Komang Yudha-1622016-post Modern-hotel Trio Indah 2.docx

  • Uploaded by: Komang Yudha
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Komang Yudha-1622016-post Modern-hotel Trio Indah 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,190
  • Pages: 20
LITERATUR POST MODERN  Post Modern dalam Arsitektur Arsitektur Post-Modern merupakan kelanjutan atau perkembangan dari arsitektur modern. Pada dasarnya Arsitektur Post-Modern muncul akibat terjadinya kejenuhan terhadap karya-karya arsitektur modern yang lebih menonjolkan fungsi dari pada estetika pada suatu bangunan. Hal ini menunjukan bahwa dasar filosofi dan teori Arsitektur Modern sudah tidak relevan aau sesuai dengan tuntutan zaman. Pada tahun 1960-1970 gerakan Arsitektur Modern mulai memperlihatkan tanda-tanda berakhir. Berakhirnya era Arsitektur Modern ini diawali dengan dihancurkannya Pruitt-Igoe Housing di kota St. Louis, Negara bagian Missouri, Amerika Serikat, pada tanggal 15 Juli 1972 jam 15.32 (Jenks, 1984). Alasan banyak pihak meninggalkan Arsitektur Modern, meliputi: 1. Tidak ada muatan yang kaya/luas, miskin akan makna, memiskinkan bahasa arsitektur pada bentuk dan pada level konten/isi. Tidak mampu berkomunikasi efektif dengan penggunanya. 2. Tidak memiliki memori, dan tidak memiliki hubungan yang efektif dengan kota dan sejarah. Terlalu logis dan rasional. Kurang memperhatikan nilai-nilai masyarakat, faktor lingkungan dan emosi manusia.Bertentangan dengan tradisi/anti klasik. Menolak ornamen dan dekorasi. 3. Tidak diketahui keberadaan / ciri khusus suatu bangunan atau tidak berkonteks. Menciptakan kota tanpa karakter, karena kemonotonan warna putih dan bentuk yang kotak.

Teori – teori Post Modern : 1. Robert Venturi (1966). 2. Charles Jencks (1977-1992). 3. Heinrich Klotz (1988). 4. Kisho Kurokawa (1991).

 Lahirnya Arsitektur Post-Modern Istilah Post-Modern sebenarnya sudah dikenal sejak pertengahan tahun 1970-an, tidak hanya di dunia arsitektur tetapi juga pada dunia seni lukis, patung, film, dan bahkan ideology. Pada dasarnya Post-Modern merupakan reaksi (anti-thesis) dari Modernisme (thesis) yang sudah berjalan sangat lama. Irwing Howe menggambarkannya sebagai “the radical breakdown of the modernist”, jadi keduanya memang tidak bisa dipisahkan satu sama lain dan berkelanjutan. Post-Modern bukanlah gerakan revolusioner yang ingin lepas dan membuang nilai-nilai moderisme (Stern, 1980). Perkembangan Post-Modernisme bahkan sangat dipengaruhi oleh Modernisme. Di dunia arsitektur sendiri gerakan ini sering disebut sebagai Beyond the Modern Movement karena memang berkembang setelah Modern Movement. Tetapi ada juga yang menyebutnya sebagai Super-mannerism karena merupakan kelanjutan dari Mannerisme pada era Renaissance di Italy yang melahirkan arsitek-arsitek besar seperti Michael Angelo (1475-1564), andrea Palladio (1508-1580), Donato Bramante (1444-1514) dan Guilio Romano.

