PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERMATA PURWOREJO 2019
KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA PERMATA PURWOREJO NOMOR : /SK/DIR/RS/I/201 TENTANG PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN PADA RSIA PERMATA PURWOREJO
DIREKTUR RSIA PERMATA PURWOREJO Menimbang
: a. Bahwa untuk melindungi keselamatan pasien, maka rumah sakit wajib memastikan kompetensi staf keperawatan yang akan memberikan pelayanan; b. Bahwa
untuk
memastikan
kompetensi
staf
keperawatan
dalam
pelaksanaan
membutuhkan proses kredensial; c. Bahwa
direktur
membutuhkan
acuan
kredensial keperawatan; d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut pada huruf a, b, dan c di atas, perlu ditetapkan Kebijakan Direktur tentang Pelaksanaan Kredensial Staf Keperawatan pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Purworejo. Mengingat
: 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan; 2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan; 3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 49 Tahun 2013 Tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit; 4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 40 Tahun 2017 Tentang Pengembangan Jenjang Karir Profesional Perawat Klinis; 5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1796/Menkes/Per/VII/2011 Tentang Kesehatan;
MEMUTUSKAN Menetapkan : KESATU
: Memberlakukan
Panduan
Kredensial
Keperawatan
Komite
Keperawatan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Purworejo; KEDUA
: Panduan yang terkait dengan Kredensial Keperawatan Komite Keperawatan
di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Purworejo
sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini; KETIGA
: Seluruh pimpinan dan staff menghormati, memahami dan mendukung penyelenggaraan kredensial keperawatan sesuai dengan tanggung jawab atau undang-undang dan peraturan yang berlaku;
KEEMPAT
: Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Panduan Kredensial Keperawatan Komite Keperawatan Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Purworejo Kendal dilaksanakan oleh pimpinan dan seluruh staff keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Purworejo.
Ditetapkan di : Kendal Pada tanggal : 14 Januari 2016 DIREKTUR RSU BAITUL HIKMAH KENDAL
dr. LUQMAN HAKIEM NIK. 17.10.06.14
DAFTAR ISI
BAB I DEFINISI.......................................................................................1 BAB II RUANG LINGKUP ............................................................................4 BAB III TATA LAKSANA .............................................................................5 BAB IV DOKUMENTASI ............................................................................ 19 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 20
iv
BAB I DEFINISI 1. Kredensial Kredensial keperawatan merupakan proses untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi staf keperawatan. Proses kredensial merupakan salah satu cara profesi keperawatan dalam mempertahankan standar praktik dan akuntabilitas. Kredensial meliputi pemberian izin praktik (lisensi), registrasi (pendaftaran), pemberian sertifikat (sertifikasi) dan akreditasi ( Kozier Erb, 1990). Kredensial terbagi menjadi 2 sistem, yaitu: Kredensial dan Rekredensial. 2. Perawat Perawat adalah tenaga kesehatan professional yang menduduki porsi terbanyak dalam pelayanan, dan mempunyai konstribusi tinggi dalam sistim pelayanan kesehatan di rumah sakit, namun potensi konstribusi dalam pemberian pelayanan kesehatan tersebut masih ditemukan kendala-kendala, salah satunya adalah jenis dan kompetensi perawat yang belum sesuai dengan harapan pelanggan (masyarakat) untuk itu dalam menjalankan pekerjaan klinis memerlukan kerangka kompetensi, agar perawat mampu menjalankan asuhan keperawatan secara aman, efektif dan efesien; selalu berpenampilan secara professional, etis, sesuai aturan hukum, dan menghargai budaya setempat, serta mampu melakukan pengembangan profesionalisme agar dapat menjalankan peran profesi sesuai perkembangan terkini. 3. Kompetensi Kompetensi
secara
umum
diartikan
sebagai
kemampuan
untuk
menjalankan pekerjaan secara baik dan benar sesuai standard, dan harapan masyarakat (Undang-undang No.20 tahun 2003). Kompetensi mempunyai unsur gabungan antara ketrampilan (skill), atribut personal, dan pengetahuan (knowledge), yang tercermin melalui perilaku kinerja (job behavior) yang dapat diamati, diukur dan dievaluasi. Kompetensi juga mempersyaratkan kemampuan pengambilan keputusan dan penampilan dalam melakukan praktik pelayanan secara aman dan etis. 4. Keperawatan Keperawatan
adalah
suatu
bentuk
pelayanan
professional
yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, baik sehat maupun sakit mencakup seluruh proses kehidupan manusia, baik secara independen, dependen, dan atau interdependen dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan
1
kewenagannya. Praktik keperawatan yang dilakukan bersifat unik yaitu konstan, berkesimanbungan, komunikatif dan advokatif. Keperawatan sebagai profesi mempunyai body of knowledge, bersifat altruistic, memiliki standard dan etika profesi, sehingga Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien harus memperhatikan kaidah moral dan etik serta berdasarkan kompetensi yang sesuai dengan standard sehingga masyarakat terlindungi dalam mendapatkan pelayanan dan asuhan keperawatan
yang
bermutu.
