Keluarga Binaan Anggi.docx

  • Uploaded by: Anonymous 5gCt3GNQI
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Keluarga Binaan Anggi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,381
  • Pages: 32
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA Tn. A KHUSUSNYA An. P DENGAN DIARE di RT 02 RW 01 KELURAHAN MARGODADI KEC. METRO SELATAN KOTA METRO

LAPORAN INDIVIDU PRAKTEK KEBIDANAN KOMUNITAS DI KELURAHAN MARGODADI

Disusun oleh : Nama : ANGGI MUTIARA NIM : 16340062P

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN UNIVERSITAS MALAHAYATI TAHUN 2017

LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA Tn. A KHUSUSNYA An. P DENGAN DIARE di RT 02 RW 01 KELURAHAN MARGODADI KEC. METRO SELATAN KOTA METRO

Disusun oleh : Nama : ANGGI MUTIARA NIM : 16340062P

Disetujui oleh :

Dosen Pembimbing

(Dainty Maternity. SST., M.Keb)

Pembimbing Lahan

(Utami Dewi, Amd. Keb)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala taufik dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan “Asuhan Kebidanan Komunitas Keluarga Pada Keluarga Tn. A dengan Diare pada Balita di Kelurahan Margodadi RW 02 RW 01 Metro Selatan ”. Penulis menyadari bahwa keberhasilan menyusun laporan ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak yang diberikan kepada penulis. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada : Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu selama penyusunan laporan ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Hal ini karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran yang bermanfaat guna perbaikan dan kesempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan.

Margodadi,

Mei 2017

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul Lembar persetujuan Kata Pengantar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Tujuan Umum dan Khusus C. Manfaat BAB II TINJAUAN TEORI BAB III HASIL PENGUMPULAN DATA DAN TINJAUAN KASUS BAB IV PEMBAHASAN BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Sasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada didalam keluarga dan masyarakat. Bidan memandang pasiennya sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik, sosial budaya dan lingkungan sekitarnya. Unsur-unsur yang tercakup dalam kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan, lingkungan, pengetahuan serta teknologi.

Perkembangan nasional dibidang kesehatan bertujuan untuk mencapai kemampuan untuk hidup sehat, bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan kesehatan masyarakat secara optimal diperlukan peran serta masyarakat dan sumber daya masyarakat sebagai modal dalam pembangunan

nasional,

termasuk

keluarga

sebagai

unit

terkecil

dari

masyarakat.Dalam upaya mewujudkan kesehatan masyarakat terutama dalam mencegah angka kematian ibu dan anak pemerintah mencanangkan program safe motherhood yang berupa 6 pilar sebagai realisasi kerja, antara lain : pelayanan keluarga berencana, asuhan antenatal, persalinan bersih dan aman, pelayanan obsetrik neonatal, pelayanan kesehatan dasar, dan pelayanan kesehatan primer dengan memberdayakan wanita.

Indonesia adalah salah satu negara berkembang, penyakit yang banyak diderita masyarakat terutama balita/anak-anak adalah diare. Masyarakat sering menyepelekan penyakit diare, diare dianggap sebagai penyakit biasa yang tidak membutuhkan penanganan khusus, padahal apabila mereka tahu betapa bahaya diare apabila dibiarkan dan tidak segera diobati. Diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor anatara lain karena adanya ketidak seimbangan pengangkutan air dan elektrolit, terjadi absorbsi, sekresi cairan dan elektrolit, terjadi kerusakan mukosa usus yang

berkepanjangan dan masih banyak lagi faktor penyebab lainnya. Gejala yang mungkin timbul dapat berupa BAB cair, kembung, panas, nyeri perut dan muntah. Apabila diare ini dibiarkan dapat menyebabkan dehidrasi, untuk itu penyakit diare tidak bisa dianggap penyakit biasa. Diharapkan apabila menderita diare langsung datang ke pelayanan kesehatan agar tidak terjadi komplikasi. B. Rumusan Masalah Asuhan Kebidanan Komunitas dalam konteks keluarga ini memiliki masalah yaitu: Kurangnya

pengetahuan

keluarga

mengenai

diare,

penyebab

dan

cara

penanganannya.

C. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat dan sejahtera. 2. Tujuan Khusus Untuk memberikan pengetahuan pada keluarga Tn. A terutama ibu mengenai penyebab dan cara penanganan diare.

D. Manfaat Dari Asuhan Kebidanan dalam konteks keluarga kepada keluarga Tn.A bermanfaat untuk: 1. Bagi keluarga Tn. A a. Meningkatakan pengetahuan dan kesadaran keluarga dalam mewujudkan kelurga yang bahagia, sejahtera dan berkualitas. b. Meningkatkan kesehatan balita dan keluarga. 2. Bagi mahasiswa a. Meningkatkan ketrampilan dalam kegiatan pelayanan kebidanan komunitas. b. Meningkatkan komunitas.

pengetahuan

dalam

pengelolaan

pelayanan

kebidanan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Konsep Keluarga 1. Pengertian Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, dimana antara satu dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan, maka akan berpengarung terhadap anggota-anggota yang lain dan keluarga-keluarga yang ada di sekitarnya (Effendi, 1998).

2. Bentuk Tipe Keluarga (Effendi, 1998) a. Keluarga inti (Nuclear Familly), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. b. Keluarga besar (ETtended Familly), adalah keluarga inti ditambah sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainnya. c. Keluarga berantai (Serial Familly), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti. d. Keluarga duda/janda (Composite), adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian. e. Keluarga berkomposisi, adalah yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama. f. Keluarga kabitas (Cabitation), adalah dua orang yang menjadi satau tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga. 3. Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga Pemegang kekuasaan keluarga menurut (Effendi, 1998):

a. Patrikal, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah. b. Matrikal, yang dominan memegang kekuasaan dalah keluarga adalah pihak ibu. c. Equalitarian, yang dominan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah dan ibu.

4. Peranan Keluarga Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Menurut (Effendi, 1998) penaran dalam keluarga adalah: a. Peranan ayah Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, pecari nafkah, pendidik, pelindung, kepala keluarga, anggota dari kelompok sosialnya, anggota masyarakat dari lingkungannya. b. Peranan ibu Sebagai istri dan ibu dari anak-anak, mengurus rumah tangga, mengasuh dan pendidik, pelindung dari salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masnyarakat dari lingkungannya, pencari nafkah tambahan dalam keluarga. c. Peranan anak Melaksanakan peranan psikososial sesuai tingkat perkembangan baik fisik, mental maupun spiritial.

5. Fungsi Keluarga a. Fungsi biologis Untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memenuhi kebutuhan gizi keluarga, memelihara dan merawat anggora keluarga. b. Fungsi psikologis a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.

b) Memberikan kasih sayang diantara anggota keluarga.

c. Fungsi sosial a) Membina sosialisasi pada anak. b) Membentuk norma tingkah laku sesuai tingkat perkembangan anak.

d. Fungsi ekonomi a) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga. b) Mencari sumber penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga. c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang.

e. Fungsi Pendidikan a) Menyekolahkan anak untuk membekali pendidikan, ketrampilan dan membentuk perilaku sesuai bakat dan minat yang dimilikinya. b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang, memenuhi peranannya sebagai orang dewasa. c) Mendidik anak sesuai tingkat perkembangannya.

6. Gambaran Keluarga Sehat Gambaran keluarga sehat dapat dikemukakan sebagai berikut: a.

Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental maupun sosial.

b.

Cepat meminta bantuan tenaga kesehatan atau unit pelayanan kesehatan bila timbul masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga.

c.

Di rumah tersedia kotak berisi obat-obatan sederhana untuk P3K.

d.

