula Pasir PG. Madukismo dengan P3GI Parameter

Satuan

PG. Madukismo

Standar dari P3GI

Diameter butiran

Mm

0,95-1,02

0,9-1,10

Kadar air

%

0,05-0,07

0,10

Polarisasi

%

99,77

99,80

Sumber: PG. Madukismo

3.2.2. Produk Samping Produk samping dari PT. Madubaru adalah alkohol

yang dikelola oleh PS.

Madukismo dengan memanfaatkan tetes tebu dari PG. Madukismo. Produk spiritus bakar dengan kadar murni 94% dan alkohol murni dengan kadar mencapai 95%, dengan pemantauan oleh Balai Penelitian Kimia Departemen Perindustrian dan PT. Sucofindo Indonesia. a. Alkohol Prima Alkohol prima merupakan alkohol yang memiliki kadar minimal 95%. Jumlahnya mencakup lebih dari 70% total produksi alkohol rata-rata. Alkohol jenis ini digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman keras serta sebagai bahan pelengkap dalam industri kosmetik, farmasi, dan sebagainya. Tabel 3.2. Sifat-Sifat Fisik Alkohol Variabel

Nilai O

Titk Didih

78,32 C

Titik Beku

-114,1OC

Berat Jenis (20OC)

0,7851 gr/ml

Viskositas ( 20OC)

170cp

Panas Jenis (20OC)

0,581 cl/gr OC

Tegangan Permukaan (20OC) O

22,3 dyne/cm

Panas Pelarutan (20 C)

24,9 cl/gr

Flash Point ASTM

18,3OC

Konduktivitas Termal

0,0017 J/s cm OC

Panas Pembakaran

328 cal/gr

Sumber: Laboratorium Utama PS. Madukismo

21

Gambar 3.4. Alkohol Prima b. Alkohol Teknis Alkohol teknis memiliki kadar 94% yang akan diolah lebih kanjut menjadi spiritus dengan menambahkan denaturan dan zat pewarna. Spiritus biasanya digunakan sebagai bahan bakar untuk pemanasan dan penerangan. 3.3. Proses Produksi Proses produksi dalam pembuatan gula pada PG. Madukismo terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap persiapan, tahap penggilingan, tahap pemurnian, tahap pemasakan, tahap putaran, dan tahap penyelesaian.

Gambar 3.5. Diagram Proses Pabrik Gula

22

3.3.1. Tahap Persiapan Tahap persiapan adalah saat bahan baku tebu diangkut dengan truk kemudian dilakukan penimbangan. Dalam stasiun penimbangan, terdapat dua buah timbangan yang terdiri dari 1 buah timbangan bruto yang berkapasitas 30.000 kg untuk menimbang truk tebu yang datang dan 1 buah timbangan tarra yang berkapasitas 20.000 kg untuk menimbang truk tebu kosong. Setelah dilakukan penimbangan, dilakukan pemeriksaan fisik tebu dengan mengambil sampel sebanyak 10 batang tebu yang akan dianalisa bagian tengah batangnya dengan mengambil cairan yang terkandung dibatangnya. Setelah selesai dianalisa, kemudian akan ditimbang dengan timbangan tarra. Selanjutnya, lori pengangkut kemudian memindahkan tebu dari truk menuju derek/ crane yang akan ditimbang lagi dengan timbangan lori. Penyimpanan tebu dalam crane yard tidak boleh lebih dari 24 jam, karena bila melebihi itu akan menyebabkan rusaknya batang tebu akibat bakteri pemakan gula yang dapat menurunkan kadar gula dan kadar air dalam tebu yang akan mempengaruhi kualitas gula. Data yang diperoleh dari stasiun penimbangan digunakan untuk menentukan rendemen tebu dan perkiraan jumlah karung untuk pengemasan gula. Kegunaan data yang lain adalah dapat menetapkan bagi hasil dengan petani, ongkos tebu, perhitungan untuk proses gilingan dan pemberian bahan tambahan dalam produksi.

Gambar 3.6. Timbangan Bruto

23

Gambar 3.7. Crane

Gambar 3.8. Timbangan Tarra 3.3.2. Tahap Penggilingan Setelah proses persiapan, maka tebu dipindahkan ke meja tebu menggunakan cane crane yang memiliki 2 jenis yaitu berkapasitas 5 dan 10 ton. Rantai yang terdapat pada cane crane kemudian diturunkan dan rantai pengikat dipasang dengan cara manual. Jumlah tebu yang masuk ke dalam cane carrier 1 akan diatur di meja tebu. Meja tebu memiliki leveler dan rantai bergerigi yan berjalan sehingga dapat menyeragamkan posisi batang tebu agar mudah diangkut. Proses yang dilakukan pada meja tebu adalah pencacah dan penghancur oleh scrider. Kemudian dilakukan perpindahan menuju unit unigrator dengan menggunakan cane crane yang dijatuhkan ke konveyor. Pada meja tebu juga dipasang kicker bergerigi yang berfungsi untuk mengatur banyaknya tebu yang jatuh ke konveyor. Setelah dari unit unigrator, tebu akan menghasilkan output berupa serpihan kecil tebu dan air nira yang keluar akan terserap kembali oleh serabut tebu selama proses berjalannya cane carrier 2 menuju gilingan 1. Pengecilan ukuran tebu bertujuan sebagai berikut: a. Membuka sel-sel pada tanaman tebu.

24

b. Memberikan tekanan yang merata pada rol gilingan. c. Memperluas bidang permukaan tebu yang berkontak dengan rol gilingan sehingga nira yang diperoleh banyak. d. Tenaga yang dibutuhkan oleh rol gilingan akan lebih kecil. Serpihan tebu kemudian berjalan dengan konveyor menuju stasiun gilingan, dengan menerapkan prinsip first in first out yang berarti tebu yang pertama kali masuk akan digiling terlebih dahulu. Mesin gilingan yang terdapat pada pabrik berjumlah 5 buah yang terbagi menjadi gilingan I, gilingan II, gilingan III, gilingan IV, dan gilingan V yang tersusun secara seri. Setiap gilingan mempunyai 3 buah roll dan setiap unitnya dilakukan 2 kali pemerahan. Serpihan tebu yang masuk ke gilingan I akan menghasilkan nira mentah yang masuk ke bak nira mentah dan ampas yang kadar gulanya rendah yaitu 1,5-2%. Ampas yang keluar dari gilingan I kemudian diangkut ole appron konveyor ke unit gilingan II. Sebelum masuk ke roll pada gilingan II, diberi hasil perahan unit gilingan III. Nira hasil perahan I dan II dicampur yang disebut nira mentah dan kemudian ampas akan dibawa ke unit gilingan III. Sebelum masuk ke unit gilingan III diberi hasil perahan gilingan IV. Kemudian ampas hasil perahan gilingan III masuk ke unit gilingan IV dan diberi nira perahan dari unit gilingan V dan diberi air imbibisi. Air imbibisi tersebut berfungsi untuk melarutkan nira yang terkandung dalam ampas tebu, yang disemprotkan sebesar 25-30% dari masa tebu yang masuk. Gula yang hilang dalam ampas akibat pemerahan dan unit gilingan dapat dikurangi dengan air imbibisi. Ampas yang diperoleh dari unit gilingan V kemudian diangkut dengan bagasse carrier menuju ketel sebagai bahan bakar. Perahan hasil gilingan V dibawa ke timbangan boulogne yang memiliki kapasitas 5 ton. Kemudian, dipompa menuju proses pemurnian.

25

Gambar 3.9. Stasiun Gilingan 3.3.3. Tahap Pembersihan Nira Tahap pembersihan nira terjadi di pabrik tengah yang bertujuan untuk menentukan kualitas gula karena akan memisahkan gula dan non gula. Dalam proses pembersihan nira terdapat 3 hal penting yang akan mempengaruhi kualitas gula: a. pH Pemisahan zat bukan gula diatur pada pH berkisar 7,4-7,8. Namun, bila pH yang dihasilkan terlalu tinggi akan merusak gula sehingga warna nira menjadi gelap. b. Temperatur Temperatur menjadi faktor penting yang dapat mempengaruhi proses produksi gula. Apabila temperatur terlalu tinggi akan menyebabkan rusaknya molekul sakarosa yang membuat zat warna menjadi gelap. c. Waktu Tinggal Waktu tinggal merupakan lamanya waktu untuk melakukan reaksi di dalam evaporator. Pada proses pembersihan nira, dibagi menjadi beberapa proses dari nira mentah hingga pengendapan akhir. Berikut ini merupakan proses pembersihan nira: a. Penimbangan Nira Nira mentah yang mengandung senyawa pengotor dari stasiun penggilingan masuk ke dalam timbangan bolougne. Kemudian nira akan turun menuju timbangan yang kapasitasnya 5 ton, apabila sudah memenuhi kapasitas maka klep

masukannya

akan

menutup

otomatis.

26

Penggunaan

timbangan

ini

memberikan informasi mengenai jumlah nira yang masuk per jamnya dan memberikan kemudahan bagi operator untuk menyesuaikan jumlah penambahan bahan lain ke dalam proses. Kemudian, nira mentah dialirkan ke bawah menuju bak nira (bak RWS) yang terdapat larutan asam fosfat 85% yang ditambahkan secara kontinu sebanyak 35kg setiap 4 jam agar mempercepat proses pengendapan senyawa pengotor. Selain itu, penambahan asam fosfat juga menyebabkan perubahan nilai pH nira menjadi 6-6,5.

Gambar 3.10. Timbangan Bolougne b. Pemanasan Pendahuluan (Voorwarmer I) Nira mentah yang ditampung dalam bak RWS kemudian dipompa menuju Voorwarmer I. Nira yang dipompa akan mengalir dalam pipa yang dikontakkan dengan panas dengan suhu 70OC. Pemanasan pendahuluan ini berfungsi sebagai berikut: i. Mempercepat reaksi susu kapur dan gas belerang. ii. Membunuh mikroorganisme yang terdapat dalam kandungan nira. iii. Inversi senyawa sukrosa dapat terhambat. iv. Sifat koloid dalam nira mentah dapat dihilangkan.

27

Gambar 3.11. Voorwarmer/ Pemanas c. Defekasi Setelah dari pemasan 1, nira akan dialirkan ke flash tank untuk membuang gas kemudian dilanjutkan ke proses defekasi.

Defekasi merupakan proses

penambahan susu kapur pada nira mentah yang mengandun asam fosfat. Proses defekasi dilakukan dengan mengalirkan niea mentah dari pemanas 1 menuju kalkdoozer apparat. Pada kalkdoozer apparat terdapat dua sekat yang memisahkan tangki antara nira mentah dan susu kapur. Nira mentah memiliki tangki yang lebih besar dibandingkan dengan susu kapur. Susu kapur yang terdapat pada kalkdoozer apparat akan teralirkan secara otomatis ke contactor yang akan dialirkan ke defekator 1 dan 2. Susu kapu berfungsi untuk menaikkan pH dari nira mentah dan membentuk endapan. Endapan tersebut dapat mengabsorbsi senyawa pengotor lain sehingga membentuk endapan yang ukurannya lebih besar. Susu kapur yang dicampurkan bertujuan untuk membantu proses homogeniasi campuran nira mentah dan susu kapur serta menaikkan pH menjadi 7,2. Pengadukan terjadi pada defekator membantu mempercepat proses reaksi dan pengendapan. Defekator 1 memiliki waktu tinggal 2,5-3 menit. Di dalam defekator 1 akan mulai terbentuk endapan garam fosfat yang kemudian akan dianalisa sampelnya menggunakan BTB (Brom Thymol Blue). Selanjutnya, nira akan dialirkan ke defekator 2 untuk menaikkan pH menjadi 9 dengan waktu tinggal 25-45 detik. Waktu tinggal yang lebih kecil, bertujuan untuk menghindari terjadinya dekomposisi gula reduksi pada nira mentah. Dalam defekator 2, sampel dianlisis menggunakan indikator PP (Phenolphthalein).