Sub
Komite
Kredensial
dibawah
Komite
Keperawatan mempunyai tugas dan fungsi menyiapkan panduan dan standar dalam
upaya
meningkatkan
dan
mempertahankan
kopetensi
tenaga
keperawatan serta melakukan telaah dan pembinaan terhadap kompetensi tenaga keperawatan. Salah satu upaya untuk menjaga keselamatan pasien adalah dengan menjaga standar dan kompetensi staf keperawatan yang akan berhadapan langsung dengan pasien di rumah sakit, dimana pemberi asuhan keperawatan dilakukan oleh perawat yang kompeten. Kompetensi keperawatan meliputi dua aspek, yaitu: (1) Kompetensi profesi yang terdiri dari pengetahuan, ketrampilan dan perilaku professional, (2) Kompetensi fisik dan mental. Assessment kompetensi profesi keperawatan yang merupakan bagian dari penapisan kompetensi seorang perawat untuk menyadang gelar pekerjaan professional. Penapisan ini diawali dengan pelaksanaan Assesmen kompetensi yang dilakukan oleh profesi yang bersangkutan, dan dilanjutkan dengan kegiatan registrasi, dimana perawat yang telah dinyatakan kompeten dicatat dan diberi nomor dalam sistim registrasi rumah sakit dalam bentuk sertifikat, dan selanjutnya
diberikan
lisensi
untuk
menjalankan
peran
atau
praktek
professional di Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Purworejo, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 1796/Menkes/Per/VII/2011, pasal 2, yaitu: (1) Setiap tenaga kesehatan yang akan menjalankan pekerjaannya wajib memiliki STR, (2) untuk memperoleh STR tenaga kesehatan harus memiliki ijazah dan sertifikat kompetensi, (3) Ijazah dan sertifikat diberikan kepada peserta
setelah
dinyatakan
lulus
ujian
program
pendidikan
dan
uji
kompetensi. Kredensial Keperawatan merupakan verifikasi kembali keabsahan bukti kompetensi seorang perawat dan menetapkan kewenangan klinis (clinical privilege) untuk melakukan pelayanan keperawatan dalam lingkup spesialisasi atau sesuai level Perawat Klinik (PK). Pemberian kewenangan klinik (clinical privilege) pada perawat pemberi pelayanan asuhan keperawatan, hal ini mengacu kepada peraturan peundang-undangan tentang rumah sakit dimana rumah sakit wajib menyusun dan melaksanakan hospital bylaws, dimana 2
rumah sakit wajib melakukan tata kelola klinik dengan baik (good clinical govemanc ), hal ini dirumuskan dalam staf bylaw antara lain kewenangan klinik (clinical privilege).
3
BAB II RUANG LINGKUP Ruang lingkup panduan ini adalah seluruh unit keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Purworejo, dengan melibatkan semua perawat dan bidan, serta komite keperawatan khususnya sub komite kredensial.
4
BAB III TATA LAKSANA 1. PENGKAJIAN KREDENSIAL Sebelum dilakukan proses kredensial, akan dilakukan pengkajian terlebih dahulu yang meliputi elemen: a. Kompetensi:
berbagai
area
kompetensi
keperawatan
sesuai
standar
kompetensi PPNI, kognitif, afektif, psikomotor, kompetensi fisik, kompetensi mental / perilaku, perilaku etis. b. Kewenangan klinis yang diberikan mencakup derajat kompetensi dan cakupan praktik. c. Daftar rincian kewenangan klinis diperoleh dengan : 1)
Menyusun daftar kewenangan klinis dilakukan dengan meminta masukan dari setiap Kelompok Perawat Klinik (KPK).
2)
Mengkaji kewenangan klinis bagi Pemohon dengan menggunakan daftar rincian kewenangan klinis.
3)
Mengkaji ulang daftar rincian kewenangan klinis bagi staf keperawatan dilakukan secara periodik.
4)
Rekomendasi pemberian kewenangan klinis dilakukan oleh komite keperawatan berdasarkan masukan dari subkomite kredensial.
d. Subkomite kredensial melakukan rekredensial bagi setiap staf keperawatan yang mengajukan permohonan pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dengan rekomendasi berupa : 1) Kewenangan klinis yang bersangkutan dilanjutkan. 2) Kewenangan klinis yang bersangkutan ditambah. 3) Kewenangan klinis yang bersangkutan dikurangi. 4) Kewenangan klinis yang bersangkutan dibekukan untuk waktu tertentu. 5) Kewenangan klinis yang bersangkutan diubah / dimodifikasi. 6) Kewenangan klinis yang bersangkutan diakhir. Bagi staf keperawatan yang ingin memulihkan kewenangan klinis yang dikurangi atau menambah kewenangan klinis yang dimiliki dapat mengajukan permohonan kepada komite keperawatan melalui direktur rumah sakit. Selanjutnya, komite keperawatan menyelenggarakan pembinaan profesi antara lain melalui mekanisme pendampingan. 2. PROSES KREDENSIAL KEPERAWATAN Staf keperawatan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Purworejo terdiri dari seluruh bidan dan perawat yang bekerja di Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Purworejo. Semua perawat dan bidan wajib mengikuti proses kredensial yang diselenggarakan setiap 3 tahun. Pada 5
perawat dan bidan yang baru bekerja dilakukan proses kredensial berbarengan pada saat proses rekrutmen awal. Perawat baru adalah perawat yang baru lulus pendidikan atau baru pertama kali bekerja dengan masa kerja 0 – 1 tahun. Sedangkan perawat lama adalah perawat dengan masa kerja lebih dari 1 tahun. 1.
