Kelompok: Anggita Ceizky Fikri

  • Uploaded by: Fikri Rchmnfz
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok: Anggita Ceizky Fikri as PDF for free.

More details

  • Words: 422
  • Pages: 17
Kelompok : Anggita Ceizky Fikri

Situasi Arsitektur Menjelang Kemerdekaan Indonesia Situasi arsitektur yang berkembang menjelang kemerdekaan banyak dipengaruhi oleh situasi global khususnya melanda Negeri Belanda.

Central Station, Solo

W.Lemei, Kantor Gubernur Surabaya

Ciri Ciri Ciri-ciri fungsionalism paling kentara yang dapat dilihat

Ciri

Herman Thomas Karsten Gedung Asuransi Jiwa Sraya (th. 1920)

CG. Citroen Kantor NIS (nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij ) (th 1927)

W.Lemei R.S Karyadi th. 1924

Oei Tiong Ham Concern (th 1937)

Herman Thomas Karsten PT. Djakarta Llyodd (th 1930)

Situasi Politik ■

Situasi politik dari sebuah negara yang baru merdeka selalu diidentikkan dengan pandangan politik pemimpin negaranya.



Ir. Soekarno sesuai dengan background pendidikannya memiliki ketertarikan terhadap pendidikannya memiliki ketertarikan terhadap pembentukan wajah negara melalui desain bangunan dan lingkungan



Terjadi Patronase, yaitu arsitektur yang mencitrakan ruang dan bentuk didalamnya sesuai dengan pandangan dan arahan politik dari pemimpinnya

Awal Pembentukan Jati Diri Arsitektur Indonesia ■

Awal kemerdekaan merupakan masa renaisans arsitektur Indonesia



Menggubah ulang apa yang sudah menjadi pakem (norma) arsitektur pada masa itu yaitu Arsitektur Kolonial khususnya standar - standar yang dirumuskan BOW (Burgerlijke Openbare Werken)



Membuat sesuatu yang mencirikan Indonesia diantara keteraturan Fungsionalism

Perkembangan Bentuk Arsitektur ■ Perkembangan Bentuk Arsitektur Era 1950an

Hotel Bali Beach, Sanur Hotel Borobudur, Jakarta

Hotel Ambarukmo



Perkembangan Bentuk Arsitektur Era 1950an

Kebayoran Baru, Jakarta

Rumah Jengki di Sarangan

Proyek tugu-tugu di Jakarta merupakan proyek yang menunjukkan bagaimana estetika kota dibangun

Perkembangan Arsitektur Era 1960an ■

Karakter arsitektur Indonesia diarahkan pada Demokrasi Terpimpin yang cenderung sosialis.



Conefo (Conference of New Emerging Force) menggiring Indonesia pada proyek-proyek mercusuar yang terarah.

Masjid Istiqlal dibangun oleh Frederich Silaban

Tugu Peringatan Nasional dibangun di areal seluas 80 hektar. Tugu ini diarsiteki oleh Soedarsono dan Frederich Silaban, dengan konsultan Ir. Rooseno, mulai dibangun Agustus 1959, dan diresmikan 17 Agustus 1961 oleh Presiden RI Soekarno. Monas resmi dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975.

Gelora Bung Karno dahulu merupakan Fasilitas GANEFO (Games of New Emerging Forces), dibangun th 1958 oleh konsorsium Rusia. Filosofis bentuk bulat dan 8 buah jalan menurut mata angin sebagai simbol kekuatan CONEFO.

•2-3 dasawarsa setelah kemerdekaan merupakan suatu masa dimana arsitektur Indonesia mencari bentuk dan identitas di tengah mainstream arsitektur modern yang tengah mainstream arsitektur modern yang tengah berkembang. •Arsitek mencoba memberikan aspek filosofis pada prinsip-prinsip arsitektur modern yang mengutamakan fungsional, struktural, pure.

■ Ciri-ciri arsitektur 2-3 dasawarsa paska kemerdekaan Indonesia adalah : ■ –Fungsional ■ –Struktural ■ –Jujur (pure)

■ –Humanis ■ –Elemen dekoratif telah melebur pada elemen fungsional ataupun struktural ■ –Melakukan pengolahan ulang terhadap bentukbentuk elemen arsitektur tropis.

Related Documents


More Documents from "Hazard Fikri"

Lansia.ppt
May 2020 10
Arsitektur.docx
June 2020 7
Doc28.docx
June 2020 11
Gambar.docx
June 2020 10
Gambar.docx
May 2020 9