Kembali ke Tanah Oleh: K Suheimi (71). I ْل إِذ َْ طِ ينْ مِ نْ بَش ًَرا خَالِقْ إِنِِّي لِل َم ََلئِ َك ِْة َربُّكَْ قَا 38:71. (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “SesungguhnyaْAkuْakanْmenciptakan manusia dariْtanah”.
Kita kembali kepada asal, bahwa manusia berasal dari saripati tanah. saya teringat satu peristiwa ketika hewan kesayangan saya di tabrak truk, hewan tersebut terkapar dan mati dengan mengenaskan. lalu hewan tersebut saya kuburkan kedalam tanah dan diatas tanah itu anak saya menanamkan batang pudding. Dengan tidak disangka, beberapa minggu kemudian bunga puding itupun kembali berdaun dengan rimbun serta nampak lebih semarak, dan apa yang di tanam di dekat batang pudingtersebut, tumbuh dan berkembang dengan suburnya. Menyaksikan tanah tempat tumbuhnya bunga yang mekar dan berbau harum, saya coba merenung beberapa minggu yang lalu, kedalam tanah tersebut saya kuburkan bangkai anjing yang berdarah-darah, remuk kepalanya dan pasti dia membusuk. semua sampah yang busuk-busuk di kuburkan ke dalam tanah, namun tanah yang menerima itu tak pernah marah, tak pernah gusar dan tak pernah mengomel, semua di terimanya dengan pasrah, bahkan ditempat mana bangkai itu masuk, disana pula tumbuh bunga. Ditempat mana sampah dan segala yang busuk-busuk di tanamkan, disana pula tumbuh pohon nan rindang. Sudah sebaikanya kita manusia dapat mewarisi sifat baiknya tanah. Demikian mulianya bumi dan tanah yang selalu membalas kebusukkan dan ke burukkan dengan kebaikkan dan keharuman. Dari tanah tumbuh segala yang baik, yang harum dan bermanfaat. Dirobahnya segala yang tidak perlu dan tidak bermanfaat menjadi barang yang berguna dan bernilai tinggi. Perhatikan jugalah tatkala cuaca buruk, gemuruh, petir, halilintar seakan-akan marah. Semua kemarahan itu dengan mudah ditawar oleh tanah, kelebihan muatan listrik yang ada dalam awan, guruh dan kilat yang sambar menyambar dengan sekejap dapat diredakan oleh bumi. Untuk menjinakkan semua itu cukup dengan membenamkan seutas kawat ke Bumi, Bumi akan meredam semua kemarahan itu dengan mudah ditawar oleh tanah, kelebihan muatan listrik yang ada dalam awan, guruh dan kilat yang sambar menyambar dengan sekejap dapat diredakan oleh bumi. Untuk menjinakkan semua itu cukup dengan membenamkan seutas kawat ke Bumi, Bumi akan meredam semua kemarahan. Mengapa Bumi dapat menenangkan dan meredam serta menetralisir semua gejolak dan kemarahan? Agaknya karena Bumi itu sabar, mau menerima dan mendengarkan, karena Bumi dan tanah itu tidak pemarah, walaupun Bumi dan tanah itu tempatnya paling di bawah dan paling rendah dan di injak-injak serta di rusak, selalu saja dia membalas dengan kebaikkan. Karena kesediaannya menjadi yang bawah, bersedia sebagai tempat luapan kemarahan menanggung yang buruk-buruk lalu menggantinya dengan sesuatu yang baik dan berguna. Sering kita melihat orang yang di bawah menjadi bulan-bulanan sebagai tempat tumpuan dan pelepas serta luapan emosi dari orang-orang yang berada diatasnya. Tapi sesungguhnya dia di butuhkan oleh atasan sebagai penyalur untuk menetralkan serta meredam emosi yang sedang meledak bergejolak. Dia dibutuhkan dan dia diperlukan sekalipun dia sering dimarahi dan ditumpukkan semua yang buruk-buruk padanya. Dia bagaikan tanah dan bumi. Karena sabar, tawakal dan pasrah itu pahit, tapi akan selalu berbuah manis, Dan saya kembali teringat akan petuah guru saya yang mengatakan: Sabarlah, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Dan bersdabar serta memaafkan jauh lebih baik daripada membalas. Untuk semua itu saya teringat akan sebuah firman suci_Nya dalam Al-Qur'an surat Asy Syuura ayat 39-40: Dan bagi orang-orang yang apabila mereka di perlakukan dengan zalim mereka membela diri Dan balasan satu kejahatan adalah kejahatan yang serupa maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas Allah, sesungguhnya dia tidak menyukai orang-orang yang zalim". Surat Al_Baqarah ayat 155 :"Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar".