Apakah yang dimaksud dengan sehat ? • Sehat adalah suatu keadaan yang meliputi – sehat fisik, – sehat sosial – sehat jiwa
• Sehat fisik yaitu memiliki badan yang sehat dan bugar. • Sehat sosial yaitu mampu menjalin hubungan yang baik dengan orang lain.
Sehat Jiwa • Perasaan senang dan bahagia, mampu menyesuaikan diri dengan keadaan hidup sehari-hari, dapat menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri, melakukan kegiatan yang bermanfaat, aktif menyumbangkan tenaga, pikiran dan kepedulian kepada keluarga dan masyarakat sekitar.
– sehat fisik, – sehat sosial – sehat jiwa • sebagai satu kesatuan yang utuh (holistik) + (integral) tidak terpisahkan dari "Kesehatan" .... yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis • Titik berat BUKAN pada “penyakit” tetapi pada kualitas hidup yang terdiri dan "kesejahteraan" dan “produktivitas sosial ekonomi”.
Seseorang yang “sehat jiwa” mempunyai ciri-ciri : 1. Merasa senang terhadap dirinya serta • o Mampu menghadapi situasi • o Mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup • o Puas dengan kehidupannya sehari-hari • o Mempunyai harga diri yang wajar • o Menilai dirinya secara realistis, tidak berlebihan dan tidak pula merendahkan 2. Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain serta • o Mampu mencintai orang lain • o Mempunyai hubungan pribadi yang tetap • o Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda • o Merasa bagian dari suatu kelompok • o Tidak "mengakali" orang lain dan juga tidak membiarkan orang lain "mengakah" dirinya 3. Mampu memenuhi tuntutan hidup serta • o Menetapkan tujuan hidup yang realistis • o Mampu mengambil keputusan • o Mampu menerima tanggungjawab • o Mampu merancang masa depan • o Dapat menerima ide dan pengalaman baru • o Puas dengan pekerjaannya
• Untuk mencapai jiwa yang sehat diperlukan usaha dan waktu untuk mengembangkan dan membinanya. • Jiwa yang sehat dikembangkan sejak masa bayi hingga dewasa, dalam berbagai tahapan perkembangan. • Pengaruh lingkungan terutama keluarga sangat penting dalam membina jiwa yang sehat.
Mencapai Jiwa yang Sehat Salah satu cara ... adalah dengan PENILAIAN DIRI berkaitan erat dengan cara berpikir, cara berperan, dan cara bertindak.
Penilaian diri seseorang positif apabila seseorang cenderung: • o Menemukan kepuasan dalam hidup • o Membina hubungan yang erat dan sehat • o Menetapkan tujuan dan mencapainya • o Menghadapi maju mundurnya kehidupan • o Mempunyai keyakinan untuk menyelesaikan masalah
Beberapa upaya untuk membangun penilaian diri: • 1. Seseorang harus jujur terhadap diri sendiri. • 2. Berupaya mengenali diri sendiri dan belajar menerima semua kekurangan dan kelebihannya. • 3. Bersedia memperbaiki diri sendiri untuk mengatasi kekurangannya • 4. Menetapkan tujuan dan berusaha mencapainya dengan tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain • 5. Selalu berusaha untuk mencapai yang terbaik sesuai dengan kemampuan, tetapi tidak boleh terlalu memaksakan diri sendiri.
Apa yang dimaksud dengan gangguan jiwa ? • Gangguan jiwa adalah kumpulan gejala dari gangguan pikiran, gangguan perasaan, dan gangguan tingkah laku yang menimbulkan penderitaan dan terganggunya fungsi seharihari dari orang tersebut
Gangguan Jiwa Psikotik Anxietas
Depresi
Ganguan2 lainnya...
Ganguan Mood
• Masalah ggn jiwa (mental disorder) – masalah kesehatan baik di negara maju, industri ataupun di negara berkembang.
• setiap tahunnya, hampir 30% penduduk dunia menderita gangguan mental • 2/3 jumlah itu tdk mendapatkan layanan perawatan • Sekitar 20% pasien yang datang di fasilitas pelayanan dasar adalah menderita gangguan jiwa.
• Gangguan jiwa tidak langsung menyebabkan kematian, tp beratnya gangguan membuat – ketidak mampuan individu, beban psikososial yang sangat berat baik bagi individu, keluarga dan masyarakat – menghambat pembangunan krn tak produktif dan efisien – biaya perawatan dan kehilangan waktu produktif. – permasalahan hukum karena penderita gangguan jiwa sering melakukan kekerasan dan mengalami penganiayaan. – Bunuh diri , sekitar 1,6 – 1,8 per 10.000 penduduk – banyak sumber daya terkuras untuk menangani masalah kesehatan yang sebetulnya bisa dicegah.
Tujuan Kesehatan JiwaMasyarakat • Menyadarkan masy thd masalah kes jiwa yg ada di masy. • Mencegah timbulnya berbagai gangguan jiwa • Menanggulangi masalah kes jiwa • Memberdayakan masy dlm penyelenggaraan upaya kes jiwa • Meminimalkan dampak masalah psikososial dan gang jiwa thd individu, kel dan masy
• Ilmu kedokteran jiwa klinis...berorientasi kpd klinis dgn memakai terapi individual/kelompok • Kesehatan jiwa masyarakat...pendekatannya tidak hanya individu... pendekatan masyarakat dengan pengobatan masyarakat.... • Perlu kerjasama dengan ..semua bidang...sosial, ekonomi, politik, budaya, administrasi, menajemen, LSM, dll...
• Kegiatan dilakukan dengan menggerakkan dan memberdayakan seluruh potensi yang ada di masyarakat.....profesi kesehatan Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan kepada masyarakat harus memiliki tenaga yang handal agar promosi, prevensi, kurasi dan rehabilitasi terhadap masyarakat yang menderita sakit, beresiko sakit, maupun masyarakat yang sehat dapat dilakukan secara menyeluruh, termasuk di dalamnya adalah pelayanan kesehatan jiwa. • Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang ada di puskesmas diharapkan mampu memberikan pelayanan keperawatan • Pelayanan kesehatan jiwa yang komprehensif, holistik, dan paripurna.
