Makalah 2 Tata Ruang Laboraturium.docx

  • Uploaded by: Nana Triana
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah 2 Tata Ruang Laboraturium.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,131
  • Pages: 17
Mata Kuliah : Pengelolaan Laboratorium Fisika

TATA RUANG LABORATORIUM

OLEH : KELOMPOK 5 KIKI SANTOSO LARAS WATI LIDWINA IVA MAYOLLY MEGA FURI HANDAYANI NANA TRIANA

(4153121032) (4152121025) (4153121034) (4152121027) (4151121043)

Dosen Pengampu : Dr.Rita Juliani, S.Si, M.Si Drs. Abu Bakar, M.Pd

FISIKA DIK C 2015

PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada tuhan yang maha esa karena telh memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul tata ruang laboratorium ini dengan tepat pada waktunya. Materi yang dihimpun dalam makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pengelolaan Laboraturium. Dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, penulis menerima bantuan dan dukungan dari

banyak pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada

semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada dosen pembimbing mata kuliah ini yakni Ibu Rita Juliani dan Bapak Abu Bakar yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembacanya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 25 Februari 2019 Penulis

Kelompok V

i

DAFTAR ISI Halaman KATAPENGANTAR ................................................................................ i DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ....................................................................................... 1 1.2 Rumusan masalah.................................................................................. 2 1.3 Tujuan ................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Jenis-Jenis Laboratorium ..................................................................... 3 2.2 Tata Letak Laboratorium ..................................................................... 4 2.3 Fasilitas Laboraturium ......................................................................... 7 2.4 Penjadwalan Pengunaan Laboratorium ................................................ 11

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 12 3.2 Saran ...................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 14

ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan. Dalam pengertian sempit laboratorium sring diartikan sebagai tempat yang berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap yang didalamnya terdapat sejumlah alat dan bahan praktikum. Dalam pendidikan Sains kegiatan laboratorium merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peranan kegiatan laboratorium untuk mencapai tujuan pendidikan sains. Woolnough & Allsop (dalam Nuryani Rustaman, 1995), mengemukakan empat alasan mengenai pentingnya prktikum sains. Pertama, praktikum membangkitkan motivasi belajar sains. Belajar siswa dipengaruhi oeh motivasi siswa yang termotivasi untuk belajar akan bersunguh-sungguh dalam mempelajari sesuatu. Kedua, praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen. Dengan kegiatan prktikum siswa dilatih untuk mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen dengan melatih kemampuan mereka dalam mengobservasi dengan cermat, mengukur secara akurat dengan alat ukur yang sederhana atau lebih canggih, menggunakan dan menangani alat secara aman, merancang, melakukan dan menginterprestasikan eksperimen. Ketiga, praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Keempat, praktikum menunjang materi pelajaran. Dari kegiatan tersebut dapat disimpulkan bahwa prktikum dapat menunjang pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Salah satu fasilitas dalam proses melakukan praktikum yang tidak boleh dikesampingkan adalah Laboratorium. Diharapkan laboratorium yang tersedia merupakan tempat latihan yang memiliki kesamaan operasional dan peralatan dengan yang akan digunakan didalam tempat kerjanya kelak. Laboratorium merupakan perangkat kelengkapan akademik dalam menunjang kegiatan proses belajar mengajar. Selain itu, laboratorium juga merupakan tempat melakukan aktifitas praktikum untuk mengaplikasikan teori ke dalam praktek. Menurut PP No.25/1980, pasal 27, laboratorium/studio adalah sarana penunjang jurusan dalam satu atau seni tertentu sesuai dengan keperluan bidang studi yang bersangkutan.

1

Demi kelancaran dan kenyamanan dalam penggunaan dan pemanfaatan laboratorium, maka perlu adanya pengelolaan dan penataan yang baik secara berkala yang dilakukan oleh penanggung jawab laboratorium. Hal inilah yang akan diuraikan dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja jenis-jenis laboratorium? 2. Bagaimana tata letak laboraturium? 3. Apa saja fasilitas yang terdapat di dalam laboratorium? 4. Bagiamana penjadwalan pada laboraturium?

1.3 Tujuan 1. Mengetahui jenis-jenis laboratorium. 2. Mengetahui tata letak laboratorium. 3. Mengetahui fasilitas yang terdapat pada laboratorium. 4. Mengetahui penjadwalan penggunaan laboratorium.

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Jenis-Jenis Laboratorium Laboratorium dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan fungsinya, antara lain : 1.

Laboratorium Pembelajaran

Laboratorium pembelajaran digunakan untuk membuktikan teori hukum dan konsep. Laboratorium pembelajaran terdiri dari laboratorium general science (IPA), laboratorium fisika, laboratorium kimia dan laboratorium biologi. Menurut Wirjosoemarto dkk (2004) di Sekolah Menengah, umumnya jenis laboratorium disesuaikan dengan mata pelajaran yang membutuhkan laboratorium tersebut. Karena itu di sekolah-sekolah untuk pembelajaran IPA biasanya hanya dikenal Laboratorium Fisika, Laboratorium Kimia dan Laboratorium Biologi. Di SLTP mungkin hanya ada Laboratorium IPA saja. Di Perguruan Tinggi, untuk satu jurusan saja, mungkin terdapat banyak laboratorium. Kadang-kadang atas pertimbangan efisiensi, suatu ruangan laboratorium difungsikan

sekaligus

sebagai ruangan kelas untuk proses belajar mengajar. Laboratorium jenis ini dikenal sebagai Science classroom laboratory. Kelebihan jenis laboratorium ini bersifat multi guna. Tujuan pengadaan laboratorium di sekolah tersebut adalah meningkatkan kemampuan praktek siswa di laboratorium. Fungsi laboratorium yaitu sumber belajar dan mengajar, metode pengamatan dan metode percobaan, prasarana pendidikan, media proses belajar mengajar. Dalam Syafriani (2011), secara garis besar fungsi laboratorium adalah sebagai berikut: (1) Memberikan kelengkapan bagi pelajaran yang telah diterima sehingga antara teori dan praktek bukan merupakan dua hal yang terpisah. (2) Memberikan ketrampilan kerja ilmiah bagi mahasiswa/siswa. (3) Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakikat kebenaran ilmiah dari suatu objek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial. (4) Menambah keterampilan dalam menggunakan alat dan media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.

3

(5) Memupuk rasa ingin tahu mahasiswa/siswa sebagai modal sikap ilmiah seorang calon ilmuan. Memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan yang diperoleh, penemuan yang didapat dalam proses kegiatan kerja laboratorium. 2.

Laboratorium Riset

Laboratorium riset digunakan untuk meneliti gejala atau fakta untuk menemukam suatu teori atau hukum. (Anonim, 2018) 2.2 Tata Letak Laboratorium 2.2.1 Letak Laboratorium Setiap sekolah sudah pasti memiliki pakem tersendiri dalam merancang desain denah sebuah bangunan sekolah terkait dengan luas tanah, lingkungan dan bagunan sekitar gedung sehingga tidak ada pakem yang pasti dalam menetapkan letak suatu ruangan laboratorium pada lingkungan sekolah. Namun beberapa hal masih dapat diusahakan dalam membangun suatu ruangan laboratorium yang optimal dari segi letak ruangan: 1) Letak terhadap lingkungan, sebaiknya letakkan laboratorium dengan arah “utara-selatan” karena bersangkutan dengan pemasangan jendela atau jumlah jendela yang diperlukan. 2) Letak dari masing-masing laboratorium (science block). Sebaiknya letak ruangan untuk laboratorium biologi, fisika, kimia dan IPBA berada dalam satu ruangan namun tetap dipisahkan oleh pembatas ruangan. Hal ini sangat menguntungkan sebab dapat mengurangi proses pemindahan barang laboratorium, karena beberapa peralatan laboratorium yang sama terkadang dibutuhkan oleh masing-masing mata pelajaran tersebut. 2.2.2 Luas Ruangan laboratorium Desain denahditentukan oleh jenis-jenis ruangan yang dibutuhkan. Secara mendasar, ruangan-ruangan yang umumnya harus dimiliki sebuah laboratorium antara lain: 1) Ruangan untuk kegiatan belajar mengajar, di mana perlengkapan laboratorium seperti meja, kursi, lemari dan rak ada didalamnya, sedikitdikitnya 2.5 m2 untuk tiap siswa. Jadi untuk laboratorium untuk kapasitas