28

Akibat peningkatan kadar kapur dalam defekator akan menimbulkan kerak dalam pipa pemanas, kerak tersebut dapat menyebabkan: i. Proses penguapan nira encer menjadi tahan lama. ii. Terjadi karamelisasi gula saat pemanasan. iii. Steam yang diperlukan untuk pemanasan menjadi banyak.

Gambar 3.12. Defekator d. Sulfitasi Alkalis Proses sulfitasi ini bertujuan untuk meminimalisir peningkatan kadar kapur yang terjadi

dalam

proses

defekasi

dengan

cara

menetralkan

pH.

Setelah

penambahan gas belerang maka pH nira akan turun menjadi 7,2. Kemudian akan dinalisis menggunakan BTB (Brom Thymol Blue) atau PAN (Phenol Alpha Naphto). Penurunan pH berfungsi untuk mengurangi terbentunya gula reduksi dan gas belerang dan dapat berfungsi sebagai pemucatan (bleaching) pada nira. Kemudian nira akan dipompa ke atas dan dilakukan pemanasan menggunakan pemanas 2 dengan suhu 75OC. Pemanasan ini berfungsi untuk: i. Menyempurnakan reaksi sulfitasi dan juga menghilangkan gas-gas dalam nira encer agar CaSO3 dapat mengendap lebih cepat. ii. Mematikan mikroorganisme dalam nira. iii. Mengubah fasa komponen-komponen pengotor dalam nira encer menjadi fasa gas sehingga akan lebih mudah dipisahkan dalam flash drum. Kemudian nira dialirkan ke expandeur agar gas-gas dapat terdorong keluar sehingga proses pengendapan tidak terhambat.

29

Gambar 3.13. Sulfitir e. Pengendapan Akhir Proses pengendapan akhir ini bertujuan untuk mengendapkan kotoran-kotoran yang menggumpal selama proses sulfitasi. Proses ini menggunakan door clarifier dengan penambahan senyawa floculant yang akan membantu pengendapan dengan cara mengumpulkan flok-flok kecil menjadi satu hingga menjadi flok besar hingga mempercepat turun ke dasar door clarifier. Door clarifier merupakan bejana pengendapan yang bekerja secara kontinu yang terdiri dari empat tray di mana dipisahkan oleh inclined. Nira jernih masuk dan mengisi tray paling atas kemudian dibawahnya. Di tengah tray terdapat celah yang dipasangi pipa yang memiliki scrapper. Fungsi dari scrapper adalah menapiskan endapan yang berada pada dasar tray. Nira berada dalam door clarifier selama 2 jam 30 menit hingga 2 jam 45 menit. Nira jernih dibagian atas tiap tray akan dipompa ke pipa pengeluaran nira menuju bak nira jernih dan disaring pada DSM screen untuk memisahkan kotoran yang masih tersisa. Kemudian, nira yang kotor akan difilter (proses ulang) sedangkan yang kotor akan menjadi blotong.

30

Gambar 3.14. Door clarifier 3.3.4. Tahap Penguapan Nira yang masuk ke DSM screen maka akan turun menuju bak DNS yang menampung nira jernih. Kemudian dipompa menuju pemanas 3 dengan suhu 105OC. Selanjutnya menuju evaporator untuk dilakukan tahap penguapan yang bertujuan untuk memisahkan kandungan air sehingga dapat diambil sakarosa yang terdapat pada nira. Evaporator yang terdapat pada PG. Madukismo berjumlah 5 buah yang mana hanya 3 buah saja yang akan digunakan, karena 2 evaporator lain akan dibersihkan. Kelima evaporator disusun secara seri dan tekanan operasi evaporator diturunkan secara bertahap untuk tiap evaporator. Hal tersebut bertujuan untuk menurunkan titik didih dari nira karena setiap nira yang keluar dari evaporator memiliki konsentrasi yang lebih tinggi sehingga titik didih meningkat. Proses awal dilakukan di evaporator 1 yang mendapatkan uap bekas dari proses penggilingan, kemudian ketika mendidih uap evaporator 1 digunakan untuk pan evaporator 2, begitu seterusnya sampai evaporator 3. Setelah itu, nira akan turun ke bak DKS yang menampung nira kental. Kemudian dipompa menuju bejana sulfitir diksap dan masuk ke peti-peti nira kental.

Gambar 3.15. Evaporator

31

3.3.5. Tahap Masakan Pada tahap masakan, dilakukan penguapan kembali karena kadar air dalam nira kental masih cukup banyak yaitu sebesar 40%. Proses kristalisasi yang dilakukan dalam keadaan vakum dan secara bertahap. Peoses tersebut meminimumkan kehilangan gula dan waktu proses yang singkat dengan biaya yang rendah agar hasil kristal gula memenuhi syarat.

Bejana vakum berfungsi sebagai tempat

berlangsungnya proses kristalisasi, yaitu membentuk dan menumbuhkan kristal dari sukrosa dalam nira kental. Larutan yang terdapat dalam pan-pan masakan (massecuite) pada proses pembentukan kristal terdiri dari campuran kristal gula dan stroop. Tabel 3.3. Pan Masakan yang Digunakan PG. Madukismo Pan

Suhu (OC)

Jenis Masakan

1

60

Bibit A

2

60

3

Pan

Suhu (OC)

Jenis Masakan

7

62

C

Bibit A

8

63

Bibit D

62

A

9

63

D

4

62

A

10

63

D

5

62

A

11

63

D

6

62

C

12

63

D

no

no

Gambar 3.16. Pan Masakan PG. Madukismo menggunakan sistem masakan tipe A-C-D atau biasa dikenal dengan Triple Boilinh System.

32

a. Masakan A Bahan masakan A terdiri dari nira kental, klare SHS, gula leburan, gula C, dan gula D2. Secara bertahap nira kental dari bejana tunggu, masuk ke dalam pan masakan dan dimasak hingga lewat jenuh. Gula C dan gula D2 sebagai bibit kristal ditambahkan ke dalam nira kental, penamnahan tersebut bertujuan untuk mempercepat pembentukan dan pembesaran intik kristal dengan melekatnya sukrosa. Pengamatan kristal dilakukan dengan cara mengoleskan masakan A pada sekeping kaca bersih dan dilihat apakah jarak antar kristal telah rapat dan ukurannya rata. Bila sudah memenuhi syarat, maka masakan A dapat diturunkan ke palung pendingin, namun bila terlalu kental akan ditambahkan paranaid yang bertujuan untuk menurunkan tegangan permukaan sehingga masakan lebih encer. Masakan A menghasilkan campuran kristal gula A dan stroop A yang mengandung gula larut di dalamnya, dan stroop A akan dimasak ke masakan C. b. Masakan C Bahan masakan C terdiri dari nira kental, stroop A, dan gula D2. Pertama, nira kental dimasak hingga lewat jenuh dan menghasilkan kristal halus. Kemudian ditambahkan stroop A dan dilakukan pemanasan hingga terbentuk kristal yang diinginkan (0,5-0,6mm). Jika kristal yang terbentuk sudah memenuhi syarat, maka campuran kristal dan larutannya akan diturunkan ke palung pendingin. c. Masakan D Bahan masakan D terdiri dari nira kental, stroop C, dan klare D2. Pertama, nira kental dimasak hingga lewat jenuh dan menghasilkan kristal halus. Kemudian ditambahkan stroop c dan dilakukan pemanasan hingga terbentuk kristal yang diinginkan. Jika kristal yang terbentuk sudah memenuhi syarat, maka campuran kristal dan larutannya akan diturunkan ke palung pendingin. Setelah semua proses pemasakan selesai, maka dilanjutkan dengan proses pendinginan. Pembesaran kristal terjadi pada proses pengkristalan lebih lanjut dengan cara menyerap sukrosa yang masih ada dalam stroop. Di dalam palung pendinginan, terdapat pengaduk yang berfungsi menghomogenkan campuran masakan, tidak menggumpal, terjadi pembesaran kristal, dan viskositas masakan akan berkurang. Bila terjadi penurunan suhu, jumlah kristal yang dihasilkan akan lebih banyak karena terjadi penurunan kadar gula karena sukrosa yang berada dalam larutan jenuh akan menempel pada kristal yang terbentuk.

33

3.3.6. Tahap Putaran Kristal gula hasil dari masakan atau kristalisasi akan dialirkan menuju putaran. Dalam proses putaran, kristal gula akan dipisahkan dengan larutannya atau stroop dengan mengggunakan gaya sentrifugal. Kristal gula yang masih tercampur dengan stroop dari palung pendingin pompa dengan rotary pump ke dalam tromol berputar. Karena adanya putaran, kristal dan stroop akan terlempar ke dinding tromol. Kristal yang telah berpisah dengan stroop masih terdapat kotoran

yang

melekat

menghilangkannya,

maka

dan

mengering

kristal

gula

pada

dibilas

permukaannya.

dengan

air

Untuk

panas

dan

penyemprotan uap.

Gambar 3.17. Putaran a. Pemisahan Kristal Masakan A Pemisahan kristal pada masakan A dialirkan menuju alat putar. Saat kecepatan putar maksimum, maka dilakukan pencucian terhadap kristal gula menggunakan air panas dan uap bertekanan 2,5-3 kg/cm2 secara bergantian. Kemudian dilakukan scrapping menggunakan pisau dan menghasilkan gula A dan stroop A. b. Pemisahan Kristal Gula A (Putaran SHS) Kristal gula dari pemutaran masakan A dicampur dengan air kemudian diputar kembali.

Proses

kedua

ini

bertujuan

untuk

menyempurnakan

proses

pembersihan kristal gula sehingga menghasilkan kristal gula yang bersih. Proses putaran kedua menghasilakn gula SHS dan klare SHS. Klare SHS akan dikembalikan menuju pan masak A, sedangkan gula SHS diturunkan ke talang getar untuk penyelesaian akhir kristal gula.

