Koran Tempo 5juni09 Bl A4 Media Giliran Penyidik Prita Diperiksa

  • Uploaded by: lp3y.org
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Koran Tempo 5juni09 Bl A4 Media Giliran Penyidik Prita Diperiksa as PDF for free.

More details

  • Words: 805
  • Pages: 2
KORAN TEMPO › Print Article

Page 1 of 2

Edisi 05 Juni 2009

Giliran Penyidik Prita Diperiksa Jaksa Agung mengakui jaksa penuntut tak profesional. JAKARTA - Setelah Kejaksaan Agung menggelar eksaminasi atas berkas perkara dan memeriksa jaksanya, kemarin giliran empat penyidik kasus Prita Mulyasari diperiksa tim pengawas Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian RI. "Saya perintahkan dibentu tim untuk memeriksa penyidik kasus Prita," kata Inspektur Pengawasan Umum Mabes Polri Komisaris Jenderal Jusuf Manggabarani. Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad Iriawan mengatakan penyidik yang dimaksud berasal dari Satuan IV, yang menangani remaja, anak-anak, dan wanita, di direktorat yang dipimpinnya. "Mungkin setelah ini saya akan dipanggil Kapolri," kata dia. Sidang perdana atas perkara yang berawal dari beredarnya surat elektronik ini kemarin digelar di Pengadilan Negeri Tangerang. Sidang yang dipimpin ketua majelis hakim Karel Tuffu itu hanya berlangsung sekitar 15 menit, berisi pembacaan dakwaan terhadap Prita. Ibu d anak ini didakwa telah mencemarkan nama baik dokter dan Rumah Sakit Omni International Alam Sutera, dengan ancaman hukuman enam tahun penjara. Kasus ini mencuat dan mengundang reaksi luas berbagai pihak karena aparat dianggap terlalu berlebihan dalam menerapkan pasal-pas hukum. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun berpendapat masalah Prita Mulyasari mestinya bisa diselesaikan dengan baik-baik d luar pengadilan. "Yang serba berlebihan itu tidak baik," kata Yudhoyono dalam diskusi di Hotel Kempinski kemarin. Presiden meminta para penegak hukum memperhatikan sisi kepatutan, kemanusiaan, dan keadilan. "Hukum dan keadilan tidak boleh berjarak," kata dia. Ia juga mengakui telah meminta penjelasan kepada Kapolri dan Jaksa Agung menyangkut kasus ini. Jaksa Agung Hendarman Supandji menegaskan akan menindaklanjuti hasil eksaminasi atas perkara ini. Ia mengakui, dari hasil eksaminasi ditemukan fakta jaksa tidak profesional dalam menjalankan tugasnya. "Ketidakprofesionalan itu ada di tingkat jaksa penuntut umum saat menerima berkas dari penyidik kepolisian," kata Hendarman. "Jaksa mestinya mencantumkan pendapatnya dalam berkas perkara, kenapa ia memasukkan Pasal 27 dan Pasal 45 (Undang Undang Informa dan Transaksi Elektronik)." Selanjutnya, Hendarman berjanji akan meneliti apakah ada unsur kepentingan dari jaksa tersebut. "Kalau terbukti ada motif, jaksa yang bersangkutan bisa dipidanakan." Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia Syamsudin Rajab mengatakan, terbuka peluang bagi Prita untu menuntut balik Rumah Sakit Omni International maupun jaksa penuntut. Ia juga akan meminta pertanggungjawaban Menteri Kesehatan dan Ikatan Dokter Indonesia atas pelanggaran hak pasien oleh rumah sakit. CORNILA | EKO ARI | JONIANSYAH | AYU CIPTA | TOM

TIGA MALAM DI OMNI Inilah kronologi kejadian yang ditulis Prita Mulyasari dalam e-mail yang ia kirim kepada seorang temannya. Gara-gara menulis surat elektronik ini, Prita ditahan tiga pekan sebelum akhirnya dibebaskan dua hari yang lalu. 7 Agustus 2008 Pukul 20.30 WIB, Prita tiba di ruang unit gawat darurat Rumah Sakit Omni International Alam Sutera. Suhu badannya 39 derajat Celsius Dia juga mual. Hasil cek darah, trombosit 27.000 (normalnya 150-300 ribu). Dokter I (umum) menguji ulang sampel darah Prita. Hasilnya dinyatakan sama. Prita lalu ditangani dokter H (spesialis) dan dinyatakan positif demam berdarah. Prita diinfus dan diberi suntikan. Tak ada penjelasan suntikan apa. (Versi Omni: Selama dirawat, Prita diberi tindakan medis dan obat sesuai dengan penyakit yang diduga: demam berdarah.)

http://www.korantempo.com/korantempo/cetak/2009/06/05/headline/krn.20090605.167292.id.h ... 6/9/2009

KORAN TEMPO › Print Article

Page 2 of 2

8 Agustus 2008 Dokter H memberi tahu revisi hasil lab. Trombosit Prita bukan 27.000, melainkan 181.000. Tangan kiri Prita yang dipasangi infus membengkak. Suhu badannya naik lagi. Prita meminta agar infus dan suntikan dihentikan. (Versi Omni: Pemeriksaan darah pertama tidak valid karena terjadi penggumpalan darah. Saat darah terbaik Prita diperiksa, trombositny memang 181.000. Pembengkakan baru terjadi di hari keempat perawatan Prita.) 9 Agustus 2009 Sore hari, dokter H dan meminta suster kembali menyuntik Prita. "Saya sakit apa sebenarnya?" tanya Prita. "Ibu terkena virus udara," jawab dokter. "Lho, bukan demam berdarah?" "Demam berdarah tetap virus udara." Prita kembali dipasangi infus di tangan kanan dan disuntik. Malamnya, setelah disuntik, Prita terserang sesak napas selama 15 menit, sampai diberi bantuan oksigen. Tangan kanan Prita pun membengkak. Prita memaksa agar infus dicopot dan menolak disuntik lagi. 10 Agustus Leher kiri dan mata kiri Prita membengkak. Prita dan keluarga meminta penjelasan dokter H. Tapi dokter tak memberikan penjelasan ya memuaskan Prita. Dokter H meminta suster kembali memberikan obat-obatan. Namun slang infus tidak dipasang lagi. Saat didebat, dokter H menyalahkan bagian laboratorium. 11 Agustus 2008 Leher kanan Prita membengkak. Suhu tubuhnya naik lagi. Prita memutuskan pindah rumah sakit. Tapi Prita dan keluarga meminta reka medis lengkap dari RS Omni. Catatan medis diberikan. Isinya, antara lain, trombosit Prita 181.000, bukan 27.000. Prita meminta hasil te lab awal. Petugas rumah sakit mengatakan, hasil laboratorium trombosit 27.000 tidak dicetak. (Versi Omni: Hasil uji sampel darah pertama secara lisan. Hasil tersebut tidak diberikan kepada Prita karena belum divalidasi.) Prita pindah ke rumah sakit lain. Dia dimasukkan ke ruangan isolasi. Menurut dokter di rumah sakit baru, Prita sakit gondongan. NASKAH: JAJANG | JONIANSYAH ILUSTRASI: IMAM YUNNI (TEMPO) INFOGRAFIS: MACHFOED GEMBONG (TEMPO)

http://www.korantempo.com/korantempo/cetak/2009/06/05/headline/krn.20090605.167292.id.h ... 6/9/2009

Related Documents