Kelompok V Yenni Viana Ekayanti Irsan Fachrul Hidayat

  • Uploaded by: Wistra Pranata
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok V Yenni Viana Ekayanti Irsan Fachrul Hidayat as PDF for free.

More details

  • Words: 591
  • Pages: 14
KELOMPOK V YENNI VIANA EKAYANTI IRSAN FACHRUL HIDAYAT

Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan. Perawat yang memiliki keterampilan berkomunikasi secara terapeutik tidak saja akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, memberikan kepuasan professional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan cinta profesi keperawatan serta citra rumah sakit, tetapi yang paling penting adalah mengamalkan ilmunya untuk memberikan pertolongan terhadap sesama manusia.

Untuk berkomunikasi secara efektif, perawat pertama harus mengakui dan menerima kerentanan diri mereka sendiri. Sebagaimana manusia, perawat juga merasakan emosi kesedihan, takut dan frustasi. Perawat mempunyai tanggung jawab untuk mendorong klien manyatakan, untuk menunjukkan bahwa ia menerima respon klien terhadap situasi, dan ia menyampaikan bahwa ia terlibat secara emosi. Klien yang menderita cenderung berespons positif pada perawat yang meresponsnya. Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif tidak timbul secara otomatis, namun kemampuan ini merupakan seni yang direncanakan dan dipelajari yang melibatkan praktik dan perawatan.

Persepsi dan Pemahaman Klien dan Anggota Keluarga Tentang Pembedahan Perawat harus mempersiapkan klien dan keluarganya untuk menghadapi operasi. Dengan mengidentifikasi pengetahuan, harapan, dan persepsi klien, memungkinkan perawat merencanakan penyuluhan dan tindakan untuk mempersiapkan emosional klien. Apabila klien dijadwalkan menjalani bedah sehari, pengkajiannya dapat dilakukan di ruang praktik dokter atau dirumah klien. Setiap klien merasa takut untuk datang ke tempat pembedahan.

Perawat menanyakan gambaran pemahaman klien tentang pembedahan dan implikasinya. Perawat dapat mengajukan pertanyaan seperti “ceritakan pada saya, menurut anda apa yang akan terjadi sebelum dan sesudah pembedahan”, atau “jelaskan apa yang anda ketahui tentang pembedahan”.

KOMUNIKASI TERAPEUTIK Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang medorong proses penyembuhan klien (depkes RI, 1997). Dalam pengertian lain menyatakan bahwa komunikasi terapeutik adalah proses yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya diputuskan pada klien. Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak yang memberikan pengertian antara perawat dengan klien.

Tujuan komunikasi terapeutik Membantu klien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila klien percaya pada hal yang diperlukan. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya.Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri

Karakteristik komunikasi terapeutik Ikhlas Empati Hangat

Manfaat Komunikasi Terapeutik Manfaat komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan menganjurkan kerja sama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien. Mengidentifikasi. mengungkap perasaan dan mengkaji masalah dan evaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat.

Fase - fase dalam komunikasi terapeutik 1. Orientasi (Orientation) 2. Kerja(working) 3. Termination(penyelesaian)

ASPEK LEGAL DALAM PEMBEDAHAN Informed Consent Aspek legal adalah hal yang penting dalam melaksanakan pembedahan untuk mengantisipasi kemungkinan dampak yang akan terjadi. Melalui surat persetujuan dilakukannya tindakan (informed consent), berbagai informasi berbagai sifat, prosedur yang akan dilakukan, adanya pilihan terhadap prosedur pembedahan, serta resiko terhadap pilihan dari pembedahan dapat diketahui oleh pasien. Informed consent pada dasarnya bertujuan untuk melindungi pasien dari tindakan yang dilakukan, serta melindungi tim pembedahan dari pengaduan atau tuntutan hukum.

Pasien secara pribadi menandatangani consent tersebut jika dia telah mencapai usia legal dan mampu secara mental. Bila pasien dibawah umur, atau tidak sadar, atau tidak kompeten, izin harus didapat dari anggota keluarga yang bertanggung jawab atau wali yang sah. Individu di bawah umur dengan kondisi khusus (menikah atau yang dapat menghidupi dirinya sendiri) dapat menandatangani surat izin tersebut. Peraturan negara bagian dan kebijakan lembaga hukum harus dipatuhi.

Proses consent ini dapat dilengkapi dengan membeikan materi audiovisual untuk melengkapi diskusi, dengan memastikan bahwa kata-kata formulir consent tersebut dapat dipahami, dan dengan menggunakan strategi dan sumber-sumber lain sesuai dengan kebutuhan untuk membantu pasien mengeti.

TERIMA KASIH

Related Documents

Yenni
July 2020 5
Yenni Pros
November 2019 12
Hidayat-tugas
April 2020 21
Hidayat Saleh
October 2019 43
Hidayat Almurtab
November 2019 32

More Documents from ""