4

40 siswa diperlukan luas lantai 2.5x40 m2= 100 m2, misalnya 8x13m2 atau 9x11m2. Bentuk ruangan bisa berbentuk persegi panjang namun bentuk ruangan yang panjang membuat jarak antara guru dan siswa yang dibelakang menjadi jauh. Untuk mengurangi kelemahan tersebut disarankan agar ruangan itu berbentuk bujur sangkar. 2) Gudang, untuk menyimpan alat-alat, peralatan dan bahan-bahan yang belum digunakan. Untuk gudang diperlukan ruangan yang agak besar minimal 5x4 m2, agar dapat menyimpan lemari untuk zat-zat kimia. 3) Ruang gelap, untuk mengerjakan percobaan-percobaan yang harus bebas cahaya. 4) Rumah kaca, jika masih terdapat daerah yang lowong, fasilitas rumah kaca dapat ditambahkan untuk membantu proses praktek yang melibatkan tanaman dan matahari. 2.2.3 Tata Ruang Laboratorium Pemakai laboratorium hendaknya memahami tata letak atau layout bangunan laboratorium. Pembangunan suatu laboratorium tidak dipercayakan begitu saja kepada seorang arsitektur bangunan. Bangunan laboratorium tidak sama dengan bangunan kelas. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum membangun laboratorium.Faktor-faktor tersebut antara lain lokasi bangunan laboratorium dan ukuran-ukuran ruang. Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan laboratorium tidak berdekatan atau dibangun pada lokasi sumber air. Bangunan laboratorium

jangan terlalu dekat dengan bangunan

lainnya. Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau

untuk pengontrolan dan

memudahkan tindakan lainnya misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus dapat menjangkau bangunan laboratorium. Selain persyaratan lokasi, perlu diperhatikan pula tata letak ruangan. Ruangan laboratorium untuk pembelajaran sains umumnya terdiri dari ruang utama dan ruang-ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan tempat para sisa atau mahasiswa melakukan praktikum. Ruang pelengkap umumnya terdiri dari ruang persiapan dan ruang

5

penyimpanan. Ruang persiapan digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahanbahan yang akan digunakan untuk praktikum atau percobaan baik untuk siswa maupun untuk guru. Laboratorium harus ditata sedemikian rupa hingga dapat berfungsi dengan baik. Tata ruang yang sempurna, harus dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan pembangunan. Tata ruang yang baik mempunyai: 1. pintu masuk (in) 2. pintu keluar (out) 3. pintu darurat (emergency-exit) 4. ruang persiapan (preparation-room) 5. ruang peralatan (equipment-room) 6. ruang penangas (fume-hood) 7. ruang penyimpanan (storage - room) 8. ruang staf (staff-room) 9. ruang teknisi (technician-room) 10. ruang bekerja (activity-room) 11. ruang istirahat/ibadah 12. ruang prasarana kebersihan 13. ruang toilet 14. lemari praktikan (locker) 15. lemari gelas (glass-rack) 16. lemari alat-alat optik (opticals-rack) 17. pintu jendela diberi kawat kasa, agar serangga dan burung tidak dapat masuk (Santosi, 2015). Contoh tata ruangan laboraturium beserta ukurannya dapat dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Tata Ruang Laboratorium

6

2.3 Fasilitas Laboraturium Dalam wujud dan pelaksanaanya, laboratorium tidak hanya harus mempunyai desain khusus namun untuk dalam pelaksaan dan penggunaannya laboratorium harus dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas standar yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan dalam laboratorium tersebut. Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan pemakai laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebut ada yang berupa fasilitas umum (utilities) dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik, gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebelair, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dll. 2.3.1 Ruang Praktikum Ruang praktikum merupakan tempat berlangsungnya proses pembelajaran fisika ,Luas ruang praktikum lebih bear dari ruang kelas idealnya antara satu setengah sampai dua kali luas ruang kelas. Penyebab lebih luasnya ruanga lab di banding kelas karena ruang praktikum harus dapat memberikan keleluasaan bergerak kepada siswa dan guru selama melakukan proses pembelajaran selain itu jugaagar siswa yang duduk dibelakang dapat melihat bila sedang dilakukan demonstrasi di depan, atau kegiatan siswa paling belakang mudah diawasi oleh guru. Beberapa fasilitas yang harus dimiliki di ruangan praktikum adalah: 1. Penerangan Ruang laboratorium harus memiliki pengatur penerangan yang dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan. Sumber cahaya dapat berasal dari cahaya matahari atau dari listrik. 2. Ventilasi Laboratorium IPA membutuhkan ventilasi yang baik, lebih-lebih untuk laboratorium biologi yang sering menggunakan bahan-bahan mudah menguap. Kadang-kadang ventilasi tidak dapat dicukup dari jendela, sehingga dibutuhkan