Charles Jenks seorang tokoh pencetus lahirnya Post-moder menyebutkan adanya 3 alasan yang mendasari timbulnay Post-Modernisme, yaitu: 1. Kehidupan kita sudah berkembang dari dunia serba terbatas ke desa-dunia (world village) yang tanpa batas. Perkembangan ini disebabkan oleh cepatnya komunikasi dan tingginya daya tiru manusia (instant eclectism). 2. Canggihnya teknologi telah memungkinkan dihasilkannya produk-produk yang bersifat pribadi (personalized production), lebih dari sekedar produksi missal dan tiruan missal (mass production and mass repetition) yang merupakan cirri khas dari Modernisme. 3. Adanya kecenderungan untuk kembali pada nilai-nilai tradisional (traditional values) atau daerah, sebuah kecenderungan manusia untuk menoleh ke belakang. Dengan demikian, arsitektur Post-Modern adalah percampuran antara tradisional dengan non-tradisional, gabungan setengah modern dngan setengah non-modern, perpaduan antara baru dan lama. Arsitektur Post-Modern mempunyai style yang hybrid (perpaduan dua unsur) dan bermuka ganda atau sering disebut sebagai double coding. Timbulnya era baru ini dapat juga dilihat sebagai hasil kombinasi antara Romantic dan Modernist, yang pertama menunjukkan keragaman budaya sedangkan yang kedua memperlihatkan kesamaan budaya yang universal (Stern, 1980). Dualisme lain yang dihadapi adalah memadukan antara Elitisme (golongan elit/minoritas) dengan Populisme (masyarakat umum), dimana kebutuhan keduanya harus dapat dipenuhi. Dalam masyarakat tradisional, usaha memadukan dua unsure ini tidak begitu sulit karena memreka memiliki bahasa arsitektur yang sama. Tetapi, dalam budaya pluralis seperti yang kita hadapi sekarang ini akan lebih sukar karena latar belakang yang berlainan.

 Ciri-ciri dan Aliran Dua ciri pokok Arsitektur Post-Modern adalah anti rasional dan non-sculptural, berbeda dengan Arsitektur Modern yang rasional dan fungsional. Ciri-ciri bangunan yang sculptural sangat menonjol karena dihiasi dengan ornament-ornamen dari zaman Barouqe dan Renaissance. Budi Sukada (1988) menyebutkan ada 10 ciri ARsitektur Post-Modern, yaitu: 1. Mengandung unsur-unsur komunikatif yang bersifat local atau popular 2. Membangkitkan kembali kenangan historic 3. Berkonteks Urban 4. Menerapkan kembali teknik ornamentasi 5. Bersifat representasional 6. Berwujud metaforik (dapat berarti bentuk lain) 7. Dihasilkan dari partisipasi 8. Mencerminkan aspirasi umum 9. Bersifat plural 10. Bersifat aklektik Untuk dapat dikategorikan sebagai Arsitektur Post-modern tidak harus memenuhi kesepuluh cirri di atas. Sebuah karya arsitektur yang mempunyai enam atau tujuh cirri di atas sudah dapat dikategorikan ke dalam Arsitektur Post-Modern. Aliran-aliran Arsitektur Post-Modeern dibedakan berdasarkan konsep perancangan dan reaksi terhadap lingkungannya. Di dalam evolutionary tree-nya. Charles Jenks menurutnya sudah mulai sejak tahun 1960-an. Keenam aliran tersebut adalah: 1. Historicism Pemakaian elemen-elemen klasik (misalnya Ironic, Doric, dan Corinthian) pada bangunan, yang digabungkan dengan pola-pola modern.

2. Straight Revivalism Pembangkitan kembali neo-klasik ke dalam bangunan yang bersifat monumental dengan irama komposisi yang berulang dan simetris. Contoh: Aldo Rossi, Monta Mozuna, Ricardo Bofill, Mario Botta. 3. Neo-Vernacularism Menghidupkan kembali suasana atau elemen tradisional dengan membuat bentuk dan pola-pola bangunan local. Contoh : Darbourne & Darke, Joseph Esherick, Aldo van Eyck. 4. Contextualism (Urbanist + Ad Hoc) Memperhatikan lingkungan dalam penempatan bangunan sehingga didapatkan komposisi lingkungan yang serasi. Aliran ini sering disebut dengan Urbanism. Contoh : Lucien Kroll, Leon Krier, James Stirling. 5. Metaphor & Metaphisical Mengekspresikan secara eksplisit dan implicit ungkapan metafora dan metafisika (spiritual) ke dalam bentuk bangunan. Contoh: Stanley Tigerman, Antonio Gaudi, Mimoru Takeyama. 6. Post-Modern Space Memperhatikan pembentukan ruang dengan mengkomposisikan komponen bangunan itu sendiri. Contoh : Peter Eisenman, Robert Stern, Charles Moore, kohn, Pederson-Fox.