Proses Kredensial Perawat Baru Implementasi jenjang karir bagi perawat baru terdiri dari
tahapan
mulai proses rekruitmen dan seleksi dilanjutkan dengan orientasi dan internship/magang,
kredensial
kompetensi
dan
kewenangan
klinis,
penugasan kerja dan pengembangan karir. Pada staf baru akan mengikuti proses magang selama 1 (satu) tahun dengan pendampingan, supervisi serta asesmen kompetensi. Setelah dinyatakan kompeten sebagai level I, mengikuti proses kredensialing untuk penetapan kewenangan klinis dan memperoleh penugasan klinik dari pimpinan rumah sakit. Selanjutnya melaksanakan praktik/penugasan kerja sesuai penempatan dan akhirnya mengajukan kenaikan level sesuai ketentuan. Siklus pengembangan karir profesional
seterusnya
berlangsung
merupakan
siklus
yang
berkesinambungan. Tahapan kredensial dapat dilihat pada lampiran bagan yang ada di dalam panduan ini. Tahapan-tahapan proses kredensial perawat baru sebagai berikut: a. Rekruitmen dan seleksi Rekruitmen dan seleksi staf baru dilaksanakan oleh RS dibawah koordinasi divisi sumber daya manusia/SDM dengan keperawatan. Seleksi meliputi seleksi administrasi, kelayakan sehat fisik serta psikologis dan kredensial edukasi yang meliputi keaslian ijasah, transkrip nilai, sertifikat uji kompetensi dan memiliki Surat Tanda Registrasi (STR). Kredensial terhadap asuhan kritis bisa dipersyaratkan sesuai kebijakan organisasi. Seleksi dapat dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu seleksi administrative, psikotes, wawancara, kredensial, dan validasi kompetensi (sesuai dengan kebijakan organisasi). b. Orientasi: Orientasi adalah proses memberikan informasi, pengenalan dan indoktrinisasi staf baru. Orientasi dibagi menjadi 2 tahap yaitu orientasi umum yang meliputi Visi, Misi, Kebijakan organisasi, hak dan kewajiban staf, keselamatan klien, pengendalian dan pengontrolan infeksi, mutu pelayanan, caring, etik dan asuhan keperawatan serta dokumentasi asuhan keperawatan. Orientasi khusus adalah orientasi setelah
6
penempatan di unit kerja yang meliputi visi, misi, kebijakan, hak dan kewajiban di unit kerja. Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Purworejo, masa orientasi perawat dan bidan dilakukan selama 3 bulan. Di masa orientasi ini, perawat dan bidan dikenalkan kepada rumah sakit secara umum dan unit tempat bekerjanya secara khusus. Perawat dan bidan akan ditempatkan bergantian di ruang IGD, rawat inap dan poli sebelum dilakukan proses evaluasi pada masa orientasi. Evaluasi pada masa orientasi dilakukan oleh kepala ruang dan kepala
bidang keperawatan
dengan
mengisi
formulir
yang telah
ditentukan. Setelah lulus masa orientasi, perawat atau bidan baru akan menjalani masa training dengan diberikan SPK dan RKK perawat PRA PK. c. Internship / Magang Proses melaksanakan asuhan di unit kerja bersama preceptor. Perceptor menjadi role model dari perawat baru, mengarahkan dan mengevaluasi
pencapaian
kompetensi
serta
melaksanakan
asuhan
bersama dengan perawat baru. Preseptorship dilaksanakan melalui one to one, dimana preceptor tidak hanya menjadi role model dalam melaksanakan asuhan keperawatan tetapi juga memberikan motivasi serta membantu proses adaptasi dari staf baru. Perawat baru akan mengikuti siklus dinas dari preceptor dan dalam proses preceptorship akan dievaluasi pencapaian kompetensi sesuai level karir. Pencapaian kompetensi didokumentasikan dalam logbook dan preceptor akan mengevaluasi apakah perawat baru sudah mampu secara mandiri dalam melaksanakan asuhan. Apabila staf baru telah mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara mandiri maka staf baru telah dapat melaksanakan asuhan secara mandiri di level karir PK I. Daftar kompetensi dan evaluasi bersama dengan preceptor diusulkan sebagai logbook
dan
portofolio
untuk
asesmen
kompetensi
dan
untuk
mendapatkan penugasan klinis secara mandiri sesuai dengan level karirnya. Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Permata Purworejo, proses internship atau magang disebut dengan proses training sebelum perawat atau bidan baru memasuki masa kontrak. Masa training dilakukan selama 3 bulan, dengan evaluasi dilakukan setiap bulannya. Di dalam masa training, perawat atau bidan baru dituntut untuk meningkatkan kompetensinya sebelum dilakukan proses kredensial untuk naik level menjadi PK I. Setelah dilakukan masa training, perawat atau bidan akan dievaluasi oleh kepala ruang dan kepala bidang keperawatan, selanjutnya
7
akan bertemu dengan direktur untuk menandatangani perjanjian kontrak sesuai kesepakatan. Kredensial lanjutan akan dilakukan setelah masa kerja 1 tahun untuk meningkatkan level kompetensinya menjadi PK I. d. Kredensial: 1) Assesmen Kompetensi Perawat baru yang telah melalui proses internship dengan preceptor serta telah dilaksanakan evaluasi proses oleh preceptor dan juga didokumentasikan dalam log book dapat mengajukan permohonan assement kompetensi. Pengelolaan asesmen kompetensi menjadi tanggung jawab kepala bidang keperawatan. Tahapan assesmen kompetensi terdiri dari: a) Self evaluasi, verifikasi log book dan porto folio. b) Mengajukan permohonan assesmen diketahui dan setujui oleh preceptor dan kepala ruangan. c) Melaksanakan pra konsultasi, untuk validasi kesiapan asesmen dan kontrak pelaksanaan asesmen. d) Pelaksanaan asesmen untuk kompetensi PK I oleh asesor. e) Melaksanakan usulan banding (jika diperlukan). f)
Pengambilan keputusan hasil asesmen kompetensi.