34

c. Pemisahan Kristal Masakan C Gula hasil masakan C dialirkan menuju alat putar, yang akan ditambahkan air bersuhu 50-70OC. Proses putaran dengan kecepatan 1600 rpm ini menghasilan gula C dan stroop C. Stroop C akan dialirkan menuju pan masak D, sedangkan gula C akan dialirkan menuju pan masak A yang sebelumnya diencerkan terlebih dahulu. d. Pemisahan Kristal Masakan D Gula hasil masakan D memiliki tingkat kekentalan yang tinggi sehingga saat dilakukan putaran menggunakan putaran 1900-2175 rpm yang lebih tinggi dibandingkan dengan proses putaran lain. Hasil putaran menghasilkan gula D1 dan tetes. Tetes tersebut dijadikan bahan dasar pembuatan alkohol oleh pabrik spiritus. Gula D1 akan dilakukan putaran kedua dengan penambahan air bersuhu 60-70O dengan kecepatan 2210 rpm yang menghasilan gula D2 sebagau padat dan klare D sebagai cair. Klare D ditampung kemudian dipompa menuju pan masak D, sedangkan gula D2 akan diencerkan terlebih dahulu dan dipompa menuju pan masak A dan pan masak C untuk dijadikan bibit kristal. 3.3.7. Tahap Penyelesaian Gula SHS yang menuju tahap penyelesaian harus melalui beberapa prosesproses sebagai berikut: a. Proses Pengeringan dan Pemisahan Dari stasiun putaran, kristal gula SHS turun menuju talang getar yang memungkinkan kontak dengan udara luar sehingga terjadi pengeringan secara alami. Kemudian, masuk ke elevator 1 yang akan membawa gula naik dan menjatuhkan ke talan getar selanjutnya. Ketika gula jatuh, uap panas kering akan dihembuskan dari bawah untuk menghilangkan kadar air dalam gula. Dari talang getar 2, gula akan disaring menggunakan saringan dengan ukuran 4x4 inch. Selanjutnya, gula menuju elevator 2 untuk dikeringkan lagi dan dijatuhkan ke talang getar 3. Talang getar 3 memiliki 2 buah saringan yang pertama berukuran 10x10 inch dan saringan kedua berukuran 23x23 inch. Gula yang tidak lolos saringan akan tertahan dan dikumpulkan untuk dilebur kembali. Gula yang lolos saringan kedua akan dikumpulkan dan dilebur dengan gula yang tidak standar. Kristal gula yang tertahan pada saringan kedua akan dibawa ke elevator 3 untuk dibawa menuju talang getar 4 yang memiliki saringan 22x22 inch. Kristal gula yang lolos saringan merupakan gula yang lolos standar dan menuju ke suatu silo

35

dan akan dikemas. Sedangkan yang tidak memenuhi standar, akan dibawa menuju bak leburan dan dilebur kembali.

Gambar 3.18. Talang Getar b. Proses Pengemasan Pada bagian dasar silo terdapat timbangan otomatis, sehingga gula yang dikeluarkan dapat langsung dikemas per 50kg menggunakan karung. Gula yang dikemas beratnya tidak selalu sesuai, sehingga diperlukan karyawan yang akan mengurangi atau menambah isi gula. Setelah ditimbang ulang, maka gula akan dijahit dan disimpan ke dalam gudang. Gula yang diproduksi PG. Madukismo juga mempunyai kemasan 1kg dan 500gr. Namun, tempat pengemasan gula tersebut beda gedung dan menggunakan mesin Filvo Vertical Fill and Seal Machine with Double Head Weighing System dan plastik jenis OPP.

Gambar 3.19. Penimbangan 50kg

36

Gambar 3.20. Penjahitan Karung c. Proses Penyimpanan Setelah melalui proses pengemasan, maka gula akan disimpan dalam gudang. Gudang gula kemasan 50kg berjumlah 1 gudang dengan kapasitas 15.000 ton.

Gambar 3.21. Penyimpanan Gula di Gudang 3.4. Fasilitas Produksi 3.4.1. Tata Letak Pabrik PT. Madubaru mempunyai luas area keseluruhan 276.000 m2 dengan luas bangunan pabrik 51.000 m2. Terdapat beberapa pertimbangan mengenai lokasi PT. Madubaru yang terletak di Desa Padokan, Bantul, yaitu sebagai berikut: a. Lokasi PT. Madubaru berdekatan dengan sumber air yaitu sungai Winongo yang dibutuhkan untuk proses produksi b. Lokasi PT. Madubaru berdekatan dengan Kota Yogyakarta, sehingga memudahkan pihak pabrik untuk mencari peralatan pabrik dan tenaga ahli yang dibutuhkan

37

c. Tanah disekitar areal pabrik cocok untuk menanam tanaman tebu sehingga akomodasi pengangkutan batang tebu lebih mudah d. Penduduk sekitar are pabrik handal dalam penanaman tebu e. Lokasi pabrik berdekatan dengan perkebunan-perkebunan tebu lain seperti daerah kabupaten Kulonprogo, Purworejo,Sleman, dan Magelang.

38

Gambar 3.22. Tata Letak PT. Madubaru

39

3.4.2. Sarana dan Prasarana Produksi Dalam proses produksi suatu perusahaan dibutuhkan alat ataupun mesin yang digunakan untuk menunjang kelancaran produksi. Berbagai mesin dan peralatan yang digunakan pada setiap stasiun pada PG. Madukismo adalah sebagai berikut: a. Proses Penggilingan i. Cane Unloading Crane Cane Crane merupakan alat yang digunakan pada proses penggilingan yang berfungsi untuk mengangkut tebu dari lori ke meja tebu. Cane Crane bergerak secara maju mundur dan naik turun dengan digerakkan oleh motor listrik. ii. Meja Tebu Meja tebu berfungsi untuk meratakan tebu agar tebu yang digunakan dapat dengan mudah diolah ke proses selanjutnya. iii. Cane Carrier Cane Carrier yang terdapat pada penggilingan berjumlah tiga pasang yang berfungsi untuk mengantarkan tebu yang berasal dari meja tebu dan dibawa ke unigrator. iv. Unigrator Unigrator berfungsi untuk membuka sel-sel pada tebu. Proses pembukaan sel-sel tebu tersebut dengan cara memukul dan juga memotong tebu. Hal tersebut dilakukan agar proses pemerahan nira dapat dilakukan dengan maksimal. v. Rolling Gilingan Tebu Roll gilingan tebu berfungsi untuk memerah nira yang terkandung dalam tebu. Jumlah roll gilingan yang terdapat pada stasiun gilingan berjumlah 5 unit. b. Proses Pemurnian i. Timbangan Nira Timbangan nira merupakan alat yang digunakan saat nira mentah datang dari stasiun gilingan. Cara penggunaan timbangan nira ini ketika waktu zero (timbangan kosong) tutup bagian bawah akan tertutup kemudian nira mentah masuk hingga mencapai berat 5 ton. Kemudian, bagian tutup bawah akan membuka dan nira akan keluar. Berikut merupakan spesifikasi timbangan nira yang digunakan:

40

1.

Jumlah

: 1 unit

2.

Siklus`

: 2,1 menit

3.

NM% tebu

: 90

4.

Jam operasi

: 24 jam

5.

Kapasitas/ siklus

: 5 ton

ii. Voor Warmer/ Juice Heater/ Pemanas Proses pemurnian nira menggunakan pemanas dengan cara menutup kran untuk keluaran nira dan membuka kran pembuangan gas, serta menjalankan pengeluarkan air embun. Kemudian, katup pemanas dibuka perlahan-lahan, serta pipa amonik dijalankan. Lalu, katup gula ganda dibuka dan nira masuk ke kompartemen untuk melakukan pengisian nira pada seluruh ruang yang ditandai dengan adanya percikan nira yang berasal dari pembuangan gas yang menyebabkan kran harus segera ditutup dan alat akan beroperasi. Sistem pengendali proses pengerjaan pemanas dilihat dari suhu nira yang keluar. Berikut ini merupakan spesifikasi dari pemanas yang digunakan: 1.

Jumlah

: 4 unit

2.

Luas penampang

: 120 m2

3.

Diameter pipa

: 32/35 m

4.

Panjang pipa pemanas

: 3600mm

5.

Jumlah pipa

: 336

iii. Defecator Defecator merupakan reaktor dimana proses defekasi terjadi. Pada defecator, nira masuk kemudian ditambahkan susu kapur serta asam fosfat untuk proses pengikatan kotoran. Berikut ini merupakan spesifikasi dari defecator: 1.

Defecator 1

a)

Jumlah

: 1 unit

b)

Diamter

: 1570 mm

c)

Tinggi

: 800mm

d)

Volume efektif: 962 m3

2.

Defecator 2

a)

Jumlah : 1 unit

41

b)

Diamter

: 670 mm

c)

Tinggi : 860mm

d)

Volume efektif: 1296 m3

iv. Door Clarifier Door Clarifier merupakan bak pengendapan yang memuliki 4 tray digunakan saat proses pengendapan kotoran yang terdapat dalam nira. Pusat tray dalam door clarifier terdapat lubang untuk memasukkan pipa silindris yang memiliki tangan-tangan berserok untuk mengumpulkan endapan yang ada pada tray agar dapat mengalir ke pusat dan tertampung pada cekungan di pusat tray tersebut. Berikut ini merupakan spesifikasi dari door clarifier: 1.

Jumlah

: 1 unit

2.

Tipe bejana

: Door Clarifier 444

3.

Diameter

: 8,540 m

4.

Tinggi

: 5,490 m

5.

Volume

: 314,31 m3

6.

Putaran pengaduk: 0,14 rpm

v. Rotary Vacuum Filter Rotary vacuum filter digunakan ketika proses pemisahan nira kotor yang keluar dari bak pengendap agar nira tapis yang masih dapat digunakan dapat diperoleh. Berikut ini merupakan spesifikasi dari rotary vacuum filter: 1.

Jumlah

: 2 unit

2.

Diameter silinder

: 10ft

3.

Panjang

: 14 ft

4.

Putaran

: 0,4-1,25 rpm

5.

Mesh saringan

: 22 x 24

6.

Tebal lapisan blotong: 0,5-1,0 cm

7.

Suhu air siraman : 70-80OC

42

c. Proses Penguapan i. Evaporator Evaporator merupakan alat yang digunakan untuk menghilangkan kadar air dalam nira sehingga dapat diperoleh nira kental. Evaporator bekerja dengan adanya penambahan kalor atau panas dimana untuk memekatkan larutan dengan konsentrasi tinggi yang larut seperti nira yang memiliki titik didih tinggi serta zat pelarut yaitu air yang memiliki titik didih lebih rendah. Berikut ini merupakan spesifikasi dari evaporator yang digunakan: 1.

Evaporator 1

a)

Luas penampang

: 1500m2

b)

Jumlah pipa

: 4982 buah

c)

Diameter pipa

: 42/44 mm

d)

Panjang pipa

: 2400 mm

e)

Bahan pemanas

: uap bekas

2.

Evaporator 2

a)

Luas penampang

: 1500m2

b)

Jumlah pipa

: 4982 buah

c)

Diameter pipa

: 42/44 mm

d)

Panjang pipa

: 2400 mm

e)

Bahan pemanas

: uap bekas

3.

Evaporator 3

a)

Luas penampang

: 1100m2

b)

Jumlah pipa

: 3331 buah

c)

Diameter pipa

: 42/44 mm

d)

Panjang pipa

: 2400 mm

e)

Bahan pemanas

: uap murni

4.

Evaporator 4

43

a)

Luas penampang

: 1100m2

b)

Jumlah pipa

: 3331 buah

c)

Diameter pipa

: 42/44 mm

d)

Panjang pipa

: 2400 mm

e)

Bahan pemanas

: uap murni

5.

