Rangkuman Materi Sejarah Indonesia Kelas X BAB 1 HAKIKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala kejadian atau peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia Kata sejarah berasal dari : Bahasa Arab : Syajarotun, yang berarti pohon Bahasa Inggris : History, yang berarti masa lampau umat manusia Bahasa Jerman : Geschict, yang berarti sesuatu yang telah terjadi Tiga aspek sejarah : Masa lampau : Merupakan fakta yang kekal dan abadi, tidk pernah berubah, serta selalu dikenang dan dibuatkan catatan Masa kini : Untuk dipahami setiap peristiwa sejarah dan bertujuan agar suatu peristiwa sejarah tidak terulang untuk kedua kalinya dalam peristiwa yang sama Masa yang akan datang : Peristiwa sejarah dapat dijadikan pandangan atau pedoman hidup suatu bangsa agar lebih berguna dan lebih berhati-hati, serta bijaksana dalam bertindak dan mengambil keputusan Peristiwa sejarah merupakan : Peristiwa yang abadi : Peristiwa sejarah merupakan peristiwa yang tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang masa dalam kehidupan manusia Peristiwa yang unik : Hanya terjadi satu kali dan tidak akan terulang untuk kedua kalinya Peristiwa yang penting : Dijadikan momentum atau peringatan karena mempunyai arti dalam menentukan nasib hidup orang banyak Bermacam-macam sejarah menurut jenisnya : Sejarah sebagai peristiwa : Fakta-fakta kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau Sejarah sebagai kisah : Sejarah sebagai hasil penelitian oleh para ahli sejarah Sejarah sebagai ilmu : Pengetahuan tentang masa lampau yang disusun secara sistematik Sejarah sebagai seni : Sejarah sebagai petunjuk moral bagi para pembaca sehingga dalam penulisannya memerlukan seni tersendiri Sejarah sebagai syarat sebagai ilmu : o Sejarah memiliki objek kajian, yakni kejadian o Memiliki suatu metode yang mampu menghubungkan bukti-bukti sejarah o Kisah sejarah tersusun secara sistematis berdasarkan peristiwa awal kejadiannya o Kebenaran fakta sejarah diperoleh dari penelitian sumber yang disusun secara rasional, tidak boleh ditambah atau dikurangi
Periodisasi Kronologi Kronik Kronologi sejarah
: : : :
Pembabakan sejarah dalam waktu yang digunakan untuk mengetahui peristiwa sejarah Penyusunan sejarah berdasarkan urutan waktu Catatan tentang waktu terjadinya suatu peristiwa sejarah Penyusunan peristiwa menurut atau sesuai urutan kejadian yang didasarkan pada urutan waktu
Kegunaan sejarah : Kegunaan edukatif : Sejarah memberi pelajaaran pengalaman yang pernah dilakukan pada masa sekarang atau sebelumnya Kegunaan inspiratif : Kisah sejarah memberi ilham, inspirasi kepada para pembaca dan pendengarnya Kegunaan rekreatif : Sejarah sebagai kisah dapat memberi hiburan yang segar, rasa kesenangan, dan rasa estetis
1
BAB 2 TRADISI SEJARAH MASYARAKAT INDONESIA MASA PRAAKSARA DAN MASA AKSARA A. Tradisi masyarakat Indonesia masa praaksara Jejak sejarah yang historis : Jejak sejarah yang menurut para ahli memiliki informasi tentang kejadian-kejadian historis, sehingga dapat dipergunakan untuk penulisan sejarah Jejak nonhistoris : Suatu kejadian pada masa lampau yang di dalamnya tidak memiliki nilai sejarah atau hanya merupakan kejadian semata, tidak ada kaitan dengan peristiwa sejarah Jejak historis berwujud benda : Hasil budaya/tradisi di masa kuno