Tinggal di rumah dan lingkungan yang sehat.

e.

Selalu memperhatikan kesehatan keluarga dan masyarakat.

Seorang bidan yang bekerja di komuniti harus mengetahui data wilayah kerjanya, data tersebut mencakup komposisi keluarga, keadaan sosial, ekonomi, adat kebiasaan, kehidupan beragama, status kesehatan serta masalah ibu dan anak balita. Keberhasilan bidan yang bekerja dibidang komuniti tergantung pada peningkatan kesehatan ibu dan anak balita di wilayah kerjanya.

Sasaran umum kebidanan komunitas asalah ibu dan anak dalam keluarga. Menurut undang-undang no.12 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya. Di dalam kesehatan keluarga, kesehatan istri mencakup kesehatan masa pra kehamilan, persalinan, pasca persalinan dan masa di luar masa kehamilan (masa interfal) serta persalinan. Upaya kesehatan ibu dan anak dilakukan melalui peningkatan kesehatan anak dalam kandungan, masa bayi, masa balita dan masa pra sekolah.

B. Konsep Manajemen Asuhan Keluarga Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan manajemen yaitu suatu metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan tndakan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan. Langkah-langkah kebidanan komunitas: 1. Identifikasi masalah Dalam identifikasi masalah bidan melakukan pengumpulan data berdasarkan sumber data, pengumpulan dilakukan secara langsung di masyarakat (data subyektif) dan secara tidak langsung (data obyektif). Data subyektif didapat dari informasi yang langsung diterima dari masyarakat melalui wawancara. Data obyektif adalah data yang diperoleh dari hasil obserfasi pemeriksaan dan penelaahan catatan keluarga, masyarakat dan lingkungannya.

Kegiatan yang dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan data ini adalah pengumplan data tentang keadaan kesehatan desa dan pencatatan data keluarga sebagai sasaran pemeriksaan. 2. Data Desa Data desa meliputi: a. Wilayah desa (Luas, keadaan geografi, jarak desa dan fasilitas kesehatan pemeriksaan). b. Penduduk (jumlah, komposisi penduduk, jumlah keluarga, mata pencaharian, pertumbuhan penduduk, dinamika penduduk). c. Status kesehatan (angka kematian, jenis dan angka kesaktan ibu, anak dan balita). d. Keadaan lingkungan (jumlah sarana air minum, jumlah jamban keluarga, pembuangan sampah dan kotoran, pembuangan tinja dan kondisi tinja). e. Sosial ekonomi (pendidikan, pendapatan perkapita, organisasi dari lembaga swadaya masyarakat yang ada, media komunikasi yang dimiliki masyarakat). f. Data keluarga g. Pemeriksaan fisik anggota keluarga yaitu ibu, bayi dan balita. h. Pemeriksaan lingkungan keluarga (rumah, pekarangan, pembuangan sampah dan kotoran).

3. Analisa dan Perumusan Masalah Setelah data dikumpulkan dan dicatat sebagai syarat dengan ditetapkan masalah kesehatan lingkungan di komuniti. a. Analisis Tujuan analisis adalah menggunakan data yang terkumpul dan mencari kaitan satu dengan lainnya sehingga ditemukan berbagai masalah, melalui proses analisis ditemukan jawaban tentang hubungan antara penyakit atau kasus kesehatan dengan lingkungan keadaan sosial budaya (perilaku). Pelayanan kesehatan serta faktor keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan.

b. Perumusan Masalah Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil analisi. Dalam rumusan masalah mencakup masalah utama dan penyebabnya serta masalah potensial.

