Kimia Klinik

  • Uploaded by: Emaliana ligit
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kimia Klinik as PDF for free.

More details

  • Words: 1,073
  • Pages: 5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang HB (hemoglobin) adalah molekul yang terdiri dari 4 kandungan haem (berisi zat besi) dan 4 rantai globin (alfa,beta,gama dan delta), berada didalam eritrosit dan bertugas utama untuk mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah darah ditentukan oleh kadar hemoglobin. Struktur HB dinyatakan dengan menyebut jumlah dan jenis rantai alfa, dan 146 mol asam amino pada rantai beta,gama dan delta. Nilai normal HB : Wanita

: 12-16 gr/dl

Pria

: 14-18 gr/dl

Anak

: 10-16 gr/dl

Bayi baru lahir ·

: 12-24 gr/dl

HB F (Fetal), terdapat dalam eritrosit janin,dibentuk setelah janin berusia 6 minggu kehamilan, dan < 2% pada umur bayi > 1 tahun.

·

HB A (Adult), terdapat pada eritrosit orang dewasa.pada bayi usia 6 bulan terdapat 80-90 % HB A. · jenis

HB S : hemoglobin sel sabit yaitu HB abnormal yang paling berat dari HB

lainnya.

Penurunan

HB

terdapat

pada

penderita

:

anemia,kanker,penyakit ginjal,pemberian cairan intra vena berlebihan,dan penyakit

hodkins.dapat

juga

antibiotika,aspirin,antineoplasti

disebabkan (obat

oleh

kanker),

obat-obatan,misalnya

indometasin,

:

sulfonamide,

primaquin, rifampin, trimetadion. Peningkatan HB terdapat pada pasien dehidrasi,polisitemia,penyakit paru obstruktif menahun (COPD),gagal jantung kongesti dan luka bakar hebat.obat yang dapat meningkatkan hasil pemeriksaan HB adalah metildopa dan gentamicin.

Diabetes Mellitus merupakan kelainan metabolik endokrin yang dapat menyerang padasemua kelompok umur dan jenis kelamin, akan tetapi pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa kelainan ini ada korelasinya dengan perubahan mutasi pada jenis gen tert entu sehingga sifatnya akan diturunkan pada garis keturunan secara langsung. Beberapa faktor juga dapat memicu timbul kelainan ini diantaranya pola makan yang kelebihan karbohidrat, berat badan berlebih, peminum alkohol berat dan lain-lain, akan

tetapi semua

faktor yangdisebutkan

dapat

dicegah

dengan

perbaikan gaya hidup (Lembar, 2006).Sebenarnyakeadaan yang ditimbulkan pada DM ini dapat diatasi dengan pengobatan yang adekuat dan diet makanan yang seimbang, akan tetapi yang ditakutkan adalah timbulnya komplikasi pada penderita DM.Seperti yang diketahui bahwa DM merupakan kelainan metabolik endokrin pada tubuh manusia sebagai akibat peningkatan kadar gula darah di da lamalirandarah sehingga menyebabkan perlambatan aliran darah karena konsentrasi dan viskositas yang meningkat. Keadaan seperti ini lama kelamaan akan menimbulkankerusakan beberapa organ vital seperti ginjal, jantung, otak dan retina pada mata.Kerusakan ini akan menimbulkangangguan fungsi ginjal sampai terjadi gagalginjal, penyumbatan pembuluh darah koroner jantung dan menyebabkan penyakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hb A1c HEMOGLOBIN A1c (HbA1c) Glycated hemoglobin (HbA1c) awalnya diidentifikasi sebagai 'unusual’ hemoglobin pada pasien dengan diabetes lebih dari 40 tahun yang lalu. Setelah penemuan itu, sejumlah kecil penelitian dilakukan mengkorelasikannya menjadi pengukuran glukosa sebagai hasil dalam gagasan bahwa HbA1c dapat digunakan sebagai pengukuran objektif dari kontrol glikemik. Studi A1C-Derived Average glucose (ADAG) termasuk 643 peserta yang mewakili rentang kadar A1C, HbA1c diperkenalkan ke dalam penggunaan klinis pada 1980-an dan kemudian menjadi landasan dari praktek klinis HbA1c adalah zat yang terbentuk dari aksi antara glukosa dengan hemoglobin (bagian dari sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen ke seluruh bagian tubuh). HbA1c yang terbentuk akan tersimpan dan tetap bertahan di dalam sel darah merah selama ± 3 bulan, sesuai masa hidup sel darah merah. Jumlah HbA1c yang terbentuk, tergantung kadar glukosa di dalam darah sehingga hasil pemeriksaan HbA1c dapat menggambarkan rata-rata kadar glukosa darah selama ± 3 bulan. Hemoglobin glikosilat atau HbA1 terdiri dari 3 fraksi yaitu HbA1a, HbA1b dan HbA1c. HbA1c merupakan fraksi yang terpenting dan terbanyak yaitu 4-5% dari hemoglobin total. HbA1c inilah yang merupakan ikatan antara glukosa dengan hemoglobin sedangkan fraksifraksi yang lain merupakan ikatan antara hemoglobin dengan heksosa yang lain. HbA1c yang terbentuk dalam tubuh akan disimpan dalam sel darah merah dan akan terurai secara bertahap bersama dengan berakhirnya masa hidup sel darah merah (rata-rata umur sel darah merah adalah 120 hari). HbA1c menggambarkan konsentrasi glukosa darah rata-rata selama 3 bulan. Jumlah HbA1c yang terbentuk sesuai dengan konsentrasi glukosa darah. Pengukuran kadar glukosa darah hanya memberikan informasi mengenai homeostasis glukosa yang sesaat dan tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi pengendalian glukosa jangka panjang (mis. beberapa minggu sebelumnya). Untuk keperluan ini dilakukan pengukuran hemoglobin terglikosilasi dalam eritrosit atau juga dinamakan hemoglobin glikosilat atau hemoglobin A1c (HbA1c). Apabila hemoglobin bercampur dengan larutan dengan kadar glukosa yang tinggi, rantai beta molekul hemoglobin mengikat satu gugus glukosa secara ireversibel, proses ini dinamakan glikosilasi. Glikosilasi terjadi secara spontan dalam sirkulasi dan tingkat glikosilasi ini meningkat apabila kadar glukosa dalam darah tinggi. Pada orang normal, sekitar 4-6% hemoglobin mengalami glikosilasi menjadi hemoglobin glikosilat atau hemoglobin A1c. Pada hiperglikemia yang berkepanjangan, kadar hemoglobin A1c dapat meningkat hingga 18-20%. Glikosilasi tidak mengganggu kemampuan hemoglobin mengangkut oksigen,

