Koran Tempo 14feb09 Bl B1 Banjir Semarang Tak Sanggup Atasi Banjir

  • Uploaded by: lp3y.org
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Koran Tempo 14feb09 Bl B1 Banjir Semarang Tak Sanggup Atasi Banjir as PDF for free.

More details

  • Words: 427
  • Pages: 1
KORAN TEMPO › Print Article

Page 1 of 1

Edisi 14 Februari 2009

Semarang Tak Sanggup Atasi Banjir Penanganan banjir harus dilakukan pemerintah pusat. SEMARANG - Pemerintah Kota Semarang mengaku tidak sanggup mengatasi musibah banjir yang terjadi tiap tahun di kota ini. “Kami menyerah. Penanganannya harus dilakukan pemerintah pusat,” kata Wali Kota Semarang Sukawi Sutarip kepada Tempo kemarin. Sukawi mengatakan, untuk menangani masalah banjir di Semarang, pemerintah pusat sudah memberikan dana Rp 1,7 triliun. Tapi, katanya, jumlah itu belum bisa membiayai proyek penanggulangan banjir secara menyeluruh. “Baru bisa seperempatnya.” Dana yang bersumber dari Japan Bank for International Cooperation itu dialokasikan untuk pembangunan Waduk Jatibarang seluas 221,65 hektare, normalisasi Kali Semarang, serta membangun kolam retensi di Kelurahan Panggung Lor seluas 8,1 hektare. "Proyek in akan dimulai April nanti,” kata Sukawi. Padahal, ia melanjutkan, upaya menanggulangi banjir di Semarang tak cukup dengan tiga proyek tersebut, tapi masih ada beberapa proyek yang harus dikerjakan, seperti pembuatan dua kanal banjir baru. Sebab, ujarnya, dua kanal banjir yang ada sudah tak memadai. Selain itu, pengerukan daerah aliran sungai, pembuatan beberapa waduk dan embung, serta penambahan kolam retensi. “Semua itu ta mungkin kalau dananya diambilkan dari APBD Kota semarang,” kata Sukawi. Untuk menyiasati keterbatasan anggaran, Pemerintah Kota Semarang mengimbau pihak yang memiliki lahan luas agar membangun waduk, seperti yang akan digarap Universitas Diponegoro (Undip). Universitas Negeri Semarang juga diharapkan melakukan hal serupa Sukawi juga meminta pengembang perumahan besar membangun waduk atau embung. Sedangkan untuk menambah kolam retensi, saat ini tengah dibangun kolam retensi di muara Kali Banger, Semarang Timur, dengan bia sekitar Rp 41 miliar. Dana itu dari APBN, APBD Kota Semarang, dan bantuan pemerintah Belanda. Sementara itu, Universitas Diponegoro bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum akan membangun bendungan di kawasan kampus Tembalang. “Selain bisa dijadikan berbagai laboratorium, bendungan ini diharapkan mampu mengurangi potensi banjir di Semarang,” kata Rektor Universitas Diponegoro Susilo Wibowo. Saat ini, ujarnya, Undip juga tengah menyusun proposal penanggulangan banjir dan rob di Kota Semarang dengan membuat tanggul, bendungan, normalisasi sungai, dan pengoperasian pompa di Semarang. Proyek penanggulangan banjir secara komprehensif ini memakan biaya sekitar Rp 12 triliun. Dampak banjir di Kota Semarang kian terasa. Selain menggenangi separuh lebih wilayah Kota Semarang, banjir melumpuhkan perekonomian dan transportasi. Banjir pekan lalu melumpuhkan Bandara Internasional Achmad Yani, Stasiun Tawang, dan Terminal Terboyo. Kawasan Industri Terboyo dan Lingkungan Industri Bugangan juga lumpuh total. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Semarang memperkirakan puncak musim hujan akan terjadi hingga akhir bulan ini. “Artinya, potensi banjir juga masih akan terjadi hingga akhir Februari,” kata M. Chaerah, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Semarang. SOHIRIN

http://korantempo.com/korantempo/cetak/2009/02/14/Berita_Utama-Jateng/krn.20090214.1568 ... 2/17/2009

Related Documents