Bersihkan Sungai Abad Berdasarkan Koran Sumatera Ekspres tanggal 20 Oktober 2014 pada hari Senin, ribuan warga kabupaten abad lematang ilir (PALI), beramai ramai menyerbu bantaran Sungai Abad. Tujuannya untuk memberikan sungai yang membentang ditengah kota Ibu Kota Pendopo dari sampah . Definisi sampah, sebagaimana yang tertulis dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. secara teknologi belum dapat diolah; dan sampah yang timbul secara tidak periodik. Akibat menumpuknya sampah, setiap musim hujan di talang pipa pasti banjir, sungai Abad meluap dan sungai tersebut telah mengalami kedangkalan sedikitnya 3 meter akibat sampah sampah tersebut. Untuk mengatasi masalah ini warga bergotong royong untuk membersikan sungai abad agar tidak terjadinya bajir, selain hal itu kegiatan bergotong royong ini akan menumbuhkan rasa kerbersamaan dan rasa memiliki yang nantinya bisa bersama sama menjaga kebersamaan sungai Sebaiknya pemerintah kota Pali meningkatkan tingkat kebersihan didaerah daerah yang rawan banjir akibat sampah sampah tersebut dan seharusnya di sediakan TPS agar masyarakat mudah untuk menjakau tempat pembuangan sampah dan tidak lagi berpikir membuang sampah kesungai lagi. Dan juga pihak tertentu haruslah member himbauan kepada masyarakat. Menghimbau akan buruknya akibat dari kebiasaan mereka membuang samaph ke sembarang tempat terutama ke sungai
.
Gorong Tersumbat Timbulkan Bau Busuk Berdasarkan Koran Tribun Sumsel tanggal 1 November pada hari Sabtu, Sekayu. Keberadaan gorong gorong atau saluran air yang berada dipasar perjuangan sekayu membuat warga resah karena saluran air tersumbat karena dipenuhi sampah. Definisi sampah, sebagaimana yang tertulis dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. secara teknologi belum dapat diolah; dan sampah yang timbul secara tidak periodik. Akibat tersumbatnya saluran air tersebut menimbulkan bau yang menyengat dan sangat mengganggu warga takut hal tersebut berdampak pada kesehatan karena bisa mengundang berbagai vektor dan masalah lainnya yang bisa menimbulkan penyakit Untuk mengatasi masalah ini pemerintah Dinkes sekayu sudah mengirimkan petugas kebersihan untuk menangani masalah tersebut, menurut Kepala Dinas Kebesihan dan Pemiliharaan Lampu Jalan (DKPPL) hal tersebut terjadi karena tata letak pembangunan drainase yang salah. Seharusnya perlengkapan peralatan serta instansi pengangkut sampah seperti truk haruslah mencukupi meskipun pembangunan drainase di nilai salah tempat. Karena jika armada tidak mencukupi untuk mengankut sampah yang setiap harinya meningkat tidak akan terlaksana dan terwujud kebersihan kota. Dan kepada warga masyarakat haruslah ikut menjaga kebersihan kota, dengan cara tidak membuang sampah sembarangan baik di jalan maupun di saluran air.
Sampah Kulit Dogan Menggunung
Berdasarkan Berita pada koran Sumatra Ekspres Rabu, 9 juli 2014, Lubuk Linggau tumpukan sampah kulit kelapa muda atau dogan terlihat dipinggir akses Jalan Air Kuti Kelurahan Majapahit, Kecamatan LubukLinggau Timur 1, sampah dogan tersebut berasal sejumlah pedagang yang menjajahkan minuman buah segar tersebut ke pembeli, dan sampah tersebut sudah menumpuk setinggih satu meter.
Definisi sampah, sebagaimana yang tertulis dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. secara teknologi belum dapat diolah; dan sampah yang timbul secara tidak periodik. Akibat tumpukan sampah tersebut membuat warga resah serta tingkat kebersihan di lubuklinngau semakin buruk dan tumpukan sampah dogan tersebut juga menimbulkan kesan yang kurang bagus.
