BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan dalam Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi serta kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RP JMN) bidang Kesehatan 2015-2019 telah ditetapkan salah satu sasaran pembangunan yang akan dicapai adalah menurunkan prevalensi gizi kurang menjadi setinggi-tingginya 15% dan menurunkan prevalensi balita pendek menjadi setinggi-tingginya 32%. Untuk mencapai sasaran RP JMN tersebut, dalam Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat telah ditetapkan 8 indikator kinerja yaitu: (1) balita ditimbang berat badannya; (2) balita gizi buruk mendapat perawatan; (3) balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A; (4) bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif; (5) ibu hamil mendapat 90 tablet Fe; (6) rumah tangga mengkonsumsi garam beriodium; (7) kabupaten/kota melaksanakan surveilans gizi; dan (8) penyediaan stok cadangan (buffer stock)Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) untuk daerah bencana. Prevalensi kasus gizi kurang di Puskesmas Bumijawa tahun 2016 Balita yang mengalami 2T sebesar 2.5 %, Balita stunting 6.09 %, balita mengalami gizi kurang 4.1 % sedangkan balita yang mengalami gizi buruk dibawah – 2SD sebanyak 0.9 %.sementara Jumlah Kunjungan balita ke Posyandu ( D/S ) wilayah kerja Puskesmas Bumijawa masih rendah yaitu sebesar 73,3 %. Dan ini dimungkinkan masih banyak kasus gizi buruk yang belum diketahui karena kebanyakan kasus balita yang mengalami gizi kurang atau gizi buruk tidak mau hadir ke posyandu karena merasa malu. Berdasarkan laporan gizi sampai dengan bulan agustus 2017 kasus gizi buruk menurut BB/U kategori – 2SD sd – 3 SD sebanyak 70 atau sebesar 0,9 % anak, BB/TB sebanyak 8 Anak, baik dengan penyakit penyerta maupun tidak Kejadian gizi buruk terutama pada 2 tahun pertama kehidupan dapat menyebabkan kerusakan organ otak tidak dapat diperbaiki, balita gagal tumbuh (BBLR, kecil, pendek, kurus), hambatan perkembangan kogntif, menurunkan produktivitas pada 1
usia dewasa, balita gizi buruk memiliki sistem daya tahan tubuh yang lemah sehingga mereka sering sakit (lebih sering menderita penyakit yang parah) dan kemungkinan meninggal dunia. Gangguan tumbuh kembang anak akan berakibat buruk pada kehidupan berikutnya yang sulit diperbaiki
Penyebab masalah gizi pada anak adalah akibat disebabkan banyak faktor baik langsung maupun tidak langsung antara lain asupan makanan dan PMT yang tidak adekuat, adanya infeksi atau penyakit, pola asuh orang tua,karakteristik balita dan lain sebagainya(Soekirman,2000). Melihat kondisi permasalahan gizi di Puskesmas Bumijawa maka Upaya Gizi merasa perlu untuk membuat Terobosan penanganan masalah gizi khususnya gizi buruk yaitu dengan mendirikan pusat pemulihan gizi/ Therapeutic Feeding Center(TFC) agar balita dapat tertangani secara komprehensif. TFC ( Therapeutic Feeding Centre ) atau PPG ( Pusat Pemulihan Gizi ) adalah pusat pemulihan gizi buruk dengan perawatan serta pemberian makanan anak secara intensif dan adekuat sesuai usia dan kondisinya, dengan melibatkan peran serta orang tua (ibu) agar dapat mandiri ketika kembali ke rumah. TFC merupakan tempat pemberian makanan tambahan disertai dengan terapi diet dan medis pada anak yang menderita gizi buruk (sangat kurus) yang bertujuan menurunkan angka kematian balita Untuk menstandarkan kualitas pelayanan TFC maka Puskesmas Bumijawa menyusun Pedoman Pelayanan TFC sebagai acuan bagi penanggung jawab program di fasilitas pelayanan kesehatan.
