Renungan KHOTBAH MINGGU, 4 Maret 2012 TEMA : ANTARA HOSANA DAN SALIBKAN DIA Bacaan: Lukas 19: 28-44 Harapan yang dibangun namun tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi membuat seseorang akan kecewa dan berbagai macam ekspresi kekecewaan akan dimunculkan. Demikian itulah yang terjadi dengan orang-orang banyak yang mengikuti Yesus. Mereka membangun harapan tentang Yesus sebagai Mesias yang datang sebagai Raja secara politis namun kenyataan yang terjadi bukan seperti itu, sehingga awalnya meneriakkan Hosana, tapi berakhir dengan teriakan salibkan Dia!!! Perenungan kita saat ini menunjuk pada masa-masa Yesus menuju pada penderitaanNya, diawali ketika Ia masuk Yerusalem. Cara Yesus masuk Yerusalem dengan menaiki seekor keledai menunjukkan bahwa Ia adalah Raja Israel dan Mesias, namun Ia datang dalam kesederhanaan yang menjelaskan bahwa KerajaanNya bukan dari dunia ini dan Dia tidak datang memerintah dengan paksa atau kekerasan, tetapi kerajaanNya berasal dari sorga dan bersifat rohani. kedatanganNya disambut dengan meriah, para murid bahkan banyak orang meneriakkan Hosana, sambil membnetangkan pakaian mereka, juga rantin g-ranting pohon di jalan. Namun sambutan mereka didasari dengan pemahaman bahwa Yesus datang secara politis. Orang banyak itu percaya bahwa Mesias akan datang untuk memulihkan Israel sebagai bangsa dan memerintah bangsa yang lain secara politis. Mereka gagal memahami maksud kedatanganNya ke dunia ini sebagaimana dinyatakan oleh Yesus sendiri. Kemudian pada waktu mereka sadar bahwa Dia bukan Mesias yang mereka harapkan, mereka berteriak salibkanlah Dia!!!, hal inilah yang ditangisi oleh Yesus, yaitu Ketika Yesus masuk Yerusalem, Ia menangisi kota tersebut, Ia menangisi sikap umat yang mengharapkan kehadiranNya sebagai raja yang bergerak di bidang politik 1
dan akhirnya mereka menolak Dia sebagai Mesias yang dijanjikan, maka Yesus menangisi mereka. Kata menangis dalam bahasa Yunani tidak hanya berarti meneteskan air mata, tetapi juga berarti ratapan, raung tangisan, rasa sesak di dada, tangisan jiwa yang menderita. Tangisan Yesus merupakan wujud kehancuran hati Allah atas keterhilangan umat manusia dan penolakan mereka untuk bertobat dan menerima keselamatan. Dari bacaan ini kita melihat dua bagian sikap yaitu 1. Sikap Manusia Manusia hadir dlam cara berpikirnya dan tidak mengikuti apa yang menjadi jalan pikiran Tuhan. Mereka bergembira karena mujizat yang Tuhan lakukan, tapi meninggalkan Tuhan ketika Ia berhadapan dengan penderitaan 1. Sikap Tuhan Yesus Merindukan pertobatan manusia, dan jalan pikiranNya untuk diikuti, dan menangisi sikap manusia yang menolak untuk bertobat Jemaat kekasih Tuhan, Bagaimana dengan iman kita? Adakah kita mau menerima Yesus dalam cara berpikir kita ataukah kita mengimani Yesus dalam cara dan kehendak Allah? Mungkinkah kita setia pada Tuhan apapun yang terjadi? Ataukah setelah apa yang menjadi harapan kita tidak tercapai kita kembali menyalibkan Tuhan dalam sikap perilaku hidup kita. Dan akhirnya Yesus menangisi ketidaktaatan dan ketidaksetiaan kita. Akhir-akhir ini banyak sekali peristiwa penyembuhan yang terjadi, banyak orang berduyun-duyun melihat dan meminta pelayanan, adakah ini membuat orang semakin dekat dengan Tuhan dan akan belajar setia ataukah orang hanya mau percaya pada Tuhan ketika melihat Mujizat tapi ketika persoalan datang semuanya meninggalkan Tuhan. Pada saat ada Mujizat penyembuhan, semua teriakkan “Hosana” tapi saat masalah datang, semua meneriakkan “salibkanlah Dia!!!, 2
