KONSEP ISLAM DALAM MEMILIH PEMIMPIN Oleh Isa Ansori
A. Pendahuluan Tanggal 9 April 2009 mendatang, rakyat Indonesia akan menyelenggarakan pesta demokrasi memilih wakil rakyat yang akan duduk di lembaga Dewan Perwakilan Rakyat. Banyak Partai dengan beragam latar belakang ideologi dan haluan menawarkan beragam Caleg (Calon Legislatif) sebagai calon pemimpin yang akan mewakili dan menyuarakan kepentingan rakyat di lembaga legislatif Dewan Perwakilan Rakyat. Selesai memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga legislatif, rakyat Indonesia akan melanjutkan memilih pasangan Presiden dan Wakil Presiden sebagai pemimpin bangsa yang akan memimpin perjalanan seluruh rakyat dan bangsa Indonesia dalam 5 (lima) tahun ke depan. Para calon pemimpin, baik yang akan duduk di lembaga legislatif maupun eksekutif mengampanyekan diri sebagai pemimpin terbaik yang layak dipilih masyarakat untuk membawa bangsa dan negara maju dan makmur di masa depan. Bagaimanakah Islam memandang tentang Pemimpin dan Kepemimpinan, serta seperti apakah pemimpin yang baik itu? B. Pemimpin Dalam Pandangan Islam Pada prinsipnya menurut Islam setiap orang adalah pemimpin. Ini sejalan dengan fungsi dan peran manusia di muka bumi sebagai khalifahtullah, yang diberi tugas untuk senantiasa mengabdi dan beribadah kepada-Nya. Allah berfirman:
ُجعَلُ فِيهَا مَنْس يُفْسِسد ْ َخلِيفَةً قَالُوا َأت َ لْرْضِس َ ل ِئكَ ِة ِإنّيس جَاعِلٌ فِي ا َ َل َربّكَس ِل ْلم َ َوإِذْ قَا َل َت ْعَلمُون َ علَ ُم مَا ْ َل ِإنّي أ َ س َلكَ قَا ُ حمْ ِدكَ َونُقَ ّد َ ِح ب ُ ّسب َ ُن ن ُ ْك ال ّدمَا َء َونَح ُ فِيهَا َويَسْ ِف Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (Al-Baqarah: 30)
ِل ِل َي ْعبُدُون ّ ِلْ ْنسَ إ ِ ن وَا ّ ِت الْج ُ خلَ ْق َ َومَا
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Adz-Dzaariyaat: 56) Rasulullah SAW. bersabda:
(كلكم راع: قال, أن رسول ال ص م,عن عبد ال بن عمر رضي ال عنه والر جل راع, فالم ير الذي علي الناس راع و هو م سئول عن هم,فم سئول عن رعي ته
والمرأة راعية علي بيت بعلها وولده وهي مسئولة,علي أهل بيته وهو مسئول عنهم
ألفكلكم راع وكلكم مسئول عن, والعبد راع علي مال سيده وهو مسئول عنه,عنهم رعيته) اخرجه البخاري
Dari Abdullah bin Umar RA. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Masing-masing kamu adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Seorang amir (Presiden) yang memimpin masyarakat adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggung jawaban kepemimpinannya atas mereka. Seorang laki-laki (suami) adalah pemimpin atas ahli (keluarga) di rumahnya, dia akan dimintai pertanggung jawaban kepemimpinannya atas mereka. Seorang perempuan (isteri) adalah pemimpin atas rumah tangga suaminya dan anak-anaknya, dia akan dimintai pertanggung jawaban kepemimpinannya atas mereka. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya, dia akan dimintai pertanggung jawaban kepemimpinannya atas harta itu. Ketahuailah masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggung jawaban kepemimpinan atas yang dipimpinnya”. (HR. Bukhari) Dalam implementasinya, pemimpin terbagi dua: Pertama, pemimpin yang dapat memimpin sesuai dengan apa yang diamanatkan Allah dan Rasul-Nya dan kedua, pemimpin yang menyelisihi amanat Allah dan Rasul-Nya. Firman Allah:
َص َبرُوا َوكَانُوا بِآيَا ِتنَا يُو ِقنُون َ ج َع ْلنَا ِم ْنهُ ْم َأ ِئمّ ًة َيهْدُونَ بَِأ ْم ِرنَا َلمّا َ َو Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayatayat Kami. (As-Sajdah: 24)
َل ُي ْنصَرُون َ ِج َع ْلنَاهُ ْم َأ ِئمّ ًة يَدْعُونَ ِإلَى النّارِ َو َيوْ َم الْ ِقيَامَة َ َو Dan Kami jadikan mereka (Firaun dan bala tentaranya) pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong. (Al-Qashash: 41)
C. Kriteria Pemimpin Dalam Islam Banyak sekali ayat al-Qur’an dan Hadis menyebutkan bagaimana hendaknya setiap orang yang Nabi katakan sebagai pemimpin baik bagi diri dan keluarganya, dan terlebih mereka yang menyatakan diri siap sebagai pemimpin bagi masyarakat, bersikap dan berperilaku dalam kehidupan mereka sehari-hari, di antaranya adalah: 1. Mengajak Bertaqwa Kepada Allah
ِلة َ خ ْيرَاتِس َوإِقَامَس الصّس َ ْل ال َ ْحيْنَا ِإَل ْيهِمْس ِفع َ ْج َع ْلنَاهُمْس َأ ِئمّةً َيهْدُونَس بَِأ ْم ِرنَا َوَأو َ َو ََوإِيتَا َء ال ّزكَاةِ َوكَانُوا َلنَا عَابِدِين Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah. (Al-Anbiya’: 73)
َص َبرُوا َوكَانُوا بِآيَا ِتنَا يُو ِقنُون َ ج َع ْلنَا ِم ْنهُ ْم َأ ِئمّ ًة َيهْدُونَ بَِأ ْم ِرنَا َلمّا َ َو Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (As-Sajdah: 24) 2. Adil Kepada Semua Orang Dan Tidak Pandang Bulu
ل َت ّتبِعِس َ َحكُمْس َبيْنَس النّاسِس بِالْحَقّ و ْ لْرْضِس فَا َ خلِيفَةً فِي ا َ ج َع ْلنَاكَس َ يَادَاوُ ُد ِإنّاس سبِيلِ الِّ َلهُ مْ عَذَا بٌ شَدِي ٌد ِبمَا َ ْضلّو نَ عَ ن ِ ن َي َ سبِيلِ الِّ إِنّ الّذِي َ ْضلّكَس عَ ن ِ ا ْل َهوَى َف ُي ِنَسُوا َيوْ َم الْحِسَاب Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (Shad: 26)
ِعلَى َأنْفُسِسكُ ْم َأو َ ْشهَدَاءَ لِِّ َوَلو ُ ِيَاَأيّهَا الّذِينَس ءَا َمنُوا كُونُوا َقوّامِينَس بِالْقِسْسط ْل َت ّت ِبعُوا ا ْل َهوَى أَنس َ َغ ِنيّاس َأوْ فَقِيرًا فَالُّ َأ ْولَى ِبهِمَا ف َ ْا ْلوَالِ َديْنسِ وَالَْ ْق َربِينسَ إِن ْس َيكُنس خبِيرًا َ َلّ كَانَ ِبمَا َت ْع َملُون َ َتعْ ِدلُوا َوإِنْ َت ْلوُوا َأ ْو ُت ْع ِرضُوا فَإِنّ ا Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata)
atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjaan. (An-Nisa’: 135) 3. Menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
