KILAS IPTEK Senin, 3 Agustus 2009 | 03:56 WIB Blora Menjadi Pusat Studi Geologi dan Arkeologi Pemerintah Kabupaten Blora merintis pengembangan sejumlah wilayah di Blora menjadi salah satu pusat studi geologi dan arkeologi di Jawa Tengah. Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Blora Suntoyo, Minggu (2/8) di Blora, mengatakan, ”Kami akan menunjang kegiatan itu dengan membangun museum geologi dan arkeologi Blora.” Kepala Humas Museum Geologi Bandung Sinung Baskoro mengatakan, Blora merupakan satu dari 11 daerah di Jawa yang dikategorikan sebagai kawasan potensi fosil vertebrata. Di Blora terdapat tiga desa di daerah aliran Bengawan Solo yang merekam jejak-jejak purbakala, yaitu Desa Ngandong, Megeri, dan Medalem. Di Ngandong pernah ditemukan 11 tengkorak dan dua tulang kaki manusia Solo (Homo erectus soloensis). Di Megeri, Badan Geologi berhasil mengekskavasi fragmen fosil kerbau, banteng, gajah, rusa, dan tengkorak harimau purba. ”Belakangan di Desa Medalem, kami menemukan fosil gajah purba lengkap, Elephas hysudrindicus,” kata Sinung. Arkeolog Balai Arkeologi Yogyakarta Gunadi Kasnowihardjo menambahkan, di Situs Lemahduwur, Genjeng, dan Kamolan, Balai Arkeologi menemukan candi batu padas Hindu, batu prasasti bertuliskan Jawa Kuno dan Sansekerta sekitar tahun 1347 Masehi, serta arca Dewi Durga. Selain itu, di Situs Goa Kidang, Balai Arkeologi menemukan alat serut dari cangkang kerang, sudip atau alat dari tulang, penusuk, lancipan, manik-manik, fragmen tulang, dan gigi manusia purba. ”Kami menyimpulkan, Goa Kidang merupakan tempat hunian manusia purba. Tempat itu dapat dijadikan salah satu kawasan penelitian tentang manusia-manusia goa,” kata Gunadi. (HEN)