Saudara, Mari kita hayati berbagai peristiwa yang terjadi adalah cara Tuhan untuk terus buka iman kita tentang kehadiran Tuhan,, Tuhan hadir secara nyata dengan berbagai peristiwa yang ada dan minta kita untuk bertobat dan merubah diri…., tapi kadang masih banyak orang yang santai dengan imannya kepada Tuhan. Meski sudah lihat tapi tidak mau merubah diri, tetap pada keinginannya, kesombongannya, ketidaktaatannya,dsbnya. Dan inilah yang ditangisi oleh Tuhan Yesus. Damai sejahtera ada di depan mata, tapi banyak orang yang menolak damai sejahtera tersebut., tentu berbgai peristiwa bukan untuk membuka mata orang yang belum percaya (istilahnya PI bagi orang yang belum percaya) tapi juga buka mata iman kita sebagai orang Kristen, untuk makin setia dan taat dan bukan lari dari persekutuan jemaat. Jemaat kekasih Tuhan, Minggu ini kita memasuki minggu pra-PASKAH yang ke-3, mari kita renungkan pengorbanan Kristus untuk kita sekalian, dan kita bersyukur untuk segala pengorbanan yang Tuhan lakukan. Tentu tidak terbatas pada syukur tapi kita pun dipanggil untuk mengambil bagian dalam penderitaan, yaitu siap memikul salib, menyangkal diri dan mengikut Yesus. Jangan hanya berhayal tentang mujizat yang Tuhan nyatakan sesuai keinginan kita tapi mujizat Tuhan pun semakin nyata kita lihat justru di tengah penderitaan yang kita alami, di tengah perjuangan yang kita lewati. Sorak-sorai bagi Tuhan penting tapi harus didasari dalam ketulusan,, sehingga jangan sampai sorak-sorai berubah menjadi salibkan Yesus untuk kesekian kalinya. Kita pun akan menikmati PMK, mari kita sambut dengan penuh sukacita dan kiranya iman percaya kita senantiasa dikuatkan dan disegarkan untk menjalani hidup dengan lebih setia dan taat., Tuhan Yesus menolong dan memberkati kita dengan sabda-Nya. Amin Ketaatan untuk Menderita (Lukas 19 : 28 – 40) Share
Warta jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 24 Maret 2013 3
Apa yang ditekankan Lukas dalam kisah Lukas 19:28–40??? Apa yang Lukas inginkan untuk kita pelajari dan teladani dari apa yang dialami Yesus??? Yang pasti dari beberapa Injil kisah Yesus masuk kota Yerusalem memberi gambaran bahwa Yesus bukan seorang yang takut mati. Ia berani mati, padahal ada kemungkinan untuk melepaskan diri, tetapi demi ketaatanNya kepada Allah, dengan sadar dan bebas memilih memikul salib. Bukan karena terpaksa. Bukan karena dipaksa “kehendakMu Bapa, bukan kehendakKu yang terjadi”. Tetapi dari gambaran Lukas, Lukas mau mengatakan bahwa walaupun Yesus tidak takut mati, Ia tidak mau mati konyol. Bahwa walaupun Ia seorang pemberani, itu tidak berarti bahwa Ia lalu nekad, sembrono, serampangan, sembarangan. Tidak?? Coba perhatikan karakter Yesus selain berani, maka dapat kita perhatikan bahwa Ia memiliki : 1. Yesus merencanakan segala sesuatu dengan cermat, tidak gegabah. Lukas 19:28 mengatakan “bahwa Yesus berjalan mendahului