خرِجَتْس لِلنّاسِس تَ ْأ ُمرُونَس بِا ْل َم ْعرُوفِس َو َت ْن َهوْنَس عَنِس ا ْل ُم ْن َك ِر ْ ُخ ْيرَ ُأمّ ٍة أ َ ُك ْنتُمْس ُخ ْيرًا َلهُم ْس ِم ْنهُمُس ا ْل ُم ْؤ ِمنُونسَ َوَأ ْك َثرُهُمس َ َل ا ْل ِكتَابسِ َلكَانس ُ َْو ُت ْؤ ِمنُونَس بِالِّ َوَلوْ ءَامَنسَ أَه َالْفَاسِقُون Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Ali Imron: 110) 4. Menjadi Suri Tauladan Yang Baik Bagi Masyarakat
َخر ِ ْن َيرْجُو الَّ وَا ْليَوْ مَ ال َ سنَ ٌة ِلمَ نْ كَا َ َس َوةٌ ح ْ ُن َلكُ مْ فِي رَ سُولِ الِّ أ َ لَقَ ْد كَا لّ َكثِيرًا َ وَ َذ َكرَ ا Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Al-Ahzab: 21) 5. Mendorong Kerja Sama Dalam Memperjuangkan Kesejahteraan Bersama
ّلْثْ ِم وَا ْلعُدْوَانِ وَاتّقُوا الَّ إِن ِ علَى ا َ علَى ا ْل ِبرّ وَالتّ ْقوَى وَلَ َتعَا َونُوا َ َو َتعَا َونُوا ِالَّ شَدِيدُ ا ْلعِقَاب Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Al-Maidah: 2) 6. Mengukuhkan Tali Persaudaraan dan Kesatuan dan Persatuan
عَل ْيكُمْس إِ ْذ ُك ْنتُمْس َ ِّل تَ َفرّقُوا وَا ْذ ُكرُوا ِن ْعمَةَ ال َ َجمِيعًا و َ ِّحبْلِ ال َ ِعتَصِسمُوا ب ْ وَا ِعلَى شَفَا حُ ْف َر ٍة مِنَس النّار َ خوَانًا َو ُك ْنتُمْس ْ ِحتُ ْم ِب ِن ْع َمتِهِس إ ْ َأَعْدَاءً فََألّفَس َبيْنَس ُقلُو ِبكُمْس فَأَصْسب َلّ َلكُمْ ءَايَاتِ ِه َل َعّلكُ ْم َت ْهتَدُون ُ ك ُي َبيّنُ ا َ َفَأنْقَ َذكُمْ ِم ْنهَا كَ َذِل Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu
daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Ali Imron: 103) 7. Akomodatif, Pemaaf, Merangkul Semua Golongan dan Mengedepankan Musyawarah Dalam Setiap Mengambil Keputusan Penting Untuk Masyarakat
َح ْولِ ك َ ْلنْ َفضّوا مِ ن َ ِظ الْ َقلْ ب َ غلِي َ ت َلهُ مْ َوَل ْو ُكنْ تَ فَظّا َ ْحمَ ٍة مِ نَ الِّ ِلن ْ ََف ِبمَا ر َّعلَى الِّ إِنّ ال َ ْع َزمْ تَ َف َت َوكّل َ لْ ْمرِ َفإِذَا َ س َتغْ ِفرْ َلهُ ْم وَشَا ِورْهُ مْ فِي ا ْ ع ْنهُ ْم وَا َ ُفَاعْ ف َب ا ْل ُم َت َو ّكلِين ّ ح ِ ُي Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Ali Imron: 159) 8. Jujur dan Amanat
ح ُكمُوا ْ ح َك ْمتُمْس َبيْنَس النّاسِس أَنْس َت َ لْمَانَاتِس ِإلَى أَ ْهلِهَا َوإِذَا َ إِنّ الَّ يَ ْأ ُم ُركُمْس أَنْس ُتؤَدّوا ا سمِيعًا َبصِيرًا َ َلّ كَان َ ظكُ ْم بِ ِه إِنّ ا ُ ِلّ ِن ِعمّا َيع َ ل إِنّ ا ِ ْبِا ْلعَد Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (An-Nisa’ : 58) Nabi SAW. bersabda:
ثلثة ل يكلمهم ال يوم: قال رسول ال ص م:وعن ابوهريرة قال وعائل, وملك كذاب, شيخ زان:القيامةوليزكيهم ولينظراليهم ولهم عذاب أليم رواه مسلم.مستكبر
Dari Abu Hurairah berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW.: “Tiga golongan, Allah tidak akan berbicara, mensucikan dan melihat kepada mereka, dan bagi merekalah siksa yang pedih; orang tua pezina, pemimpin yang suka bohong dan orang miskin yang sombong. (HR. Muslim). 9. Berwawasan Dan Berpengetahuan Luas dan Mencintai Ilmu Pengetahuan
ٌخبِير َ َلّ ِبمَا َت ْع َملُون ُ ت وَا ٍ لّ الّذِينَ ءَا َمنُوا ِم ْنكُ ْم وَالّذِينَ أُوتُوا ا ْل ِعلْمَ َدرَجَا ُ َيرْفَعِ ا