4. Rencana dan Tindakan Bila sudah diketahui masalah utama kesehatan lingkungan serta penyebannya, maka disusun rencana dan tindakan yang dilakukan. Tindakan dilakukan berdasarkan rencana yang disusun: a. Rencana Rencana untuk pemecahan masalah kesehatan lingkungan di komunitas dapat dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan, dan evaluasi. Untuk pencapaian tujuan tersebut perlu ditetapkan sasaran, maka disusun rencana pelaksanaan. Di dalam pelaksanaan mencakup: 1) Pemeliharaan kesehatan lingkungan. 2) Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang diberikan pada keluarga. Untuk mengetahui hasil suatu upaya, maka perlu ditentukan kriteria keberhasilan, kriteria ini ditetapkan di dalam rencana evaluasi tercakup: a) Tingkat kesehatan lingkungan. b) Frekuensi penyuluhan. c) Partisipasi keluarga dalam bentuk tindakan. b. Tindakan Di dalam pelaksanaan kegiatan, bidan harus memonitor perkembangan dan perubahan yang terjadi terhadap lingkungan kemungkinan penetapan tujuan juga tidak tepat, bila hal ini terjadi, maka perlu dilakukan modifikasi dan juga menyebabkan perubahan dalam melaksanakan tindakan dan evaluasi.

5. Evaluasi Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu pengkajian dinyatakan berhasil bila

evaluasi menunjukan data yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Bila tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji kembali penyebabnya. Bila kegiatan berhasil mencapai tujuan maka identifikasi dilakukan dalam mengantisipasi kemungkinan terjadi masalah lain yang timbul akibat keberhasilan tersebut.

C. Diare Diare adalah buang air besar (Defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendrawanto, 2007). Diare merupakan suatu keadaan terjadinya imflamasi mukosa lambung atau usus (C.L Betz & L.A Suwden, 2009). Menurut WHO 2008, diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsis tensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 2006). Etiologi 1. Faktor infeksi 

Infeksi enterel Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E.coli, salmonella, shigella, compylobacter, yersinia, aeromanas, dsb). Infeksi virus (endovirus, adenovirus, rotavirus, astovirus, dll). Infeksi parasit (E.hystolytica, G.lambia, T.hominis) dan jamur (C.albicans).



Infeksi parenteral Merupakan infeksi diluar sitem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti OMA, tonsilitis, bronkopneumonia, ensofalitis, dan sebagainya.

2. Faktor malabrorbsi Malabsorbsi karbohidrat yakni disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sikrosa), monosakarida (intoleransi alukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Disamping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein. 3. Faktor makanan Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan besi, beracun, dan alergi terhadap jenis makanan tertentu. 4. Faktor psikologis Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas). Patofisiologi Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah : 

Gangguan osmotik Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.



Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam usus dan selanjutnya timbul diare karena peningkatan isi lumen usus.



Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila paristaltik usus

menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula. Manifestasi klinis Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, trematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimia berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseorang yang kekurangan cairan akan mersana haus, berat badan berkurang, mata cekuns, lidah kering, tulang pipi tampak menonjo, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak, keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik. Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang, mengakibatkan penurunan PH darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat lebih dalam (pernapasan kusmaul). Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat terjadi berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (>120x/mnit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur, pasien mulai gelsah, muka pucat, akral dingin dan kadangkadang sianosis karena kekurangan kalium. Pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung, penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul diguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut. D. Konsep Permasalahan Keluarga Setelah dilakukan pengkajian dan ditemukan permasalahan dalam keluarga Tn.A yaitu diare pada anak Tn.A yang masih berusia 4 tahun.

BAB III TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN. A DENGAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN MARGODADI RT 02 RW 01 METRO SELATAN

A. Pengkajian (kunjungan I) Tanggal

: 18 Mei 2017

Waktu

: 14.30 – 15.30

Tempat

: Kelurahan Margodadi RT 02 RW 01 Metro Selatan

1. Identitas Identitas ayah Nama

: Tn. A

Umur

: 28 Tahun

Suku

: Jawa

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Wiraswasta

Alamat

: Kelurahan Margodadi RW 01 RT 02 Metro Selatan.

