Pendahuluan
Metode
Hasil dan Pembahasan
Isolasi, Identifikasi dan Uji Aktifitas Senyawa Alkaloid Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) OLEH : Irmawati Novita Ratnasari
(ACC 116 015) (ACC 116 021)
Salah satu tanaman di Indonesia yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional adalah tanaman binahong. Tanaman binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) merupakan tanaman merambat, berbatang kecil, memiliki rhizoma yang kuat serta memiliki daun yang relatif tidak besar. Penduduk di India menyebut tanaman ini sebagai Malabar spinach dan sangat baik untuk mengobati infeksi pada tenggorokan, dada dan kulit. Berdasarkan hasil penelitian daun binahong mengandung alkaloid, saponin dan flavonoid. Ekstrak alkaloid secara umum dari beberapa jenis tanaman dilaporkan memiliki fungsi medis dalam bidang kesehatan, seperti siamine yang merupakan alkaloid pada Cassia siamea memiliki aktifitas sebagai antioksidan.
Pendahuluan
Metode
Haisl dan Pembahasan
TANAMAN BINAHONG
Klasifikasi Kingdom
: Plantae
Sub Kingdom
: Viridiplantae
Super Divisi
: Embryophyta
Divisi
: Tracheophyta
Sub Divisi
: Spermatophytina
Kelas
: Magnoliopsida
Super Ordo
: Caryophyllanae
Ordo
: Caryophyllales
Famili
: Basellaceae
Genus
: Anredera Juss.
Spesies
: Anredera cordfolio (Ten.) Steenis
Pendahuluan
Metode
Hasil dan Pembahasan
Infra Kingdom : Streptophyta
Pendahuluan
1. Serbuk daun binahong dimaserasi dengan pelarut n–heksana hingga filtratnya jernih. 2. Residu hasil maserasi diangin-anginkan hingga kering. 3. Residu yang telah kering kemudian dimaserasi kembali menggunakan etanol hingga filtratnya jernih. 4. Ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak etanol. 5. Ekstrak etanol yang telah didapatkan, ditambahkan larutan HCl 2M hingga pH larutan menjadi 3. Larutan yang telah bersifat asam kemudian diekstraksi menggunakan etil asetat. Hasil ekstraksi akan terbentuk 2 lapisan, yaitu lapisan asam dan lapisan etil asetat. 6. Selanjutnya kedua lapisan dipisahkan, kemudian lapisan asam ditambahkan NH4OH hingga pH larutan mencapai 9 kemudian diekstraksi kembali menggunakan etil asetat. 7. Hasil ekstraksi akan terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan basa dan lapisan etil asetat, kemudian dipisahkan. Lapisan etil asetat dipekatkan menggunakan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak alkaloid total. 8. Terhadap alkaloid total yang diperoleh dilakukan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Metode
Hasil dan Pembahasan
METODE
garam alkaloid
alkaloid
Pendahuluan
Metode
Maserasi menggunakan etanol karena etanol dapat melarutkan alkaloid. Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat polar, sehingga akan terikat dalam pelarut etanol. Ekstrak etanol yang diperoleh kemudian diuji golongan senyawa alkaloid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada ekstrak etanol menunjukkan reaksi positif alkaloid yang ditandai dengan adanya endapan putih pada penambahan pereaksi Meyer dan terdapat endapan merah bata pada penambahan pereksi Dragendorf. Reaksi alkaloid dengan basa secara umum dapat dilihat pada reaksi berikut:
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Pendahuluan
Metode
Hasil dan Pembahasan
Hasil KLT menggunakan plat silika gel 60GF254 dan fasa gerak yang digunakan adalah campuran pelarut etanol, etil asetat dan n-heksana (1:2:30). Hasil yang diperoleh pada lampu UV 365 nm yakni dua buah noda yang berwarna biru dan merah dengan Rf 0,65 dan 0,23. Berdasarkan hasil KLT, diketahui noda berwarna biru merupakan alkaloid. Selanjutnya dilakukan pemisahan dengan KLT preparatif menggunakan pengembang yang sama dihasilkan dua buah pita. Pada pita yang berwarna biru dilakukan pengerokan untuk diuji kemurniannya dengan KLT kembali menggunakan pengembang yang sama. Hasil yang diperoleh yakni noda tunggal yang berwarna biru dan diduga isolat alkaloid tersebut telah murni.
Berdasarkan hasil analisis UV-Vis dan FTIR, diduga senyawa alkaloid yang terkandung dalam isolat merupakan senyawa alkaloid yang mengandung gugus O-H, NH, C-N, C=C, C-O alkohol, C=O karboksilat dan CH2.
Pendahuluan
Metode
Hasil dan Pembahasan
Filtrat tersebut kemudian diuapkan untuk menghilangkan pelarut yang terkandung di dalamnya sehingga dihasilkan kristal alkaloid. Terhadap kristal alkaloid tersebut kemudian dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis, FTIR dan LCMS.
Metode
Pendahuluan
Hasil spektogram MS menunjukkan harga berat molekul senyawa yang diisolasi sebesar 389 g/mol. Sehingga berdasarkan penelitian tersebut diduga isolat alkaloid yang telah diisolasi dari daun binahong mengandung senyawa betanidin (C18H16N2O8). Struktur dari alkaloid betanidin (C18H16N2O8) ditunjukkan pada gambar 6.
Hasil dan Pembahasan
Isolat kemudian dianalisis menggunakan Liquid Cromatography-Mass Spetroscopy (LC-MS) untuk mengetahui berat molekul isolat alkaloid.
KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap daun binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) dapat disimpulkan bahwa: 1. Senyawa yang telah diisolasi dari daun binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) merupakan golongan senyawa alkaloid. 2. Hasil analisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis, FTIR dan LCMS diduga merupakan senyawa alkaloid betanidin (C18H16N2O8).