Sasaran Pembangunan Kes Jiwa 1. Upaya kesehatan jiwa masyarakat 2. Upaya kesehatan jiwa dasar 3. Upaya kesehatan jiwa rujukan
1. Upaya Kesehatan Jiwa Masyarakat • Tercapainya kesadaran tentang berlaku hidup sehat jiwa pada tatanan rumah tangga • Terbentuknya gerakan, wadah, forum di masy yg mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan masalah kes jiwa di masy • Terlaksananya pergerakan perwujudan perilaku hidup sehat jiwa di kel dan masy • Menurunnya prevalensi perilaku merokok dan penyalahgunaan Napza • Tersusunnya peraturan mengenai program /kegiatan kes jiwa masy di tingkat pusat, provinsi dan kota • Tersusunnya upaya kes jiwa masy di Dinas Kes Kota
2. Upaya Kesehatan Jiwa Dasar • Terlaksananya pel kes jiwa dasar – – – –
di Puskesmas di RSUD Kab/Kota pd Institusi pel kes swasta pd Perusahaan/industri besar di provinsi
• Terlaksananya pelatihan pd dokter,perawat dan bidan • Tersedianya obat psikotropika di sarana kes
3. Upaya Kesehatan Jiwa Rujukan • Tercapainya keadaan dimana setiap provinsi mempunyai RS Jiwa untuk melaksanakan sistem rujukan pel kes jiwa • Tersedia obat psikotopika di sarana kes yg telah melaksanakan pel kes jiwa • Terlaksananya program untuk membentuk “self help group”kes jiwa di setiap unit psikiatri • Terjalinnya kerjasama RSJ dgn Fak Kedokteran/Fak Keperawatan untk melaksanakan bidang kes jiwa • Terlaksananya program training
Upaya/Program Kesehatan Jiwa Upaya pokok: • Promotif dan preventif • Kuratif • Rehabilitatif Upaya penunjang: • Pendidikan dan pelatihan tenaga • Penyempurnaan administrasi- Manajemen • Penyempurnaan sistem informasi kesehatan jiwa
Upaya pengembangan: • Penelitian • Kerjasama lintas sektor
Program Perencanaan Pulang • Pengertian : merupakan komponen yg terkait dgn rentang perawatan dimulai dr segera stlh klien msk RSJ. Hal ini mrpkn suatu proses yg menggambarkan usaha kerjasama antara tim kesehatan, keluarga, klien dan org yg penting bagi klien. Tujuan : • meningkatkan perawatan berkelanjutan bagi pasien • Membantu rujukan klien pd pelayanan yg lain • Membantu klien dan keluarga memiliki pengetahuan • Keterampilan dan sikap dlm memperbaiki serta mempertahankan status kes klien
Gangguan CEMAS (ANXIETAS) “Anxiety is a state in which the individual experiences feeling of uneasiness (apprehension) and activation of the autonomic nervous systems in respons to vague, non specific threat” ( Carpenito, 1989)
“Kecemasan mengandung arti sesuatu yang tidak jelas & berhubungan dgn perasaan yang tidak menentu & tidak berdaya” (Stuart & Sundeen, 1995)
Ansietas merupakan pengalaman individu yang bersifat subyektif yang sering bermanifestasi sebagai perilaku yang disfungsional yang diartikan sebagai perasaan “kesulitan” dan kesusahan tehadap kejadian yang tidak diketahui dengan pasti (Varcarolis, 2007)
TINGKAT KECEMASAN Kecemasan ringan (Mild Anxiety) - berhubungan dgn ketegangan dlm kehidupan sehari-hari - menyebabkan seseorang menjadi waspada, lapang persepsinya meluas, menajamkan indera - dapat memotivasi individu utk belajar & mampu memecahkan masalah scr efektif & menghasilkan pertumbuhan & kreativitas Contoh : Seseorang yg menghadapi ujian akhir Pasangan yg akan memasuki jenjang pernikahan Individu yg akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yg lebih tinggi Individu yg tiba-tiba dikejar anjing 1.
Kecemasan sedang (Moderate Anxiety) - memusatkan perhatian pd hal-hal yg penting & mengenyampingkan yg lain - perhatian seseorang menjadi selektif, namun dpt melakukan sesuatu yg lebih terarah (dgn arahan orang lain) Contoh : • Pasangan yg menghadapi kelahiran anak pertama dgn resiko tinggi • Keluarga yg menghadapi perpecahan • Individu yg mengalami konflik dlm pekerjaan 2.
Kecemasan berat (Severe Anxiety) - lapangan persepsi individu sgt sempit - perhatian terpusat pd hal yg spesifik & tdk dpt berpikir ttg halhal lain - semua perilaku ditujukan utk mengurangi ketegangan - diperlukan banyak arahan/perintah utk dpt terfokus pd area lain Contoh : • Individu yg mengalami kehilangan harta benda & orang yg dicintai karena bencana alam, kebakaran, dll • Individu dlm penyanderaan 3.
Panik - individu kehilangan kendali diri & detil perhatian kurang - tidak mampu melakukan apapun meskipun dgn perintah - peningkatan aktivitas motorik, berkurangnya kemampuan berhubungan dgn orang lain, penyimpangan persepsi & hilangnya pikiran rasional - biasanya disertai dgn disorganisasi kepribadian Contoh : • Individu dgn kepribadian pecah/depersonalisasi 4.
Kecemasan yg diekspresikan langsung melalui perubahan fisiologis & perilaku, sedangkan scr tdk langsung melalui timbulnya gejala atau mekanisme koping sbg upaya utk melawan kecemasan
ETIOLOGI • Penyebab gangguan ini kurang jelas, genetik ikut berperan selain lingkungan, pola asuh, kepribadian dan stresor yang timbul. • Gejala muncul biasanya disebabkan interaksi dari aspek-aspek biopsikososial termasuk genetik dengan beberapa situasi, stres atau trauma yang merupakan stressor muneulnya gejala ini. • Di sistem saraf pusat beberapa mediator utama dari gejala ini adalah: norepinefrin, serotonin dan GABA yang tidak seimbang.