muridmuridNya ke Yerusalem (dengan diam-diam) untuk apa??? Untuk mempersiapkan segala sesuatu. Misalnya : - Ia telah menghubungi sipemilik keledai yang akan ditungangiNya sehingga nanti bila murid-muridNya datang mengambil maka sipemilik sudah maklum. Bahkan sudah dipersiapkan bahasa sandinya : Tuhan memerlukannya. - Kita perlu belajar dari Yesus untuk merencanakan sesuatu dengan baik. Tidak asal jadi, tidak asal jalan. Yesus bukan orang yang berpendapat ,”persiapan dan perencanaan tidak perlu. 2. Yesus mengatur strategi dan taktik yang tepat, cerdik seperti ular. Yesus tahu bahwa musuh-musuhNya sedang mencari kesempatan untuk membunuh Dia. Ia tidak takut. Tetapi ia tidak mau ditikam dari belakang. Musuh-musuhNya tentu ingin membunuhNya diam-diam. Dengan begitu mereka tidak perlu berurusan dengan pemerintah atau dengan pengikutpengikut Yesus. 4
Yesus tidak mau begitu, oleh karena itu begitu Yesus masuk kota, Ia mengatur agar murid-muridNya ramai-ramai mengiringiNya. Dengan demikian, kalau toh mereka mau membunuh Yesus, mereka harus membunuhNya di tengah keramaian, disaksikan banyak orang dan dengan resiko berhadapan dengan pengikut Yesus. Kita juga berhadapan dengan banyak musuh-musuh yang ingin menghancurkan kekristenan. Untuk menghadapi kehidupan ini : jangan takut, tapi jangan nekat. Kita harus memiliki strategi dan taktik yang tepat. Apa makna Yesus masuk dengan baik keledai??? 1. Yang menarik dari kisah ini adalah cara Yesus masuk ke Yerusalem. Yesus masuk kota Yerusalem dengan memilih cara dan gaya seperti Raja. Tetapi bukan raja yang pergi berperang. Oleh karena itu Ia tidak menunggang kuda, tetapi keledai. Binatang lambang perdamaian dan kasih sayang. Yesus seakan-akan berkata kepada orang-orang Yerusalem bahwa ia datang bukan dengan kekerasan, Aku datang bukan dengan pedang di tangan. Aku naik keledai. Aku datang menawarkan perdamaian dan kasih sayang. Meneladan pada Yesus berarti kehadiran kita di rumah, di sekolah, di gereja datang dengan membawa perdamaian dan kasih sayang bukan menjadi perusak, pecundang atau pembawa pertikaian dan pertengkaran. 2. Dengan naik keledai yang masih mudah bukan hanya sebagai tanda Ia datang membawa kedamaian dan kasih sayang, tetapi Yesus naik keledai betina, sebagai transportasi rakyat jelata. Tak ada kegagahan, tak ada keperkasaan, tak ada kecemerlangan, yang ada ialah kesederhanaan, tepatnya : kerendahan dan kehinaan. Naik keledai sebagai kendaraan rakyat jelata berarti Yesus merasakan bagaimana berada di tempat rakyat jelata, mendengar ratapan rakyat, mengenali keluh-kesah dan kebutuhan rakyat. Hatinya peka terhadap kebutuhan rakyat, ingin berbuat demi rakyat, bersama rakyat. Pelayan Tuhan turunlah dari ketinggianmu dengar apa yang diharapkan anggota jemaat. SO MENGAPA MENANGIS? 5
1 2 3 4 5 Rating 3.50 (2 Votes) Diterbitkan hari Minggu, 26 Februari 2012 00:00 Ditulis oleh Okdriati Santoso Dibaca: 8426 kali
Baca: Lukas 19:28-44 Ketika Ia telah mendekati dan melihat kota itu, Yesus menangisinya ... (Lukas 19:41)
Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 7