Evaporator 5

a)

Luas penampang

: 1190m2

b)

Jumlah pipa

: 4280 buah

c)

Diameter pipa

: 42/44 mm

d)

Panjang pipa

: 2400 mm

e)

Bahan pemanas

: uap murni

ii. Kondensor Kondensor berfungsi untuk membuat badan evaporator menjadi kosong atau hampa. Uap pada kondensor didinginkan dengan menggunakan air injeksi, yang menyebabkan adanya pengembunan karena kehilangan panas. Berikut ini merupakan spesifikasi dari kondensor yang digunakan: 1.

Tipe

: Barometris

2.

Vakum

: 50-65

3.

Kapasitas

: 16m3

d. Proses Pengkristalan i. Sulfitor Sulfitor merupakan alat yang digunakan untuk membuat warna dari nira menjadi pucat, yang membuat kualitas produk menjadi naik serta mengurangi viskositas dari nira serta mempermudah proses kristalisasi. Sulfitor yang dimiliki PG. Madukismo berjumlah 2 unit, dengan 1 unit sebagai cadangan. ii. Pan Kristalisasi Pan kristalisasi digunakan pada proses pengkristalan molekul-molekul sukrosa yang ada pada nira kental menjadi butiran-butiran gula dengan volume yang dapat diatur. Jumlah pan kristalisasi yang terdapat pada PG. Madukismo adalah 12 unit.

44

e. Proses Putaran i. Putaran A Putaran A digunakan untuk proses pemisahan kristal dengan larutan hasil masakan A dengan hasil gula A. Prosesnya yaitu ketika masakan dipompa ke dalam talang mixer kemudian turun untuk dipisahkan kristal dengan stroop. ii. Putaran SHS Putaran SHS digunakan untuk proses memisahkan klare dengan hasil putaran A. iii. Putaran C Putaran C digunakan untuk proses putaran kontinyu dari masakan C. iv. Putaran D1 Putaran D1 digunakan untuk pemisahan gula D1 dan tetes dari masakan D. v. Putaran D2 Putaran D1 digunakan untuk menghasilkan gula D2 dam klare D. f. Proses Penyelesaian i. Forced Draf Iron Forced draf iron ini digunakan untuk proses pengeringan gula dengan memnerikan udara bertekanan 4kg/cm. ii. Vibrating Screen Vibrating Screen ini digunakan untuk memisahkan gula kasar, gula halus, dan gula produk dengan menggunakan saringan. Saringan yang digunakan PG. Madukismo yaitu saringan 64 mesh untuk penyaringan gula kasar dan saringan 180 mesh untuk gula halus. g. Pengemasan dan Penyimpanan Gula i. Belt Conveyor Belt Conveyor digunakan untuk proses pemindahan karung gula dari penuangan gula ke dalam karung sampai proses penjahitan karung. ii. Mesin Jahit Mesin jahit digunakan untuk proses menjahit karung yang telah dilakukan penimbangan sesuai kemasannya.

45

iii. Crane Crane digunakan untuk mengangkut karung-karung yang

ada pada

penyimpanan ke pintu gudang. iv. Truck Truck digunakan untuk mengangkut karung-karung gula yang akan dikirimkan ke pelanggan.

46

BAB 4 TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA 4.1. Lingkup Pekerjaan Penulis melakukan kerja praktek pada PT. Madubaru dibagian instalasi pabrik tengah PG. Madukismo. Bagian instalasi pabrik tengah bertanggung jawab atas mesin-mesin yang

digunakan pada proses produksi gula pada tahap

pembersihan nira dan penguapan. Pada bagian instalasi, penulis dibimbing oleh pembimbing lapangan yaitu Bapak Nurzehwan dengan dibantu mandor di pabrik tengah yaitu Bapak Sutris selama kerja praktek di PG. Madukismo. Selama kegiatan kerja praktek di PG. Madukismo, penulis diperbolehkan mengamati bagian lainnya selain pabrik tengah untuk mengetahui proses produksi keseluruhan. Bagian instalasi terdapat seksi-seksi yang bertugas dalam pemeliharaan dan perbaikan mesin dan pesawat produksi. Berikut ini merupakan kepala seksi di bagian instalasi: a. Kabag Instalasi

: Eko Sudrajat, ST

b. Kabag/ Kasie Listrik, Instalasi&Bangunan

: Toufik Ramadhan,STP,M.Si

c. Kasie St. Ketel dan Turbin

: Haris Subiyantoro, ST

d. Kasie Pabrik Belakang

: Mulyadi

e. Kasie St. Pabrik Tengah

: Nurzewan

f. Kasie Traktor, Pompa Air&Kendaraan

: Nashrudin Abdus Salam

g. Kasie Gilingan

: Sutarno

h. Kasie Remise&Besali

: Rahayu Widodo

Pada minggu pertama kegiatan kerja praktek, penulis diberikan penjelasan mengenai proses serta pengenalan mesin yang digunakan pada bagian instalasi pabrik tengah untuk pembuatan gula. Kemudian, setelah memahami proses yang terjadi di pabrik tengah, penulis diperbolehkan berkeliling pabrik PG. Madukismo mulai dari proses penggilingan hingga penyelesaian yang dibagi menjadi 3 pabrik yaitu pabrik depan untuk proses penggilingan, pabrik tengah untuk proses pembersihan nira dan penguapan, pabrik belakang untuk proses pengkristalan gula. Pada saat berkeliling, penulis diperbolehkan menyakan informasi kepada

47

karyawan pabrik. Hal tersebut sangat membantu penulis agar memahami lingkup perusahaan secara umum. Pada minggu kedua, penulis diperbolehkan untuk melihat proses produksi yang tedapat pada PS. Madukismo yaitu pembuatan spiritus. Selama mengelilingi pabrik spiritus penulis dibantu Bapak Bayu untuk mendapat informasi mengenai proses dan alat yang digunakan pada pabrik spiritus. Pada minggu ketiga, penulis mencari informasi mengenai sejarah PT. Madubaru,struktur organisasi, proses bisnis yang dilakukan dengan cara bertanya pada bagian SDM PT. Madubaru. Hal tersebut sangat dibutuhkan agar penulis memahami proses-proses yang berlangsung pada perusahaan tersebut. Pada minggu keempat, penulis berfokus pada pabrik tengah untuk melakukan pengamatan pekerja. Selama pengamatan berlangsung, penulis banyak menemui pekerja yang tidak menggunakan keselamatan kerja di area produksi. Sehingga, dilakukan wawancara dan diskusi dengan karyawan dan mandor yang berada di pabrik tengah. Kemudian, mencari data kecelakaan kerja yang terjadi selama beberapa tahun terakhir di bagian instalasi. Pada minggu kelima, penulis melakukan dokumentasi yang dibutuhkan dalam pembuatan laporan. Dokumentasi dilakukan dari proses awal yaitu dari penimbangan tebu sampai dengan pengemasan yang dilakukan di gudang. 4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan Selama melaksanakan kerja praktek di bagian instalasi pabrik tengah PG. Madukismo, mahasiswa diizinkan untuk mengamati seluruh proses yang terdapat di PT. Madubaru. Mahasiswa diberikan kebebasan dalam mengamati setiap proses baik di pabrik tengah ataupun bagian lainnya dengan dibantu oleh mandor ataupun karyawan. PG. Madukismo juga memperbolehkan mahasiswa untuk mengambil dokumentasi dan data-data yang dibutuhkan. Selama melaksanakan kerja praktek, mahasiswa diberikan tanggung jawab selama berada di PG. Madukismo yaitu: a. Mempelajari tahapan proses dalam pengolahan gula. b. Mengelilingi lantai produksi untuk mengetahui lebih jelas dalam pengolahan gula.

48

Selama pelaksanaan kerja praktek, mahasiswa diberikan wewenang oleh pembimbing antara lain: a. Diperbolehkan untuk mengamati langsung sistem produksi pada semua bagian PG. Madukismo. b. Diperbolehkan mengambil dokumentasi berupa foto pada saat proses produksi berlangsung. c. Diperbolehkan untuk mengambil data dan mewawancari karyawan untuk kepentingan kerja praktek. 4.3. Metedologi Pelaksanaan Pekerjaan Dalam melaksanakan pekerjaan diperlukan langkah-langkah agar bisa mencapai tujuan yang diinginkan. Langkah-langkah tersebut menjadi pedoman mahasiswa dalam melaksanakan kerja praktek. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam melaksanakan kerja praktek: a. Mengelilingi pabrik tengah dan pengenalan setiap mesin yang digunakan. b. Mengamati karyawan yang bekerja pada setiap mesin di pabrik tengah. c. Melakukan diskusi dengan mandor mengenai mesin yang sangat berbahaya untuk pekerja. d. Melakukan wawancara dengan karyawan mengenai keselamatan kerja. e. Mengumpulkan data kecelakaan kerja yang terjadi di bagian instalasi. f. Menganalisa data kecelakaan kerja. g. Membuat laporan akhir.

49

Gambar 4.1. Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan 4.4. Hasil Pekerjaan Selama melaksanakan kerja praktek di PT. Madubaru bagian instalasi pabrik tengah PG. Madukismo, tidak ada tugas khusus yang diberikan oleh pembimbing lapangan maupun dosen pembimbing kerja praktek. Sehingga, mahasiswa berkeliling pabrik dan mengamati pekerja yang berada di pabrik tengah. Dari hasil pengamatan tersebut, mahasiswa menganalisis risiko yang pernah terjadi dan belum pernah terjadi di pabrik tengah. Analisis risiko erat kaitannya dengan kecelakaan

kerja,

sehingga

dengan

analisis

risiko

diharapkan

mampu

mengendalikan risiko dan menurunkan angka kecelakan kerja. Berikut ini merupakan data jumlah kecelakaan kerja yang terjadi di bagian instalasi PG. Madukismo selama tahun 2015-2017:

50

Tabel 4.1. Jumlah Kecelakaan Kerja Tahun 2015-2017 di Instalasi PG. Madukismo Instalasi Pabrik

No

Tahun

1

2015

2

40

2

2016

1

36

3

2017

3

13

Tengah

Total Instalasi

Sumber: Data Instalasi PG. Madukismo Berdasar jumlah kecelakaan kerja, angka kecelakaan kerja yang terjadi di intalasi pabrik tengah termasuk rendah dibanding dengan instalasi pabrik depan. Namun, analisis risiko juga dibutuhkan di pabrik tengah, mengingat banyaknya karywan yang bekerja tanpa menggunakan alat pelindung kerja. Tahapan yang dilakukan dalam menganalisis risiko dibagi menjadi tiga tahapan yaitu identifikasi risiko, analisis risiko dan evaluasi. 4.4.1. Tahap Identifikasi Risiko Identifikasi risiko yang pernah terjadi menggunakan data selama 3 tahun yaitu tahun 2015-2017. Sedangkan risiko yang belum pernah terjadi diidentifikasi berdasar pengamatan dan wawancara karyawan. Berikut ini merupakan identifikasi risiko yang terjadi di instalasi pabrik tengah: Tabel 4.2. Identifikasi Risiko di Instalasi Pabrik Tengah No