Identitas ibu Nama

: Ny. N

Umur

: 26 Tahun

Suku

: Jawa

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: IRT

Alamat

: Kelurahan Margodadi RW 01 RT 02 Metro Selatan.

Identitas anak Nama

: An. P

Umur

: 4 tahun 3 bulan

Suku

: Jawa

Agama

: Islam

Pendidikan

: Belum Sekolah

Pekerjaan

: Belum Bekerja

Alamat

: Keluran Margodadi RW 01 RT 02 Metro Selatan.

2. Daftar Anggota Keluarga Na ma Tn

Hub.

L

Keluarg

/

a

P

Suami

L

Umur

Pendapa

Tahun

tan

28 tahun

Tidak

.A Ny

IMUNISASI Agama

Pekerjaan

Islam

swasta

BCG

HB

DPT

1,2,3

1,2,3





Polio

Campak





menentu Istri

P

26 tahun

-

Islam

IRT

Anak

P

4 tahun

-

Islam

-

.N An



.P

3.

Tipe Keluarga

4.

Sifat Keluarga

: Keluarga Inti

a. Anggota keluarga yang mengambil keputusan

: Suami dan Istri

b. Kebiasaan hidup sehari-hari 1) Kebiasaan makan a) Waktu makan

: ( teratur )

b) Frekuensi makan

: 3 kali/hari

c) Jenis makanan 

Makanan pokok

: Nasi



Lauk pauk

: Tahu, tempe, ikan asin, ayam,

telur 

Sayuran

: Bayam, kangkung, wortel, sawi

dll. 

Buah-buahan

: Jeruk, Pisang, Pepaya, Mangga

dll. 

Susu

: Selalu ada



Makanan tambahan/selingan

: ada, snack

d) Cara pengolahan makanan 

Memenuhi syarat makanan

: belum sesuai

Karena, ibu dalam memasak sayur memasaknya terlalu matang dan suka berulang kali di panaskan, serta banyak menambahankan penyedap rasa terlalu banyak 

Menu dalam seminggu

: Bervariasi



Makan garam beryodium

: Ya



Kebiasaan cuci tangan

:

Sebelum makan

:Ya,dengan air dan sabun

Sesudah makan

:Ya,dengan air dan sabun.

e) Makanan pantangan dalam keluarga : Tidak ada f) Kebiasaan minum keluarga 

Jenis minuman

: : air putih, teh, susu dan kopi,

jumlah ± 2000 cc/hari 

Contoh menu keluarga

:

Nasi, sayur bening/ sop,ayam goreng, tumis, sayur santan, tahu, tempe, sambal, lalapan 

Sarana hiburan keluarga



Tempat BAK dan BAB keluarga :

: TV, Radio.

Tempat BAB

: WC

Tempat BAK

: WC

g) Hygiene perorangan/ keluarga: 

Kebiasaan mandi

: 2 kali/ hari



Kebiasaan Gosok Gigi

: 2 kali/ hari



Kebiasaan mencuci rambut

: 3 kali/ minggu



Penggunaan alas kaki

: ya ( sandal, sepatu)



Kebiasaan Keluarga yang Merugikan ( merokok, berjudi, minumminuman keras, dll ) : tidak ada

B. FAKTOR EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA DALAM KELUARGA 1. Penghasilan

Penghasilan dalam satu bulan a. Ayah

: Tidak menentu

b. Ibu

:Rp -

c. Anggota Keluarga lain

:Rp-

2. Kegiatan Sosial Kemasyarakatan a. Kedudukan kepala keluarga (KK) dalam kemasyarakatan

: warga biasa.

b. Partisipasi keluarga dalam kegiatan kemasyarakatan

: aktif

3. Kebiasaan dalam keluarga berkaitan dengan budaya

:-

C. RIWAYAT KESEHATAN DALAM KELUARGA 1. Riwayat kesehatan anggota keluarga (tiga bulan terakhir)

:Tidak ada.

