Kompas_1april09_bl_26_mitigasi Bencana_tinjau Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah

  • Uploaded by: lp3y.org
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kompas_1april09_bl_26_mitigasi Bencana_tinjau Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah as PDF for free.

More details

  • Words: 273
  • Pages: 1
Kompas.Com

Page 1 of 1

Print

Send

Close

Tinjau Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Rabu, 1 April 2009 | 03:47 WIB

Jakarta, Kompas - Rencana tata ruang wilayah di kawasan Situ Gintung, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, harus ditinjau kembali untuk dilihat apakah sudah memasukkan mitigasi bencana. Hal itu penting untuk mencegah kejadian serupa setelah diputuskan revitalisasi situ tersebut. ”Tiap perencanaan ruang harus mampu mengikuti pertumbuhan ekonomi maupun perubahan iklim global, tapi yang lebih penting lagi adalah memperhitungkan respons terhadap kemungkinan munculnya bencana,” kata Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia Bernardus R Djonoputro, Selasa (31/3) di Jakarta. Bernardus menyatakan tidak yakin RTRW Jakarta maupun RTRW Tangerang telah memuat mitigasi bencana. ”Di Indonesia, setahu saya mitigasi bencana baru dimuat di RTRW Kota Banda Aceh dan Padang,” ujarnya. Di Padang dibuat empat skenario untuk mengatasi banjir mengingat curah hujan termasuk tinggi, yakni rata-rata 405,58 milimeter per tahun. Salah satu skenarionya adalah dengan mempertahankan kawasan hutan lindung yang mencapai 52,52 persen dari luas Kota Padang. ”Untuk kasus Situ Gintung, kami bahkan mensinyalir adanya perubahan dalam rencana tata ruang. Perubahan tersebut disebabkan kepentingan-kepentingan ekonomi,” kata Bernardus. Bernardus menduga terjadi ”kesepakatan” antara pemberi dan penerima izin di sisi hilir dari Situ Gintung. ”Seharusnya, tak ada permukiman di bantaran sungai di sisi bawah Situ Gintung. Jika itu dipatuhi, semestinya tak perlu jatuh korban terlalu banyak,” kata Bernardus. Menurut Yayat Supriatna, Ketua Kajian Pembangunan IAP, meningkatnya frekuensi bencana dan menurunnya daya dukung lingkungan merupakan hasil dari perubahan ekosistem akibat penyimpangan rencana tata ruang. Kota-kota besar dengan kerawanan tinggi, kata Yayat, di antaranya adalah Jakarta, Medan, Semarang, Makassar, Bandung, dan Solo. (RYO)

Dapatkan artikel ini di URL: http://entertainment.kompas.com/read/xml/2009/04/01/03470713/tinjau.kembali.rencana.tata.ruang.wilayah

http://cetak.kompas.com/printnews/xml/2009/04/01/03470713/tinjau.kembali.rencana.tata.ruang. ... 4/2/2009

Related Documents