Yesus menangis. Mengapa, dan kapan saja Yesus menangis? Jika kita meneliti kisah hidup Yesus, kita akan mendapati setidaknya ada tiga peristiwa saat Yesus menangis. Pertama, tentu saja ketika Dia dilahirkan sebagai Bayi, demi menjadi manusia yang sama seperti kita. Kedua, Yesus menangis saat Lazarus meninggal dan diratapi oleh orang-orang terkasihnya (Yohanes 11:33-35). Dan ketiga, dalam bacaan hari ini. Menarik bahwa Yesus tidak diceritakan menangis ketika Dia dicaci, dibenci, disalahmengerti, bahkan disalib sampai mati. Dia justru dicatat menangis ketika sedang dielu-elukan memasuki kota Yerusalem (ayat 41). Dia menangisi Kota Allah itu karena manusia di dalamnya tidak menyadari apa sesungguhnya yang mereka perlukan untuk kebaikan mereka (ayat 42). Tuhan telah melawat mereka, tetapi mereka tidak tahu, dan tidak mau tahu, sehingga ketika kebinasaan itu datang, mereka pun tergilas habis (ayat 4344). 6
Mengapa dan kapan saja kita menangis? Apakah kita lebih banyak menangis karena dan bagi diri sendiri? Saat kita merasa “sakit”, kehilangan, dirugikan, dan lain sebagainya? Yesus menangis karena manusia berdosa terpisah jauh dari Bapa yang sangat mengasihi mereka. Dan mereka tidak juga mengerti bahwa jalan untuk kembali kepada Bapa dan kemuliaan-Nya sudah dijembatani oleh-Nya. Apakah hati kita juga menangis melihat jiwa-jiwa yang sesat? Maukah kita terus mendoakan, memperhatikan, dan menyampaikan berita keselamatan-Nya, agar mereka tidak menangis selamanya dalam kebinasaan kekal?—ODY MINTA DAN MILIKILAH HATI SEPERTI YESUS YANG MENANGIS KARENA RINDU SETIAP ORANG MENGENAL PENEBUS
Lukas 19:28-40 | Menyambut Keselamatan Dari Allah Bacaan Firman Tuhan: Lukas 19: 28-40; Markus 11: 1-11; Matius 21:1-11 Kedatangan Yesus ke Yerusalem dengan menaiki seekor Keledai menggenapi Firman Allah sebagaimana yang telah disampaikan oleh para nabi. Suatu arak-arakan dan sambutan kedatangan keselamatan dari Allah pada “Minggu Palem”. Nubuatan yang disampaikan oleh para Nabi sebagaimana yang disampaikan dalam Zakaria 9:9-10; 14:3-4 yaitu sorak-sorai menyambut kedatangan raja yang lemah lembut dengan mengendarai seekor Keledai dan akan memasuki Kota Yerusalem dari arah timur yaitu dari bukit Zaitun dan Ia akan datang layaknya Tuhan datang berperang 7
pada har pertempuran. Kedatangan Yesus memasuki Yerusalem mengingatkan kita juga penyelamatan Allah kepada umatNya melalui “pemilihan domba paskah” (Kel. 12:3-7) yaitu pemilihan domba jantan yang muda yang tidak bercacat yang akan diambil pada tanggal sepuluh dan akan disembelih pada tanggal empat belas.
Seruan orang banyak “Hosana bagi Anak Daud” (“Selamatkanlah, aku mohon”) adalah suatu jeritan pengharapan akan penderitaan yang mereka rasakan selama ini. Namun demikian terjadi suatu pemahaman yang salah baik itu orang Romawi, Umat Israel dan para Imam Besar bahwa kehadiran Yesus adalah merupakan suatu kekuatan daging dalam suatu konteks politik duniawi. Namun ternyata pemikiran tersebut sungguh sangat berbeda dengan tindakan yang akan dilakukan oleh Allah dalam penyelamatanNya. Dari sinilah sesungguhnya dapat dimengerti bagaimana Kemuliaan Tuhan yang sesungguhnya yakni ketika Allah berbuat dan bertindak tidak seperti yang dipikirkan oleh orang banyak (manusia), bukan dengan pedang tetapi dengan Kasih ketika Yesus harus wafat di kayu salib.