2. Kebiasaan memeriksakan diri a. Waktu

: Saat sakit saja.

b. Tempat

: Puskesmas/ Rumah Sakit.

c. Alasan

: Karena menurut ibu jika tidak sakit, tidak

memerlukan pemeriksaan kesehatan. 3. Kesehatan ibu dan anak a. Keluarga Berencana 

Pasangan Usia Subur

: Ada



Umur PUS

: 43 tahun



Pernah mendengar KB

: Ya

b. Data Keluarga Berencana No 1.

Tahun Pasang 2013

Metode IUD

Oleh Bidan

Tahun

Oleh

Lepas -

4. Pemeriksaan Bayi dan Balita a. Mempunyai bayi

: tidak

b. Mempunyai balita

: ya, 1 orang

c. Pemeriksaan / kunjungan ke

: Puskesmas / bidan

-

Keterangan -

d. Alasan

: lebih dekat

e. Pemeriksaan dilakukan

: Saat imunisasi

f. Frekuensi pemeriksaan

: hanya saat sakit dan imunisasi

g. Mempunyai buku KIA

: ada

h. Buku KIA di isi oleh

: petugas kesehatan

i. Menimbang bayi

:-

j. Menimbang balita

: dilakukan

k. Berat badan balita hasil penimbangan di KMS : Normal l. Status imunisasi  Lengkap

: Ya

 Tidak, alasan

:-

m. Status gizi balita (berdasarkan buku KIA)

: Sedang.

n. Pemberian tablet vitamin A  Sudah o. Belum diberikan alasan

: 2 kali :-

p. Jenis makanan yang dikonsumsi balita setiap hari : balita mau makan dan mengkonsumsi susu formula. q. Pengadaan makanan untuk balita

: memasak sendiri

Lengkap Sumber. Pemberian makanan tambahan : 

Ada, jenis

: bubur,susu, roti

tidak, alasan tidak ada pantangan makanan untuk balita. r. Pertumbuhan dan perkembangan (Tumbang) balita : s. Tingkat pertumbuhan dan perkembangan balita menurut ibu : Normal t. Ibu/keluarga mengetahui cara-cara menstimulasi dan mendeteksi dini Tumbang pada balita :Ya, caranya dengan rajin mengajak komunikasi pada anak, dan memperkenalkan alam sekitar kepada anak, serta mengajari anak bersosialisasi dengan teman-temannya. u. Informasi tentang stimulasi dan deteksi dini tumbang dari : Media cetak,TV. Radio,Penyuluhan,dan Konseling Petugas Kesehatan

5. Observasi balita a. Balita usia : 4-5 tahun b. Anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Anak mampu menulis, memasang baju sendiri, melompat, berbicara dengan baik serta mampu bersosialisasi dengan orang tua serta teman sebayanya. c. Hasil observasi perkembangan kemampuan balita Normal

D. IDENTIFIKASI MASALAH DAN DIAGNOSIS DS

: ibu mengatkan bahwa sudah 2 hari ini putranya mengalami diare yang encer

dan berlendir sampai putrinya lemas. DO

:

Keadaan umum : anak tampak lemas Kesadaran

: composmentis

BB

: 18 Kg

TB

: 116 cm

TTV

: T : 36,5ºC N : 81 x/mnit RR : 20 x/mnit

BAB

: 7x/hari, konsistensi cair dan berlendir, bau khas

BAK

: 4x/hari

Pemeriksaan Fisik :

Muka

: Muka tampak pucat dan lesu, terba panas.

Mata

: Mata simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera putih.

Mulut dan gigi : Bibir kering, tidak terdapat stomatitis, terdapat karies gigi, gigi belum tumbuh lengkap. Abdomen

: Warna kulit sama dengan warna kulit sekitar, perut kembung.

Dx

: An “ P ” umur 4 tahun dengan diare.