g) Pemberian Sertifikat Kompetensi bagi perawat yang kompeten. 2) Penetapan Kewenangan Klinik Kredensial pemberian kewenangan klinik dilakukan oleh Komite Keperawatan Rumah Sakit. Perawat yang mengusulkan kewenangan klinik dipersyaratkan memiliki kompetensi yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi. Adapun tahapannya sebagai berikut: a) Mengajukan permohonan untuk memperoleh Kewenangan Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan sesuai Rincian Kewenangan Klinis dan Buku Putih (White Paper). b) Mengikuti proses kredensial dengan cara review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai metode yang dilakukan oleh panitia Adhoc (Mitra Bestari) yang ditentukan. c) Memperoleh hasil kredensialing berupa daftar kewenangan klinis bagi perawat klinis level PK I selanjutnya direkomendasikan oleh Komite Keperawatan untuk mendapatkan surat penugasan klinis dari pimpinan / direktur rumah sakit. 3) Pemberian Penugasan Klinis (Clinical Appointment) Perawat
baru
yang
telah
mendapatkan
rekomendasi
kewenangan klinis oleh Komite Keperawatan akan diusulkan
8
memperoleh surat penugasan klinis oleh direktur rumah sakit, dalam bentuk
penerbitan
surat
keputusan
penugasan
klinis.
Surat
Penugasan Klinis merupakan izin dari pimpinan / Direktur rumah sakit untk melaksanakan praktik dengan kewenangan klinik yang telah diberikan. 4) Praktik di rumah sakit Perawat mendapatkan penugasan di unit kerja sesuai dengan penugasan klinis (clinical appointment) yang telah ditetapkan. Berdasarkan penugasan klinis perawat menyusun uraian tugas. Dan melaksanakan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan dengan
mempertahankan,
kompetensi
melalui
mengembangkan
program
dan
meningkatkan
Pengembangan
Keperawatan
Berkelanjutan (PKB) yang telah ditentukan. Kompetensi perawat terus
ditingkatkan
melalui
kegiatan-kegiatan
PKB
yang
telah
ditetapkan di komite keperawatan melalui program mutu profesi. 5) Kenaikan Penjenjangan Karir Klinis Setiap perawat mempunyai hak untuk meningkatkan jenjang karir
sesuai
perencanaan
melaksanakan
tugas
karir
memberikan
yang
telah
asuhan
dipilih.
Setelah
keperawatan
dan
mempunyai kompetensi asuhan pada level karir di atasnya maka perawat dapat mengusulkan kenaikan tingkat dengan tahapan kredensial dan selanjutnya melaksanakan tugas pada jenjang yang baru. Kenaikan jenjang karir perawat hendaknya diiringi dengan kenaikan penghargaan yang berupa remunerasi. Bagi perawat yang belum memenuhi persyaratan untuk naik tingkat dilakukan pembinaan khusus dan jika selama 2 tahun tetap tidak memenuhi persyaratan akan mendapatkan sanksi sesuai ketentuan yang disepakati. 2.
