Khutbah Wukuf.docx

  • Uploaded by: Kang Khotim
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Khutbah Wukuf.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,865
  • Pages: 4
Naskah Khutbah Wukuf di Arafah َّ ِ‫د هلل‬ ُْ ْ‫ِي‬ ‫الذ‬ ِ ‫َم‬ ‫َْلح‬ ‫ا‬ ً‫ب‬ َ‫َا‬ َ َ ‫ة‬ ‫مث‬ ‫ْت‬ ‫َي‬ ‫ْلب‬ ‫َ ا‬ ‫َل‬ ‫َع‬ ‫ج‬ َ ْ‫َأ‬ ، ً ‫منا‬ ‫َّاسِ و‬ ‫ِلن‬ ‫ل‬ َ َْ ُ‫ه‬ َ‫َِل‬ َْ‫َأش‬ ‫ه‬ ‫ن آل إ‬ ‫د ا‬ ‫و‬ َ‫ه ال‬ َْ ُ‫د‬ ‫َح‬ ‫ِالَّ هللاُ و‬ ‫إ‬ ِْ ُ‫يكَ َل‬ َّ ‫َج‬ ‫َ ح‬ ‫َل‬ ‫َع‬ ‫ه ج‬ ‫شَر‬ َ ‫ِن‬ ‫َ م‬ ‫ْت‬ ‫َي‬ ‫ْلب‬ ‫ا‬ ً ِْ ‫ْنا‬ ‫ُك‬ ‫ِ ر‬ ‫َة‬ ‫يع‬ ‫الشَّر‬ َْ ‫َا ا‬ ‫هن‬ ‫ُو‬ ‫ُج‬ ‫َ و‬ ‫َّف‬ ‫َر‬ ‫َص‬ ‫و‬ َ‫ِلى‬ َْ َ‫َا‬ َ‫ِك‬ ‫َال‬ ‫ن ذ‬ ‫َك‬ ‫ِ ف‬ ‫ِه‬ ‫لت‬ ‫ِب‬ ‫ق‬ ‫ُظ‬ ‫ْلع‬ ‫ِ ا‬ ‫َة‬ ‫ْم‬ ‫ِع‬ ‫ْ ن‬ ‫ِن‬ ‫م‬ َ‫ْمى‬ ََّ ًَّ ُ‫ه‬ َْ‫َش‬ ُ ‫ن‬ ‫دا‬ ‫َم‬ ‫مح‬ ‫د أ‬ ‫َأ‬ ‫و‬ ُْ َ ُ‫ُْل‬ ُ‫د‬ ‫ْر‬ ‫َي‬ ‫ه خ‬ ‫َسُو‬ ‫َر‬ ‫ه و‬ ‫َب‬ ‫ع‬ َ ِ‫ْت‬ ‫َي‬ ‫ْلب‬ ‫ِا‬ ‫َ ب‬ ‫َاف‬ ‫ْ ط‬ ‫من‬ ‫ًا‬ ‫ِر‬ ‫َاك‬ ‫ِ ذ‬ ‫ْق‬ ‫ِي‬ ‫َت‬ ‫ْلع‬ ‫ا‬ َِّ َ‫َآ‬ ِ ‫ِه‬ ‫ب‬ ‫ء ر‬ ‫ًسْم‬ ‫أ‬ َّ َ َّ ُ‫لل‬ ‫هم‬ ‫ ا‬، َ‫ُسْنى‬ ‫ْلح‬ ‫ا‬ َ ِّ ‫ِنا‬ ‫ِد‬ ‫َلىَ سَي‬ ‫ِّ ع‬ ‫َل‬ ‫ص‬ ِ ُ ِ ِ‫َلىَ آ‬ ‫له‬ ‫َع‬ ‫ٍ و‬ ‫َّد‬ ‫َم‬ ‫مح‬ َ َ ْ‫َأ‬ ِ ‫ِه‬ ‫َع‬ ‫تبا‬ ‫ِ و‬ ‫ِه‬ ‫َاب‬ ‫ْح‬ ‫َأص‬ ‫و‬ َ‫َا‬ َ َ‫ِلى‬ ِ ‫مة‬ ‫ِي‬ ‫ْلق‬ ‫ِ ا‬ ‫ْم‬ ‫يو‬ ‫ا‬ ُْ َ ‫ما‬ ََّ ، ‫َآ‬ ‫َي‬ ‫ ف‬: ‫د‬ ‫بع‬ ‫أ‬ َ‫ي‬ َُّ ُ‫َّاس‬ ‫ها الن‬ ‫ا‬ ََ ‫ْس‬ ‫نف‬ ‫ْ و‬ ‫ُم‬ ‫ْك‬ ‫ِي‬ ‫ْص‬ ‫ُو‬ ‫أ‬ ْ‫ِي‬ َّ‫إ‬ َ ‫ْر‬ ‫َي‬ ‫ن خ‬ ‫َى هللاِ ف‬ ‫ْو‬ ‫َق‬ ‫ِت‬ ‫ب‬ َِ ‫َى‬ ‫ْو‬ ‫َّق‬ ‫ِ الت‬ ‫َّاد‬ ‫الز‬

