Kep Mat 7.docx

  • Uploaded by: putri
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kep Mat 7.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,218
  • Pages: 10
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Salah satu indikator untuk menentukan derajat kesehatan suatu bangsa ditandai dengan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Hal ini merupakan suatu fenomena yang mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan. Masa nifas merupakan hal penting untuk diperhatikan guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. Oleh karena itu, asuhan keperawatan yang diberikan oleh seorang pemberi pelayanan keperawatan maternitas sangat mempengaruhi kualitas asuhan yang diberikan dalam tindakan keperawatan seperti upaya pelayanan antenatal, intranatal, post natal, dan perawatan bayi baru lahir. Sebagai seorang perawat profesional, perawat perlu mengembangkan ilmu dan kiat asuhan keperawatan mternitas yang salah satunya adalah harus mampu mengintegrasikan model konseptual, khusunya dalam pemberian asuhan keperawatan ibu pada masa nifas (postpartum) 1.2 Rumusan Maslah

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Dasar Postpartum A. Definisi Postpartum Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak,2010). Masa nifas atau masa purpenium adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6-8 minggu (Manjoer, A dkk, 2001). Akan tetapi seluruh alat genetal baruh pulih kembali seperti sebelumnya ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Ilmu kebidanan, 2007). Masa nifas adalah priode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan anak, ketika alat-alat reproduksi tengah kembali ke kondisi normal (Barbara F. Weller,2005). Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam (Saifuddin,2002). Post partum adalah masa pulih kembali dari persalinan sampai alat-alat kandung kembali seperti sebelum hamil, lama massa nifas yaitu 6-8 minggu (Rustam,1991). Jadi dapat disimpulkan bahwa masa nifas atau post partum adalah masa setelah kelahiran bayi pervagina dan berakhir setelah alat-alat kandungan kembali seperti semula tanpa adanya komplikasi.

B. Klasifikasi

Masa nifas dibagi dalam 3 periode yaitu : 1) Post partum dini yaitu keputihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri, berjalan-

jalan. Dalam agama Isalam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari. 2) Post partum intermedial yaitu keputihan menyeluruh alat-alat genetalia yang

lamanya 6-8 minggu.

3) Post partum terlambat yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan. C. Tahap Masa Nifas (Postpartum)

Tahapan yang terjadi pada masa nifas (postpartum) yaitu sebagai berikut : 1) Periode immediate postpartum Adalah masa segera plasenta lahir sampai 24 jam. Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan atau perawat dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokia, tekanan darah, dan suhu. 2) Periode early postpartum (24 jam - 1 minggu) Pada fase ini bidan atau perawat memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik. 3) Periode late postpartum (1 minggu – 5 minggu) Pada periode ini bidan atau perawat tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB. D. Etiologi

Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti atau jelas terdapat beberapa teori antara lain (Rustma Muchtar, 1998) : 1) Penurunan kadar progesterone Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan ketentraman otot rahim.

2) Penurunan kadar progesterone Pada akhir kehamilan kadar oxytocinbertambah, oleh karena itu timbul kontraksi otot rahim.

3) Keregangan otot-otot Dengan majunya kehamilan makin regang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.

4) Pengaruh janin Hypofisis dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan oleh karena itu pada enencephalus kehamilan sering lebih lama dan biasa.

5) Teori prostaglandin Teori prostaglandin yang dihasilkan dan decidua, disangka menjadi salah satu sebab permulaan persalinan.

E. Patofisiologi

Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna

akan

berangsur-angsur

pulih

kembali

seperti

keadaan

sebelum

hamil. Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”. Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh lactogenik hormon dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mama. Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir.Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post partum bentuk serviks agak menganga seperticorong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.

F. Manifestasi Klinis

Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki “bulannya atau minggunya atau harinya” yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of labor) ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut :  Lightening atau setting atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu atas

panggul terutama pada primigravida pada multipara tidak begitu kentara.  Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.  Perasaan sering atau susah kencing (potakisurla) karena kandung kemih tertekan

oleh bagian terbawa janin.  Perasaan sakit perut dan dipinggang oleh adanya kontraksi lemah dari uterus,

kadang disebut “false labor pains”.  Serviks menjadi lembek, mulai melebar dan sekresinya bertambah dan bisa

bercampur darah (bloody shoe). G. Komplikasi Post Partum

1) Klien post partum komplikasi perdarahan Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam kala IV lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir (Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, 1998). Perdarahan Post partum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu: o Early Postpartum : Terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir o Late Postpartum : Terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi lahir

Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi perdarahan post partum : o Menghentikan perdarahan. o Mencegah timbulnya syok. o Mengganti darah yang hilang.