E. INTERVENSI Tanggal Tujuan

: 18 Mei 2017

Jam

:14.30 wib

: setelah dilakukan tindakan kebidanan ± selama 1 minggu, diare dapat

teratasi Kriteria hasil : 1. Dehidrasi teratasi 2. Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi 3. Diare teratasi 4. TTV dalam batas normal Intervensi dan rasional : 1. Bina hubungan baik dengan pasien dan keluarga R/ meningkatkan rasa saling percaya antara pasien dan tenaga kesehatan 2. Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih

R/ menggantikan kebutuhan cairan yang dibutuhkan tubuh karena BAB yang terus menerus 3. Periksa TTV terutama suhu dan nadi R/ parameter untuk deteksi adanya komplikasi 4. Anjurkan ibu untuk memberikan makanan rendah serat pada anak R/ makanan yang berserat dapat memperpanjang masa diare 5. Berikan oralit pada anak R/ mencegah terjadinya kekurangan cairan tubuh sebgai akibat diare 6. Ajarkan ibu cara membuat larutan garam gula R/ mencegah terjadinya kekurangan cairan tubuh sebagai akibat diare 7. Anjurkan anak untuk istirahat yang cukup R/ pemenuhan kebutuhan istirahat tidur 8. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri pada anak R/ meningkatkan rasa nyaman pada anak 9. Anjurkan ibu untuk meminumkan obat yang sudah didapat dari puskesmas sesuai aturan R/ mempercepat proses penyembuhan pada anak. F. IMPLEMENTASI Tanggal

: 18 Mei 2017

jam

:15.00 wib

1. Membina hubungan baik dengan pasien dan keluarga pasien dengan mendengarkan apa yang dikeluhkan oleh pasien 2. Menganjurkan kepada pasien atau anak untuk banyak minum air putih yakni setiap setelah buang air besar minimal satu atau dua gelas air putih 3. Memeriksa TTV berupa suhu dan nadi 4. Mengajarkan kepada ibu untuk memberikan makanan rendah serat pada anak seperti bubur nasi atau nasi dan telur 5. Memberikan oralit pada anak 6. Mengajari ibu cara membuat larutan gara gula yakni 1 gelas air matang, masukan dua sendok teh gula pasir dan seujung sendok teh garam dapur kemudian diaduk rata. 7. Menganjurkan kepada anak untuk istirahat yang cukup minimal sehari 10-11 jam 8. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan diri pada anak 9. Menganjurkan ibu untuk meminumkan obat yang sudah didapat dari Puskesmas. G. EVALUASI Tanggal S O

: 19 Mei 2017

jam

: ibu pasien mengatkan mengerti dengan penjelasan yang diberikan :

keadaan umum : anak tampak lemas kesadaran

: composmentis

BB

: 22 Kg

TB

: 116 cm

TTV

: 14.30 wib

: T : 37,5ºC

N : 81 x/mnit RR : 20 x/mnit BAB

: 7x/hari, konsistensi cair dan berlendir, bau khas

BAK

: 4x/hari

Pemeriksaan fisik : 1. muka tampak pucat dan lesu, teraba panas 2. mata sayu 3. bibir kering 4. perut kembung A

: An “ P ” umur 4 tahun dengan diare.

P

: lanjutkan intervensi no 2,3,4,5, dan 9

CATATAN PERKEMBANGAN 1. Tanggal : 20 Mei 2017 Jam S

: 15.00 wib : ibu mengatkan bahwa anaknya masih mencret, cair dan darah dalam

seharian ini anak sudah buang air besar sebanyak 5 kali O

:

KU

: anak tampk lemas

TTV

: S : 37,5ºC

N

: 83 x/mnit

RR

: 17 x/mnit

Pemeriksaan fisik : 

muka tampak pucat dan lesu, teraba panas



mata sayu



bibir kering



perut kembung

A

: An “ P ” umur 4 tahun dengan diare.