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Mujadilah: 11) 10. Teguh Pendirian, Tegar dan Sabar Dalam Menghadapi Ujian
ٌن َبصِير َ ط َغوْا ِإنّهُ ِبمَا َت ْع َملُو ْ َل ت َ َب َم َعكَ و َ ن تَا ْ َستَقِ ْم َكمَا ُأ ِم ْرتَ َوم ْ فَا Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Huud: 112)
ِن الرّسُل َ ِص َبرَ أُولُو ا ْل َعزْمِ م َ صبِ ْر َكمَا ْ فَا Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar. (al-Ahqaf: 35) D. Tanggung Jawab Pemimpin Begitu berat tanggung jawab setiap pemimpin, ia harus siap dan dapat mewujudkan perilaku yang termuat dalam kriteria di atas dalam hidup kesehariannya. Sehingga tercipta suatu kondisi dimana pemimpin mencintai dan memperjuangkan kepentingan rakyat, dan karenanya semua rakyatpun mencintai dan mendukung kepemimpinannya. Rasulullah bersabda:
ُسلّمَ َيقُولُ خِيَار َ َعلَيْ هِ و َ ُّصلّى ال َ ِّس ِمعْتُ رَ سُولَ ال َ ُجعِيّ َيقُول َش ْ ْل َ عن عَوْ فَ بْ نَ مَالِ كٍ ا ْشرَارُ أَ ِئمّ ِت ُكمْ الّذِينَ تُ ْبغِضُو َنهُم ِ َعَل ْيكُمْ و َ َصلّون َ علَ ْيهِمْ وَُي َ َصلّون َ َُأ ِئمّ ِتكُمْ الّذِينَ ُتحِبّو َنهُمْ وَ ُيحِبّو َنكُمْ وَت عنْدَ َذلِكَس قَالَ لَ مَا َأقَامُوا فِيكُمْس ِ َِّويُ ْبغِضُو َنكُمْس َو َت ْلعَنُو َنهُمْس وَ َي ْل َعنُو َنكُمْس ُق ْلنَا َأفَلَ نُنَا ِبذُهُمْس يَا رَسسُولَ ال َص َيةِ الِّ َف ْل َي ْكرَهْ مَا َيأْتِي مِنْ َمعْصِ َيةِ الِّ َول ِ ْعَليْهِ وَالٍ َفرَآهُ َيأْتِي شَ ْيئًا مِنْ َمع َ َلةَ أَلَ مَنْ ُولّي َ ّالص رواه مسلم واحمد والدرامى. ٍعة َ يَ ْنزِعَنّ يَدًا مِنْ طَا Dari Auf bin Malik al-Asyja’i ia berkata, aku telah mendengar Rasulullah SAW. bersabda: “Sebaik-baik pemimpinmu adalah orang-orang yang kamu semua mencintainya dan mereka semua mencintaimu, kamu semua mendoakan kesejahteraan buat mereka, dan mereka mendoakan kesejahteraan buat kamu. Dan sejelek-jelek pemimpinmu adalah orang-orang yang kamu semua membenci mereka dan mereka membenci kamu, kamu semua melaknati mereka dan mereka melaknati kamu”. Kami bertanya: “Ya Rasulullah apakah tidak sebaiknya kita singkirkan mereka? Rasul menjawab: “Jangan, selama mereka masih mendirikan shalat. Ketahuilah, barang siapa yang diberi kekuasaan, lalu masyarakat melihatnya menjalankan suatu perbuatan yang
bermaksiat kepada Allah, hendaklah masyarakat membenci perbuatan penguasa yang bermaksiat ke pada Allah itu, dan janganlah ia menarik diri dari ketaatan (pada yang baik). (HR. Muslim, Ahmad, dan Ad-Daromi). Karena beratnya menciptakan kondisi kepemimpinan seperti di atas, Rasulullah SAW. melarang sahabatnya meminta-minta untuk menjadi pemimpin, khawatir sulit merealisasikan tanggung jawab ini. Rasulullah SAW. bersabda:
َحمَ نِ بْ ن ْ ّعبْ َد الر َ سلّ َم يَا َ َعَليْ ِه و َ ُّل ال ّن ِبيّ صَلّى ال َ س ُم َرةَ قَالَ قَا َ ُن بْ ن ِ َحم ْ ّعبْ ُد الر َ عن ٍغ ْي ِر مَ سَْألَة َ ْن أُوتِيتَهَا مِ ن ْ ِسَألَةٍ ُو ِكلْتَ ِإَل ْيهَا َوإ ْ َن م ْ َن أُوتِيتَهَا ع ْ ِلْمَا َرةَ فَِإنّكَ إ ِ ل تَسْأَلْ ا َ َس ُم َرة َ خ ْيرًا ِمنْهَا َفكَ ّفرْ عَنْس َيمِينِكَس َوأْتِس الّذِي َ غ ْيرَهَا َ علَى َيمِينٍس َف َرَأيْتَس َ حلَفْتَس َ عَليْهَا َوإِذَا َ عنْتَس ِ ُأ رواه البخاري. خ ْي ٌر َ َُهو Dari Abdurrahman bin Samrah berkata; telah bersabda Nabi SAW.: “Wahai Abdurrahman bin Samrah, janganlah kamu meminta untuk menjadi pemimpin, karena sesungguhnya, jika engkau diberi jabatan karena meminta maka engkau akan dibebani sebagai wakil atas jabatan itu, dan jika diberi jabatan dengan tanpa meminta, maka engkau akan ditolong dalam menjalankan tugas itu. Dan jika engkau bersumpah, lalu engkau melihat bahwa yang berlawanan dengan sumpah itu lebih baik, maka bayarlah kifarat atas sumpahmu, dan kerjakanlah apa yang engkau pandang lebih baik”. (HR. Bukhari). Dalam melaksanakan tanggung jawabnya, pemimpin hendaknya ikhlas dalam rangka beribadah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan berkomitmen untuk tidak mengkhianati amanat yang diembannya. Ia tidak boleh melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme yang mencederai tanggung jawab yang harus dipikulnya. Rasulullah SAW. bersabda:
عن أبى هريرة قال (لعن رسول ال ص م الراشي والمرتشي في الحكم) رواه احمد .وصححه ابن حبان, وحسنه الترمذي,والربعة Dari Abi Hurairah RA. Berkata: “Rasulullah SAW. melaknat penyuap dan penerima suap dalam perkara hukum” HR. Ahmad dan al-Arba’ah. Imam Tarmidzi menganggap hadis ini hasan, dan Ibn Hiban menganggapnya shoheh.
فجاءه العامل فرغ من, أن رسول ال ص استعمل عامل,عن أبي حميد الساعدى (أفل قعدت في بيت أبيك: فقال له. وهذا أهدي لي, يارسول ال هذا لكم: فقال,عمله
فتشهد,وأمك فنظرت أيهدى لك أم ل؟) ثم قام رسول ال ص م عشية بعد الصلة
فمابل العامل نستعمله فيأتينا فيقول هذا, (أما بعد: ثم قال,وأثنى على ال بما هو أهله أفل قعد فى بيت أبيه وأمه فنظر هل يهدى له أم ل؟ فو,وهذا أهدى لي,من عملكم
,الذي نفس محمد بيده! ليغل أحدكم منها شيئا إل جاء به يوم القيمة يحمله على عنقه
وإن كانت شاة جاء به, وإن كانت بقرة جاء بها لها خوار,إن كان بعيرا جاء به رغاء ثم رفع رسول ال ص م يده حتى إن لننظر إلى عفرة: فقد بلغت) فقل أبو حميد,تيعر
أخرجه البخاري.إبطيه Dari Abi Hamid as Sa’idi sesungguhnya Rasullah SAW. mengangkat seorang pegawai, lalu selesai melaksanakan tugas datang mendatangi Rasulullah dan berkata: “Ya Rasulullah, harta ini untukmu (bagian Negara) dan yang ini adalah hadiah yang aku terima”. Lalu Rasulullah bersabda kepadanya: “Mengapa engkau tidak duduk saja di rumah bapak dan ibumu, lalu engkau tunggu apakah engkau akan diberi hadiah ataukah tidak?!”