Kerajaan-Kerajaan Islam di Sulawesi
Kerajaan Gowa Tallo Kerajaan Gowa Tallo terletak di Sulawesi Selatan. Pada awalnya, kerajaan ini terbagi menjadi dua: 1. Kerajaan Gowa (Rajanya Sultan Alauddin) 2. Kerajaan Tallo (Rajanya Sultan Syafiuddin) Kemudian kerajaan ini bergabung menjadi satu dan berganti nama menjadi Kerajaan Makassar dengan rajanya yang paling terkenal yaitu Sultan Hasanuddin.
Faktor-faktor penyebab Kerajaan Makassar menjadi besar : 1. Letaknya strategis. 2. Memiliki pelabuhan yang baik. 3. Jatuhnya malaka pada tahun 1511 ke tangan Portugis yang menyebabkan pedagang Islam pindah ke makassar. Setelah beberapa lama, Sultan Hasanuddin dipaksa oleh VOC untuk menandatangani Perjanjian Bungaya (18 November 1667) sebagai tanda takluk kepada VOC.
Kerajaan Bone Kerajaan Bone atau sering pula dikenal dengan Akkarungeng ri Bone, merupakan kesultanan yang terletak di Sulawesi bagian barat daya atau tepatnya di daerah Provinsi Sulawesi Selatan sekarang ini. Bisa disebut pula dengan kesultanan karena ini adalah kerajaan islam. Kerajaan ini berada masa puncak pada saat setelah perang Makassar pada tahun 16671669. Awal kerajaan ini terjadi karena kedatangan Tomanurung ri Matajang Matasilompoe yang mempersatukan 7 komunitas yang dipimpin oleh Matoa.
Penyebab Keruntuhan Kerajaan Bone: Pada abad XIX Kerajaan Bone menjadi saingan Belanda dalam memperluas kekuasaan dalam bidang ekonomi dan politik. Akibatnya, kedua penguasa ini pernah terlibat dalam perang besar. Dalam sejarah daerah ini, perang itu terjadi pada tahun 1824-1825 yang bermula setelah Sultan Bone meninggal pada tahun 1823, dan digantikan oleh saudarinya Aru Datu (bergelar I-Maneng Paduka Sri Ratu Sultana Salima Rajiat ud-din), pemerintah kesultanan mencoba merevisi Perjanjian Bongaya, beserta semua anggota persekutuan itu, yang jatuh atas pemerintahan itu, hukum yang sama harus diberlakukan. Antara tanggal 8 Maret sampai 21 September 1824, Gub. Jend. G.A.G.Ph. van der Capellen mengadakan lawatan ke Sulawesi dan Kepulauan Maluku; semua penguasa datang memberikan penghormatan (juga perwakilan Ratu Bone), kecuali penguasa Suppa dan Tanete. Van der Capellen berharap bahwa perundingan dengan negara-negara tersebut tidak akan membawa keuntungan apapun; sekembalinya ke Batavia, sebuah ekspedisi dipersiapkan dan sekitar 500 prajurit diberangkatkan dengan membawa 4 meriam, 2 howitzer, beserta 600 prajurit pembantu pribumi untuk menghukum Bone.
Kerajaan Konawe Kerajaan Konawe terletak di sebelah timur daratan Sulawesi Tenggara. Menurut dokumen DPRD Tk. I Sulawesi Tenggara, dijelaskan bahwa Kerajaan Konawe berdiri sejak abad V dan sebelumnya sudah ada kerajaan kecil di Konawe, yaitu Kerajaan Wawolesea, Kerajaan Besulutu, dan Kerajaan Padangguni.
Faktor-faktor penyebab kejayaan Kerajaan Konawe : 1. Memiliki strategi pertahanan yang kuat. 2. Letaknya strategis. Kerajaan Konawe mengalami kemunduran karena perpecahan. Lalu digantikan dengan Kerajaan Laiwoi. Kerajaan Laiwoi terdiri dari suku Tolaki.