َُ ْ ‫ة‬ َُّ ِ ‫دة‬ ‫الع‬ ‫ْم‬ ‫ِع‬ ‫ِيَ ن‬ ‫َه‬ ‫و‬ ِ ِ . ‫َاد‬ ‫ْع‬ ‫ِي‬ ‫ْلم‬ ‫ِ ا‬ ‫ْم‬ ‫َو‬ ‫لي‬ Para tamu Allah, jamaah haji yang dirahmati Allah, Kaum muslimin walmuslimat dhuyuufullah wa dhuyuufurrohmaan

Hari ini kita berada pada puncak ibadah haji, yaitu wukuf di Padang Arafah, rukun haji yang tidak bisaditinggalkan (alhajju ‘arafah). Keniscayaan yang tidak dapat ditawar sehingga mereka yang sakitpun kita bawa ke sini lewat safari wukuf.Siapa yang melewatkan wukuf di Arafah maka tidak sah ibadah hajinya. Ini memberi pelajaran kepada kita bahwa dalam kehidupan sehari-hari ada hal hal yang mau tidak mau harus kita jalankan untuk kepentingan tertentu, suka tidak suka siapapun orangnya ia harus tunduk melaksanakan suatu kewajiban. Kehidupan kita sehari-hari selalu diwarnai dengan apa yang harus dilakukan, apa yang harus ditinggalkan, apa yang dianjurkan dan apa yang sebaiknyaditinggalkan agar hidup menjadi nyaman dalam interaksi dengan sesama manusia, selalu damai dan terhindar dari konflik yang merugikan. Jika kewajiban sudah diabaikan, jika larangan sudah diterjang tanpa merasa bersalah dan jika anjuran untuk berbuat baik tak didengar lagi, maka keseimbangan tatanan masyarakat akan terganggu dan kita berada dalam goncangan yang merugikan masyarakat secara luas. Di padang Arafah ini kita bersimpuh dengan pakaian ihram, selembar kain tak berjahit yang dililitkan ke tubuh kita, laksana mayat yang akan menghadap sang Khalik, tak membawa atribut, pangkat, dan kedudukan serta status sosial. Prinsip persamaan derajat dan kedudukan (al musawah) inilah yang tercermin dalam ibadah haji.Kita diajarkan untuk tidak mementingkan ego masingmasing dan sebaliknya peduli kepada urusan banyak orang.Kita bisa berbagi dengan sesama. Menolong mereka yang lemah, menunjukan jalan bagi mereka yang tersesat, berbagi kesempatan di tengah segala sesuatu yang serba sempit dan terbatas. Kita dibiasakan untuk

menahan diri dari dorongan syahwatiyah dalam rangka makin mendekatkan diri kepada Allah sedekat-dekatnya serta memohon ampun kepada Allah dari segala khilaf dan dosa yang kita lakukan karena di hari Arafah inilah saat doa kita didengar dan saat Allah mengampuni dosa kita. Rasul bersabda: Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arafah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” Dhuyufurahman, yang dimuliakan Allah swt. Ada beberapa pelajaran dalam ritual ibadah haji yang sudah kita laksanakan yang nantinya menjadi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari : Pertama, ketika kita mulai mengenakan ihram dan diikat oleh sejumlah ketentuan dan larangannya, maka hendaknya memberikan kesadaran bahwa dalam hidup ada saatnya kita memulai sebuah transformasi secara sadar menuju keadaan yang lebih baik.Ketika kita mulai niat ihram kita memasuki dunia baru mengorbit kedekatan pada Allah swt.. Menghindari dari perbuatan-perbuatan yang dilarang dan memasuki suasana spiritual yaitu, berzikir memuji kebesaranNya, meminta ampun segala dosa dan berharap ridla-Nya dan pada berharap diterima sebagai haji mabrur. Kedua, ketika kita tidak boleh menggunakan wewangian selama ihram mengisyaratkan agar tidak terikat kepada hal-hal yang ornamental dalam hidup sehari-hari yang kadang dikejar hingga lupa diri. Kita diminta untuk suatu saat menjadi diri kita sendiri tanpa ornament persis seperti kondisi kita ketika dilahirkan dan kondisi kita ketika kembali kepadaNya. Dalam perspektif para muqarrabin (orang-orang yang dekat pada Allah), ornamen kehidupan itu bahkan dapat membuat lupa diri dan memalingkannya dan lalai untuk mengingat Allah.Kehidupan dunia acapkali memang penuh dengan tipu daya. Ketiga, ketika kita tidak diperbolehkan untuk membunuh binatang, mencabut dan