. Kemudian selesai menunaikan shalat Isya’ bersabda Rasulullah SAW.: “Amma ba’du, Ada apa dengan pegawai yang telah aku angkat ini, ia datang menemui kita dan berkata: “Harta ini bagianmu (milik Negara), dan yang ini sebagai hadiah untukku”, Mengapa ia tidak duduk saja di rumah bapak dan ibunya, lalu ia menunggu apakah ada yang akan memberinya hadiah atau tidak?, Sungguh demi Dzat yang jiwa Muhammad ada dalam genggaman-Nya!, Janganlah salah seorang diantara kamu menyalahgunakan dari harta itu sedikitpun, kecuali ia akan datang pada hari kiamat dengan memikul harta itu, kalau harta itu berupa onta ia akan meringkik, kalau berupa sapi ia akan mengemoo, kalau ia berupa kambing, ia akan mengembek, aku telah menyampaikan berita ini”. Berkata Abu Hamid: Lalu Rasulullah menganglat tangannya, sehingga kami dapat melihat putih ketiaknya. (HR. Bukhari). E. Kewajiban Rakyat Terhadap Pemimpin Sebagai rakyat tugasnya adalah taat kepada perintah pemimpin sepanjang perintah itu dalam rangka mewujudkan tanggung jawabnya yang tertuang dalam kriteria disebutkan di atas tadi, yakni dalam upaya melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT. Berfirman:
ٍشيْء َ عتُمْ فِي ْ َن َتنَاز ْ ِلْ ْم ِر ِم ْنكُمْ فَإ َ لّ َوأَطِيعُوا الرّسُولَ َوأُولِي ا َ يَاَأ ّيهَا الّذِينَ ءَا َمنُوا أَطِيعُوا ا ًن تَ ْأوِيل ُ َخ ْي ٌر َوأَحْس َ َخرِ َذِلك ِ ْلّ وَا ْل َيوْمِ ال ِ ن ُك ْنتُمْ ُت ْؤ ِمنُونَ بِا ْ ِل إ ِ لّ وَالرّسُو ِ َفرُدّو ُه ِإلَى ا Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benarbenar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (An-Nisa’: 59)
Batas ketaatan rakyat terhadap pemimpinnya adalah rakyat wajib mentaati semua perintah pemimpin selama pemimpin itu memerintahkan taqwa kepada Allah, sedangkan bila perintah itu untuk bermaksiat kepada Allah, maka gugurlah kewajiban untuk mentaatinya, dan muncul kewajiban baru yaitu nahi munkar ialah mencegah pemerintah dari menjalankan perbuatan maksiat tersebut. Rasulullah SAW. bersabda:
بعث النبي ص م سرية وأمر عليهم رجل من:حديث علي رضي ال عنه قال ألينس قند أمنر الننبي ص م أن: وقال, فغضنب عليهنم.النصنار وأمرهنم أن يطيعوه .عز مت علي كم ل ما جمع تم حط با وأوقد تم نارا ثم دخل تم في ها:قال.تطيعو ني؟ قالوا بلي
: قال بعضهم, فقام ينظر بعضهم إلى بعض, فلما هموا بالدخول.فأوقدوا,فجمعوا حطبا
وسكن, أفندخلها؟ فبينما هم كذلك إذخمدت النار,إنما تبعنا النبي ص م فرارا من النار أنمنا الطاعنة فني, (لودخلوهنا منا خرجوا منهنا أبدا: فقال, فذكرلننبي ص م.خضبنه
. أخرجه البخاري.)المعروف
Dari Ali RA. berkata: (Suatu hari ) Nabi SAW. mengutus bala tentara dan mengangkat seorang laki-laki Anshor sebagai komandan, dan Nabi memerintahkan kepada seluruh bala tentara untuk mentaati sang komandan. Suatu saat sang komandan marah kepada prajuritnya dan berkata: "Bukankah Nabi SAW. memerintahkan kalian semua untuk taat kepadaku?". Para prajurit menjawab: "Benar, komandan!". Komandan berkata: "Aku perintahkan kamu semua untuk mengumpulkan kayu