tetapi kadar hemoglobin A1c yang tinggi mencerminkan kurangnya pengendalian diabetes selama 3-5 minggu sebelumnya. Setelah kadar normoglikemik menjadi stabil, kadar hemoglobin A1c kembali ke normal dalam waktu sekitar 3 minggu. Karena HbA1c terkandung dalm eritrosit yang hidup sekitar 100-120 hari, maka HbA1c mencerminkan pengendalian metabolisme glukosa selama 3-4 bulan. Hal ini lebih menguntungkan secara klinis karena memberikan informasi yang lebih jelas tentang keadaan penderita dan seberapa efektif terapi diabetik yang diberikan. Peningkatan kadar HbA1c > 8% mengindikasikan diabetes mellitus yang tidak terkendali, dan penderita berisiko tinggi mengalami komplikasi jangka panjang, seperti nefropati, retinopati, neuropati, dan/atau kardiopati. Eritrosit yang tua, karena berada dalam sirkulasi lebih lama daripada sel-sel yang masih muda, memiliki kadar HbA1c yang lebih tinggi. Penurunan palsu kadar HbA1c dapat disebabkan oleh penurunan jumlah eritrosit. Pada penderita dengan hemolisis episodik atau kronis, darah mengandung lebih banyak eritrosit muda sehingga kadar HbA1c dapat dijumpai dalam kadar yang sangat rendah. Glikohemoglobin total merupakan indikator yang lebih baik untuk pengendalian diabetes pada penderita yang mengalami anemia atau kehilangan darah.

B. Prinsip Hba1c mengukur persentasi hemoglobin sel darah merah yang diselubungi oleh gula. Semakin tinggi nilainya berarti kontrol gula darah buruk dan kemungkinan komplikasi semakin tinggi. Manfaat Pemeriksaan HbA1c : 1. Mencerminkan kadar rata-rata glukosa 3 bulan terakhir 2. Melihat kepatuhan pengobatan penderita DM 3. Memantau resiko kerusakan jaringan yang disebabkan oleh tingginya kadar glukosa darah C. Pemeriksaan HbA1c Pemeriksaan HbA1c adalah pemeriksaan darah yang penting untuk melihat seberapa baik pengobatan terhadap diabetes. Artinya pemeriksaan Hemoglobin A1C ini akan menggambarkan rata-rata gula darah selama 2 sampai 3 bulan terakhir dan digunakan bersama dengan pemeriksaan gula darah biasa untuk membuat penyesuaian dalam pengendalian diabetes melitus. Hemoglobin ditemukan dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Ketika diabetes tidak terkontrol (yang berarti bahwa gula darah terlalu tinggi terus

menerus), maka gula akan menumpuk dalam darah dan menggabungkan diri dengan hemoglobin sehingga menjadi “terglikasi.” Jumlah rata-rata gula dalam darah dapat diketahui dengan mengukur tingkat HbA1c. Jika kadar glukosa darah terus menerus tinggi selama beberapa minggu terakhir, maka pemeriksaan HbA1c akan menunjukkan nilai yang tinggi.

Related Documents


More Documents from "Ihda Mutia"

Kimia Klinik
August 2019 51