7

alat perotasi udara seperti kipas penyedot (ceiling fans). Adanya kipas penyedot ini dapat membantu pergantian udara menjadi lebih baik. 3. Air Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium IPA, terutama untuk laboratorium biologi. Pasokan air ke dalam laboratorium tersebut harus cukup. Selain jumlah pasokan, kualitasnya juga harus baik, kualitas air yang kurang baik dapat mempercepat kerusakan alat-alat terutama alat-alat yang terbuat dari logam. Aliran air yang masuk ke dalam laboratorium harus lancar. Demikian juga aliran air yang ke luar laboratorium. Air yang masuk dan ke luar laboratorium biasanya lewat pipa-pipa. Harus diperhatikan pembuangan air sisa cucian yang mengandung bahan-bahan yang dapat merusakkan pipa-pipa tersebut. Pembuangan sisa asam atau basa kuat atau bahan korosif lainnya harus melalui pengenceran dahulu sebelum dibuang lewat pipa. Hal ini untuk menghindari kerusakan pipa-pipa saluran air. 4. Bak cuci Bak cuci atau sinks dapat terbuat dari beton atau porcelain. Bak cuci yang terbuat dari porcelain mudah ternoda apabila kena bahan-bahan kimia. Bak cuci harus dilengkapi dengan saringan untuk mencegah masuknya sisa-sisa praktikum yang berupa bahan padat. Untuk menghindari adanya kerusakan bak cuci, hindarkan pembuangan bahan-bahan kimia seperti asam-basa kuat dan bahanbahan korosif lainnya. 5. Listrik Pada laboratoium biologi, listrik merupakan fasilitas yang sangat penting. Besarnya daya yang terpasang harus mencukupi kebutuhan alat-alat laboratorium, terutama alat-alat laboratorium yang membutuhkan daya besar, seperti oven, furnace, autoclave dan lain-lain. Tegangan listrik harus selalu dicek apakah stabil atau tidak.Tegangan listrik yang tidak stabil dapat merusak alat-alat. Harus diperhatikan pula instalasi listrik, jangan didekatkan dengan aliran air dan gas. Selain itu harus dilengkapi dengan pengaman yang mudah dijangkau. Terminal out let harus mudah dijangkau. Instalasi listrik secara periodic perlu diperiksa kondisinya. Kabel-kabel listrik secara periodic disikat untuk menghilangkan bahan-bahan korosif yang biasanya menempel pada permukaan kabel. Socket dan