mematahkan tumbuhan, memberi isyarat kepadakita agar memiliki kesadaran terhadap ekologi dan ekosistem agar dapat hidup dengan keseimbangan saling memberi dan menerima secara harmonis. Selain itu, larang tersebut mengisaratkan kepada kita akan pentingnya kasih sayang dan menjaga kelestarian alam Tepatlah apa yang digambarkan Al Quran ketika menyatakan bahwa kerusakan di darat dan laut itu tersebab oleh ulah tangan manusia. Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbautan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Keempat, ketika kita dilarang memakai pakaian berjahit memberikan makna agar kita hidup secara inklusif seperti pakaian yang dikenakan yang juga dipakai oleh banyak orang. Sikap ini sekaligus penegasan akan spirit Islam yang menjunjung tinggi persamaan hak dan derajat dalam kehidupan sehari-hari. Buang jauh-jauh kehendak untuk merasa dimiliki oleh banyak orang, superiority dan menganggap sesamanya dengan sebelah mata. Nabi dan para sahabat telah memberi contoh akan kehidupan yang penuh kesahajaan dan sangat kontras dengan penguasa sebelumnya yang mementingkan hierarkhi dan membuat jarak yang tak terjembatani dengan rakyatnya. Kelima, ketika kita dilarang mencaci maki dan mengucapkan kata-kata kotor memberi pelajaran agar kita dapat bersikap santun kepada sesama manusia tanpa melihat latar belakang kelompok sosial dan agamanya. Sebagaimana firman Alloh dalam surat Surat Al Hujurat ayat 13 yang artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersukusuku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesunguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.Sesunguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Ungkapan ayat ini yang dinyatakan dengan kata-kata ‘yaa ayyuhannaas’ memberi pengertian Allah mengajak bicara manusia secara universal bahwa manusia diciptakan secara sosiologis menjadi berbangsa dan bersuku-suku untuk tujuan saling mengenal satu dengan sesamanya. Bukan untuk saling membunuh, bukan untuk saling konflik satu dengan lainnya, bukan untuk saling menghujat satu dengan lainnya. Pemahaman terhadap nilai-nilai ibadah haji diatas, akan menambah kualitas diri khususnya setelah melaksanakan ibadah dan pulang ke Tanah Air. Oleh sebagian ulama hal ini dipandang sebagai tandatanda haji mabrur. Hasan Basri seorang ulama sufi abad delapan pernah menyatakan: “Haji mabrur dapat dicapai jika pulang dalam keadaan zuhud terhadap dunia dan mencintai akhirat” dan tanda-tandanya adalah meninggalkan perbuatanperbuatan buruk yang dilakukan sebelum haji.Dengan demikian harus ada perbaikan kualitas diri menjadi lebih baik dibanding dengan sebelum haji.

Sebagai akhir dari khutbah ini saya ingin menegaskan bahwa pada saat dan waktu yang hening dan sakral ini, kita hendaknya dapat muhasabah, untuk senantiasa meningatkan ketakwaan, menyadari tanggung jawab kemanusiaan kita, menghormati antar sesama, menjaga harmoni dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan senantiasa menyadari hak dan kewajiban kita, baik sebagai pemimpin maupun rakyat biasa. Revolusi mental untuk meneguhkan komitmen kebajikan antar sesama tanpa caci maki dan saling hina. Kita berharap agar rahmat, ridha dan ampunan Allah Swt tercurah kepada kita semua, kepada warga bangsa, kepada para pemimpin kita, dan seluruh kaum muslimin sedunia. Mudah-mudahan kita dikaruniai haji yang mabrur, kembali ke Tanah Air dalam keadaan bersih dan suci bagaikan anak yang baru lahir. Aamiin Ya Robbal Aalamiin

Dhuyufurahman, yang dimuliakan Allah swt. Saat di Arafah juga mengajarkan pada kita agar terbiasa untuk menghadirkan Allah dalam diri kita masing-masing. Ketika di sini kita seakan lupa segalanya dan Allah hadir begitu dekat hendaknya akan terbawa pulang sebagai hamba yang mampu menghadirkan Allah dalam sikap dan perbuatan. Merasa selalu dekat denganNya sehingga mampu menjadi alat kontrol terhadap perbuatannya.Nabi mengingatkan kita melalui ajaran Ihsan yang merupakan tindak lanjut dari keimanan dan keislaman kita. Dengan kata lain, jika ingin kita dapat selalu istiqamah konsisten dalam sikap dan perilaku maka selain iman dan Islam dirasa perlu untuk melengkapinya dengan Ihsan. Ajaran Ihsan ini menjadikan diri ini merasa hidup dalam orbit Ilahi sehingga ke mana saja dan di mana saja serta dalam keadaaan apa saja selalu ingat Allah. Dia akan menjadi pengawas melekat pada diri sehingga mendorong untuk selalu berperilaku positif di mana saja, taat aturan meski tak ada polisi.