Untuk mengatasi masalah tersebut Dinkes sekayu telah menurunkan satu unit truk dan alat berat untuk mengangkut sampah dogan tersebut.
Seharusnya pemerintah menindaklajuti hal tersebut agar sampah tidak dibuang sembarangan dan dipasang plang dilarang membuang sampah ditempat tersebut dan apabila masih terjadi harus diberi sanksi agar menimbulkan efek jera
10 Tahun Sampah Tidak Tersentuh Berdasarkan Sumatra Ekspres Sumsel tanggal 3 juni 2014 pada hari Selasa, Palembang, tumpukan sampah terlihat di sepanjang Jl Abdul Kadir, Kelurahan 13 Ulu Kecamatan SU II karena hampir 10 tahun sampah sampah tersebut tidak diperhatikan oleh pemerintah sehingga warga yang bermukim ditempat tersebut merasa heran dan resah. Definisi sampah, sebagaimana yang tertulis dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. secara teknologi belum dapat diolah; dan sampah yang timbul secara tidak periodik. Akibat dari menumpuknya sampah menimbulkan pemandangan yang tidak enak dan bau yang menyengat warga takut hal tersebut berdampak pada kesehatan karena bisa mengundang berbagai vektor dan masalah lainnya yang bisa menimbulkan penyakit Untuk mengatasi masalah ini pemerintah Dinkes sekayu sudah mengirimkan petugas kebersihan untuk menangani masalah tersebut, menurut Kepala Dinas Kebesihan dan Pemiliharaan Lampu Jalan (DKPPL) hal tersebut terjadi karena tata letak pembangunan drainase yang salah. Belum ada tindakan lebih lanjut dari pemerintah hanya, menurut Camat SU II, H Purba Sanjaya, dirinya telah memasang peringatan untuk tidak membuang sampah ditempat tersebut. Namun tidak hiraukan oleh warga sekitar karena pemilik lahan seperti membiarkan. Seharusnya pemerintah cepat mengatasi masalah tersebut agar tidak menimbulkan bebagai dampak negatif untuk kesehatan warga yang bermukim di tempat tersebut, serta memberi teguran terhadap pemilik lahan dan wraga yang masih membuang sampat ditempat tersebut.
b
Kami Resah Sampah Menumpuk Berdasarkan Koran Tribun Sumsel tanggal 28 Oktober pada hari Selasa ,Banyuasin, pengelolaan sampah untuk wilayah Kabupaten Banyuasin himgga kini belum dapat dilaksanakan secara merata, sampah sampah tersebut menumpuk dan mengganggu warga dan penggunna jalan. Definisi sampah, sebagaimana yang tertulis dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. secara teknologi belum dapat diolah; dan sampah yang timbul secara tidak periodik. Akibat hal tersebut warga merasa resah karena sampah sampah tersebut mengakibatkan bau yang menyengat dan mennganggu pengguna jalan warga takut hal tersebut berdampak pada kesehatan karena bisa mengundang penyakit Belum ada tindakan lebih lanjut dari pemerintah, malah hingga saat ini tidak pernah ada petugas kebersihan yang bertugas mengangkut sampah ditempat tersebut, warga mengaku bosan karena setiap usulan pengadaan kotak sampah dan petugas kebersihan diusulkan namun tidak pernah dihiraukan. Seharusnya perlengkapan peralatan serta instansi pengangkut sampah seperti truke dan petugas petugas haruslah mencukupi. Karena jika armada tidak mencukupi untuk mengankut sampah yang setiap harinya meningkat tidak akan terlaksana dan terwujud kebersihan kota. Dan kepada warga masyarakat haruslah ikut menjaga kebersihan kota, dengan cara tidak membuang sampah sembarangan.