Kota Baru Lhoksumawe Sebagai Fungsi Pertahanan Negara.docx

  • Uploaded by: ADINDA
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kota Baru Lhoksumawe Sebagai Fungsi Pertahanan Negara.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,965
  • Pages: 7
MAKALAH KOTA BARU PERTAHANAN

DOSEN PEMBIMBING Ida Hamida, ST.,MT

Disusun Oleh Adinda Nurfitria Putri Irbah Safira Nugraeni Riko J Nababan

INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 2019

Kota Baru Lhoksumawe Sebagai Fungsi Pertahanan Negara Bab 1 pendahuluan 1.1 Latar belakang Sejarah kelahiran Kodam I/Bukit Barisan tidak dapat dilepaskan dari sejarah Kemerdekaan Republik Indonesia yang diploklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Kelahiran Kodam I/BB pada awalnya disemangati oleh keinginan untuk mempertahankan kemerdekaan RI. Pada saat yang sama Pemerintah RI yang masih seumur jagung tersebut membuat kebijaksanaan tentang pentingnya menghimpun seluruh potensi kekuatan nasional. Dalam kerangka inilah lahir bandan-bandan kelaskaran dan Tentara Keamanaan Rakyat yang pada gilirannya berkembang menjadi Tentara Republik Indonesia. Selanjutnya Tentara Republik Indonesia ini berubah menjadi Tentara Nasional Indonesia. Kelahiran Kodam I/BB tentu saja melalui proses yang cukup panjang. Berbagai macam rintangan telah dilewati pejuang-pejuang RI. Diawali dengan perang kemerdekaan sampai pada era perjuangan mempertahankan Negara Kesatuan RI. Setelah adanya pengakuan pemerintah Belanda kepada Pemerintah RI, maka seluruh kekuatan bersenjata yang berada di Sumatera Utara dihimpun menjadi Komando Tentara Teritorium Sumatera Utara (Ko T.T/SU). Peristiwa ini terjadi pada tahun 1950. Dari sinilah cikal bakal lahirnya Kodam I/BB. Tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari yang paling bersejarah dalam perjalanan bangsa Indonesia. Pada waktu itu Soekarno dan Moh. Hatta atas nama Bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan RI di Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Disebabkan alat komunikasi, berita kemerdekaan tersebut tidak serta merta sampai kedaerah-daerah. Rakyat di Sumatera Timur kala itu, baru mengetahui Indonesia telah merdeka pada tanggal 30 September 1945. Persoalan berikutnya yang dihadapi bangsa Indonesia adalah bagaimana mempertahankan kemerdekaan RI yang telah diraih dengan tetesan darah para pejuang. Salah satu upaya yang paling dilakukan adalah dengan menghimpun berbagai kekuatan rakyat. Dibentuklah berbagai badan seperti Barisan Pemuda Indonesia (BPI) dan Badan Kebaktian Indonesia (BKPI). Dalam upaya menghimpun kekuatan bersenjata pada tanggal 10 Oktober 1945 terbentuklah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dipimpin oleh Ahmad Tahir. Bersamaan dengan itu lahir pula Badan Kelaskaran Rakyat. Dengan segala keterbatasan yang ada, pengembangan organisasi bersenjata terus dilakukan. Salah satunya dengan cara melengkapi persenjataan tentara. Diantara cara yang ditempuh adalah merampas senjata-senjata baik yang dimiliki tentara Jepang ataupun yang dimiliki tentara Belanda dan Inggris. Yang saat itu telah menginjakkan kakinya di Sumatera Timur tanggal 9 Oktober 1945. Di samping itu, jalur-jalur diplomasi tetap dilakukan untuk meraih senjata penjajah. Kedatangan tentara sekutu ke Medan telah memantik semangat juang rakyat di daerah ini. Pertempuran menjadi tak terhindarkan. Sejarah dengan cukup baik merekam berbagai macam peristiwa pertempuran di beberapa tempat seperti di Marendal, Tanjung Morawa, Tiga Panah dan beberapa daerah lainnya. Pada saat itu jelas terlihat bagimana gigihnya pejuang Indonesia mempertahankan kemerdekaan RI. Peristiwa di jalan Bali pada tanggal 13 Oktober 1945, peristiwa di Siantar Hotel tanggal 15 Oktober 1945, dan peristiwa di Matahari Hotel Berastagi pada tanggal 23 Nopember menjadi saksi dan bukti sejarah bagaimana semangat patriotisme dan pantang menyerah ditunjukkan pejuang-pejuang Indonesia. Pertempuran inilah yang kemudian dikenal dengan Palagan Medan Area. Menyadari kuatnya ancaman tentara Sekutu, pemerintah RI akhirnya membentuk apa yang disebut dengan Tantara Keamanan Rakyat. Sejak saat ini, pasukan-pasukan besenjata yang ada segera direorganisasi sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat. Berdasarkan instruksi Presiden, konsolidasi TKR dan penyatuan seluruh kekuatan bersenjata di dalam kesatuan komando segera dilakukan. Peyusunan kekuatan ini terlaksana dengan baik, karena pada waktu itu terjadi gencatan senjata. Tentara Republik

