Kemuhammadiyahan 6. majelis pelayanan kesehatan umum (Pku) Majelis ini digerakkan oleh KH. Ahmad Dahlan dan murid muridnya atas kesadaran mengamalkan surat al-maun. KH.Ahmad Dahlan mendorong mencari anak fakir miskin, menyantuni dan menghimpun, memberikan sandang pangan, mendidik mereka sholat dan memberikan pekerjaan-pekerjaan yang positif. Ide ini diteruskan oleh murid KH. Ahmad Dahlan bernama KH Sudja dan ahkirnya berkembang memiliki banyak rumah yatim, rumah miskin, panti asuhan rumah sakit, dan balai kesehatan ibu dan anak (BKIA). Nama majelis ini sempat mengalami perubahan dari PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem) PKU (Pembina Kesejahteraan Umat), MKKM (Majelis Kesehatan Kesejahteraan Masyarakat), dan setelah muktamar 46 tahun pada tahun 2010 kembali menjadi Majelis PKU. Visi pengembangan Berkembangnya fungsi pelayanan kesehatan dan kesejahteraan yang unggul berbasis Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) sehingga mampu meningkatkan kualitas dan kemajuan hidup masyarakat khususnya kaum Dhu’afa sebagai aktualisasi dakwah Muhammadiyah. 7. majelis pelayanan sosial (MPS) Majelis ini bediri bersamaan dengan berdirinya muhammadiyah pada tahun 1912 dengan nama bagian penolong kesengsaraan oemoem (PKO). Adapun aktifitas PKO, dalam bidang kesehatan. Mendirikan Rumah Sakit dan Klinik. Bidang Sosial, mendirikan Panti Asuhan dan Rumah Miskin. Pada tahu 1956 majelis penolong kesengsaraan oemoem berubah nama menjadi majelis pembina kesengsaraan umat (majelis PKU). Kemudian pada tahun 1990 majelis pembina kesejahteraan umat berubah menjadi majelis pembina kesehatan. Dan majelis ini terus berubah nama sampai akhirnya perubahan nama terakhir pada tahun 2010, pasca muktamar 1 abad Muhammadiyah, oleh pimpinan pusat mengesahkan pembentukan majelis pelayanan sosial dengan pemekaran dari MKKM< menyertai disahkannya majelis pelayanan kesehatan umum. Visi: Berkembangnya fungsi pelayanan sosial yang unggul sehingga mampu meningkatkan kualitas dan kemajuan hidup masyarakat khususnya kaum dhu’afa sebagai aktualisasi dakwah muhammadiyah Misi: 1. Menggerakkan dan menyatukan seluruh pteni muhammadiyah untuk meningkatkan profesionalitas dalam pelayanan sosial. 2. Meningkatkan kualitas pelayanan dan kelembagaan sosial dilingkungan muhammadiyah 3. Mengembangkan kemitraan dan jejaring pelayanan sosial. 8. majelis ekonomi dan kewirausahaan Majelis ini dibentuk dalam rangka memajukan perekonomian warga dan anggota muhammadiyah sesuai yang tercantum dalam anggaran dasar muhammadiyah bab 2 pasal 3 ayat 8 yang berbunyi
“membangun masyarakat kearah perbaikan kehidupan dan pengembangan ekonomi suesuai dengan ajaran islam”. Adapun tugas dan fungsi majelis ini, diantaranya: 1. Merumuskan dasar tujuan dan sistem ekonomi islam 2. Menggiatkan kegiatan anggota-anggota muhammadiyah dalam bidang perekonomian anggota muhammadiyah yang berdiri diluar ikatan persyarikatan 3. Mendorong terbentuknya wadah atau organisasi perekonomian isla diluar persyarikatan 4. Memberikan bantuan dan bimbingan kepada organisasi tersebut dan menjalin hubunga kerja sama dengan muhammadiyah 5. Mengusahakan bantuan dan fasilitas kepada pemerintah dan badan-badan lain yang berhubungan dengan bidang ekonomi. 9. majelis wakaf dan kehartabendaan Muhammadiyah memiliki majelis wakaf dan keharta bendaan dimaksudkan agar barang wakaf dari pewakaf tetap lestari, abadi, mendatangkan kemanfaatan bagi agama, nusa dan bangsa. Dan orang yang wakaf tetap mendapat amal jariyah. Persyarikatan muhammadiyah sebagai pengemban amanat, menjaga, memelihara dan melestarikan kebaikannya.