Masa Praaksara ; 1) Zaman Paleolitikum (zaman batu kasar) Zaman hidup berpindah Pithecanthropus Mengumpulkan makanan (food gathering) Hidup di gua-gua Kebudayaan pacitan : Chopper (kapak penetak/kapak genggam). Stone culture (budaya batu) Kebudayaan ngandong : Bone culture. Kapak genggam, chalcedon (batu indah berwarna) 2) Zaman Mesolitikum Memiliki kemajuan hidup Kjokkenmoddinger (sampah kerang) Abris sous roche (gua tempat tinggal) Alat-alat : Kapak genggam (kapak sumatra), kapak pendek, dan pipisan 3) Zaman Neolitikum (zaman batu halus) Food producing : Mengusahakan bercocok tanam sederhana dengan menggunakan ladang. Jenis tanamannya : ubi, talas, padi, dan jelai Peralatan yang lebih bagus seperti beliung persegi (kapak persegi) dan kapak lonjong Pada masa ini terjadi perpindahan penduduk dari daratan Asia (Tonkin ke Indocina) ke Nusantara yang disebut bangsa Proto Melayu pada tahun 1500 SM. Kebudayaan Bacson-Hoabinh 4) Tadisi Megalitikum Menhir : Tugu batu besar tempat roh nenek moyang. Ditemukan di Sumatra Selatan, Sulawesi Tengah, dan Kalimanta Dolmen : Meja batu besar (altar). Terdapat di Bondowoso, Jatim Sarkofagus/waruga : Kubur peti batu besar. Di Sulawesi 5) Tradisi Zaman Perundagian Sudah mampu membuat alat dari logam (budaya dongson) Telah mengenal sawah dan sistem pengairan Jenis benda logam : Nekara : Tambur besar yang ditemukan di Bali, Roti, Alor, Kei, dan Papua Kapak corong : Bagian tangkainya berbentuk corong. Sebutan lainnya adalah kapak sepatu. Ditemukan di Makassar, Jawa, Bali, Pulau Selayar dan Papua Arca Perunggu : Ditemukan di daerah Bangkinang, Riau, dan Limbangan, Bogor
Kemampuan nenek moyang kita sebelum mengenal tulisan dan sebelum terpengaruh budaya HinduBuddha : 1) Kemampuan berlayar : Perahu cadik : Perahu yang menggunakan alat dari bambu/kayu yang dipasang di kanan kiri perahu Perahu lesung : Sampan yang dibuat dari 1 batang kayu yang dikeru di dalamnya menyerupai lesung, tetapi bentuknya memanjang 2) Kemampuan bersawah Sejak zaman neolitikum, diawali sistem ladang sederhana, kemudian meningkat dengan adanya teknologi pengairan hingga lahirnya sistem persawahan 3) Mengenal astronomi : Ilmu perbintangan Teknologi angin musim sebagai tenaga penggerak dalam aktivitas pelayaran dan perdagangan Mengenali musim Petunjuk arah dalam pelayaran : o Bintang Biduk Selatan & Bintang Pari: Arah selatan o Bintang Biduk Utara : Arah utara
2
o Pertanian : Bintang Waluku : Awal musim hujan 4) Sistem mocopat Kepercayaan yang didasarkan pada pembagian 4 penjuru arah mata angin, yaitu utara, selatan, barat, dan timur 5) Kesenian wayang Berpangkal pada pemujaan nenek moyang Kedatangan hinduisme ke nusantara maka kisah nenek moyang digantikan kisa Ramayana dan Mahabhrata Zaman Kediri : Kitab Gatotkacasraya 6) Seni gamelan : Mengiringi pertunjukkan wayang 7) Seni membatik : Kegiatan religius, untuk menghormati nenek moyang mereka 8) Pengaturan masyarakat : Berkelompok, gotong royong, dan demokratis. cara pemilihan pemimpin : primus inter pares (Terutama di antara yang banyak) 9) Sistem ekonomi dengan mengenal perdagangan : Kegiatan barter karena belum mengenal uang, nilainya berdasarkan kesepakatan bersama 10) Sistem kepercayaan : Mulai tumbuh pada masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan Zaman hidup bercocok tanam : Percaya adanya dewa alam Zaman perundagian : Percaya pada roh nenek moyang