Indonesia tentu tidak menyia-yiakan kesempatan yang cukup berharga tersebut. Hasilnya sebagian BKR dan Badan-badan perjuangan telah terbentuk seperti : TKR Divisi V di Aceh, TKR Divisi IV di Sumatera Utara, TKR Divisi VI di Tapanuli dan TKR Divisi III di Sumatera tengah. Ketiga Kodam ]]] tersebut dijadikan satu dengan nama Kodam I/Bukit Barisan dan wilayahnya meliputi: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau. Atas dasar itu, Kodam I/BB saat itu telah membawahi 7 buah Korem, yaitu Korem 011/Lilawangsa di Lhokseumawe, Korem 012/Teuku Umar di Banda Aceh, Korem 022/Pantai Timur di Pematang Siantar, Korem 023/Kawal Samudera di Sibolga, Korem 031/Wira Bima di Pekanbaru, Korem 032/Wira Braja di Padang, Korem 033/Wira Pratama di Tanjungpinang.

1.2 Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. 5.

Apa itu kota baru ? Apa itu kota pertahanan ? Bagaimana sejarah terbentuknya kota baru ? Bagaimana sejarah terbentuknya kodam 1 bukit barisan sebagai pusat wilayah pertahanan ? Bagaimana fungsi kodam 1 bukit barisan sebagai pusat wilayah pertahanan ?

1.3 Tujuan 1. Mengetahui perkembangan kota baru dan kota pertahanan di Indonesia 2. Mengetahui sejarah terbentuknya Kodam 1 Bukit barisan sebagai pusat pertahanan dari 7 kota yang ada di 2 propinsi yaitu Provinsi Sumatera Utara dan Aceh

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diperoleh dari penyusunan makalah ini adalah memberikan pemahaman tentang konsep kota pertahanan bagi mahasiswa, betapa pentingnya kota pertahanan dalam rangka menjaga keutuhuan kedaulatan suatu Negara.

Bab 2

Pembahasan

2.1 Pengertian kota baru dan Kota Pertahanan 2.1.1 Kota Baru Secara terminologis, pengertian kota baru telah berkembang di berbagai Negara. Kota baru mempunyai kaitan dengan suatu kurun waktu tertentu. Jadi, suatu kota dikatakan baru saat dibangun, tetapi tidak baru lagi setelah berkembang dan tumbuh dengan berbagai dampak dan akibatnya. (Heikki von hertzen; Paul D Spreiregen, 1973). 2.1.2 Kota Pertahanan Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut Wilayah Pertahanan adalah wilayah yang ditetapkan untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan keutuhan bangsa dan negara. 2.1.3

Sejarah kota baru

Terbentuknya sebuah kota yang berada di suatu negara biasanya bervariasi, tetapi memiliki inti yang sama. Terbentuknya kota juga bisa dikatakan dengan diawali sebuah tempat pertemuan antara penduduk sebuah desa dengan penduduk di sekitar desa itu baik untuk transaksi keperluan hidup, tempat pengumpulan barang, atau tukar menukar barang. Lamakelamaan ada yang bermukim di sekitar tempat itu dan kemudian pemukiman itu menjadi semakin besar. Berdatangan pula penduduk dari daerah sekitar ke tempat itu yang kemudian membentuk sebuah kota atau bahkan menjadi kota besar. Perubahan ini kemudian membentuk beberapa aspek untuk kehidupan kota yang lain dengan suatu perencanaan pada lahan kosong dimana lahan kosong ini dibangun dengan tujuan tertentu seperti untuk membangun kota industri, kota sebagai pusat pemerintahan, atau kota dagang. Kota merupakan hasil peradaban manusia dimana peradaban ini mengalami sejarah pertumbuhan, perkembangan kemudian menjadi kota besar kemudian kota ini yang menunjukkan pula dinamika masyarakat/manusia. 2.1.4 Sejarah terbentuknya kodam 1 bukit barisan sebagai pusat wilayah pertahanan