1

Impact / Dampak Karywan mengalami cidera mata

2

Jari karyawan terjepit

3

Jari karyawan terjepit

Cause /Sebab

Menarik bambu

Memasang v-belt

di kedua lutut sampai perut

Di penampungan air jogonalan Di mesin vacum filter Di area pemurnian

sulfur

nira

Air kondensat keluar

dan tangan 5

Keterangan

Menyetel pipa jalur

Karyawan mengalami luka 4

Context /

Perut karyawan terbentur

51

Di area pemurnian nira

Menyetel pipa

Di tangga area

pemanas 1

pemurnian nira

6

7

8

9

Luka melepuh pada tangan karyawan

Ketumpahan nira panas saat akan membersihkan

Di mesin pemanas 1

Karyawan mengalami

Tidak menggunakan

Di area pemurnian

sesak napas

masker

nira

Karyawan terpleset

Karyawan cidera kepala

Tumpahan nira mentah

Di dekat mesin timbangan bolougne

Tidak menggunakan

Di area timbangan

safety helmet

rupa-rupa

Tidak menggunakan 10

Karyawan terkena iritasi

kacamata akibat

Di area pemurnian

mata

debu-debu dari

nira

gilingan Suara bising mesin 11

Pendengaran karyawan

dan tidak

berkurang

menggunakan earplug Tidak menggunakan

12

Karyawan terpleset

sepatu saat membersihkan

Di area pabrik tengah dan belakang

Di mesin evaporator

4.4.2. Tahap Analisis Risiko Analisis risiko yang dilakukan untuk menganalisa dan menilai risiko yang terjadi. Yang dilakukan adalah menentukan kemungkinan/probabilitas (likelihood) dan dampak (consequences). Berikut ini merupakan matriks dari penilaian risiko dengan menggunakan acuan dari The Standards Australia/New Zealand (AS/NZS 4360) (2004): Tabel 4.3. Penilaian Likelihood Level/

Kriteria

Nilai 5

Almost Certain

4

Likely

3

Moderate

52

2

Unlikely

1

Rare

Tabel 4.3. merupakan penilaian likelihood yang dikelompokkan menjadi lima kategori. Semakin tinggi nilai tingkatannya, maka semakin tinggi pula kemungkinan atau probabilitas risiko itu terjadi. Nilai 1 menunjukkan bahwa risiko jarang sekali terjadi, nilai 2 menunjukkan risiko yang kadang-kadang terjadi, nilai 3 menunjukkan risiko yang beberapakali terjadi, nilai 4 menunjukkan risiko yang sering terjadi, dan nilai 5 menunjukkan risiko yang sangat sering terjadi. Tabel 4.4. Penilaian Consequences Level/

Kriteria

Nilai 1

Insignificant

2

Minor

3

Moderate

4

Major

5

Catastrophe

Tabel 4.4. merupakan penilaian consequences yang dikelompokkan menjadi lima kategori. Semakin tinggi nilai tingkatannya, maka semakin besar dampak yang ditimbulkan oleh risiko. Nilai 1 berarti tidak ada cidera, nilai 2 berarti memerlukan perawatan P3K, nilai 3 berarti memerlukan perawatan medis dan mengakibatkan hilangnya hari kerja/hilangnya fungsi anggota tubuh untuk sementara waktu, nilai 4 berarti cidera yang mengakibatkan cacat, nilai 5 berarti menyebabkan kematian. Berikut ini merupakan nilai frekuensi likelihood dan consequences untuk risiko di bagian instalasi pabrik tengah PG. Madukismo: Tabel 4.5. Penilaian Likelihood untuk Risiko di Instalasi Pabrik Tengah PG. Madukismo No

1

Risiko

Likelihood 1

Risiko karyawan mengalami



cidera mata saat menarik

53

2

3

4

5

bambu di penampungan air jogonalan Risiko jari karyawan terjepit 2



saat memasang v-belt di mesin vacum Risiko jari karyawan terjepit

3



saat menyetel pipa jalur sulfur di area pemurnian Risiko karyawan mengalami luka di kedua lutut sampai

4



perut dan tangan saat air kondensat keluar di area pemurnian Risiko perut karyawan

5

terbentur saat menyetel pipa



pemanas 1 di tangga area pemurnian Risiko luka melepuh pada tangan karyawan karena

6



ketumpahan nira panas saat akan membersihkan di mesin pemanas Risiko karyawan mengalami

7

sesak napas karena tidak



menggunakan masker di area pemurnian Risiko karyawan terpleset

8

karena tumpahan nira



mentah di dekat mesin timbangan bolougne Risiko karyawan cidera

9

kepala karena tidak



menggunakan safety helmet di area timbangan rupa-rupa

10



Risiko karyawan terkena

54

iritasi mata karena tidak menggunakan kacamata akibat debu-debu dari gilingan di area pemurnian Risiko pendengaran karyawan berkurang karena 11

suara bisning mesin dan



tidak menggunkan earplug di area pabrik tengah dan belakang Risiko karyawan terpleset

12

karena tidak menggunakan



sepatu saat membersihkan di mesin evaporator

Tabel 4.6. Penilaian Consequences untuk Risiko di Instalasi Pabrik Tengah PG. Madukismo No

Risiko

Consequences 1

2

3

Risiko karyawan mengalami 1

cidera mata saat menarik



bambu di penampungan air jogonalan Risiko jari karyawan terjepit

2



saat memasang v-belt di mesin vacum Risiko jari karyawan terjepit

3



saat menyetel pipa jalur sulfur di area pemurnian Risiko karyawan mengalami luka di kedua lutut sampai

4



perut dan tangan saat air kondensat keluar di area pemurnian

5



Risiko perut karyawan

55

4

5

terbentur saat menyetel pipa pemanas 1 di tangga area pemurnian Risiko luka melepuh pada tangan karyawan karena 6



ketumpahan nira panas saat akan membersihkan di mesin pemanas Risiko karyawan mengalami

7

sesak napas karena tidak



menggunakan masker di area pemurnian Risiko karyawan terpleset

8

karena tumpahan nira



mentah di dekat mesin timbangan bolougne Risiko karyawan cidera

9

kepala karena tidak



menggunakan safety helmet di area timbangan rupa-rupa Risiko karyawan terkena iritasi mata karena tidak

10



menggunakan kacamata akibat debu-debu dari gilingan di area pemurnian Risiko pendengaran karyawan berkurang karena

11

suara bisning mesin dan



tidak menggunkan earplug di area pabrik tengah dan belakang Risiko karyawan terpleset

12

karena tidak menggunakan



sepatu saat membersihkan di mesin evaporator

56

Setelah menilai likelihood dan consequences, kemudian dilakukan penghitungan nilai risiko. Angka hasil dari nilai risiko tersebut kemudian menunjukkan risiko yang ada menunjukkan pada status apa dan dapat diketahui tingkat bahaya dari risiko tersebut. Nilai risiko didapat dari nilai likelihood dikalikan dengan nilai consequences. Adapun hasil nilai risiko di bagian instalasi pabrik tengah PG. Madukismo sebagai berikut: Tabel 4.7. Nilai Risiko di Instalasi Pabrik Tengah PG. Madukismo No

Uraian Risiko

Likelihood

Consequences

Nilai Risiko

1

2

2

2

2

4

2

2

4

1

3

3

1

2

2

Risiko karyawan mengalami cidera 1

mata saat menarik bambu di penampungan air jogonalan Risiko jari karyawan

2

terjepit saat memasang v-belt di mesin vacum Risiko jari karyawan

3

terjepit saat menyetel pipa jalur sulfur di area pemurnian Risiko karyawan mengalami luka di

4

kedua lutut sampai perut dan tangan saat air kondensat keluar di area pemurnian Risiko perut karyawan terbentur

5

saat menyetel pipa pemanas 1 di tangga area pemurnian

57

Risiko luka melepuh pada tangan karyawan karena 6

ketumpahan nira

1

3

3

2

2

4

1

3

3

1

3

3

3

2

6

2

3

6

panas saat akan membersihkan di mesin pemanas Risiko karyawan mengalami sesak 7

napas karena tidak menggunakan masker di area pemurnian Risiko karyawan terpleset karena

8

tumpahan nira mentah di dekat mesin timbangan bolougne Risiko karyawan cidera kepala karena

9

tidak menggunakan safety helmet di area timbangan rupa-rupa Risiko karyawan terkena iritasi mata karena tidak

10

menggunakan kacamata akibat debu-debu dari gilingan di area pemurnian Risiko pendengaran

11

karyawan berkurang karena suara bisning

58

mesin dan tidak menggunkan earplug di area pabrik tengah dan belakang Risiko karyawan terpleset karena tidak 12

menggunakan sepatu

1

2

2

saat membersihkan di mesin evaporator

Dari tabel 4.7. dapat dilihat bahwa nilai risiko yang paling tinggi menunjukkan angka 6 dengan risiko nomor 10 dan 11. Sedangkan nilai risiko paling rendah menunjukkan angka 2 dengan risiko nomor 1,5, dan 12. 4.4.3. Tahap Evaluasi Setelah mengetahui nilai masing-masing risiko, maka langkah selanjutnya adalah membuat matriks dan status risiko. Matriks risiko ini akan menunjukkan status risiko yang terdapat dalam PG. Madukismo yang dikelompokkan menjadi 4 kategori yaitu risiko rendah, risiko sedang, risiko tinggi, dan risiko ekstrim. Berikut ini merupakan matriks dan status risiko: Tabel 4.8. Matriks Risiko di Instalasi Pabrik Tengah PG. Madukismo Consequences Likelihood

Insignificant

Minor

Moderate

Major

Catastrophic

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Almost Certain (5) Likely (4) Moderate

R10

(3) Unlikely

R2

(2)

R3

R11

R7

59

Rare

R1

R4

(1)

R5

R6

R12

R8 R9

Keterangan: R

: Risiko : Risiko rendah : Risiko sedang : Risiko tinggi : Risiko ekstrim

Berdasar matriks risiko di atas, masing-masing warna menggambarkan tingkat atau status risiko yang berbeda-beda. Warna hijau menunjukkan risiko rendah dan risiko dapat dikelola dengan prosedur rutin. Warna krem menunjukkan risiko sedang yang dibutuhkan tanggung jawab manajemen yang spesifik atau khusus. Warna kuning menunjukkan risiko tinggi yang membutuhkan perhatian manajemen senior. Warna merah menunjukkan risiko ekstrim yang memerlukan tindakan segera. Dasar dari tingkat atau status risiko adalah sebagai berikut: a. Kategori risiko rendah dengan nilai risiko ≤ 4 Kategori ini dapat diterima dengan persetujuan oleh pihak manajemen dan dapat diatasi dengan prosedur rutin. Tidak diperlukan tindakan. b. Kategori sedang dengan nilai risiko 4 < x ≤ 8 Kategori ini diterima dengan persetujuan dan memerlukan tanggung jawab yang jelas dari manajemen. Disarankan diambil tindakan jika tersedia sumberdaya. c. Kategori risiko tinggi dengan nilai risiko 8 < x ≤ 12 Kategori ini tidak diinginkan dan hanya dapat diterima ketika pengurangan risiko tidak dapat dilaksanakan, perlu perhatian khusus dari pihak manajemen. Diperlukan tindakan untuk mengelola risiko. d. Kategori risiko ekstrim dengan nilai risiko 12 < x ≤ 25 Kategori ini tidak dapat ditoleransi perlu penanganan dengan segera.