8

plug harus diperiksa apakah masih berfungsi dengan baik atau rusak (aus). Apabila rusak harus segera diganti. Periksa juga secara periodic hubungan kabel ke socket apakah masih terikat dengan kuat. 6. Mebelair Yang dimaksud dengan fasilitas mebelair adalah peralatan mebel seperti meja, kursi, lemari, rak dan sebagainya. Pada prinsipnya semua mebelair adalah sama, namun karena fungsi dan tujuan pemakaiannya, maka mebelair laboratorium biasanya memiliki bentuk, ukuran, dan jenis bahan tertentu yang dapat berbeda dengan mebelair lainnya. Perlengkapan yang berupa mebelar harus diperhatikan kualitas dan ukurannya. Misalnya untuk meja perlu diperhatikan ketinggiannya. Umunya meja siswa / mahasiswa ukuran tingginya 70-75 cm. Meja guru / dosen atau meja demonstrasi harus lebih tinggi dari meja siswa, agar sewaktu demonstrasi dapat terlihat sampai ke meja siswa paling belakang. Kursi laboratorium apabila memungkinkan ketinggiannya dapat diatur, sehingga siswa / mahasiswa dapat menyesuaikan dengan jenis kegitan praktikum / percobaan. Meja samping yang biasa dipakai untuk menyimpan alat-alat yang menetap umumnya terbuat dari cor beton. Namun demikian dapat juga meja samping tersebut dibuat dari bahan kayu keras. Bagian bawah meja samping dapat sekaligus digunakan sebagai lemari. Ukuran meja samping panjangnya bervariasi sesuai kebutuhan, sedangkan lebarnya antara 50 cm sampai 60 cm dengan ukuran tinggi 70cm -75 cm. Demikian halnya meja untuk timbangan harus rata dan tidak mudah bergetar atau goyang. Meja timbangan ini sangat cocok dibuat dari cor beton atau dari bahan kayu keras yang tebal. Lemari alat dan bahan hendaknya memiliki tahapan (shelve) yang dapat diubah-ubah posisinya agar memudahkan dalam menata alatalat yang bervariasi ukurannya. Adakalanya dibutuhkan suatu lemari yang khusus digunakan untuk menyimpan mikroskop dan alat optik lainnya. Lemari mikroskop dibuat dengan tahapan (shelve) yang kokoh dan datar yang dapat dibuat dari bahan logam atau kayu keras. Ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan atau jumlah mikroskop yang dimiliki. Hal yang perlu diperhatikan untuk lemari mikroskop tersebut adalah diusahakan tidak lembab agar terhindar dari jamur (Riandi, 2013).

9

2.3.2 Ruang Guru Ruang guru di laboratorium adalah ruangan dimana tempat kerja bagi penanggung jawab laboratorium dan guru. Ruang ini sering dgunakan sebagai temapat guru meletakan tugas laporan percobaan siswa, buku petunjuk KIT , tempat khusus berbagai kerja lainya yang berkaitan dengan kegitan pembelajaran di laboratorium. Desain ruang guru, diantaranya yaitu : 1) Ruang guru terdapat di dalam laboratorium, dengan satu pintu masuk dan keluar yang sama melalui ruang praktikum. 2) Ruang guru dan ruang praktikum sebaiknya disekat dengan dinding berkaca bening sehingga dari dalam ruang ini guru dapat mengawasi kegiatan yang terjadi di dalam ruang praktikum. 3) Ruang guru didesain dengan sirkulasi udara yang baik, atau bias menggnakan AC sebagai pending, selai itu perlu memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik. 4) Perabotanya diperlukan seperangkat meja, kusi , loker / lemari berkas untuk buku dan berkas administrasi serta tugas siswa , ditambah seperangkat PC bila diperlukan dalam pengelolaan Lab. 2.3.3 Ruang Persiapan Ruang yang diperkirakan akan memerlukan lahan seluas 20% dari luas bangunan laboratorium. Ruang persiapan berfungsi sebagai tempat guru/ petugas laboratorium melakukan persiapan alat sebelum dilaksanakanya percobaan oleh siswa. Selain itu juga ruang ini digunkan untuk uji coba kelayakan alat dan dijadikan ruang perawatan alat-alat laboratorium yang baru saja digunakan atau pembersihan alat-alat laboratorium. Fasilitas yang ada di ruangan persiapan anatara lain : 1. Ruangan disekat menggunakan kaca atau penyekat berupa jaring kawat. Agar petugas lab atau guru dapat selalu mengawasi siswa di ruang percobaan. 2. Ruang persapan memliki instalasi listrik yang baik dan sirkulasi udara yang baik.

10

3. Memiliki satu set kursi dan meja, Rak tempat meletakan barang sementara baik untuk barang setelah percobaan maupun alat rak untuk meletakan barang sebelum percobaan. 4. Bak cuci: diletakkan mendekati dinding dan dekat jendela 2.3.4 Ruang Penyimpanan/Gudang Ruang penyimpanan barang di Laboratorium sering disebut gudang laboratorium. Luas ruang penyimpanan /gudang hampir sama dengan luas ruang persiapan. Gudang ini dimanfaatkan untuk tempat penyimpanan akhir dari alatalat laboratorium. Artinya ruang ii digunakan untuk penyimpan alat yang tidak sedang digunakan. Beberapa fasilitas dan desain untuk gudang laboratorium adalah : 1. Pintu gudang hanya satu yang dihubungkan langsung dengan ruang persiapan, hal ini dikarenakan demi keamanan dan kemudahan penyimpanan dan pengambilan alat-alat, (gudang di dalam ruang persiapan) 2. Dilengkapi dengan instlasi listrik dan 3. Perlu di buat sirkulasi dara yang baik, agar alat yang ada didalam terjaga dan rungan tidak pengap. 4. Memerlukan fasilitas sepeti rak penyimpan serperti almari dan rak untuk penyimpanan alat-alat dan bahan-bahan.