Menurut PPDGJ III (2001), ansietas diklasifikasikan sebagai • Gangguan ansietas fobik seperti – agorafobia – fobia sosial – fobia khas
• Gangguan ansietas lainnya seperti – gangguan panik – gangguan ansietas menyeluruh (GAD) – gangguan campuran ansietas dengan depresi
• Gangguan obsesif kompulsif. • Reaksi terhadap Stres : Reaksi stres akut, PTSD, gangguan penyesuaian.
Beberapa teori tentang gangguan anxietas:
A.TEORI PSIKOLOGIS A. Teori Psikoanalitik B. Teori perilaku C. Teori Eksistensial B.TEORI BIOLOGIS A. Susunan Saraf Otonom B. Neurotransmiten C. Penelitian genetika D. Penelitian Pencitraan Otak
•
Teori psikoanalitik: Freud menyatakan bahwa kecemasan sebagai sinyal, kecemasan menyadarkan ego untuk mengambil tindakan defensif terhadap tekanan dari dalam diri. misal dengan menggunakan mekanisme represi, bila berhasil maka terjadi pemulihan keseimbangan psikologis tanpa adanya gejala anxietas. Jika represi tidak berhasil sebagai suatu pertahanan, maka dipakai mekanisme pertahanan yang lain misalnya konvensi, regresi, ini menimbulkan gejala. Teori perilaku: teori perilaku menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu respon yang dibiasakan terhadap stimuli lingkungan spesifik. Contoh : seorang dapat belajar untuk memiliki respon kecemasan internal dengan meniru respon kecemasan orang tuanya. Teori eksistensial: Konsep dan teori ini adalah, bahwa seseorang menjadi menyadari adanya kehampaan yang menonjol di dalam dirinya. Perasaan ini lebih mengganggu daripada penerimaan tentang kenyataan kehilangan/ kematian seseorang yang tidak dapat dihindari. Kecemasan adalah respon seseorang terhadap kehampaan eksistensi tersebut. Sistem saraf otonom: Stimuli sistem saraf otonom menyebabkan gejala tertentu. Sistem kardiovaskular takikardi, muskular nyeri kepala, gastrointestinal diare dan sebagainya. Neurotransmiter: Tiga neurotrasmiter utama yang berhubungan dengan kecemasan berdasarkan penelitian pada binatang dan respon terhadap terapi obat yaitu : norepinefrin, serotonin dan gamma-aminobutyric acid. Penelitian genetika: Penelitian ini mendapatkan, hampir separuh dan semua pasien dengan gangguan panik memiliki sekurangnya satu sanak saudara yang juga menderita gangguan. Penelitian pencitraan otak: Contoh: pada gangguan anxietas didapati kelainan di korteks frontalis, oksipital, temporalis. Pada gangguan panik didapati kelainan pada girus para hipokampus.
Gejala umum • Harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer (menonjol ) gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur sebagai berikut: – Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb....) – Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai...) – Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb...)
Penatalaksanaan Gangguan Cemas ... 1. • • •
2.
Psikoterapi a. Suportif b. Antara lain : CBT (Cognitive-Behavioral Therapy), dengan cognitive restructuring, c. Relaxation Training, latihan untuk menurunkan bangkitan fisiologik yang berlebihan
Farmakoterapi
# Ansiolitik Benzodiazepin, a) Diazepam dan Lorazepam, dan Clobazam, Lorazepam, Alprazolam, dll.. # Ansiolitik Non Benzodiazepin • a) SSRI • b) Sulpiride , Buspirone. • c. Antidepresan Trisiklik : Imipramine • d. Antidepresan Atipikal : Trazodone • e. Antidepresan Atipikal: Venlafaxine.
Gangguan DEPRESI • Depresi bisa berdiri sendiri maupun bersamaan dengan penyakit organik. • Datang dengan keluhan somatik, mengeluh gangguan sistem endokrin, gangguan infeksi dan peradangan, serta penyakit medis lain seperti kanker dan penyakit kardiopulmonal • Depresi yang berdiri sendiri maupun yang bersamaan dengan penyakit lain harus diobati dengan sungguh-sungguh, karena depresi dapat mempengaruhi dan memperburuk penyakit organik yang sudah ada.
Etiologi • Faktor Biologis • berhubungan dengan disregulasi pada neurotransmiter amin biogenik (norepineprin dan serotonin). • Faktor Genetika • Data genetik menyatakan bahwa sanak saudara derajat pertama dari penderita gangguan depresi berat kemungkinan 1,5 sampai 2,5 kali lebih besar • Faktor psikososial dan lingkungan • Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan, • permasalahan hubungan fungsi keluarga
Gangguan DEPRESI Kriteria diagnosis depresi menurut PPDGJ III adalah:
A. Gejala utama 1. Suasana perasaan yang tertekan (Afek depresi). 2. Kehilangan minat dan gairah pada hampir segala aktifitas, yang dirasakan sepanjang hari. 3. Mudah lelah dan menurunkan aktifitas. B. Gejala tambahan 1. Konsentrasi dan perhatian berkurang. 2. Harga diri dan rasa percaya diri berkurang. 3. Gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna 4. Pandangan masa depan suram yang suram dan pesimistik. 5. Insomnia dan hipersomnia 6. Nafsu makan berkurang. 7. Gagasan dan perbuatan membahayakan diri atau pikiran untuk bunuh diri. Gejala depresi ini minimal telah berlangsung dua minggu
Pembagian Depresi (menurut PPDGJ-III) DEPRESI RINGAN ( tanpa atau dengan gejala somatik ) • 2 gejala utama • 2 gejala tambahan • Berlangsung 2 mgg DEPRESI SEDANG ( tanpa atau dengan gejala somatik ) • 2 gejala utama • 2 gejala tambahan • Berlangsung 2 mgg DEPRESI BERAT (tanpa gejala Psikotik atau dengan gejala Psikotik) • 3 gejala utama • 4 gejala tambahan • Berlangsung 2 mgg (atau bila gejala sangat berat atau onset sangat cepat) Ciri Psikotik : waham, halusinasi, stupor depresif
Penatalaksanaan 1. Psikoterapi A. B. C.
Terapi keluarga Psikoterapi interpersonal Terapi perilaku kognitif
2. Terapi dengan obat-obatan A. B. C. D. E. F.
Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI) ADT (Anti Depresan Trisiklik) Genarasi kedua antidepresan Monoamine Oxidase Inhibitor (tipe A) Lithium (gangguan bipolar episode depresi F. Neuroleptika (depresi dengan ciri-ciri psikosis)
3. Psikososial 4. ECT (Electro Convulsan Therapy)
1. Psikoterapi A. Terapi keluarga – Melibatkan seluruh anggota keluarga – Anggota keluarga yang bermakna dengan gangguan depresi dilibatkan dalam terapi – Diharapkan keluarga mampu mendengarkan aktif, memberi umpan balik positif dan negatif, menggubah perilakunya. – Fokus terapi adalah interaksi dalam keluarga. – Dicapai penurunan derajat depresi dan perbaikan interaksi dalam keluarga. B. Psikoterapi interpersonal – Fase pertama, identifikasi pola interpersonal yeng menimbulkan kognisi depresi. Diharapkan terbentuk hubungan teurapetik. – Fase kedua, strategi mengubah komunikasi interpersonal. – Fase ketiga, menerapkan cara-cara untuk mengubah komunikasi interrpersonal. C. Terapi perilaku kognitif – Tujuannya adalah mengurangi sikap menghukum dan menyalahkan diri sendiri, berpikir selalu positif dan meningkatkan kemampuan sosial. – Terfokus terapi pada penderita. – Orang tua juga terlibat. – Mengajar penderita memantau dan catat pikiran serta perilakunya. – Dapt berkelompok.
2. Terapi dengan obat-obatan A. Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI) – Sertalin (Zoloft) dosis rata-rata (mg/hari) 50-150 – Paroksetin (Seroxat dosis rata-rata (mg/hari) 20-50 – Fluksetin (Prozac) dosis rata-rata (mg/hari)10-40
B. ADT (Anti Depresan Trisiklik) – Imipramin (Trofranil) dosis rata-rata (mg/hari) adalah 75-300. – Amitriptilin (Laroxyl) dosis rata-rata (mg/hari) adalah 75-300.
C. Genarasi kedua antidepresan – Maproptilin (Ludiomil dosis rata0rata (mg/hari) 100-225 – Trazodon (Trazone) dosis rata-rata (mg/hari) 150-600 – Mianserin (Tolvon) dosis rata-rata (mg/hari) 25-100 – Amineptine (survector) yang merupakan antidepresan dopaminergik
D. Monoamine Oxidase Inhibitor (tipe A) – RIMA (Aurorix) dosis rata-rata (mg/hari 100-200
E. Lithium (gangguan bipolar episode depresi) F. Neuroleptika (depresi dengan ciri-ciri psikosis)
Psikotik Sindroma Psikotik • Hendaya dalam menilai Realita (RTA) – Kesadaran diri (awareness) – Daya nilai norma sosial (judgment) – Daya tilikan diri (insight)
• Hendaya berat dalam fungsi2 mental – Gejala positif ...... – Gejala negatif.....
• Hendaya berat dalam fungsi kehidupan sehari hari....
Sindroma psikosis dapat terjadi pada : • Sindroma psikosis Fungsional: – Skizofrenia – Gangguan Waham menetap – dll
• Sindroma psikosis Organik : – – – –
Delirium Dementia Intoksikasi alkohol dll
Gangguan Jiwa Psikotik Anxietas
Depresi
Ganguan2 lainnya...
Ganguan Mood
Skizofrenia • skhizein = spilit = pecah • phrenia = mind = pikiran • Skizofrenia adalah suatu gambaran jiwa yang terpecah belah, adanya keretakan atau disharmoni antara proses pikir, perasaan dan perbuatan (Eugen Bleuler ).
Etiologi • Faktor Genetik o o o o o
bagi saudara kandung 7 – 15%; salah satu orangtua skizofrenia 7 – 16%; kedua orangtua menderita skizofrenia 40 – 68%; bagi kembar dua telur (heterozigot) 2 -15%; kembar satu telur (monozigot) 61 – 86%.
• Faktor Biokimia ....neurotransmiter • Faktor Psikologis dan Sosial
Ciri – ciri umum skizofrenia antara lain • a. Delusi merupakan suatu keyakinan tentang isi pikiran yang tidak sesuaidengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang kebudayaannya, keyakinan tersebut dipertahankan secara kokoh dan tidak dapatdiubah-ubah. • b. Halusinasi gangguan persepsi pada berbagai hal yang dianggap dapat dilihat, ..... , meskipun sebenarnya tidak realitas • c. Disorganisai ketidakmampuan dalam mengatur arah bicara, reaksi emosional dan perilaku motoriknya. • d. Pendataran Afek ketidakmampuannya dalam mengatur antara reaksi emosional dan pola perilaku (inappropriate affect) atau afektif yang tidak sesuai dengan perilaku.
• e. Gejala negatif ketidakmampuan untuk mengalami kesenangan (anhedonia), rendahnya motivasi ( avolisi), tidak hubungan sosial ( asosial) • f.Disfungsi sosial atau okupasional: satu atau lebih daerah fungsi seperti kerja, hubungan interpersonal, perawatan diri, menjadi rendah dibandingkan level yang dicapai sebelum gangguan. • g.Durasi setidaknya enam bulan.
*Farmakoterapi * Penggunaan Obat Antipsikosis Tipikal Haldol (haloperidol)
CPZ Trifluoperazine Thioridazine Perphenazine
Fluphenazine
* Penggunaan Obat Antipsikosis * Risperidone * Quetiapine * Olanzopine * Clozaril
*
Atipikal
*Psikoterapi .... *Program Psikososial a. Social Learning Program b. Social Skills Training.