Metode-metode pewarisan masa lalu yang dilakukan masyarakat praaksara melalui keluarga dan masyarakat : Folklore : Adat istiadat tradisional & cerita rakyat yang diwariskan secara turun temurun, tetapi belum dibukukan Mitologi : Cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi & bertalian dengan terjadimya tempat, alam semesta, para dewa, adat istiadat, dan konsep dongeng suci. Cerita tentang asal-usul alam semesta, manusia, atau bangsa yang diungkapkan dengan cara-cara gaib dan mengandung arti yang dalam Legenda : Cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi yang ceritanya dihubungkan dengan tokoh sejarah, telah dibumbui dengan keajaiban, kesaktian, dan keistimewaan tokohnya Dongeng : Cerita rakyat yang tidak benar-benar terjadi, diceritakan karena berisi patuah, kebaikan mengalahkan kejahatan, ajaran moral, dan petuah bijak lainnya Upacara : Serangkaian tindakan/perbuatan yang terikat pada aturan tertentu berdasarkan adat istiadat, agama dan kepercayaan Lagu-lagu daerah : Syair-syair yang ditembangkan dengan irama menarik dalam bentuk lisan
B. Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Masa Aksara Rekaman tertulis di Indonesia terbagi menjadi : 1) Sumber tertuli sezaman dan setempat : Co : Prasasti, pengumuman/proklamasi, semacam perundangundangan yang memuji raja, biasanya berbentuk puisi/bahasa puisi 2) Sumber tertulis sezaman tetapi tidak setempat : Ditulis sezaman, tetapi ditulis di luar negeri, kebanyakan berasal dari Tiongkok, Arab, Spanyol, dan India 3) Sumber tertulis setempat tapi tidak sezaman : Ditulis lama sesudah peristiwa terjadi Tiga jenis penulisan sejarah : Penulisan sejarah tradisional (Historiografi tradisional) : Penulisan sejarah yang dimulai dari zaman Hindu sampai masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia. Ditulis di prasasti dengan tujuan agar generasi penerus dapat mengetahui peristiwa di zaman kerajaan pada masa dulu dimana seseorang raja memerintah Penulisan sejarah kolonial (Historiografi kolonial) : Bersifat eropasentris. Tujuannya memperkukuh kekuasaan mereka di Nusantara, merendahkan derajat bangsa Indonesia dan mengunggulkan derajat bangsa Eropa Penulisan sejarah nasional (Historiografi nasional) : Bersifat Indonesiasentris, dengan metodologi sejarah Indonesia dan pendekatan Multidimensional Pendekatan yang digunakan dalam perkembangan penulisan sejarah : Pendekatan sosiologi : Melihat segi sosialnya peristiwa yang dikaji Pendekatan antropologi : Mengungkapkan nilai yang mendasari perilaku para tokoh sejarah, status, gaya hidup, dan sistem kepercayaan Pendekatan politik : Menyoroti struktur kekuasaan, jenis kepemimpinan, tingkat sosial, dan pertentangan kekuasaan
3
BAB 3 PRINSIP DASAR PENELITIAN SEJARAH Langkah-langkah dalam penelitian sejarah : Heuristik : Tahap untuk mencari, menemukanm dan mengumpulkan sumber-sumber berbagai data agar dapat mengetahui segala bentuk peristiwa/kejadian sejarah masa lampau yang relevan dengan topik/judul penelitian Menurut sifatnya : o Sumber primer : Sumber yang dibuat pada saat peristiwa terjadi, dibuat oleh tangan pertama o Sumber sekunder : Sumber yang menggunakan sumber primer sebagai sumber utamanya, dibuat oleh tangan/pihak kedua o Sumber lisan : Didasarkan pada pelaku/saksi mata suatu kejadian. Narasumber lisan yang hanya mendengar atau tidak hidup sezaman dengan peristiwa tidak bisa dijadikan narasumber lisan Verifikasi : Pemeriksaan terhadap kebenaran laporan tentang suatu peristiwa sejarah Aspek ekstern : Mempersoalkan apakah sumber itu asli/palsu sehingga sejarawan harus mampu menguji tentang keakuratan dokumen sejarah tersebut Aspek intern : Mempersoalkan apakah isi yang terdapat dalam sumber itu dapat memberikan informasi yang diperlukan Fakta adalah : Keterangan tentang sumber yang dianggap benar oleh sejarawan/peneliti sejarah (sumber-sumber yang terpilih) Interpretasi : Penafsiran suatu peristiwa atau memberikan pandangan teoritis terhadap suatu peristiwa Menginterpretasi fakta dengan kejelasan yang objektif, harus dihindari penafsiran yang