 PERBEDAAN POST-MODERN DENGAN MODERN Pergeseran modernisme ke postmodernisme memang bukanlah sebuah revolusi yang tiba-tiba, tetapi lebih merupakan sebuah proses yang berlangsung dalam rentang waktu tertentu. Ketidakpuasan terhadap hasil era modern tidak terlalu menonjol sampai adanya ancaman bagi umat manusia yang jelas diketahui bersama, seperti perang nuklir; sejak itulah modernitas dianggap lebih menghasilkan kecemasan daripada kesejahteraan. Dengan demikian, modernisme jelas bukanlah sebuah idealisme yang dapat diterima secara utuh. Pemikiran pun bergeser ke arah yang dianggap lebih baik —dan disinilah postmodernisme mengambil peran utamanya. Secara rinci, adalah mustahil untuk mendefinisikan postmodernisme secara utuh. Hal ini dikarenakan oleh adanya ketidaksepahaman pula akan ‘modernitas’ yang digantikan oleh postmodernis. Kenyataannya, kata postmodern sendiri sulit untuk dimengerti secara tepat. Kata ‘modern’ sendiri berarti ‘terbaru, barusan, mutakhir’; sedangkan kata ‘post’ (pasca) berarti ‘sesudah’. Jadi secara harafiah sesungguhnya pengertian postmodern mengandung makna pengingkaran, maksudnya ‘sesuatu’ itu bukan modern lagi. Jadilah kemudian postmodernisme mengaburkan pengertian modernisme. Postmodernisme secara umum dapat berarti sensibilitas budaya tanpa nilai absolut. Hal ini kemudian membuat jalan bagi pluralisme dan keragaman pemikiran. Pada intinya, postmodern –sebagaimana berulang kali ditekankan oleh Grenz— merupakan reaksi menentang totalisasi Pencerahan. Pada saat modernisme berada pada titik ‘krisis identitas’ ketika berhadapan dengan banyak masalah, postmodern

seakan memberikan sebuah sudut pandang yang lebih realistis. Masyarakat yang sudah lelah dan putus asa pun segera berpaling untuk mendapatkan ‘rekreasi’ dari tekanan dan kefrustrasian yang ditimbulkan oleh modernitas. Dari sini, kita dapat segera menyimpulkan bahwa memang modernisme dan postmodernisme menawarkan perbedaan yang berarti. Berbicara mengenai kedua filsafat ini secara berdampingan, seringkali banyak orang mengalami kesulitan untuk mendapatkan titik temu yang tepat. Perbedaan antara kedua era ini sulit dirumuskan karena memang –seperti yang telah dikemukakan di atas— definisi atau pengertian keduanya masih terlalu kabur untuk dirumuskan. Namun, perbedaan umum antara modernisme dengan postmodernisme dapat disimpulkan dalam kontras sbb.

Modernism

Postmodernism

Purpose (Tujuan)

Play (Permainan)

Design (Rencana)

Chance (Kesempatan)

Hierarchy (Hirarki)

Anarchy (Anarkhi)

Centring (Berpusat)

Dispersal (Tersebar)

Selection (Seleksi)

Combination (Kombinasi)

Beberapa Contoh Arsitektur Post Modern

 Post Modern dalam Desain Interior Ciri utama dari desain interior bergaya post modern adalah ruangan yang nyaman bagi tubuh, pikiran dan jiwa dipadukan campuran bahan dan sudut yang tidak konvensional dan simetri. Dalam desain interior bergaya post modern Anda bisa menemukan perpaduan kursi futuristik dan cupboard vintage dalam satu ruangan yang sama tapi tetap tercipta suasana yang harmonis dan nyaman. Gaya post modern mencerminkan seorang yang cosmopolitan, kreatif, dengan ide-ide yang tidak biasa dan sama sekali tidak tradisional.