Kegiatan pokok TFC di puskesmas Bumijawa guna peningkatan dan pemulihan masalah gizi meliputi: 1.
Kegiatan Rawat Inap Perawatan Balita Gizi Buruk oleh Tim TFC
2.
Kegiatan Rawat jalan Posyandu TFC Tingkat Puskesmas meliputi kegiatan a. Antropometri b. Penyuluhan Gizi dan PHBS c. Asuhan Keperawatan
2
d. Pemeriksaan medis oleh Dokter e. Pemeriksaan Labboratorium f. Deteksi Tumbuh kembang Balita g. Konseling Gizi h. Edukasi Pembuatan PMT dan Variasi Makanan rumahtangga i. Demo Pembuatan PMT dan makanan rumahtangga
Pembentukan Comunity Feeding Center(CFC)
B. TUJUAN 1.
Tujuan Umum Laporan kinerja per Triwulan dibuat dengan tujuan sebagai evaluasi dari serangkaian kegiatan TFC yang telah dilakukan pada kurun waktu tiga bulanan.
2.
Tujuan Khusus a.
Memberikan gambaran pelaksanaan program TFC di Puskesmas Bumijawa Kabupaten Tegal selama tiga bulan pertama tahun 2017.
b.
Sebagai alat monitoring keberhasilan Program Inovasi TFC
Puskesmas
Bumijawa selama tiga bulan pertama c.
Sebagai alat Evaluasi kinerja program inovasi TFC di puskesmas Bumijawa
d.
Sebagai acuan dalam melakukan Rencana tindak lanjut di bulan berikutnya agar bisa mencapai target yang sudah ditentukan.
e.
Sebagai acuan perencanaan program Penyelenggaraan TFC di Puskesmas Bumijawa Tahun 2018
3
BAB II
ARAH KEBIJAKAN DAN SUMBER DANA
A.
ARAH DAN TUJUAN
Arah dan tujuan yang hendak dicapai dalam program Inovasi TFC Memperbaiki dan Meningkatkan status gizi dalam rangka perbaikan gizi masyarakat ‘Meningkatkan penanganan gizi buruk ,Menurunkan angka kematian akibat gizi buruk Melaksanakan tata laksana gizi buruk ,Mendekatkan pelayanan pada masyarakat,peningkatan akses serta mutu pelayanan gizi dan kesehatan dengan kemajuan ilmu dan tehnologi, penggalian potensi, kepedulian dan peran serta masyarakat yang mendukung semua program khususnya program gizi serta inovasi TFC guna peningkatan kinerja gizi.
B.
SASARAN DAN KEBIJAKAN a. Balita kurus dan balita sangat kurus dilakukan penapisan dari pemantauan pertumbuhan balita di semua Posyandu. b. Balita yang hasil penimbangannya pada Kartu Menuju Sehat (KMS) berada di bawah garis merah (BGM) atau dibawah -2SD dan -3SD c.
Balita BGM dan 2 T dilakukan penapisan dengan menilai berat badan dibanding panjang badan atau tinggi badannya.
Jika balita tersebut
termasuk kategori balita kurus maupun balita sangat kurus, maka
balita
tersebut perlu mendapat penanganan (intervensi) di TFC. d. Balita yang berkunjung di Ruang Konseling Gizi dan setelah dilakukan penapisan memerlukan penanganan di TFC
C SUMBER DANA Sumber pendanaan upaya perbaikan Gizi masyarakat bersumber dari dana BOK, BLUD
4
BAB III HASIL KEGIATAN DAN ANALISIS MASALAH
A HASIL KEGIATAN I. 1.