Proses Kredensial Perawat Lama Implementasi jenjang karir bagi perawat klinis lama (yang telah mempunyai pengalaman kerja) pada awal pengembangan karir di suatu institusi dimulai dengan tahapan pemetaan (mapping) kompetensi. Setelah pemetaan diperoleh profil perawat di rumah sakit. Selanjutnya akan dilakukan kredensial asesmen kompetensi dan penetapan kewenangan klinik serta penugasan kerja di area praktik yang sesuai penjenjangannya. Tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Pemetaan (Mapping) Bagi rumah sakit yang belum melaksanakan jenjang karir perawat dan akan melaksanakan, maka sebagai tahap awal melakukan mapping /
9
pemetaan. Mapping atau pemetaan adalah suatu proses menetapkan level perawat lama sesuai penjenjangan karir dengan prasyarat yang ditetapkan sesuai kebijakan masing-masing rumah sakit. Pemetaan peringkat karir dilaksanakan berdasarkan persyaratan setiap peringkat oleh tim bidang keperawatan untuk menetapkan kelayakan perawat pada level PK sesuai kompetensinya. Pemetaan perangkat karir dinilai berdasarkan pendidikan dan pengalaman asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan, hasil penilaian kinerja klinis dan divalidasi melalui assesmen kompetensi. Setelah asesmen kompetensi perawat memperoleh sertifikat kompetensi sesuai peringkat. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Survey data dasar perawat saat ini berdasarkan kualifikasi sebagai berikut : Nama, Pendidikan Keperawatan terakhir, Pelatihan, lama bekerja, umur, golongan / pangkat atau level (jika ada). 2) Melakukan review dan analisis hasil survey data dasar untuk menetapkan level setiap perawat. 3) Menyusun rekapitulasi profil perawat berdasarkan penjenjangan karir hasil review. 4) Setelah dilakukan pemetaan, setiap perawat mengikuti assessmen kompetensi sesuai level hasil pemetaan. b. Kredensial 1) Assemen kompetensi Asessmen kompetensi dilakukan untuk memvalidasi kompetensi yang harus dimiliki sesuai hasil mapping. Tahapan assesmen kompetensi terdiri dari : a) Mengajukan permohonan assesmen b) Assesmen Mandiri c) Pra konsultasi d) Assesmen e) Usulan banding (jika perlu) f)
Keputusan hasil assesmen
g) Pemberian Sertifikat Kompetensi Hasil assesmen kompetensi dibuatkan surat keputusan Direktur / Pimpinan rumah sakit dalam bentuk Daftar Profil Perawat rumah sakit sesuai Penjenjangan Klinis. 2) Penetapan Kewenangan Klinik sesuai Penjenjangan Karirnya (PK I, II, III, IV, dan V). Pada tahap ini dilakukan review, evaluasi terhadap bukti-bukti untuk menetapkan kewenangan klinis setiap perawat sesuai dengan
10
masing-masing penjenjangan. Adapun tahap kredensial sama dengan kredensial PK I. 3) Pemberian Penugasan Klinis bagi PK I, II, III, IV dan V Pemberian penugasan klinis dilakukan oleh Pimpinan / Direktur rumah
sakit.
Perawat
yang
telah
dilakukan
kredensial
akan
direkomendasi untuk memperoleh penugasan klinis oleh Pimpinan / Direktur rumah sakit dalam bentuk Surat Keputusan Direktur. 4) Penugasan Kerja sesuai dengan Area Praktiknya Perawat melaksanakan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan Surat Keputusan Penugasan Klinis yang telah diberikan. Selain itu perawat dituntut untuk mempertahankan, mengembangkan dan meningkatkan kompetensi melalui programprogram
Pengembangan
Profesional,
Personal
dan
Kualitas
Berkelanjutan bagi perawat. Perawat lama (PK I,II, III, IV, V) melaksanakan
tugas
baik
secara
individu
atau
tim,
saling
membimbing dan dilakukan supervisi berjenjang, setiap perawat memiliki Logbook dan diisi secara benar. 5) Kenaikan Tingkat Penjenjangan Klinis. Sesuai dengan ketentuan waktu yang ditetapkan bagi setiap perawat lama, maka perawat berhak mengajukan permohonan untuk kenaikan
jenjang
karir
dan
mengikuti
proses
kredensialing.
Selanjutnya melaksanakan tugas pada jenjang yang baru dan bagi perawat lama mempunyai hak untuk promosi ke jabatan yang baru. Kenaikan level karir profesional hendaknya diikuti dengan kenaikan penghargaan berupa kenaikan renumerasi. Bagi perawat lama yang 2 x 3 tahun belum memenuhi syarat untuk kenaikan akan mendapatkan sanksi sesuai ketentuan. 3. Proses Kredensial di RSU. Baitul Hikmah Proses kredensial di RSU. Baitul Hikmah diawali dengan perawat dan bidan yang bersangkutan mengajukan surat permohonan kepada direktur mengenai pelaksanaan kredensial. Direktur memberikan disposisi kepada ketua komite keperawatan mengenai
pelaksanaan
kredensial.
Ketua
komite
kredensial
memberikan
rekomendasi pelaksanaan kredensial kepada sub komite kredensial. Sub komite kredensial bersama kepala bidang keperawatan dan mitra bestari bekerja sama untuk melaksanakan proses kredensial. Proses kredensial diawali dengan uji asesmen kompetensi. Setelah uji asesmen selesai, sub komite kredensial menjalankan kredensial dengan melakukan verifikasi data perawat atau bidan. Verifikasi dilakukan dengan melakukan wawancara serta mengecek kelengkapan dan keaslian dokumen. Setelah
11
dinyatakan lulus proses kredensial, maka ketua komite keperawatan akan memberikan rekomendasi kepada direktur mengenai penerbitan SPK RKK. Berikut bagan proses kredensial secara sederhana yang dilakukan di RSU. Baitul Hikmah Kendal :
Direktur mengeluarkan Pengajuan
surat perintah
permohonan
pelaksanaan kredensial
pelaksanaan kredensial
kepada ketua komite
kepada direktur.
keperawatan.