*Terapi keluarga , kelompok/edukasi *Terapi Elektrokonvulsif
Bila ada keluarga, kerabat/tetangga yang mengalami gangguan jiwa ? • Segera laporkan pada kader kesehatan /tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan setempat • Memberikan informasi kepada keluarga untuk membawa kerabatnya yang mengalami gangguan jiwa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dengan menyiapkan BPJS • Dukung keluarga / kerabat yang mengalami gangguan jiwa untuk kontrol dan mengingatkan minum obat secara teratur dan jika kondisinya telah membaik, libatkan dalam kegiatan sosial di masyarakat • Jelaskan bahwa gangguan jiwa dapat diobati, sama dengan penyakit lain seperti kencing manis, darah tinggi, dll
Psikofarmaka • Obat yang digunakan untuk gangguan jiwa: psikofarmaka=psikotropika=phrenotropika • Terapi gangguan jiwa dengan menggunakan obatobatan: psikofarmakoterapi= medikasi psikotropika • Obat yang bekerja secara selektif pada susunan sarap pusat (SSP) dan mempunyai efek-efek utama terhadap aktifitas mental dan perilaku, digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik.
Penggolongan Obat Psikotropik 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Anti-psikotik Anti-depresan Anti-mania Anti-anxietas Anti-insomnia Anti-obsesif kompulsif Anti-panik
1. Anti Psikotik • Sinonim : Neuroleptics, Major Tranquillizers, Ataractics, Antipsychotics, Antipsychotic Drugs Neuroleptika • Obat Acuan : Chlorpromazine (CPZ) • Penggolongan : – Obat anti-psikosis tipikal – Obat anti-psikosis atipikal
Anti Psikotik Tipikal 1. Phenothiazine – rantai Aliphatic : Chlorpromazine (Largactil) – rantai Piperazine : Perphenazine (Trilafon) Trifluoperazine (Stelazine) Fluphenazine (Anatensol) – Rantai Piperidine : Thioridazine (Melleril) 2. Butyrophenone : Haloperidol (Haldol, Serenace, dll) 3. Diphenyl-butyl-piperidine : Pimozide (Orap)
Anti Psikotik Atipikal 1. Benzamide : Sulpiride (Dogmatil) 2. Dibenzodiazepine : Clozapine (Clozaril) Olanzapine (Zyprexa) Quetiapine (Seroquel) Zotepine (Lodopin) 3. Benzisoxazole : Risperidon (Risperdal) Aripiprazole (Abilify)
Mekanisme Kerja Hipotesis : aktivitas neurotransmitter Dopamine yang meningkat. Anti psikosis tipikal : Memblokade Dopamine pada reseptor pascasinaptik neuron di otak, khususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal. Efektif untuk gejala (+). Anti psikosis atipikal : Berafinitas terhadap“Dopamine D2Receptors” juga terhadap “Serotonin 5 HT2 Receptors” (antagonists). Sehingga efektif juga untuk gejala (-)
EFEK SAMPING ANTI PSIKOTIK • CNS: Gejala ekstrapiramidal; otot kaku atau spasme, wajah topeng, disfagia, akatisia, sakit kepala, ngantuk • CV: takikardia, aritmia, hipertensi, hipotensi orthostatik • Mata: pandangan kabur, glaukoma • GI: mulut kering, mual, muntah, konstipasi, diare, bb naik • GU: sering bak, retensi urin, impotensi,eneuresis • Hematologi: anemia, leukopenia, agranulositosis • Kulit: rash, dermatitis, fotosensitif • Endokrin : amenorrhoe, gynaecomastia • Sindroma neuroleptika maligna (SNM)
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA EFEK SAMPING • Gejala ekstrapiramidal: turunkan dosis, beri THP, SA • SNM: stop obat, berikan tindakan simptomatis • Hipotensi orthostatik: monitor TD • Efek anti kolinergik: minum banyak, diet tinggi serat • Agranulositosis: isolasi, antibiotik
• KONTRA INDIKASI relatif ANTI PSIKOTIK • Gangguan kejang • Glaukoma • Klien usia lanjut • Wanita hamil atau menyusui
Anti-Depresi • Antidepresan adalah obat untuk mengatasi atau mencegah depresi • Obat Acuan : Amitriptyline • Penggolongan :
1. Tricyclic Compound :
Amitriptyline (Amitriptyline) Imipramine (tofranil) Clomipramine (Anafranil) Tianeptine (Stablon) 2. Tetracyclic Compound : Maprotiline (Ludiomil) Mianserin (Tolvon) Amoxapine (Asendin) 3. Mono-Amine-Oxydase : Moclobemide (Aurorix) Inhibitor(MAOI)-Reversible
4.Selective Serotonin : Sertralione (Zoloft) Re-Uptake Inhibitors(SSRI) Paroxetine (Seroxat) Fluvoxamine (Luvox) Fluoxetine (Prozac) Citalopram (Cipram) Duloxetine (Cymbalta) 5.Atypical Antidepresants : Trazodone (Trazonne) Mirtazapine (Remeron) Venlafaxine (Efexor)
Anti-Depresi • Mekanisme kerja : Obat Anti-Depresi Menghambat re-uptake aminergic neurotransmiter, menghambat penghancuran oleh enzim “monoamine oxidase” sehingga tjd peningkatan jumlah aminergic neurotransmiter pana sinaps neuron di SSP
Anti-Depresi • Efek Samping: - Sedasi - Efek Antikolinergik - Efek Anti Adrenergik Alfa - Efek Neurotoksik * ES yang tidak berat tergantung tergantung daya toleransi dari penderita. Biasanya berkurang selama 2-3 minggu bila diberikan dosis tetap yang sama.