Hasil Kegiatan dari pelaksanaan Kegiatan Rawat jalan posyandu TFC Berat Badan Balita Gizi buruk sebelum mengikuti program TFC 40
35
35 30
30 25
25
25 20 15 10
7
5
0
0 GIZI BURUK
GIZI KURANG SEBELUM
GIZI BAIK BULAN1
Dari tabel 1 menunjukkan adanya penurunan kasus balita gizi buruk dari jumlah kasus 35 menjadi 25 balita sedangkan jumlah kasus gizi kurang naik status menjadi gizi baik sebanyyak 7 orang.Hal ini menunjukan adanya pengaruh perlakuan giZi buruk dengan inovasi TFC. II.
Penanganan gizi buruk di Rawat inap TFC
Balita an malik ibrahim umur 59 bln BB 9.1 kg , balita mengalami gizi buruk dengan penyakit penyerta diare, kondisi balita gizi buruk terlihat dengan gambaran penonjolan tulang belakang, iga gambang ,sedikit bagypant.
5
FASE TRANSISI
Balita dirawat di ruang tfc pada minggu ke 1 sudah menunjukan kenaikan berat badan sebesar 0.5 kg , tulang belakang balita mengalami perbaikan .tulang belakang tidak menonjol lagi.pada fase rehabilitasi berat badan balita meningkat menjadi 10.9 kg
FASE REHABILITASI
6
2.Status balita Gizi Buruk setelah 3 bulan mengikuti posyandu TFC
30 25 25
25
24
24
20 20
15 12 10
10
10 7 5
0 GIZI BURUK
GIZI KURANG tfc bln 1
GIZI BAIK tfc bln 2
tfc bln 3
Dari tabel diatas terlihat peningkatan status gizi dari buruk mnjadi kurang dan dari status gizi kurang menjadi gizi baik . B.HAMBATAN DAN PEMECAHAN MASALAH 1.
Hambatan
a.
Belum adanya gedung khusus untuk penyelenggaraan TFC sehingga masih bergabung dengan ruang rawat inap yang bercampur dengan penyakit beresiko terhadap balita
b.
Posyandu TFC masih memanfaatkan koridor rawat inap
c.
Masih banyaknya persepsi masyarakat yang mengganggap gizi buruk adalah takdir
d.
Pola aasuh ibu yang masih salah
e.
Kurang dan tidak adanya PMT
f.
Kurangnya dukungan dari steak holder
7
2.
Pemecahan Masalah . a.
Perlunya sarana prasarana Khusus dalam penyelenggaraan TFC
b.
Perlunya pengembangan inovasi CFC di tingkat desa
c.
Perlunya Dukungan dari Dinas Kesehatan dan pemangku kebijakan lainnya
8
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN Dri hasil kegiatan upaya perbaikan gizi inovasi TFC pada Triwulan I masih terjadi kenaikan yang cukup significant terhadap kenaikan status gizi balita gizi buruk, hanya saja penyelenggaraan TFC masih terkendala dengan tidak adanya bangunan yang menunjang keguiatan TFC
B.
SARAN 1. Perlunya Dukungan Dinas Kesehatan dan Pengampu Kebijakan lainnya dalam penyelenggaraan rumah TFC guna penanganan masalah gizi buruk dan masalah gizi lainnya
9
BAB VI PENUTUP
Penyelenggaraan pemulihan gizi buruk rawat inap maupun rawat jalan
dapat
dilaksanakan sebaik-baiknya, walaupun dengan sarana dan prasarana seadnya. Pada bulan mendatang diupayakan adanya perbaikan dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring kegiatan, dengan harapan triwulan II hasilnya lebih baik dibanding Tri Wulan I Kami menyadari bahwa apa yang kami laporkan dan sajikan masih sangat sederhana, untuk itu mohon kritik dan saran untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga Allah selalu memberi petunjuk, bimbingan serta kemudahan dalam setiap kegiatan yang kami laksanakan. Amin.
Bumijawa,
November 2017
Mengetahui
Kepala Puskesmas Bumijawa
Programmer gizi Puskesmas
Dr Ida Barru Fitriyah
Rukhani,AMG
NIP. 198008152010012017
NIP. 197912022005012007
10
11