260110160129_aslamnur Fikri Ramadhana.docx

  • Uploaded by: Aslamnur Fikri Ramadhana
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 260110160129_aslamnur Fikri Ramadhana.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,158
  • Pages: 4
TINGKAT KONSUMSI MINUMAN ENERGI OLEH MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN Aslamnur Fikri Ramadhana

Abstrak Minuman energi adalah jenis minuman yang ditujukan untuk menambah energi orang yang mengkonsumsinya. Minuman energi biasanya tersedia dalam kemasan botol dan kaleng dan dapat ditemukan di berbagai warung dan minimarket dengan harga yang terjangkau. Bagi beberapa kalangan, minuman energi diminum dengan tujuan untuk mencegah kantuk, meningkatkan kesegaran badan, dan menambah tenaga saat berolahraga. Banyak mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran yang melakukan berbagai aktivitas di berbagai organisasi seperti BEM, BPM, organisasi keagamaan, UKM, dan KKM di tingkat universitas maupun fakultas. Aktivitas tersebut dan perkuliahan sehari-hari banyak menyita waktu dan tenaga mahasiswa sehingga perlu diketahui apakah mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran mengkonsumsi minuman energi dan tingkat konsumsinya. Metode penelitian yang digunakan adalah survey deskriptif, sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada responden. Kata kunci: minuman energi, mahasiswa, kuesioner

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Minuman energi adalah salah satu jenis minuman yang sering dikonsumsi masyarakat. Biasanya minuman ini dikonsumsi untuk mencegah kantuk, menambah tenaga, dan menyegarkan badan untuk melakukan berbagai aktivitas. Minuman ini dapat ditemukan di warung, minimarket, dan supermarket dengan harga yang terjangkau. Di pasaran sendiri terdapat banyak merek minuman energi yang beredar, seperti Kratingdaeng, Red Bull, Monster Energy, Rockstar, dll. dengan berbagai varian rasa. Industri minuman energi sendiri bernilai $3,5 miliar dollar setiap tahun (Babu, 2008). Sedangkan pada 2006 dilaporkan 30% anak muda mengkonsumsi minuman energi (Foxnews.com, 2006). Salah satu bahan utama minuman energi adalah kafein, yang biasanya ditambahkan asam amino, vitamin B, dan bahan herbal (Dlugosz, et al., 1992). Jika dikonsumsi dalam jumlah sedikit kafein dapat memberi dampak positif. Namun dalam jangka panjang kafein dapat menimbulkan efek samping yang merugikan. Studi oleh Bawazeer dan Alsobahi menunjukkan bahwa peminum minuman energi menunjukkan efek samping seperti palpitasi, insomnia, nyeri kepala, tremor, gelisah, mual, dan muntah. Konsumsi kafein secara reguler juga menimbulkan efek samping ketergantungan (Bawazeer dan Alsobahi, 2013). Selain kuliah sehari-hari, banyak mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran yang memiliki aktivitas baik di tingkat universitas maupun fakultas seperti BEM, BPM, UKM, KKM, dan organisasi keagamaan. Aktivitas tersebut memakan banyak waktu mahasiswa sehingga minuman energi bisa menjadi salah satu minuman yang dikonsumsi oleh mahasiswa. Oleh karena itu perlu diketahui tinggkat penggunaan minuman energi di antara mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran. 2. Rumusan Masalah a. Apakah mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran mengkonsumsi minuman energi? b. Seberapa sering mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran mengkonsumsi minuman energi? c. Apa saja merek minuman energi yang dikonsumsi Fakuktas Farmasi Universitas Padjadjaran? 3. Tujuan a. Mengetahui apakah mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran mengkonsumsi minuman energi b. Mengetahui tingkat konsumsi minuman energi oleh mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran c. Mengetahui jenis dan merek minuman energi yang dikonsumsi oleh mahasiswa Fakuktas Farmasi Universitas Padjadjaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Minuman berenergi adalah minuman nonalkohol berkarbonasi yang dirancang untuk menstimulasi sistem metabolik dan saraf pusat sehingga, dapat memengaruhi performa fisik dan mental saat melakukan aktivitas. Salah satu komponen aktif dalam minuman berenergi yaitu niasin dan kafein. Saat ini penjualan minuman berenergi telah semakin marak, luas, dan beraneka ragam di pasaran terutama di wilayah perkotaan. Sebagian besar minuman berenergi terutama dikonsumsi sebagai energy booster oleh para pekerja yang melakukan aktivitas berat, lama, dan butuh konsentrasi tinggi sepeti pegawai kantor, buruh pabrik, maupun mahasiswa (Putra, et. al, 2017). Minuman energi termasuk dalam kategori suplemen minuman (Putriastuti et. al, 2007). Minuman e3nergy merupakan jenis minuman yang mengandung 3nergy3nt, pada umumnya kafein, yang dipasarkan sebagai minuman yang dapat memberikan stimulus pada mental dan fisik. Selain kafein, 3nergy3nt lainnya seperti taurin, guarana juga biasanya terkandung dalam minuman 3 nergy serta ditambah berbagai bentuk ginseng. Beberapa minuman 3nergy mengandung kadar gula yang tinggi. Beberapa jenis minuman 3nergy juga mengandung pemanis buatan versi diet, serta ada yang berkarbonat dan tidak berkarbonat (Meier, 2013). Kafein ialah senyawa kimia yang dijumpai secara alami di dalam makanan contohnya biji kopi, teh, biji kelapa, buah kola (cola nitide) guarana, dan mate. Teh adalah sumber kafein yang lain, dan mengandung setengah dari kafein yang dikandung kopi. Beberapa tipe teh yaitu teh hitam mengandung lebih banyak kafein dibandingkan jenis teh yang lain. Kafein juga merupakan bahan yang dipakai untuk ramuan minuman non alkohol seperti cola, yang semula dibuat dari kacang kola. Soft drinks khususnya terdiri dari 10-50 mg kafein (Novita dan Bambang, 2017). Pemerintah telah menetapkan standar kafein pada minuman berenergi yaitu SNI No 01-6684-2002 tentang minuman berenergi. Tujuan dari SNI tersebut adalah untuk melindungi konsumen dari efek negatif kafein yang berlebih. Namun disisi lain, konsentrasi kafein yang telah ditentukan tersebut tidak memberikan efek stamina yang instan bagi konsumen, sehingga dimungkinkan ada produsen yang meningkatkan kadar kafeinnya untuk menghasilkan efek yang cepat bagi pengkonsumsinya. Kadar maksimum pada minuman berenergi berdasarkan peraturan menurut SK Dirjen POM No.PO.04.02.3.01510 dan SNI No 01- 6684-2002 yaitu 50 mg persaji (BPOM RI, 2004). Kafein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai nama lain yaitu kafein, tein, atau 1,3,7-trimetilxantin. Kristal kafein dalam air berupa jarumjarum bercahaya. Bila tidak mengandung air, kafein meleleh pada suhu 234oC – 239oC dan menyublim pada suhu yang lebih rendah. Kafein mudah larut dalam air panas dan kloroform, tetapi sedikit larut dalam air dingin dan alkohol (Novita dan Bambang, 2017). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minuman energi memiliki dampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi secara terus menerus. Konsumsi minuman energi menjadi salah satu faktor risiko terjadinya gagal ginjal kronik (Tanjoyo, 2012). Selain itu, menurut Badan Pangan Dunia (FAO) pemanis buatan yang terkadang menjadi salah satu bahan minuman energi yaitu natrium benzoat bersifat karsinogenik jika dikonsumsi secara berlebihan. Tak hanya itu, kandungan kafein yang umumnya terdapat pada minuman energi jika dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan stres dan peningkatan denyut jantung (Maniarsu, 2011).