P

: lanjutkan intervensi no 2,3,4,5, dan 9

2. Tanggal : 21 Mei 2017

Jam

: 15.00 wib

S : ibu mengatkan bahwa kondisi anaknya semakin membaik. Seharian ini anaknya hanya buang air besar 1 kali tetapi tetap encer dan tidak berlendir. O

:

KU

: anak tampak lemas

TTV

: S : 37,5ºC N : 76 x/mnit RR : 17 x/mnit

Pemeriksaan fisik : 

muka tampak pucat



bibir tidak kering



perut tidak kembung

A

: An “ P ” umur 4 tahun dengan diare masalah teratasi sebagian

P

: lanjutkan intervensi no 3,5, dan 9

3. Tanggal :22 Mei 2017 S

Jam

: 14.30 wib

: ibu mengatkan bahwa anaknya sudah tidak mencret lagi dan sudah bisa

bermain lagi O

:

KU TTV

: anak tampak sehat : S : 36ºC N : 80x/mnit RR : 18 x/mnit

Pemeriksaan fisik : 

muka tidak pucat



mata tidak sayu



bibir lembab



perut tidak kembung

A : An “ M ” umur 4 tahun 3 bulan dengan diare masalah teratasi P

: hentikan intervensi, masalah teratasi

BAB IV PEMBAHASAN

Keluarga Tn.A tinggal dirumah sendiri dengan kondisi rumah permanen dengan lantai keramik sampai dapur. Keluarga Tn.A merupakan kumpulan keluraga inti. Dalam keluarga Tn.A memiliki masalah yaitu mengenai kurangnya pengetahuan ibu tentang diare pada balita. Setelah dilakukan identifikasi masalah, lalu muncul masalah utama dalam keluarga Tn.A yaitu masalah kurangnya pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi balita,kemudian dilakukan beberapa tindakan untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan melakukan sosialisasi. Dan setelah dilakukan sosialiasasi, maka sekarang keluarga Tn A terutama pada Ny. N sudah mengetahui mengenai apa itu diare, penyebab diare dan cara penanganan diare.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Asuhan kebidanan komunitas memfokoskan pemberian pelayanan pada setiap keluarga yang berada dalam wilayah kerjanya. Bentuk pemberian pelayanan yang dilaksanakan adalah menyelesaikan berbagai permasalahan di bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak. Kegiatan-kegiatan tersebut tentunya bertujuan akhir untuk menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi. Dari berbagai penyuluhan

yang telah dilakukan diharapkan akan mampu meningkatkan

pengetahuan masyarakat mengenai permasalahan kesehatan mereka sehingga diharapkan masyarakat akan lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di lingkungannya. Begitu juga dengan keluarga Tn.A setelah dilakukan beberapa tindakan untuk menyelesaikan masalah yang ada, kini keluarga Tn.A sudah lebih memahami apa dan bagaimana cara mengatasi masalah kesehatannya.

B. Saran 1. Kepada Mahasiswa Mahasiswa diharapkan lebih dapat menggali lebih dalam lagi mengenai kesehatan keluarga dan meningkatkan pengetahuan mengenai asuhan kebidanan pada keluarga. 2. Kepada Keluarga Dengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan keluarga dapat mengenali masalah kesehatan serta mampu mencari penyelesaian secara mandiri.

3. Kepada Institusi Pendidikan Institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan bimbingan yang dapat memberikan semangat bagi para mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Nasrul Effendy. (1998). Dasar-dasar kesehatan masyarakat. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Saifudin, Abdul Bahri. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta : JHPIEGO.

Utami Roesli, 2009. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta : Banyu Media.

Varney, Hellen. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC

LEMBAR KONSUL NO

KETERANGAN

PARAF

Related Documents


More Documents from ""

Metode Khusus.docx
May 2020 5
1..docx
May 2020 5
18.docx
May 2020 5
7..docx
May 2020 5
Gangguan Sistem.ppt
May 2020 14