Ma’asyiral muslimin, jama’ah haji yang dimuliakan Allah, Mari kita bersama-sama bermunajat kepada Allah SWT dengan hati yang khusyu, ikhlas dan penuh tawadu, berdo’a untuk hajat diri kita masing-masing, juga untuk kebaikan negara dan bangsa kita Republik Indonesia, agar segera terbebabaskan dari semua krisis dan bencana yang menimpa kita, serta tidak lupa untuk kemaslahatan umat Islam di seluruh dunia. Semoga mendapat bimbingan dan pertolongan Allah SWT, penuh limpahan rahmat, hidayah, taufiq, inayah serta ridaNya.

‫ت َو ْال ُم ْس ِل ِميْنَ َو‬ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِمنِيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَا ِ‬ ‫س ِم ْي ٌع‬ ‫اء ِم ْن ُه ْم َو ْاْل َ ْم َوا ِ‬ ‫ْال ُم ْس ِل َما ِ‬ ‫ت ا َ ْْلَحْ يَ ِ‬ ‫ت اِنَّكَ َ‬ ‫ي ْال َحا َجاتِ‪ .‬اَللَّ ُه َّم‬ ‫ْب الدَّع َْوا ِ‬ ‫قَ ِريْبٌ ُم ِجي ُ‬ ‫ت َو قَ ِ‬ ‫اض َ‬ ‫َربَّنَا ََل ت ُ ِز ْ‬ ‫غ قُلُ ْوبَنَا بَ ْعدَ اِ ْذ َهدَ ْيتَنَا َو َه ْبلَنَا ِم ْن لَدُ ْنكَ‬ ‫اب‪َ .‬ربَّنَا ََل ت َجْ عَ ْل فِى قُلُ ْوبَنَا‬ ‫َرحْ َمةً اِنَّكَ ا َ ْنتَ ْال َو َّه ُ‬ ‫ف َّر ِح ْي ٌم‪َ .‬ربَّنَا‬ ‫ِغ اًّل ِللَّ ِذيْنَ ا َ َمنُ ْوا َربَّنَا اِنَّكَ َرؤُ ْو ٌ‬ ‫اجنَا َو ذُ ِريَّتِنَا قُ َّرة َ ا َ ْعي ٍُن َو اجْ عَ ْلنَا‬ ‫َه ْبلَنَا ِم ْن ا َ ْز َو ِ‬ ‫سنَةً َو فِى‬ ‫ِل ْل ُمت َّ ِقيْنَ اِ َما ًما‪َ .‬ربَّنَا اَتِنَا فِى الدُّ ْنيَا َح َ‬ ‫ار‪.‬‬ ‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َو قِنَا َ‬ ‫ْاْل ِخ َرةِ َح َ‬ ‫اب النَّ ِ‬ ‫ان َو اِ ْيت َِاء‬ ‫اْلحْ َ‬ ‫س ِ‬ ‫ِعبَادَ هللا! ا َِّن هللا يَأ ْ ُم ُر بِ ْالعَدْ ِل َو ْ ِ‬ ‫َاء َو ْال ُم ْن َك ِر َو‬ ‫ع ِن ْالفَحْ ش ِ‬ ‫ذِى ْالقُ ْربَى َو يَ ْن َهى َ‬ ‫ْالبَ ْغ ِى يَ ِع ُ‬ ‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَّ َّك ُر ْونَ فَا ْذ ُك ُر ْوا هللا ْالعَ ِظي َْم‬ ‫علَى نِعَ ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َو لَ ِذ ْك ُر هللاِ‬ ‫يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َو ا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬ ‫ا َ ْكبَ ُر َو هللاُ يَ ْعلَ ُم َما َن ْ ُوعَنْصَت ‪.‬‬

Related Documents

Khutbah Jumaat5
November 2019 38
Khutbah Lengkap.docx
June 2020 7
Khutbah Jum'at
June 2020 9
Khushoo Khutbah
June 2020 12
Khutbah Ula
June 2020 20
Khutbah Jumaat
May 2020 23

More Documents from ""