60

Dengan menggunakan kriteria di atas, maka risiko-risiko yang terdapat pada bagian instalasi pabrik tengah PG. Madukismo dapat digolongkan sebagai berikut: Tabel 4.9. Status dan Kategori Risiko di Instalasi Pabrik Tengah PG. Madukismo Status atau No

Kategori Risiko

Nilai

Rentang

Jenis Risiko

Nilai

Risiko

a. Risiko karyawan mengalami cidera mata saat menarik bambu

2

di penampungan air jogonalan b. Risiko jari karyawan terjepit saat

4

memasang v-belt di mesin vacum c. Risiko jari karyawan terjepit saat menyetel pipa jalur sulfur di area

4

pemurnian d. Risiko karyawan mengalami luka di kedua lutut sampai perut dan

3

tangan saat air kondensat keluar di area pemurnian 1

Rendah

≤4

e. Risiko perut karyawan terbentur saat menyetel pipa pemanas 1 di

2

tangga area pemurnian f. Risiko luka melepuh pada tangan karyawan karena ketumpahan

3

nira panas saat akan membersihkan di mesin pemanas g. Risiko karyawan mengalami sesak napas karena tidak

4

menggunakan masker di area pemurnian h. Risiko karyawan terpleset karena tumpahan nira mentah di dekat mesin timbangan bolougne

61

3

i. Risiko karyawan cidera kepala karena tidak menggunakan

3

safety helmet di area timbangan rupa-rupa j. Risiko karyawan terpleset karena tidak menggunakan sepatu saat membersihkan

di

2

mesin

evaporator a. Risiko karyawan terkena iritasi mata karena tidak menggunakan

6

kacamata akibat debu-debu dari gilingan di area pemurnian 2

Sedang

4<x≤8

b. Risiko pendengaran karyawan berkurang karena suara bisning mesin dan tidak menggunkan

6

earplug di area pabrik tengah dan belakang

Dari hasil kategori risiko di atas, golongan risiko yang terdapat di bagian instalasi pabrik tengah PG. Madukismo ke dalam 2 status yaitu rendah dan sedang. Dari dua tingkat risiko tersebut, risiko rendah akan diabaikan karena risiko tersebut masih diterima oleh perusahaan. Sedangkan risiko yang harus ditangani adalah risiko dengan kategori sedang, berikut ini merupakan strategi yang dapat dilakukan di bagian instalasi pabrik tengah PG. Madukismo: a. Pembuatan kebijakan K3 dan sanksi pelanggaran Pembuatan kebijakan ini dimaksudkan agar karywan dapat mengikuti aturan yang telah dibuat, serta dalam bekerja mengikuti SOP (Standard Operating Procedure) agar pekerjaan lebih efektif dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Kebijakan ini harus dijalankan dengan pantauan rutin oleh pihak manajemen perusahaan. b. Penyuluhan keselamatan kerja Strategi ini merupakan strategi preventif yang digunakan untuk pencegahan risiko terjadinya kecelakaan kerja. Penyuluhan dan kampanye keselamatan kerja dapat disampaikan berdasar kebijakan K3 yang telah dibuat kepada karyawan

62

saat masa giling agar karyawan sadar akan keselamatan dirinya dalam bekerja. Serta memberikan pengetahuan mengenai bahaya-bahaya yang ditimbulkan dalam bekerja agar karyawan bersedia menggunakan alat pelindung diri untuk menghindari kecelakaan kerja. c. Fasilitas APD (Alat Perlindungan Diri) Fasilitas APD sangat menunjang keselamatan karyawan dalam bekerja, sehingga sebaiknya fasilitas ini disediakan pada setiap departemen produksi agar karyawan terhindar dari hal-hal yang membahayakan. Berikut ini merupakan beberapa fasilitas APD yang sebaiknya terdapat pada bagian instalasi pabrik tengah PG. Madukismo: i. Alat pelindung kepala Alat safety helmet digunakan untuk melindungi kepala dari bahaya terbentur atau benda tajam yang sifatnya jatuh, melayang.

Gambar 4.2. Safety Helmet ii. Alat pelindung mata Alat yang digunakan untuk melindungi mata adalah kacamata goggles yang sifatnya tertutup semua dan terdapat lubang-lubang kecil sebagai ventilasi yang dimaksudkan untuk melindungi karyawan dari debu-debu serbuk hasil dari gilingan.

Gambar 4.3. Goggles

63

iii. Alat pelindung telinga Alat yang digunakan adalah earplugs untuk melindungi telinga dari suara bising yang ditimbulkan dari mesin.

Gambar 4.4. Earplugs iv. Alat pelindung pernafasan Alat yang sebaiknya digunakan adalah respirator yang berfungsi untuk membersihkan udara yang akan dihirup oleh karyawan untuk melindungi dari bahaya debu, asap, gas, dan uap.

Gambar 4.5. Respirator v. Alat pelindung tangan Alat yang digunakan adalah sarung tangan karena kecelakaan yang sering terjadi di instalasi pabrik tengah melukai tangan.

Gambar 4.6. Sarung Tangan

64

vi. Alat pelindung kaki Alat yang digunakan adalah sepatu boots yang berfungsi untuk melindungi kaki dari benda-benda tajam, percikan cairan kimia, cairan panas.

Gambar 4.7. Sepatu Boots

65

BAB 5 PENUTUP 5.1.

Kesimpulan

Dari hasil kerja praktek yang dilakukan selama 30 hari kerja mulai dari tanggal 3 Juli-5 Agustus 2017 dapat disimpulkan bahwa: a. Bagian Instalasi Pabrik tengah melakukan pemrosesan mulai dari pemurnian nira dan penguapan. b. Urutan proses pemurnian nira adalah dengan pemanas 1, defekasi, sulfitasi alkalis, dan pengendapan akhir yang menghasilkan nira mentah (RWS). c. Urutan proses penguapan adalah dari DSM screen dihasilkan nira jernih (DNS) yang kemudian akan ke pemanas 3, evaporator dan menghasilkan nira kental (DKS). d. Hasil dari analisis risiko menunjukkan bahwa risiko yang terdapat pada bagian instalasi pabrik tengah pada level rendah dan sedang 5.2.

Saran

a. Strategi yang dapat dilakukan oleh pihak PG. Madukismo adalah dengan pembuatan kebijakan K3 dan sanksi pelanggaran, penyuluhan keselamatan kerja, dan fasilitas APD (Alat Perlindungan Diri). b. Diperlukan adanya peringatan di setiap mesin produksi agar tidak membahayakan karyawan. c. Diperlukan adanya ruang khusus mahasiswa untuk kerja praktek atau magang agar tidak mengganggu karyawan saat bekerja.

66

DAFTAR PUSTAKA Anonimous.2004.

Risk

Management

Guidelines

Companion

to

AS/NZS

Standards Association of Australia. Anonimous. 2017. Risk Assessment. Syahrizal,dkk 2015. Analisis Strategi Penanggulangan Kecelakaan Kerja untuk Mencapai Tingkat Kecelakaan Kerja Nihil (Zero Accident) pada PT. Tasik Raja.

Sumatera

Utara

https://www.academia.edu/17116053/ANALISIS_STRATEGI_PENANGG ULANGAN_KECELAKAAN_KERJA_UNTUK_MENCAPAI_TINGKAT_KE CELAKAAN_KERJA_NIHIL_ZERO_ACCIDENT_PADA_PT._TASIK_RAJ A (diakses pada tanggal 21 Agustus 2017 pukul 20.08) Sari, N. Ratna. Alat Perlindungan Diri dan Peralatan Keselamatan Kerja https://www.academia.edu/8843832/Alat_perlindungan_diri (diakses pada tanggal 21 Agustus 2017 pukul 21.20

67

LAMPIRAN

68

LAPANGAN PENILAIANKERJAPRAKTEKOLEHPEt|BIilB|I'IGISUPERIIISOR INDUSTRI, PROGRAM STUDITEKNIK KERJAPRAKTEK UNIVERSITASATMA JAYAYOGYAKARTA

NamaMahasiswa No.Mahesiswa PerusdraanTempatKerjaPraldek Keria Divisi/DeparlernenlArea WaktuPelaksanaan

. Ter-gql,. , \nstotas.. .P.+!tiY.

.9"l-u\i.:.F., agqsllt ?9.'?

MohonBapakllbupembimbinglapanganmemberikanpenilaianatas plestasimahasigwapeserta kaja praktekssuai denganaspek penilaiandi bawahini. Nilai tercndah adalah I dan nilai Frtinggi adalah{0. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Nilai {'l - {0}

Aspek Penilaian Kdisiplinan Motivasikerja

........... ...".9, ....4......

Tanggurgiawab denganrekansekerja Kedasama Sopansantundantatakrama yangdiberikan dan penahamanierhadaptugas Dayatangkao mdaksanakandanmenyelwakantugas Kemampuan peralatankeria dalammenggunakan Keferampilan Perawatanterhadapperalatankeria

g

I

dl

-.,-:/-.

keria terhadapkeselamatan Perhatian

$pg-sgy*r K",q;. Asslos. ..20.!3 ,\ qPf,

*t

Lapargan,

tLn

ge

Catatan: $10}, balk . Nitaipqdasetiapaspekdikategorikan dalampwingkat*angat baik {nilainonrinal: (ffi). kur*ng dan sangnt lrurang cukup {1-2}{3,$, {?€), ' Pembimbing/$upervisor Lapangandirnohonmengisiblankopenilaianini apabilarnahasisnta yangbersangkutan lelahmenyel*aikan LaporanKeriaPraldekdi Perusahaan. lapangan . Mahasi$wa yangtidakmenyemhkan blankonilaiyangsudahterisiolehpernbimbing llffia Kuliah Ke$a Praktek. nilai tidakakanmenerhna akhir

Programstudi Teknik lndustri universitas Atrna Jaya yogyakartaLembarBimbinganPelaksanaandan Penyusunem LaPoranKeria Praktek/Magang h; na M a h a s i s w a h l: I'd

F "rusahaantempatKP *''rggal KP Pelaksanaan f :sen Pembimbing ltr O

I kY-t , N-,iq ()t-q1 -0-Y3 , l1-oO-Q? P--r \Aot'pPg:g 1 .\u\r 2AQ -

S Agustustol?

. ...*,..Y-.;'.....