Perabot

bisa diletakkan

disampin dinding ruangan (Anonim, 2017) 2.4 Penjadwalan Pengunaan Laboratorium Penysunan jadwal kegiatan biasanya digunakan sebagai pedoman pengaturan ketgiatan baik reguler (praktikum) maupun non reguler (KIR). Pengaturan jadwal kegiatan ini, terkait dengan penggunaan ruang, dan alokasi waktunya., supaya tidak terjadi tumbukan jadwal (Pujianto, 2016) Sebagai contoh jika suatu sekolah hanya mempunyai 1 ruangan laboratorium yang digunakan untuk melayani beberapa mata pelajaran maka, sebagai ketua laboraturium harus mampu menyusun jadwal yang dapat mengkoodinir semua pemakai laboratorium. Kuncinya adalah koodinasi. Koordinasi antar seluruh pemakai laboratorium harus intensif dilakukan.

11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 1. Laboratorium dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan fungsinya, antara lain : a. Laboratorium pembelajaran, digunakan untuk membuktikan teori hukum

dan

konsep.

Laboratorium

pembelajaran

terdiri

dari

laboratorium general science (IPA), laboratorium fisika, laboratorium kimia dan laboratorium biologi. b. Laboratorium riset digunakan untuk meneliti gejala atau fakta untuk menemukam suatu teoti atau hukum 2. Pemakai laboratorium hendaknya memahami tata letak atau layout bangunan laboratorium. Selain persyaratan tata letak (lokasi), perlu diperhatikan pula tata letak ruangan. Ruangan laboratorium untuk pembelajaran sains umumnya terdiri dari ruang utama dan ruang-ruang pelengkap

yang

dibuat

dengan

memperhatikan

aturan

pembuatan

laboraturium. 3. Laboratorium harus dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas standar yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan dalam laboratorium tersebut. Fasilitas tersebut ada yang berupa fasilitas umum (utilities) dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik, gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebelair, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dan lain-lain. 4. Penjadwalan penggunaan laboratorium, digunakan pedoman pengaturan ketgiatan baik reguler (praktikum) maupun non reguler (KIR). Pengaturan jadwal kegiatan ini, terkait dengan penggunaan ruang, dan alokasi waktunya., supaya tidak terjadi tumbukan jadwal

12

3.2 Saran Sebagai calon guru Fisika kemungkinan besar kita akan menggunakan laboratorium dalam proses mengajar, sehingga perlu mengetahui dan memahami tata ruang dan tata letak alat. Karena hal tersebut, kita perlu mempelajari pengelolaan laboratorium.

13

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2018. Jenis – Jenis Laboratorium. [Online] http://pendfisikaunlam.blogspot.com/2011/12/jenis-laboratorium.html diakses tanggal 21 Februari 2019. Anonim. 2017. Fasilitas Laboratorium dan Fungsinya. Online] https://id. pdfcoke.com/document/344486676/FASILITAS-LABORA-TORIUM diakses tanggal 21 Februari 2019. Pujianto, 2016, Manajemen laboratorium IPA dan cara pengelolaannya, UNY, Yogyakarta. Riandi,

2013. Pengelolaan Laboratorium. [Online] https://google.com/19630011988031/RIANDI/Pengelolaan-laboratorium diakses tanggal 21 Februari 2019.

Santosi,

Rachmat Tri. 2015. desain tata ruang laboratorium [Online], http://www.slideshare.net/RachmatTriSantoso/contoh-desain-tata-ruang-labkimia?from_action=save, diakses tanggal 21 Februari 2019.

14

Related Documents


More Documents from "Muhammad Fakri"