 Postmodernisme - fitur utama dari gaya Fitur utama dari postmodernisme dalam interior- adalah penolakan terhadap hal klise dan kehidupan sehari-hari, sebuah kombinasi harmonis dari semua elemen. Gaya postmodern cukup realistis. Interior postmodernis ditandai dengan pola yang berbeda, penggunaan warna-warna cerah, pengenalan bentuk-bentuk simbolik, kombinasi kontras tekstur dan finishing. Gaya ditandai dengan kamar yang luas dengan desain ringan dan original. Gaya khas interior post-modern kebanyakan pada restoran, klub, salon kecantikan dan apartemen bohemian, membedakan antara rancangan asimetris dan terbuka. Dinding dalam gaya gaya postmodern ditandai oleh ketidakhadiran kesukaran ataupun mengharuskan suatu bahan dengan finishing tertentu. Kebanyakan dibuat aksen polos dan netral

pada obyek terang dari sebuah dekorasi. Pada dinding terdapat cekungan, memasukkan bahan logam bentuk geometris, kaca dan bahkan plastik dengan penggunaan lampu. Langit-langit dalam gaya postmodern lebih solid, multi-level dan tidak seimbang. Penggunaan warna-warna cerah tergantung pada efek yang diinginkan, hal utama pada hal ini adalah tidak menjenuhkan. Gaya postmodern tergantung pada kualitas yang dibutuhkan dari ruang lantai dan tujuan fungsional (kamar mandi, ruang tamu, dapur, dll), jika tidak ada pembatasan. Ornamentasi atau tekstur, seperti parket yang rapat dan jelas. Jika memilih karpet, warna terang yang solid dengan bentuk geometris atau asimetris. Juga untuk karpet, sering juga dipilih karpet dengan warna warna netral yang solid. Untuk furnitur bergaya post-modern dicirikan dengan adanya kebebasan, garis-garis dinamis, bentuk simetris dan asimetris, serta transformasi. Gaya pasca-modernisme melekat di dengan bentuk furnitur yang keras sekaligus halus dan garis ramping. Dalam gaya pasca-modernisme banyak ditemukan penggunaan kulit sintetis, nikel dan bahan krom. Sesuai dengan furniture yang futuristik. Harus menghilangkan kesan berlebihan, mencoba untuk meminimalkan jumlah furnitur. Dekorasi gaya postmodern harus sesuai dengan semangat seni modern. Patung-patung unik dari bahan yang berbeda seperti logam, plastik, keramik. Tanaman dalam pot dengan pola geometris dan berwarna cerah. Vas kaca berwarna, juga barang pecah belah. Pada sofa dan bantal kursi dibuat berwarna-warni. Produk tidak harus banyak, namun harus sesuai dan selaras.

 Postmodernisme - tips untuk dekorasi Gaya postmodern dalam interior memiliki banyak wajah dan berbeda menurut benua, negara, periode sejarah, dan karakteristik etnis, seperti dalam gaya sebelumnya. Ini baik untuk manifestasi dari imajinasi individualitas. Gaya ini sangat energik dan mutakhir. Sebelum memilih gaya interior Anda harus memiliki rasa yang jelas di dalamnya. Dalam preferensi postmodern untuk warna yang tersedia, namun dengan prioritas warna cerah, warna energik, dan perak "metalik", mutiara dan neon. Buat semua interior cerah dan tajam yang aneh dan sulit untuk dibaca. Jangan membatasi diri pada masing-masing elemen, nyatakan dalam warna cerah, secara acak didistribusikan di interior, dengan latar belakang warna netral. Seperti warna cerah dapat dipancarkan sebagai dekorasi dan furnitur, dan barang-barang dekoratif. Warna-warna cerah, juga untuk memangkas nada dasar, dengan perhatian khusus. Namun warna gaya postmodern harus tidak mengganggu. Jangan lupa tentang fungsi dari ruang dan atmosfer. Imajinasi gaya postmodern dan berpikir kreatif dapat digunakan untuk tujuan yang baru, jangan ragu untuk melanggar aturan tradisional dan skema untuk mencapai interior yang sesuai kepribadian yang tidak biasa. Benda seni dalam interior bergaya postmodern juga harus tegas dan ganjil. Dengan lukisan yang berwarna cerah dan jenuh dalam semangat abstraksi, Dadaism Kubisme, dan pascaimpresionisme. Tidak hanya peran kecil yang diberikan pada cakupan postmodernisme. Hal ini juga kaya dan beragam seperti penerapan seluruh interior. Pada saat yang sama dapat dikombinasikan dan

dengan lampu besar sebagai bentuk yang tidak biasa dengan lampu halogen yang banyak. Untuk menambahkan warna-warna cerah dengan pencahayaan menggunakan lampu neon. 