Kelahiran Kodam I/BB tentu saja melalui proses yang cukup panjang. Berbagai macam rintangan telah dilewati pejuang-pejuang RI. Diawali dengan perang kemerdekaan sampai pada era perjuangan mempertahankan Negara Kesatuan RI. Setelah adanya pengakuan pemerintah Belanda kepada Pemerintah RI, maka seluruh kekuatan bersenjata yang berada di Sumatera Utara dihimpun menjadi Komando Tentara Teritorium Sumatera Utara (Ko T.T/SU). Peristiwa ini terjadi pada tahun 1950. Dari sinilah cikal bakal lahirnya Kodam I/BB.

Tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari yang paling bersejarah dalam perjalanan bangsa Indonesia. Pada waktu itu Soekarno dan Moh. Hatta atas nama Bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan RI di Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Disebabkan alat komunikasi, berita kemerdekaan tersebut tidak serta merta sampai kedaerah-daerah. Rakyat di Sumatera Timur kala itu, baru mengetahui Indonesia telah merdeka pada tanggal 30 September 1945. Persoalan berikutnya yang dihadapi bangsa Indonesia adalah bagaimana mempertahankan kemerdekaan RI yang telah diraih dengan tetesan darah para pejuang. Salah satu upaya yang paling dilakukan adalah dengan menghimpun berbagai kekuatan rakyat. Dibentuklah berbagai badan seperti Barisan Pemuda Indonesia (BPI) dan Badan Kebaktian Indonesia (BKPI). Dalam upaya menghimpun kekuatan bersenjata pada tanggal 10 Oktober 1945 terbentuklah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dipimpin oleh Ahmad Tahir. Bersamaan dengan itu lahir pula Badan Kelaskaran Rakyat. Dengan segala keterbatasan yang ada, pengembangan organisasi bersenjata terus dilakukan. Salah satunya dengan cara melengkapi persenjataan tentara. Diantara cara yang ditempuh adalah merampas senjata-senjata baik yang dimiliki tentara Jepang ataupun yang dimiliki tentara Belanda dan Inggris. Yang saat itu telah menginjakkan kakinya di Sumatera Timur tanggal 9 Oktober 1945. Di samping itu, jalur-jalur diplomasi tetap dilakukan untuk meraih senjata penjajah.Kedatangan tentara sekutu ke Medan telah memantik semangat juang rakyat di daerah ini. Pertempuran menjadi tak terhindarkan. Sejarah dengan cukup baik merekam berbagai macam peristiwa pertempuran di beberapa tempat seperti di Marendal, Tanjung Morawa, Tiga Panah dan beberapa daerah lainnya. Pada saat itu jelas terlihat bagimana gigihnya pejuang Indonesia mempertahankan kemerdekaan RI. Peristiwa di jalan Bali pada tanggal 13 Oktober 1945, peristiwa di Siantar Hotel tanggal 15 Oktober 1945, dan peristiwa di Matahari Hotel Berastagi pada tanggal 23 Nopember menjadi saksi dan bukti sejarah bagaimana semangat patriotisme dan pantang menyerah ditunjukkan pejuang-pejuang Indonesia. Pertempuran inilah yang kemudian dikenal dengan Palagan Medan Area. Menyadari kuatnya ancaman tentara Sekutu, pemerintah RI akhirnya membentuk apa yang disebut dengan Tantara Keamanan Rakyat. Sejak saat ini, pasukan-pasukan besenjata yang ada segera direorganisasi sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat. Berdasarkan instruksi Presiden, konsolidasi TKR dan penyatuan seluruh kekuatan bersenjata di dalam kesatuan komando segera dilakukan. Peyusunan kekuatan ini terlaksana dengan baik, karena pada waktu itu terjadi gencatan senjata. Tentara Republik Indonesia tentu tidak menyia-yiakan kesempatan yang cukup berharga tersebut.Hasilnya sebagian BKR dan Badan-badan perjuangan telah terbentuk seperti : TKR Divisi V di Aceh, TKR Divisi IV di Sumatera Utara, TKR Divisi VI di Tapanuli dan TKR Divisi III di Sumatera tengah. Ketiga Kodam tersebut dijadikan satu dengan nama Kodam I/Bukit Barisan dan wilayahnya meliputi: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau. Atas dasar itu, Kodam I/BB saat itu telah membawahi 7 buah Korem, yaitu Korem 011/Lilawangsa di Lhokseumawe, Korem 012/Teuku Umar di Banda Aceh, Korem 022/Pantai Timur di Pematang Siantar, Korem 023/Kawal Samudera di Sibolga, Korem 031/Wira Bima di Pekanbaru, Korem 032/Wira Braja di Padang, Korem 033/Wira Pratama di Tanjungpinang.