2) Klien post partum komplikasi infeksi

Infeksi adalah berhubungan dengan berkembang - biaknya mikroorganisme dalam tubuh manusia yang disertai dengan reaksi tubuh terhadapnya (Zulkarnain Iskandar, 1998). Infeksi pascapartum (sepsis puerperal atau demam setelah melahirkan) ialah infeksi klinis pada saluran genital yang terjadi dalam 28 hari setelah abortus atau persalinan (Bobak, 2004). Infeksi ini terjadi setelah persalinan, kuman masuk dalam tubuh pada saat berlangsungnya proses persalinan. Diantaranya, saat ketuban pecah sebelum maupun saat persalinan berlangsung sehingga menjadi jembatan masuknya kuman dalam tubuh lewat rahim. Jalan masuk lainnya adalah dari penolong persalinan sendiri, seperti alat-alat yang tidak steril digunakan pada saat proses persalinan.

3) Klien post partum komplikasi penyakit blues Post-partum blues (PPB) atau sering juga disebut maternity blues atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan afek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan atau pada saat fase taking in, cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima dan berlangsung dalam rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca persalinan. Baby blues adalah keadaan di mana seorang ibu mengalami perasaan tidak nyaman (kesedihan atau kemurungan)/gangguan suasana hati setelah persalinan, yang berkaitan dengan hubungannya dengan si bayi, atau pun dengan dirinya sendiri. Etiologi atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat ini belum diketahui. Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya postpartum blues, antara lain:  Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar estrogen, progesteron,

prolaktin dan estradiol. Penurunan kadar estrogen setelah melahirkan sangat berpengaruh pada gangguan emosional pascapartum karena estrogen memiliki efek supresi aktifitas enzim monoamine oksidase yaitu suatu enzim otak yang bekerja menginaktifasi noradrenalin dan serotonin yang berperan dalam perubahan mood dan kejadian depresi.  Faktor demografi yaitu umur dan paritas.  Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.

 Latar belakang psikososial ibu, seperti; tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan

yang tidak diinginkan, riwayat gangguan kejiwaan sebelumnya, sosial ekonomi serta keadekuatan dukungan sosial dari lingkungannya (suami, keluarga dan teman).  Takut kehilangan bayinya atau kecewa dengan bayinya.

2.2 Tindakan Keperawatan Pada Ibu Postpartum TINDAKAN YANG BAIK UNTUK ASUHAN MASA NIFAS NORMAL PADA IBU DI RUMAH YAITU: 1. Kebersihan Diri a. Menganjurkan kebersihan seluruh tubuh. b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang air kecil atau besar. c. Menyarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika. d. Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya. e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka. 2. Istirahat a. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. b. Menyarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur. c. Menjelaskan kepada ibu bahwa kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal : 1) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi 2) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan 3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri 3. Latihan a. Mendiskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan merasakan lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung b. Menjelaskan bahwa latihan-latihan tertentu beberapa menit setiap hari dapat membantu mempercepat mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal, seperti: 1) Tidur telentang dengan lengan di samping, menarik otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai lima. Rileks dan ulangi 10 kali. 2) Untuk memperkuat otot vagina, berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot pantat dan dan panggul tahan sampai 5 kali hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan sebsnyak 5 kali. 3) Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan latihan sebanyak 30 kali. 4. Gizi Pendidikan untuk Ibu menyusui harus: a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup. c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui) d. Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin. e. Minum kapsul vit. A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASInya. 5. Perawatan Payudara Perawatan payudara untuk ibu postpartum dirumah yaitu : a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering. b. Mengenakan BH yang menyokong payudara.

c. d. e. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 6.

7.

Apabila putting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dari putting susu yang tidak lecet. Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan sendok. Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan: Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hanagat selama 5 menit. Urut payudara dari arah pangkal menuju putting atau gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah “Z” menuju putting. Keluarkan ASI sebagian dari nagian depan payudara sehingga putting susu menjadi lunak. Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI keluakan dengan tangan. Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui. Payudara dikeringkan. Hubungan Perkawinan atau Rumah Tangga Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap. Banyak budaya mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan. Keluarga Berencana Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun, petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Biasanya wanita tidak menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama menyusui. Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat dipakai sebelum haid pertamakembali Untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko cara ini adalah 2% kehamilan. Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, menggunakan kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu telah haid lagi. Sebelum menggunakan metode KB hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu: a. Bagaiman metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya b. Kelebihan/ keuntungan c. Kekurangannya d. Efek samping e. Bagaimana menggunakan metode ini. f. Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pasca salin yang menyusui Jika seorang ibu telah memiliki metode KB tertentu, ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi 2 minggu utuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu/ pasangan itu dan melihat apakah metode tersebut bekerja baik.

Kasimpulan Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam (Saifuddin,2002). Post portum/ masa nifas dibagi dalam 3 periode (Mochtar, 1998) yaitu puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan, purperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alatalat genetalia yang lamanya mencapainya 6 – 8 minggu dan remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil / waktu persalinan mempunyai komplikasi.

Related Documents

Kep Mat 7.docx
December 2019 11
Mat
October 2019 33
Mat
October 2019 39
Mat
November 2019 41
Mat
August 2019 46
Mat
June 2020 17

More Documents from ""

Appendix (1).pdf
May 2020 51
Pjr.docx
December 2019 64
Jr.docx
May 2020 54
Proposal Asma.docx
December 2019 58
Kirim 2.docx
June 2020 53