Daftar Pustaka Babu KM, Church RJ, Lewander W. 2008. Energy Drinks: The New Eye-Opener For Adolescents. Clin Pediatr Emerg Med, 9(1): 35– 42. Dlugosz, Larry, Michael B. Bracken. 1992. Reproductive Effects of Caffeine: A Review and Theoretical Analysis. Epidemiologic Reviews, Volume 14, edisi 1, 1 January 1992, halaman 83–100. Bawazeer N A, AlSobahi N A. Prevalence and side effects of energy drink consumption among medical students at Umm Al-Qura University, Saudi Arabia. International Journal of Medical Students 2013; 1(3):104-8. FoxNews.com. 2006. Tersedia online di https://www.foxnews.com/story/teens-abusing-energyboosting-drinks-doctors-fear [Diakses pada 11 Maret 2019]. Maniarsu S. Analisa Natrium Benzoat dalam Minuman Isotonik di Kota Medan Tahun 2011 [Skripsi]. Medan: Universitas Sumatera Utara; 2011.x Meier B. Energy Drinks Promise Edge, but Experts Say Proof Is Scant, The New York Times, Selasa 1 Januari 2013. Novita, Lenny; Barita Aritonang. 2017. PENETAPAN KADAR KAFEIN PADA MINUMAN BERENERGI SEDIAAN SACHET YANG BEREDAR DI SEKITAR PASAR PETISAH MEDAN. Jurnal Kimia Saintek dan Pendidikan, Volume I, Nomor 1, Tahun 2017, Hal 37-42. Putra, Ngurah Agung Reza Satria Nugraha; Erma Sulistyaningsih; dan Jauhar Firdaus. 2017. Pengaruh Pemberian Niasin dan Kafein dalam Model Minuman Berenergi terhadap Fisiologi Hati Tikus Wistar Jantan (The Effect of Caffeine and Niacin Administration within Energy Drink Model towards Liver Physiology of Male Wistar Rat). e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5 (no. 3), Putriastuti R, Kustiyah L, Anwar F. Persepsi, Konsumsi, dan Preferensi Minuman Berenergi. Jurnal Gizi dan Pangan. 2007; 2(3):13-25.

Related Documents


More Documents from "Mohd Najib"