gambar 2.1.4.1 ini menunjukan wilayah yang dijadikan kota baru pertahanan

2.1.5 fungsi kodam 1 bukit barisan sebagai pusat wilayah pertahanan Guna melaksanakan ketentuan Pasal 22 ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan dan Pasal 17 ayat (7) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 19 Agustus 2014 lalu telah menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2014 tentang Penataan Wilayah Pertahanan Negara.Penataan Wilayah Pertahanan Negara yang dimaksud dalam PP ini meliputi perencanaan Wilayah Pertahanan, pemanfaatan Wilayah Pertahanan, dan pengendalian pemanfaatan Wilayah Pertahanan.“Sebagian atau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan pertahanan negara, baik pada masa damai maupun dalam keadaan perang,” bunyi Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah ini. Peraturan Pemerintah ini menyebutkan, pada masa damai wilayah dimaksud digunakan untuk kepentingan pembangunan dan pembinaan kemampuan pertahanan sebagai perwujudan daya tangkal bangsa. Sementara dalam keadaan perang wilayah dimaksud digunakan sebagai Wilayah Pertahanan untuk kepentingan perang. Dan fungsi kodam 1 bukit barisan Wilayah Pertahanan sebagaimaana dimaksud, terdiri atas: a. Pangkalan militer atau kesatrian; b. Daerah latihan militer; c. Instalasi militer; d. Daerah uji coba peralatan dan persenjataan militer; e. Daerah penyimpanan barang eksplosif dan berbahaya lainnya; f. Daerah disposal amunisi dan peralatan pertahanan berbahaya lainnya; g. Obyek vital nasional yang bersifat strategis; dan/atau h. Kepentingan pertahanan udara.

Bab 3 kesimpulan bahwa kota lhoksumawe merupakan salah satu kota baru pemerintahan yang tergabung bersama Kodam 1 bukit barisan yang melayani provinsi aceh. Kota lhoksumawe ini menjadi wilayah pertahanan sesuai dengan Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan dan Pasal 17 ayat (7) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.yang dimana kota lhoksumawe ini menjadi a. Pangkalan militer atau kesatrian; b. Daerah latihan militer; c. Instalasi militer; d. Daerah uji coba peralatan dan persenjataan militer; e. Daerah penyimpanan barang eksplosif dan berbahaya lainnya; f. Daerah disposal amunisi dan peralatan pertahanan berbahaya lainnya; g. Obyek vital nasional yang bersifat strategis; dan/atau h. Kepentingan pertahanan udara. Bersama dengan wilayah wilayah yang tergabung di kodam 1 bukit barisan yaitu, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau. Atas dasar itu, Kodam I/BB saat itu telah membawahi 7 buah Korem, yaitu Korem 011/Lilawangsa di Lhokseumawe, Korem 012/Teuku Umar di Banda Aceh, Korem 022/Pantai Timur di Pematang Siantar, Korem 023/Kawal Samudera di Sibolga, Korem 031/Wira Bima di Pekanbaru, Korem 032/Wira Braja di Padang, Korem 033/Wira Pratama di Tanjungpinang.

daftar pustaka 1. https://setkab.go.id/pemerintah-tetapkan-1033-lokasi-di-tanah-air-sebagai-wilayahpertahanan-negara/ 2. https://kodam1-bukitbarisan.mil.id/ 3. Perkembangan kota baru, Djoko sudjarto.

Related Documents


More Documents from "muhammad maulana"