Proses pelaksanaan kredensial :
Ketua komite keperawatan
1. Asesmen kompetensi oleh
memberikan rekomendasi
kabid keperawatan dan mitra
pelaksanaan kredensial
bestari
kepada sub komite
2. Verifikasi data oleh sub
kredensial
komite kredensial
Rekomendasi penerbitan SPK RKK
Penerbitan SPK RKK
oleh ketua komite
oleh direktur
keperawatan Kompetensi minimal yang akan diasses berfokus pada tugas pokok perawat. Sehingga pertanyaan dan kasus yang diberikan mengacu pada peran dan tanggung jawab perawat baik melalui uji tulis maupun ketrampilan. Melalui assesmen ini seorang asesor akan memastikan bahwa seorang perawat telah menujukan kompetensi yang dipersyaratkan. Assesmen kompetensi ini terdiri dari 12 (dua belas) unit kompetensi Core Competency SKKNI. Kompetensi tersebut, adalah: 1. Melakukan
komunikasi
interpersonal
dalam
keperawatan. 2. Menerapkan prinsip etika etiket dalam keperawatan. 3. Menerapkan prinsip infeksi nosokomial. 4. Mendokumentasikan rencana asuhan. 5. Mengukur tanda-tanda vital.
12
melaksanakan
tindakan
6. Mengevaluasi efektifitas tindakan / langkah-langkah pencegahan terhadap pasien. 7. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan O2. 8. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit. 9. Melakukan perawatan luka. 10. Memberikan obat secara aman dan tepat. 11. Mengelola pemberian darah dan produk darah. 12. Melakukan pengkajian sistematis. 3. KEWENANGAN KLINIK Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam memberikan rekomendasi kewenangan klinis: a. Pendidikan: lulus dari sekolah keperawatan yang terakreditasi. b. Perizinan (lisens), syarat : 1. Memiliki surat tanda registrasi yang sesuai dengan bidang profesi. 2. Memiliki izin praktek dari dinas kesehatan setempat yang masih berlaku. 3. Kegiatan penjagaan mutu profesi:
Menjadi anggota organisasi yang melakukan penilaian kompetensi bagi anggotanya.
Berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan mutu klinis keperawatan, misal CNE, Ronde keperawatan, Jurnareading, dll.
4. Kualifikasi personal:
Riwayat disiplin dan etik profesi.
Keanggotaan dalam perhimpunan profesi yang diakui.
Keadaan
sehat
jasmani
dan
mental,
termasuk
tidak
terlibat
penggunaan obat terlarang dan alkohol, yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan terhadap pasien.
Pengalaman dibidang keprofesian.
Riwayat tuntutan keperawatan atau klaim oleh pasien selama menjalankan profesi.
4. PEMBERIAN KEWENANGAN KLINIK Direktur rumah sakit menetapkan berbagai kebijakan dan prosedur bagi staf perawat untuk memperoleh kewenangan klinis dengan berpanduan pada peraturan internal rumah sakit, selain Direktur rumah sakit bertanggung jawab atas tersedianya berbagai sumber daya yang dibutuhkan agar kegiatan ini dapat terselenggara.
13
Untuk melaksanakan kredensial dibutuhkan beberapa instrumen, antara lain daftar rincian kewenangan klinis untuk tiap perawat, Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan klinis / habis masa berlakunya atau dicabut oleh direktur rumah sakit. Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut rumah sakit harus melakukan rekredensial terhadap staf perawat yang bersangkutan. Pencabutan, perubahan / modifikasi, dan pemberian kembali kewenangan klinis. Pertimbangan pencabutan kewenangan klinis tertentu dilakukan oleh direktur rumah sakit didasarkan pada kinerja individu, misalnya staf perawat yang bersangkutan terganggu kesehatannya, baik fisik maupun mental. Pencabutan kewenangan klinis juga dapat dilakukan bila terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan kerugian fatal bagi pasien dan atau rumah sakit yang diduga karena kelalaian kompetensi atau karena tindakan disiplin dari perawat yang bersangkutan. Kewenangan klinis yang telah dicabut tersebut dapat diberikan kembali bila staf perawat tersebut dianggap telah pulih kompetensinya. Dalam hal pencabutan kewenangan klinik perawat komite keperawatan akan meminta sub kredensial, sub mutu, sub etik untuk melakukan berbagai upaya pembinaan agar kompetensi yang bersangkutan dapat baik kembali. Pengembalian kewenangan klinik keperawatan yang telah dicabut, dilakukan oleh Komite Keperawatan setelah melakukan pembinaan dan menyatakan perawat yang bersangkutan telah melakukan perbaikan, dengan merekomendasikan kepada direktur rumah sakit untuk pemberian kembali kewenanggan klinik. 5. PENCABUTAN,
PERUBAHAN
/
MODIFIKASI,
DAN
PEMBERIAN
KEMBALI
KEWENANGAN KLINIS. Pertimbangan pencabutan kewenangan klinis tertentu oleh direktur rumah sakit didasarkan pada kinerja individu dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien,
misalnya
staf
keperawatan
yang
bersangkutan
terganggu