semena-mena karena biasanya cenderung subjektif. Interpretasi harus bersifat objektif, mencari landasan interpretasi yang mereka gunakan Bersifat selektif, fakta dipilih yang relevan dengan topik yang ada & mendukung kebenaran sejarah Historiografi : Penulisan sejarah, tahap terakhir. Menyusun & merangkai fakta hasil penelitian, juga menyampaikan suatu pikiran melalui interpretasi sejarah berdasarkan fakta hasil penelitian Tiga bentuk penulisan sejarah : Penulisan sejarah tradisional : Kuat dalam genealogi, tapi tidak kuat dalam hal kronologi dan detail biografis. Bahan pengajaran agama. Adanya kingship. Pertimbangan kosmologis, & antropologis lebih diutamakan daripada keterangan dari sebab akibat Penulisan sejarah kolonial : Ciri nederlandosentris (eropasentris), tekanannya pada aspek politik dan ekonomi serta bersifat institusional Penulisan sejarah nasional : Menggunakan metode ilmiah secara terampil & bertujuan untuk kepentingan nasionalisme Sumber sejarah adalah semua yang menjadi pokok sejarah. 3 macam sumber sejarah : o Sumber tertulis : Diperoleh dari peninggalan tertulis o Sumber lisan : Keterangan langsung dari pelaku/saksi dari peristiwa yang terjadi pada masa lampau o Sumber benda : Diperoleh dari peninggalan benda-benda kebudayaan Menentukan usia peninggalan sejarah dapat dilakukan dengan 3 cara : Tipologi : Cara penentuan usia peninggalan budaya berdasarkan bentuk tipe dari peninggalan Stratigrafi : Cara penentuan umur suatu benda peninggalan berdasarkan lapisan tanah di mana benda itu ditemukan Kimiawi : Cara penentuan umur benda peninggalan berdasarkan unsur kimia yang dikandung oleh benda itu Untuk mengungkapkan sumber-sumber sejarah diperlukan ilmu bantu : Epigrafi : Ilmu yang mempelajari tulisan kuno/prasasti Arkeologi : Ilmu yang mempelajari benda/peninggalan kuno Ikonografi : Ilmu yang mempelajari patung Nomismatik : Ilmu yang mempelajari mata uang Ceramologi : Ilmu yang mempelajari keramik Geologi : Ilmu yang mempelajari lapisan kulit bumi Antropologi : Ilmu yang mempelajari asal-usul kejadian & perkembangan MH Paleontologi : Ilmu yang mempelajari sisa makhluk hidup yang telah membatu Paleoantropologi : Ilmu yang mempelajari bentuk manusia yangs sederhana hingga sekarang Sosiologi : Ilmu yang mempelajari sifat keadaan & pertumbuhan masyarakat Filologi : Ilmu yang mempelajari bahasa, kebudayaan, pranata & sejarah suatu bangsa Fakta sejarah mempunyai bentuk : Artefak : Semua benda baik secara keseluruhan/sebagian hasil gerapan tangan manusia Fakta sosial : Fakta sejarah yang berdimensi sosial, misalnya : Interaksi antarmanusia dan pakaian adat
4
Fakta mental : Fakta yang sifatnya abstrak, misalnya : Keyakinan BAB 4 KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA Proses pembentukan bumi : 1) Zaman arkhaikum Belum ada kehidupan disebabkan bumi masih panas & merupakan bola gas panas yang berputar pada porosnya 2) Zaman paleozoikum : Zaman ketika terdapat kehidupan makhluk pertama di bumi Disebut juga zaman primer (karena untuk pertama kalinya ada kehidupan) Terbagi menjadi beberapa tahap kehidupan : o Cambrium : Kehidupan amat primitif seperti kerang dan ubur-ubur o Silur : Hewan bertulang belakang seperti ikan o Devon : Binatang jenis amfibi tertua o Carbon : Binatang merayap jenis reptil o Perm : Hewan darat, ikan air tawar dan amfibi 3) Zaman mesozoikum : Zaman sekunder (zaman hidup kedua), disebut juga zaman reptil sebab muncul reptil besar seperti dinosaurus dan atlantosaurus Terbagi menjadi 3 : o Trias : Ikan, amfibi dan reptile o Jura : Reptil dan sebangsa katak o Calcium : Burung pertama dan tumbuhan berbunga Ikan di darat mengalami evolusi, siripnya menjadi kaki yang kuat, ekornya tumbuh semakin panjang, kepalanya yang semakin keras dan besar. Inilah yang kita kenal dengan nama dinosaurus, brontosaurus dan atlantosaurus Dinosaurus pemakan tumbuhan kecuali Tyranosaurus Brontosaurus besarnya 10x gajah Reptil terbang seperti Pteranodon 4) Zaman neozoikum : Zaman bumi baru (bumi sudah terbentuk sepenuhnya) Terbagi menjadi : o Zaman tertier : Zaman hidup ketiga, makhluh hidup berupa binatang menyusui sejenis monyet & kera, reptil raksasa mulai lenyap, dan pada akhir zaman ini sudah ada jenis kera-manusia. Zaman ini ditandai dengan munculnya tenaga endogen yang dahsyat sehingga mematahkan kulit bumi o Zaman kuarter : Zaman hidup keempat, mulai muncul kehidupan manusia. Dibedakan menjadi : Zaman pleistosen (Diluvium) : Terjadi penurunan suhu drastis dan memunculkan zaman es (zaman glasial) Zaman holosen (Aluvium) : Zaman lahirnya jenis Homo Sapiens, yaitu jenis manusia seperti manusia sekarang Jenis-jenis manusia purba : Meganthropus paleojavanicus Ditemukan di Sangiran oleh Von Koeningswald pada tahun 1936 dan 1941. Cirinya : Memiliki tulang pipi yang tebal Memiliki otot rahang yang kuat Tidak memiliki dagu Memiliki tonjolan belakang yang tajam Memiliki tulang kening yang menonjol Memiliki perawakan tegap Memakan tumbuh-tumbuhan Hidup berkelompok dan berpindah-pindah Pithecanthropus Fosilnya banyak ditemukan di daerah Trinil, Perning (Mojokerto), Sangiran, dan kedungbrubus, Cirinya : Memiliki rahang bawah yang kuat Memiliki tulang pipi yang tebal Keningnya menonjol Tulang belakang menonjol dan tajam Tidak berdagu Perawakan tegap, mempunyai tempat pelekatan oto tengkuk yang besar & kuat
5
Memakan jenis tumbuhan Beberapa jenis pithecanthropus : o Pithecantropus erectus (manusia kera berjalan tegak) : Ditemukan oleh E. Dubois di Kedungbrubus & Trinil. Memiliki ciri : o Berjalan tegak o Volume otaknya melebihi 900cc o Berbadan tegap dengan alat pengunyah yang kuat o Tinggi badannya sekitar 165-170 cm o Berat badannya sekitar 100 kg o Makanannya masih kasar dengan sedikit dikunyah o Pithecantropus robustus (manusia kera berahang besar) : Ditemukan di Sangiran oleh Weidenreich. Van Koeningswald menyebutnya pithecanthropus mojokertensis o Pithecanthropus dubuis (dubuis artinya meragukan) : Ditemukan oleh Von Koeningswald di Sangiran o Pithecanthropus soloensis (manusia kera dari solo) : Ditemukan oleh Von Koeningswald, Oppenoorth, dan Ter Haar di Ngandong Homo Merupakan jenis manusia purba yang paling maju dibandingkan yang lain. Ciri : Berat badan kira-kira 30-150 kg Volume otaknya lebih dari 1350 cc Alatnya dari batu dan tulang Berjalan tegak Muka & hidung lebar Mulut masih menonjol Jenis homo : Homo wajakensis (manusia dari Wajak) : Ditemukan di Wajak oleh Von Rietschoten, kemudian diselidiki oleh E. Dubois. Termasuk ras Australoid dan bernenek moyang homo soloensis. Dimasukkan dalam Homo sapiens (manusia cerdas) sebab sudah mengenal upacara penguburan Homo soloensis (manusia dari Solo) : Ditemukan oleh Ter Haar & Oppenoorth. Diselidiki oleh Von Koeningswald dan Weidenreich. Sudah bukan kera lagi, melainkan sudah manusia Homo Sapiens (manusia cerdas) : Berasal dari zaman Holosen, bentuk tubuhnya menyerupai manusia sekarang. Cirinya : Volume otaknya 1000-1200 cc Tinggi badan antara 130-210 cm Otot tengkuk mengalami penyusutan Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan Muka tidak menonjol ke depan Berdiri & berjalan tegak Berdagu Jenis homo sapiens di dunia terdiri dari subspesies yang menurunkan berbagai manusia : Ras Mongoloid : Berciri kulit kuning, mata sipit, rambut lurus. Menyebar ke Asia Timur (Jepang, Cina, Korea, dan Asia Tenggara) Ras Kaukasoid : Berkulit putih, tinggi, rambut lurus, dan hidung mancung. Penyebarannya ke Eropa, India utara, Yahudi, Arab, Turki, Asia Barat lainnya Ras Negroid : Ciri berkulit hitam, rambut keriting, bibir tebal. Penyebarannya ke Australia, Papua, dan ke Afrika