Anti-Mania • Sinonim : Mood Modullators, Mood Stabilizers, Antimanics • Obat Acuan : Lithium Carbonate
Anti-Mania • Mekanisme kerja : Efek anti mania dari lithium carbonate disebabkan kemampuanya mengurangi dopamine reseptor supersensitivity, meningkatkan cholinergic muscarinic activity, dan menghambat cyclic adenosine monophospate.
Anti-Mania • Efek samping lithium berhubungan erat dg dosis dan kondisi fisik pasien • Efek samping dini : Mulut kering, haus, gastrointestinal distres, kelemahn otot, poliuria, tremor halus • Efek samping lain: hipotiroidisme, peningkatan BB, odema, lekositosis, ggn daya ingat dan konsentrasi.
Sindrom Mania • Butir – butir diagnostik : *Selama 1 minggu dan hampir setiap hari terdapat keadaan afek(mood, suasana prasaan) yang meningkat : Keadaan tersebut disertai paling sedikit 4 gejala berikut : 1. Peningkatan aktivitas(ditempat kerja,dalam hubungan sosial atau seksual). 2. Lebih banyak bicara dari lazimnya atau ada dorongan untuk bicara terus menerus. 3. Lompat gagasan (flight of ideas) atau penghayalan. 4. Rasa harga diri yang melambung (grandiositas, yang dapat bertaraf sampai waham/delusi).
1. Berkurangnya kebutuhan tidur. 2. Mudah teralih perhatian, yaitu perhatiannya terlalu cepat tertarik kepada stimulus luar yang penting atau yang tak berarti. 3. Keterlibatan berlebih dalam aktivitas-aktivitas yang mengandung kemungkinan risiko tinggi dengan akibat yang merugikan.
Efek Samping Anti-Mania • Efek samping lithium berhubungan erat dg dosis dan kondisi fisik pasien • Efek samping dini : Mulut kering, haus, gastrointestinal distres, kelemahn otot, poliuria, tremor halus • Efek samping lain: hipotiroidisme, peningkatan BB, odema, lekositosis, ggn daya ingat dan konsentrasi.
• Gejala intosikasi : (kadar serum lithium >1,5mEq/L ) Gejala dini : muntah, diare, tremor, mengantuk, konsentrasi pikiran menurun, bicara sulit, pengucapan kata tidak jelas, dan gaya berjalan tidak stabil.
Anti-Ansietas • Sinonim : Psycholeptics, Minortranqulizers, Anxyolitics, Ansiolitika • Obat Acuan : Diazepam/Chlordiazepoxide • Penggolongan : Benzodiazepine Non-Benzodiazepine
• Benzodiazepine Diazepam (valium,stesolid,dll) Chlordiazepoxide (cetabrium) Bromozepam (Lexotan) Alprazolam (xanax,alqanax,calmlet,dll) Clobazam (Frisium) • Non-Benzodiazepin SSRI Buspirone (Buspar,Tran-Q,Xiety) Sulpiride (Dogmatil) Hydroxyzine (iterak)
Indikasi Pengunaan • Gejala sasaran : sindrom anxietas • Butir – butir diagnostik : *Adanya prasaan cemas atau khawatir yang tidak realistik terhadap 2 atau lebih hal yang dipersepsi sebagai ancaman prasaan ini menyebabkan individu tidak mampu istirahat dengan tenang.
Terdapat paling sedikit 6 dari 18 gejala-gejala berikut : Ketegangan Motorik : 1.Kedutan otot atau rasa gemetar 2.Otot tegang 3.Tidak bisa diam 4.Mudah menjadi lelah Hiperaktivitas Otonomik : 5.Nafas pendek/terasa berat 6.Jantung berdebar-debar 7.Telapak tangan basah dingin 8.Mulut kering 9.Kepala pusing rasa melayang 10. mual,mencret,dan perut tidak enak 11.Muka panas
12.Buang air kecil lebih sering 13.Sukar menelan/rasa tersumbat Kewaspadaan berlebihan dan penangkapan berkurang: 14.Prasaan jadi peka 15.Mudah terkejut/kaget 16.Sulit konsentrasi pikiran 17.Sukar tidur 18.Mudah tersinggung
Mekanisme Kerja • Hipotesis : Sindrom anxietas disebabkan hiperaktivitas dari sistem limbik SSP yang terdiri dari “dopaminergic,noradrenergic,serotoninergicneurons”yang dikendalikan oleh GABA-ergic neurons(suatu inhibitor neurotransmiter) • Mekanisme kerja : Obat anti-anxietas benzodiazepine yang berinteraksi dengan reseptor nya(Benzodiazepine receptor) akan meng-reinforce, sehingga hiperaktivitas tersebut diatas mereda.
Efek samping Anti-Anxietas • Efek samping obat anti-anxietas dapat berupa : Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang,kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif melemah) • Relaksasi otot (rasa lemas, cepat lelah, dll) • Lama 1-3 bln *Penghentian Obat secara mendadak, akan menimbulkan gejala putus obat akan menimbulkan rebound phenomena : pasien menjadi iritable, bingung, gelisah, insomnia, tremor, palpitasi, kringat dingin, dan konvulsi. Penghentian obat ... bertahap
Interaksi Obat • Benzodiazepine + CNS depressants : potensiasi efek sedasi dan penekanan pusat napas, risiko timbulnya respiratory failure • Benzodiazepine + CNS stimulans : antogonis efek anti-anxietas sehingga efek obat menurun • Benzodiazepine + Neuroleptika : manfaat efek klinis dari benzodiazepin mengurangi kebutuhan dosis neuroleptika, sehingga resiko efek samping neuroleptiiika mengurang.
5. Anti-Insomnia • Sinonim : Hypnotics, Somnifacient, Hipnotika • Obat unggulan : Phenobarbital • Penggolongan : 1. Benzodiazepine Nitrazepam, Flurazepam, Estazolam
2. Non-Benzodiazepine Zolpidem
Indikasi Gejala sasaran : sindrom insomnia Butir-butir diagnostik : - Siklus tidur tidak utuh dan menimbulkan gangguan kesehatan -
Awal tidur Selama tidur Bangun lbh cepat Merasa tidak segar...
- Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari
Pembagian Sindrom Insomnia Menurut Lamanya : 1. Transient Insomnia 2. Shotterm Insomni 3. Longterm insomnia
Dari penyebabnya : 1. S.I Psikik 2. S.I Organik 3. S.I Situasional 4. S.I Penyerta # Bila penyebab tidak ditemukan disebut “primary insomnia”
Mekanisme Kerja Proses tidur = suatu siklus yang terdiri dari : • Stadium jaga (wake, gelombang beta) • Stadium 1 (gelombang alfa, theta) • Stadium 2 (gelombang delta 20%) • Stadium 3 (gelombang delta 20 – 50 %) • Stadium 4 (gelombang delta >50%) • Stadium REM (Rapid Eye Movement)
Efek Samping • • • • •
Mengantuk Supresi SSP Oversedation pada usia lanjut Benzodiazepine menyebabkan “rage action” Berdasarkan Farmakokinetik (waktu paruhnya) – Singkat - rebound lebih berat – Sedang – lebih ringan – Panjang - hangover
Interaksi Obat • Anti-insomnia + CNS Depressants = efek supresi SSP meningkat, risiko kematian meningkat • Golongan Benzodiazepin jarang menimbulkan interaksi obat
Pemilihan Obat Sifat gangguan tidur
Sifat obat
Golongan Obat
Gangguan
Sleep inducing anti-insomnia
Benzodiazepin (short acting)
Ansietas
Initial insomnia
Sulit masuk proses tidur
Delayed Insomnia
Proses tidur tll Prolong latent cepat berakhir phase antidan sulit masuk insomnia ke proses tidur selanjutnya
Heterosiklik antidepresan (trisiklik dan tetrasiklik)
Depresi
Broken Insomnia
Siklus proses tidur normal tidak utuh dan terpecah pecah
Phenobarbital atau Benzodiazepin (long acting)
Stress Psikososial
Sleep maintaining anti-insomnia
Pengaturan Dosis • Pemberian tunggal dosis anjuran 15’-30’ sebelum tidur • Dosis efektif dipertahankan 1-2 minggu, secepatnya tapering off untuk mencegah rebound dan toleransi obat • Pada usia lanjut, dosis harus lebih kecil
Lama Pemberian • 1-2 minggu saja, tidak lebih. Dapat menimbulkan perubahan sleep EEG 6 bulan. • Kesulitan pemberhentian karena “Psychological Dependence”
Perhatian Khusus Kontraindikasi : • Sleep Apnoe Syndrome • Congestive Heart Failure • Chronic Respiratory Disease Benzodiazepin pada wanita hamil risiko menimbulkan “teratogenic effect”. Diekskresi melalui ASI.
Anti-Obsesif Kompulsif Sinonim : Drugs Used In Obsessive Compulsive Disorders. Obat Acuan : Clomipramine Penggolongan : 1. Trisiklik : Clomipramine 2. SSRI : Sertraline, Paroxetine, Fluvoxamine, Fluoxetine, Citalopram
Indikasi 1. Minimal 2 minggu dan hampir setiap hari mengalami gejala o.k dengan ciri-ciri: - disadari sebagai pikiran, bayangan, impuls dari diri sendiri - ego-distonik - melakukan apa yang dipikirkan tidak akan membuat puas - ada pikiran yang tidak bisa dielakkan 2. Gejala – gejala diatas merupakan sumber penderitaan
Mekanisme Kerja • Hipotesis : berkaitan dengan hipersensitivitas dari “serotonergic receptors” di SSP • Mekanisme obat sebagai “serotonin reuptake blockers” sehingga hipersensitivitas tersebut berkurang
Pengaturan Dosis • Clomipramine mulai dengan 25 – 50 mg/hari (dosis tunggal pada malam hari, waktu paruh 10 sampai 20 jam) • Dinaikkan 25 mg/h sampai tercapai dosis efektif • Dosis maintenance 100 -200 mg/h dan Sertraline sekitar 100 mg/h • Pemberian 2 - 3 bulan • Tapering off # Berikan terapi perilaku
Efek Samping • • • •
Efek anti-histaminergik Efek anti-kolinergik Efek anti-adrenergik alfa Efek neurotoksis
# Pada overdosis lebih aman menggunakan SSRI dari trisiklik
Obat Anti-Panik • Sinonim : Drugs Used In Panic Disorders. • Obat Acuan ; Imipramine
Penggolongan 1. Trisiklik : Imipramin, Clomipramin 2. Benzodiazepine : Alprazolam 3. RIMA (Reversible Inhibitors of Monoamine OxydaseA) 4. SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors)
Indikasi Butir – butir diagnostik : - Selama paling sedikit satu bulan mengalami beberapa kali serangan anxietas berat Ciri – ciri : 1. terjadi pada keadaan sebenarnya tidak bahaya 2. terjadi pada situasi yang tidak dapat diprediksi 3. terdapat keadaan yang relatif bebas dari gejala – gejala anxietas 4. Gejala tersebut merupakan sumber penderitaan atau mengganggu aktivitas
Mekanisme Hipotesis : berkaitan dengan hipersensitivitas dari “serotonergic reseptors” di SSP Mekanismenya menghambat reuptake serotonin pada celah sinap antar neuron. Sehingga awalnya serotonin dan sensitivitas meningkat. 2 – 4 minggu. Sensitivitas menurun karena penurunan serangan. Disebut juga “efek bifasik”
Pemberian Obat • • • •
Dosis efektif alprazolam 4 mg/hari – 6 mg/hari Untuk trisiklik dosis efektif 150 – 200 mg/h Dosis efektif dicapai dalam waktu 3 – 4 bulan Imipramin dan Clomipramin dimulai dengan dosis 25 – 50 mg/h, dinaikkan 25 mg/h selang waktu hari – 1 minggu. Dosis efektif 150 – 200 mg/h. Dipertahankan 6 bulan. Dikurangi 1-2 bulan • Batas pemberian 6 – 12 bulan
Efek Samping • • • •
Efek anti-histaminergik Efek anti-kolinergik Efek anti-adrenergik alfa Efek neurotoksis