Jika kita menghidupkan situasi tersebut dalam imajinasi kita akan ada banyak refleksi yang akan kita dapat melalui kisah ini.
Kita mungkin melihat bahwa kedatanganNya dan penyambutanNya adalah dengan kesederhanaan namun menimbulkan suatu efek yang luar biasa dalam kehidupan manusia, hanya ada persiapan sederhana untuk suatu perbuatan yang luar biasa. Sesungguhnya Tuhan juga tidak menuntut kita melakukan hal-hal yang luar biasa untuk dapat menjadi bahagian keselamatan Allah, ada banyak hal-hal sederhana yang dapat dan mampu kita lakukan untuk Tuhan yang memiliki dampak yang luar biasa, orang 8
banyak itu hanya “menghamparkan pakaiannya” dan “memotong rantingranting pohon”. Dalam hal ini yang dapat kita katakana bahwa itulah yang ada pada mereka saat itu, kalaupun hanya pakaian dan ranting pohon yang ada itulah yang mereka lakukan, yang pasti jangan pernah untuk menunda maupun menimbang-nimbang untuk berbuat kepada Allah. Lakukanlah apa yang dapat kamu lakukan sekarang untuk Tuhan.
Kedatangan Tuhan bukanlah dengan kesombongan Kuda yang “berjingkrakjingkrak” dengan otot yang kuat, namun dengan Keledai betina yang memiliki tubuh lebih kecil dari kuda, Keledai diperuntukkan untuk membawa suatu beban yang bergerak lambat. Biar lambat namun demikian ‘toh Yesus sampai kepada tujuanNya, sehingga orang banyak yang ingin menyambutNya benar-benar diberi kesempatan untuk mendekat dan melihat Dia. Mungkin jika dengan Kuda Yesus masuk ke Yerusalem hanya melihat otot kaki Kuda saja orang banyak pasti sudah akan menjauh dan ketakutan kalau Kuda tersebut dapat menendang.
Apakah kita akan takut dan ragu pengutusan Tuhan dalam hidup kita? Kita harus percaya bahwa setiap suruhan Tuhan adalah dalam ruang lingkup rencanaNya. Kalau kita pikir-pikir mengambil tanpa izin pemiliknya pastilah suatu tindakan pencurian, namun Tuhan Yesus menyuruh muridmuridNya adalah dengan kuasa Allah akan semua ciptaanNya, dan Tuhan Yesus bukan menyuruh dengan cara sembunyi-sembunyi namun mereka telah dibekali kuasa ucapan Yesus yang akan membuat hati orang yang bertanya akan dilembutkan. Yang pasti setiap pinjaman pasti akan dikembalikan, “Ia akan segera mengembalkannya”. “Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa..” (Mazmur 108:14)
9
Karena KasihNya Ia mau berbuat dan berkorban untuk kita, sekarang bagaimana respon kita menyambut Keselamatan Tuhan Yesus? Keselamatan yang dibawa Tuhan Yesus untuk ditonton-tonton dari kejauhan; bukan pula untuk dipermainkan sesuai dengan kehendak kita atau tidak mau tahu ataupun sekedar ikut-ikutan saja. Mari kita lakukan yang terbaik dan terindah menyambut keselamatan dari Tuhan, tidak ada yang dapat kita lakukan membalas KasihNya, kita hanya dituntut untuk menerima keselamatanNya dengan kerendahan dan kesungguhan hidup sebagai anakanak Allah.