6
BAB 5 PENGARUH PERADABAN AWAL MASYARAKAT DUNIA TERHADAP PERADABAN INDONESIA Bangsa melayu dapat dibedakan menjadi 2 : Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu) :
Orang Austronesia dari Asia (Yunan) yang pertama kali ke Nusantara pada sekitar 1500 SM Datang melalui 2 jalan : Jalan barat : Dari Yunan melalui selat Malaka masuk ke sumatra masuk ke Jawa. Alat berupa kapak persegi Jalan timur : Dari Yunan melalui Formosa (Taiwan) masuk ke Filipina kemudian ke Sulawesi kemudian masuk ke Irian. Alat berupa kapak lonjong
Memiliki kebudayaan batu sebab alatnya terbuat dari batu yang sudah maju, yakni dihaluskan Kapak persegi ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan Kapak lonjong ditemukan di Sulawesi & Irian
Bangsa Melayu Muda (Deutero Melayu) : Tahun 500 SM Masuk ke Nusantara melalui jalan barat saja Lebih maju dibandingkan Proto Melayu Sudah dapat membuat barang dari perunggu dan besi Hasil budayanya : Kapak corong, kapak sepatu, dan nekara Mengembangkan budaya megalitikum. Hasilnya : Menhir, dolmen, sarkofagus dan lainnya
Kebudayaan Bacson-Hoabinh : Di Pegunungan Bacson dan di Provinsi Hoabinh ditemukan sejumlah besar alat yang kemudian dikenal dengan kebudayaan
Bacson-Hoabinh Ciri kebudayaannya : Penyerpihan pada satu atau dua sisi permukaan batu kali yang berukuran satu kepalan dan bagian tepinya sangat tajam Alat kebudayaan Bacson-Hoabing ditemukan di : Papua, Sumatra, Sulawesi & Nusa Tenggara Penyebarannya bersamaan dengan perpindahan ras Papua Melanesoid ke Indonesia melalui jalan barat dan jalan timur Pendukung budaya mesolitikum adalah Papua Melanesoid. Mereka hidup dan tinggal di Gua-gua (abris sous roche) dan meninggalkan Bukit-bukit karang/sampah dapur (kjokkenmoddinger) Kapak genggam (kapak sumatra), kapak pendek, pipisan, ujung mata panah, flakes, dan kapak Proto Neolitikum Ras Papua Melanosoid hidup masih sangat menetap, berburu & bercocok tanam sederhana. Sudah mengenal kesenian seperti melukis
Kebudayaan Dongsong : Diambil dari nama daerah di Tonkin Ditemukan bermacam-macam alat yang terbuat dari perunggu. Ditemukan juga Nekara dan kuburan Pengolahan logam menunjukkan taraf kehidupan yang semakin maju, sudah ada pembagian kerja yang baik, masyarakat
sudah teratur Beberapa daerah penting dalam perkembangan logam di Nusantara : Budaya logam awal di jawa : Peninggalan logam berada di dalam peti kubur batu (sarkofagus) di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta. Bekal kubur yang berupa peralatan dari Besi Budaya logam awal di Sumatra : Di Pasemah, Sumbar, terdapat peti kubur batu yang dibekali manik-manik kaca dan sejumlah benda logam berupa tombak besi dan peniti emas Budaya logam awal di Sumba, Nusa Tenggara : Tradisi penguburan dengan membawa beka kubur yang berupa logam yang diletakkan dekat peti si mati. Sudah ditemukan peralatan rumah tangga seperti bejana & tembikar kecil yang terbuat dari logam Budaya logam awal di Bali : Benda logam sebagai bekal kubur, berarti mereka menghormati roh nenek moyangnya yang sudah mati dengan barang yang berharga. Alat kehidupan terbuat dari logam seperti pisau, tombak, panah, & patung
7