bakar, lalu bakar ia dengan api, setelah itu masuklah kamu semua ke dalamnya!". Lalu para prajurit mengumpulkan kayu bakar dan menyalakannya. Tatkala mereka bermaksud untuk memasukinya, berdirilah setiap prajurit saling memandang diantara mereka, berkata sebagian prajurit: "Sesungguhnya kita semua mengikuti Nabi SAW. karena kita berlari dari api (neraka), apakah kita sekarang akan memasukinya?". Manakala mereka dalam keadaan demikian, padamlah api tadi, dan hilanglah marah sang komandan. Lalu kejadian itu dicertikan kepada Nabi SAW. dan Nabi bersabda: "Andaikan saja kamu semua memasuki api itu, pasti kamu tidak akan pernah keluar selamanya (mati dan masuk neraka). Sesungguhnya ketaatan kepada pemimpin itu adalah dalam hal yang Ma'ruf". (HR. Bukhari) Allah berfirman:
َسرِفِين ْ ُل تُطِيعُوا َأ ْم َر ا ْلم َ َو Dan janganlah kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati batas, (asysyuara: 151) F. Petunjuk Allah Dalam Memilih Pemimpin
Karena alasan ini, kini saatnya kita berhati-hati untuk menentukan pilihan pemimpin yang dapat memenuhi kriteria di atas, dengan memperhatikan petunjuk Allah dalam memilih pemimpin, ialah: 1. Pilihlah Pemimpin Yang Seakidah dan Memenuhi Kriteria Pemimpin Tersebut di Atas.
ْض َومَنْ َي َت َوّلهُم ٍ ْضهُمْ َأ ْوِليَا ُء َبع ُ ل َتتّخِذُوا ا ْل َيهُودَ وَال ّنصَارَى َأ ْوِليَا َء َب ْع َ يَاَأ ّيهَا الّذِينَ ءَا َمنُوا َل َيهْدِي الْ َقوْ َم الظّاِلمِين َ َِّم ْنكُمْ فَِإنّ ُه ِم ْنهُ ْم إِنّ ال Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (Al-Maidah: 51)
ل َتتّخِذُوا الّذِينسسَ اتّخَذُوا دِي َنكُم سْ ُه ُزوًا َوَلعِبًسا مِن َس الّذِين َس أُوتُوا َ يَاَأيّهَسا الّذِينسسَ ءَا َمنُوا َن ُك ْنتُمْ ُم ْؤ ِمنِين ْ ِلّ إ َ ب مِنْ َق ْبِلكُمْ وَا ْلكُفّا َر َأ ْوِليَاءَ وَاتّقُوا ا َ ا ْل ِكتَا Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orangorang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman. (Al-Maidah: 57) 2. Pilihlah Pemimpin Yang Mengajak Bertaqwa Kepada Allah dan Jangan Memilih Pemimpin Yang Mendorong Bermaksiat Kepada-Nya Meskipun Ia Keluarga Kita.
علَى َ َحبّوا ا ْلكُ ْفر َ َخوَا َنكُم ْس َأ ْوِليَا َء إِن سِ اس ْست ْ ِل َتتّخِذُوا ءَابَا َءكُم ْس َوإ َ يَاَأيّهَسا الّذِين سَ ءَا َمنُوا َن َي َت َولّهُ ْم ِم ْنكُمْ فَأُوَل ِئكَ هُ ُم الظّاِلمُون ْ َن َوم ِ الِْيمَا Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpinpemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (At-Taubah: 23). Kesalahan dalam memilih pemimpin dapat menyebabkan penyesalan dikemudian hari:
َسبِيل ّ ضلّونَا ال َ ط ْعنَا سَا َد َتنَا َو ُك َبرَا َءنَا فََأ َ َوَقَالُوا َر ّبنَا ِإنّا أ Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta'ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). (al-Ahzab: 67)
Demikian, mudah-mudahan memberi manfaat buat kita semua.