MENJADI KECEWA Bacaan: Lukas 19:28-44 Alangkah baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! (Lukas 19:42) ------------------------- ----------------------------------------Bacaan setahun: Hakim-hakim 6-7 -----------------------------------------------------------------Kebaktian Minggu Palem di gereja kami biasanya dimulai dengan pawai anak-anak melambai-lambaikan daun palem mulai dari pintu gereja hingga ke altar, lalu mereka mempersembahkan pujian. Anak balita biasanya menunjukkan kegembiraan yang luar biasa sehingga merepotkan guru atau orangtua yang mendampingi. Kadang-kadang teriakan mereka terdengar sangat kuat. Padahal, bisa jadi mereka belum sepenuhnya memahami makna perayaan tersebut. Ternyata, yang pengertiannya kurang memadai bukan hanya anak-anak. Kebanyakan orang yang menyambut kedatangan Yesus di Yerusalem juga demikian. Mereka mengelu-elukan Dia sebagai Raja yang akan membebaskan mereka dari penjajahan Roma. Mereka mengira Yesus datang sebagai raja dunia. Mereka memberi-Nya penghormatan dengan hamparan kain dan daun-daun palem sebagai 10
lambang kemenangan. Mereka bergembira dan memuji Tuhan karena akhirnya Dia menggenapi firman-Nya dengan mengutus Sang Mesias. Namun, mereka gagal mengerti firman Tuhan secara utuh. Harapan mereka berbeda dengan rencana Allah yang jauh lebih besar. Allah bukan hanya bermaksud menyelamatkan bangsa Israel, melainkan menyelamatkan seluruh dunia. Dan, bukan dengan cara yang mereka bayangkan. Akibatnya, mereka kecewa. Beberapa hari kemudian, mereka berteriak-teriak menuntut agar Dia disalibkan. Pernahkah Anda salah memahami maksud Allah? Anda merasa kecewa karena Dia tidak bertindak sesuai dengan harapan Anda? Percayalah, Dia memiliki rencana yang lebih besar dan lebih indah dari impian Anda. --By :AMY------------------------------------------------------------------JIKA PERBUATAN ALLAH TAMPAK TIDAK BAIK DAN MENGECEWAKAN, MUNGKIN ANDA PERLU MENGUBAH CARA PANDANG ANDA TENTANG KEBAIKAN -----------------------------------------------------------------TUHAN YESUS Mengasihi Anda Selalu... MENYENANGKAN HATI TUHAN Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Maret 2013 Baca: Lukas 19:28-44 "Dan jika ada orang bertanya kepadamu: Mengapa kamu melepaskannya? jawablah begini: Tuhan memerlukannya." Lukas 19:31 Setelah diselamatkan dan mengalami kelahiran baru di dalam Kristus setiap orang percaya harus terus bertumbuh di dalam Dia, sebab proses keselamatan itu harus dikerjakan terus-menerus sampai kita menjadi serupa dengan Kristus. Paulus kepada jemaat di Filipi: "...tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. Lakukanlah segala sesuatu 11
dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengahtengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia," (Filipi 2:1215). Tidak ada pilihan lain, melangkahlah maju menuju standarNya, yaitu hidup tidak bercela dan bercahaya di tengah-tengah dunia ini. Inilah yang menyenangkan hati Tuhan. Menyenangkan hati Tuhan adalah penting dalam kehidupan kita sebagai anakanak Tuhan. Untuk dapat menyenangkan hati Tuhan kita harus memiliki hidup yang berkenan kepadaNya, serta melakukan apa pun yang menjadi keinginan dan kehendakNya, "Mengapa kamu melepaskan keledai itu?" Kata mereka: 'Tuhan memerlukannya. Mereka membawa keledai itu kepada Yesus, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan menolong Yesus naik ke atasnya.'" (Lukas 19:3335). Orang ini tahu apa yang menjadi keinginan Tuhan Yesus sehingga ia melakukan apa yang perintahkanNya. Melakukan perintah Tuhan berarti firmanNya tinggal di dalam kita, yaitu dengan cara kita memahami setiap ayat firman Tuhan yang kita baca, lalu merenungkan itu siang dan malam sehingga kita beroleh kepekaan untuk memahami apa yang menjadi kehendak Tuhan. "... makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat." (Ibrani 5:14). Bagaimana dengan Saudara? Apakah yang kita perbuat selama ini membuat Tuhan tersenyum, atau malah menyedihkan hatiNya, karena ketidaktaatan kita?
12