M'r , A-g_:6rna B$?P i sit, Agenda

Tanggal

,ot+ it hlea

oan suratPembimblngan Frahan Praktek Kerja persiapan Konsultasi

[? Jolirot+

darl 6oran aletlorisultasipenugasan perusahaan

TandaTanganuosen Pembimbing

,-e''L

CpoAn panamasetelahPelaksanaan

:r Euss rofi KerjaPraktekdankonsultasipenyusunan lanoran

q 5

t I

Fenyerahafi raft laporanKerjaPrakteK untukpertamakali 3\ Agt,sttseqq

)yavwxn

Pengaoton krfrlsln rglist @rtoma

laPoranKerjaPraktek Pengesahan 13Urrtarurtrciq

t

4frr

4

studiTeknik|FdustriUniYersitasAtmaJayaYogyakarta Keria Praktek Catatan Harian Pelalcanaan Tluol r*lont.t & T,I"wGGALi

STETIPEL PERUSAHAAN A J tJ6

Jltr

.i,ld."--

bPotngon Vop1nui Pgnlrih^bi5

a.4 *t Aa

69

r^wdor ?erlerrrton dengo^ di Pobriu WJtgon

|fur,Pelqori PfOseSPenrberSihan Nra'doJl PgrguaPon

Co;gon S1off & bagun Pentrerotan gdrr",rrS"\ros1Pabrii( ten$etl^'

Vegrotonfqp ?@'u\eu Magokh,ru

r':":rpentingharian: ,, go& fobt\v {er3oh

gcxrtu @rnuiltan

:atandari PembimbinglaPangan:

^i r..r ni oa

do-rn

peJ0tepd\

"

Atna Jaya Yogyakarta ram Studi Teknik tndusilri Uniuercitas CatatanHarianPe|alrsanaanKeriaPraktek TlHolrmaan & STETIPEL

ItFBPgryenH Pevbtston obsenei d'an v€r'3s,r ctbsersi

Menemui pernbirt\bt$

4^ LH:!j15f7Ilqrs-

i" u#.l()-a c")"fi'rZ

[qPaQ$an

btrWu fe€er€nst &neti+Uen. t aenUoCo, instdae dr Pt Modu baco bogsn kewl I FengQlqPnz fiogeu(ugl Stasiun dc"n

F€rorn

HemFe{qm,ecOses @

tan pentingharian:

laPangan: rtandari Pembimbing

un AtO6;(

JayaYogyakarta s g r a mStudi TeknikIndustriUniversitasAtma CatatanHarianPelaksanaanKeria Praktek flr.rolrmclx KEGIATAN

. TlHecal

t$ g

*

fd e,rgls{ absensi

L

a

$isvus dengotn eaL frri bogran @b*Uoei

Vgnuqco, buLu Rte,rensi Puelition clr bagron cF Qf' ModuGcrru Ho'trnc Oistted delgcrn Fo'L bqtqn @nor0icrn r"ergenol e|t conkro I l.{erq.rarrhrrrv*3{alDn wai/-{€]lf, kv;ttr v(

r:an pentingharian: 'i:. ":":'-).r0

Q5c61 , A \ - \ c c n t ( o \ suaorln manuoil

l:atandari PembimbinglaPangan:

eeh' nSga

haruS

4iorgct

&

; rogramstudi TeknikIndustriuniversitasAtmaJayaYogyakarta KeriaPraktek GatatanHarianPelaksanaan Tlt.tolrnnenn & - r{, TANGGAL

|

--!"D

14

20R

o;

lbssnsr

bapb Wo $oEran gtdsru\ deinesi

gtglusi &rgn ?aJb lJgthni i,mr;rJh

$ eliha'l l^c-rqi\

cian

ffi.),fFpr,-lciffri' k';Fil

{r3;,p rl(J,-l1qtg&rf:t

iUfi>

FCcL(I'> S€'.rinp[tn4 \tlnbrr'lr ff{)!&.ri

pf,0ht} l'{i*e,.c,1,-1\r\ke1'aon'1€{\a

6::ian pentingharian:

iatatandari PembimbinglaPangan:

* A O

F&npto16ri Pernornhn 0irq rnenladi blgtong

N4anpa6art ialtrf

PenggoPan

dr pofiv tengoh

lreq\ahan tzglp $r'trtokt lenglotrt'i,rr

ra:anpentingharian:

a:atandari pembimbinglaPangan:

Atna Jaya Yogyakarta Studi Telmik lndus{ri Umdirersitas Catatan Harian PelaksanaanKerja Praktek Tlnol rmenn &

It I

Ifr:, lfmcoll

Jar

*.il[,,fa i]

o8a

STEIiPEL PERUSAHAAN *rAD{.r"+

Keennx

*

Aus er,>i

L

cBro

oisrusi r"gngenal rnaln{grcncg rne6h A pabrit/ tengah

IO'OO

Mendoto;enis mesin don 'VQe Qffo1x166rt EAn$

tt.30

pentingharian:

lapangan: latatandaripembimbing

dgurl2udn

(

. ;TI'I

ffimuramstudi reknik IndustriunivercitasAtmaJayayogyakarta GatatanHarianpelaksanaan Kedapraktek Tlr.rolmruenn& TAfiGGAL l|(Tnm["

Jan

STEMPEL PERUSAHAAN A D (/a

Keennx

lrfli"l

rir

a. - ^ll ryI7

Absensi

oB'00

08 .ro

/.

Menge.titing,pbci, d

SQicitus

l.{odotztg6ng

per-Jisl,ul-L

c Y)''{q

*

fi\€J1_q.g]c(,

jgnq 3n t)fOS€S

ir:xrz B.^g'.

pglnL.' L1:n1Ar

-,

!Q(r(r1 ..

ia.%

lfl"ott-

&riuittrg grrbru untuu rnetthott fnerin-rrpsrn gaq$ d$trc'ttzcrn

Vle\\kot Pnosespen$utlr\gcn gpirflUJ

is'00 ira:anpentingharian:

.:tatan dari pembimbinglapangan:

I

t*"I 't

I studi reknik lndustri univerrsitasAtma Jaya Yogyakarta Fnnqrnam CatatanHarianPelaksanaanKeria Praktek Tlruol rnncan & ,T]ttIINq TAHGGAL

Jan

STEMPEL PERUSAHAAN

Keerlnn

*L!at

ii,

r-',,

lii. \,?r\

7'-tl

$Orgi

i.^ JL

.y

ff

i.1 :.

i

.ap1i-gu-" s.-idr )

Mld' t'

''

frregin Me*usn.,UOet.loqULven

i0@

rfl€s.int\]4rq diguflavm

pado

psgnli tefglh

ll e

1r^ :t/

is ob

Sertan,\o .pulcrb dagon @Seno ag rOLIJLSAIG

Mgrn:ontU mgrvtber$htalo ${odilcut\ro, tefripo+ dlsh{i garq drtu'nexYcln

::atanpentingharian:

-atatandari pembimbinglapangan:

-

studi reknik lrdustri universitasAtna Jayayogyakarta {ffioEram CatatanHarianpelaksanaan Kerjapraktek fl1 i

Tlr.rol rntem & I'ilildfi$q, Trxccal

Jan

STEMPEL PERUSAHAAN

Kecnnr.t

g {;A .

i:,

A

- " ,1 )oi?

!

ob cv

08 to

ll

ftbsensi

fr

f\7

\i:: ) ;-'.

Magotltirg' Gaslcn becel

BeraiErrusi dt $osirn

VqeI

Og 30 bersora

r03e t3.zfrt3"co

B$L Jocryqoi

Me\tt'ot ptGes fgngarunrrr *lnu

pa€l({,teon

F4et.no,*gtoses bnqrt*an hara Con Q3lCIorelran bevoq b@fr'Uaqg mepernpe(

- .^ .an penung

nanan:

. atat n dari pembimbinglapangan:

programstudi TekniklndustriuniversitasAtmaJayaYogyakarh KeriaPraktek CatatanHarianPelaksanaan fllroa tlnonH & I Aru,TANGGAL

_l!lit5

_ ,",112O(t

Absgns'r

"

'!i'

t-S6ah 0ourornen{rrsid\ Paurtk

Nt.gngumO\rpfoses P4ynbers[Y16r"o euaPofcrtotr

lzae$au':on BerdteVoE,dengrn nnergenott Prcsedvr ir"Oo**t peln6*,fgk'On €-li&\FutDdor-

Megruhifi ve$ra\oPveda prOuteu . atatanPentingharian:

latatan dari PembimbinglaPangan:

Fnogramstudi reknik Industi universitasAfrnaJayayogyakarta GatatanHarianPelaksanaanKeriapraktek Tlttolrlnelu&

Hnn,TarccAr

Jeu

STEIiPEL PERUSAHAAN

Kecnrnx r

Juilet i

rHJu\\ lOn

oBoo

Absens

*{

1

t . {

OB30

r0.00

\r"30

t 4,emuocofeters'si ah ?€netttion clr gergoStokaon ?T. Uodbuq(u

Mhgqlari @ta *eota rrqidefcn(e 0odo rnetn BArg ado d^ pahik "teES,

hlergaLhrcr Ve$aun t/€Sa Pfahet,

;,atatanpentingharian:

Catatandari pembimbing lapangan:

fl

r,

pnogramstudi TeknikIndussi universitasAtmaJayaYogyakarta GatatanHarianPelaksanaanKeriaPraktek flnonrllerul

A

a.

*.

Abseosi

ptoeil Meneari inforrndsr wggenar Qe(t6ah'oon dd\

€cJaah

Ji PT. Modubaru

$o*tts Berdrshxr &nggn Sor'iz \'adomtu me.nger'arge9roh fl"

vedo ffatdek Freng6kk$\ v€3klun

-atatanPentingharian:

laPangan: Catatandari Pembimbing

&

programstudi reknik IndustriUniversitasAtmaJayaYogyakarta KeriaPraktek GatatanHarianPelaksanaan

HlRt, TlHGeAu

--lniO - jurl !0?

rne^genot( t4ene7"i infoumasi sedatoh PT l"{qdu Eoru cic'rn St(uutbr Orgon6&si beb a Mgr^bcnt trrgoran

&n:

KE [4e{oVuvan

ujawoncci(o dengAn

rnenqBhdtSdus\un Qau 9u-irs Pefium'un

ve{Ft ?ortdeu \,le.ngarrnrrVeg\:$on

tatanpentingharian:

laPangan: rtatandariPembimbing

DrogramStudiTeknikIndustriUnivensitas AtmaJayaYogyakarta CatatanHarianPelaksanaan KeriaPraktek Tlr.rol rmclx & STETIPEL PERUSAHAAN

Keenrnx

JaH

IARI, TANGGAL

.SD(.ro = :.OSQ ,

: J tr[ 9s1.1

A

of "oo

a *

Abser,si

2L

a

Ftor.a.i

dlo

2n 266tr$@l

PeroCoho

inforrnost

Pr Hodu fuiro

Metr4\utkrn rnembcg( (cqrcton KP

to'@

\3 30

bt)Vu lgqo'**t. Meunbacc,r co€^g€nc^\ PerUSAhOan QT Ha&nO'ru

\5 00

Me1qatrnirt r/€g\}brn V€Qa Pootfieq-

e:atanpentingharian:

;atatandari pembimbinglapangan:

Programstudi reknik IndustriuniversitasAbnaJayayogyakarta GatatanHarianpelaksanaan Kerjapraktek TANDA rlruerut&

-{aR, TANGGAL

Jam

STEMPEL PERUSAHAAN

Keenmr

nouc;.^ , i Juti eot]

Abse^:i

o0.oc/

,") u

l'4eta11u*or'

od-{5

t0 ?{]

fr. e^bJq{

[ottpOcan

ker{a Ppat+et

[4grqngaLunrr€Ormcsr mgrqe.rs\ pfoses Fadrx $Eqgt{crtgc

Me.lorgu\vmn*nntmr \agoron lq 00

s00

Ve5o Qrouiqt

t 4ggcr[h'ti

:atanpentingharian:

iatan dari pembimbing lapangan:

prointtt

VegPHon lr.$A

ProgramStudi Teknik hdustri UnivercitasAtma Jaya Yogyakarta CatatanHarianPelaksanaanKeria Praktek TANDA rlruclru & STEMPEL PERUSAHAAN

Keennx

Jan

HARI,TANGGAL

*F!uoA

i-1 nr<

- -..Jo\r 20 t?