Postmodernisme Sekarang

Gaya-gaya menarik dari periode postmodernisme yang sama sekali berbeda sejarah dan budaya, menggabungkan semua itu bersama-sama dan mengubah ruang hidup interior di lingkungan estetika yang luar biasa. Dalam gaya postmodernisme mungkin bisa dilanggar, peraturan yang biasa dari desain interior. Ciri khas postmodern mengkontraskan warna dan bentuk, lembut terjalin satu sama lain, misalnya, dinding hitam, berubah menjadi langit-langit bergelombang. Merancang dengan cerdik interior dengan gaya post-modern akan terlihat benar-benar bergaya di setiap ruangan, segar dan mandiri. Interior dalam gaya post-modern dapat menekan titik perhatian. Tinggal di gaya yang ideal untuk sebuah kreativitas, yang dapat mengikat untuk melihat bahkan bagian yang paling berani dari seni modern. Interior dalam gaya postmodern, mudah untuk memodifikasi dan menyesuaikan dengan sendirinya. Sampai saat ini, gaya postmodern dalam interior sering digunakan. Kondisi satu-satunya untuk persepsi post-modernisme –adalah, orang yang menggunakannya dalam desain interior harus mudah untuk beradaptasi dengan visualisasi yang tidak ada artinya. "Bermain pada gaya lain dari" postmodernisme dapat menumbuhkan jiwa kreatif dan tidak biasa, dan jika Anda seorang yang seperti itu, rancangan postmodern sangat sesuai dan sempurna untuk interior anda.

TAPAK 1. LOKASI Lokasi Hotel Trio Indah 2 terletak di Jl. Brigjend Slamet Riadi No.1-3, Oro-oro Dowo, Klojen, Kota Malang, Jawa Timur. Luas tapak hotel trio indah 4.700 m²

LOKASI TAPAK “HOTEL TRIO INDAH 2”

Sebelah Selatan terdapat MC Donals, sebelah tenggara terdapat Kantor PLN Malang, sebelah Barat merupakan perumahan/toko dan ada area lahan kosong yang masih dalam tahap pembangunan untuk lahan parker yang berada di bagian utara hotel.

2. SIRKULASI

Sirkulasi masuk ke tapak

Sirkulasi keluar tapak

Area/Tempat parkir hotel trio indah 2 seperti basement  

Sirkulasi masuk dan keluar tapak terlihat lancar dan tanpa ada hambatan Area/tempat parkir yang seperti basement sangat cocok karena melindungi kendaraan dari cuaca panas dan hujan

3. KELEBIHAN PADA TAPAK  

Dekat dengan jalan utama. Dengan begitu, pengunjung dapat dengan mudah pergi ke tempat lain yang ingin dituju. Dan bersebelahan dengan tempat makan siap saji yaitu MC DONALS.

4. KEKURANGAN PADA TAPAK Jalan brigjen slamet riyadi no. 1-3, oro-oro dowo, klojen ini terlihat macet saat pada siang hari di karenakan banyaknya jam pulang/jam istirahat mahasiswa/pekerja. Dan kekurangan yang perlu diperhatikan juga tempat pembuangan sampah yang sedikit dan vegetasi yang kurang.

SUMBER http://virtualarsitek.wordpress.com/artikel/sejarah-arsitektur/tipologi-arsitektur/arsitekturpost-modern/ http://architeddy.blogspot.com/2012/10/arsitektur-post-modern.html http://interiordesign.lovetoknow.com/Post_Modern_Interior_Design http://desaininterior.me/2012/07/desain-interior-rumah-huni-bergaya-postmodern/ http://namegallery.ru/en/design/view/about/2

Related Documents

Komang Tipus.docx
December 2019 25
Trio]
November 2019 27
Trio
November 2019 21
Komang Widiani.docx
June 2020 18
Blues Trio
May 2020 17

More Documents from ""