Bab yang paling sering kematian dini, sedangkan sepsis menyebabkan penundaan mortalitas. Radiografi dan skan CT dapat memastikan adanya dan menentukan tingkat fraktur pelvik. Fraktur pelvik sering menyebabkan laserasi pembuluh-pembuluh kecil yang mengeluarkan darah ke dalam jaringan lunak pada rongga retroperitoneal. Areal ini meluas dari diafragma sampai ke pertengahan paha dan akan menampung beberapa liter darah sebelum terjadi tamponade. Angiogram seringkali diperlukan untuk menentukan letak dan menyumbat sumber perdarahan. Kontrol terhadap hemoragi merupakan pokok permasalahan primer. PASG mungkin dipasang pada fase prarumah sakit atau di unit gawat darurat, tetapi jarang digunakan di unit rawat intensif. PASG dapat membantu membelat pelvis dan tamponade hemoragi. Karena PASG menurunkan volume tidak, maka ada kemungkikan dibutuhkan bantuan ventilator mekanik. Fiksasi internal atau eksternal adalah lebih efektif dalam menstabilkan fraktur juga dalam mengontrol perdarahan. Setelah itu, fiksasi dini mengurangi nyeri dan membantu ambulasi lebih dini. Pembedahan untuk mengontrol hemoragi mungkin juga diperlukan. Perhatikan utama dari perawatan unit perawatan kritis adalah untuk mencegah syok hemoragi. Transfusi multipel dan pemantauan hemodinamik diperlukan dalam kasus hemoragi yang signifikan. Hematoma pelvik dapat menjadi sumber dari sepsis dan dapat memerlukan dainase perkuatan atau pembedahan. Komplikasi utana lain dari fraktur pelvik termasuk keterlibatan saraf pelvik dan emboli pulmoral. Penting untuk dilakukan terapi fisik yang berkepanjangan dan rehabilitasi yang sering.
TRAUMA PADA EKSTREMITAS Fraktur Fraktur sering terjadi pada trauma tumpul. Kurang jarang pada trauma penetrasi. Manakala radiografi sudah memastikan adanya fraktur, maka harus dilakukan stabilisasi atau perbaikan fraktur. Karena prosedur ortopedik akan memakan banyak waktu, sehingga cedera lain yang mengancam jika harus terlebih dahulu diatasi, dan operasi perbaikan dapat ditunda sampai masalah itu teratasi. Fraksi internal fraktur sering memungkinkan ambulasi dini pada pasien dengan cedera multipel yang mungkin akan mengalami komplikasi akibat tirah baring berkepanjangan (ulkus dekubitus, emboli pulmonal, penyusutan otot). Penatalaksanan fraktur juga dapat dikerjakan dengan fiksasi eksternal atau traksi skelatal. Fraktur terbuka akan memerlukan debridemen dengan pembedahan. Tanggung jawab keperawatan termasuk pengkajian status neorovaskular , sejakan dengan perawatan luka dan pin. Fraktur terbuka mempunyai risiko tinggi terhadap infeksi. Potensial komplikasi lainnya adalah emboli lemak dari fraktur tulang panjang dan sindrom kompartemen. Asuhan keperawatan harus diarahkan terhadap pencegahan dan deteksi dini tentang masalahmasalah ini. Perawatan juga harus bekerja sama dengan terapis fisik untuk meningkatkan kekuatan dan mobilisasi dini.
Cedera Vaskular Cedera vaskular seringkali mengakibatkan perdarahan atau trombosis pembuluh. Cedera vaskular biasanya disebut oleh trauma penetrasi, dan kurang sering karena fraktur. Ultrasonografi Doppler sering digunakan untuk mendiagnosa cedera vaskular perifer. Angiogram juga dapat digunakan untuk menentukan tempat cedera dan mengidentifikasi fistula
arteriovenosa, pseudoaneurisme, dan penutupan intima. Dilakukan perbaikan pembedahan primer atau tandur vaskular. Segera setelah periode pasca operasi, terdapat risiko perdarahan berlanjut atau oklusi trombotik dari pembuluh. Keduanya mengharuskan kembali ke kamar operasi. Perawatan harus mengkaji nadi distal, warna kulit, sensasi, gerak, dan suhu ekstremitas yang cedera. Indeks ankel brakial (ABI) seringkali berguna dalam mendeteksi perkembangan oklus setelah trauma ekstremitas bawah. Untuk menghitung nilai ABI, tekanan darah sistolik pada pergelangan kaki dibagi dengan tekanan darah sistolik lengan. Penurunan ABI menunjukkan peningkatan gradien tekanan yang menembus pembuluh. Metode ini memberikan data yang lebih objektif ketimbang hanya meraba nadi. Perawat juga harus memperhatikan perkembangan sindrom kompartemen.
KEPERAWATAN KRITIS: PENDEKATAN HOLISTIK. VOL. 2
Translated from Citical Care Nursing. A Holistic Approach @1994, by J.B. Lippincott Company Published by arrangement with J.B. Lippincott Company, 227 East Washington Square. Philadelphial, PA 19106, U.S.A. Alih bahasa: Monica E.D. Adiyanti, SKp; Made Kariasa, SKp; Made Sumarwati, SKp; Efi Afifah, SKp. Editor: Wasmin Asih, SKp. Hak cipta terjemahan Indonesia @ 1995 Penerbit Buku Kedokteran EGC P.O. Box 4276/Jakarta 10042 Telepon: 640 8023
Anggota IKAPI Desain Kulit Muka: Samson P. Barus Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip, memperbanyak dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Cetakan I : 1996