08w

Absenst

* A

d3o

M ensortS Surq* i Zin lefentingor t uti oh

(

u^tui/

fr.,lgrrc$iftOrnas'i rngngeror,

l0'0

talx \etou PT. Maduv'aru

rnere|6p datO 1.,{grr\bQi\ntU

t4 c0

g bogr06 rflSrq\asi Qebrrtc 4gtggltr

\s 00

l./en@lin trebctGn te{ia tralrktr

aiatanpentingharian:

atatandaripembimbing lapangan:

ProgramStudiTekniklndustriUniversitasAtna JayaYogyakarta CatatanHarianPelaksanaanKeriaPraktek Tlxolrlruenru & Jan

HIRI, TAHGcAT

KEGIATAN

STEMPEL PERUSAHAAN .6D

J00€'(

:\ Juti

D8 00

og.o0

oq.30

il'30

Pbegnor

lHemrrna \onal61 qqngoQ L€{cdC," Fely'hrnbirg U[ttuV eofc.t tt\e

gerdrsvusr dstPn u'ogron PeJru(nr"n rneng443t K3

Men3oU'r'niVe6\or\ant{ega p caUt€ie

atatanpentingharian:

laPangan: atatandaripembimbing

Up

ProgramStudi Tekniklndusti UniversitasAtmaJayaYogyakarta CatatanHarianPelaksanaanKeriaPraktek Tmol mxemr& T

flln, Taueear

STEilPEL PERUSAHAAN

Keenrax

Jan

-Li e,l

Cc*wt-t 12 &\\

,,

2oq

Adoeeoe,

oB'od

'?

t/, f'( ei

r)n G'

o3'rs

fnengeno.r E{a$iun Beraistu$ ke"do tlahg rzot'5 Ue.t!,lrergAl

Ootzuwet'rc€l

to .o0

r\ 30

prak€k MelgoUtriivegtaon uqgc

Catatanpentingharian:

Catatandaripembimbing lapangan:

!

il

lii ProgmmStudi TeknikIndusti UnivetsitasAtna JayaYogyakarta GatatanHarianPelaksanaanKeriaPraktek Tllrol rmem & STEIIPEL PERUSAHAAN

Kecnrrur

JAT

IIARI, TANGGAL

r.Dtl^

ientn

eq tru\\2 4l?

q#/ fiixensr

od-oo

&tl . I

W*a(

dso

data

Vee)avaatt

ve\q

MetaqlUvonrY€feb? da{ot

t5'00

\s 00

Lece\aUoon tze4jo

f.e$a MenggVt'iriuogtoto^ pfauteu

pentingharian:

dari pembimbinglapangan:

*{\ tl',

ProgramStudiTeknikIndustriUniversitasAtmaJayaYogyakarta KeriaPraktek CatatanHarianPelaksanaan Tnnolrmeax & STEMPEL PERUSAHAAN

Kecnreu

Jam

HAnl, TlHGGlt

.DUo

Seb.so

1( Ju\ 2ot?

tAn

meo$ivuti kcrotrusi

i

dr fonngrs

lq 0c

APSensi

Ferd,stns'der%r Urys(}tor

r.{to

U€tEldt'/6f}rr SeltqrASCr'- MEfqeK)\t lfiq Rrncit" €{_;o dt

MerqoJgvon6PC gog

\5 oo

d'gun avo.n lrada Pervcloa:-On

atatanpentingharian:

lapangan: atatandaripembimbing

Stob"v*n

ProgramStudiTekniklndustriUniversitasAtmaJayaYogyakarta GatatanHarianPelaksanaan KeriaPraktek Tanol rnnearu & In

Hlnl, TeHGcat

STETIPEL PERUSAHAAN

Keennx

Jltt

l$Ur

R".br, 26 Juti to 'q

oB 00

',J

Absersi

i.l ,tt:1

bvo mentosi

oB3o

l0'oo

tengot,

mss;n di @'brrL be-tolzang don

praauL otrhir Dovomentosr fguta b

g?lritus)

be.rd\svusiCorgon Vargaaan l3'00

gc*long Rldo bo$\qp " ds*nOusi Pnengeno\ gis{eh

Mongakhtrt(eqtu{on L€DS 19oo

Dfau+eu

Catatanpentingharian:

lapangan: Catatandaripembimbing

ProgramStudi Teknik lndustri UniversitasAfina Jaya Yogyakarta GatatanHarianPelaksanaanKerja Praktek Tmol rmenN & I

STEMPEL PERUSAHAAN

Keenrex

Jam

HAR|,TAUOCAI

r:l {."j a

{amiS r l).\ttl

9Ot1

..'ti

O&oO

OB IS

og.@

AI

f\ossnS

A

fukumentosl d,r arqx Letel \Jop

OoLornen*os\d't Stas\Un

Qerg$trsz,1

i(1"30

\s 00

BerdisVusr d€nqon O@,{alor Pooa srcrgrun penggi\\n$on

MenOaV"tj.ir/€ct\ct&]r.V€ga praliteu

atatanpentingharian:

atatandari pembimbinglapangan.

t-

Programstudi reknik lndusFi universitasAtmaJayayogyakarta CatatanHarianpelaksanaanKeriapraktek Tlttolmtenx& h.

HlRl, TlHocat

Jan

STEIIPEL PERUSAHAAN

Keennx

I Due

Jr"* "zOJp0so(+

'&' o8'm

ftbsuu Berdgvos,cug:rn bogian S0t4 nnen$OCttSlrulrtl

0q.s

JI

\0'00

n'30

PT'

Olgp(|li5'sr h'O& bat o

OAdsuusi &nqan lagran g0 M nrorgBnot job deslz fnog'h9'mo$n5lzorgousn l.lrngotni.i prOLtela

Catatanpentingharian:

Catatandari pembimbirglapangan:

l{egt0't6n Vqjo

Programstudi TeknikIndustriuniversitasAtmaJayaYogyakarta KeriaPraktek GatatanHarianPelaksanaan

Hlru, Tntccat

e&u,

\$'

4g Jo(t-lott

ti, fri {i

c$l,etqsiun Dokurnerr+osr geNenbaqSr'nt

Berdtsvtlsr rnenggho\ Vcrjo ch etbgrn qerrtnnbor$On

Bpdi9Vugi rne^ge,rq\ proses gc\cE sl,tovgVon Se€lqh fen\fifioongan

$.AengathtrrVe$a\an k€lt$

Gatatanpentingharian:

laPangan: CatatandariPembimbing

ProgramStudiTekniklndustriUniversitasAtna JayaYogyakarta KerjaPraktek GatatanHarianPelaksanaan

\:l,

Kecnran

Jeu

Hlru, TlHGGnt

TaNoITANGAN & STEMPEL PERUSAHAAN ) Un

Senin,

3r Julirorl

o8'oo

-

Absensi OoVun entos\

fr, ,fi

d,, lrc^brtrz€uio tzerrusm

OB30

Ba;OrSkrE\ dengan l0'00

vat$au'xio

hrgBenc\ ?rosedut Penoernasan

[.lelanlGvrn hernvltrt tUPorGn \? OCI

l€rjo

?coutetc

MengaUtotrt Vqo'\otton

l€'oo Catatanpentingharian:

lapangan: Catatan dari pembimbing

Veur: prtrUrgu

ProgramStudiTeknikIndusti UniversitasAtmaJayaYogyakarta KeriaPraktek CatatanHarianPelaksanaan Tenonmruenn& rttio.

Jar

HARI, TANGGAL

Cetao

STEIIPEL PERUSAHAAN

KEGIATAN

\?lo

gimbingan oVaderirtz KRS. $ , l*

d\

\.A5tste:oP

Ir{'00

karnpus

i:"1

SerdtsVusideqon karglu"ao menge(gr g\StQr^odm\n'rstrosi 6669\ Pabrik teJ,gph MemhuntUmpre&apdata

ls'00

Catatanpentingharian:

lapangan: Catatandaripembimbing

#

,,ir\

ProgramStudiTekniklndustriUniversitasAtmaJayaYogyakarta KeriaPraktek CatatanHarianPelaksanaan

Rob', 2 Agustos 9oR

* J-

s ry19g*\9g

PnKF

F&ncorr

intorv\esi

vto:9s'rcisos

meogploa't PeJosohoon

Badtsirusi dergon S0t'l rnensenar Prcscgbi sois pada p{ [-,{aduboeu MAcatOt ft?€er bisnig

trergottt''ou$atctl .?cottlQv Catatanpentingharian:

laPangan: Catatandari pembimbing

fetO

Tllrolrmlcax & Heru,Tmtccal

Jau

STEIIPEL PERUSAHAAN

Keenrlx

.DU8f5rcit5

3 Fgqrtl

Zotq

0Roo

cfr

Absersr

*oi ,l_

br

o' Me\:troV6n

o8 30

Bad{stt;gi

t0'00

13'00

AoVumgn+og

Petzega di

p6rbrlv t"-ngph

dolggn

0AdA Stgvn

t/ocgouran

Pgrruini6r\

U..tshnJ$vorfner+erja?an Vegq pnettteL

re$ta'ton fq,'q \s'oo Mrnggttt'i.[ qaU*v

datan penting harian:

laftfln, dail pernbimbing lapangan:

ProgramStudiTekniklndustriUniversitasAtmaJayaYogyakarta KeriaPraktek CatatanHarianPelaksanaan

Jrnqt \ Atrcts2otq

M€rcanirqounori rnagero\ U€selofrcrtof. vg(JA po(@ \€t"g0h Petr{u dt bbd?

gsdsi/usr deqgon Lg6gouan mgngerq{ Yeg€kSrdqr\ VntO

Menqovl'irt Ve$^attrr Vetjp,profficir

I

CatatandaripembimbinglaPangan:

ProgramStudiTeknikIndustriUniversitasAtmaJayaYogyakarta KeriaPraktek GatatanHarianPelaksanaan Tlltolrnxenx & No.

STEMPEL PERUSAHAAN

Keenrau

Jen

HIRI, TlNGGlt

oF]

Lffi

eabtc, ! S.sc,s96$

3eo

d00

'fibensr

d/,. ,

, ;d o-Ps Gr

0E q0

\0 00

600

Me.tar5otkonfegvria'n keuq Ptokt€t-

Da-$sVuS\d€{g}n QfnUimutg ta{trgan

(q$ic(an [&/galrhrct l,re0o P(lll'tet

Catatanpentingharian:

laPangan: CatatandariPembimbing

I

Related Documents

Kp Pt Madukismo.pdf
December 2019 5
Proposal Kp Pt Mas.docx
November 2019 11
Kp Horses
May 2020 32
Kp 1 Kp 2.docx
October 2019 37
Pt
June 2020 37

More Documents from ""

Kp Pt Madukismo.pdf
December 2019 5
Bab 1 Evap.docx
December 2019 3
Ae_kfp_06_32.docx
October 2019 2
Produk Nasional
May 2020 46
03. 1 C1-ppwp_1
August 2019 58
03. 1 C1-ppwp.pdf
May 2020 45