kesehatannya, baik fisik maupun mental, pencabutan kewenangan klinis juga dapat dilakukan bila terjadi kecelakaan pada saat staf keperawatan memberikan asuhan keperawatan yang diduga karena inkompetensi atau karena ketidak disiplinan dari yang bersangkutan sehingga membahayakan pasien. Kewenangan klinis yang dicabut tersebut dapat diberikan kembali bila staf keperawatan tersebut dianggap telah pulih kompetensinya. Pada staf keperawatan yang kewenangan klinis tertentu diakhiri, komite keperawatan akan meminta subkomite mutu profesi untuk melakukan berbagai upaya pembinaan agar kompetensi yang bersangkutan pulih kembali. Komite keperawatan dapat merekomendasikan kepada direktur rumah sakit untuk pemberian kembali kewenangan klinis tertentu setelah staf keperawatan tersebut melalui proses pembinaan. Komite keperawatan melalui sub komite kredesial
14
sesuai peran dan fungsinya dalam mempertahankan kompetensi staf keperawatan akan melaksanakan assesmen kompetensi. 6. PENENTUAN JENJANG KARIR Setiap tenaga perawat dan bidan yang melakukan tindakan keperawatan dan kebidanan di RSU Baitul Hikmah harus dilakukan proses kredensial (Credensialing) untuk menentukan apakah tenaga perawat / bidan layak diberikan kewenangan klinis dan menentukan jenjang karir. Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jenjang karir perawat dan bidan: a. Pendidikan; b. Izin praktek keperawatan / kebidanan; c. Pelatihan; d. Pengalaman di bidang profesi; Jenjang karir professional perawat (perawat klinik), terdiri dari : 1. Perawat klinik I (PK I) = Novice a. Perawat lulusan D-III dengan pengalaman klinis > 1 tahun, dan menjalani masa klinis level I selama 3-6 tahun. b. Ners dengan pengalaman klinis > 1 tahun, dan menjalani masa klinis 2 – 4 tahun. c. Memiliki sertifikat PRA PK. 2. Perawat klinik II (PK II) = Advance Beginner a. Perawat lulusan D-III dengan pengalaman klinis > 4 tahun, dan menjalani masa klinis level II selama 6 – 9 tahun. b. Ners dengan pengalaman klinis > 3 tahun, dan menjalani masa klinis level II selama 4 – 7 tahun. c. Memiliki sertifikat PK I. 3. Perawat klinik III (PK III) = Competent a. Perawat lulusan D-III dengan pengalaman klinis > 10 tahun, dan menjalani masa klinis level III selama 9 – 12 tahun. b. Ners dengan pengalaman klinis > 7 tahun, dan menjalani masa klinis level III selama 6 – 9 tahun. c. Ners spesialis dengan pengalaman kerja 0 tahun, dan menjalani masa klinis level III selama 2 – 4 tahun. d. Memiliki sertifikat PK II. 4. Perawat klinik IV (PK IV) = Proficient a. Perawat dengan pendidikan terakhir minimal S-I Ners. b. Ners dengan pengalaman klinis > 13 tahun, dan menjalani masa klinis level IV selama 9 – 12 tahun.
15
c. Ners spesialis I dengan pengalaman klinis > 2 tahun, dan menjalani masa klinis level IV selama 6 -9 tahun. d. Memiliki sertifikat PK III. 5. Perawat klinik V (PK V) a. Perawat dengan pendidikan terakhir minimal Ners Spesialis I b. Ners Spesialis I dengan pengalaman klinis > 4 tahun. c. Memiliki sertifikat PK IV. d. Ners Spesialis II (Konsultan) dengan pengalaman kerja 0 tahun. e. Menjalani masa klinis level V sampai memasuki usia pensiun. 6. MASA BERLAKU JENJANG KARIR Jenjang karir perawat dan bidan berlaku paling lama 3 tahun setelah tanggal ditetapkan. Setelah 3 tahun, perawat dan bidan mengajukan uji asesmen dan kredensial untuk kenaikan jenjang karir sesuai prosedur yang sudah ditetapkan. Jenjang karir akan berakhir bila surat penugasan habis masa berlakunya atau dicabut oleh Direktur rumah sakit karena dianggap tidak kompeten. Bagi tenaga perawat yang ingin memulihkan jenjang karir yang dimiliki dapat mengajukan permohonan kepada komite keperawatan melalui Direktur rumah sakit. 7. REKOMENDASI JENJANG KARIR Sub Komite Kredensial melakukan rekredensial bagi setiap staf keperawatan dengan rekomendasi berupa: 1. Jenjang karir diturunkan. 2. Jenjang karir tetap. 3. Jenjang karir dinaikkan. Penempatan perawat dan bidan disesuaikan dengan kriteria dan jenjang karir yang akan diatur pada kebijakan direktur selanjutnya. 8. PENEMPATAN PERAWAT DAN BIDAN Penempatan perawat dan bidan hendaknya disesuaikan dengan kompetensi atau keahlian yang dimiliki serta jenjang karir. Selain itu, faktor budaya, sifat dan minat juga perlu diperhatikan. Berikut adalah tabel penempatan perawat dan bidan di RSU Baitul Hikmah Kendal sesuai dengan jenjang karir perawat dan bidan : Ruang
Poli
Kriteria Perawat / Bidan 1.Gesit 2.Ramah
16
Warna Pin
Keterangan
Merah / kuning
Perawat / bidan
1.Skill tindakan IGD
Hijau / kuning /
2.Gesit
merah
3.Ramah
Perawat
1.Ramah 2.Sopan VIP
Hijau / kuning /
3. Penampilan menarik /
merah jika terpaksa
cantik
Perawat / bidan
4. Komunikatif
ICU
1. Paham ICU
Hijau / kuning
2. Tanggung jawab
Perawat
1.Ramah Ranap
2.Anutan
Hijau / kuning /