Terimakasih
• MEMBERI OBAT • Prinsip 5 benar ketika memberikan obat • Pastikan obat diminum • Bila klien menolak: jelaskan manfaat obat, konsekuensi bila tidak minum obat. Tetap menolak rujuk dari untuk mengubah jenis dsb • Penyimpanan tertib, menghindari penyalahgunaan
• MONITOR EFEK OBAT • Monitor efek terapi • Monitor efek samping, beri tindakan, rujuk ke dokter • Beri penjelasan kepada klien tentang efek obat
Antidepresan •
• •
• • • • • • • •
Penggolongan antidepresan (Farmakologi dan Terapi Edisi V ,2007), menjadi : · Golongan trisiklik Bekerja dengan menghambat ambilan kembali neurotransmiter di otak. Dari beraneka jenis antidepresi trisiklik terdapat perbedaan potensi dan selektivitas hambatan ambilan kembali berbagai neurotransmiter. Ada yang sangat sensitif terhadap norepinefrin, ada yang sangat sensitif terhadap serotonin dan ada pula yang sensitive terhadap dopamin. Contoh obat yang termasuk dalam golongan ini adalah imipramin dan amitriptilin. · Golongan heterosiklik Golongan obat heterosiklik terdiri dari amoksapin, maprotilin, trazodon, bupropion, mirtazapin dan nefazodon. Mekanisme kerjanya dengan menghambat ambilan kembali serotonin dan noradrenalin. · Selective Serotonin Re-uptake Inhibitors (SSRI) Ex: Fluoxetin, proksetin, setralin, fuvoxamin dan sitalopram. Obat-obat ini merupakan golongan obat yang secara spesifik menghambat ambilan kembali serotonin. · Penghambat monoamine oksidase (MAO) Monoaninoksidase dalam tubuh berfungsi dalam proses deaminasi oksidatif katekolamin di mitokondria. Penghambat MAO tidak hanya menghambat MAO, tetapi juga enzim-enzim lain, karena itu obat ini mengganggu metabolisme banyak obat di hati. Penghambatan enzim ini bersifat ireversibel. · Golongan serotonin norepinephrin reuptake inhibitor Obat yang termasuk kedalam golongan ini adalah venlafaksin yang bekerja dengan menghambat ambilan kembali serotonin dan norepinefrin.
• c. Efek samping antidepresan • Antidepresan dapat menimbulkan banyak efek samping yang tidak diinginkan. Kebanyakan efek samping ini bersifat sementara dan hilang dengan sendirinya setelah beberapa waktu. Beberapa efek sampingnya yaitu, efek antikolonergik seperti mulut kering, obstipasi, retensi urin, tachycardia, serta gangguan potensi dan akomodasi, efek sedasi, hipotensi ortostatis dan berkurangnya fungsi seksual (Tjay, 2007)
Salah satu cara untuk mencapai jiwa yang sehat adalah dengan penilaian diri yaitu bagaimana seseorang melihat dirinya yang berkaitan erat dengan cara berpikir, cara berperan, dan cara bertindak. • Penilaian diri seseorang positif apabila seseorang cenderung: • o Menemukan kepuasan dalam hidup • o Membina hubungan yang erat dan sehat • o Menetapkan tujuan dan mencapainya • o Menghadapi maju mundurnya kehidupan • o Mempunyai keyakinan untuk menyelesaikan masalah Penilaian diri seseorang negatif apabila seseorang cenderung: • o Merasa hidup ini sulit dikendalikan • o Merasa stres • o Menghindari tantangan hidup • o Memikirkan kegagalan
ANTI ANSIETAS • Jenis: • – Benzodiazepine: diazepam (valium), Lorazepam (antivan), Aprazolam (xanax) • Indikasi: • – Indikasi utama dalam penggunaan benzodiazepine adalah: 1. Gangguan ansietas umum 2. Ansietas yang berhubungan dengan depresi 3. Ansietas yang berhubungan dengan phobia 4. Gangguan tidur 5. Gangguan stress pascatrauma 6. Putus obat dan alcohol 7. Ansietas yang berhubungan dengan penyakit medis 8. Relaksasi musculoskeletal 9. Gangguan kejang 10. Ansietas pra operasi 11. Menurunkan ansietas berat agar bisa diberikan psikoterapi
• Efek samping: • – CNS: kelambatan mental, sedasi, vertigo, bingung, tremor, lelah, depresi, sakit kepala, ansietas, insomnia, kejang, delirium, kaki lemas, ataksia, bicara pelo • – CV: hipotensi orthostatik, takikardi, perubahaN EKG • – THT: kabur, midriasis, tinitus • – GI: anoreksia, mual, mulut kering, diare, konstipasi • – Kulit: ruam, dermatitis. pruritus
Tindakan keperawatan • – Anjurkan tidak menggunakan alat berbahaya, menyopir • – Benzodiazepine menyebabkan gg ereksi dan kesulitan orgasme • – Untuk menghentikan obat perlu bertahap • – Monitor ketat pada manula • – Hindari penyalahgunaan
ANTI DEPRESAN • Indikasi: depresi, nyeri berat dan kronis, eneuresis anak > 6th, gg obsesif kompulsif • Jenis: trisiklik (amitriptilin), MAO inhibitor • Efek terapi: meningkatkan mood • Efek samping: mengantuk, gg fungsi seksual, gg GIT, tremor, hipotensi • Tindakan keperawatan: monitor efek samping dan beri pengobatan simptomatis
ANTI MANIK • • • •
Indikasi: gangguan afektif tipe manik Jenis: lithium Efek terapi: stabilisasi mood Efek samping: BB meningkat, perubahan EKG, nyeri kepala, iritasi gaster • Tindakan keperawatan: awasi dosis, pengobatan berkelanjutan, atasi gejala
Gangguan JIWA BERAT (PSIKOSIS)