Kisah Tsa'labah Harun Kelas Viii Ar Rahim.docx

  • Uploaded by: arryan budi tadjuddin
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kisah Tsa'labah Harun Kelas Viii Ar Rahim.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 541
  • Pages: 2
Kelompok putri Kisah Tsa'labah bin Hatib yang Enggan Zakat Kisah Tsa'labah bin Hatib yang Enggan Zakat ~ Tsa'labah adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad saw yang hidupnya berada di bawah garis kemiskinan. Dia tidak punya pekerjaan dan penghasilan yang tetap. Ia hanya memiliki satu pasang baju bersih, itupun hanya bisa digunakan dan bergantian dengan istrinya ketika salat. Oleh karena itu, ketika salat berjamaah di masjid, dia harus pulang cepat karena bajunya dipakai bergantian dengan istrinya. Pada suatu hari Tsa'labah mendekati Rasulullah saw sambil membisikkan kata dengan penuh harap. Berdoalah untuk diriku wahai Rasulullah sa agar aku dikaruniai rezeki yang melimpah. Rasulullah saw terkejut dan memandang Tsa'labah sejenak dengan penuh rasa kasihan, seraya berkata kepadanya, "Celakalah engkau wahai Tsa'labah.... sedikit harta namun engkau bersyukur adalah lebih baik dari pada harta yang melimpah tetapi engkau tidak mampu mensyukurinya." Tsa'labah terus mendesak dan berjanji, jika dia kaya ia akan memberikan sebagian hartanya di jalan Allah swt. Rasulullah saw berdoa, "Ya Allah berikanlah Tsa'labah rezeki harta, berilah dia kambing." Allah swt mengabulkan doa Nabi saw, Tsa'labah kemudian mempunyai domba yang banyak. Hari demi hari dombanya semakin banyak, sehingga menjadi beberapa kelompok peternak domba.

Karena terlalu sibuk mengurusi ternaknya, Tsa'labah yang semula rajin salat berjamaah lama kelamaan hanya menunaikan salah Zuhur dan Ashar. Akhirnya, dia hanya sempat melaksanakan salah Jumat, yang kemudian ditinggalkannya juga. Mendengar keadaan Tsa'labah, Rasulullah saw bersabda, "Rugilah Tsa'labah, rugilah Tsa'labah, rugilah Tsa'labah." Pada saat yang sama turunlah ayat Al Quran Surat At Taubah ayat 103, "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka...." Rasulullah saw melaksanakan perintah Allah swt tersebut. Beliau mengutus seorang sahabat untuk meminta zakat dari sebagian harta kekayaan yang dimiliki Tsa'labah. Dia menolak mereka dengan cara yang kasar. Tsa'labah berkata, "Perkara ini tidak lain hanyalah sebuah upeti."

"Apa?" sahabat yang bertugas sebagai penerima zakat itu terkejut mendengar ucapan Tsa'labah. Akhirnya mereka kembali kepada Rasulullah dan menyampaikan apa yang terjadi pada Tsa'labah. Rasulullah kecewa mendengar ucapan Tsa'labah tersebut dan berkata, "Celaka engkau wahai Tsa'labah." Setelah itu turun wahyu Allah swt surat At Taubah ayat 75-78: "Maka setelah Allah swt memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu dan berpaling. Memang mereka adalah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). Maka Allah swt menimbulkan kemunafikan pada hati mereka hingga saat mereka menemui Allah swt, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta. Tidaklah mereka tahu bahwa Allah swt mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan Allah mengetahui segala yang gaib?" Ketika ayat tersebut dibacakan kepada Tsa'labah, dia terkejut dan merasa bahwa dia termasuk golongan yang telah melanggar ikrar yang diucapkannya. Oleh karena itu, dia segera menemui Rasulullah sa dengan sejumlah harta yang sepatutnya dikeluarkan untuk zakat. Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya Allah telah mencegah padaku untuk menerima zakat darimu." Sepeninggal Rasulullah, para sahabat pun tidak ada yang mau menerima zakat Tsa'labah. Akhirnya, seumur hidupnya dia merasa tersiksa karena zakatnya tidak diterima oleh Allah swt. Hikmah : Sebagai umat Islam kita wajib mensyukuri segala nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Perwujudan rasa syukur atas nikmat tersebut dapat kita wujudkan dalam bentuk zakat, infak, atau sedekah kepada fakir miskin. Jika kita mesyukuri nikmat Allah swt makan akan bertambah nikmat itu, tetapi jika mengingkari sesungguhnya siksa Allah swt amat pedih.

Related Documents


More Documents from "inka"