(kelas 1, 2 3.Tidak rewel dan 3)
merah
4.Tidak ngeyelan
Perawat / bidan
5.Tanggap 1. Teliti
Verifikator
2. Tidak perlu cantik
3.Tidak perlu ramah
Kuning / merah
Perawat
Biru / hijau / kuning
Perawat
4.Tidak perlu skill bagus 1. Skill tindakan
OK
2. Gesit
3.Tanggap 1. Skill VT 2. Skill
tindakan
kebidanan VK dan Peri
3. Skill kelola bayi baru
Bidan
lahir 4. Tidak galak
5.Tegas 6.Tanggung jawab 7.Komunikatif 1. Menguasai (IGD,
medan
ranap,
poli,
ICU) MOD
2. Bisa memperingatkan
Hijau
orang 3. Komunikatif 4. Berani
mengambil
keputusan
17
Perawat
9. PELAPORAN HASIL ASESMEN Pelaporan hasil kredensial oleh asesor kepada ketua tim assesmen kompetensi. Pelaporan hasil assesmen kompetensi oleh ketua Tim assesmen kompetensi kepada Ka. Komite Keperawatan. Pelaporan hasil kredensial dilakukan bersama tim asesmen, kepala bidang keperawatan dan sub komite kredensial kepada ketua komite keperawatan. Pengusulan penetapan level Perawat Klinik sesuai hasil asesmen kompetensi kepada Direktur Utama oleh ka komite Keperawatan. Persetujuan penetapan level Perawat Klinik sesuai hasil assesmen kompetensi oleh Direktur Utama. Pemberian sertifikat jenjang karir (level Perawat Klinik), sesuai dengan SK Direktur Utama. Pelaporan hasil penetapan level Perawat Klinik oleh ka komite Keperawatan kepada Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan. Pengusulan penyesuain remunerasi oleh Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan kepada kepala bidang SDM. 10. PEMBINAAN, MONITORING, EVALUASI Pelaksanaan hasil kredensial keperawatan dilakukan monitoring terhadap konsistensi pelaksanaan serta dilakukan evaluasi terhadap keberhasilan pelayanan keperawatan. Monitoring dan evaluasi staf perawat paska kredensial dilakukan oleh supervisor, baik secara langsung maupun tidak langsung, Supervisi langsung dapat dilakukan dengan cara mengamati perawat paska mengikuti asesmen kompetensi saat melakukan berbagai tindakan keperawatan dalam pemberian asuhan keperawatan, sedangkan supervisi tidak langsung dilakukan dengan melihat pendokumentasian rekam medik pasien. Metode yang digunakan adalah: metode observasi, wawancara, diskusi. Model yang dipergunakan adalah: 1. Model ilmiah dimana dalam mensupervisi mengacu kepada prosedur yang ada, data yang didapat riil, ada upaya perbaikan dan umpan balik hasil. 2. Model klinis dimana supervisor mensuport perawat untuk mempertahankan kompetensi sebagai perawat. Alat dalam melakukan monitor evaluasi mengunakan, instrument pelaksanaan protap tindakan keperawatan. Evaluasi akan dilakukan setiap 3 tahun sekali saat pelaksanaan kredensial keperawatan. Bila dalam kemudian hari ditemukan kekurangan, akan dilakukan pembenahan dalam proses kredensial sehingga menjadi lebih baik lagi dalam proses kredensial selanjutnya.
18
BAB IV DOKUMENTASI Dokumentasi, adalah sesuatu yang tertulis, tercetak atau terekam yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan, dan mempunyai nilai hukum yang kuat, sehingga dapat digunakan sebagai sumber keterangan, sumber penyelidikan / penelitian
ilmiah,
dan
sebagai
alat
bukti
keabsahan
suatu
keterangan.
Pendokumentasian kredensial keperawatan adalah suatu kegiatan pemberian atau pengumpulan
bukti-bukti
dan
keterangan
pengelolaan
kegiatan
kredensial
keperawatan, sebagai suatu bahan untuk refleksi kegiatan yang berfungsi sebagai alat evaluasi atau refleksi dari perencanaan sampai implementasi kegiatan kredensial keperawatan di RSU Baitul Hikmah. Dokumentasi kegiatan kredensial keperawatan di RSU Baitul Hikmah terdiri dari : 1. Usulan perawat yang akan mengikuti assesmen kompetensi yang disampaikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan RSU Baitul Hikmah. kepada Ketua Komite Keperawatan. 2. Kegiatan pengisian log book oleh asesi PK 1 dan PK 2. 3. Nilai uji kasus untuk PK 3. 4. Hasil inovasi Perawat Klinik (PK) 4, dan PK 5 yang telah disidangkan dan dinyatakan kompeten. 5. Bukti kegiatan dan prasarat perawat telah mengikuti asesmen kompetensi dan telah dinyatakan kompeten disimpan pada file masing-masing perawat.
19
DAFTAR PUSTAKA Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. HK.02.04/1/2767/11 tentang Peraturan Internal (Hospital Bylaws) RSU Baitul Hikmah. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia,
2011,
No.
1796/Menkes/Per/VII/2011 tahun 2011 Tentang Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2013, No 49 Tahun 2013 Tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2017, No 40 Tahun 2017 Tentang Pengembangan Jenjang Karir Profesional Perawat Klinis, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia, 2009, No 36 Tahun 2009 Tentang : Kesehatan. Undang-Undang Republik Indonesia, Keperawatan.
20
2014, No 38 Tahun 2014 Tentang